Tanggung Jawab Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Dalam Rangka Perlindungan Konsumen

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa era globalisasi ini, Indonesia telah melakukan perkembangan
yang cukup signifikan di berbagai bidang, khususnya bidang perdagangan barang.
Tidak sedikit yang menginginkan produksi barang dari Indonesia, terutama yang
“khas” dari Indonesia atau dengan kata lain yang tidak dapat ditemukan di negara
manapun. Hal ini merupakan kesempatan yang besar bagi negara kita untuk
meningkatkan daya saing dan meningkatkan perekonomian negara dengan
pengadaan barang yang berkualitas. Terlebih dengan bergabungnya Indonesia
dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), dimana kesempatan para investor luar
negeri untuk berinvestasi dan membuka usaha di Indonesia semakin terbuka lebar,
maka diharapkan produk dalam

negeri mampu bersaing dengan produk luar

negeri. Akan tetapi, ada dampak negatif dalam era perdagangan bebas ini yang
memungkinkan arus barang dan/atau jasa dapat masuk ke semua negara dengan

bebas, sehingga berbagai macam jenis produk akan banyak beredar di pasaran. 1
Semakin beragamnya produk barang yang dihasilkan oleh Pelaku
Usaha/Produsen tentunya diperlukan suatu sarana informasi yang tepat dan benar
agar hal ini tidak merugikan pihak Konsumen.Salah satu bentuk informasi adalah
jaminan mengenai mutu atas produk yang dikonsumsinya.

1

Elly Hernawati, “Standardisasi Produk, Lindungi Kepentingan Konsumen”. Lihat
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b8129829624bc57f3a2987957
50e68058a43b5fd09 (diakses pada tanggal 19 April 2016).

1

Universitas Sumatera Utara

2

Diterapkannya pasar bebas pada dasarnya dibutuhkan adanya kesiapan
bagi para Pelaku Usaha/Produsen di dalam menghasilkan dan memasarkan

produknya apakah sudah memenuhi kualitas mutu yang dikehendaki oleh pasar
tersebut.Syarat minimal adalah adanya standardisasi dan sertifikasi pada produk
yang dihasilkan dan dipasarkannya. 2Apa itu standardisasi? Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), standardisasi ialah penyesuaian bentuk (ukuran,
kualitas,

dan

pembakuan. 3

sebagainya) dengan

pedoman

Standardisasi

proses

ialah


(standar)

yang ditetapkan;

merencanakan,

merumuskan,

menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan mengawasi Standar
yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua Pemangku
Kepentingan. 4
Mengingat pentingnya standardisasi ini, maka hal tersebut seharusnya
dapat mendorong Pelaku Usaha/Produsen untuk meningkatkan mutu dan daya
saing produksinya, baik dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun memenuhi kebutuhan luar negeri serta mampu menciptakan persaingan
usaha yang sehat diantara para Pelaku Usaha/Produsen, khususnya untuk produksi
barang yang sama atau sejenis.
Setiap Pelaku Usaha/Produsen harus memahami terlebih dahulu
pengertian Standar. Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang
2


Lihat : Bagian Menimbang huruf a. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional, yang menyatakan bahwa : “Dalam rangka mendukung
peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau
personel, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan konsumen, pelaku
usaha, tenaga kerja dan masyarakat khususnya di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan, dan
lingkungan hidup maka efektivitas pengaturan di bidang standardisasi perlu lebih ditingkatkan”.
3
http://kbbi.web.id/standardisasi (diakses pada tanggal 19 April 2016).
4
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Bab I, Pasal 1 angka 1.

Universitas Sumatera Utara

3

dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus
semua


pihak/Pemerintah/keputusan

internasional

yang

terkait

dengan

memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan
masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 5
Standardisasi produk barang sangat penting dalam perdagangan global.
Kebijakan untuk memperketat standar itu perlu dilakukan karena banyak
diketemukan produk-produk barang dengan tingkat keamanan yang rendah,
misalnya pada produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, ataupun
produk barang yang lain.
Pada dasarnya, standardisasi itu berfungsi untuk membantu menjembatani
antara kepentingan Konsumen dengan kepentingan Pelaku Usaha/Produsen.

Karena dengan cara menetapkan standar produk yang tepat, hal ini dapat
memenuhi kepentingan dan mencerminkan apresiasi dari kedua belah pihak.
Barang yang tidak memenuhi syarat mutu dapat menimbulkan kerugian
pada Konsumen, terlebih bila produk tersebut berupa makanan atau minuman
yang dapat membahayakan kesehatan pada Konsumen. Oleh karena itu, dalam
rangka untuk memasuki pasar bebas dibutuhkan adanya kesiapan terhadap
produk-produk domestik, dan salah satu cara untuk melindungi produk domestik
agar dapat bersaing dari serbuan produk-produk luar negeri adalah memperketat
berlakunya standardisasi produk atau adanya penetapan standardisasi produk
Indonesia.
5

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Bab I, Pasal 1, angka 3.

Universitas Sumatera Utara

4

Badan atau lembaga yang bertanggung jawab untuk membina,

mengembangkan, serta mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi
secara nasional adalah Badan Standardisasi Nasional yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan
Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001. 6Badan Standardisasi Nasional
merupakan lembaga pemerintah non-kementerian Indonesia dengan tugas pokok
mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di negara Indonesia.Badan
ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional (DSN). 7Dalam
melaksanakan tugasnya, Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada
Peraturan

Pemerintah

Nomor

102

tahun


2000

tentang

Standardisasi

Nasional.Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
digunakan sebagai standar teknis di Indonesia.
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah sistem standar nasional yang
telah lama dan menjadi acuan Negara Indonesia dibawah Badan Standardisasi
Nasional. Badan Standardisasi Nasional menerapkan standardisasi produk yang
diproduksi di Indonesia maupun produk yang masuk dari negara lain. Sejalan
dengan perkembangan kemampuan nasional di bidang standardisasi dan dalam

6

Adi Purna Wijaya, “Proses Sertifikasi SNI Untuk Impor Produk Peralatan Makan Dan
Minum Melamin Pada PT. Famous Pacific Shipment Indonesia (FPS) Branch Yogyakarta”
(Skripsi, Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, 2012).

7
“Badan Standardisasi Nasional”.Lihat:
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Standardisasi_Nasional (diakses pada tanggal 19
April 2016).

Universitas Sumatera Utara

5

mengantisipasi era globalisasi perdagangan dunia, kegiatan standardisasi yang
meliputi standar dan penilaian kesesuaian secara terpadu perlu dikembangkan
secara berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan meningkatkan daya
saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan, dan melindungi
kepentingan umum. 8
Mengenai sertifikasi, sebagaimana pasal 1 angka 11 Peraturan Pemerintah
RI Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional adalah rangkaian
kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan/atau jasa. Sedangkan
pengertian

sertifikat


adalah

jaminan

tertulis

yang

diberikan

oleh

lembaga/laboratorium yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa barang,
jasa,

proses,

sistem


atau

personel

telah

memenuhi

standar

yang

dipersyaratkan. 9Bukti dari rangkaian kegiatan tersebut adalah berupa tanda
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang merupakan tanda sertifikasi yang
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk menyatakan telah
terpenuhinya persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI). 10
Terkait dengan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka setiap produk
yang dihasilkan Pelaku Usaha/Produsen seharusnya memberikan jaminan atas
mutu dan kualitas kepada Konsumen, sehingga diperlukan adanya Sertifikasi
Produk, yakni pemberian jaminan tertulis dari pihak ketiga independen bahwa

8

Adi Purna Wijaya, “Proses Sertifikasi SNI Untuk Impor Produk Peralatan Makan Dan
Minum Melamin Pada PT. Famous Pacific Shipment Indonesia (FPS) Branch Yogyakarta”
(Skripsi, Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, 2012).
9
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional, Bab I, Pasal 1 angka 12.
10
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Bab I, Pasal 1, angka 10.

Universitas Sumatera Utara

6

suatu produk beserta proses yang mendukungnya telah memenuhi persyaratan
kesehatan, keamanan, keselamatan dan lingkungan.
Sertifikasi bertujuan mendukung penerapan standar keselamatan suatu
produk. Hal ini sejalan dengan tujuan dari Standardisasi Nasional, yaitu: 11
1.

Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja,
dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan
maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2.

Membantu kelancaran perdagangan;

3.

Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.
Perlindungan kepada konsumen sebagaimana tertulis dalam poin pertama

diatas makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan
dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi
produsen atas barang atau jasa yang dihasilkan dalam rangka mencapai sasaran
usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, akhirnya baik
langsung maupun tidak langsung maka konsumenlah yang pada umumnya akan
merasakan dampaknya. Dengan demikian, upaya-upaya untuk memberikan
perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatu
hal yang penting dan mendesak untuk segera dicari solusinya, terutama di
Indonesia, mengingat sedemikian kompleksnya permasalahan yang meyangkut
perlindungan konsumen, lebih-lebih dalam menghadapi era perdagangan bebas
sekarang ini. 12

11

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional, Bab I, Pasal 3.
12
Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen (Bandung :
Penerbit Mandar Maju, 2000), hlm. 3-4.

Universitas Sumatera Utara

7

Suatu produk yang sudah memenuhi standar akan diberikan Sertifikasi
Produk dan biasanya hal itu ditempatkan/dimuncukan pada produknya ataupun
pada kemasannya. Suatu produk yang sudah memiliki Sertifikasi Produk
memberikan

jaminan

terhadap

produk

yang

dihasilkan

oleh

Pelaku

Usaha/Produsen tersebut.Karena sertifikasi atas suatu produk itu baru diberikan
setelah melalui pengujian dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan
berdasarkan aturan tentang penstandardan. Dengan kata lain, kepercayaan
Konsumen atas produk yang akan dikonsumsinya terletak pada ada atau tidaknya
bukti sertifikasi pada produk tersebut, salah satu bentuk suatu produk telah
memenuhi penstandardan adalah berlabel SNI.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk perlindungan terhadap konsumen jika dikaitkan dengan
standar nasional Indonesia?
2. Bagaimana prosedur penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda standar
nasional Indonesia?
3. Bagaimana tanggung jawab lembaga sertifikasi produk terhadap penerbitan
sertifikat produk penggunaan tanda standar nasional Indonesia dalam rangka
perlindungan konsumen?

Universitas Sumatera Utara

8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian
skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memahami bentuk perlindungan terhadap konsumen yang berkaitan
erat dengan Standar Nasional Indonesia.
b. Untuk mengetahui prosedur penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda
Standar Nasional Indonesia.
c. Untuk mengetahui tanggung jawab lembaga sertifikasi produk terhadap
penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia
dalam rangka perlindungan konsumen.
2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.

Secara teoritis
Pembahasan terhadap masalah dalam tulisan ini akan memberikan
pemahaman mengenai bentuk perlindungan terhadap konsumen yang erat
kaitannya dengan Standar Nasional Indonesia, prosedur penerbitan
sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia, dan
tanggung jawab lembaga sertifikasi produk terhadap penerbitan sertifikat
produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia dalam rangka
perlindungan konsumen, mengingat bahwa buku dan tulisan yang
membahas masalah yang berkenaan dengan tema tulisan ini masih minim
maka penulisan ini didukung oleh pendapat sarjana, untuk itu penulis

Universitas Sumatera Utara

9

mengharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan pemikiran terhadap
Standar Nasional Indonesia dan lembaga sertifkasi produk penggunaan
tanda Standar Nasional Indonesia.
2. Secara praktis
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca, baik
kalangan akademis yang belum mengetahui bagaimana tanggung jawab
lembaga sertifikasi produk terhadap penerbitan sertifikat produk
penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia dan bagi para konsumen
agar mengetahui bahwa sebelum menggunakan suatu produk dalam negeri
hendaknya memperhatikan mutu dan kualitas produk tersebut, salah
satunya ialah dengan cara melihat apakah produk tersebut sudah mendapat
sertifikasi dan standardisasi melalui label SNI.

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeriksaan di perpustakaan Pusat
Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
skripsi dengan judul “Tanggung Jawab Lembaga Sertifikasi Produk Terhadap
Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia
Dalam

Rangka

Perlindungan

Konsumen”

ini

belum

pernah

ditulis

sebelumnya.Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang
hendak dicapai melalui penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa
skripsi ini merupakan karya sendiri yang asli dan disusun melalui referensi
buku-buku dan informasi dari media cetak maupun media elektronik sehingga

Universitas Sumatera Utara

10

hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan terutama secara ilmiah atau
secara akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) memang adalah satu-satunya standar
yang berlaku secara nasional di Indonesia.Standar Nasional Indonesia (SNI)
dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah dokumen berisi ketentuan
teknis (merupakan konsolidasi IPTEK dan pengalaman) (aturan, pedoman atau
karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara
konsensus (untuk menjamin agar suatu standar merupakan kesepakatan pihak
yang berkepentingan) dan ditetapkan (berlaku di seluruh wilayah nasional) oleh
Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk dipergunakan oleh pemangku
kepentingan dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari
konteks keperluan tertentu. 13
Agar Standar Nasional Indonesia (SNI) memperoleh keberterimaan yang
luas antara para stakeholder, maka Standar Nasional Indonesia (SNI)
dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu: 14

13

Indah Aritonang, “SNI ( Standar Nasional Indonesia), Standardisasi Tingkat Nasional”.
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/10/sni-standar-nasionalindonesia.html (diposting Minggu, 6 Oktober 2013).
14
“Standar
Nasional
Indonesia”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Nasional_Indonesia (diakses pada tanggal 20 April 2016).

Universitas Sumatera Utara

11

a. Openness (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang
berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan Standar
Nasional Indonesia (SNI);
b. Transparency (transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang
berkepentingan

dapat

mengikuti

perkembangan

Standar

Nasional

Indonesia (SNI) mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke
tahap penetapannya. Dan dapat dengan mudah memperoleh semua
informasi yang berkaitan dengan pengembangan Standar Nasional
Indonesia (SNI);
c. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak): Tidak
memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan
kepentingannya dan diperlakukan secara adil;
d. Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi
perdagangan

karena

memperhatikan

kebutuhan

pasar

dan

tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Coherence: Koheren dengan pengembangan standar Internasional agar
perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar
global dan memperlancar perdagangan Internasional;
f. Development

dimension

(berdimensi

pembangunan):

Berdimensi

pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan
nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
2. Lembaga Sertifikasi Produk

Universitas Sumatera Utara

12

Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu dan dan daya saing produk
untuk memasuki pasar nasional, regional, maupun Internasional, serta
memberikan perlindungan pada konsumen, setiap produk yang akan diekspor
maupun yang beredar di pasar dalam negeri perlu diawasi dan dikendalikan
mutunya, salah satunya melalui Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar
Nasional Indonesia (SPPT-SNI) atau standar lain yang diacu dan diakui oleh
Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN). 15
3. Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 16
Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang tersebut diatas cukup
memadai.Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum”, diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan
sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan
perlindungan konsumen. 17

15

“Overview
Sertifikasi
LSPro”.
http://www.bbk.go.id/index.php/page/index/57/overview-lspro (diakses pada tanggal 20 April
2016).
16
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Bab I, Pasal 1 angka 1.
17
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 1.

Universitas Sumatera Utara

13

F. Metode Penulisan
Metode merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada dalam suatu
penelitian yang berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. 18Jenis
penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif.
Pemilihan metode ini, sebagaimana yang ditulis Peter Mahmud Marzuki,
penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsipprinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang
akan dihadapi. Alasan penggunaan penelitian hukum normatif ialah penelitian
ini mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan. Metode penelitian
yang dipakai dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian hukum deskriptif yang
bersifat normatif, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Perundang-undangan yang akan dibahas dalam skripsi ini
antara lain Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102
Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, serta peraturan lain yang berkaitan
dengan skripsi ini. Alasan penggunaan penelitian deskriptif normatif ialah
penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan. Dalam

18

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. III (Jakarta : Universitas
Indonesia-press, 1986), hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

14

penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian kepustakaan yakni tata cara
pengumpulan data yang bersumber pada bahan-bahan kepustakaan. 19
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menginventarisir hukum positif
yang berkaitan dengan hukum di bidang Sertifikat Produk Penggunaan Tanda
Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI).
2. Jenis Data
Data yang dipergunakan berupa data sekunder.Data sekunder adalah data
yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapat data
yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau
metode, baik secara komersial maupun non komersial.
Adapun data yang dimaksudkan adalah data yang diperoleh dari bahanbahan pustaka, yang mencakup:
a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait,
antara lain:
1) Undang-Undang

Nomor

8

Tahun

1999

tentang

Perlindungan

Konsumen.
2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian.
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional.
b. Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul
skripsi,

artikel-artikel,

hasil-hasil

penelitian,

laporan-laporan

dan

19

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 13-14.

Universitas Sumatera Utara

15

sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media
elektronik.
c. Bahan hukum tersier, mencakup bahan yang memberi petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari penulisan skripsi ini dilakukan melalui teknik
studi pustaka (literature research), yaitu mencari dan mengumpulkan data
berdasarkan data yang tertulis seperti buku, peraturan-peraturan dan tesis, dan
juga mengambil informasi dengan menggunakan media elektronik yaitu internet.
4. Analisis Data
Data yang diperoleh dari studi kepustakaan dianalisis dengan metode
kualitatif 20, yaitu dengan:
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang relevan.
b. Mengelompokkan bahan-bahan hukum yang relevan secara sistematis.
c. Mengolah bahan-bahan hukum tersebut sehingga dapat menjawab
permasalahan yang telah disusun.
d. Memaparkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap
bahan-bahan hukum yang telah diolah tersebut.

G. Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan adalah gambaran-gambaran umum
dari keseluruhan isi penulisan skripsi sehingga mudah untuk mencari hubungan
20

Metode kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data perspektif
analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau
lisan, dan perilaku nyata. Ibid hlm. 67.

Universitas Sumatera Utara

16

antara satu pokok pembahasan dengan pokok pembahasan yang lain. Hal ini
sesuai dengan pengertian sistem yaitu rangkaian beberapa komponen yang satu
sama lain saling berkaitan atau berhubungan untuk terjadinya suatu hal. Skripsi
ini disusun dalam lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa
sub-bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan
pembahasan bab yang dimaksudkan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai Latar Belakang
masalah yang menjadi dasar penulisan, Pokok Permasalahan,
Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II

STANDAR

NASIONAL

INDONESIA

SEBAGAI

SUATU

BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN
Bab ini menerangkan tentang Pengertian Standar Nasional
Indonesia, Latar Belakang Berlakunya Standar Nasional Indonesia,
kemudian Bentuk-Bentuk Kerugian Yang Dialami Konsumen
Terhadap Produk Yang Tidak Berlabel Standar Nasional Indonesia,
serta

Standar

Nasional

Indonesia

Sebagai

Suatu

Bentuk

Perlindungan Terhadap Konsumen.
BAB III

PROSEDUR

PENERBITAN

SERTIFIKAT

PRODUK

PENGGUNAAN TANDA STANDAR NASIONAL INDONESIA

Universitas Sumatera Utara

17

Bab ini membahas mengenai Syarat Penerbitan Sertifikat Produk
Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia, selanjutnya
Kewenangan Lembaga Sertifikasi Produk Dalam Penerbitan
Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia,
dan terakhir Prosedur Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan
Tanda Standar Nasional Indonesia.
BAB IV

TANGGUNG JAWAB LEMBAGA
TERHADAP

PENERBITAN

SERTIFIKASI PRODUK
SERTIFIKAT

PRODUK

PENGGUNAAN TANDA STANDAR NASIONAL INDONESIA
DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN
Bab ini menguraikam tentang Kewajiban Lembaga Sertifikasi
Produk Terhadap Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda
Standar Nasional Indonesia, bagaimana Pengawasan Lembaga
Sertifikasi

Produk

Terhadap

Penerbitan

Standar

Nasional

Indonesia, kemudian apa Dampak Pemberlakuan Sertifikat Produk
Penggunaan

Tanda

Standar

Nasional

Indonesia

Terhadap

Konsumen, dan terakhir bagaimana Tanggung Jawab Lembaga
Sertifikasi

Produk

Terhadap

Penerbitan

Sertifikat

Produk

Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia Dalam Rangka
Perlindungan Konsumen.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara

18

Pada bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan yang
merupakan intisari bab-bab sebelumnya serta jawaban atas pokok
permasalahan dalam penulisan ini. Selain itu, penulis juga
mengemukakan saran-saran untuk penerapan Standar Nasional di
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara