Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bantuan Operasional Kesehatan
2.1.1

Definisi BOK
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah Anggaran dan Pendapatan

Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan dan merupakan bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang disalurkan melalui mekanisme
tugas pembantuan untuk percepatan pencapaian target program kesehatan prioritas
nasional khususnya MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan
kinerja puskesmas dan jaringannya, serta UKBM khususnya Poskesdes/Polindes,
Posyandu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif (Kermenkes, 2015).
BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mendukung operasional Puskesmas. Pada periode Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) tahun 2010–2014, BOK telah
banyak membantu dan sangat dirasakan manfaatnya oleh Puskesmas dan kader
kesehatan di dalam pencapaian program kesehatan prioritas nasional, khususnya
kegiatan promotif preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat

(Kemenkes, 2015).
2.1.2

Tujuan BOK
Dalam petunjuk Teknis BOK 2015 tujuan Bantuan Operasional Kesehatan

adalah meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam
mencapai target kesehatan tahun 2015.

9
Universitas Sumatera Utara

10

1. Tujuan Umum:
Mendukung peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif dalam mencapai target program kesehatan prioritas
nasional khususnya kesehatan .
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan dukungan dana operasional program bagi Puskesmas,

untuk pencapaian program kesehatan prioritas nasional.
b. Menyediakan dukungan dana bagi penyelenggaraan manajemen
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam
pelaksanaan program kesehatan prioritas nasional.
c. Mengaktifkan penyelenggaraan manajemen Puskesmas mulai dari
perencanaan, penggerakan/pelaksanaan lokakarya mini sampai dengan
evaluasi.
Selain tujuan Bantuan operasional Kesehtan juga memiliki beberapa sasaran
yaitu:
1. Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling).
2. Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
3. Dinas Kesehatan provinsi.
2.1.3

Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan

Dalam petunjuk teknis BOK 2015 kebijakan BOK meliputi :
1. Dana BOK bukan merupakan penerimaan fungsional pemerintah daerah
dan bukan dana utama dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di


Universitas Sumatera Utara

11

Puskesmas dan jaringannya serta UKBM, sehingga pemerintah daerah
tetap berkewajiban mengalokasikan dana operasional untuk Puskesmas.
2. Pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan Puskesmas dan jaringannya serta
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) harus berdasarkan
hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas,
yang diselenggarakan secara rutin/periodik sesuai kondisi wilayah kerja
Puskesmas.
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menerbitkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang alokasi BOK setiap
Puskesmas, secara proporsional dengan kriteria/parameter sebagai berikut:
a. Proporsi sasaran program (contoh bayi, anak balita, anak usia sekolah,

remaja, ibu hamil, ibu nifas, kelompok berisiko, dan lain lain).
b. Jumlah Posyandu di puskesmas, jumlah sekolah, dan atau jumlah


UKBM lainnya.
c. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas yang memberikan pelayanan

promotif preventif luar gedung.
d. Besaran biaya transportasi dari Puskesmas ke desa.
e. Proporsi dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per

Puskesmas.
f. Kriteria/parameter lain yang ditentukan oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
4. Pemanfaatan dana BOK harus di sinergikan dan tidak boleh duplikasi
dengan dana kapitasi JKN, dana APBD dan sumber dana lainnya.

Universitas Sumatera Utara

12

2.1.4


Ruang Lingkup Pemanfaatan BOK
Dana BOK selain untuk operasional Puskesmas dan jaringannya, juga

dialokasikan untuk dukungan manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
untuk dukungan manajemen Dinas Kesehatan Provinsi.
Berikut adalah ruang lingkup kegiatan dan pemanfaatan dana BOK menurut
petunjuk teknis BOK 2015 :
a) Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi memperoleh dana dukungan manajemen BOK
yang dipergunakan untuk kegiatan antara lain:
1. Penyelenggaraan pertemuan koordinasi (perencanaan, penggerakan,
evaluasi)

tingkat

provinsi

yang

melibatkan


kabupaten/kota/

Puskesmas, lintas program, lintas sektor
2. Penyelenggaraan rapat teknis pengelolaan BOK
3. Penyelenggaraan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan BOK
lingkup

administrasi

dan

program

ke

Dinas

Kesehatan


Kabupaten/Kota, Puskesmas dan jaringannya serta UKBM dan
4.

Pelaksanaan konsultasi/koordinasi teknis program BOK ke pusat.

b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memperoleh dana dukungan manajemen
BOK yang dipergunakan untuk kegiatan antara lain:
1. Penyelenggaraan pertemuan koordinasi (perencanaan, penggerakan,
evaluasi) tingkat kabupaten/kota yang melibatkan Puskesmas, lintas
program, lintas sektor

Universitas Sumatera Utara

13

2. Penyelenggaraan rapat teknis pengelolaan BOK
3. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan BOK
lingkup administrasi dan program ke Puskesmas dan jaringannya serta
UKBM

4. Pelaksanaan konsultasi/koordinasi teknis program BOK ke provinsi
5. Pelaksanaan

konsultasi/rekonsiliasi

ke

Kantor

Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN)/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Negara (Kanwil DJPbN); dan
6. Pelaksanaan konsolidasi laporan keuangan BOK ke pusat (berdasarkan
undangan).
c) Puskesmas
1. Minimal 60% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk
Program Kesehatan Prioritas melalui berbagai kegiatan yang berdaya
ungkit tinggi untuk pencapaian bidang kesehatan.
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas

yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara
optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun
masyarakat).
Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA
dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan
kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.

Universitas Sumatera Utara

14

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB dan DBD).
Kesehatan Lingkungan yaitu

program pelayanan kesehatan

lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan

pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
dan tempat umum termasuk pengendalian lingkungan dengan peningkatan
peran serta masyarakat.
Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan
kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi
peningkatan pendidikan dan perbaikan gizi, penanggulangan gizi kurang
dan gizi buruk, peningkatan survailans gizi,
2. Maksimal 40% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk
Program Kesehatan lainnya dan Manajemen Puskesmas.
1. Program kesehatan Lainnya
Ruang Lingkup Kegiatan Progam Kesehatan lainnya meliputi :
a. UKM esensial diluar kegiatan prioritas berdaya ungkit tinggi antara
lain pelaksanaan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dan
tindak lanjutnya dalam UKS, kegiatan kesehatan reproduksi bagi
remaja dan calon pengantin, penyuluhan gizi bagi pekerja
perempuan termasuk kelompok resiko tinggi, senam nifas,
pelaksanaan senam ibu hamil, pelaksanaan pemantauan kebugaran

Universitas Sumatera Utara


15

jasmani anak sekolah, remaja dan pekerja, pelaksanaan penyuluhan
pemanfaatan tanaman obat keluarga.
b. Upaya kesehatan lainnya sesuai dengan UKM Pengembangan
berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, pelacakan kasus
kematian ibu dan bayi, autopsi verbal kematian ibu dan bayi
c. Penyegaran/refreshing kader kesehatan; dan
d. Upaya kesehatan lainnya yang bersifat lokal spesifik.
2. Manajemen Puskesmas
a. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini untuk menyusun Rencana

Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of Action (POA) Tahunan
setelah

Puskesmas

menerima

alokasi

dana

BOK

dari

kabupaten/kota.
b.

Penyelenggaraan rapat lokakarya mini bulanan atau tribulanan
untuk membahas evaluasi kegiatan bulan sebelumnya dan
menyusun

rencana

kegiatan

bulan

yang

akan

datang.

Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan melibatkan seluruh
jajaran Puskesmas dan jaringannya, sedangkan penyelenggaraan
lokakarya mini tribulanan yang membahas dukungan lintas
sektoral untuk mengatasi berbagai masalah dan pemecahan
masalah yang dihadapi, melibatkan kepala desa, anggota
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lintas sektor
kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

16

c. Penyelenggaraan rapat-rapat yang diperlukan di tingkat desa untuk

membahas pelaksanaan program kesehatan di tingkat desa.
d. Pelaksanaan pembinaan/supervisi kegiatan ke lapangan oleh kepala

Puskesmas dan koordinator program/kegiatan.
e. Pelaksanaan konsultasi, pengiriman laporan, menghadiri undangan

dan keperluan lainnya terkait dengan BOK ke kabupaten/kota.
2.1.5

Pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan
Puskesmas
1. Pembelian ATK untuk kegiatan pendukung BOK.
2. Biaya administrasi perbankan, apabila sesuai ketentuan bank
setempat memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka
dan menutup rekening bank Puskesmas.
3. Pembelian materai.
4. Penggandaan/fotokopi laporan.
5. Pengiriman surat/laporan.
6. Pembelian konsumsi rapat.
Pemanfaatan dana BOK yang dugunakan untuk dana Operasional di
Puskesmas meliputi :
1. Perjalanan dinas sampai dengan delapan jam digunakan untuk

membiayai transpor bagi petugas kesehatan dan kader kesehatan,
tokoh masarakat dan tokoh agama dalam bentuk kegiatan :
a. Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di luar gedung.
b. Pelaksanaan rapat lokakarya mini dan musyawara di desa.

Universitas Sumatera Utara

17

2. Perjalanan dinas lebih dari delapan jam, yaitu membiayai transpor,

uang harian petugas kesehatan dan biaya penginapan terkait BOK ke
desa dengan akses yang sulit wilayah kerja puskesmas.
3. Pembelian barang

a. Pembelian barang Bahan Makanan Tambahan (PTM) dan
penyuluhan.
b. Pembelian konsumsi rapat.
c.

Pengadaan

pedoman

dan

media/bahan

penyuluhan

pada

masyarakat.
2.1.6

Pengelolah BOK Tingkat Puskesmas
Dalam Petunjuk Teknis BOK 2015 Pengelola BOK di Puskesmas

berdasarkan Surat Keputusan KPA terdiri dari Penanggung jawab dan Pengelola
Keuangan BOK yaitu :
1. Penanggung Jawab BOK di Puskesmas adalah Kepala puskesmas.
2. Pengelolah keuangan BOK puskesmas.
2.1.7

Indikator Kinerja BOK
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan BOK,

maka perlu ditetapkan indikator kinerja sebagai alat untuk memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan BOK. Tujuan penetapan indikator kinerja ini adalah
untuk penilaian kinerja internal jajaran kesehatan setiap tingkatan dan untuk
penilaian kinerja eksternal Kementerian Kesehatan terkait dengan pengelolaan
BOK dan transparansi publik. Indikator kinerja BOK meliputi aspek manajemen
dan aspek program.

Universitas Sumatera Utara

18

1. Aspek Manajemen Puskesmas
Publikasi laporan pemanfaatan BOK Puskesmas mempublikasikan laporan
pemanfaatan dana BOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camat
setiap 3 bulan.
2. Aspek Program di Puskesmas
Cakupan pencapaian indikator program kesehatan, yang diselenggarakan
oleh Puskesmas yang berasal dari berbagai sumber biaya termasuk BOK. Target
ditetapkan oleh masing-masing Puskesmas serta kabupaten/kota.

Laporan

cakupan program dikirimkan secara berjenjang dari Puskesmas kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan seterusnya sampai ke
tingkat pusat. Pelaporan yang bersifat rutin menggunakan format dan mekanisme
yang telah ditetapkan meliputi:
a. Laporan kegiatan Puskesmas menggunakan format laporan yang selama

ini berlaku
b. Laporan keuangan sesuai ketentuan Sistem Akuntansi Instansi. Selain itu

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi juga menyusun laporan
tahunan pelaksanaan BOK berdasarkan laporan yang diterima.
2.2 Puskesmas
2.2.1

Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas

pelayanan

kesehatan

yang

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Universitas Sumatera Utara

19

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginyadi wilayah kerjanya (Permenkes, 2014).
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi :
a. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangk kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah danmengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat.
b. pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya
c. kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d. pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
e. teknologi tepat guna
Puskesmas

menyelenggarakan

Pelayanan

Kesehatan

dengan

memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

20

f. keterpaduan dan kesinambungan.
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas
2.2.2

Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 2014 Dalam menyelenggarakan
tugasnya puskesmas memiliki fungsi yaitu :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
a.

melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan.

b. masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
c. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
d. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
e. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait.
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
g. melaksanakan

peningkatan

kompetensi

sumber

daya

manusia

Puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

21

h. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses.
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. menyelenggarakan

Pelayanan

Kesehatan

yang

mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi.
f. melaksanakan rekam medis.
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan.
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Universitas Sumatera Utara

22

j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
2.2.3

Upaya Kesehatan Puskesmas
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud yaitu :
1. pelayanan promosi kesehatan;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. pelayanan gizi; dan
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas
serta pelayanan bayi dan balita.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu

program

pelayanan

kesehatan

Puskesmas

untuk

mencegah

dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB dan DBD).
Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

Universitas Sumatera Utara

23

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan
dan perbaikan gizi, penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk, peningkatan
survailans gizi.
2.2.4

Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen mancakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh

individu individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan
tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapakan bagaimana melakukannya,
memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari
usaha usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatau
kondisi lingkungan yang memeberikan responsi ekonomis, psikologis, sosial,
politis

dan

sumbangan

sumbangan

teknis

serta

pengendaliannya

(Terry, 2012).
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni. Ada wadah pengetahuan
tentang manajemen terorganisir, ada ilmu pengetahuan yang menjelaskan bahwa
manajemen dapat dibuktikan kebenarannya secara umum.
Manajemen puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif
dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas

Universitas Sumatera Utara

24

yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan
dan pertanggung jawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan
secara terkait dan berkesinambungan (Sulaiman, 2011) .
Manajemen Puskesmas diselenggarakan sebagai :
1.

Proses penyampaian tujuan puskesmas.

2. Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai puskesmas
(management by objectives atau MBO) enurut Drucker.
3. Proses pengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efesiensi
dan efektivitas puskesmas.
4. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
5. Proses kerja sama dan kemitraan dalam pencapaian tujuan puskesmas
6. Proses pengelola lingkungan.
2.2.5

Fungsi Manajemen Puskesmas
Fungsi manajemen yang digunakan oleh puskesmas diadaptasi dari fungsi

manajemen yang dikemukakan oleh Terry (2012 )yang terdiri dari :
1. Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang harus dimulai dengan

merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif
kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas,
tidak ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staff untuk
mencapai Puskesmas. Melalui fungsi perencanaan puskesmas akan
ditetapkan tugas tugas pokok staff dan tugas tugas pokok staff ini
pimpinan puskesmas akan mempunyai pedoman supervisi dan menetapkan

Universitas Sumatera Utara

25

sumber daya yang dibutuhkan oleh staff untuk menjalankan tugas
tugasnya.
2. Organizing (pengorganisasian) adalah serangkaian kegiatan manajemen

untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki puskesmas dan
memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan puskesmas. Atas
dasar pengertian teersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses
pengintregasian semua sumber daya yang dimiliki puskesmas.
3.

Actuating (penggerakan pelaksanaan) adalah proses pembimbingan
kepada staf agar mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan
tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
serta dukungan sumber daya yang tersedia.

4. Controling (pengawasan/pembimbingan) adalah proses untuk mengamati

secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang sudah
disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan.
5. Evaluating (penilaian) adalah proses untuk menentukan nilai atau tingkat

keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta
memberikan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program.

Universitas Sumatera Utara

26

2.2.6

Pelaksanaan Manajemen Puskesmas
Pemikiran manajemen sistem menjelaskan bahwa kegiatan bagian

manapun dari sistem organisasi mempengaruhi dari setiap bagian yang lainnya.
Elemen dari sistem manajemennya yaitu :
a. Input berupa sumber sumber daya manajemen puskesmas, yang meliputi
man (ketenagaan), Money (dana / biaya ), material (bahan sarana dan
prasarana), machine (mesin atau peralatan/ teknologi) ,method (metode),
market, minute/time (waktu).
b. Proses yaitu proses pengubahan masukan menjadi pengeluaran dengan
melaksanakan fungsi fungsi manajemen dan pelayanan kesehatan di
puskesmas.
c. Output yaitu hasil langsung dari proses trasnformasi berupa pencapaian
cakupan indikator
2.3 Promosi Kesehatan
2.3.1

Definisi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Pelaksanaan promosi kesehatan di
Puskesmas pada dasarnya adalah penerapan strategi promosi kesehatan, yaitu
pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi di tatanan sarana kesehatan, khususnya
Puskesmas. Oleh karena itu, langkah awalnya adalah berupa penggerakan dan

Universitas Sumatera Utara

27

pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas Puskesmas agar mampu
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan Puskesmas dan menyusun rencana
untuk menanggulanginya dari sisi promosi kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Promosi Kesehatan di Puskesmas adalah upaya puskesmas untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok kelompok masyarakat,
agar pasien dapat mandiri dalm mempercepat kesembuahan dan rehabilitasinya,
klien dan kelompok kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan ( Hartono, 2010).
Kegiatan preventif adalah suatu kegiatan untuk mengendalikan risiko
kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup
seoptimal mungkin.
Kegiatan Promotif adalah kegiatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat secara optimal menolong dirinya sendiri (mencegah timbulnya masalah dan
gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya, dan
mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut sudah terlanjur
datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

28

2.3.2

Sasaran promosi Kesehatan

Dalam Kemenkes 2011 tentang Promosi Kesehatan Dalam pelaksanaan promosi
kesehatan dikenal adanya tiga jenis sasaran, yaitu :
1.

Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien,

individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
2.

Sasaran Skunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal

(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal
(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi
kemasyarakatan dan media massa.
3.

Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan

perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan
serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya
2.3.3

Strategi Promosi Kesehatan

1. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu,
keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu,
mau dan mampu mempraktikkannya.

Universitas Sumatera Utara

29

2. Bina Swasana
Bina swasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang
kondusif dan mendorong mempekaktikkannya serta penciptaan panutan dalam
mengadopsi dan melestarikannya.
3. Advokasi
Advokasi adalah pendekatan dan motifasi terhadap pihak pihak tertentu
yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan baik dari segi
materi maupun non materi.
2.4 Sumber Pendanaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
penggalian. Pengalokasian dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya drajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya (Adisasmito, 2010).
Sumber pendanaan di Puskesmas menurut Keputusan Menteri Kesehatan No
75 tahun 2014 yaitu: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sumber-sumber lain yang sah
dan tidak mengikat.
2.5 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan
Dalam Permenkes 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan, SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh dari setiap warga
negara secara minimal.
1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil yaitu 100%

Universitas Sumatera Utara

30

2. Pelayanan ibu bersalin yaitu 100 %
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir yaitu 100 %
4. Pelayanan kesehatan balita yaitu 100 %
5. Pelayanan usia pendidikan dasar yaitu 100 %
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif yaitu 100 %
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut yaitu 100 %
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi yaitu 100 %
9. Pelayanan kesehatan penderita DM yaitu 100 %
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat yaitu 100 %
11. Pelayanan kesehatan orang dengan penderita TB yaitu 100 %
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV yaitu 100 %
Dalam Juknis SPM 2008 yaitu :
1. Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani yaitu 80 %
2. Cakupan Nifas yaitu 90 %
3. Cakupan kunjungan bayi yaitu 90 %
4. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) yaitu 100 %
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani yaitu 100 %
6. Cakupan gizi buruk mendapat perawatan 100 %
7. Cakupan peserta KB aktif 70%

Universitas Sumatera Utara

31

2.6 Kerangka Pikir
INPUT


Dana BOK



SDM puskesmas

PROSES


Kegiatan
Promotif



Kegiatan

OUTPUT

Pencapaian SPM
di bidang
kesehatan

Preventif

1. Bantuan Operasional Kesehatan adalah bantuan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk percepatan pencapaian target program prioritas
nasional khususnya MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui
peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes,
Posyandu dan UKBM lainnya dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
2. Dana BOK dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh puskesmas
untuk pelayaanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber
pendapatan daerah sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah.
Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang
disepakati dalam Lokakarya Mini puskkesmas yang diselenggarakan
secara rutin ( periodik bulanan/triwulanan).
3. SDM puskesmas adalah pegawai atau petugas kesehatan yang memiliki
kompetensi untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung pencapaian
SPM. Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas yaitu

Universitas Sumatera Utara

32

program kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, program
imunisasi, program perbaikan gizi masyarakat, program promosi
kesehatan, program kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit.
4. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersifat promosi kesahatan. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu
kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
Upaya Kesehatan Preventif Adalah suatu upaya untuk mengendalikan
risiko kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu
hidup seoptimal mungkin. Dalam pelayanan kesehatannya yaitu KIA dan
KB, Pelayanan Gizi, Pelayanan Kesehatan Lingkungan serta Pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit.
5. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah tolak ukur
kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah daerah
kabupaten/kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat
yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai. Standar Pelayanan
Minimal ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh dari setiap warga
negara secara minimal.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

37 427 79

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 25 96

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 15

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 2

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 9

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 4 15

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 0 2

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 0 8

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 1 2

Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Kegiatan Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 0 6