Analisis Yuridis Pemeriksaan Calon Terampu Sebelum Adanya Penetapan Pengampuan Oleh Pengadilan ( Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2221 K Pdt 2010) Chapter III V

43

BAB III
KEWENANGAN SEORANG PENGAMPU TERHADAP ORANG YANG
DILETAKKAN DI BAWAH PENGAMPUAN
A. Pihak yang Berhak menjadi Pengampu
Orang yang diletakkan di bawah pengampuan dianggap tidak cakap untuk
bertindak sendiri dalam lalu lintas hukum karena sifat pribadinya. Atas dasar itu
orang tersebut dengan keputusan hakim dimasukkan ke dalam golongan orang yang
tidak cakap bertindak, karenanya orang tersebut lantas diberi seorang wakil menurut
undang – undang yaitu yang disebut dengan pengampu.
Untuk menjadi seorang pengampu tidaklah mudah hal ini dikarenakan nasib si
terampu diletakkan kepada pengampunya setelah dirinya tidak lagi dapat bertindak
secara sah dan diakui menurut hukum. Berarti untuk dapat menjadi seorana
pengampu haruslah mampu bertanggung jawab atas dirinva sendiri maupun atas
semua hal yang berkaitan dengan orang yang diampunya. Pengampu memegang
peranan dalam pembentukkan dan penentuan nasib atas kejadian di masa lalu, masa
sekarang dan masa yang akan datang si kurandus. Oleh karena itu untuk menjadi
pengampu harus memenuhi kriteria - kriteria seperti yang telah ditemukan dalam
KUH Perdata, ada juga pendapat - pendapat dari para ahli hukum mengenai syarat syarat untuk menjadi pengampu baik itu orang berasal dari keluarga sedarah baik
dalam garis lurus keatas maupun ke bawah ataupun orang yang yang ditunjuk oleh

hakim itu.

43

Universitas Sumatera Utara

44

Pada dasarnya syarat- syarat untuk menjadi pengampu tidaklah banyak. Tidak
pula bersifat memaksa dan menunjuk pada satu jenis anggota keluarga saja, dalam
arti tidak hanya orang tua yang boleh mengampu , melainkan saudara-saudara baik
kakak atau adik dari calon terampu pun dapatlah kiranya menjadi pengampu. Hanya
saja ada beberapa hal yang memang harus dipenuhi untuk mendapat kedudukan
sebagai pengampu bagi seseorang. Apalagi hal tersebut mendapat pengesahan di
pengadilan. Menurut pasal 434 kitab Undang-Undang Hukum Perdata : 39
"setiap keluarga sedarah berhak meminta pengampuan seorang keluarga sedarahnya.
berdasar atas keadaannya dungu , sakit otak atau mata gelap.
"Berdasar atas keborosannya, pengampuan hanya boleh diminta oleh para keluarga
sedarahnya dalam garis lurus dan oleh para keluarga semendanya dalam garis
menyimpang sampai dengan derajat ke empat"

"Dalam hal yang satu dengan yang lain, seorang suami atau isteri boleh meminta
pengampuan akan isteri atau suaminya".
"Barang siapa karena kelemahan kekuatan akalnya, merasa tidak cakap mengurus
kepentingan-kepentingan diri sendiri sebaik- baiknya, diperbolehkan meminta
pengampuan bagi diri sendiri".
Bila dilihat lagi maka pasal ini menerangkan bahwa yang boleh menjadi
pengampu bagi orang. yang terus menerus hidup dalam keadaan dungu, sakit otak
atau mata gelap dalam kenyataannya adalah keluarga yang memiliki hubungan darah

39

Indonesia (1) ,Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(Burgerlijk Wetboek),diterjemahkan
oleh R.Subekti dan R.Tjitrosudibio,Cet 31,Pradnya Paramita,Jakarta,2001, pasal 434

Universitas Sumatera Utara

45

dengan si penderita dari garis lurus keatas atau garis lurus ke bawah. Jadi untuk
pengampu, orang yang menderita sakit seperti yang disebutkan maka yang berhak

menjadi pengampunya adalah keluarganya. Dengan kata lain yang biasanya menjadi
pemegang hak untuk mengajukan permohonan pengampuan bagi si calon terampu
adalah anggota keluarga sedarahnya dan atau isteri/ suaminya. Dan sebaik- baiknya
yang diangkat sebagai pengampu adalah istrinya ataupun suaminya.40 Dengan tidak
mewajibkan kepada si istri untuk mengenakan sesuatu bantuan atau kuasa apapun
juga, guna menerima pengangkatan itu.41
Jadi sesuai dengan ketentuan pasal 434 KUH Perdata, tidak semua orang
dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai pemegang hak pengampuan. Hukum
mensyaratkan hanya orang yang memiliki hubungan saja yang dapat mengajukan dan
ditetapkan sebagai pemegang hak pengampuan setelah suami atau istri si pengampu.
Bahkan terhadap saudara semenda (hubungan persaudaraan karena tali perkawinan
pun), hukum tetap mengutamakan orang yang memiliki hubungan darah sebagai
pemegang hak pengampuan.42
Lain lagi halnya dengan pengampu bagi pemboros dan orang-orang yang suka
menghamburkan hartanya, maka salah salah satu syarat untuk menjadi pengampu
baginya adalah suami atau istrinya sendiri. Tapi tidak tertutup kemungkinan bahwa
yang menjadi pengampu mereka bukanlah seperti yang disebutkan. Hal ini biasa
40
Djaja S.Meliala,Perkembangan Hukum Perdata tentang orang dan Hukum Keluarga,Cet
1,CV Nuansa Aulia,Bandung,2006,hlm 76

41
Sudarsono,Hukum Kekeluargaan Nasional, Cet 1, Rineka Cipta,Jakarta,1991,hlm 35
42
Advokatku,pengampuan,syarat,dan
prosedurnya,
http://advokatku.blogspot.com
/2010/03/pengampuan-syarat-dan-prosedurnya.html, diakses pada tanggal 23 September 2012

Universitas Sumatera Utara

46

dikarenakan pertimbangan hakim yang selama pemeriksaan menempatkan pengawas
bila perlu terhadap orang yang akan diampu dan siapa pengampunya. Bila dianggap si
pengampu tidak memenuhi syarat yang akan disebutkan selanjutnya maka hakim
akan mengangkat orang lain atau perkumpulan-perkumpulan dengan diawasi oleh
Balai Harta Peninggalan. Penetapan di bawah pengampuan dapat dimintakan oleh
suami atau isteri, keluarga sedarah, kejaksaan dan dalam hal lemah daya hanya boleh
atas permintaan yang berkepentingan saja.43 Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
adanya pemaksaan terhadap si terampu untuk meletakkan dirinya di bawah

pengampuan. Dikarenakan pihak yang lemah daya ini masih memiliki akal yang sehat
dan pemikiran yang waras, tapi hanya lemah daya atau jasmaninya sehingga
membutuhkan seorang pengampu untuk mengurus keperluannya di jalur hukum.
Dengan demikian harus ada alasan kuat untuk meletakkan seseorang di bawah
pengampuan, benar- benar didasarkan pada alasan yang sah dan bukti-bukti yang ada.
Pengangkatan seorang kurator harus diberitahukan kepada Balai Harta Peninggalan
yang dengan demikian sendirinya menerima tugas sebagai kurator pengawas.
Pengampu adalah orang yang berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan atau
pemberesan terhadap permasalahan si terampu dalam hukum. Khususnya yang
berkaitan dengan keuangan dan uang yang harus dikeluarkan sebagai akibat
ditaruhnya seorang dibawah pengampuan.
Pihak keluarga yang dijadikan pengampu juga diawasi oleh Balai Harta
Peninggalan dalam melaksanakan penetapan hakim. Balai Harta Peninggalan
43

C.S.T.Kansil,op.cit,hlm 138

Universitas Sumatera Utara

47


berperan sebagai Hakim Pengawas. Tugasnya adalah mengawasi jalannya proses
mengampu

serta

mengawasi

pengampu

dalam

melaksanakan

tugas

dan

wewenangnya.
Sebagai pengawas untuk tugas pengelolaan pengampu bertindak sebagai

seorang pengampu-pengawas ( toeziende curator).44 Bila penetapan mengenai siapa
pengampu belum berkekuatan hukum tetap maka yang berhak mengawasi si calon
terampu adalah pengurus sementara jika menurut hakim diperlukan (pasal 441 KUH
Perdata). Hakim menetapkan pengawas sementara untuk melakukan pengurusan
terhadap calon terampu dan untuk melindungi kepentingan orang yang bersangkutan
dan menyelamatkan pengelolaan harta bendanya.45
Penunjukkan pengampuan dibuat dalam bentuk penetapan yang dikeluarkan
oleh pengadilan atas dasar keyakinan hakim. Hal ini terjadi setelah dilakukannya
pemeriksaan yang diberitahukan kepada si pengampu dan permintaan surat maupun
laporan yang memuat pendapat-pendapat keluarga sedarah tentang persetujuan
dirinya untuk diangkat menjadi pengampu, apabila hakim telah memperoleh
keyakinan mengenai hal itu, maka baru diangkat seorang pengampu atau curator,
yang diletakkan dalam pengampuan, dalam urusan mengenai diri pribadi maupun
harta kekayaan orang tersebut.46 Seperti yang tercantum dalam pasal 441 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan :

44

H.F.A Vollmar,op.cit,hlm 177
Komariah,Hukum

Perdata,cet
Muhammadiyah,Malang,2010,hlm 30
46
Wahyono Darmabrata,op.cit,hlm 88
45

4,

UPT

Penerbitan

Universitas

Universitas Sumatera Utara

48

" Setelah mengadakan pemeriksaan tersebut dalarn pasal 439, maka jika ada alasan
untuk itu, pengadilan mengangkat seorang pengurus sementara, guna mengurus

pribadi dan harta kekayaan si yang pengampuannya diminta."
Penetapan mengenai pengampuan ini harus dikeluarkan dengan Berita Acara
dan ditempatkan dalam

Berita Negara hingga dengan demikian diketahui oleh

umum.47
Ini jelas diatur dalam pasal 444 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata yang
terbit pada tahun l840 itu.48 Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi pihak ketiga
dari kerugian yang timbul pada saat sebelum dijatuhkannya peletakkan pengampuan
kepada seseorang yang pernah melakukan perbuatan dalam kancah hukum. Kerugian
yang ditimbulkan dapat saja bersifat materiil dan immaterial. Pengampu biasanya
adalah keluarga sedarah atau orang yang ditunjuk oleh penetapan pengadilan untuk
melaksanakan pemeliharan dan bimbingan terhadap seorang kurandus.49 Pengampu
adalah orang yang padanya diletakkan tanggung jawab kelanjutan

hak-hak dan

kewajiban si terampu dalam hukum selanjutnya.
Pengampuan adalah pengurusan harta dan kepentingan seseorang oleh orang

atau pihak lain yang ditunjuk oleh pengadilan karena orang tersebut mempunyai
kelainan jiwa atau boros.50

47
Even Alex Chandra,Pengampuan,http://evenalexchandra.webs.com/blog /show/4612457pengampuan, diakses pada tanggal 10/09/2012
48
Indonesia (1) op.cit pasal 444:”segala penetapan dan keputusan,dengan mana pengampuan
diperintahkan,harus dalam waktu tersebut dalam penetapan atau putusan itu oleh pihak-pihak yang
memintanya. Diberitahukan kepada pihak lawan dan diumumkan dengan menempatkanya dalam berita
Negara,kesemuanya itu atas ancaman hukuman menganti segala biaya rugi dan bunga ,sekiranya ada
alas an untuk itu”
49
C.S.T Kansil,op.cit,hlm 139
50
Advokatku,Pengampuan,Syarat
dan
prosedurnya,http://advokatku.blogspot.com
/2010/03/pengampuan-syarat-dan-prosedurnya.html, diakses pada tanggal 23 September 2012

Universitas Sumatera Utara


49

B. Kewenangan Orang Yang Menjadi Pengampu
Kewenangan yang dimiliki oleh curator keluarga dibatasi oleh undang-undang. Hal ini memang menjadi beban tersendiri bagi curator agar berhati- hati dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan wewenangnya. Dalam kapasitas pengampu
adalah keluarga harus difikirkan kerugian apa yang akan diderita oleh pihak yang
diampu nantinya. Sebagai contoh untuk orang yang ditaruh di bawah pengampuan
akibat lemah daya atau sakit ingatan, dia bisa kehilangan haknya dalam perjanjian
yang dibuat semasa dia belum diampu. Karena untuk perbuatan hukum yang pernah
dilakukannya bisa saja dibatalkan menurut undang- undang. Oleh karena itu
pengampu harus jeli bahwa memang ada kewajiban - kewajiban dan hak - hak si
terampu dalam perjanjian tersebut yang tetap harus dipenuhi. Walau di kemudian hari
pihak yang membuat perjanjian itu mengalami syarat-syarat sebagai orang yang harus
ditaruh di bawah pengampuan. Untuk pelaksanaan tadi sudah tentu diperlukan kurator
sebagai penuntasannya.
Maka setelah pengajuan permohonan pengampuan diajukan ke pengadilan,
hakim akan mengucapkan putusannya dalam sidang terbuka, mendengar saksi - saksi,
atau saksi-saksi tersebut telah dipanggil secara sah untuk memberikan keterangan
yang berkaitan dengan pengampuan maka turut pula pengampu mendapat
wewenangnya dalam bertugas menjadi kurator.51 Dalam menjalankan peran sebagai
pengampu akan banyak penambahan tanggung jawab, tugas dan wewenang bagi

51

Wahyono Darmabrata,Hukum Perdata (Asas-Asas
Keluarga),cet 1 , Gitamajaya Jakarta,Jakarta,2004,hlm 89

Hukum

Perdata

Orang

dan

Universitas Sumatera Utara

50

orang yang ditunjuk. Pengampu yang notabene adalah keluarga ini mendapat
wewenang hanya dari perintah pengadilan. Hal ini berasal dari putusan hakim yang
didasarkan pada alasan-alasan yang diajukan pada saat pengajuan permohonan.
Antara lain menjual harta milik si terampu, menjual harta warisan milik si terampu
dan lain- lain. Intinya adalah melakukan suatu perbuatan hukum untuk dan atas nama
si terampu.
Adapun hal - hal yang menjadi wewenang pengampu yang berasal dari
anggota keluarga adalah mewakili seorang yang diampu (curatele) untuk melakukan
tindakan hukum. Karena ketidakmampuannya untuk melakukan perbuatan hukum
bagi dirinya sendiri.
Kekuasaan atas anak dari orang yang diletakkan di bawah pengampuan,
dipegang oleh pengampu, jika orang tua yang lain tidak dapat melaksanakan
kewajiban orang tua. Pengampu melaksanakan tugas tersebut, sampai orang tua anak
itu dapat melaksanakan kekuasaan orang tua mereka.52 Hal ini yang diterangkan
dalam pasal 453 KUH Perdata.53

52

Wahyono Darmabrata,op.cit,hlm 90
Indonesia(1)op.cit,psl 453 :
“jika si terampu mempunyai anak-anak yang blum dewasa ,yang ia memangku kekuasaan
orangtuanya, sedangkan istri atau suaminya telah dipecat atau dibebaskan dari kekuasaan orang
tua,atau menurut pasal 246 tidak diperintahkan memangku kekuasaan orang tua atau berada dalam
ketidakmampuan untuk memangkunya.
Sepertipun jika si terampu menjadi wali atas anak-anaknya sekandung,maka si pengampu
adalah demi hukum wali atas anak-anak belum dewasa itu ,sampai pengampuannya di hentikan atau
sampai isteri atau suaminya karena suatu penetapan bedasarkan pasal 206,dan pasal 230 kiranya
mendapat perintah atas peralian itu,atas berdasarkan pasal 246 memperoleh pengangkatan sebagai wali
atau dipilihkan kiranya dalam kekuasaan orangtua atau perwaliannya.”
53

Universitas Sumatera Utara

51

Tugas dan kewenangan pengampu adalah berkaitan mengurus kepentingan
mengenai harta kekayaan orang yang di bawah pengampuan. Dalam hal diperlukan
maka pengampu berkewajiban untuk melakukan tindakan – tindakan yang diperlukan
bagi kepentingan orang yang diampunya ( diletakkan di bawah pengampuan) atas
perbuatan-perbuatan orang lain yang merugikan orang tersebut, dan melakukan
perlawanan bagi kepentingan orang yang di bawah pengampuannya.54
Pada suatu penetapan pengampuan oleh Pengadilan harus dinyatakan secara
jelas apa tugas dari pengampu tersebut. Seperti yang telah disebutkan bahwa tugas
Pengampu adalah untuk melindungi suatu kepentingan tertentu dari terampu maka
didalam penetapan harus dinyatakan secara jelas apa - apa saja yang akan dilindungi
atau diwakili oleh Pengampu sendiri. Misalnya dalam pengurusan harta kurandus
dikarenakan ia telah diletakkan di bawah pengampuan maka yang melakukan
pengurusan hartanya dilakukan oleh Pengampu. Selain dari tindakan itu Pengampu
tidak mempunyai hak untuk mewakilinya, menandatangani beberapa surat-surat
penting, atau melakukan kekuasaan orang tua pengampu

tidak berhak untuk

mewakilinya apabila dalam penetapannya tidak dinyatakan bahwa pengampu dapat
mewakili terampu segala tindakan tersebut. Jadi, semua hanya sebatas pada apa yang
dinyatakan dalam penetapan.55
Sehingga dapat disimpulkan tugas dan wewenang pengampu keluarga antara
lain :
54

Wahyono Darmabrata,op.cit,hlm 91
Hasil wawancara dengan Bapak Suharto,Hakim Pengadilan Negeri Medan,tanggal 21
September 2012 .di Pengadilan Negeri Medan
55

Universitas Sumatera Utara

52

1. Pengampu melakukan pengurusan pribadi dan harta kekayaan pihak yang
diampu (pasal 449 jo. 441 KUH Perdata)
2. Pengampu hanya melakukan tugas pengurusan terhadap hal-hal yang terkait
dengan kepentingan si terampu, misalnva dalam situasi menggantikan si
terampu sebagai pemegang kekuasaan sebagai orang tua atas anak si terampu
yang belum dewasa ( pasa1453 KUH Perdata)
Oleh karena itu kurator harus dapat bertanggung jawab atas kesalahan ataupun
kelalaian dalam melakukan kewajiban pengurusan dan/ atau penyelesaian urusan si
terampu. Sebagai manusia biasa tidak tertutup pula kemungkinan bagi pengampu
untuk melakukan kesalahan atau bahkan melakukan perbuatan melawan hukum,
seperti yang tercantum dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
berbunyi : 56
"tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan pada orang itu atas salahnya menerbitkan kerugian itu. mengganti
kerugian tersebut."
Pasal ini menggambarkan bahwa dengan pengembanan tugas menjadi seorang
pengampu termasuk wewenangnya akan memperlebar kesempatan untuk orang
tersebut melakukan kesalahan dengan dirinya atau malah yang karena semakin
bertambah tugas dan dibutuhkan orang-orang yang dapat melakukan segala sesuatu
dengan tergesa-gesa kemungkinan yang terjadi penambahan wewenang bukan tak
tunduk pada peraturan yang diawasi pelaksanaannya oleh Pengampu Pengawas yang
56

Indonesia (1), psl 1365

Universitas Sumatera Utara

53

berasal dari BHP ( Balai Harta Peninggalan) jadi tidaklah mudah untuk menjadi
seorang pengampu.57
BHP melakukan pengawasan terhadap pengampu lewat pengampu pengawas.
Hal ini dilakukan untuk melindungi kepentingan-kepentingan kurandus yang terkait
dengan harta benda yang dimilikinya.58 Dalam hal ini Pengampulah yang datang dan
melaporkan bahwa dirinya diberi tugas dan wewenang untuk menjadi pengampu bagi
seorang. Pengampu yang mendapatkan pengesahan tugasnya dari Penetapan
Pengadilan lalu melaporkan ke BHP, kemudian dipanggil pasal 362 KUH Perdata.59
Dalam hal tidak adanya laporan dari pengampu pada BHP maka tidak akan
ada pengampu pengawas yang ditugaskan baginya. Tidak otomatis pengadilan
langsung menunjuk Pengampu Pengawas setelah membacakan Penetapannya di
Pengadilan setelah penetapan dibacakan. Bukan tugas hakim untuk memberikan
pengampu pengawas bagi si berperan pengampu. Hanya pada saat pemeriksaan
belum selesai dan belum ada pengampu yang diangkat secara resmi maka pengadilan
menugaskan BHP untuk mengawasi pengampu. Tapi jika sudah selesai pemeriksaan
yang diperlukan di persidangan maka Pengampu pengawas tersebut harus dimintakan
57

Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan
harta pailit,Cet 1 ,Raja Grafindo Persada ,Jakarta,2004,hlm 115
58
Balai Harta Peninggalan, http:id.wikipedia.org/wiki/Balai-Harta-Peninggalan,diakses pada
tanggal 30 September 2012
59
Indonesia (1),op.cit pasal 362:
“Wali berwajib segera setelah perwaliannya mulai berlaku,dibawah tangan Balai Harta
Peninggalan mengangkat sumpah,bahwa ia akan menunaikan perwalian yang di percayakan kepadanya
dengan baik dan tulus hati.
Jika di tempat tinggal si wali atau dalam jarak lima belas pal dari itu tiada Balai Harta
Peningalan,pun tiada suatu perwakilan dari itu berkedudukan,maka sumpah boleh diangkat di depan
pengadilan Negeri atau pun di muka kepala Pemerintah Daerah tempat tinggal si wali.
Tentang pengangkatan sumpah itu dibuat suatu surat pemberitahuan.

Universitas Sumatera Utara

54

kembali oleh Pengampu dengan cara mendatangi langsung kantor BHP setempat.
Baik sebelum dan sesudah pembacaan Penetapan di Pengadilan nama BHP tetap
disebut Pengampu Pengawas. 60
Karena jarangnya Pengampu yang datang melapor maka BHP mengalami
kesulitan dalam pengetahuan mengenai siapa saja yang menjadi pengampu dan siapa
yang diampu. Istilah yang digunakan oleh BHP adalah "bukan kita yang menjemput
bola, melainkan bola yang datang ke kita". Pernyataan ini bukan menunjukkan bahwa
BHP terkesan tidak peduli tapi memang mereka tidak diperintahkan oleh peraturanperaturan Negara untuk mencari dan mendata siapa saja yang mengajukan
permohonan pengampuan. Jadi bila si pengampu tidak datang dan melaporkan ke
kantor BHP, maka tidak ada pengawas yang akan ditugaskan oleh BHP. Dan BHP
tidak akan mendatangi pengadilan untuk menyediakan Pengampu Pengawas untuk
kasus pengampuan.61
Di Indonesia hanya terdapat lima BHP yaitu (Jakarta, Surabaya, Yogyakarta,
Medan dan Makasar). Tapi biasanya BHP mempunyai perwakilan di daerah-daerah
yang dirasa perlu. Mereka akrab disebut dengan kamar-kamar BHP yang ada di
daerah penting dan lebih dekat dengan masyarakat. Dari sini dapat terlihat orangorang kadang tidak perduli dengan pentingnya menggunakan BHP sebagai payung
hukum dalam bertindak. Biasanya

orang yang mengajukan pengampuan, dalam

permohonannya langsung disebutkan tujuan utama dari pengampuan tersebut.

60
61

Riri Mela Lomika Siregar,op.cit,hlm 27
Ibid

Universitas Sumatera Utara

55

Misalnya ingin menjual harta milik calon terampu, disebutkan pula benda apa yang
akan dijual untuk kepentingan si calon terampu untuk biaya hidupnya tersebut, baik
apa bentuk bendanya dan dimana berada (contoh tanah). Tidak ada persetujuan dari
BHP terlebih dahulu untuk menjual harta bendanya. BHP tidak menaksir berapa nilai
bendanya dan berapa selayaknya dijual atau disewa ataupun bentuk pemindahan hak
lainnya. Pengadilan langsung mengeluarkan izin jual bagi si pengampu tanpa
persetujuan BHP. Penetapan dibuat oleh hakim telah diberikan sekaligus dengan izin
jual, walaupun pada saat sidang akhir telah dilaporkan pada BHP tapi prosedurnya
mengharuskan pengampu melapor pada BHP dan pengampu disumpah pula sebelum
melaksanakan tugasnya. Kenyataannya BHP seperti tidak dianggap tapi tidak pula
dikesampingkan. Padahal dari data yang diperoleh BHP memberikan persetujuan atas
harta yang ingin digunakan untuk biaya hidup si calon terampu barulah pengampu
membawa persetujuan itu ke pengadilan untuk dibuatkan izin jualnya. Dalam
kenyataan, hal ini tidak dilaksanakan, sehingga hanya menjadi teori belaka dan tidak
sesuai dengan prakteknya. Tapi BHP tetap berusaha untuk menyediakan layanannya
pada masyarakat.62 akan tetapi untuk pengampu yang sadar betapa pentingnya peran
pengampu pengawas maka baginya tidak ada alasan untuk tidak menggunakan
jasanya.
Pengawasan pengampuan diperintahkan oleh hakim kepada BHP ( Balai Harta
Peninggalan). BHP disini bukanlah pengampu pengawas demi undang-undang.
Ketentuan bagi wali pengawas berlaku juga untuk pengampu pengawas

62

Ibid, hlm 28

Universitas Sumatera Utara

56

Pentingnya peran BHP bagi pengampu dan si terampu dapat dilihat dari tugas
dan wewenangnya. Tugas dan wewenang BHP secara umum paling tidak ada 5 (lima)
hal antara lain adalah :
1. BHP bertugas membuat pencatatan harta kekayaan dari kurandus (psl. 127
KUH Perdata);63
2. BHP bertugas memuat risalah penaksiran terhadap harta kekayaan milik orang
yang berada di bawah pengampuan ( pasal. 38 Instruksi BHP) untuk
mengambil upah balai. Barang bergerak ditaksir oleh 1 orang penaksir.
Barang tetap ditaksir oleh 3 orang penaksir.
3. BHP berwenang untuk memberikan persetujuan atas penjualan harta benda
kurandus demi biaya hidup pada Pengampu, yang kemudian Pengadilan
Negeri mengeluarkan izin untuk itu dalam bentuk penetapanya.64
4. BHP berwenang untuk menyetujui atau tidak atas laporan hasil penjualan dan
pengajuan pengeluaran tiap bulan atas kepentingan orang yang diampu yang
dibuat oleh Pengampu;65
5. BHP berwenang untuk menerima perhitungan dan pertanggungjawaban
Pengampu pada akhir pengurusannya pada Kurandus.66

63

Indonesia (1),op.cit,pasal 127:
“Setelah meninggalnya salah seorang dari suami atau istri ,maka jika ada anak-anak belu
dewasa yang ditinggalkannya,si suami atau si istri yang hidup yang terlama,dalam waktu selama tiga
bulanharus menyelenggarakan pendaftaran akan barang-barang yang merupakan benda
persatuan.Pendaftaran ini boleh diselenggarakan dibawah tangan ,akan tetapi harus dengan hadirnya
pengampu pengawas.Dalam hal tak adanya pendaftaran yang demikian,persatuan ini berjalan
terus,akan tetapi atas kebahagiaan si anak-anak yang belum dewasa dan tidaklah sekali-kali atas
kerugian mereka”
64
Balai Harta Peninggalan,http://id.wikipedia.org/wiki/Balai-Harta-Peninggalan. Diakses
pada tanggal 30 September 2012
65
Ibid

Universitas Sumatera Utara

57

Untuk selanjutnya seperti penjelasan di awal bahwa terhadap Pengampu
keluarga diberikan pengampu pengawas terhadapnya setelah ia melakukan pelaporan
ke kantor BHP, maka peran BHP menjadi penting. Terhadap pengampu, BHP
berperan dalam hal :
1. Dengan adanya pelaporan oleh Pengampu tentang tugasnya pada BHP,
sejatinya la ingin melindungi dirinya sendiri dari permasalahan hukum yang
memungkin timbul dikemudian hari. Hal ini dapat terjadi misalnya pada
kurandus yang Pengampunya adalah saudara sekandungnya dan tidak pula
hanya seorang saja saudara sekandungnya tersebut. Dapat saja terjadi pada
saat ia telah melakukan tugasnya dalam Pengampuan maka saudara lainnya
merasa tidak puas dan melakukan tuntutan hukum ke pengadilan. Disinilah
peran BHP diperlukan karena ia telah memberikan keterangan bahwa memang
pengampu adalah benar pengampu yang sah.
2. BHP ikut memberikan persetujuan dalam seolah hal yang terkait dengan
pengalihan hak kepada pihak lain atas harta benda Kurandus demi
kepentingannya terkait untuk biaya hidup. Dengan kata lain tindakan si
pengampu ini punya perlindungan hukum dari BHP bahwa tindakantindakannya tersebut adalah sah demi hukum.67

66

Ibid
Rini Mela Lolika,op.cit,hlm 30
“Hasil wawancara dengan Ibu Sri Pertiwi Iriani.Sekretaris Ketua Balai Harta Peninggalan
Provinsi DKI Jakarta,Jakarta 16 Juni 2009”
67

Universitas Sumatera Utara

58

Dia bekerja untuk kurandus

untuk melindungi kurandus dari tindakan-

tindakan menimbulkan kerugian. Pengampu pengawas dapat Pengampu Pengawas
dalam masalah Pengampuan. Prosedur pengurusan tetap sebagai pengampu Pengawas
terdapat dalam pasal 449 KUH perdata yang berbunyi :
"apabila keputusan untuk pengampuan, telah memperoleh kekuatan mutlak, maka
diangkatlah oleh pengadilan seorang Pengampu"
“Pengangkatan itu segera diberitahukan kepada Balai Harta Peninggalan"
"Pengampuan Pengawas diperintahkan kepada Balai"
"Dalam hal demikian berakhirlah segala sesuatu usaha pengurus sementara, yang
mana karena itu berwajib mengadakan perhitungan tanggung jawab atas
pengurusannya kepada Pengampu, sekiranya dia sendirilah yang diangkat menjadi
Pengampu, perhitungan tanggung jawab tadi harus dilakukan kepada pengampu
pengawas."
Seyogyanya setiap pengalihan hak atas harta benda milik Kurandus harus
Pengampu kepada BHP. Setelah itu barulah BHP memberikan itu barulah Pengadilan
Negeri memberikan izin dalam bentuk penetapan. Tapi pada kenyataannya hal ini
jarang dilakukan. Notaris melihat bila para pihak sudah setuju dengan hal-hal yang
timbul dari dan akibat perjanjian pengalihan hak, maka tidak diperlukan persetujuan
dari BHP.
C. Pencabutan Hak Menjadi Pengampu
Hak menjadi pengampu diberikan oleh undang-undang. Pengadilan sebagai
lembaga yang berwenang, mengeluarkan pengesahan berupa penetapan atas
pengampu tersebut. Seperti yang disebutkan sebelumnya untuk menjadi seorang

Universitas Sumatera Utara

59

pengampu ada syarat- syarat yang harus dipenuhi dan ada pula wewenang yang harus
dijalankan. Tapi sebagai seorang yang dibebani oleh tugas pastilah terdapat hak-hak
yang diberikan padanya sebagai seorang pengampu.
Pengampu yang berasal dari anggota keluarga tentunya berhak untuk
mendapat hak untuk mengatur dan mengurus harta milik si terampu. Harta benda ini
antara lain digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari orang yang diampu olehnya.
Di lain pihak si pengampu juga memiliki hak untuk ikut menikmati harta benda yang
telah dan akan dimiliki oleh si terampu. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama si
terampu (dalam hal ini mengalami lemahnya daya dan pikiran serta terganggunya
kesehatan pikiran) mengalami alasan mengapa ia diampu, berada dalam pemeliharaan
si pengampu. Biasanya sebelum ditetapkan sebagai pengampu si terampu diurus dan
dibiayai kehidupannya oleh pengampu selama kurun waktu yang cukup lama. Hal ini
guna menguatkan dalil bahwa nantinya ia harus memenuhi syarat-syarat sebagai
pengampu dengan mengurus calon terampu dalam jangka waktu yang ditentukan.
Oleh karena itu sudah sewajarnya pengampu juga memiliki hak atas si
terampu. Bukan berbentuk balasan berupa Hak Honorium atau semacam upah karena
pengampu telah membiayai hidup si terampu. Karena tidak ada keluarga yang harus
digaji dalam mengurus anggota keluarga lainnya. Jadi untuk dibayarkan kembali apa
yang sudah dikeluarkan tidaklah ada.
Dapat dilihat bahwa dari pasal-pasal yang terdapat dalam KUH Perdata
maupun Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan ( untuk

Universitas Sumatera Utara

60

selanjutnya disebut sebagai UU Perkawinan), dapat ditarik suatu kesimpulan
mengenai hak pengampu terhadap kurandus antara lain adalah :
1. Pengampuan berhak memangku kekuasaan sebagai orang tua dari anak-anak
si terampu yang belum dewasa, jika suami atau isteri kurandus dipecat dari
kekuasaannya sebagai orang tua. Pengampu berhak menjadi wali atas anakanak sampai pengampuannya dihentikan (pasal 453 KUHPerdata).
2. Setiap kurandus pasti berkedudukan sama seperti seorang yang belum dewasa
jadi pengampu berhak mendampingi (dalam hal boros dan lemah daya),
mewakili (dalam hal sakit otak dan gangguan kejiwaan) dalam melakukan
tindakan-tindakan hukum. Tindakan hukum yang dilakukan oleh kurandus
tanpa dibantu pengampunya adalah batal ( pasal 452, 446 KUH Perdata).
3. Pengampu berhak mewakili si terampu untuk menjual, menyewakan atau
melakukan pemindahan hak atas harta benda milik si terampu untuk sesuai
persetujuan BHP dan izin dari pengadilan berupa penetapan.68
4. Pengampu berhak mencegah berlangsungnya perkawinan atas kurandusnya
guna menghindarkan kesengsaraan yang mungkin timbul bagi calon mempelai
lain (pasal 14 UU Perkawinan);
5. Pengampu berhak melakukan pencegahan perkawinan atas kurandus yang
boros jika ia hendak mengikatkan diri dalam perkawinan (pasal 38, 151, 452
KUH Perdata);

68

Rini Mela Lolika,op.cit,hlm 30

Universitas Sumatera Utara

61

6. Pengampu berhak mengurus semua pendapatan kurandus yang digunakan
untuk kesembuhannya (pasal 454 KUH Perdata).
Dalam perjalanannya kiranya perlu diingat bahwa mendapatkan hak untuk
menjadi pengampu tidaklah semudah yang dipikirkan. Karena jika ia telah ditetapkan
sebagai pengampu maka tidak ada yang bisa dilakukan oleh orang lain atas apa yang
berhak dilakukan oleh si pengampu atas si terampu. Didasari atas ini maka tugas
pengampu tidak menjadi hak untuk sembarang orang. Hanya orang- orang yang
memang berhak untuk itu dan lewat keyakinan hakim hak ini diberikan kepada
seseorang demi orang lain.
Hak ini nantinya bisa dicabut dan pengampu dibebaskan dari tugas
mengampunya. Pengampu yang melakukan apa-apa yang termasuk dalam kriteria
pasal 1365 KUH Perdata. Perbuatan melawan hukum yang dilakukannnya akan
mengakibatkan hingga dirinya kehilangan hak untuk menjadi kurator lagi. Hak ini
bukan saja hak yang berkaitan dengan honorium atau semacamnya akan tetapi
pencabutan hak menjadi pengampu Karena tidak bertanggung jawab dan kurang hatihati dalam melaksanakan tugasnya.
Pada setiap hak mengampu dapat dikenakan pencabutan atasnya bila ia
menyalahgunakan hak-haknya tadi. Menyebabkan kerugian terus menerus dan secara
nyata dilihat oleh pengampu pengawas maka dapat pula diusulkan untuk pencabutan
hak menjadi pengampu ini. Melakukan pemindahan-pemindahan hak terhadap harta
benda milik pengampu untuk tujuan memperkaya diri sendiri juga jadi penyebab

Universitas Sumatera Utara

62

dicabutnya hak pengampuan oleh pengadilan. Dicabut karena menjual seluruh harta
benda milik si terampu dan bertindak sewenang-wenang.69
Tapi bisa saja jika menurut penilaian keluarga pengampu melaksanakan tugas
pengurusan dan pemeliharaan dengan sangat baik, maka keluarga berembuk dan
sepakat untuk memberikan uang jasa pada pengampu tersebut. Tapi biasanya
lewat kesepakatan keluarga dan bisa saja penghargaan terhadap pengampu juga boleh
menikmati dan ikut memanfaatkan harta benda kurandus.70
Pencabutan ini terkait pula dengan berlakunya pasal-pasal yang terdapat
dalam perwakilan dan pengampuan. Pasal 380 KUH Perdata misalnya diterangkan
bahwa hak mengurus orang yang perlu diwakili ini dapat dicabut disebabkan
nyata- nyata pengampu :
1. Jika terbukti, mereka berkelakuan buruk.
2. Mereka yang dalam menunaikan tugasnya mengampu menyalahgunakan,
memperlihatkan ketidakcakapan dan mengabaikan kewajibannya;
3. Mereka dalam keadaan pailit;
4. Mengadakan perlawanan kepada si terampu baik terhadap dirinya sendiri, dan
harta bendanya di muka pengadilan;
5. Mereka yang dijatuhi hukuman telah berkekuatan hukum tetap karena
kejahatan atas oraing yang diampunya;
6. Pengampu yang dihukum penjara selama dua tahun atau lebih.

69
70

Ibid,hlm 34
Ibid,hlm 35

Universitas Sumatera Utara

63

Menurut pasal 381 KUH Perdata dimana yang melakukan pemecatan terhadap
si pengampu adalah Pengadilan Negeri setempat dimana permohonan pengampuan
diajukan atau tempat tinggal terakhir para pihak. Pemeriksaan perkara ini
dilangsungkan dalam sidang tertutup dan dalam waktu sesingkat mungkin dibacakan
penetapannya. Jika terbukti sah maka pengadilan berhak secara langsung
menghentikan dan memecat pengampu dalam menunaikan pengampuan ini. ( pasal
382 KUH Perdata).
D. Berakhirnya Pengampuan
Pelaksanaan pengampuan dapat dimulai dan dapat pula berakhir. Seperti
halnya sebab-sebab diletakkannya seseorang di bawah pengampuan maka ada pula
kejadian- kejadian yang dapat mengakhiri pengampuan.
Pengampuan mulai berlaku terhitung sejak saat putusan atau penetapan
pengadilan diucapkan. Artinya pengampuan sudah berlaku walaupun putusan atau
penetapan itu dimintakan banding. Pengampuan berjalan terus tanpa terputus-putus
seumur hidup kurandus.
Permohonan penghentian pengampuan atas seorang kurandus dapat dilakukan
oleh pengampu. Namun para ahli hukum berpendapat bahwa permohonan itu juga
dapat dilakukan oleh kurandus sendiri.71
Berakhirnya pengampuan dapat dibedakan secara absolut dan secara relatif.72
a. Secara absolut, yaitu berakhirnya disebabkan:

71
72

Tan Thong Kie,op.cit,hlm 142
Komariah,Hukum Perdata,cet 4,UMM Press,Malang,2010,hlm 31

Universitas Sumatera Utara

64

-

Meninggalnya kurandus,

-

Adanya putusan pengadilan yang menyatakan bahwa sebab-sebab dan alasanalasan pengampuan telah hapus.
Bagi orang yang ditaruh di bawah pengampuan. Dengan meninggalnya orang

yang diletakkan di bawah pengampuan (curandus). Pengampuan akan hapus, karena
alasan untuk meletakkan seseorang di bawah pengampuan tidak ada lagi ( pasal 460
KUH Perdata), segala formalitas yang diwajibkan untuk meletakan seseorang di
bawah pengampuan, juga berlaku dalam menghapus pengampuan tersebut.73
Pasa1460 KUH Perdata menentukan bahwa :
"pengampuan berakhir, apabila sebab-sebab yang mengakibatkannya telah
hilang, sementara itu pembebasan dari pengampuan tak akan diberikan,
melainkan dengan memperhatikan acara yang ditentukan undang-undang guna
memperoleh pengampuan, tidak boleh menikmati kembali hak- haknya,
sebelum putusan tentang pembebasan memperoleh kekuatan mutlak".
b. Secara relatif , yaitu berakhirnya yang disebabkan :
-

Kurator meninggal dunia;

-

Kurator dipecat atau dibebastugaskan;

-

Suami diangkat sebagai kurator yang dahulunya berstatus sebagai
kurandus.

-

Bagi pengampu ( kurator) kecuali sebab-sebab umum maka syarat yang
berlaku

73

untuk pengakhiran

pewakilan

berlaku

pula dalam hal

Wahyono Darmabrata,op.cit,hlm 95

Universitas Sumatera Utara

65

pengampuan. Di samping itu pula berlaku pasal 459 KUH Perdata yang
menentukan bahwa seseorang tidak dapat dipaksakan untuk menjadi
pengampu atas orang lain lebih dari delapan tahun, kecuali apabila
pengampu tersebut merupakan suami atau isteri atau keluarganya dalam
garis lurus ke atas dan ke bawah.
Mengingat sampai sekarang pengaturan mengenai pengampuan belum diatur
dalam peraturan perundang-undangan produk nasional, maka bab VI KUH Perdata
tentang pengampuan ( pasal 433 s/d 434) dapat diperrtahankan.74Adapun bunyi
selengkapnya dari pasa1459 KUH Perdata adalah :
"tiada seorangpun kecuali suami isteri dan para keluarga sedarah dalam garis ke atas
atau ke bawah berwajib memangku suatu pengampuan lebih dari 8 ( delapan) tahun
lamanya, setelah lampau waktu itu bolehlah pengampu menurut pembebasannya,
tuntutan mana harus di kabulkan.75
Jadi dengan hapusnya sebab- sebab yang disebutkan undang- undang terhadap
suatu peristiwa pengampuan, maka peletakkan seseorang di bawah mampu
pengampu menjadi hapus pula. Sebagai contoh untuk orang yang sakit ingatan, maka
kesembuhannya

lewat

pernyataan

dokter

bisa

menghapuskan

pengampuan

terhadapnya. Meninggalnya orang yang diampu dalam hal lemah daya maka ampu
mengampu pun hilang padanya. Bagi orang yang karena lemah dayanya memohon
untuk diletakkan di bawah pengampuan ke pengadilan maka berakhirnya juga atas

74
75

Sadikin,op.cit,hlm 22-23
Indonesia (1) ,psl 459

Universitas Sumatera Utara

66

permohonannya untuk dilepaskan dari pengampuan. Hal ini terjadi bila sebelumnya
orang tersebut mengalami sakit secara fisik, artinya baik tubuh organ dalam maupun
organ luar mengalami gangguan sehingga menjadi tidak berdaya melakukan
perbuatan hukum atas dirinya sendiri. Dan bila karena tuanya dia diampu maka
meninggalnya subjek hukum inilah yang menyebabkan berakhimya pengampuan.
Ada pihak-pihak yang diberi kewenangan untuk mengajukan permohonan
pengampuan oleh undan-undang. Dimana orang-orang ini juga berhak mengajukan
penghentian terhadap suatu pengampuan ke pengadilan. Berakhirnya pengampuan
juga dapat terjadi dengan peran dari orang-orang ini. Meminta berakhirnya
pengampuan berarti berhenti menjadi pengurus dari orang yang diampu. T'idak
bertanggung jawabnya lagi seorang pengampu terhadap yang diampu dapat dilakukan
oleh orang-orang tersebut. Orang-orang ini dikhususkan pada pengampu yang
merupakan keluarga sedarah dari pihak yang diampu.
Karena persyaratan untuk dimulainya pengampuan sangat jelas diatur maka
pemberhentiannya terhadap proses inipun ada aturan mainnya. Ada prosedur jelas apa
dan kemana harus diajukan serta pihak-pihak mana saja yang berhak mengajukan ini.
Orang yang mengajukan pengampuan berhak menarik kembali pengampuan tersebut.
Adapun pihak- pihak yang berhak meminta pengampuan adalah suami atau isteri
serta keluarga sedarahnya, dalam garis lurus dan oleh para keluarga semendanya
dalam garis lurus menyimpang sampai derajat keenam. Untuk pengampuan karena
sifat keborosannya maka yang berhak mengampu adalah keluarga sedarah dan
semendanya. Hal ini digambarkan pada pasal 433 ayat 2 KUH Perdata. Jadi yang

Universitas Sumatera Utara

67

berhak mengakhiri pengampuan tersebut bisa lewat permohonannya sendiri yaitu
dengan mengunakan saksi- saksi yang di dengar oleh hakim di pengadilan dimana
menyatakan telah hilanglah sifat boros daripadanya atau keluarga yang mengajukan
permohonan pengampuan pada awalnya.
Sedangkan untuk permohonan pengampuan terhadap orang yang mengalami
lemah daya dan kesehatan karena usianya adalah berbeda. Permohonan pengampuan
yang diajukannya karena sudah sekurang- kurangnya tidak mampu mengurus
kepentingannya sendiri bisa diakhiri lewat pengadilan yang mencabut pengampuan
atas orang tersebut. Pengampuan terhadapnya diajukan oleh dirinya sendiri
berdasarkan permohonannya ke pengadilan. Orang tersebut mengajukan permohonan
untuk diampu dan hakim menunjuk siapa yang menjadi pengampunya. Apabila
pengampuan ini dihentikan maka yang berhak mengakhiirinya adalah si pemohon
yang tak lain adalah calon bekas terampu tersebut. Topik ini disinggung pada pasal
434 ayat 5 KUH perdata. Bila ada banding terhadap suatu penetapan pengampuan
maka hakim akan mendengar lagi alasan- alasan pengampuan dari orang yang
mengajukan. Jika ditemukan bertentangan maka pengampuan dapat pula berakhir.
(pasa1443 KUH Perdata).76
Setiap orang berkewajiban memegang jabatan sebagai kurator sedikitnya 8
tahun, setelah masa itu ia boleh meminta berhenti dan akan dikabulkan. Ketentuan ini
tidak berlaku bagi suami atau istri kurandus, keluarga sedarah garis lurus keatas dan

76

Indonesia (1),op.cit,psl 443

Universitas Sumatera Utara

68

ke bawah, semua orang tersebut tidak dapat membebaskan diri setelah kurun waktu 8
(delapan) tahun itu.77
Pembebasan terhadap pengampuan harus memperhatikan tata cara yang
ditentukan oleh undang- undang seperti permohonannya. Akan tetapi jika si terampu
yang memohon pembebasan ini maka tidaklah dapat ia menikmati kembali hak- hak
sebelum keputusan tentang pembebasan pengampuan itu memperoleh kekuatan
hukum tetap.78
Pembebasan diri dari pengampuan juga harus diumumkan, sama halnya
sewaktu peletakkan pengampuan ( pasal 461 KUH Perdata). Dengan kata lain siapa
yang berhak memulai lalu mengajukan permohonan pengampuan ke pengadilan, jika
tidak ada alasan pemecatan atau pembebasan dirinya dari kewajiban mengampu maka
sampai pemberhentian yang tentunya oleh undang-undang sudah ditentukan, diajukan
juga lewat permohonan ke pengadilan dan telah pula ditentukan oleh undang- undang
yang berlaku di Indonesia. Walau bukan berasal dari Indonesia asli. Tidak pulalah
kiranya dapat dilakukan oleh siapa saja selain yang diatur aleh peraturan perundang undangan. Namun, penghentian pengampuan itu tidak diberikan, selain dengan
memperhatikan tata cara yang ditentukan oleh undang- undang guna memperoleh
pengampuan, dan karena itu orang yang ditempatkan di bawah pengampuan tidak
boleh menikmati kembali hak- haknya sebelum putusan tentang pembebasan
pengampuan itu memperoleh kekuatan hukum yang pasti. Pembebasan diri
pengampuan harus diumumkan dengan menempatkan dalam Berita Negara.

77
78

Tan Thong Kie,op.cit,hlm 43
Indonesia (1),op.cit,psl 459

Universitas Sumatera Utara

69

BAB IV
PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PENETAPAN PENGAMPUAN
DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2221 K/PDT/2010

A. Pertimbangan-Pertimbangan Hakim terhadap Putusan Mahkamah Agung
nomor2221/ K/Pdt/2010

Permohonan peletakkan seseorang di bawah pengampuan harus diajukan
kepada pengadilan. Begitu juga dengan permohonan pembatalan pengampuan.
Pengampuan mulai berlaku terhitung sejak saat putusan atau penetapan
pengadilan diucapkan. Artinya pengampuan sudah berlaku walaupun putusan atau
penetapan itu dimintakan banding.
Sehingga walaupun adanya permohonan pembatalan pengampuan, sepanjang
hakim belum membatalkan penagampuan tersebut, pengampuan tetap berjalan sampai
pengampu itu berakhir . Selama itu pengampu tetap berhak memangku jabatannya
sebagai kurator.
Seperti yang telah dikatakan di awal, Pengadilan Negeri mempunyai
kewenangan untuk menyelesaikan permohonan. Menurut ketentuan hukum bahwa
yang memberi kewenangan tersebut dapat merujuk kepada ketentuan Undang-Undang no 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Pada pokoknya,
pengaturannya masih sangat terbatas atau sangat eksepsional dalam hal tentu
sajadibatasi dengan persyaratan yang menegaskan boleh atau tidaknya diselesaikan

69

Universitas Sumatera Utara

70

melalui bentuk permohonan, yaitu hanya boleh terhadap masalah yang disebut dan
ditentukan sendiri oleh undang- undang. 79
Permohonanyang

diajukan

yang

disebutkan

dalam

undang-undang

salahsatunya adalah permohonan pengangkatan pengampuan bagi orang dewasa yang
kurang ingatannya atau orang dewasa yang tidak bisa mengurus hartanya lagi.
Putusan Hakim berisi pertimbangan dan diktum penyelesaian permohonan
yang dituangkan dalam bentuk penetapan. Diktum hanva bersifat menegaskan
pernyataan atau deklarasi hukum yang diminta dan kekuatan pembuktiannya hanya
mengikat pada diri si pemohon.80
Putusan dalam bentuk penetapan ini termasuk kedalam putusan deklarator,
yaitu putusan yang bersifat menyatakan hukum semata-mata, tidak bersifat mengadili
karena tidak ada sengketa.81
Apabila orang yang merasa dirugikan atas suatu penetapan maka pihak-pihak
tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap permohonan selama berlangsung.
Perlawanan ini sangat bermanfaat untuk menghindari terbitnya penetapan yang keliru
dan memberikan hak kepada orang yang merasa dirugikan kepentingannya untuk
mengajukan permintaan pembatalan kepada Mahkamah Agung atas penetapan.
Mahkamah Agung merupakan Badan Pengadilan yang tertinggi di Indonesia,
yang berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia ( Jakarta) atau di lain tempat
yang ditetapkan oleh Presiden.
79
Djamat Samosir,Hukum Acara Perdata (Tahap-tahap penyelesaian Perkara Perdata),cet
1,Nuansa Aulia,Bandung,2011,hlm 45
80
Ibid,hlm 49
81
Abdulkadir Muhammad,Hukum Acara Perdata Indonesia,cet 7,Citra Aditya
Bakti,Bandung,2000,hlm 150

Universitas Sumatera Utara

71

Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan
pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan pengadilan karena :
1. Tidak bewenang atau melampaui batas wewenang;
2. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku ;
3. Lalai memenuhi syarat- syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan. 82
Dalam melakukan kasasi, Mahkamah Agung bukan peradilan tingkattertinggi
sebab yang dikasasi itu adalah putusan tingkat tertinggi. Kasasi hanya meliputi bagian
hukumnya saja, tidak mengenai peristiwa. Hakim kasasi bukan hakim yang
memeriksa peristiwa (judex facti). Mengenai peristiwa yang sudah diperiksa dan
diputus oleh Hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.83
Salah satu contoh kasus yang terjadi seperti pada Putusan Mahkamah Agung
Nomor 2221/K/ Pdt/2010 yaitu antara AMRI bin RISNO (Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat/Pembanding); dengan RAHMANUDIN bin JUMBI, (Termohon Kasasi
dahulu Tergugat/ Terbanding).
Menimbang bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon
Kasasi dahulu sebagai Tergugat, di muka persidangan Pengadilan Negeri Muara
Enim pada pokoknya atas dalil- dalil :
82
83

Abdulkadir Muhammad,op.cit,hlm 184
Ibid

Universitas Sumatera Utara

72

Bahwa penggugat merupakan saudara se- ayah dengan Sdri. Niswati Binti H.
Risno, yang sekarang ini tidak cakap melakukan perbuatan hukum dikarenakan
sedang mengalami gangguan kejiwaan, Penggugatlah yang merawat Sdri.Nisnawati
binti H. Risno ( terampu), bersama dengan almarhum H. Risno dan Ibunda Penggugat
Hj. Sumawati binti Mayasi, dimana terampu merupakan isteri dari Tergugat yang
sejak dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 diserahkan oleh Tergugat kepada
keluarga Penggugat;
Bahwa penggugat secara hukum berwenang melakukan gugatan dikarenakan
penggugat merupakan anak tertua laki-laki, dan sekarang ini bertanggung jawab
mengurusi keluarga dikarenakan orang tua Penggugat sudah meninggal dunia
sedangkan Sdri. Niswati yang merupakan anak tertua perempuan sedang mengalami
gangguan jiwa, sehingga sangatlah wajar Penggugat mengajukan gugatan ini untuk
kepentingan hukum Sdri. Niswati agar jangan sampai karena keadaan mental yang
dialaminva dapat dipergunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab;
Dasar Pokok Gugatan (Posita)
Adapun yang menjadi alasan Penggugat rneminta pencabutan pengampuan :
-

Tergugat adalah Pengampu Beritikad Buruk
Bahwa telah terjadi perkawinan antara Tergugat dengan Sdri Niswati binti H.

Risno ( terampu ) pada tanggal 20 Agustus 1993 dengan Akte Nikah nomor 226128 /
VIII / 1993 bertempat di Muara Enim ;
Bahwa pada tahun yang sama Tergugat pindah tugas di Bangka, pada waktu
itu Tergugat membawa keluarganya yaitu Sdri Niswati, dan anaknya bersama dengan

Universitas Sumatera Utara

73

tergugat tinggal di Bangka, setelah anaknya lahir Sdri Niswati binti H. Risno sudah
ada gejala mengalami gangguan jiwa;
Bahwa ketika isterinya Niswati binti H Risno ( terampu) sudah mengalami
gangguan kejiwaan pada bulan Maret 2000, tergugat menyerahkan isterinya Niswati
binti H. Risno kepada orang tuanya untuk dirawat;
Bahwa sejak Sdri Niswati binti H Risno diserahkan oleh tergugat kepada
orang tuanya, H. Risno, istrinya Sumarwati dan Penggugat mengurus Sdri Niswati di
rumah kediaman orang tua penggugat dan selama itu tergugat tidak pernah
menanyakan bagaimana keadaan dari istrinya (terampu), apalagi untuk memberikan
nafkah baik lahir maupun batin kepada istrinya ( terampu) ;
Bahwa pada hari Rabu tanggal 18 Juni 2008, orang tua Penggugat dan
terampu H Risno binti Jamal meninggal dunia, kemudian tergugat mengambil paksa
terampu ( isterinya) dari tangan Penggugat dan ibunya pada tanggal 30 Juli 2008. Hal
ini menimbulkan pertanyaan yang sangat besar dikarenakan sudah delapan tahun
tergugat tidak lagi mengurus istrinya. Mengapa setelah orang tua dari penggugat dan
terampu meninggal tergugat mengambil paksa istrinya;
Dari uraian tersebut jelas terlihat bahwa pengampu mempunyai itikad buruk
dalam mengajukan permohonan penetapan pengampuan atas diri terampu ( Niswati
binti H Risno);
-

Tergugat Tidak layak untuk Menjadi Pengampu dari Terampu
Bahwa hubungan antara penggugat dengan terampu karena hubungan

perkawinan ( suami istri) dimana penggugat merupakan suami yang sah dari terampu

Universitas Sumatera Utara

74

terampu sejak dilangsungkannya perkawinan pada tanggal 20 Agustus 1993 dengan
akte nikah nomor 226/28/VIII/1993, di Muara Enim sampai sekarang;
Bahwa pada tahun 2008 tergugat telah menikah lagi secara siri dengan Sdri
Herawati dan tinggal serumah dengan terampu, tergugat menempatkan terampu di
kamar khusus dan tergugat tinggal bersama isterinya yang lain, dan anak tergugat
dengan terampu serta anak bawaan dari isteri tergugat;
Dari uraian diatas jelaslah tergugat tidak layak menjadi pengampu yang baik
bagaimana dia menempatkan kedua isterinya dalam satu rumah, sementaraterampu
dalam sakit kejiwaaan;
-

Prosedur Penetapan Pengampuan Cacat Yuridis
Bahwa penetapan pengampuan nomor : 2/ Pdt.P/2009/PN.ME cacat yuridis

tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku ;
Bahwa menurut pasal 439 KUH Perdata menyatakan : " Setelah mendengar
atau memanggil dengan sah akan segala yang tersebut dalam pasal yang lain,
Pengadilan harus mendengar akan seseorang pengampuannya diminta jika kiranya
orang ini tidak mampu mengindahkan dirinya, maka pemeriksaan itu harus
dilangsungkan di rumahnya, oleh seorang hakim atau lebih yang diangkat untuk itu,
disertai oleh Panitera dihadiri oleh Kejaksaan, harus dibuat berita acara itu harus
dikirimkan kepada Pengadilan Negeri , dalam hal ini tidak ada pemeriksaan yang
dilakukan terhadap terampu, sehingga prosedurnya tidak sesuai dengan ketentuan
pasal a quo ;

Universitas Sumatera Utara

75

Bahwa menurut pasal 440 KUH Perdata untuk memberikan penetapan
pengampuan harus didengarkan pendapat dari keluarga sedarah atau semendadalam
hal ini Penggugat merasa tidak pernah dimintai keterangan apalagi Penggugat telah
mengurus pengampu selama ini, sebelum diambil oleh Tergugat;
Bahwa dalam mengajukan penetapan harus dipertimbangkan