Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Chapter III VI

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan oleh peneliti disebuah kecamatan yang berada
diwilayah administratif pemerintahan kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara
yakni Kecamatan Pandan. Kecamatan Pandan merupakan kecamatan sekaligus
ibukota dikabupaten tapanuli tengah , Sumatera utara , Indonesia. Letak geografis
kecamatan pandan terletak di pantai barat pulau sumatera danmengalami dua
musim, musim hujan dan musim kemarau.
Kecamatan Pandanberada di pantai barat sumatera dengan ketinggian antara 0
– 800 m di ataspermukaan laut. Kecamatan pandan terletak pada koordinat 01 0
33’ lintang utara,99 0 08’ bujur timur. sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Sarudik,sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Badiri, sebelah
timur berbatasandengan Kecamatan Tukka, dan sebelah barat berbatasan dengan
samuderaIndonesia. Kecamatan Pandan terbagi atas 8 kelurahan dan 1 desa ,
dengan luasKeseluruhan Wilayah36,31 km 2 , seluruhnya berada di daratan pulau
sumatera.Kelurahan Aek Tolangmerupakan daerah yang terluas, yaitu dengan luas
7,30 km² ,sedangkan kelurahan terkecil adalah Pandan yaitu dengan luas 1,88
km².Kecamatan Pandan tergolong daerah beriklim tropis dan hanya ada dua
musim,yaitu musimkemarau dan musim hujan.
B. Kondisi Geografis dan Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Pandan terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang
berbatasan dengan kecamatan Sarudik, Kecamatan Tukka, dan Kecamatan
Badiri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2014, Kecamatan

Universitas Sumatera Utara

Pandan memiliki luas 36,31 km² dengan jumlah populasi 51.174 orang yang
terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 26.422 orang dan jumlah penduduk
perempuan 24.752 orang, dan kepadatan penduduk 1409,36 orang/km².
Tabel 1. Luas Wilayah, Populasi, dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014
Luas
Kecamatan

2

km

%


Populasi
Jumlah
%
Total

Pinangsori

Kepadatan
Penduduk
(orang/km2)

78,32

3,57

23 641

7,30

301,85


Badiri

129,49

5,90

22 990

7,10

177,54

Sibabangun

284,64

12,97

16 972


5,24

59,63

Lumut

105,98

4,83

11 800

3,64

111,34

Sukabangun

49,37


2,25

2 873

0,89

58,19

Pandan

36,31

1,65

51 174

15,79

1 409,36


Tukka

148,92

6,78

11 656

3,60

78,27

Sarudik

25,92

1,18

23 022


7,11

888,19

Tapian Nauli

83,01

3,78

18 808

5,80

226,58

Sitahuis

50,52


2,30

5 156

1,59

102,06

Kolang

400,65

18,25

17 122

5,28

42,74


Sorkam

116,25

5,30

16 277

5,02

140,02

44,58

2,03

14 949

4,61


335,33

103,36

4,71

6 602

2,04

63,87

21,81

0,99

15 745

4,86


721,92

Sosor Gadong

143,14

6,52

12 687

3,92

88,63

Andam Dewi

122,42

5,58

14 306

4,42

116,86

Barus Utara

63,02

2,87

4 212

1,30

66,84

Manduamas

99,55

4,54

20 155

6,22

202,46

Sirandorung

87,72

4,06

13 859

4,28

157,99

2 194,98

100,00

324 006

100,00

147,61

Sorkam Barat
Pasaribu Tobing
Barus

Tapanuli Tengah

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah

Universitas Sumatera Utara

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Pandan dapat dikatakan masih
sedikit dan belum merata disetiap kelurahannya. Namun dengan demikian tenaga
medis yang terdapat di Kecamatan Pandan ini sudah cukup tersebar ditiap
kelurahan dimana pendistribusiannya disesuaikan dengan tiap-tiap kelurahan.
Fasilitas kesehatan yang tersedia dikecamatan pandan antara lain 1 unit
Puskesmas yang terletak di Kelurahan Aek Tolang, 5 unit Puskesmas Pembantu
yang berada di 5 kelurahan, BPU 3 unit di Kelurahan Pandan, Lubuk Tukko dan
Aek Tolang, dan 33 Posyandu. Sedangkan Rumah Sakit Umum yang tersedia ada
1 unit di Kecamatan Pandan yaitu Rumah Sakit Umum Pandan.
Tabel 2. Banyaknya Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2014
Kecamatan

RS. Umum

Puskesmas

BPU

Posyandu

1
1

Puskesmasn
Pembantu
5
5

Pinangsori
Badiri

-

1
1

25
31

Sibabangun
Lumut
Sukabangun
Pandan
Tukka
Sarudik

1
-

1
1
1
1
1
1

7
4
1
5
10
3

3
1

17
13
8
33
17
16

Tapian Nauli
Sitahuis

-

1
1

5
1

-

19
10

Kolang
Sorkam
Sorkam
Barat
PasaribuTobing
Barus

-

1
2
1

6
6
4

1
1

26
31
27

-

1
1

3
5

-

17
19

Sosor
Gadong
Andam Dewi
Barus Utara

-

1

6

-

18

-

1
1

5
3

1
-

18
6

Manduamas
Sirandorung
Jumlah

1

2
1
23

6
6
96

1
10

24
10
392

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah

Universitas Sumatera Utara

C. Gambaran Umum Puskesmas Pandan
Puskesmas Pandan berdiri sejak tahun 2009 dan telah berusia 8 tahun.
Puskesmas Pandan berlokasi ditengah pusat kotaJl. Maraden Panggabean Kel.
Aek Tolang, jumlah penduduk 350.017 jiwa dengan persentase 50,19 % laki2 dan
49,81 % perempuan.

D. Motto, Visi, dan MisiPuskesmas Pandan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Puskesmas
Pandanmemiliki Motto:” Kami siap memberi pelayanan yang terbaik untuk
anda”Adapun yang menjadi visi dari Puskesmas Pandan adalah “Terwujudnya
masyarakat sehat dan mandiri diwilayah puskesmas pandan”
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Puskesmas Pandan menetapkan
Misi antara lain :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat
c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
d. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit
E. Tujuan, Strategi dan Kebijakan Puskesmas Pandan
Dalam

upaya

memberikan

pelayanan

kesehatan

kepada

masyarakat

Puskesmas Pandan memiliki beberapa tujuan, strategi dan kebijakan, yaitu :
a) Tujuan
1. status gizi keluarga dan masyarakat.
2. Menjamin ketersediaan obat dan pembekalan kesehatan

Universitas Sumatera Utara

3.

Menggalang Memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali dalam
bentuk, jenis, tingkat dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat

4. Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat pada masyarakat
5. Meningkatkan dan meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral.
b) Strategi
1. Menggerakkan dan memperdayakan masyarakat untuk hidup sehat
2. . Menggalang kemitraan dengan LSM dan Organisasi Masyarakat dalam
peningkatan kemauan, kemampuan Masyarakat,
3. mencegah dan mengatasi masalah kesehatan
4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
c) Kebijakan
1. Menurunkan angka kematian Ibu melahirkan
2. Menurunkan angka kematian anak dengan mengatasi malnutrisi pada
balita
3. Meningkatkan kesehatan ibu hamil
4. Memerangi HIV/ AIDS, TB Paru dan Penyakit lainnya
5. Melesestarikan Lingkungan Hidup

F. Profil Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai dipuskesmas Pandan dilihat dari pangkat atau Golongan
terdiridari Golongan IIID ada 3 orang, Golongan IIIC ada 5 orang, Golongan IIIB
5orang, Golongan IIIA

11 orang, Golongan IID 4 orang, Golongan IIC 8

Universitas Sumatera Utara

orang,Golongan IIA 1 orang. Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui
bahwa keadaan pegawai puskesmas pandan berdasarkan jenis kelamin yakni
terdiri dari 11 orang laki laki dan 65 orang perempuan yang total keseluruhannya
76 orang. dipuskesmas tersebut lebih terdapat banyak pegawai perempuan dari
pada laki laki, dan puskesmas tersebut terdapat banyak pegawai Honorer.
Tabel 3. Profil SDM Pegawai Puskesmas Pandan
No

PANGKAT /GOLONGAN

JUMLAH

1. Kualifikasi menurut Golongan
a. Golongan IIID

3

b. Golongan IIIC

5

c. Golongan IIIB

5

d. Golongan IIIA

11

e. Golongan IID

4

f. Golongan IIC

8

g. Golongan IIA

1

Jumlah

37

Sumber : Arsip Puskesmas Pandan

Sedangkan Jumlah Tenaga Honorer di Puskesmas Pandan berjumlah 38 (tiga
puluh delapan) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) berjumlah 1(satu) orang.
Maka seluruh jumlah pegawai yang terdapat di Puskesmas Pandan berjumlah
76(tujuh puluh enam) pegawai.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Kualifikasi Pegawai Berdasarkan Tenaga Medis
Puskesmas Pandan
No

Tenaga Medis

Jumlah

1

Dokter

3

2

Skm

3

3

Bidan

14

4

Perawat

10

5

Farmasi

2

6

Gizi

1

7

Perawat Gigi

2

8

Kesling

2

9.

Analisis Lab

1

Sumber : Arsip Puskesmas Pandan

Puskesmas Pandan memiliki tenaga medis jumlah dokter 3 orang, Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM), Bidan 14 orang, Perawat 10 orang, Farmasi 2
orang, Gizi 1 orang, Perawat Gigi 2 orang, Kesehatan Lingkungan (Kesling) 2
orang, dan Analisis Lab 1 orang. Dimana tenaga medis yang tersedia tersebar di
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Kecamatan Pandan

G. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Pandan
Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi.
Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerjasama berbagai orang atau pegawai
untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian akan dapat diketahui oleh

Universitas Sumatera Utara

pegawai apa yang harus dilaksanakan, dan kepada siapa dia harus bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut. Sehingga dari bagan struktur
organisasi tersebut akan diperoleh gambaran dan aktifitas secara keseluruhan dan
dari struktur organisasi dapat menunjukkan dengan jelas arus dari wewenang dan
tanggung jawab masing-masing anggota dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Puskesmas Pandan memiliki struktur organisasi antara lain :
a. kepala puskesmas

: dr. rikki harahap

b. Jabatan Fungsional

: -Dokter Umum, dr. Dewi
- Dokter Gigi, drg. Fitria

c. Bagian Tata Usaha

:Anda Renaco

d. Program KB

: Nelyda

e. Program KIA

: Jija

f. Program Gizi

: Susi W

g. Program Lansia

: Lusia T

h. Program Kesling

: Mestika

i.

Program P2M

: Tiominar

j.

Program Farmasi

: Martha M

k. Program Promkes

: Meldatati

l.

: Melva

Program PTM

Universitas Sumatera Utara

Stuktur organisasi

Universitas Sumatera Utara

Puskesmas Pandan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
memiliki fungsi :
1. Puskesmas sebagai pusat pergerakan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat
3. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama.

Tugas pokok dan fungsi satuan unit kerja puskesmas antara lain :
a.

Kepala puskesmas
Kepala puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pihak
yang

memimpin,

mengawasi,

dan

mengkoordinasi

pelaksanaanpenyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
paripurnadalam wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas, kepala
puskesmasmenyelenggarakan fungsi:
1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen kesehatan yang sudah
ditetapkan agar dapat terealisasi dengan baik dan tepat sasaran
sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuan pelayanan terhadap
masyarakat.
2. Membuat rencana program kerja dan jadwal kegiatan puskesmas
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan diwilayah
kerja puskesmas.
3. Memberikan penjelasan yang baik yang dapat dipahami oleh anggota
organisasi dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

4. Melaksanakan koordinasi termasuk melaporkan kegiatan puskesmas
Pandan kepada dinas kesehatan untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan yang tengah
dihadapi agar diperoleh hasil kerja yang optimal dan sebagai
pertanggung jawaban kegiatan.

b. Bagian poli umum
Bagian poli umum berfungsi untuk mengatur kelancaran proses pelayanan
kesehatan

dipuskesmas,

mengatur

pembagian

tugas

terhadap

petugaskesehatan yang terutama terhadap petugas bagian pengobatan yang
adadipuskesmas, dan meningkatkan kinerja petugas poli. Fungsi dari
poliumum yaitu:
1. Memberi pengarahan kepada staf poli umum
2. Member teguran atau peringatan kepada staf poli umum yang tidak
menjalankan tugasnya dengan benar.
3. kontrolling kelengkapan dokumen poli umum dalam hal ini poli terbagi
atas beberapa bagian yaitu:
a. Poli KIA KB fungsinya mengatur dan memberikan pelayanan
kepada kesehatan ibu anak dan KB.
b. Poli gigi fungsinya mengatur proses pemberian kesehatan mengenai
kesehatan gigi dan mulut.
c. Poli bayi dan balita fungsinya memberikan pelayanan kepada bayi
dan balita baik mengenai tumbuh kembang dan kelainan pada
balita.

Universitas Sumatera Utara

c. Bagian ruang bersalin
Bagian

ruang

bersalin

mengkoordinasikanseluruh

mempunyai

kegiatan

tugas

pelayanan

mengatur

dikamar

bersalin

dan
dan

perawatan umum,mengupayakan pengadaan peralatan dan obat sesuai
standart, sertamengendalikan pelaksanaan asuhan kebidanan dan keperawatan
yang

telahditentuka.

Dalam

melaksanakan

tugas,

bagian

ruang

bersalinmenyelenggarakan fungsi:
1. Memantau dan menilai keadaan pasien.
2. Melakukan rujukan pada pasien yang mengalami komplikasi.
3. Mengatur jadwal dinas.
4. Membimbing siswa atau mahasiswa yang melakukan praktek klinik
c. Bagian Gizi
Bagian gizi berfungsi membantu kepala puskesmas dalam kegiatan yang
dilaksanakan puskesmas. Dalam melaksanakan fungsi, bagian gizi
mempunyai tugas :
1. Melaksanakn kegiatan perbaika gizi diwilayah kerjanya.
2. Penyuluhan makanan sehat.
3. Pemberian vitaman kepada anak balita.
4. Membuat pencatatan dan laporan.
d. Bagian loket administrasi umum dan registrasi kartu
Bagian loket/kartu mempunyai tugas mencatat dan membuat nomor index
administrasi serta membuat laporan penggunaan nomor index administrasi,
dalam melaksanakn tugas, bagian loket/kartu berfungsi:
a. Menyiapkan buku folder administrasi.

Universitas Sumatera Utara

b. Mencatat penerimaan dan pengeluaran ATK.
c. Memberikan nomor index family folder sesuai urutan.
e. Bagian kamar obat
Bagian kamar obat mempunyai tugas pokok pembuatan perencanaan
obat,pengadaan atau permintaan obat penerimaan dan penyimpanan obat
pelaporan serta penyuluhan obat, dalam melaksanakan tugas. Bagian kamar
obatberfungsi :
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan obat yaitu perencanaan
obat, pengadaan, penyimpanan, distribusi, penggunaan, pencatatan,
dan pelaporan.
2. Membuat perencanaan obat pertahun.
3. Membuat laporan tahunan pemakaian obat.
4. Memberikan penyuluhan obat kepada masyarakat.
H. Wilayah dan Kegiatan Puskesmas pandan
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selain berada di unit
Puskesmas, pegawai juga memberikan pelayanan di beberapa eilayan antara lain :
PAUD, TK, SD, SMP, SMA di Kecamatan Pandan.
Tabel5 Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pandan
No.

Nama

Jumlah

1.

Paud

4

2.

Tk

4

3.

Sd

12

4.

Smp

3

5.

Sma

5
TOTAL

28

sumber : Arsip Puskesmas

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan puskesmas Pandan, dalam memberikan pelayanan diberbagai
ilayah kerja antara lain :
1. Paud
a. Mendampingi pemberian Vit.A
b. Penyuluhan ttg cara sikat gigi yang baik dan benar
2. TK
a. Mendampingi pemberian Vit.A
b. Penyuluhan ttg cara sikat gigi yang baik dan benar.
3. SD
a. Pemberian obat cacing
b. Penyuluhan UKS/ UKGS
c. Penyuluhan PHBS
4. SMP
a. Penyuluhan UKS
b. Penyuluhan/ mendampingi penyuluhan bidan/promkes tentang llat
reproduksi
5. SMU
a. Penyuluhan UKS/UKGS
b. Penyuluhan/mendampingi penyuluhan ttg narkoba,HIV/AIDS, TB.paru.

Universitas Sumatera Utara

I. Program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang
dibentuk

untuk

menyelenggarakan

program jaminan

sosial di Indonesia menurutUndang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undangundang Nomor 24 Tahun2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem JaminanSosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Berdasarkan

Undang-undang

Nomor

24

Tahun

2011,

BPJS

akan

menggantikansejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu
lembaga

asuransijaminan

kesehatan PT

Askes

Indonesia menjadi BPJS

Kesehatan.

a.

Manfaat Program BPJS Kesehatan

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non
spesialistik mencakup:
a. Administrasi pelayanan
b. Pengobatan dan konsultasi medis
c. Tindakan Pelayanan promotif dan preventif
d. Pemeriksaan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
f. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
g. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama
h. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi

Universitas Sumatera Utara

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan
mencakup:
a. Rawat jalan, meliputi:
1. Administrasi pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
spesialis dan sub spesialis
3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5. Pelayanan alat kesehatan implant
6. Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
9. Peayanan kedokteran forensik
10. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
2.

Rawat Inap yang meliputi:

a. Perawatan inap non intensif
b. Perawatan inap di ruang intensif
c. Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri

b.

Kepesertaan Program BPJS Kesehatan

Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran, meliputi :

Universitas Sumatera Utara

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang
tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.
2.

Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :

a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
1. Pegawai Negeri Sipil;
2. Anggota TNI;
3. Anggota Polri;
4. Pejabat Negara;
5. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
6. Pegawai Swasta; dan
7. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima Upah.
8. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)
bulan.
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
1. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
2. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
3.

Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.

· Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima Pensiun, terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara

1.

Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

2.

Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun;

3.

Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

4.

Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang
mendapat hak pensiun;

5.

Penerima pensiun lain; dan

6.

Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain
yang mendapat hak pensiun.

d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan;
1.

Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan; dan
2.

Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu

membayar iuran.
Anggota keluarga yang ditanggung, diantaranya adalah :
a. Pekerja Penerima Upah :
Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung,
anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat
yang sah, dengan kriteria:
1. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri;

Universitas Sumatera Utara

2. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25
(dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal.
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak
terbatas).
c. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang
meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
d. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang
meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah
tangga, dll.
Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran / PBI :
Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak mampu yang menjadi peserta PBI
dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang
statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh Kementerian
Sosial.
Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, juga terdapat
penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan SK Gubernur/
Bupati/Walikota bagi Pemda yang mengintegrasikan program Jamkesda ke
program JKN.

Pendafataran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU :
1. Perusahaan / Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota
keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan melampirkan:

Universitas Sumatera Utara

a. Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya
b. Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai format yang
ditentukan oleh BPJS Kesehatan.
2. Perusahaan / Badan Usaha menerima nomor Virtual Account (VA) untuk
dilakukan

pembayaran

ke

Bank

yang

telah

bekerja

sama

(BRI/Mandiri/BNI)
3. Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan
untuk dicetakkan kartu JKN ataumencetak e-ID secara mandiri oleh
Perusahaan / Badan Usaha.

Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah / PBPU dan Bukan
Pekerja :
1. Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja
a. Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS Kesehatan
b. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada di Kartu Keluarga
c. Mengisi formulir Daftar Isian Peserta (DIP) dengan melampirkan :
1.Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
2.Fotokopi KTP/Paspor, masing-masing 1 lembar
3.Fotokopi Buku Tabungan salah satu peserta yang ada didalam Kartu
Keluarga
4.Pasfoto 3 x 4, masing-masing sebanyak 1 lembar.
d. Setelah mendaftar, calon peserta memperoleh Nomor Virtual Account
(VA)

Universitas Sumatera Utara

e. Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama
(BRI/Mandiri/BNI)
f. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk
dicetakkan kartu JKN.Pendaftaran selain di Kantor BPJS
Kesehatan, dapat melalui Website BPJS Kesehatan

c. Persyaratan Menjadi di Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama :
1. Untuk Klinik Pratama atau yang setara harus memiliki :
A. Surat Ijin Operasional
b. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik
atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain
c. Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan
e. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan
f. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
Jaminan Kesehatan Nasional
2. Untuk Praktik Dokter atau Dokter Gigi harus memiliki :
a. Surat Ijin Praktik
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c. Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring
lainnya
d. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
JKN

Universitas Sumatera Utara

3. Untuk Puskesmas atau yang setara harus memiliki :
a. Surat Ijin Operasional
b. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik
Apoteker (SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin
Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
c. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan
d. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
JKN
3. Untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara harus memiliki :
a. Surat Ijin Operasional
b. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan
d. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan
e. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
Jaminan Kesehatan Nasional

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data
Bab ini berisi hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
Peneliti akan menyajikan hasil temuan baik berupa data – data yang didapat
dilapangan ataupun hasil observasi peneliti di lapangan. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan
kunci dan informan utama. Observasi lapangan juga dilakukan peneliti untuk
dapat mengamati secara bagaimana bagaimana implementasi program BPJS
Kesehatan serta apa sajakah yang menjadi hambatan dalam implementasi program
BPJS di Puskesmas Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

a. Identitas Informan Pimpinan dan Pegawai Puskesmas Pandan,
Kecamatan Pandan Tapanuli Tengah
Pengumpulan data yang dilakukan di Puskesmas Pandan dilakukan dengan
wawancara dengan pimpinan dan pegawai puskesmas. Adapun jumlah pegawai
yang diwawancari sebanyak tiga orang, terdiri dari 1 petugas medis, 1 Kepala
Tata Usaha Puskesmas dan seorang Kepala Puskesmas Pandan. Data yang
dikumpulkan menunjukan hasil dari penelitian yang dilakukan baik secara
observasi langsung maupun wawancara yang dilakukan peneliti.
Observasi yang dilakukan peneliti dimulai pada tanggal 25 Januari,
dimana saya melihat bagaimana pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandan, serta
saya juga menilai tentang persepsi masyarakat terkait kualitas pelayanan

Universitas Sumatera Utara

kesehatan yang diberikan para dokter, perawat dan pegawai Puskesmas. Dalam
observasi saya, terlihat bahwa masih ditemukan beberapa maslaah yang dapat
menghambat berjalannya Program BPJS di Puskesmas Pandan, diantaranya
adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak Puskesmas kepada masyarakat
sehingga mengakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan
program tersebut, keterbatasan sarana dan prasarana dalam menunjang kualitas
pelayanan yang diberikan, dan kurangnya rasa empati dana daya tanggap para
pegawai kepada masyarakat.
Tanggal 23 Februari 2017, saya datang ke Puskesman Pandan untuk
menyerahkan surat izin penelitian saya kepada pimpinan Puskesmas Pandan. Pada
saat itu, pimpinan puskesmas tidak ada ditempat dan saya menitipkan surat tersebt
pada petugas Tata Usaha Puskesmas. Keesokan harinya saya kembali datang dan
saya tidak mendapatkan hasil karena tidak ada petugas yang berjaga dipuskesmas.
Kemudian pada tanggal 26 Februari 2017 saya kembali datang untuk menanyakan
hasil dari surat izin penelitian saya, dan saya mendapatkan izin untuk melakukan
penelitian keesokan harinya. Saya melakukan penelitian selama satu minggu
karena beberapa pegawai tidak hadir di Puskesmas Pandan. Saya harus melakukan
janji dengan petugas setempat sebelum melakukan wawancara. Berikut ini
disajikan identitas data informan pimpinan dan pegawai di Puskesmas Pandan,
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1 Identitas Informan Pimpinan dan Pegawai Puskesmas
Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

o

Nama

L/P

Umur

dr.Riski Nelson H L

Jabatan

38 Tahun

drg. Fitria HasdelinaP

Pemimpin Puskesmas

34 Tahun

Anda Renaco S L 42 Tahun

Dokter Gigi

Kepala Tata Usaha

Sumber: Informan Penelitian 2017
Berdasarkan data informan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi informan dalam penelitian ini adalah pimpinan puskesmas, dokter gigi,
dan Kepala Tata Usaha yang menyimpan informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian atau informan pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan
yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti.

b. Identitas InformanMasyarakat Kecamatan Pandan, Kabupaten
Tapanuli Tengah
Data yang dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan masyarakat
Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Wawancara

dilakukan dengan terstruktur dan mendalam, dimana pertanyaan telah disusun
berdasarkan indikator yang digunakan oleh penulis. Reduksi data wawancara
dilakukan oleh penulis guna menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan
pada bab sebelumnya. Masyarakat dianggap sebagai informan utama karena
mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.
Wawancara

dengan masyarakat dilakukan selama tiga hari mulai

dilakukan pada tanggal 2 Februari 2017. Wawancara saya lakukan dengan

Universitas Sumatera Utara

masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Pandan untuk berobat. Masyarakat
yang diwawancarai berjumlah 10 orang. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan peneliti, Puskesmas Pandan tidak sering didatangi oleh masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan pada puskesmas tersebut dokter yang berjaga tidak selalu
ditempat sehingga masyarakat yang sakit lebih memilih untuk berobat secara
tradisional atau berobat ke rumah sakit terdekat. Berikut identitas masyarakat
Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tabel 2 Identitas Informan Masyarakat
No

Nama

Umur

Pekerjaan

JumlahTanggungan

1. Rosdani P

32 Tahun

Kuli Bangunan

4 orang

2. Nasriani Malau

39 Tahun

Pedagang

0

3. Nahdiani Purba 22 Tahun

Mahasiswa

0

4. Hajmila

30 Tahun

Nelayan

2 orang

5. Najar Amin

32 Tahun

Wiraswata

6 orang

6. Miskudin

71 Tahun

Pedagang

4 orang

7. Sahdina

22 Tahun

Pedagang

3 orang

8. Mita Rahayu

25 Tahun

Pedagang

5 orang

9. Rahsyida

65 Tahun

Pedagang

6 orang

10. Dina Aryani

27 Tahun

Pedagang

2 orang

Sumber : Informan Penelitian 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa para informan terdiri dari
masyarakat yang bekerja sebagai pedagang dan memiliki tanggungan lebih dari 2
orang. Hal tersebut menunjukan bahwa mereka seharusnya lebih mendapatkan
perhatian pemerintah dalam meningkatkan ksehatan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

c. Temuan Lapangan Mengenai Implementasi

Program BPJS

Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah
Wawancara dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten
tapanuli Tengah. Hasil temuan lapangan berupa data wawancara dan hasil
observasi langsung yang dilakukan peneliti guna mendapat jawaban terkait
implementasi dan hambatan dari program BPJS

pelayanan kesehatan

dipuskesmas Pandan Kecamatan Pandan. Wawancara yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan tipe wawancara mendalam dengan secara terstruktur,
dimana sebelum melakukan wawancara dengan narasumber penulis terlebih
dahulu menyusun pertanyaan yang akan diajukan. Pengumpulan data wawancara
dilakukan sampai menemukan titij jenuh. Titik jenuh dilakukan setelah
melakukan wawancara dengan satu orang Kepala Puskesmas dan tiga orang
pegawai di Puskesmas Pandan.
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara masyarakat dengan pegawai yang memberikan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Fitria
Hasdelina mengatakan bahwa :“kami berusaha memberikan pelayanan terbaik
untuk masyarakat di Kecamatan Pandan ini, namun dalam memberikan pelayanan
memang masih terdapat pegawai – pegawai yang kurang ramah atau peduli sama
pasien di sini, jadi pelayanan yang dirasakan masyarajat pasti berbeda – beda.”

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan publik seharusnya dilakukan atas dasar kebutuhan masyarakat,
dimana masyarakat menjadi tolak ukur dalam proses pelayanan tersebut.
Pelayanan publik harus berorientasi kepada masyarakat, dimana setiap pekerja
yang bertugas memberikan pelayanan publik harus dapat memenuhi segala
kebutuhan masyarakat. Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Puskesmas
Pandan, yaitu Bapak Riski Nelson Harahap, beliau mengatakan :
“dalam memberikan pelayanan khususnya di bidang kesehatan, kami
berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di sini, masyarakat
kami layani sepenuh hati. Kami juga melakukan evaluasi kepada para
pegawai supaya pegawai di sini juga memberikan pelayanan dengan
sepenuh hati dan menjalankan tanggung jawabnya sesuai dengan
pekerjaannya. Apalagi dengan adanya BPJS yang diberikan pemerintah
ini, jadi pengobatan di sini murah, sehingga masyarakat dapat menikmati
pelayanan kesehatan yang gratis dengan pelayanan terbaik dari kami.”

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah badan hukum
publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk indonesia termasuk orang
asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan indonesia. Hal ini senada
dengan yang diungkapkan Ibu Fitria Hasdelina, beliau mengatakan :
“Puskesman Pandan ini ikut serta dalam menyelenggarakan program BPJS
dari pemerintah ini, hanya saja yang disayangkan masih kurang masyarajat
yang menggunakan BPJS di sini alasannya karena sekarang kan sudah
ada Kartu Indonesia Sehat jadi masyarakata pakai itu karena gratis, kalau

Universitas Sumatera Utara

BPJS ini kan masih berbayar. Tapi, meskipun gitu masih ada juga yang
pakai BPJS di sini.”

Program BPJS merupakan program jaminan sosial yang bersifat wajib
menurut Undang – Undang bagi setiap masyarakat, dimana biaya yang dikenakan
setiap bulannya lebih ringan sehingga masyarakat dapat mendapatkan pengobatan
yang terjangkau. Bapak Anda Renaco selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas
Pandan mengatakan bahwa :
“adanya BPJS ini jadi masyarakat di Kecamatan Pandan ini jadi lebih
mudah dalam melakukan pengobatan. Besaran kenaikan iuran BPJS
Kesehatan untuk kategori PBPU dan PB tahun ini iuran BPJS Kelas 1 :
Rp. 80.000,- naik Rp. 20.500,- dari tarif iuran sebelumnya sebesar Rp.
59.500. Peserta mendapatkan fasilitas kesehatan rawat inap setara kelas 1
dengan jumlah pasien per kamar 2-4 orang. Iuran BPJS Kelas 2 : Rp.
51.000,- naik Rp. 8.500,- dari tarif iuran sebelumnya sebesar Rp. 42.500,Peserta mendapatkan fasilitas kesehatan rawat inap setara kelas 2 dengan
jumlah pasien per kamar 3-5 orang. Iuran BPJS Kelas 3 : Rp. 25.500,- tarif
iurannya tetap, tidak berubah dari tarif iuran sebelumnya. Peserta
mendapatkan fasilitas kesehatan rawat inap setara kelas 3 dengan jumlah
pasien per kamar 4-6 orang.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Ridwan Purba yang juga
menggunakan BPJS di Puskesmas Pandan, beliau mengatakan :
“saya merasa menggunakan BPJS sangat penting apalagi bagi masyarakat
kurang mampu , seperti saya . karna dengan menggunakan jasa BPJS

Universitas Sumatera Utara

saya di ringan kan. apalagi ketika saya melakukan operasi dengan begitu
biaya yang saya keluarkan tidak terlalu banyak, karena setiap bulannya
saya rutin membayar iuran BPJS sebesar 25.500 perbulan.”
Menurut Ibu Nasriani Malau, beliau mengatakan “menggunakan BPJS
sanagtlah penting, karena jaman sekarang ini biaya kesehatan mahal. Saya
menggunakan BPJS pemerintah tapi saya belum pernah menggunakan BPJS
tersebut karna kalau saya sakit saya menggunkaan pengobatan secara umum
saja.” Bapak Najar Amin, beliau juga mengatakan :
“bagi saya bpjs itu ada penting nya juga karna kita tidak selamanya bisa
berobat secara umum, bisa saja dalam situasi dadakan kita ingin berobat
dengan biaya yang cukup besar akan terbantu jika kita tidak memiliki
biaya ,maka dengan demikian jasa BPJS akan lebih membantu.”

Penyelenggaraan jaminan sosial tidak akan berjalan tanpa adanya kerja
sama antara pihak terkait. Masyarakat juga diharapkan dapat bekerja sama dalam
menyelenggarakan program BPJS ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Riski
Nelson, beliau mengatakan bahwa “masyarakat di Kecamatan Pandan sudah mau
melakukan pendaftaran program BPJS, namun masih ada banyak keluhan yang
diungkapkan masyarakat yang mungkin bisa ditangani pemerintah pusat atau
daerah, karena memang penggunaan BPJS ini terbilang berbelit – belit.”
Menurut Bapak Miskudin, beliau mengatakan bahwa :
“sebelumnya saya tidak menggunakan BPJS, ketika saya ingin
berobat,bidan tersebut mengusul kan menggunakan BPJS untuk berobat
kerumah sakit agar lebih meringankan biaya. Ketika saya

mengurus

Universitas Sumatera Utara

BPJS tersebut lalu ingin mengunakan nya tetapi pihak rumah sakit belum
menerima atau menolak. BPJS tersebut bisa digunakan dalam selang
waktu 2 minggu padahal saya membutuhkan pengobatan yang lebih cepat.
Akhirnya terlalu lama menunggu jasa BPJS selama 2 minggu akhirnya
saya memilih pengobatan umum dengan biaya yang cukup besar.”

Berbeda dengan Ibu Sahdina yang mengatakan bahwa “saya tidak
menggunakan jasa BPJS karna tidak terdaftar dari pemerintah. Untuk saat ini saya
menggunakan pengobatan umum atau pengobatan tradisonal.”

Menurut Ibu

Rasida, beliau mengatakan “saya menggunaka kartu BPJS, tapi saya lebih mau
menggunakan jasa bidan karna pengobatan nya lebih baik dan pelayanan nya pun
cukup memuaskan.” Penggunaan BPJS ini sangat bermanfaat bagi keluarga
terlebih yang memiliki tangungan banyak, seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Dina Ariani, beliau mengatakan “saat ini saya belum berfikiran untuk
menggunakan BPJS karena saya belum berumah tangga. Tapi ketika saya
berumah tangga saya baru menggunakan jasa BPJS, karena biaya kesehatan itu
mahal, kalau banyak anak kan pasti butuh biaya besar jadi lebih baik pakai
BPJS.”
Hal senada diungkapkan oleh Ibu Hajmila, beliau mengatakan bahwa
“tidak menggunakan BPJS karena saat ini belum

membutuhkan jasa

BPJS, karna apabila saya sakit saya hanya berobat pada bidan terdekat
saja. Menurut saya BPJS digunakan dalam keadaan darurat saja atau
pengobatan yg bisa dikatakan menggunakan biaya yang cukup besar dan
juga penyakit yang lumayan parah.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA

A. Analisis Implementasi BPJS
Berbicara mengenai implementasi pelayanan di indonesia baik di pusat
maupun di daerah masih belum di terapkan sebagaimana mestinya, masih
kurangnya penerapan nilai-nilai etika yang disebabkan karena keberagaman
pemahaman, tidak di dukungnya kebijakan yang memadai, bahkan adanya
pertentangan dengan nilai budaya lokal menjadi suatu permasalahan yang
menjadikan implementasi terhadap pelayanan khususnya dibidang kesehatan
dikatakan terhambat. Belum ada starategi implementasi yang mengakibatkan
permaslahan dalam mendukung kinerja para apatarur yang ada di pusat
maupun daerah.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan salah satu strategi
dari pemerintah dalam hal memberikan pelayanan berupa jaminan kesehatan.
Program yang dibuat pemerintah guna memberikan jaminan kesehatan bagi
masayarakat ini di rasa cukup sangat membantu mengingat besarnya biasaya
yang harus dikeluarkan dalam hal kesehatan. Tetapi mengenai baik atau
buruknya suatu program tergantung pada penerapan dan tanggapan dari yang
merasakan program atau kebijakan tersebut. Oleh karena itu dalam hal ini
peneliti mengunakan 6 variabel, menurut van metter dan van horn ( 1975),
yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan publik:

Universitas Sumatera Utara

B.

Standar dan Sasaran Masyarakat Kebijakan

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) merupakan suatu program
yang dibuat oleh pemerintah yang ditujukan pada masyarakan dalam hal
memberikan jaminan sosial terkhusus dibidang kesehatan, tetapi dalam hal ini
di Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan BPJS masih di anggap awam bagi
masayarakat sekitar hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat bagaimana program dari BPJS ini secara jelas sementar. Ini sangat
di sayangkan mengingat target dari BPJS tersebut adalah masyarakat, selain
dari kurangnya sosialisasi permasalahan fasilitas sarana dan prasarana juga
menjadi kendala. Untuk memberikan pelayanan secara maksimal fasilitas
menjadi hal yang sangat penting dalam hal kesehatan, tetapi berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan dengan fasilitas menjadi masalah
yang harus segra di tanggulangi. Karena Puskesmas menjadi tempat
pertolongan pertama jika terjadi gangguan kesehatan pada masyarakat
khususnya di daerah.
Menurut Keputusan Menteri Aparatur Negara No.63 Tahun 2003, tentang
Penyelenggraan Pelayanan Publik “setiap penyelenggaraan pelayanan
publik harus memeliki standar dan publikasi sebagai jaminan adanya
kepastian bagi peneriman pelayanan. Standar pelayanan merupakan
ukuran yang dibakukan dalam penyelenggraan pelayanan publik yang
wajib di taati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Standar pelayanan
sekurang-kurangnya meliputi:
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian layanan.

Universitas Sumatera Utara

4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi petugas layanan
Kompotensi petugas pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan.”
Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan sudah pasti memiliki
standar yang telah ditetapkan, terlebih lagi dalam hal pelayanan kesehatan
yang dirasa sangat penting bagi setiap warga negara. Untuk itu pemerintah
perlu menetapkan kebijakan secara terintegrasi dan lebih optimal lagi dalam
memeberikan pelayanan publik khususnya dibidang kesehatan ini, diperlukan
juga peranan dari masyarakat dalam memberikan saran atau masukan terhadap
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat mengingat kebijakan yang dibuat
tersebut juga meliputi masyarakat.
C. Sumber Daya

Unsur terpenting dari sebuah sistem pelayanan publik adalah perlunya
kode perilaku petugas pelaksana pelayanan kesehatan dalam memberikan
pelayanan secara maksimal. Karena ini menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan sistem pelayanan publik, terutama didasari bahwa sebagian besar
keluhan yang terjadi di masyarakat terkait pelayanan yang diberikan baik itu
oleh pihak Puskesmas dan juga pemerintah dalam hal ini petugas BPJS.
Pelayanan yang kurang baik, sarana dan prasarana yang tidak memadai,
produk yang ditawarkan juga dirasa kurang berpihak kepada masyarakat,
menjadi bagian dari bentuk kecewaan yang dirasakan masyarakat. Selain itu

Universitas Sumatera Utara

masih minimnya anggaran menjadi alasan kepada masih banyak kekurangan
yang didapat dalam hal memberikan pelayanan sebaik mungkin. Menurut
Undang-undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan “anggran kesehatan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota seyogyanya minimal sejumlah
sepuluh persen dari total APBD diluar gaji (belanja pegawai).”
Undang-undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan juga menyebutkan
“pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan
kesehatan berkesinambungan dengan jumlah mencukupi, teralokasi secara
adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari pembiayaan
yang bersumber dari pemerintah serta pembiayaan yang bersuber dari
masyarakat.”
Tidak dapat di pungkiri, bila pembangunan sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia terkhusus di daerah membutuhkan perubahan secara
menyeluruh. Mulai dari pelayanan jaminan kesehatan nasional, pendaan
secara cukup dan merata, serta pada keberanian dari pemerintah membuat
suatu terobosan dalam menyikapi masalah kesehatan. Dengan adanya BPJS
seharusnya masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan akses pengobatan
secara baik, karena adanya partisipasi yang diberikan oleh masyarakat dalam
bentuk pembayaran iuran tiap bulan.
D. Hubungan Antar Organisasi
Guna terciptanya pelayanan yang diharapkan masyarakat dalam hal
kesehatan, di perlukan koordinasi secara baik dari pemerintah, badan atau
organisasi yang bergerak dibidang kesehatan, dan masayarakat. Puskesmas
salah satu tempat kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS dirasa merupakan
suatu kebiajakan yang bagus mengingat akses menuju rumah sakit besar di
daerah terbilang cukup sulit. Tetapi yang menjadi masalah di Puskesmas

Universitas Sumatera Utara

Pandan masih kurangnya fasilitas yang memadai sehingga masyarakat banyak
yang lebih memilih melakukan pengobatan secara tradisional. Selain itu,
masyarakat enggan menggunakan BPJS dikarenakan prosesnya yang terlalu
berbelit-belit, pandangan masyarakat yang lebih memilih menggunakan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) dikarenakan gratis menjadi alasan masyarakat kurang
tertarik untuk memakai BPJS, selain itu tidak bisa berobat di sembarang
rumah sakit juga menjadi masalah bagi BPJS karena masih terdapat rumah
sakit yang belum bekerjasama dengan pihak BPJS.
Pelayanan kesehatan menjadi perhatian yang dirasa sangat penting
dalam suatu negara, banyaknya lembaga terkait dalam hal meningkatkan
kualitas kesehatan menjadi suatu bentuk kemajuan yang positif. Birokrasi di
bidang kesehatan selama ini memang banyak dikeluhkan masyarakat, namun
seiring waktu berjalan baik Puskesmas, rumah sakit, Departemen Kesehatan,
dan yang terpenting pemerintah terlihat terus berbenah diri memperbaiki
rumitnya birokrasi bidang kesehatan.
E. Karakteristik Agen Pelaksana
Kontribusi terbesar dalam pembangunan kesehatan ditentukan di
tentukan melalui keberhasilan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas, bukan
rumah sakit. Karena itu fungsi dari puskesmas yang semula berorientasi
kepada upaya pertolongan dan pengobatan

meski segera mengalami

peningkatan. Di tambah lagi dengan adanya bantuan dari BPJS dalam hal
pendanaan, seharusnya bisa menumbuhkan rasa percaya masyarakat akan
tidak kalah bagusnya kualitas yang diberikan Puskesmas dibandingkan rumah

Universitas Sumatera Utara

sakit. Jadi Puskesmas bisa menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat
terutama di daerah yang jauh dari rumah sakit besar.Tetapi harapan itu tidak
mudah untuk mewujudkannya, pasalnya program dari BPJS yang dirasa
pemerintah dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan kualitas
pelayanan saja belum mendapatkan repont yang begitu baik dari masyarakat
terkhusus di daerah. Apalagi BPJS bisa dikatakan memilki catatan yang
kurang baik dalam segi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Yang
terpenting

adalah

BPJS

Kesehatan

mengontrol

sistemnya

untuk

mempermudah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Agar
kedepannya masyarakat bisa mempercayaai untuk menggunakan BPJS.
F. Disposisi Implementor
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) berada dibawah
ketetapan pemerintah, dengan kata lain program yang dibuat oleh BPJS
berada dibawah pengawasan dai pemerintah. Pada hakekatnya pihak BPJS
telah berusaha melakukan semuanya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, tetapi dalam implementasinya masih banyak
kekurangan yang masih harus diperbaiki dalam memberikan pelayanan.
Kurangnya pemahaman tentang arti dari sebuah pelayanan membuat petugas
BPJS masih diterbilang belum melakukan tugasnya dengan benar. Kurangnya
tenaga medis di tingkat Puskesmas juga memberikan pengaruh terhadap
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pasalnya jika tenaga medis
yang ada di Puskesmas belum tercukupi maka penanganan terhadap
masyarakat juga menjadi lambat. Menurut Undang-Undang No.36 Tahun

Universitas Sumatera Utara

2009, tentang kesehatan “pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.”

Bila ditelisik lebih lanjut peran negara dalam hal ini pemerintah lah
yang menjadi vital dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Ketersediaan pemerintah berkontribusi secara maksimal dalam
penanganan masalah kesejahteraan kesehatan, akan menjadi suatu momentum
untuk membuktikan bahwa negara ini sudah mampu menyediakan pelayanan
sosial dalam bidang kesehatan. Namun momentum tersebut akan hilang,
ketika apa yang di rencanakan dan di sebut-sebut ini tidak atau belum tercapai
secara maksimal.
G. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan menjadi hal yang sering disebut jika berbicara
mengenai daerah, begitu halnya jika menyinggung masalah pelayanan
kesehatan yang ada di daerah. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan erat
dengan teknis medis, namun lebih jauh masuk kedalam ranah yang sifatnya
sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Lebih percayanya masyarakat dalam
menggunakan pengobatan tradisonal dan juga masih rentan kondisi
perekonomian keluarga menjadikan program yang di buat pemerintah
mengalami kerumitan yang harus segera di cari solusinya.
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2009, tentang kesehtan, ”setiap orang
berhak atas kesehatan(1)Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

Universitas Sumatera Utara

memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.(2)Setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau.(3)Setiap orang berhak secara mandiri dan
bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan bagi dirinya.”
Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang di atassetiap orang
berhak menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya
dan setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Ini membuktikan bahwa yang paling perlu di
lakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, walaupun harus mempertimbangkan aspek lingkungan
seperti sosial, ekonomi, dan politik tetapi setiap masyarakat hanya
menginginkan kualitas kesehatan yang terbaik.
H. Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pelayanan bidang kesehatan sangat penting dan diperlukan oleh semua lapisan
masyarakat. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan
di Indonesia, dari hulu hingga hilir. Tidak hanya dampak politik serta
kebijikan pemerintah atas pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut, tetapi juga
dampak sisi ekonominya.
Kata pelayanan memiliki banyak arti, apalagi berbicara mengenai
masyarakat banyak. Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak hak dasar setiap warga negara
dan penduduk atas suatu barang, jasa atau pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang tekait dengan kepentingan
penduduk.

Universitas Sumatera Utara

Tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pelayanan
publik yang terdapat di Puskesmas Pandan sanagat tidak memuaskan. Pegawai
tidak bersikap ramah dan sopan kepada masyarakat yang datang untuk
berobat, mereka juga kurang memiliki rasa empati terhadap sesama, pegawai
kesahatan atau tim medis yang seharusnya berada di Puskesmas sering tidak
berada ditempat sehingga masyarakat banyak yang lebih memilih pergi dan
berobat ke tempat lain.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/
secara bersama sama dalam suatu organisasi yakni puskesmas yang dijadikan
sebagai wadah dalam pemeliharan dan peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompo

Dokumen yang terkait

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 9 121

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 13

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 1 1

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 35

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan ) Chapter III V

0 0 56

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 10

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 1

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 25

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 1 5

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 2