Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap warga negara tanpa terkecuali sebagaimana dijamin konvensi
internasional maupun hukum nasional, tegas dan lugas untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Berbagai wujud pelayanan kesehatan dengan kualitas
pelayanan yang baik Derajat kesehatan manusianya dipengaruhioleh banyak
interaksinya dengan lingkungan yang tidak menunjang kesehatan dan prilaku,
ketidaktahuan, serta pendidikan minimal yang sulit menerima ide ide pelayanan
kesehatan biomedical masa kini. Disini

pelayanaan kesehatan tampaknya

memberi saham yang tidak penting kepada keadaan manusia sehat jasmani dan
rohani.
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan jumlah
penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi serta
distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan

berat bagi pembangunan


kesehatan di Indonesia. Kesehatan merupakan slah satu aspek penting
pembangunan negara. Kesehatan suatu negara menjadi tolak ukur kesejahteraan
negara tersebut. Itu sebabnya, derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu
faktor penentu dalam penentuan indeks pembangunan manusia.
Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 menyatakan
bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Namun dalam
penerapannya, pelayanan kesehatan masih tidak merata dan selalu berdampak
pada sebagian masyarakat terutama pada masyarakat miskin. Tingkat ekonomi
yang masih rendah menyebabkan banyak warga masyarakat belum mampu

Universitas Sumatera Utara

memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Bagi sebagian masyarakat ekonomi
lemah, kesehatan adalah sesuatu yang mahal di negaranya sendiri. Pembiayaan
untuk pembangunan kesehataan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari
masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun sudah terdapat
berbagai peningkatan kerja sama lintas- sektoral, tetapi pelaksanaanya masih
belum berjalan dengan lancar. Di sini peran pemerintah dibutuhkan dalam
menjamin kesehatan masyarakatnya. Salah satunya dapat diwujudkan dengan
pemberian kesehatan yang layak namun tetap merakyat.

Saat ini untuk mendapatkan pelayanan yang baik diberbagai unit
pelayanan kesehatan masih diras cukup sulit. Jumlah penduduk yang banyak
mengakibatkan negara mengeluarkan dana yang besar, sedangkan sumber biaya
yang dimiliki negara, khusus untuk pelayanan publik, sangat terbatas. Jelas
diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi situasi ini.Peran pemerintah
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif, ditunjukkan
dengan dibentuknya sebuah program pemerintah yaitu Badan Jaminan Sosial
(BPJS) yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badak
usaha

milik

Negara

yang

ditugaskan

khusus


oleh

pemerintah

untuk

menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk pegawai Negara sipil, penerima pensiun PNS dan
TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha
lainnya ataupun rakyat biasa.
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) merupakan sebuah
program pemerintah yang seharusnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan

Universitas Sumatera Utara

masyarakatnya. Namun, dalam penerapannya masih banyak masyarakat yang
belum merasakan pelayanan kesehatan yang maksimal. Ketidaktahuan dan
ketidakperdulian masyarakat tentang


pelayanan kesehatan itu sendiri dapat

menjadi salah satu faktor terhambatnya peningkatan implementasi kesehatan yang
dilakukan pemerintah.
Pelayanan Publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
penyelenggara Negara.
Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu
daerah yang masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah terkait penerapan
kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Puskesmas Pandanyang
tersedia di Kecamatan Pandan merupakan satu – satunya puskesmas yang
melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Namun, pelayanan
yang diberikan puskesmas tersebut masih terbilang jauh dari apa yang diharapkan
masyarakat setempat. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan
yang diberikan oleh pemerintah pusat. Sikap acuh tak acuh masyarakat setempat
dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kesehatan, kurangnya sosialisasi
tentang program BPJS serta masyarakat lebih memilih menggunakan obat-obatan
tradisional dibandingkan menggunakan pengobatan secara modern. Ini menjadi

kendala dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah tersebut. Adanya
asumsi masyarakat bahwa biaya kesehatan itu mahal menjadi kendala dalam
peningkatan kesehatan di daerah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
meneliti mengenai “Implementasi Program BPJSKesehatan Dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli
Tengah”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam hal ini penulis membatasi
permasalahan yang diantarany adalah“Bagaimana Implementasi program
BPJS pelayanan kesehatan dipuskesmas Pandan Kecamatan Pandan?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu
hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dengan demikian, pada dasarnya
tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh
setelah selesai melakukan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana implementasi program BPJS kesehatan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam implementasi program
BPJS kesehatan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pandan,
Kabupaten Tapanuli Tengah.

Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :
1. Secara

subjektif,

penelitian

diharapkan

bermanfaat


untuk

melatih,

meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis,
dan metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam
memperkaya khazana ilmu pengetahuan dan wawasan khusunya mengenai
program BPJS terjadap masyarakat miskin.
2. Secara Praktis, penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran bagi instansi
terkait mengenai program BPJS terhadap masyarakat miskin . Penelitian ini
juga diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk mengambil kabijakan yang
mengarahkan kepada kemajuan institusi.
3. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
memperkaya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa bagi
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi bahan refrensi bagi
terciptanya suatu karya ilmiah.
E. Kerangka Teori
Menurut Karlinger dikutip dalam Sofian (2012: 35) teori adalah

serangkaian konsep, konstruk, definisi, dan prposisi untuk menerangkan suatu
fenomenal sosail secara sistematis dengan cara mengkontruksi hubungan
antara konsep, proposisi, dengan mengunakan asumsi dan logika tertentu.
Menurut Nawawi (1992: 149) mengatakan bahwa dalam studi penelitian perlu
adanya kejelasan titik tolak atau landasan berpikir untuk memecahkan dan

Universitas Sumatera Utara

membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori sebagai
pedoman yang menggambarkan darimana sudut masalah itu disorot.
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu dijelaskan terlebih
dahulu kerangka teori yang menjadi landasan penelitian yaitu :

A. Implementasi
a.

Pengertian Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan
yang

dibuat

oleh

lembaga-lembaga

pemerintah

dalam

kehidupan

kenegaraan. Menurut Cleaves dalam Wahab (2008;187), yang secara tegas
menyebutkan bahwa: Implementasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan
kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau

kegagalan

implementasi sebagai demikian

dapat

dievaluasi dari sudut

kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan
program-program yang telah dirancang sebelumya.
Menurut Mazmanian dan Sebastiar dalam Wahab (2008: 68) Implementasi
adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undangundang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan
eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2008: 65) Implementasi
adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-

Universitas Sumatera Utara

pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Tindakan-tundakan yang dimaksud mencakup usah usaha untuk mengubah
keputusan keputusan menjadi tindakan tindak operasional pelaksanaan kebijakan
atau keputusan tersebut oleh instansi pelaksana, ada 6 variabel, menurut van
metter dan van horn ( 1975), yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan publik
yaitu :
a. Standar dan sasaran masyarakat kebijakan yaitu setiap kebijakan publik harus
mempunyai standar suatu sasaran kebijakan jelas dan terukur. Dengan
ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam standar sasaranya
kebijakan tidak jelas, sehingga tidak bias terjadi multi-interpretasi dan mudah
menimbulkan kesalah-pahaman dan konflik diantara para agen implementasi.
b. Sumberdaya yaitu dalam suatu implementasi kebijakan perlu dukungan
sumberdaya, bak sumber daya manusia ( human resources) maupun sumber
daya materi ( matrial, resources) dan sumber daya metoda ( method
resources).
c. Hubungan antara organisasi yaitu dalam banyak program implementasi
kebijakan, sebagai realitas dari program kebijakan perlu hubungan yang baik
antar instansi yang terkait, yaitu dukungan komunikasi dan kerjasama antar
instansi bagi keberhasilan suatu program tersebut. Komunikasi dan koordinasi
merupakn salah satu urat nadi dari sebuah organisasi agar programprogramnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan secara sasaranya.
d. Karekteristik agen pelaksana yaitu dalam suatu implementasi kebijakan agar
mencapai keberhasilan maksimal harus diidentifikasikan dan diketahui

Universitas Sumatera Utara

karakteristik agen pelaksana yang mencakup stuktur birokrasi, norma norma,
dan pola pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi,semua itu akan
mempengaruhi suatu program kebijakan yang tekah ditentukan.
e. Disposisi implementor yaitu dalam implementasi kebijakn sikap atau disposisi
implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaiturespons implementor
terhadap kebijakan, kondisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan yang telah
ditetapkan dan intens disposisi implementor , yakni preferensi nilai yang
dimiliki tersebut.
f. Kondisi lingkungan sosial, politik dan ekonomi dalam variable ini mencakup
sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan
implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan
memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karekteristik para
partisipan, yakni mendukung dan menolak; bagi sifat opini publik yang ada
dilingkungan dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.
Berdasarkan berbagai pengertian yang disampaikan di atas dapat
disimpulkan bahwa implementasi adalah suatau proses yang berjalan dari sebuah
kebijakan ataupun ketetatapan, dan dapat menjadi suatu ketentuan dalam
melakukan evaluasi agar memperoleh hasil yang semakin baik.

b. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Menurut Pressman dan Wildavsky (1973) mengatakan bahwa proses untuk
pelaksanaan kebijakan perlu mendapatkan perhatian yang seksama maka dari itu
adalah keliru kalau ada yang beranggapan bahwa proses pelaksanaan kebijakan
dengan sendirinya akan berlangsung tanpa hambatan Sedangkan menurut Udoji
(1981) mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting,

Universitas Sumatera Utara

bahkan jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya
akan berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip
kalau tidak diimplementasikan. Menurut Jones( 1996) implementasi kebijakan
merupakan aspek yang penting dari seluruh proses kebijakan.
Wahab dalam Setyadi (2005) mengutip pendapat para pakar yang
menyatakan bahwa proses implementasi kebijakan tidak hanya menyangkut
perilaku badan administrative yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga
menyangkut jaringan kekuatan kekuatan politik, ekonomi ,dan sosial yang
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku semua pihak yang
terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak negative maupun
positif, dengan demikian dalam mencapai keberhasilan implementasi, diperlukan
kesamaan pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak
untuk untuk memberikan dukungan. Keberhasilan implementasi suatu kebijakan,
dapat diukur dengan melihat kesesuaian antara pelaksanaan

atau penerapan

kebijakan dengan desain, tujuan dan sasaran kebijakan itu sendiri serta
memberikan dampak atau hasil yang positif bagi pemecahan permasalahan yang
dihadapi.
Selanjutnya, Van Mater dan Van Horn (1975) mengatakan bahwa
implementasi kebijakan adalah tindakan tindakan yang dilaksanakan oleh
individu- individu, dan kelompok-kelompok pemerintah dan swasta, yang
diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran, yang menjadi prioritas dalam
keputusan kebijakan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa implementasi
kebijakan meliputi semua tindakan yang berlangsung antara pernyataan atau

Universitas Sumatera Utara

perumusan kebijakan dan dampak aktualnya. Menurut James E. Anderson
(1979:3) mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh
badan – badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan publik
dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor dari luar pemerintah. Dalam
pandangan David Easton ketika pemerintah membuat kebijakan publik, ketika itu
pula pemerintah mengalokasikan nilai – nilai kepada masyarakat, karena setiap
kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya. Menurut Harrold Laswell
dan Abraham Kaplan dalam Dye (1981) berpendapat bahwa kebijakan publik
hendaknya berisi tujuan, nilai – nilai, dan praktika – pratika sosial yang ada dalam
masyarakat.
Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor
atau bidang pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan,
pertanian, kesehatan, trasnportasi, pertahanan, dan sebagainya. Kebijakan publik
tidak boleh bertentangan dengan nilai – nilai dan praktik – praktik sosial yang ada
dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik berisi nilai – nilai yang bertentangan
dengan nilai – nilai yang hidup di masyarakat, maka kebijakan publik publik
tersebeut akan mendapat resistensi ketika diimplementasikan. Sebaliknya, suatu
kebijakan publik harus mampu mengakomodasikan nilai – nilai dan praktika –
praktika yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Berdasarkan dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi
kebijakan publik merupakan suatu tindakan tindakan yang harus dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan masyarakat agar mencapai suatu tujuan yang
diharapkan dan implementasi kebijakan publik harus diperhatikan lebih baik lagi

Universitas Sumatera Utara

agar berjalan dengan baik dalam menerapkan atau menjalankan kebijakan
kebijakan yang sudah dibuat.

B. Pelayanan publik
a.

Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Menurut Roth
bahwa “any service’ yang diungkapkan olehnya berkaitan dengan barang dan jasa
dalam pelayanan. Pelayanan publik yang dimaksud adalah segala bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau individu dalam bentuk
barang maupun jasa kepada masyarakat baik secara individu maupun kelompok
atau organisasi. Menurut Ratminto (2005: 5) pelayanan publik adalah segala
bentuk pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di pusat, didaerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Menurut kurniawan (dalam Sinambela, 2006: 5) pelayanan publik
adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang ditetapkan. Menurut Sadu Wasistiono (2002) pelayanan publik atau
pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas
nama pemerintah ataupun pihak swasta terhadap masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

b. Bentuk –Bentuk Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik kepada
masyarakat yang dilayani terdiri dari 3 macam (dalam Moenir, 2010:190), yaitu:
A. Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dialkukan oleh petugas petugas dibidang hubungan
masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang bidang lain yang
tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang
memerlukan. Agar layanan lisan berhasil, ada syarat syarat yang harus
dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu :
a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat
tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin
memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.
d. Meski dalam keadaan sepi tidak mengobrol dengan teman, karena
menimbulkan kesan tidak disiplin dalam melalaikan tugas.
e.

Tidak melayani orang- orang yang ingin sekedar ngobrol dengan cara
sopan.

B. Layanan melalui tulisan
Layanan melalaui tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol
dalam pelaksanan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi
perannya. Layanan tulisan ini terdiri atas dua golongan, pertama layanan
berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditunjukan pada orang-orang
berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi

Universitas Sumatera Utara

atau lembaga; kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan,
keluhan, pemberian/ penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
C. Layanan berbentuk perbuatan
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70- 80 % dilakukan oleh
petugas petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan
keterampilam petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan
atau pekerjaan. Titik berat dari pelayanan ini adalah perbuatan itu sendiri yang
ditunggu oleh yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang berkepentingan
adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan,
bukan sekedar penjelasan atau kesanggupan secara lisan, disini faktor
kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan
kualitas hasil yang memadai.

c. Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima layanan.
Berdasarkan keputusan menteri layanan. Berdasarkan keputusan menteri
pendayagunaan aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum
penyelenggara pelayanan publik, disebutkan bahwa standar pelayanan, sekurangkurangnya meliputi:
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.

Universitas Sumatera Utara

2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian layanan.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyediaan

sarana

dan

prasarana

pelayanan

yang

memadai

oleh

penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi petugas layanan
Kompotensi petugas pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

d. Unsur -Unsur Pelayanan Publik
Menurut Barata (2004:11) terdapat empat unsur penting dalam proses
pelayanan publik antara lain:
1. Penyediaan layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyedian dan
penyerahan barang (goods) atau jasa jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (customer)
atau customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.

Universitas Sumatera Utara

3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan
kepada pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasaan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini
sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para
pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang
dan jasa yang mereka nikmati.
Menurut Moenir (2008: 186) pelayanan publik memiliki empat unsur, dimana
unsur- unsurpelayanan publik tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya
karena keempatnya akan membentuk proses kegiatan (activity) keempat unsur
tersebut yakni:
1. Tugas layanan
Dalam pelayanan umum pemerintah harus memberikan pelayanan sesuai
dengan tugas yang diterima untuk melayani semua kepentingan masyarakat.
2. Sistem atau prosedur layanan
Yaitu dalam pelayanan umum perlu adanya sistem informasi, prosedur dan
metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.
3. Kegiatan pelayanan
Dalam pelayanan umum kegiatan yang ditunjukan kepada masyarakat harus
bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan tanpa adanya diskriminasi.
4. Pelaksana pelayanan
Pemerintah sebagai pelaksana pelayanan semaksimal mungkin mengatur dan
merencanakan program secara matang agar proses pelayanan akan

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan stuktur pelayanan yang mudah, cepat, tidak berbelit belit dan
mudah dipahami masyarakat.

e.

Asas- Asas Pelayanan Publik
Asas Pelayan Publik menurut Dadang Juliantara (2005: 11)diantaranya

adalah sebagai berikut :
1. Transparan
Bersifat terbuka mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efektivitas dan efesiensi
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan
gender dan status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.

Universitas Sumatera Utara

C.

Pelayanan Kesehatan
Kesehatan menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang

diselenggarakan oleh suatu Negara ataumerupakan tingkatefisiensi fungsional dari
makhluk hidup. Dalam Undang-Undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009
ditetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Oleh karena itu
Negara bertanggung jawab dalam peraturan pengaturan hak hidup sehat bagi
penduduknya. Begitu pentingnya arti hidup sehat, telah menjadikan kesehatan
sebagai kebutuhan mutlak bagi masyarakat untuk dapat menjalankan hidupnya
dengan baik.
Menurut Levei dan Loamba dalam Azrul (1996) mengatakan pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Menurut levey dan loomba (1973), adapun yang dimaksudkan dengan
pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau
secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Donabedian (1980) mengusulkan tiga katergori penggolongan layanan
kesehatan yaitu :
1. Standar Struktur
Yaitu standar yang menjelaskan peraturan sistem, kadang – kadang disebut
juga sebagai masukan atau struktur. Termasuk ke dalamnya adalah hubungan

Universitas Sumatera Utara

organisasi, misi organisasi, kewenangan, komite – komite, personel, peralatan
gedung, rekam medik, keungan, perbekalan, obat, dan fasilitas. Standar
struktur merupakan rules of the game.
2. Standar Proses
Yaitu sesuatu yang menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan layanan
kesehatan, melakukan prosedur dan kebijaksanaan. Standar proses akan
menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dan
bagaimana sistem bekerja. Dengan lain, standar proses adalah playing the
game.
3. Standar Keluaran
Yaitu hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan. Standar keluaran akan
menunjukkan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran
(outcome) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan
kesehatan yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut akan
diukur.
Semakin maju tingkat sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak
tuntutan akan pelayanan medis yang bermutu tinggi. Begitu juga, semakin rendah
keadaan sosial ekonomi suatu masyarakat, semakin banyak penyakit, kelemahan,
menimpa mereka yang tidak dapat menacapai pelayanan ataupun menerima
pelayanan yang bermutu.

Universitas Sumatera Utara

a. Jaminan Pelayanan Kesehataan
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta bisa memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang
diselenggrakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas. Pemeliharaan
kesehatan adalah hak tenaga kerja. Jaminan pemelihara kesehatan adalah salah
satu program BPJS yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi
masalah kesehatan. Reformasi jaminan sosial mencakup empat hal penting
(Situmorang, 2013:184-185) yaitu :
1. Mengatur suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh
beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.
2. Tujuannya sangat mulia untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarga.
3. Penyelenggaranya adalah badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) yang
harus dibentuk dengan undang-undang. Keempat, untuk program jaminan
kesehatan ditujukan untuk mencapai universal health care.
D.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan adalah badan

hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk indonesia
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan indonesia.
Menurut Undang Undang No 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan
sosial nasioanal dan Undang- Undang No 24 tahun 2011 tentang badan

Universitas Sumatera Utara

penyelengggara jaminan sosial maka BPJS merupakan sebuah lembaga hukum
nirlaba untuk perlindungan sosial dalam menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak sekaligus dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di indonesia. BPJS sendiri terdiri dari
dua bentuk yaitu BPJS kesehatan dab BPJS ketenagakerjaan. Berdasarkan undang
undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial.
a. Karekteristik BPJS Sebagai Badan Hukum publik.
BPJS merupakan badan hukum publik karena memiliki persyaratan
sebagaiberikut:
1. Dibentuk dengan Undang Undang (Pasal 5 UU BPJS)
2. Berfungsi untuk menyelenggarakan kepentingan umum, yaitu sistem
jaminan sosial nasional (SJSN) berdasarkan kemanusian, manfaat dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (pasal 2 UU BPJS)
3. Diberi delegasi kewenangan untuk membuat aturan yang mengikat umum
(pasal 48 ayat (3) UU BPJS).
4. Bertugas mengelolah dan publik, yaitu dana jaminan sosial untuk
kepentingan peserta (pasal 10 huruf d UU BPJS).
5. Berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan.
6. Peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional (pasal 11
huruf c UU BPJS).
7. Bertindak mewakili negara RI sebagai anggota organisasi atau lembaga
internasioanl (pasal 51 ayat (3) UU BPJS).

Universitas Sumatera Utara

8. Berwenang mengginakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi
kerja yang tidak memenuhi kewajibannya (pasal 11 huruf f UU BPJS).
9. Pengangkatan anggota dewan pengawas dan anggota direksi oleh presiden,
setelah melalui proses seleksi publik (pasal 28 s/d pasal 30 UU BPJS).
b. Iuran (peraturan presiden No. 11 Tahun 2013)
a. Iuran peserta PBI
1. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta PBI jaminan kesehatan serta
penduduk yang didaftarkan oleh pemerintah daerah sebesar 9,225,500
(Sembilan belas ribu dua ratus dua puluh lia rupiah) per orang
perbulan.
b. Iuran peserta bukan PBI
1. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah yang
terdiri atas pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota POLRI, pejabat
negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima
persen) dari gaji atau upah per bulan.
2. Iuran sebagaimana dimaksud pada poin 1 (satu) dibayar dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. 3%(tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan
b. 2%(dua persen) dibayar oleh peserta.

Universitas Sumatera Utara

F. Defenisi Konsep
Menurut van meter dan van horn (1975) implementasi kebijakan adalah
tindakan tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.
Tindakan-tindakan yang dimaksud mencakup usaha untuk mengubah keputusan
keputusan menjadi tindakan tindak operasional pelaksanaan kebijakan atau
keputusan tersebut oleh instansi pelaksana, ada 6 variabel, menurut van metter dan
van horn ( 1975), yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan publik yaitu :
i.

Standar dan sasaran masyarakat kebijakan yaitu setiap kebijakan publik
harus mempunyai standar suatu sasaran kebijakan jelas dan terukur.
Dengan ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam
standarsasaranya kebijakan tidak jelas, sehingga tidak bisa terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan kesalah-pahaman dan konflik
diantara para agen implementasi.

ii.

Sumberdaya yaitu dalam suatu implementasi kebijakan perlu dukungan
sumberdaya, bak sumber daya manusia ( human resources) maupun
sumber daya materi ( matrial, resources) dan sumber daya metoda (
method resources).

iii.

Hubungan antara organisasi yaitu dalam banyak program implementasi
kebijakan, sebagai realitas dari program kebijakan perlu hubungan yang
baik antar instansi yang terkait, yaitu dukungan komunikasi dan
kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program tersebut.
Komunikasi dan koordinasi merupakn salah satu urat nadi dari sebuah

Universitas Sumatera Utara

organisasi agar program-programnya tersebut dapat direalisasikan
dengan tujuan secara sasaranya.
iv.

Karekteristik agen pelaksana yaitu dalam suatu implementasi kebijakan
agar mencapai keberhasilan maksimal harus diidentifikasikan dan
diketahui karakteristik agen pelaksana yang mencakup stuktur birokrasi,
norma norma, dan pola pola hubungan yang terjadi dalam
birokrasi,semua itu akan mempengaruhi suatu program kebijakan yang
tekah ditentukan.

v.

Disposisi implementor yaitu dalam implementasi kebijakn sikap atau
disposisi implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaitu (a) respons
implementor terhadap kebijakan, (b) kondisi, yakni pemahaman
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan dan (c) intens disposisi
implementor , yakni preferensi nilai yang dimiliki tersebut.

vi.

Kondisi lingkungan sosial, politik dan ekonomi dalam variable ini
mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok
kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan;
karekteristik para partisipan, yakni mendukung dan menolak; bagi sifat
opini publik yang ada dilingkungan dan apakah elite politik mendukung
implementasi kebijakan.
Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dasarsesuaidengan hak hak dasar setiap warga negara dan penduduk
atas suatu barang, jasaataupelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan yang tekait dengankepentingan penduduk.

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/ secara
bersama sama dalam suatu organisasi yakni puskesmas yang dijadikan sebagai
wadah dalam pemeliharan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,
mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat yang ditunjukan untuk mencapai derajat
kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi tingginya. Dalam hal ini
pelayanan kesehatan yang ditawarkan di Indonesia seperti Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah badan hukum publik yang bertanggung
jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan bagi seluruh penduduk indonesia termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan indonesia.
Haryono Wiratno (1998) dalam Aditya Anugrah Moha (2016;85),
mengatakan bahwa

kualitas pelayanan (service quality) adalah pandangan

konsumen terhadap hasil perbandingan antara ekspektasi konsumen dengan
kenyataan pelayanan yang diperolehnya. Sedangkan kepuasan adalah persepsi
pelanggan terhadap satu pengalaman layanan yang diterimanya.

Universitas Sumatera Utara

I. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi
konsep dan sistematika penulisan.
BAB II :METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data .
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisi gambaran umum atau karakteristik penelitian di
Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian
dilapangan dan dokumentasi yang di analisis.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian
dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 9 121

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 13

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 1 1

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 35

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 4

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 10

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 1

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 1 5

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah Chapter III VI

0 1 43

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 2