Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan karunia Tuhan yang sangat berharga dan merupakan
salah satu hak dasar manusia, serta salah satu dari tiga faktor utama selain faktor
pendidikan dan pendapatan yang menentukan indeks pembangunan sumberdaya
manusia. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peranan yang dimainkan pemerintah
tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan
mereka hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan
masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah
satu upaya kesehatan pokok atau misi sector kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat ( Syafrudin, 2009:32)
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 36 th 2009
tentang kesehatan yaitu 5 dasar pertimbangan perlunya dibentuk Undang-Undang
kesehatan yaitu pertama, kesehatan adalah hak asasi dan salah satu unsure
kesejahteraan, kedua, prinsip kegiatan kesehatan yang nondiskriminatif,
partisipatif dan berkelanjutan. Ketiga, kesehatan adalah investasi. Keempat,
pembangunan kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, dan
yang kelima adalah tuntutan dan kebutuhan hokum dalam masyarakat. Dan dalam

keputusan menteri kesehatan RI nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan dikabupaten/kota. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
15

Universitas Sumatera Utara

Sosial yang harus dilaksanakan pemerintah dan jajarannya. Pemerintah daerah
(provinsi,kabupaten,kota) dipersilakan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
berupa BPJS daerah, supaya semua warga Negara Indonesia memperoleh layanan
kesehatan.
Menurut Sen (dalam Ismawan, 2000:102) penyebab kemiskinan dan
keterbelakangan adalah persoalan aksesbilitas. Akibat keterbatasan dan ketiadaaan
akses maka manusia mempunyai keterbatasan pilihan untuk mengembangkan
hidupnya. Kecuali menjalankan apa yang terpaksa saat ini dapat dilakukan (bukan
apa yang harus dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan
dalam melakukan pilihan, akibat potensi manusia untuk mengembangkan
hidupnya menjadi terhambat.
Dalam meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial dalam masyarakat
maka, meningkat pula kesadaran akan arti hidup sehat dan keadaan tersebut

menyebabkan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu,
nyaman, dan berorientasi pada kepuasaan konsumen semakin mendesak dimana
diperlukan kinerja pelayanan yang tinggi. Adapun proses pelayanan kesehatan
berkaitan dengan ketersediaan sarana kesehatan.
Pembangunan kesehatan perlu terus dipacu dengan terus mengupayakan
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). System
pelayanan kesehatan terus ditingkatkan. Hal ini diwujudkan dengan mendorong
terbentuknya PUSKESMAS dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan
terutama untuk masyarakat yang tinggal dipedesaan. Peningkatan derajat
kesehatan akan memberikan sumbangan nyata dalam meningkatkan daya saing
bangsa yang sangat diperlukan dalam era globalisasi.

16

Universitas Sumatera Utara

Pemerintah telah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan
dengan mendirikan Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKEMAS)
diseluruh wilayah Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disuatu wilayah kerja tertentu.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) :
a. Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih
berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dipandang
perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk
mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi,misi dan tujuan
organisasi;
b. Untuk melaksanakan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
perlu dikembangkan sistem pelaporan akuntabilitas kinerja yang
mencakup indicator, metode, mekanisme, dan tata cara pelaporan kinerja
instansi pemerintah;
c. Pelaksanaan dan pengembangan sistem pelaporan kinerja tersebut perlu
diatur dalam suatu Instruksi Presiden.
Namun sampai saat ini usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan kesehatan belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak
anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh puskesmas milik pemerintah, baik itu dari segi pemeriksaan
yang kurang diperhatikan oleh petugas kesehatan, lama waktu pelayanan,


17

Universitas Sumatera Utara

keterampilan petugas, sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk mendapatkan
pelayanan.
Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya
sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang
ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut
Jaminan persalinan. Jaminan persalinan di maksudkan untuk menghilangkan
hambatan financial bagi ibu hamil mendapatkan jaminan dalam persalinan
Berikut adalah kutipan masalah BPJS di Indonesia:
Dalam rangka upaya peningkatan taraf dan kualitas hidup yang lebih
baik, kesehatan harus dijaga sejak bayi masih berada dalam kandungan.
Kehamilan menjadi berita gembira pada pasangan yang baru menikah atau yang
sudah menginginkan keturunan. Tentu dalam menjalani kehamilan, ibu hamil
harus mempersiapkan segala sesuatunya termasuk rutin dalam memeriksa kondisi
kehamilan. Nah, dengan adanya program pemerintah tentang Jaminan Kesehatan
Nasional atau disingkat JKN, melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS Kesehatan) ibu hamil yang akan periksa kehamilan bisa menggunakan
kartu BPJS kesehatan.

(http://ibuhamil.info/1912/periksa-kehamilan-dengan-

bpjs-kesehatan/, di akses pada selasa, 22/11/2016 pukul 12:46 WIB)
Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa kesehatan pada bayi dan ibu hamil
sangatlah penting. Salah satu upaya pencegahan kematian bayi dan ibu adalah
melakukan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

18

Universitas Sumatera Utara

Salah satu faktor penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat
terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan
kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki kartu BPJS kesehatan. Kartu BPJS
ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pelayanan
pemeriksaan kehamilan (antenatal care / ANC) untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan ibu dan bayi, persalinan, pemeriksaan bayi baru lahir, pemeriksaan

pasca persalinan (postnatal care / PNC) terutama selama nifas awal selama 7 hari
setelah melahirkan, dan pelayanan KB.
Keputusan

Menteri

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang petunjuk teknis transparansi dan akuntabilitas
dalam penyelenggaraan pelayanan public, menjelaskan bagaimana transparansi
dan akuntabilitas yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan secara utuh
oleh setiap instansi dan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas
dan fungsinya belum juga dapat dilaksanakan menyeluruh. Karena pelaksanaan
transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik akan

meningkatkan kinerja pelayanan public. Transparansi dan akuntabilitas harus
dilaksanakan pada seluruh aspek manajemen pelayanan publik, meliputi
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian, dan laporan
hasil kinerjanya. Transparansi dan akuntabilitas hendaknya dimulai dari proses
perencanaan pengembangan pelayanan publik karena sangat terkait dengan
kepastian berusaha bagi investor baik dalam negeri maupun luar negeri, serta
kepastian pelayanan bagi masyarakat umum yang memerlukan dan yang berhak
atas pelayanan.

19

Universitas Sumatera Utara

Belum adanya sosialalisasi yang baik ditingkat masyarakat, tentang adanya
BPJS dan adanya perbedaan persepsi pemahaman tentang adanya layananan
kesehatan persalinan, baik ditingkat petugas kesehatan maupun pada masyarakat
pengguna, misalnya tentang pelayanan persalinan di rumah sakit serta keengganan
penyedia layanan kesehatan untuk melakukan kerjasama BPJS, antara lain alasan
biaya klaim yang dianggap relative kecil, dibandingkan tarif yang berlakukan.
Kesulitan taknis klaim, apabila ibu hamil datang berkunjung untuk pertama kali,

tidak pada awal kehamilannya, atau ibu hamil yang berpindah-pindah tempat
periksa karena ketidaktahuannya.
Masalah yang terjadi sekarang adalah pelayanan BPJS persalinan belum
bisa di akses oleh warga Negara dengan baik. Pelayanan publik dibidang
kesehatan itu yaitu BPJS persalinan yang terjadi saat ini belum memenuhi standar
pelayanan publik yang baik bagi warga, akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan sangat terbatas, masyarakat belum bisa mendapatkan pelayanan BPJS
persalinan disemua fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan pemerintah
dikarenakan belum semua fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan pemerintah
membuka layanan jaminan persalinan yang seharusnya sudah menjadi kewajiban
dalam pemenuhan hak warga Negara dalam bidang kesehatan. Pelayanan publik
BPJS persalinan juga belum menerapkan prinsip responsivitas terhadap kebutuhan
masyarakat
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
20

Universitas Sumatera Utara


Puskesmas Batangtoru adalah puskesmas yang terletak di Kecamatan
Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal dan memuaskan bagi pasien melalui upaya kesehatan perlu adanya
pelayanan yang baik diberikan oleh pegawai di Puskesmas Batangtoru tersebut,
oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul
“Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Program BPJS
Kesehatan dalam melayani Persalinan ( Studi Kasus Pada Puskesmas
Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan)”.
B. Rumusan Masalah
Pada dasarnya penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data
yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Kedudukan
masalah yang akan diteliti sangat sentral dalam suatu penelitian. Oleh karena itu,
pemilihan masalah penelitian haruslah dipertimbangkan secara sungguh-sungguh (
Faisal, 2007:37 )
Perumusan masalah dalam penelitian yang saya miliki adalah :
1.

Bagaimana akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program
BPJS Kesehatan dalam melayani Persalinan di Puskesmas Kecamatan

Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan ?

2.

Apa hambatan yang dihadapi dalam menjalankan akuntabilitas program
BPJS Kesehatan dalam melayani Persalinan di Puskesmas Kecamatan
Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan ?

21

Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak
dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui
sebelumnya, suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, yakni :

1. Untuk mengetahui Bagaimana Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat pada Program BPJS Kesehatan dalam melayani persalinan di
Puskesmas Batangtoru Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli
Selatan
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi dalam melakukan
akuntabilitas pelayanan kesehatan pada Program BPJS Kesehatan dalam
melayani Persalinan di Puskesmas Batangtoru Kecamatan Batangtoru,
Kabupaten Tapanuli Selatan
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat secara ilmiah
Penelitian

ini

bermanfaat

bagi

penelitian

dalam

kemampuan

mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dan menambah
pengetahuan ilmiah pada studi Administrasi Negara dalam kaitannya
dengan akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS.
22

Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah atau
lembaga-lembaga lain yang membutuhkan serta menjadi acuan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3. Manfaat secara akademis
Sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
berfikir dan menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat
untuk menyesuaikan studi Strata-1 di Departemen Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub pokok,
sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto,2002:92)
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang
diteliti. Adapun kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Good Governance
a. Pengertian Good Governance
Istilah Good Governance berasal dari induk bahasa Eropa, Latin, yaitu
Gubernare yang diserap oleh bahasa inggris menjadi govern, yang berarti steer
(menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan), atau rule (memerintah).

23

Universitas Sumatera Utara

Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa inggris adalah to rule with authority,
atau memerintah dengan kewenangan (Djohan, 2007:131)
Good Governance dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang
efisien, penghindaran salah alokasi. Investasi yang langka, dan penghindaran
korupsi yang baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta pencitraan legal dan political frameworks bagi tumbuhnya aktivitas
kewiraswataan (shedemayanti,2003:7)
Sementara

UNDP

(United

Nations

Development

Programme)

mendefenisikan governance sebagai pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi,
dan administrasi dalam mengelola masalah bangsa, karena itu menurut UNDP,
ada tiga model Good Governance, yaitu :
a. Kepemerintahan politik (Political Governance) yang mengacu pada proses
pembuatan berbagai keputusan untuk perumusan kebijakan
b. Kepemerintahan Ekonomi (Economic Governance) yang mengacu pada
proses pembuatan keputusan yang memfalitasi kegiatan ekonomi didalam
negeri dan berinteraksi diantara penyelenggara ekonomi, kepemerintahan
ekonomi memiliki implikasi terhadap masalah pemerataan, penurunan
kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup.
c. Kepemimpinan

administrative

(Administrative

Governance)

yang

mengacu pada system implementasi kebijakan.
Sesuai dengan definisi menurut UNDP bahwa Good Governance
menyangkut tiga aspek yaitu pemerintah yang baik dalam bidang politik,
ekonomi, dan administrasi atau pembuatan kebijakan-kebijakan. Governance juga

24

Universitas Sumatera Utara

bias berarti mekanisme-mekanisme, proses-proses, dan institusi-institusi melalui
warga Negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan mereka, memediasi
perbedaan-perbedaan serta menggunakan hak dan kewajiban legal mereka.
(Salam, 2005:224)
Munculnya konsep Good Governance untuk dilaksanakan dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara dilatarbelakangi oleh
banyak

factor.

Namun

demikian,

salah

satu

faktor

terbesar

adalah

ketidakberdayaan pemerintah Negara-negara berkembang dalam menghadapi era
globalisasi yang penuh dengan hiperkompetisi. Pemerintah tidak lagi menjadi
pemain tunggal, tetapi mengharapkan peran lebih besar dari sektor swasta dan
masyarakat sipil.
Secara umum kualitas Good Governance dapat tercapai apabila
pemerintah dan instansi publik lainnya secara keseluruhan mampu bersikap
terbuka terhadap ide dan gagasan baru dan responsive terhadap kepentingan
masyarakat. Responsivitas akan meningkat jika masyarakat memiliki informasi
yang lengkap mengenai proses dan implementasi kebijakan pemerintahan dan
pembangunan (Sinambela, 2008:51)
b. Prinsip-Prinsip Good Governance
Kunci utama memahami Good Governance adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip didalamnya. Baik-buruknya pemerintah bias dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip Good Governance. Menyadari
pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip Good Governance di urai satu persatu
sebagaimana tertera dibawah ini :

25

Universitas Sumatera Utara

1. Partisipasi Masyarakat
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan
sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebsasan berkumpul dan mengungkan pendapat, serta kapasitas
untuk berpartisipasi secara konstruktif.
Prinsip partisipasi mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak
dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang
menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Partisipasi adalah keterlibatan anggota organisasi didalam semua kegiatan
organisasi (Jewel & Siegal, 1998:31). Partisipasi merupakan tindakan ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan didalam organisasi
(Handoko, 1998:31)
Partisipasi bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil
mencerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu
yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat
dapat mengutarakan pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan
umum, temu wicara, konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk
lain untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan
partisipatif untuk menyiapkan agenda pembangunan, pemantaun, evaluasi dan
pengawasan secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan
isu sektoral.
2. Tegaknya Supermasi Hukum

26

Universitas Sumatera Utara

Penegakan supermasi hukum adalah pelaksanaan semua ketentuan hukum
dengan konsistensi tanpa memandang subjek dari hukum itu (Satrio, 1998:92).
Prinsip penegakan hukum mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi
semua pihak tanpa terkecuali, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilainilai yang hidup dalam masyarakat.
Instrument dasar penegakan hukum adalah peraturan perundang-undangan
yang ada, dengan komitmen politik terhadap penegakan hukum maupun
keterpaduan dari system yuridis ( kepolisian, pengadilan dan kejaksaan ),
Sedangkan instrument-instrumen pendukung adalah penyuluhan dan fasilitas
ombudsman.
Menurut Jeff dan Shah (1998:68) inidkator yang dapat digunakan untuk
mengukur penegakan hukum, yaitu : berkurangnya praktek KKN dan pelanggaran
hukum, meningkatnya (kecepatan dan kepastian) proses penegakan hukum,
berlakunya nilai/norma dimasyarakat (living law) dan adanya kepercayaan
masyarakat pada aparat penegak hukum sebagai pembela kebenaran. Kerangka
hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya
hukum-hukum yang menyangkut hak asasi masyarakat.
3. Transparansi
Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Menurut Jeff dan Shah (1998:68) indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur

transparansi,

yaitu

bertambahnya

wawasan

dan

pengetahuan

masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan
27

Universitas Sumatera Utara

masyarakat terhadap pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang
berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya dan berkurangnya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Peduli Pada Stakeholder
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada Konsensus
Tata pemerintah yang baik menjembati kepentingan-kepentingan yang
berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, consensus dalam
hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6. Kesetaraan
Prinsip kesetaraan menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Menurut Jeff dan Shah (1998:69) indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur kesetaraan, yaitu bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pemerintahan, meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi
dalam pembangunan daerahnya dan berkurangnya pelanggaraan terhadap
peraturan perundang-undangan.
7. Efektifitas dan Efisiensi proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga.
Efisiensi berkaitan dengan penghematan keuangan, sedangkan efektivitas
berkaitan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

28

Universitas Sumatera Utara

(Handoko, 1998:23). Prinsip ini menjamin terselenggaranya pelayanan kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab. Pelayanan masyarakat harus mengutamakan kepuasan
masyarakat, dan didukung mekanisme penganggaran serta pengawasan yang
rasional dan transparan.
Intrumen dasar dari efisiensi dan efektivitas adalah komitmen politik
sedangkan instrument pendukungnya adalah struktur pemerintahan yang sesuai
kepentingan pelayanan masyarakat, adanaya standar-standar dan indikator kinerja
untuk menilai efektivitas pelayanan, pembukuan keuangan yang memungkinkan
diketahuinya satuan biaya dan adanya survey-survei kepuasan konsumen.
8. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kemampuan untuk mempertanggungjawabkan semua
tindakan dan kebijakan yang telah ditempuh (Masdiasmo, 2001:251). Prinsip ini
mengandung makna meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam
segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Seluruh pembuatan
kebijakan pada semua tingkatan harus memahami kebijakan yang diambil harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Untuk mengukur kinerja secara
obyektif perlu adanya indikator yang jelas. Sistem pengawasan perlu diperkuat
dan hasil audit harus dipublikasikan, dan apabila terdapat kesalahan harus diberi
sanksi.
Instrumen dasar akuntabilitas adalah peraturan perundang-undangan yang ada,
dengan

komitmen

politik

akan

akuntabilitas

maupun

mekanisme

pertanggungjawaban, sedangkan instrument-instrumen pendukungnya adalah

29

Universitas Sumatera Utara

pedoman

tingkah

laku

dan

system

pemantauan

kinerja penyelenggara

pemerintahan dan system pengawasan dengan sanksi yang jelas dan tegas.
Menurut Jeff dan Shah (1998:70) indikator yang dapat digunakan untuk
mengatut akuntabilitas, yaitu: meningkatkannya kepercayaan dan kepuasan
masyarakat

terhadap

pemerintah,

tumbuhnya

kesadaran

masyarakat,

meningkatnya keterwakilan berdasarkan pilihan dan kepentingan masyarakat, dan
berkurangnya kasus-kasus KKN.
9. Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke
depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan
tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas
kesejarahan, budaya dan social yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
B. Akuntabilitas
a. Definisi Akuntabilitas
Konsep akuntabilitas di Indonesia memang bukan merupakan hal yang
baru. Hamper seluruh instansi dan lembaga-lembaga pemerintah menekankan
konsep akuntabilitas khususnya dalam menjalankan fungsi administratif
kepemerintahan. Fenomena ini merupakan imbas dari tuntutan masyarakat yang
mulai digemborkan kembali pada era tahun 1998. Tuntutan masyarkat ini muncul
karena pada masa orde baru konsep akuntabilitas tidak mampu diterapkan secara
konsisten disetiap lini kepemerintahan yang pada akhirnya menjadi salah satu
penyebab lemahnya birokrasi dan menjadi pemicu munculnya berbagai
30

Universitas Sumatera Utara

penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan keuangan dan administrasi
Negara di Indonesia.
Lenvine (dalam Dwiyanto, 2005: 147) menyatakan akuntabilitas adalah
sebagai suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan
pelayanan sesuai dengan kepentingan stakeholders.
Dari pengertian di atas dapat di ambil intinya bahwa akuntabilitas
memiliki peranan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan
karena penyelenggaraan akuntabilitas sector public bertujuan untuk memberikan
pertanggung jawaban kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan
berasal dari masyarakat.
b. Akuntabilitas Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah bagian dari kebutuhan warga Negara. Masyarakat
berhak mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan
pelayanan seperti amanat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dewasa ini, meski Negara telah melewati fase
reformasi, baik itu reformasi pelayanan publik dari birokrasi, wujud kualitas
pelayanan publik yang diterima oleh rakyat masih jauh dari kepuasaan minimal
beberapa kota dan sektor pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan harus
dapat

dipertanggungjawabkan,

baik

kepada

publik

maupun

kepada

atasan/pimpinan unti pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Akuntabilitas berarti pengambilan keputusan dalam sector publik, swasta,
dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada
31

Universitas Sumatera Utara

publik ( stakeholders), mengacu pada KEP/26/M.PAN/2/2004 petunjuk teknis
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah sebagai berikut :
a. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan
proses yang antara lain meliputi : tingkat ketelitian (akurasi),
profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan
aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundangundangan) dan kedisiplinan harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.
b. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik Biaya pelayanan dipungut
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah
ditetapkan.
c. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, persyaratan teknis dan
administrative harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi
kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Selain itu prosedur dan
mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Akuntabilitas public yang harus dilakukan oleh sektor publik terdiri dari beberapa
dimensi. ELL.wood (dalam Mardiasmo, 2002:226) menjelaskan terdapat empat
dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh orang sektor publik, yaitu :
1. Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum
Terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power)
sedangkan akuntabilitas hukum (legal accountability) terkait dengan

32

Universitas Sumatera Utara

jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang
diisyaratkan dalam penggunaan sumber daya public.
2. Akuntabilitas Proses
Terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan
tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan system informasi akuntansi,
sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas
proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan public yang cepat,
responsif dan mudah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan akuntabilitas proses dapat dilakukan misalnya dengan
memeriksa ada tidaknya mark-up dan pungutan-pungutan lain diluar yang
ditetapkan, serta sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan yang
menyebabkan mahalnya biaya pelayanan publik dan kelambanan
pelayanan. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses juga terkait
dengan pemeriksaan terhadap proses tender untuk melaksanakan proyekproyek publik. Yang harus dicermati dalam pemberian kontrak tender
adalah proses tender telah dilakukan secara fair melalui compulsory
competitive tendering (CCT) ataukah dilakukan melalui pola korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
3. Akuntabilitas Program
Terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai
atau tidak dan apakah telah memperrtimbangkan alternatif program yang
memberikan hasil yang optimal dan biaya yang minimal.
4. Akuntabilitas Kebijakan

33

Universitas Sumatera Utara

Terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun
daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah, baik pusat
maupun daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
C. Pelayanan Kesehatan Publik
a. Pengertian Pelayanan
Pelayanan merupakan ujung tombak dari upaya pemuasan pelanggan dan
sudah merupakan keharusan yang wajib dioptimalkan baik oleh individu maupun
organisasi, karena dari bentuk pelayanan yang diberikan tercermin kualitas
individu atau organisasi yang memberikan pelayanan.
Pelayanan adalah sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar
terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Hasil pelayanan berupa jasa yang tidak
dapat diinventarisasikan, tidak dapat ditumpukkan, atau digudangkan melainkan
hasil tersebut diserahkan secara langsung kepada pelanggaan atau konsumen
(Boediono, 2007:60)
Menurut Napitupulu (2007:164) pelayanan adalah serangkaian kegiatan
suatu proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa
produk dan jasa dengan sejumlah cirri seperti tidak terwujud, cepat hilang lebih
dapat dirasakan daripada memiliki, dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif
dalam proses mengkonsumsikan jasa tersebut.

34

Universitas Sumatera Utara

Pengertian pelayanan menurut Sianipar (1998:4) adalah cara melayani,
menyiapkan atau menjamin keperluan seseorang atau sekelompok orang.
Melayani adalah meladeni atau membantu mengurus keperluan atau kebutuhan
seseorang sejak diajukan permintaan sampai penyajian atau penyerahannya.
Menurut The Liang Gie ( 1997:23) yang mendefinisikan pelayanan adalah
pelayanan bagi masyarakat atau kegiatan dari organisasi yang dilakukan untuk
mengamalkan dan mengabdikan diri pada masyarakat.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah
cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan,
kebutuhan seseorang atau sekelompok orang artinya objek yang dilayani adalah
masyarakat yang terdiri dari individu, golongan dan organisasi (sekelompok
organisasi).
Kegiatan pelayanan dalam suatu organisasi memiliki peran penting dalam
strategi, terutama bagi organisasi yang berorientasi pada pelayanan jasa, hal itu
tercemin pada pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh Moenir ( 2000:12 )
pelayanan adalah setiap kegiatan oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi
kepentingan orang banyak, pelayanan ini sifatnya selalu kolektif, sebab pelayanan
kepentingan itu masih masih termasuk dalam rangka pemenuhan hak dan
kebutuhan bersama dalam pengertian pelayanan.
b. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik menurut Kurniawan ( 2005: 4 ) adalah pemberian
pelayanan ( melayani ) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

35

Universitas Sumatera Utara

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang
ditetapkan.
Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas
pelayanan publik baik pemerintah daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang menyelenggarakan pelayanan publik, sedangkan penerima
pelayanan adalah orang perorangan dan atau kelompok orang dan atau badan
hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu layanan publik (
Rohman, 2008 : 3 ).
Menurut Catherine Devrye (1997 : 10) mengemukakan tujuh hal pokok
yang perlu diperhatikan terhadap kepuasan konsumen, yaitu :
1. Tetapkan, penuhi, dan lampauilah harapan-harapan konsumen
menguasai pasar
2. Riset membuktikan bahwa persepsi konsumen tentang pelayanan yang
baik secara langsung mempengaruhi garis dasar
3. Dekatkanlah kesenjangan antara apa yang diharapkan konsumen
dengan apa yang mereka rasakan dan mereka terima
4. Rekor tidak cukup berarti
5. Ciptakan pengalaman-pengalaman positif yang dapat diharapkan
dengan konsistensi
6. Antisipasilah perubahan harapan-harapan konsumen, keistimewaan
servis masa lalu akan menjadi norma besok
7. Dalam organisasi jasa akan mengembangkan servis dalam hal
melampaui harapan-harapan.

36

Universitas Sumatera Utara

Berdasakan semua pengertian diatas maka pelayanan pada instansi
pemerintah khususnya yang bergerak pada bidang pelayanan jasa, maka sudah
merupakan kewajiban setiap aparat atau lembaga dalam operasionalnya tidak
terlepas dari penilaian atau respon masyarakat maupun posisinya sebagai mitra
dalam hal mewujudkan efektivitas pelayanan. Pelayanan yang diberikan harus
merupakan pelayanan yang bisa memuaskan pelanggan.
c. Pelayanan Kesehatan
Untuk menjalankan upaya kesehatan maka diperlukan jaminan pemeliharaan
kesehataan masyarakat dan defenisinya adalah suatu cara penyelenggara
pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan
kekeluargaan berkesinambungan dengan mutu yang menjamin serta pembiayaan
yang dilaksanakan secara praupaya. Hal tersebut untuk membangun kesehatan
yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemauan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat dan kemauan
masyarakat dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
perlu adanya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan
kesehatan, dengan memperhatikan fungsi social bagi masyarakat yang kurang
mampu. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tergantung pada faktor :
1. Pengorganisasian pelayanan, pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan
secara sendiri atau bersama-sama sebagai anggota dalam suatu organisasi.

37

Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan/ruang lingkup kegiatan : pencegahan penyakit, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan/pengobatan dan pemulihan
kesehatan.
3. Sasaran pelayanan, perorangan, kekeluarga, kelompok dan masyarakat.
Menurut Hodgettes dan Cascio ( Dalam Azwar, 1996:36 ) pelayanan
kesehatan menjadi dua bagian dilihat berdasarkan sasarannya yaitu :
1. Pelayanan kesehatan personal (Personal Health Services) maksudnya
sasaran pelayanan kesehatan ini adalah untuk pribadi perorangan.
2. Pelayanan kesehatan lingkungan ( Environment Helath Services ) yaitu
sasaran pelayanan kesehatan ini adalah lingkungan kelompok atau
masyarakat
Syarat pokok pelayanan kesehatan adalah :
1. Tersedianya dan berkesinambungan
Yaitu syarat pokok utama pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat, serta bersifat
berkesinambungan artinya semua jenis layanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaaannya dalam
masyarakat selalu ada ketika dibutuhkan.
2. Dapat diterima dan wajar
Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan
adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta
bersifat tidak wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah di capai
38

Universitas Sumatera Utara

Lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dengan demikian maka
penyaluran distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, pelayanan
kesehatan yang terlalu terkonsentrasi pada perkotaan saja dan tidak
ditemukan di daerah pedesaan bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
4. Mudah dijangkau
Dapat dilihat dari segi biaya, untuk dapat mewujudkan keadaan yang
seperti ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat pelayanan kesehatan yang mahal
dan hanya bias dijangkau oleh sebagian masyarakat bukanlah pelayanan
kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Maksudnya menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai
jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai dengan
kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
D. Kesehatan Masyarakat
a. Konsep tentang Kesehatan
Konsep sehat sangat diperlukan untuk diri kita, kita harus menanamkan
konsep sehat sejak dari kecil atau awal. Karena lama kelamaan akan terbiasa.
Belajar hidup sehat, mulai dari cara hidup dan gaya hidup.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh.
39

Universitas Sumatera Utara

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Kesehatan menurut World Health Organization (WHO), yaitu suatu
kondisi Sejahtera Jasmani Rohani serta Sosial Ekonomi. Kesehatan manusia
dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu :
1. Udara
2. Air
3. Makanan dan Minuman
4. Keseimbangan Emosi
5. Olahraga Teratur
6. Istirahat Cukup
Apabila ke enam factor tersebut terganggu dan bermasalah maka
otomatis kesehatan kita juga akan terganggu, mau tidak mau, sadar atau tidak kita
hidup di zaman penuh polusi dari zat kimia baik itu air, udara maupun makanan
dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
b. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para
individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama
periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiologi suatu masyarakat
dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu
organisasi (F Znaniecki: 1950,145).
W.F Connel (1972: 68-69) menyimpulkan bahwa masyarakat
adalah :

40

Universitas Sumatera Utara

a) Suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri
sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok
yang di organisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam
rintangan kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada
daerah geografis tertentu,
b) Kelompok

orang

yang

mencari

penghidupan

secara

berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggotaanggotanya melalui pendidikan.
c) Seorang

yang

terorganisasi

mempunyai

yang

mengikat

system

kekerabatan

anggota-anggotanya

yang
secara

bersama dalam keseluruhan yang terorganisasi.
Masyarakat menurut Syafrudin ( 2009 : 1)
1. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut adat yang
berkesinambungan, terikat rasa identitas diri
2. Sekelompok orang yang memiliki ikatan tertentu, saling
berinteraksi dan mempunyai masalah-masalah umum.
3. Kelompok social yang ditentukan oleh kawasan geografi, nilai,
dan interest umum, setiap anggota saling mengenal dan
berinteraksi satu sama lain.
c. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk
atau masyarakat. Oleh karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu

41

Universitas Sumatera Utara

kedokteran dan sanitasi mempunyai aspek social ekonomi dan budaya yang sangat
kompleks. Akhirnya kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan
antara ilmu kedokteran dan ilmu penyakit yang dialaminya.
Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan
batasan yang sangat sempit sampai batasan yang sangat luas. Seperti yang kita
anut saat ini dapat diringkas dalam batasan yang paling tua. Dikatakan bahwa
kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah
sanitasi yang menganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat sama
dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi. Upaya
untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi adalah kegiatan kesehatan
masyarakat.
Menurut Notoatmodjo ( 2003 : 10 ) kesehatan masyarakat adalah
kombinasi antara teori dan praktek yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat)
ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai
pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, ada cara atau
pendekatan

yang

dianggap

paling

efektif

adalah

melalui

upaya-upaya

pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam rangka
pencapain

tujuan-tujuan

kesehatan

masyarakat

pada

hakekatnya

adalah

menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya yang ada didalam masyarakat
itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabiliatif
kesehatan mereka sendiri.

42

Universitas Sumatera Utara

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan

kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian.

Batasan ini mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari perkembangan batasan
kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai ilmu dengan ilmu social
dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Adapun tujuan umum dari kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam
memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri,
sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan
c. Tertangani atau terlayani kelompok rawan, kelompok khusus dan
kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan
kesehatan.
E. BPJS Kesehatan dalam Melayani Persalinan
BPJS Kesehatan adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan. Ini merupakan satu dari sekian banyak badan usaha milik
negara. BPJS Kesehatan ini sebelumnya bernama asuransi kesehatan yang

43

Universitas Sumatera Utara

dikelola oleh PT. ASKES Indonesia (Persero). Kemudian berubah nama menjadi
BPJS sesuai Undang – Undang No. 24 Tahun 2011. Namun, dasar
penyelenggaraannya tetap sama yang mengacu kepada: Undang – Undang Dasar
1945, Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Undang – Undang
No.40 tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang – Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
BPJS menyediakan pelayanan untuk ibu hamil dan untuk persalinan.
Pelayanan ini diperuntukkan untuk semua peserta, mulai dari kelas I hingga kelas
III, sehingga tidak ada perbedaan layanan medis antara tiap kelas. Namun, perlu
diingat bahwa pelayanan ini tetap dilakukan berjenjang. Peserta tetap akan
mendapatkan manfaat layanan di faskes tingkat pertama yang bekerja sama
dengan BPJS terlebih dahulu. Bila ada penyulit atau kegawatdaruratan akan
dirujuk ke faskes tingkat selanjutnya.
BPJS menyediakan pelayanan kebidanan dan neonatal selama proses
kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Jenis pelayanan yang ditanggung
BPJS, yaitu: pelayanan pemeriksaan kehamilan (antenatal care / ANC) untuk
menontrol kesehatan dan keselamatan ibu dan janin, layanan bantuan persalinan,
pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir, pemeriksaan pasca persalinan
(postnatal care / PNC) terutama selama nifas awal selama 7 hari setelah
melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana / KB.
Tujuan khusus dari BPJS kesehatan dalam melayani persalinan adalah :

44

Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan

cakupan

pemeriksaaan

kehamilan,

pertolongan

persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang
kompeten.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan :
1. Bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana pasca persalinan
3. Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir, KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
4. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisiensi, efektif,
transparan, dan akuntabel
Ruang lingkup pelayanan persalinan terdiri dari :
1. Pelayanan Persalinan Tingkat Pertama
Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan
oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan berwenang memberikan pelayanan
meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan
pelayanan KB pasca persalinan, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir,
termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat terjadinya komplikasi
(kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta KB pasca persalinan)
tingkat pertama. Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan
Puskesmas PONED (untuk kasus-kasus tertentu), serta jaringannya termasuk
Polindes dan Pokesdes, fasilitas kesehatan swasta (bidan, dokter, klinik, rumah
bersalin) yang memiliki perjanjian bekerja sama dengan BPJS kesehatan.
2. Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan

45

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan
oleh tenaga tenaga kesehatan spesialistik untuk pelayanan kebidanan dan bayi
baru lahir kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan atau dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang dilaksanakan berdasarkan rujukan atas indikasi
medis. Pada kondisi kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tidak diperlukan
surat rujukan. Pelayanan tingkat lanjutan menyediakan pelayanan terencana atas
indikasi ibu dan janin/bayinya. Pelayanan tingkat lanjutan untuk rawat jalan
diberikan di poliklinik spesialis Rumah Sakit, sedangkan rawat inap diberikan
fasilitas perawatan kelas III di Rumah Sakit pemerintah dan swasta yang memiliki
perjanjian kerjasama dengan BPJS kesehatan.
F. Definisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat penelitian ilmu social. Melalui konsep ini kemudian peneliti diharapkan
dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk
beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya (Singarimbun,
1995:33). Oleh karena itu, untuk menemukan batasan yang lebih jelas maka
penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis
teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep sebagai berikut :
1. Akuntabilitas berarti pengambilan keputusan dalam sektor publik, swasta,
dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas)
kepada publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada para

46

Universitas Sumatera Utara

pemilik (stakeholder), mengacu pada KEP/26/M.PAN/2/2004 petunjuk
teknis akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yang
menjadi indikator dalam mengukur akuntabilitas adalah :
a. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan
proses yang antara lain meliputi : tingkat ketelitian (akurasi),
profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan
aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundangundangan) dan kedisiplinan harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan dipertanggungjawabkan secara terbuka.
b. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik Biaya pelayanan dipungut
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah
ditetapkan.
c. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, persyaratan teknis dan
administrative harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi
kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Selain itu prosedur dan
mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Pelayanan kesehatan berarti segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, dalam hal ini adalah pegawai
Puskesmas Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, dalam
bentuk jasa pelayanan BPJS Kesehatan persalinan yang baik dalam rangka
upaya pemenuhan

kebutuhan

masyarakat

maupun

dalam

rangka

pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

47

Universitas Sumatera Utara

3. BPJS kesehatan pada dasarnya melayani ibu hamil mulai dari persalinan
sampai pada pascamelahirkan apabila yang bersangkutan memiliki kartu
BPJS kesehatan. Manfaat yang diterima pemilik kartu BPJS kesehatan
untuk persalinan ini terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,
bayi

baru

lahir

dan

KB

pasca

persalinan.

Berdasarkan

KEP/26/M.PAN//2/2004 tentang petunjuk teknis akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dari masyarakat atas pelayanan
persalinan yang diberikan yang diberikan aparatur pemerintah, perlu
disediakan akses kepada masyarakat untuk memberikan informasi,
saran/pendapat/tanggapan,

complain/pengaduan

masyarakat

ditindaklanjuti dengan langkah-langkah upaya perbaikan pelayanan
kesehatan oleh pegawai pada Puskesmas Kecamatan Batangtoru,
Kabupaten Tapanuli Selatan.

48

Universitas Sumatera Utara

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab berisi latarbelakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan
sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik pengumpulan dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai karakteristik
lokasi penelitian
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan dari data
yang didapatkan dilapangan
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang akan diperoleh dari hasil
penelitian

49

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 9 121

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 13

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 1 1

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 4

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan ) Chapter III V

0 0 56

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 3

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Kesehatan Dalam Melayani Persalinan ( Studi Kasus di Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )

0 0 9

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 10

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 1

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 25