Analisis Strategi Bersaing (Studi Pada Café Resep Nenek Moyangku Jalan Teuku Umar Medan)

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Phillip Kotler,dkk (2004:12) mendefinisikan pemasaran sebagai proses
sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan sesuatu yang
diperlukan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan saling bertukar
produk dan layanan yang bernilai secara bebas dengan pihak lain.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Phillip Kotler, dkk. (2004: 21-32) menyatakan bahwa ada enam konsep
yang menjadi dasar aktivitas pemasaran perusahaan yang dikenal dengan nama
Konsep Pemasaran, yaitu:
1. Konsep Produksi
Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan memilih produk yang
tersedia secara luas dan tidak mahal. Konsep ini berkonsentrasi untuk
mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi missal.
2. Konsep Produk
Konsep produk menyatakanbahwa konsumen akan memilih produk yang
menawarkan kualitas, kinerja atau kelengkapan inovatif yang terbaik, dan
menganggap bahwa pembeli lebih menyukai produk yang dibuat dengan baik

dan dapat mengevaluasi kualitas dan kinerja.

7
Universitas Sumatera Utara

3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan
begitu saja, tidak akan membeli banyak produk dari organisasi tertentu.
Konsep

ini

menganggap

bahwa

konsumen

umumnya


menunjukkan

kelambanan atau penolakan untuk membeli dan harus diyakinkan untuk
membeli.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menantang konsep sebelumnya, dari filosofi “buat dan
jual” yang berpusat pada produk, beralih ke suatu filosofi “rasakan dan
tanggapi” yang berpusat pada konsumen. Pemasaran adalah “berkebun” bukan
“berburu”. Pekerjaannya bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat untuk
produk perusahaan, tetapi produk yang tepat untuk pelanggan perusahaan.
Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar, yaitu pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu, dan profitabilitas.
5. Konsep Pelanggan
Konsep pelanggan menyatakan bahwa perusahaan membentuk penawaran,
layanan, dan pesan yang berbeda untuk pelanggan individu. Perusahaan
mengumpulkan informasi mengenai transaksi pelanggan di masa lalu,
demografi, psikografis, dan media serta distribusi yang lebih disukai.
Perusahaan harus berusaha mendapatkan pangsa lebih besar dari pengeluaran
masing-masing pelanggan dengan membangun loyalitas pelanggan yang
tinggi dan berfokus pada nilai masa hidup pelanggan.


Universitas Sumatera Utara

6. Konsep Pemasaran Masyarakat
Konsep pemasaran masyarakat meminta agar pemasaran menumbuhkan
pertimbangan sosial dan etis ke dalam praktik pemasaran. Konsep pemasaran
masyarakat mengajukan bahwa tugas organisasi adalah menentukan
kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan
kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisisen dari pada
competitor dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat.
2.1.3 Bauran Pemasaran
Strategi yang dikenal dalam manajemen pemasaran adalah bauran
pemasaran atau marketing mix terdiri dari (Kasmir dan Jakfar, 2006: 106-115):
1. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Pengertian produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli dan
untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Produk terdiri dari dua jenis yaitu yang berkaitan dengan fisik atau

benda berwujud, seperti buku, meja kursi, rumah, mobil, serta produk tidak
berwujud seperti jasa. Jasa dapat disediakan dalam berbagai wahana, seperti
pribadi, tempat, kegiatan, organisasi, dan ide-ide.
Strategi

produk

yang

dilakukan

oleh

perusahaan

dalam

mengembangkan suatu produk, sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


a. Penentuan Logo dan Moto
Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan
serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam
melayani masyarakat.
b. Menciptakan merek
Merek adalah suatu hal penting bagi konsumen untuk mengenal barang
atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai
nama, istilah, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya.
c. Menciptakan kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasan pun
harus memenuhi berbagai persyaratan, seperti kualitas kemasan, bentuk,
warna, dan persyaratan lainnya.
d. Keputusan Label.
Label merupakan sesuatu yang dilekatkan pada produk yang ditawarkan
dan merupakan bagian dari kemasan. Kandungan label harus menjelaskan
siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakanmya
waktu kadaluwarsa, dan informasi lainnya.
2. Harga
Harga adalah salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix.

Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga
merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.
Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang
ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.

Universitas Sumatera Utara

Penentuan harga oleh suatu perusahaan dimaksudkan dengan berbagai
tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penentuan harga secara umum sebagai
berikut:
a. Untuk bertahan hidup.
b. Untuk memaksimalkan laba.
c. Untuk memperbesar market share.
d. Mutu produk.
e. Karena pesaing.
Besarnya nilai harga yang harus dipasang tentu disesuaikan dengan tujuan
penentuan harga. Metode-metode dalam penentuan suatu harga produk, antara
lain:
a. Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan:
1) Menurut pelanggan, yaitu harga yang dibedakan berdasarkan

konsumen utama (primer) atau nasabah biasa (sekunder).
Konsumen utama adalah konsumen yang loyal dan memenuhi
criteria yang telah ditetapkan.
2) Menurut bentuk produk, yaitu harga ditentukan berdasarkan
bentuk produk atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh
suatu produk.
3) Menurut tempat, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan
lokasi/wilayah, daerah dimana produk atau jasa ditawarkan.
4) Menurut waktu, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan
periode atau masa tertentu dapat berupa jam, hari, mingguan
atau bulanan.

Universitas Sumatera Utara

b. Penetapan harga untuk produk baru, berupa:
1) Market skimming price, yaitu harga awal produk yang
ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk atau
jasa memiliki kualitas tinggi
2) Market penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga
yang paling rendah dengan tujuan untuk menguasai pasar.

3. Lokasi
Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi dan
distribusi, baik untuk kantor cabang, kantor pusat, pabrik ataupun gudang.
Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau
setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa. Sarana dan
prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh
konsumennya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan
lokasi adalah dengan pertimbangan, sebagai berikut:
a)

Dekat dengan kawasan industri.

b)

Dekat dengan lokasi perkantoran.

c)


Dekat dengan lokasi pasar.

d)

Dekat dengan pusat pemerintahan.

e)

Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat.

f) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
g) Sarana dan prasarana (jalan,pelabuhan,listrik, dan lain-lain)

Universitas Sumatera Utara

Langkah selanjutnya adalah menentukan lay-out gedung dan ruangan
kantor. Lay-out masing-masing gedung, ruangan tentu berbeda-beda,
usahakan lay-out ruangan, meja, kursi, dan peralatan lainnya senyaman
mungkin. Kedua lay-out ini saling mendukung kenyamanan dan keamanan
karyawan dan konsumen dalam berurusan dengan perusahaan. Hal-hal yang

perlu diperhatikan untuk lay-out gedung, sebagi berikut:
1) Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafide.
2) Lokasi yang luas dan aman
3) Keamanan di sekitar gedung
4) Tersedia tempat ibadah.
5) Tersedia fasilitas telepon umum atau fasilitas lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay-out ruangan, yaitu:
a) Suasana ruangan terkesan luas dan lega.
b) Tata letak kursi dan meja serta perabotan lainnya.
c) Mesin,penerangan, dan ventilasi.
d) Hiasan dalam ruangan.
4. Promosi
Perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa yang
dimilikinya, baik langsung merupakan tidak langsung. Kegiatan bisnis tanpa
promosi jangan diharapkan pelanggan dapat mengenal produk atau jasa yang
ditawarkan. Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan konsumennya.
Salah satu tujuan promosi perusahaan adalah menginformasikan
segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen


Universitas Sumatera Utara

yang baru. Empat macam promosi yang dapat digunakan perusahaan dalam
mempromosikan produk maupun jasanya, yaitu:
1. Periklanan (advertising)
2. Promosi penjualan (sales promotion)
3.

Publisitas (publicity)

4. Penjualan pribadi (personal selling)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh perusahaan guna
menginformasikan,

menarik,

dan

memengaruhi

calon

konsumennya.

Penggunaan promosi melalui iklan dapat dilakukan dengan berbagai media,
seperti:
a) Pemasangan billboard di jalan-jalan strategis
b) Percetakan brosur, baik disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat
perbelanjaan
c) Pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis
d) Pemasangan iklan melalui koran
e) Pemasangan iklan melalui majalah
f) Pemasangan iklan melalui televisi
g) Pemasangan iklan melalui radio
Tujuan penggunaan dan pemilikan media iklan tergantung dari
tujuan perusahaan. Tujuan penggunaan iklan sebagai media promosi, sebagai
berikut:
a. Untuk pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
produk yang dimiliki oleh sesuatu perusahaan, seperti peluncuran produk
baru, keuntungan dan kelebihan suatu produk atau informasi lainnya

Universitas Sumatera Utara

b. Untuk mengingatkan kembali kepada nasabah tentang keberadaan atau
keunggulan produk yang ditawarkan.
c. Untuk perhatian dan minat para pelanggan baru dengan harapan akan
memperoleh daya tarik dari para calon pelanggan.
d. Memengaruhi nasabah saingan agar berpindah ke perusahaan yang
mengiklankan
Kegiatan promosi lainnya yang dapat dilakukan adalah melalui
promosi penjualan atau sales promotion. Tujuan promosi penjualan adalah
untuk meningkatkan penjualan atau meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi
penjualan dilakukan untuk menarik pelanggan untuk segera membeli setiap
produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi penjualan dapat dilakukan dengan
cara, sebagai berikut:
a) Pemberian harga khusus atau potongan harga (discount) untuk produk
tertentu
b) Pemberian undian kepada setiap pelanggan yang membeli dalam jumlah
tertentu
c) Pemberian cenderamata, serta kenang-kenangan lainnya kepada konsumen
yang loyal
d) Promosi dan penjualan lainnya
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas adalah kegiatan
promosi untuk memancing calon pelanggan melalui kegiatan pameran, bakti
sosial, serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor
perusahaan di mata konsumennya. Kegiatan promosi yang keempat adalah
penjualan pribadi atau personal selling, yang dilakukan oleh salesman dan

Universitas Sumatera Utara

salesgirl. Kegiatan personal selling di dunia perbankan dilakukan oleh petugas
custumer service atau service assistance.
2.2 Strategi
2.2.1 Pengertian Strategi
Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Strategi tidak hanya
dibutuhkan ketika perusahaan memiliki banyak pesaing, namun strategi juga
dibutuhkan meskipun perusahaan tidak atau belum memiliki pesaing atau sedang
bekerja pada lingkungan yang sangat mudah (David 2003: 18).
2.2.2 Jenis-Jenis Strategi
Jenis-jenis strategi yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan untuk
menghadapi pesaing, sebagai berikut (Saladin, 2007: 60)
1. Strategi untuk pasar yang telah ada atau pasar lama
Untuk menghadapi pasar yang telah lama (telah ada), perusahaan
menghadapi banyak masalah, seperti kesulitan bahan baku, persaingan baru, dan
perubahan teknologi. Untuk tetap meningkatkan volume penjualan atau
mempertahankan stabilitas penjualan atau kemampuan laba, maka strategi
pemasaran dapat berfokus pada pasar yang lama atau pasar yang telah ada.
Pada dasarnya, ada empat jenis strategi untuk pasar yang telah ada, yaitu:
a. Penetrasi pasar (market penetration). Penetrasi pasar merupakan usaha
perusahaan untuk meningkatkan penjualan pada pasar yang telah ada
melalui promosi dan distribusi secara aktif. Strategi ini cocok untuk pasar

Universitas Sumatera Utara

yang sedang tumbuh cepat, namun tidak tertutup kemungkinan untuk pasar
yang sedang tumbuh dengan lamban.
b. Pengembangan produk (product development). Strategi pengembangan
produk

merupakan

usaha

meningkatkan

penjualan

dengan

cara

mengembangkan produk-produk baru yang ditujukan untuk pasar sekarang
yang telah ada.
c. Pengembangan produk dan pasar. Perusahaan berupaya untuk senantiasa
menciptakan produk-produk baru, serta memperbaiki atau memodifikasi
produk-produk lama, agar dapat selalu memenuhi tuntutan pasar dan
meningkatkan penjualan pada pasar yang baru.
d. Integrasi vertical. Strategi ini disebut juga strategi peluang pertumbuhan
terpadu, merupakan strategi untuk menambah efektivitas atau efisiensi
perusahaan dalam melayani pasar yang ada.
e. Integrasi horizontal. Pada strategi ini dilakukan kerja sama dengan para
pesaing.
2. Strategi untuk pasar yang baru
Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan lingkungan, perusahaan perlu
memikirkan untuk mencari pasar baru yang memberikan peluang-peluang yang
lebih baik. Strategi untuk pasar yang baru dilakukan dengan cara, sebagai berikut:
a. Pengembangan pasar (market development). Strategi pengembangan pasar
merupakan salah satu usaha untuk membawa produk ke arah pasar yang
baru. Manajemen menggunakan strategi ini bila pasar sudah macet, dan
peningkatan bagian pasar sudah sangat besar atau pesaing sangat kuat.
Strategi ini dapat digunakan untuk geografis baru dan distribusi baru.

Universitas Sumatera Utara

b. Diversifikasi terpusat (concentric diversification). Strategi ini dilakukan
dalam usaha untuk mencari bentuk teknologi baru, distribusi, dan
pelanggan baru dengan tetap pada produk lini.
c. Diversifikasi konglomerat (conglomerate diversifivation). Mencari pasar
baru dengan menerapkan teknologi baru, para distribusi baru, langganan
baru, tetapi menyimpang dari produk lini. Strategi pada pasar saat ini
(pasar lama) dan strategi pasar baru diatas disebut juga strategi
pertumbuhan intensif.
3. Strategi pemasaran pada berbagai daur hidup produk (life cycle product
strategy)
Pada dasarnya, daur hidup produk (life cycle product) memiliki empat tahap,
yaitu:
a. Tahap perkenalan (introduction)
Bila pertimbangan pokok hanya harga dan promosi, maka manajemen dapat
memilih satu dari empat strategi berikut, yaitu:
1) Strategi menyaring cepat (rapid skimming strategy) yaitu
menetapkan dengan harga tinggi dan promosi gencar.
2) Strategi menyaring lambat (slow skimming strategy), yaitu
menetapkan harga tinggi dengan promosi rendah.
3) Strategi penerobosan cepat (rapid penetration strategy), yaitu
strategi dengan menetapkan harga rendah tetapi didukung dengan
promosi gencar.
4) Strategi penerobosan lambat (slow penetration strategy), yaitu
strategi dengan menetapkan harga rendah dengan promosi rendah.

Universitas Sumatera Utara

b. Tahap pertumbuhan (growth).
Strategi yang digunakan yaitu:
1) Mutu produk ditingkatkan dan ciri serta mode produk ditambah.
2) Saluran distribusi baru dimanfaatkan.
3) Beberapa bentuk periklanan digeser dari membujuk minat konsumen
pada produk ke menimbulkan keyakinan atas produk sehingga mau
membeli.
4) Harga diturunkan pada saat yang tepat untuk menarik golongan
konsumen lain yang peka terhadap harga.
5) Segmen pasar baru dimasuki
6) Skala yang ekonomis diperkenalkan.
c. Tahap kedewasaan (maturity)
Strategi yang digunakan:
1) Modifikasi pasar, yaitu perusahaan berusaha memperluas pasar bagi
mereknya dan menangani dua faktor penentu penjualan yaitu
memperluas jumlah pemakaian produk, dan meningkatkan frekuensi
pemakaian oleh konsumen pemakai merek perusahaan.
2) Modifikasi

produk

yaitu

memodifikasi

karakteristik

produk

sedemikian rupa sehingga mampu mengajak konsumen baru atau
mengajak konsumen saat ini memakai merek perusahaan untuk
mengonsumsi lebih banyak.
3) Modifikasi bauran pemasaran, yaitu memodifikasi satu atau lebih
bauran pemasaran.
d. Tahap kemunduran (decline).

Universitas Sumatera Utara

Strategi yang digunakan:
1) Mengidentifikasi produk yang lemah
2) Menetapkan strategi pemasaran
3) Keputusan menghentikan produk.
4. Strategi pemimpin pasar (market leader strategy)
Pemimpin pasar, yaitu suatu perusahaan yang memegang bagian pasar
terbesar dalam pasar produk yang relevan, dimana perusahaan lain mengikuti
tindakan-tindakannya dalam perubahan harga, pengenalan produk baru,
pencakupan saluran, dan intensitas promosi.
5. Strategi penantang pasar (market challenger strategy)
Penantang pasar, yaitu perusahaan

dengan agresif mencoba

memperluas bagian pasarnya dengan jalan menantang pemimpin pasar,
pesaing-pesaing setingkat atau perusahaan yang lebih keci dalam industry.
6. Strategi pengikut pasar (market follower strategy)
Pengikut pasar, yaitu perusahaan nomor dua dalam industri yang memilih
untuk tidak menyerang, tetapi mengikuti saja. Caranya dengan memanfaatkan
kompetisi khususnya agar bisa berperan secara aktif dalam pertumbuhan
pasar, dengan menggunakan tiga strategi, yaitu:
1) Mengikuti dari dekat.
2) Mengikuti dari jauh.
3) Mengikuti secara selektif.

Universitas Sumatera Utara

7. Strategi penggarap relung pasar (market nicher strategy)
Relung pasar, yaitu perusahaan memilih untuk bergerak di beberapa
bagian dalam pasar khusus dan tidak menarik minat perusahaan yang lebih
besar. Perusahaan relung pasar ini mencoba memasuki celah pasar ideal, yang
aman dan menguntungkan. Ciri- ciri celah pasar yang ideal, yaitu:
1) Memiliki luas yang cukup besar dan daya beli yang cukup baik.
2) Memiliki potensi untuk berkembang.
3) Diabaikan oleh perusahaan besar.
4) Perusahaan mempunyai keterampilan dan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan celah pasar tersebut secara aktif.
5) Perusahaan mampu membela diri dari serangan perusahaan besar dengan
membina itikad baik (goodwill) atas produknya.
2.2.3 Jenis Strategi Bersaing
Zimmerer, dkk (2008: 146-150) menguraikan tiga opsi strategis dari buku
klasiknya Michael Porter, Competitive Strategy, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Strategi kepemimpinan biaya adalah strategi dimana perusahaan
berjuang untuk menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan
dengan pesaingnya dalam industry itu. Perusahaan-perusahaan yang menang
dalam hal biaya (pemimpin dalam biaya) memiliki keunggulan kompetitif
dalam meraih pelanggan, dengan criteria pembelian utamanya adalah harga

Universitas Sumatera Utara

dan perusahaan tersebut memiliki kekuatan untuk menentukan harga dasar
dalam industrinya.
Strategi kepemimpinan biaya akan berhasil dengan baik ketika pembeli
sangat peka terhadap perubahan harga, ketika perusahaan-perusahaan yang
bersaing tersebut menjual produk dari komoditas yang sama, dan ketika
perusahaan dapat memanfaatkan keuntungan dari skala ekonomis. Pemimpin
dalam biaya tidak hanya berada dalam posisi yang paling menguntungkan
untuk melindungi dirinya dari perang harga, tetapi juga dapat menggunakan
kekuatannya untuk menyerang pesaing dengan memberikan harga termurah
dalam industry itu.
Cara-cara untuk membangun strategi biaya rendah telah diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan, tetapi pemimpin biaya yang berhasil mengetahui letak
keunggulan biaya atas pesaingnya dan menggunakan informasi ini sebagai
dasar

strateginya.

Perusahaan

yang

menjadi

pemimpin

biaya

juga

berkomitmen untuk menekan biaya yang tidak perlu dalam operasinya.
Penerapan strategi kepemimpinan biaya tentu saja mengandung bahaya.
Perusahaan terkadang terlalu memusatkan perhatian pada usaha menekan
biaya manufaktur, tanpa mempertimbangkan dampak biaya pembelian,
distribusi, atau biaya overhead.
Bahaya lain adalah kesalahpahaman mengenai penggerak biaya yang
sebenarnya. Perusahaan yang mengalami kepemimipinan biaya bersedia
berinvestasi dalam berbagai aktivitas yang dapat meniadakan biaya operasi
perusahaan, baik itu teknologi, perawatan pencegahan, atau faktor lainnya,
meskipun dalam pengelolaan biaya memiliki cirri penghematan. Bahaya

Universitas Sumatera Utara

terakhir adalah

perusahaan

yang terlalu

antusias

mengejar strategi

kepemimpinan biaya, ketika berusaha menekan biaya, maka perusahaan itu
meniadakan berbagai fitur produk dan jasa, padahal fitur produk atau jasa
dianggap sangat penting oleh pelanggan. Strategi kepemimpinan biaya yang
dilaksanakan di bawah kondisi yang tepat dan benar dapat menjadi senjata
strategis yang sangat hebat.
2. Strategi diferensiasi (Differentiation Strategy)
Perusahaan yang mengikuti strategi diferensiasi akan berusaha
membangun loyalitas pelanggan melalui penempatan produk atau jasanya
secara unik atau berbeda. Diferensiasi ini pada gilirannya, memungkinkan
perusahaan tersebut menetapkan harga produk atau jasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan pesaingnya. Cara-cara untuk menciptakan strategi
diferensiasi telah ditempuh, tetapi konsep utamanya adalah menjadi yang
istimewa pada sesuatu yang penting bagi pelanggan. Perusahaan, dengan kata
lain, berjuang agar menjadi lebih baik daripada pesaingnya pada faktor
tertentu yang dianggap bernilai oleh pelanggan.
Perusahaan kecil yang dapat meningkatkan kinerja produk atau jasanya,
mengurangi biaya dan resiko yang harus ditanggung pelanggan ketika
membelinya, atau memberikan manfaat tidak kelihatan yang dirasakan bernilai
oleh pelanggan, maka perusahaan tersebut memiliki potensi sukses dalam
melakukan diferensiasi. Perusahaan yang berhasil melakukan strategi
diferensiasi bisa menetapkan harga premium untuk produk-produk dan
jasanya, meningkatkan pangsa pasarnya, dan menuai keuntungan karena
pelanggannya akan selalu ingat dan loyal. Perusahaan agar sukses harus

Universitas Sumatera Utara

membuat produk atau jasanya sama sekali berbeda, paling tidak dimata
pelanggannya.
Basis umum untuk diferensiasi mencakup layanan pelanggan yang
istimewa, ciri produk yang khusus, lini produk yang lengkap, ketersediaan
suku cadang dengan segera, keandalan produk tanpa kompromi, kualitas
produk yang prima, serta pengetahuan produk yang luas. Strategi diferensiasi
yang sukses harus menciptakan persepsi di mata pelanggannya. Pelanggan
tidak akan membeli produk dan jasa yang dianggap tidak bernilai baginya,
tidak masalah betapa tinggi nilai yang sebenarnya.
Perusahaan kecil akan menghadapi resiko ketika ingin menerapkan
strategi diferensiasi, salah satunya adalah berusaha melakukan diferensiasi
terhadap produk dan jasa yang tidak meningkatkan kinerja atau menurunkan
biaya bagi pembeli. Penjiplakan dan “salinan murahan” dari para pesaing juga
merupakan ancaman bagi kesuksesan strategi diferensiasi. Bahaya lainnya
adalah diferensiasi yang berlebihan akan menyedot biaya yang terlalu tinggi
hingga perusahaan harga produknya tidak terjangkau oleh pasar. Risiko
terakhir adaah hanya berfokus pada karakteristik fisik suatu produk atau jasa
dan mengabaikan berbagai faktor psikologis, seperti status, prestise, dan citra,
yang dapat merupakan sumber yang sangat berguna untuk diferensiasi.
3. Strategi focus (Fokus Strategy)
Strategi focus adalah strategi dimana suatu perusahaan memilih satu atau
beberapa segmen pasar, mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, dan minat
pelanggan, serta mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain untuk

Universitas Sumatera Utara

memenuhi kebutuhan, keinginan, dan minat pelanggan. Strategi focus
dikembangkan dari perbedaan di antara berbagai segmen pasar.
Kesuksesan strategi focus akan bergantung pada kemampuan perusahaan
kecil yang bersangkutan untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan kelompok
pelanggan sasarannya dan untuk mengembangkan berbagai keahlian yang
dibutuhkan untuk melayani para pelanggan. Seorang wirausahawan dan setiap
orang di perusahaan harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai cara
untuk menambah nilai pada produk atau jasa bagi pelanggan.
Perusahaan yang focus akan mengkhususkan diri melayani segmen
sasaran tertentu, daripada mencoba untuk melayani seluruh pasar. Strategi
fokus sangat ideal untuk digunakan di berbagai usaha kecil, yang sering kali
kekurangan sumber daya untuk mencapai pasar secara keseluruhan. Tujuan
usaha-usaha kecil ini adalah melayani target pasar perusahaan yang terbatas
secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing
yang mengejar pasar yang lebih luas.
Dasar pemikiran yang umumnya digunakan untuk membangun strategi
fokus, meliputi penguasaan total suatu area geografis kecil tertentu,
menargetkan

sekelompok

pelanggan

yang

memiliki

kebutuhan

atau

ketertatikan yang hamper sama, mengkhususkan diri pada suatu produk atau
jasa, atau menjual pengetahuan khusus. Perusahaan dengan strategi fokus yang
paling sukses, membangun daya saing dengan berkonsentrasi pada ceruk pasar
tertentu dan melayani ceruk tersebut lebih baik daripada yang dapat dilakukan
para pesaingnya. Strategi fokus, pada dasarnya bergantung pada penciptaan
nilai bagi pelanggan baik dengan menjadi produsen yang memiliki biaya

Universitas Sumatera Utara

terendah atau dengan melakukan diferensiasi produk atau jasa dengan cara
yang unik, tetapi melakukannya dalam sebuah segmen sasaran terbatas.
Strategi fokus meskipun bisa menjadi strategi yang menguntungkan,
juga mengandung bahaya dan resiko. Resikonya adalah perusahaan terkadang
harus berjuang untuk memenangkan cukup banyak pangsa pasar dalam pasar
yang kecil agar bisa mendapat keuntungan. Suatu perusahaan kecil yang
sukses dalam suatu ceruk, akan mendapatkan ancaman dari para pesaing yang
lebih besar yang masuk ke pasar tersebut dan mengikis pangsa pasar
perusahaan kecil tersebut. Wirausahawan yang mengikuti strategi fokus,
sering kali harus berjuang untuk menjaga agar biaya perusahaan tetap rendah;
volume bisnis yang kecil dalam beberapa ceruk akan meningkatkan biaya
produksi, hingga membuat perusahaan rentan terhadap perusahaan pesaing
yang biayanya lebih rendah, ketika harga perlahan-lahan naik.
2.3 Persaingan
2.3.1 Defenisi Persaingan
Menurut Kuncoro (2005: 36), pengertian persaingan adalah keadaan ketika
organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang
diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survey, atau sumber daya
yang dibutuhkan
2.3.2 Strategi umum dalam persaingan
Menurut Sukaria Sinulingga (2010: 31), keberhasilan suatu organisasi
mencapai tujuannya tidak terlepas dari kemampuan manajemen perusahaan
bersangkutan dalam mempersiapkan dan melaksanakan strategi bersaing merebut

Universitas Sumatera Utara

pasar. Pendekatan tradisional dalam menghadapi persaingan menjelaskan bahwa
sedikitnya ada empat strategi pokok yang perlu dikembangkan perusahaan yaitu
strategi pengembangan produk, harga, distribusi, dan promosi. Strategi-strategi ini
dikenal sebagai bauran pemasaran. Analisis lingkungan persaingan membahas
masalah-masalah tentang identifikasi lingkungan persaingan dan bagaimana
dinamika pasar mempengaruhi tingkat persaingan termasuk profitabilitas
perusahaan yang bersaing.
Menurut Thompson dan Strickland (1995), dalam perumusan strategi
perusahaan, tugas pokok dari pengambil keputusan ialah menganalisis secara
mendalam lingkungan eksternal, khususnya karakteristik bersaing dan kondisi
persaingan. Karakteristik structural dari organisasi menentukan sifat dan intensitas
persaingan. Kondisi persaingan sangat dipengaruhi oleh system ekonomi yang
berlaku. Dalam sistem ekonomi pasar misalnya, sifat persaingan demikian
terbuka, sehingga perusahaan termotivasi untuk mengembangkan strategi yang
memanfaatkan setiap sumber daya yang dimiliki seluas-luasnya termasuk
kemampuan dalam riset dan pengembangan untuk mengungguli pesaingnya.
Persaingan yang tajam pada umumnya membawa keberuntungan kepada
para konsumen karena strategi-strategi yang dikembangkan oleh perusahaan yang
bersaing cenderung memberikan berbagai kemudahan kepada konsumen. Namun
demikian, tidak jarang pula terjadi sebagian atau seluruh perusahaan yang
bersaing mengembangkan taktik yang tidak adil melalui pembentukan
kesepakatan untuk membatasi persaingan. Kegiatan yang bersifat kolusif ini jelas
sangat merugikan para konsumen sehingga apabila situasi ini terjadi, dibutuhkan
kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Sifat Produk dan Jasa yang Bersaing di Pasar
Menurut Sukaria Sinulingga (2010: 37) produk-produk yang bersaing di
pasar dapat diklasifikasi sebagai homogen, simpilar/ mempunyai kesamaan
karakteristik tetapi tidak identik atau berbeda. Apabila semua perusahaan
produsen menghasilkan dan menjual produk yang homogen maka kemampuan
masing-masing produsen dalam menetapkan harga jual menjadi lemah. Tetapi,
apabila produk-produk tersebut memiliki perbedaan (keunggulan) tertentu
walaupun secara umum memiliki karakteristik yang sama maka setiap produsen
masih memiliki kesempatan untuk menentukan harga jual sendiri. Sedangkan
untuk produk-produk yang berbeda satu sama lain, masing-masing produsen
bebas menentukan harga jual.
2.3.4 Membangun Keunggulan Kompetitif
Menurut Arif Yusuf (2016: 175) tujuan pengembangan rencana strategis
adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage), yaitu
sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan kecil dari para peasingnya dan
memberikannya posisi unik di pasar sehingga lebih unggul dari para pesaingnya.
Kunci bagi kesuksesan bisnis dari perspektif strategis adalah pengembangan
keunggulan kompetitif yang unik, yaitu keunggulan yang menciptakan nilai bagi
pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki
keunggulan kompetitif akan menjadi pemimpin dalam pasarnya serta dapat
mencapai laba diatas rata-rata.
Perusahaan tidaklah cukup sekedat membangun keunggulan kompetitif,
karena kunci kesuksesannya adalah menmbangun keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan (sustainable). Perusahaan dalam jangka panjang, memperoleh

Universitas Sumatera Utara

keunggulan

kompetitif

yang

berkelanjutan

mengembangkan seperangkat kompetensi inti

melalui

kemampuannya

sehingga perusahaan tersebut

mampu melayani pelanggan sasarannya dengan lebih baik dibandingkan dengan
pesaingnya. Kompetensi ini adalah serangkaian kemampuan unik yang
dikembangkan oleh perusahaan dalam bidang-bidang utama, seperti kualitas,
layanan pelanggan, inovasi, pembinaan tim, fleksibilitas, dan cepat tanggap, yang
lebih dari yang lain, sehingga bisa mengungguli pesaingnya. Bidang-bidang
utama yang disebutkan di atas merupakan jantung kemampuan perusahaan agar
mampu bersaing dan biasanya merupakan hasil dari berbagai keahlian dan
pembelajaran penting yang dipelajari perusahaan sepanjang waktu.
Kompetensi inti menjadi dasar bagi keunggulan kompetitif perusahaan dan
biasanya bertahan cukup lama. Kompetensi inti agar efektif, harus sukar oleh
pesaing, dan harus menyediakan manfaat yang dirasa penting bagi pelanggan.
Salah satu kelemahan terbesar yang sering dialami oleh wirausahawan adalah
gagal membedakan perusahaannya dari para pesaingnya. Pengembangan
kompetensi inti tidak selalu menyebabkan perusahaan mengeluarkan banyak uang,
tetapi untuk itu wirausahawan harus menggunakan kreativitas, imajinasi, dan visi
untuk menentukan hal-hal terbaik dan terpenting yang dapat dilakukan perusahaan
terhadap pelanggan sasarannya.
2.4 UMKM
2.4.1 Definisi UMKM
Definisi UMKM sesuai denganUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM):

Universitas Sumatera Utara

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau
badan usaha perorangan yang memenuhi criteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau baddan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memnuhi
kriteria usaha menengah sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
2.4.2 Kriteria UMKM
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, kriteria yang
digunakan untuk mendefinisikan UMKM adalah nilai kekayaan bersih atau nilai
asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan
tahunan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Kriteria UMKM
NO

URAIAN

KRITERIA
ASSET

OMZET

1

Usaha Mikro

Max 50 jt

Max 300 jt

2

Usaha Kecil

> 50jt – 500jt

>300 jt-2,5 M

3

Usaha Menengah

> 500jt – 10 M

> 2,5 M -50 M

Sumber :UMKM di Indonesia (Tulus, 2009: 16)
Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga
pemerintahan seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS),
selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan
skala usaha.
Tabel 2.2 Jumlah Pekerja UMKM
NO

URAIAN

JUMLAH
PEKERJA

1

Usaha Mikro

4 pekerja

2

Usaha Kecil

5-19 pekerja

3

Usaha Menengah

20-99 pekerja

Sumber :UMKM di Indonesia (Tulus, 2009: 16)
Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik memberikan defenisi
UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro merupakan entitas usaha
yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 pekerja. Usaha kecil merupakan entitas
usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 pekerja, sedangkan usaha
menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20-99 pekerja

Universitas Sumatera Utara

2.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (strength, weakness, opportunity, and threat). Analisis SWOT
merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkuangan luar strategi yang
menyajikan kombinasi terbaik di antara keempatnya. Perusahaan dapat
menentukan strategi setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk
mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus memperkecil
atau mengatasi kelemahan yang dimilikinya untuk menghindari ancaman yang
ada. Hasil analisis SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan, bukan
pemecahan masalah.
Analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (Rachmat, 2014: 285) adalah
identifikasi bebrbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antar unsure
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsure-unsur eksternal, yaitu
peluang dan ancaman. Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan
adalah memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (Opportunity dan Strength).
Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang, dengan cara
mengatasi atau mengurangi ancaman dan kelemahan (Threat dan Weakness).
Analisis ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana
perbaikan (short-term improvement plan).

Universitas Sumatera Utara

Tahap awal proses penetapan strategi adalah menafsir kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisis SWOT
memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi
utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organisasi. Dalam analisis
SWOT, informasi dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis dapat menyebabkan
perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Gambar 2.1
Diagram Analisis SWOT
Berbagi Peluang

3. Mendukung strategi turn-around

1. Mendukung strategi
agresif
Kekuatan Internal

Kekuatan Eksternal

Mendukung strategi defensif

4.

2. Mendukung strategi
diversifikasi

Berbagai Ancaman

1. Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
2. Kuadran II: Perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal meskipun
menghadapi berbagai macam ancaman. Strategi yang harus diterapkan adalah

Universitas Sumatera Utara

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
3. Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Komponen Analisis SWOT
Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar, yaitu:
a) Strength (S), yaitu situasi atau kondisi kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini.
b) Weakness (W), yaitu situasi atau kondisi kelemahan dari organisasi atau
program saat ini.
c) Opportunity (O), yaitu situasi atau kondisi peluang di luar organisasi dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi masa depan.
d) Threat (T), yaitu situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan.
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling
dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi
yang berbeda. Hasil analisis adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi

Universitas Sumatera Utara

kekurangan dan menghidari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis
SWOT akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat.
Berdasarkan ukuran di atas, ada hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan analisis SWOT, yaitu:
a. Analisis SWOT bisa sangat subjektif, oleh karena itu dua orang menganalisis
sebuah perusahaan yang sama, tetapi bisa menghasilkan SWOT yang berbeda.
b. Pembuat analisis harus realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan
internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak
terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
c. Analisis harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi, bukan situasi yang
seharusnya terjadi.
d. Hindari “grey areas”. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisis yang
berlebihan.
2.6 Penelitian Terdahulu
Peneliti membutuhkan penelitian sebagai dasar pijakan terdahulu dalam rangka
penyusunan penelitian ini, untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.

Vina

(2014)

melakukan penelitian berjudul “Analisis Strategi Bersaing (Objek Penelitian:
Restoran Sunny Side Up Summarecon Mall Bekasi)” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi bersaing yang dilakukan Restoran Sunny Side
Up Summarecon Mall Bekasi terutama kaitannya dengan bauran pemasaran

Universitas Sumatera Utara

7P sudah tepat dan berjalan dengan baik. Bauran pemasaran seperti product,
price, place, promotion, people, process dan physical evidence telah
menunjukkan kesesuaian dengan segmentasi, targeting dan positioning yang
diharapkan oleh restoran. Produk yang ditawarkan serba telur dan
menggunakan bahan baku berkualitas sesuai dengan positioning yang ingin
dicapai perusahaan sebagai restoran satu-satunya yang menggunakan bahan
baku telur dan menyehatkan. Selain itu harga, bukti fisik dan promosi juaga
sesuai dengan targeting anak muda dan keluarga, karena harga yang
ditawarkan masih cukup terjangkau, tempatnya juga unik dan promosi melalui
media online.
2.

Ratih

(2010)

melakukan penelitian berjudul “Strategi Bersaing Bisnis E-Commerce Dalam
pilihan Alternatif Strategi Generik (Studi Kasus Plasa.Com). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam merumuskan strategi maka faktor-faktor ekternal
dan internal perusahaan mempengaruhi keputusan perumusan strategi. Dalam
menghadapi kondisi faktor-faktor lingkungan eksternal bisnis e-commercenya,
Plasa.com dapat mengantisipasi dan memanfaatkan peluang dengan mengubah
hambatan yang ada menjadi solusi untuk dapat bersaing juga dengan
meningkatkan kekuatan faktor-faktor lingkungan internal yang dimilikinya.
Pilihan alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam formulasi strategi
bersaing Plasa.Com adalah strategi diferensiasi dengan peningkatan inovasi
pelayanan dengan cara membangun budaya kerja customer oriented dan
berinovasi secara berkelanjutan untuk mencapai kepuasan pelanggan

Universitas Sumatera Utara

3.

Yuliani

(2012)

melakukan penelitian berjudul “Analisis Strategi Bersaing Rusunami Kalibata
City”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi bersaing Kalibata City
yang terpilih berdasarkan analisis SWOT didapat strategi pertama yaitu
melakukan

pengembangan

proyek

Kalibata

City dengan

menambah

pembangunan untuk perkantoran, hotel atau rumah sakit melalui pendekatan
fokus. Strategi ini terpilih berdasarkan pertimbangan fokus pada konsep awal
pembangunan

yaitumewujudkan

hunian

“one

stop

living”.

Dengan

pertimbangan jikan dibandingkan dengan ketiga strategi lainnya, dengan
menambah pembangunan perkantoran atau rumah sakit atau hotel maka
terbuka pasar yang baru hal tersebut yang dimanfaatkan perusahaan dalam
memperoleh

profit.

Disamping

kedua

alas

an

tersebut

perusahaan

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada terutama lokasi strategis
yang dimiliki, karena masih sangat memungkinkan dalam melakukan
perluasan proyek kedepannya.
4.

Nurul

(2009)

melakukan penelitian berjudul “Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan
Usaha Penerbangan Komersial”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi
bersaing Garuda berada pada posisi paling atas yang berarti bahwa Garuda
memiliki pertumbuhan pertumbuhan long run opportunities, yaitu Garuda
akan memiliki pangsa pasar yang relatif tinggi dalam pertumbuhan pasar
industry transportasi udara yang relatif tinggi. Garuda memakai konsep SCA
(sustainable competitive advantage) sebagai strategi pemasaran Garuda
dengan melakukan pembenahan terhadap beberapa komponen prasyarat SCA,

Universitas Sumatera Utara

seperti sinergi pasar sebagai prioritas utama untuk dibenahi dan komponen
pengenalan pesaing mendapatkan prioritas mendesak untuk dibenahi. Selain
itu, perlu dilakukan pembenahan dan pengoptimalan terhadap penggunaaan
strategi sinergi pasar, strategi pengembangan SDM dan strategi perluasan
pangsa pasar.
5.

Amila

(2011)

melakukan penelitian berjudul “Analisis SWOT Dalam Penentuan Strategi
Bersaing (Studi Kasus PT.Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Jember).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Syariah Jember memiliki faktor internal terdiri dari kekuatan meliputi: tata
kelola dan perilaku atau budaya Bank Syariah yang baik, iklim investasi
positif dan semangat kerja tinggi, kontribusi positif terhadap masyarakat dan
kelestarian lingkungan, dan PT BNI Syariah Jember memiliki kelemahan
meliputi: tenaga ahli yangbterbatas, kurangnya sarana pendukung, kurangnya
aturan pendukung, promosi dan teknologi yang masih terbatas. Faktor
eksternal dalam menentukan strategi bersaing pada PT. Bank BNI Syariah
Cabang Syariah Jember terdiri dari peluang meliputi potensi masyarakat yang
tinggi, dan memiliki ancaman meliputi kurang pemahaman tentang perbankan
syariah, kesan sulit dan rumit pada bank syariah dan kurang dukungan dari
masyarakat. Strategi yang dapat dilakukan PT. Bank BNI Syariah Cabang
Syariah Jember yaitu stable growth strategy yaitu menggunakan strategi
pertumbuhan peran namun dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala
prioritas.
2.7 Kerangka Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis SWOT sebagai formulasi dan
bahan evaluasi terhadap penerapan strategi bersaing yang sesuai pada suatu usaha.
Kerangka penelitian menunjukkan bahwa dari strategi yang dilakukan Cafe Resep
Nenek Moyangku selama ini dapat diteliti menggunakan analisis SWOT, dengan
melakukan analisis lingkungan terlebih dahulu, lingkungan internal dilihat dari
kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses), sedangkan lingkungan
eksternal dilihat dari peluang (Opportunities) dan tantangan (Threats).
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
C a fe Re se p Ne ne k
Mo ya ng ku

Ana lisis Ling kung a n

Inte rna l

Ekste rna l

IFAS

EFAS

Ana lisis SWO T

Stra te g i

Universitas Sumatera Utara