Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Cv. Setia Utama Chapter III VI
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Konsultan Pajak
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga profesional perpajakan,
profesi konsultan pajak semakin diperlukan dunia bisnis. Apalagi sejak keluarnya
PMK No 22/PMK.03/2008 tanggal 6 Februari 2008 tentang Persyaratan serta
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa yang lebih memberikan ruang
kepada Konsultan Pajak Terdaftar didalam memberikan jasa konsultan pajak
menjadikan profesi konsultan pajak primadona para insan perpajakan sekarang
ini. Sesuai dengan PMK ini, maka bagi perusahaan (WP Badan dengan peredaran
bruto > 2.400.000.000,00) dan WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dengan peredaran bruto atau penerimaan bruto > Rp 1.800.000.000,00
sudah tidak dapat lagi menguasakan kewajiban dan hak perpajakannya kepada
karyawan bagian pajaknya sendiri, sehingga harus memakai jasa konsultan pajak.
Indonesia memiliki sistem perpajakan dengan kompleksitas yang tinggi
baik dari banyaknya jumlah peraturan perpajakan yang berlaku dan pembaruan
peraturan yang cukup sering dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini semakin
menyulitkan wajib pajak dalam mengikuti perkembangan peraturan pajak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya (Gargalas dan Lehman, 2010). Alternatif
yang seringkali menjadi pilihan bagi wajib pajak adalah dengan menggunakan
jasa konsultan pajak yang dapat membantu wajib pajak dalam melaksanakan hak
dan memenuhi kewajibannya di bidang perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Dengan sistem Self Assesment yang
Universitas Sumatera Utara
diterapkan di Indonesia cukup menyulitkan wajib pajak dalam menjalankan hal –
hal tersebut sehingga wajib pajak membutuhkan pihak lain yang dinilai lebih
mengetahui dan memahami secara jelas tata cara pelaksanaan kewajiban
perpajakan. Salah satu pihak yang dinilai lebih memahami dan mendalami tata
cara pelaksanaan kewajiban perpajakan adalah konsultan pajak. Saat ini banyak
wajib pajak orang pribadi yang menggunakan jasa konsultan pajak dan wajib
pajak dituntut untuk selektif dalam memilih konsultan pajak yang baik dengan
memperhatikan kriteria yang dibutuhkan, yaitu legalitas, kompetensi dan etika.
Tugas konsultan pajak bukan untuk berhadapan dengan pemerintah dan membela
wajib pajak. Filosofinya, konsultan pajak bagian dari pemerintah yang membantu
masyarakat untuk memenuhi kewajiban dengan benar. wajib pajak menggunakan
konsultan pajak dengan berbagai tujuan, beberapa diantaranya untuk mengurangi
persepsi atas kompleksitas dan ketidakpastian hukum perpajakan, menghemat
waktu dalam menangani urusan administrasi perpajakan, dan terkadang untuk
mencari “jalur abu-abu” dalam suatu aturan hukum perpajakan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hal – hal tersebut, pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki oleh konsultan pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajibannya ataupun hal sebaliknya yang dapat
menyebabkan kerugian negara dalam hal penerimaan pajak.
3.2 Jenis Konsultan Pajak
Konsultan pajak dapat membantu meringankan beban pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak dengan tidak melanggar aturan perpajakan dengan
cara melakukan Tax Avoidance. Menurut Prijohandojo Kristanto (2009),
konsultan pajak dapat menjalankan tugas secara profesional tanpa mendapat
tuduhan konsultan pajak “nakal” dengan lima prasyarat yaitu memahami aturan
perpajakan dan peraturan lainnya, menentukan tujuan dilakukannya tax planning,
memahami karakteristik usaha wajib pajak, memahami tingkat kewajaran dan
mengetahui bidang akuntansi dan proses bisnis. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sakurai dan Braithwaite (2001) persepsi wajib pajak dinilai
penting dikarenakan 2 alasan yaitu : Pertama, adanya perdebatan yang seringkali
berfokus pada permasalahan apakah praktisi pajak yang mendorong wajib pajak
berada di wilayah “grey area” atau wajib pajak yang menuntut konsultan pajak
Universitas Sumatera Utara
untuk mencari solusi di antara “grey area”. Kedua, timbulnya kebutuhan wajib
pajak akan konsultan pajak. Apabila wajib pajak merasa yakin dengan sistem self
assesment yang dilakukan sendiri maka ketergantungan wajib pajak terhadap
konsultan pajak akan lebih mengarah ke arah kenyamanan. Dalam praktek di
lapangan, konsultan pajak terbagi atas 3 tipe yaitu Creative Consultant, Honest
Consultant, dan Cautios Consultant. Pembagian ini dilakukan dengan melihat
sistem kerja konsultan pajak yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang
lainnya.
- Creative consultant merupakan tipe konsultan pajak yang memiliki perencanaan
pajak yang agresif untuk klien. Perhitungan pajak yang agresif adalah perhitungan
jumlah pajak yang dibayarkan secara tepat jumlahnya dengan mengurangi
kewajiban perpajakan wajib pajak tersebut melalui pencarian celah dalam
peraturan perundang – undangan. Ciri yang mendasar dari tipe konsultan pajak ini
adalah memiliki jaringan networking yang luas dan dapat membantu wajib pajak
dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami terutama apabila berhubungan
dengan aparat pajak. Creative consultant biasa digunakan oleh klien yang berani
mengambil resiko atau risk taker.
- Honest Consultant merupakan tipe konsultan pajak yang memiliki integritas
tinggi pada aturan – aturan perpajakan yang berlaku dengan bersikap jujur atas
semua tindakan yang dilakukan. Konsultan pajak tipe ini menghindari resiko atas
tindakan yang dilakukan dan hanya membantu wajib pajak terkait dengan sesuatu
yang benar – benar sesuai dengan peraturan. Honest consultant merupakan tipe
konsultan yang banyak digunakan oleh wajib pajak yang memiliki pengetahuan
perpajakan yang tinggi terutama di luar negeri dimana pajak merupakan sesuatu
kewajiban prioritas yang harus dilaksanakan. Cautious Consultant merupakan tipe
konsultan yang berada di antara Creative Consultant dan Honest Consultant
dimana cautious consultant diidentifikasikan sebagai pihak yang dapat
meminimalkan
pajak
yang
harus
wajib
pajak
bayarkan
dengan
cara
mengeksplorasi kebijakan dari daerah abu – abu hukum (grey area).
- Cautious Consultant seringkali disamakan dengan Creative Consultant namun
dengan cara kerja yang memperhatikan segala aspek. Berdasarkan 3 tipe
konsultan pajak yaitu honest consultant, creative consultant, dan cautious
Universitas Sumatera Utara
consultant dapat ditemukan kombinasi antara honest consultant dengan cautious
consultant, creative consultant dengan cautious consultant dan gabungan dari
ketiga tipe konsultan pajak tersebut. Tipe gabungan antara honest consultant
dengan cautious consultant merupakan tipe konsultan yang menurut wajib pajak
terkait perpajakan tetap menganggap bahwa kewajiban perpajakan merupakan hal
yang harus dilakukan sebagai warga negara atas penghasilan yang didapatkan.
Namun, apabila konsultan pajak yang digunakan dapat membantu wajib pajak
dalam mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan dan tidak melanggar
undang – undang perpajakan maka hal tersebut dapat dilakukan. Dalam hal ini
wajib pajak tetap memenuhi kewajiban sebagai warga negara namun tidak
sepenuhnya akan benar – benar membayar sesuai pajak yang terutang. Tipe
gabungan antara creative consultant dengan cautious consultant merupakan tipe
konsultan dimana konsultan pajak merupakan pihak yang dapat membantu wajib
pajak dalam mengecilkan jumlah pajak yang dibayarkan namun dengan cara
mencari celah dalam peraturan perpajakan sebisa mungkin untuk dapat
mengurangi kewajiban dalam pembayaran pajak. Tipe gabungan terakhir yaitu
ketiga tipe konsultan pajak adalah tipe konsultan pajak yang menurut wajib pajak
mempersepsian tidak memperdulikan apapun gambaran dari seorang konsultan
pajak dan ketiga tipe konsultan pajak tersebut memang terdapat di lapangan saat
menjalankan tugas. Wajib pajak tersebut lebih mementingkan hasil akhir yang
dicapai oleh konsultan pajak yang sesuai dengan apa yang diinginan oleh klien
mereka.
3.3 Konsultan Pajak di Indonesia
Profesi konsultan pajak adalah profesi yang dijalankan oleh para
profesional yang memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak. Pengertian
Konsultan pajak sendiri adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya
secara bebas memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Didalam pendapat literatur, konsultan pertama adalah Arthur D. Little yang
mendirikan usahan jasa konsultan pada tahun 1886 di Cambridge, Massachusets.
Beliau memberikan bantuan teknis (engineering) kepada kliennya. Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut kini telah mengalami kebangkrutan. Booz Allen Hamilton kemudian
mendirikan perusahaan dengan struktur serupa di awal abad 20.
Kemudian pada tahun 1926, seorang professor dari Universitas Chicago, James
McKinsey, mendirikan perusahaan jasa konsultan “accounting and engineering
advisors” yang memperkenalkan pendekatan dan framework yang berbeda. Ia
tidak merekrut insinyur tradisional, melainkan eksekutif berpengalaman yang ditraining dengan seperangkat analisis dan pengetahuan yang kontemporer di masa
itu,
meliputi
strategi,
kebijakan, goal,
organisasi,
prosedur, facilities,
dan personnel.
Sejarah mencatat inovasi yang cukup spektakuler dilakukan oleh Boston
Consulting Group (BCG). Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG
mengembangkan konsep tentang growth share matrix yang menjadi alat untuk
menilai attractiveness suatu perusahaan dalam sebuah industri. Framework ini
kemudian banyak diadopsi oleh konsultan lain dalam memahami persoalan bisnis
dan peluang jasa konsultan yang dapat dimanfaatkan.
Sejak itu, consulting firm mengalami kemajuan dan bertumbuh dengan pesat.
Beberapa
melakukan
merger
dan
konsolidasi.
Beberapa
yang
lain
melakukan rebranding dan merubah struktur organisasinya. Begitu pula dengan
pendekatan, metodologi, maupun framework yang digunakan dan dikembangkan
juga kian kompleks dan komprehensif.
Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan undang-udang perpajakan.
Pada umumnya jasa yang diberikan oleh Konsultan Pajak meliputi dua hal
yakni: Pertama, Tax Consulting. Konsultan Pajak bertindak sebagai Penerima
Kuasa untuk kepentingan mewakili dan atau mendampingi Wajib Pajak apabila
terjadi pemeriksaan pajak. Kedua, Attorney at Tax Law. Konsultan Pajak
bertindak sebagai Kuasa Hukum Pajak untuk kepentingan mewakili atau
mendampingi Wajib Pajak di Pengadilan Pajak.
Disamping itu ada pekerjaan lain yang lebih bersifat administratif dilakukan oleh
Konsultan Pajak, yaitu: Pertama, Tax Compliance yakni menyiapkan laporan
pajak
serta
melaporkannya
ke
Kantor
Pelayanan
Pajak. Kedua,
Tax
Universitas Sumatera Utara
Publication yakni menyampaikan informasi tentang peraturan pajak kepada
Wajib Pajak.
Ketentuan tentang Konsultan Pajak
ini diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak Indonesia
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
98/PMK.03/2005, yang mana isinya adalah :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR: 98/PMK.03/2005
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG
KONSULTAN PAJAK INDONESIA
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang
: bahwa untuk lebih meningkatkan peranan dan profesionalisme
Konsultan Pajak dalam memberikan jasa kepada Wajib Pajak
dalam melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban dari Wajib
Pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak
Indonesia;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang
Universitas Sumatera Utara
Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3984);
2. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003
tentang Konsultan Pajak Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG
KONSULTAN PAJAK INDONESIA.
Pasal I
Ketentuan Pasal 10 huruf c, huruf g dan huruf I Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang
Konsultan Pajak Indonesia diubah, sehingga Pasal 10 berbunyi
sebagai berikut:
“Pasal 10
Kewajiban Konsultan Pajak:
a. Konsultan Pajak wajib mematuhi semua peraturan
perundang-undangan perpajakan.
b. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak
agar melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
c. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak, setiap Konsultan
Pajak wajib:
Universitas Sumatera Utara
i. memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masih
berlaku; dan
ii. Memiliki Surat kuasa Khusus dari Wajib Pajak dan
Surat Pernyataan dengan bentuk sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran III-1 dan III-2 Peraturan Menteri
Keuangan ini.
d. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedure dan tata tertib
kerja yang berlaku di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
dan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
kepentingan negara.
e. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek
Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran
perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan/atau
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
f. Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia.
g. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang
berisi jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang
telah diberikan jasa di bidang perpajakan dengan
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam
lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini dan
melampirkan fotokopi Sertifikat penataran/pendidikan
penyegaran perpajakan sebagaimana dimaksud pada huruf
e.
h. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf g
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling akhir
bulan April tahun takwin berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
i. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan
penyampaian Laporan Tahunan, yang disampaikan secara
tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.”
Pasal II
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 Oktober 2005
MENTERI KEUANGAN,
JUSUF ANWAR
3.4 Syarat menjadi Konsultan Pajak
Adapun syarat menjadi konsultan pajak di Indonesia adalah :
-Warga Negara Indonesia
-Bertempat tinggal di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
- Memiliki serendah-rendahnya ijazah Strata Satu (S-1) atua setingkat dengan itu
dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang terakreditasi,
kecuali bagi pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
- Tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan
usaha Milik Negara/Daerah.
- Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang.
- Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
- Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
- Bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak.
- Batas usia maksimal untuk menjadi Konsultan Pajak adalah 70 tahun
3.5 Izin dan Permohonan
Izin praktik Konsultan Pajak diterbitkan langsung oleh Dirjen Pajak. Izin dapat
dicabut oleh Dirjen Pajak yang disebabkan beberapa hal antara lain :
- Mengundurkan diri selaku Konsultan Pajak
- Meninggal dunia
- Telah mencapai usia 70 (tujuh puluh) tahun
- Dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c
- Tidak mendaftarkan diri sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia atau
mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Permohonan untuk mendapatkan izin Konsultan pajak harus disampaikan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran - I Keputusan Menteri Keuangan Nomor
485/KMK.03/2003. Pemohon harus melampirkan dokumen-dokumen pendukung
antara lain:
- Daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan dengan mengisi
formulir Daftar Riwayat Hidup sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
- Fotokopi Ijazah terakhir yang telah dilegalisir
Universitas Sumatera Utara
- Fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang terakhir dan telah dilegalisir
- Surat Keterangan Catatan Kepolisian
- Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan 2x3
cm sebanyak 3 (tiga) lembar
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah dilegalisir
- Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dilegalisir oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar.
- Surat Pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada instansi/Lembaga
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan mengisi formulir
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
- Surat keterangan telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik yang
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
- Surat pernyataan kesediaan menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan oleh menteri Keuangan.
- Dirjen Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan ini paling lama 30
hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.
3.6 Hak dan Kewajiban Konsultan Pajak
3.6.1 Hak Konsultan Pajak
Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat A
berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib
Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran
pajak berganda dengan Indonesia.
Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat B
berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya,
kecuali kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap, dan yang
berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda
dengan Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat C
berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
3.6.2 Kewajiban Konsultan Pajak
- Konsultan Pajak wajib memenuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
- Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
- Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari
Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib:
- Memiliki Izin Praktek Konsultan pajak yang masih berlaku
- Memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak dengan bentuk sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.
-Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan
yang merugikan kepentingan negara.
- Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat
wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan
atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Konsultan Pajak wajib memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan
keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan
dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan oleh meteri keuangan dan
melampirkan fotokopi Sertifikat Penataran/Pendidikan Penyegaran Perpajakan.
- Laporan Tahunan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama akhir
bulan April tahun takwin berikutnya.
- Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian
laporan tahunan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.
3.7 Ujian Sertifikat Konsultan Pajak ( USKP )
Universitas Sumatera Utara
Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak adalah gerbang bagi para praktisi pajak untuk
memperoleh Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Praktisi pajak yang sudah lulus USKP berhak menyandang gelar BKP
(Bersertifikat Konsultan Pajak). USKP diselenggarakan oleh Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan
(Pusdiklat Pajak).
Ujian ini dilaksanakan paling sedikit 2 kali dalam setahun yang meliputi Sertifikat
A, B dan C. Sedangkan kurikulum, peraturan, soal ujian, dan metode penilaian
USKP diselenggarakan oleh Konsorsium Pengembangan Konsultan Pajak
Indonesia.
Konsorsium ini adalah suatu kerja sama antara pihak-pihak yang berkepentingan
dan terkait dengan Konsultan Pajak Indonesia yang anggotanya terdiri dari unsurunsur Direktorat Jenderal Pajak, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan,
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang
terkait dengan pendidikan perpajakan, dan yayasan pendidikan yang mempunyai
jurusan ilmu perpajakan.
Untuk dapat dinyatakan lulus, peserta USKP harus minimal memenuhi kriteria
dibawah ini:
- Penilaian hasil ujian untuk setiap mata ujian dilakukan berdasarkan skala 1
(satu) sampai dengan 100 (seratus).
- Peserta USKP dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai paling rendah 60
(enam puluh) untuk setiap mata ujian.
- USKP diselenggarakan dengan sistem kredit dengan batas mengulang dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun untuk 1 (satu) tingkatan sertifikat.
3.8 Materi Penguasaan bagi Konsultan Pajak
3.8.1 Brevet A (Materi Sertifikat A) : Pajak Orang Pribadi
Pancasila
PPh Orang Pribadi
PPh Pasal 21 dan SPT 1721
PPh Pasal 22/23/26
PPN dan SPT Masa PPN
KUP/PPSP/BPSP
Universitas Sumatera Utara
BM/PBB/BPHTB
Akuntansi Perpajakan
SPT PPh Orang Pribadi (1770)
Kode Etik Profesi
3.8.2 Brevet B (Materi Sertifikat B) : Pajak Badan
Pancasila
PPh Badan
PPh Pasal 21 dan SPT 1721
PPh Pasal 22/23/26
PPN
KUP/PPSP/BPSP
BM/PBB/BPHTB
Akuntansi Perpajakan
SPT PPh Badan
SPT Masa PPN
Kode Etik Profesi
3.8.3 Brevet C (Materi Sertifikat C) : Pajak Internasional
PPh Badan
PPh Pasal 21 dan SPT 1721
PPh pasal 22/23/26
PPN
KUP/PPSP/BPSP
Perpajakan Internasional
Akuntansi Perpajakan
SPT PPh Badan
SPT Masa PPN
Kode Etik Profesi
3.9 CV. Setia Utama
Konsultan pajak ini pertama didirikan pada tahun 1984 beralamat di jalan malaka,
lalu pada tahun 1992 alamat kantor berpindah ke jalan Surabaya baru dan pada
tahun 2000 berpindah kembali ke jalan Katamso dalam No. 2/4.
Universitas Sumatera Utara
CV.Setia Utama atau Konsultan Pajak Setia utama merupakan lembaga
konsultan pajak orang pribadi dan atau badan yang berfokus dalam melayani
pajak baik dalam kota medan maupun kota kota lain di Indonesia. Dibekali
dengan pengalaman yang matang, para Pegawai konsultan pajak setia utama
menerapkan sistem manajemen kinerja yang kuat dan kokoh untuk membawa
organisasi kepada kinerja tingkat tinggi yang bersifat berkelanjutan untuk para
client nya.
3.10 Visi Misi Cv. Setia Utama
VISI
Menjadi perusahaan konsultan yang kredibel, terpercaya serta membantu Negara
menyukseskan program pajak.
Misi :
Menciptakan loyalitas Klien dengan menyediakan solusi untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan Klien.
Membangun kepercayaan dan tanggung jawab pribadi dalam setiap hubungan
pekerjaan
3.11 Jenis Insentif Di CV.Setia Utama
3.10.1 Insentif Langsung.
- SPT PPH Pasal 29
Menurut UU No.36 Tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh 29)
adalah PPh Kurang Bayar (KB) yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh,
yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi
dengan kredit PPh (PPh Pasal 21, 22, 23, dan 24) dan PPh Pasal 25. Dalam hal ini,
Wajib Pajak (WP) wajib memiliki kewajiban melunasi kekurangan pembayaran
pajak yang terutang sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan. Apabila tahun buku sama dengan tahun kalender, kekurangan
pajak tersebut wajib dilunasi paling lambat 31 Maret bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi atau 30 April bagi Wajib Pajak Badan (WPB) setelah tahun
pajak berakhir.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pemberian insentif PPH 29 maksimal 2 bulan setelah masa PPH 29
berakhir.
- Sunset Policy
Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang
berlaku mulai pada tahun 2008 dan diberlakukan kembali 5 tahun kemudian yaitu
tahun 2015, sunset policy ini untuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan
berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007). UndangUndang KUP Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Direktorat Jenderal
Pajak untuk menghimpun data perpajakan dan mewajibkan instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi dan pihak lainnya untuk memberikan data kepada Direktorat
Jenderal Pajak. Ketentuan ini memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak
mengetahui ketidakbenaran pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah
dilaksanakan oleh masyarakat. Kebijakan ini juga Untuk menghindarkan
masyarakat dari pengenaan sanksi perpajakan yang timbul apabila masyarakat
tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar.
Jenis insentif yang dikeluarkan oleh CV.Setia Utama kepada karyawannya
dalam hal ini bersifat tidak rutin dimana kebijakan ini Cuma 5 tahun sekali
berlaku. Pemberian Insentif Sunset Policy di Cv. Setia Utama terakhir adalah pada
bulan desember 2015.
- Tax Amnesty
Menurut "UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak" Tax
Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan
cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan .
Untuk Tax Amnesty ada jadwal dan periode yang berlaku, diantaranya :
Periode I
1 Juli 2016 s.d 30 September 2016
Periode II
1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Periode III
1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017
Untuk Pemberian Insentif tax amnesty, hanya di periode I (1 juli-30
september 2016) yang sudah diberikan kepada seluruh pegawai selama penelitian
ini berjalan (bulan Januari-februari), sedangkan untuk insentif tax amnesty
periode kedua akan dirangkap dengan pemberian tax amnesty period ke III.
- Pengerjaan Buku Laporan Tahunan Perusahaan
Pemberian insentif ini diberikan kepada para pegawai CV.Setia Utama yang
berhasil menyelesaikan laporan buku laporan tahunan perusahaan pada jadwal
yang ditentukan (maksimal akhir tahun berjalan), Buku tahunan perusahaan berisi
tentang laporan :
-
Buku pembantu Piutang
-
Buku Hutang
-
Buku Kas Kredit dan Debit Perusahaan
-
Laporan Buku Besar
-
Laporan Jurnal Tahunan
-
Laporan Arus Bank Perusahaan
Untuk waktu pengerjaan sendiri mulai dari januari sampai dengan bulan oktober
setiap tahunnya dan pengambilan insentif boleh dilakukan kapan saja.
Dengan jumlah klien lebih dari 500 Wajib pajak baik orang pribadi
maupun orang pribadi dan Pengerjaan yang terbatas pada waktu yang ditentukan
seringkali membuat para pegawai merasa perlu dorongan dan motivasi dari dalam
dan luar agar semangat dalam mengerjakan tugasnya. Insentif menjadi salah satu
senjata untuk membuat para pegawai mempunyai kinerja yang baik, semangat dan
tepat waktu.
Hal ini, sama dengan apa yang disampaikan oleh Hasibuan (2001 : 117)
mengemukakan bahwa "Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan
kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini
merupakan alat yang di pergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian
kompensasi".
Universitas Sumatera Utara
Untuk Jumlah atau nilai Insentif yang diberikan kepada para pegawai CV. Setia
Utama mulai dari Rp. 3.000.000 – Rp 10.000.000, tergantung dari penilaian dari
masing-masing Sepervisor dana manajer operasional tim.
3.10.2 Insentif secara tidak lansung
Di CV.Setia Utama ada beberapa insentif tidak langsung yang diberikan kepada
pegawai, diantaranya :
-Tunjangan kesehatan
-Asuransi Kerja
-Promosi Jabatan
3.12 Form Penilaian kinerja dan prestasi pegawai
3.12.1 Form penilaian disipilin (30%)
Score Disiplin (rata-rata 3 aspek)
SCORE
- Kehadiran
(20%)
Jumlah
Kehadiran:
Ijin:
Sakit tanpa
ket.dokter:
Mangkir:
0
0
0
0
hari x 2
point =
kali x -1
point =
kali x -1
point =
kali x -3
point =
Sub Total:
Terlambat:
0 point
0 point
0 point
0 point
0 point
0
kali x -0,5
point =
0 point
Universitas Sumatera Utara
Total point
0
kehadiran:
point
=x
Jumlah total
(cuti & sakit
hari
dg ket. dokter)
dihitung
hari x 2
kerja 1 periode:
0
point
point =
0 =y
Persentase
x / y x 100 %
kehadiran:
=
%
sebagai
kehadiran)
Score
%
Score
%
Score
100
10
79 - 65
5
99 - 90
8
64 - 50
2
89 - 80
6
< 50
0
- Penampilan
score
(5%):
Nilai
Kebersihan diri
Nilai:
Selalu sesuai standar
10
Penampilan
Sering sesuai standar
8
Kelengkapan
Kadang2 sesuai
Seragam
standar
5
Jarang sesuai standar
0
Kerapihan
Score
(rata-rata)
- Kebersihan area kerja
Universitas Sumatera Utara
(5%)
SCORE
Nilai
Nilai:
Kebersihan alat/ruang
kerja
Diatas standar
Ruang/alat kerja diatur
Sesuai
rapi
standar
Merawat sarana kerja secara
Di bawah
teratur
standar
10
5
2
(rata-rata)
Score
3.12.2. General Competency (35%)
Score
0
Petunjuk Pengisian:
1.
Beri nilai kepada setiap indikator kompetensi dan tuliskan pada kolom 'Score'
Pilihan nilai adalah 1 atau 5 atau 10, sesuai kategori di bawah.
Jangan mengisi dengan angka lain.
Nilai dari tiap point dirata-rata dan dikalikan bobot, untuk mendapatkan score
2.
untuk setiap kompetensi
3.
Seluruh Score kompetensi dijumlahkan untuk mendapatkan score General Competency
Kategori
Score
Develop / Perlu Dikembangkan
1
Meets / Sesuai
5
Exceeds /
Melebihi
10
KOMPETENSI
1
SCORE
INTEGRITAS (3%)
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kejujuran dan kepedulian karyawan atas
keberhasilan unit /organisasi kerjanya dengan
menerapkan SOP, serta komitmen untuk menerapkan
prinsip-prinsip moral di dalam pekerjaannya.
0
Mampu bertindak secara konsisten sesuai
standart minimal aturan dan target perusahaan
0
yang berlaku
Berusaha mengaplikasi rumusan corporate
value baik kepada diri sendiri, rekan kerja
0
ataupun konsumen
Mampu mempertanggungjawabkan kesalahan
yang telah dilakukannya
2
0
KERJA SAMA (3%)
Kemampuan untuk merencanakan dan melakukan
pekerjaan bersama dengan orang atau kelompok lain,
sekaligus kemampuan untuk menjadi bagian
kelompok dalam melaksanakan tugas.
0
Mampu memberikan feedback (masukan)
0
kepada team kerjanya.
Mampu mengekspresikan gagasannya secara
konstruktif
Mampu menunjukkan partisipasi aktif dalam
kerja team
0
0
Mampu menjalin silaturahim serta menciptakan
hubungan yang baik dengan orang lain di luar
0
kelompoknya
ORIENTASI TERHADAP PELAYANAN
3
KONSUMEN / REKAN KERJA (3%)
Kemampuan untuk membantu atau melayani
Konsumen, baik Konsumen dalam arti sesungguhnya
maupun rekan pemakai hasil kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
0
Mampu memberikan pelayanan yang baik
kepada konsumen / calon konsumen melebihi
0
standart minimal
Mampu menunjukkan keinginan untuk
menggali dan mengidentifikasi kebutuhan
0
konsumen / calon konsumen
Mampu menunjukkan kesungguhan dalam
menanggapi pertanyaan atau permintaan
0
konsumen / calon konsumen
Mampu memberikan tanggapan yang relevan
dan mudah dimengerti atas permintaan
0
konsumen / calon konsumen
ORIENTASI TERHADAP PENCAPAIAN
4
TARGET (3%)
Tingkat komitmen dan kepercayaan diri pada apa yang
dikerjakan dengan menetapkan target yang tinggi baik
bagi diri sendiri maupun orang lain atau bawahan yang
menimbulkan dorongan untuk selalu meningkatkan
usaha serta daya juang dalam menyelesaikannya,
terutama di saat berhadapan dengan situasi sulit atau
menantang.
0
Mampu menetapkan target kerjanya secara
pribadi.
Mampu berusaha memenuhi target kerja pribadi
yang telah ditetapkan
Mampu aktif mencari masukan untuk untuk
mengembangkan performa kerja dirinya
Mampu memanfaatkan pengalaman masa
lalunya untuk meningkatkan kualitas kerjanya
5
INISIATIF & KREATIF (4%)
Universitas Sumatera Utara
0
0
0
0
Kemampuan untuk membuat gagasan-gagasan baru
melalui pendekatan dan perspektif baru, serta
kemampuan untuk mengkoordinasikannya secara
kreatif untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja,
serta untuk mengantisipasi masalah yang
kemungkinan akan muncul
0
Mampu memahami standar kerja yang telah
ditentukan oleh perusahaan atau unit kerjanya
0
Mampu menunjukkan keingintahuan yang
tinggi terhadap pekerjaan yang belum
0
dikuasainya
Mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
didapat untuk meningkatkan performa kerja
Mampu menunjukkan usaha yang konsisten
untuk mengatasi masalah yang muncul
6
0
0
PROFESSIONALISME (4%)
Dorongan untuk bekerja dengan penuh tanggung
jawab dan untuk memastikan penyelesaian tugas baik
secara kualitas maupun kuantitas terutama
berhubungan dengan pengaturan kerja, instruksi,
informasi, data dan persoalan di tempat kerja.
Mampu menjelaskan tujuan dan target kerja di
wilayah kerjanya secara jelas
Mampu mempertanggung jawabkan pekerjaan
yang menjadi tugasnya
Mampu mengatasi tugas sulit yang dihadapinya
secara efektif
0
0
0
0
Mampu untuk tidak menyalahkan dan atau
mengungkap keburukan rekan kerja kepada
kelompok lainnya
7
KEMAMPUAN MENGANALISA (3%)
Universitas Sumatera Utara
0
Kemampun berfikir analitis-konseptual secara optimal
dalam mengatasi isu, tantangan dan peluang yang
muncul melalui proses identifikasi masalah, analisa
masalah, dan sintesa berdasarkan perspektif yang
menyeluruh dan komprehensif.
0
Mampu mengumpulkan berbagai informasi dari
berbagai sumber yang terkait dengan persoalan
0
yang dihadapi
Mampu mengetahui hubungan antara beberapa
bagian atau sebab-akibat suatu masalah secara
0
runtut dan logis
Mampu mengenali adanya masalah yang berada
di tempat kerjanya
Mampu fokus pada hal-hal penting dan kritis
dalam pekerjaannya
8
0
0
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI (3%)
Kemampuan menyampaikan dan menerima pesan dari
dan ke orang lain atau kelompok lain secara jelas dan
terbuka, verbal maupun non verbal, lisan maupun
tulisan, serta mampu meyakinkan pihak lain atas pesan
tersebut.
0
Mampu mempresentasikan kepada kelompok
misi dan tujuan bersama secara jelas
Mampu membuat dokumen-dokumen informal
untuk menjamin komunikasi internal
0
0
Mampu berkonsentrasi dan mendengarkan
dengan baik tanpa memotong pembicaraan
pihak lain, untuk menghadapi dan menghindari
0
masalah
Mampu menggunakan komunikasi non verbal
(misalnya: dengan bahasa tubuh, kontak mata,
dll) bila diperlukan
Universitas Sumatera Utara
0
9
ORGANIZATIONAL AWARENESS (3%)
Kemampuan untuk memahami struktur baik formal
maupun informal organisasi, batasan, maupun
masalah-masalah dan peluang di dalam organisasi.
0
Mampu memahami peraturan dasar, khususnya
yg berkaitan dengan hak dan kewajibannya
0
sebagai karyawan
Mampu menjelaskan struktur formal di
0
Mampu memanfaatkan struktur formal di
Garas Holding untuk mendukung aktivitas
kerjanya (misalnya dengan mengetahui alur
0
perintah otoritas setiap posisi).
Mampu memahami SOP (Standart Operating
Procedure) terhadap aktivitas pekerjaan yang
0
dilakukannya
10
KEMAMPUAN MANGERIAL (3%)
Kemampuan menyusun rencana secara komprehensif,
realistis, dan efektif untuk mencapai tujuan,
mengimplementasikan secara efisien, serta
mengembangkan sistem dan proses yang digunakan.
Mampu mengorganisir dan memodifikasi
tugas rutin secara efektif
0
0
Mampu menuliskan rencana kerja individual
berdasarkan job desc dan kebutuhan kelompok
0
kerja
Mampu memonitor proses pekerjaan secara
rutin
Mampu mengukur progres/perkembangan
kerja harian/mingguan
11
0
0
KEMAMPUAN INTERPERSONAL (3%)
Kemampuan berinteraksi dengan orang atau kelompok
Universitas Sumatera Utara
0
kerja secara baik dan terbuka, memahami berbagai
perbedaan yang ada, mampu mengelola dan
menyelesaikan konflik yang timbul
Mampu mengenal baik emosi maupun isi yang
0
disampaikan orang lain dengan baik
Mampu menjalin kerjasama formal di
lingkungan kerjanya untuk membantu
0
terlaksananya aktivitas.
Mampu menjalin kerjasama formal di
lingkungan kerjanya untuk menciptakan suatu
0
peluang yang lebih baik
3.12.3. Teknikal Skill(35%)
0
SCORE:
Petunjuk Pengisian:
Beri nilai kepada setiap indikator kompetensi dan tuliskan pada kolom 'Score',
1. yang berwarna abu-abu.
Pilihan nilai adalah 1 atau 5 atau 10, sesuai kategori di bawah. Jangan mengisi
dengan angka lain.
Nilai dari tiap point dirata-rata dan dikalikan bobot, untuk mendapatkan score
2. untuk setiap kompetensi
Seluruh Score kompetensi dijumlahkan untuk mendapatkan score
3. Teknikal Competency
Kategori
Develop / Perlu
Score
1
Dikembangkan
Meets / Sesuai
5
Exceeds / Melebihi
10
KOMPETENSI
SCORE
Universitas Sumatera Utara
FINANSIAL
1
Kemampuan untuk mengelola target, margin atas
penjualan di wilayah kerjanya secara maksimal
dengan menggunakan budget yang seefisien mungkin
0
Mampu menganalisa data estimasi di wilayah
kerjanya untuk mengeliminasi kemungkinan
0
terjadinya kesalahan.
Mampu menganalisa data-data untuk kepentingan
pencapaian target dan melakukan program-
0
program efisiensi di wilayah kerjanya
ADMINISTRASI
2
Kemampuan untuk mengelola wilayah kerjanya
berhubungan dengan penambahan revenue yang telah
ditentukan.
0
Mampu mengontrol proses kegiatan administrasi
di wilayah kerjanya
Mampu mengidentifikasi berbagai hambatan
dalam proses transfer data ke komputer.
0
0
Mampu mengontrol setiap pekerjaannya
Mampu mengecek kebenaran proses data
administrasi di wilayah kerjanya dengan baik.
Mampu memonitor pengecekan Revenue &
Expenses
Mampu mengecek kelengkapan berbagai laporan
yang diperlukan di wilayah kerjanya.
3
0
0
0
0
ASSET
Kemampuan untuk menggunakan dan
memaksimalkan berbagai bentuk peralatan yang
berada di wilayah kerjanya guna mendukung
efektifitas kerja.
0
Universitas Sumatera Utara
Mampu mengoperasikan berbagai program
komputerisasi untuk kelancaran operasional di
0
wilayah kerjanya dengan baik (misalnya: word,
excel. dll).
3.13 Struktur Organisasi CV.Setia Utama
DIREKTU
R
KASIR
MANAJER
OPERASIONAL
MEDAN BARAT DAN
PETUSAH
MANAJER
OPERASIOAL
MEDAN BELAWAN
MANAJER
OPERASIONAL MEDAN
KOTA
MANAJER
OPERASIONAL MEDAN
TIMUR
MANAJER
OPERASIONAL BINJAI
DAN LUBUK PAKAM
SPV MEDAN BARAT
DAN PETUSAH
SPV MEDAN
BELAWAN
SPV MEDAN KOTA
SPV MEDAN TIMUR
SPV BINJAI DAN
LUBUK PAKAM
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
STAFF
PERIZINAN
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini, penulis menyajikan data - data yang diperoleh selama
penelitian pada CV.Setia Utama. Penyajian data meliputi identitas data responden,
pendapat pegawai atas beberapa pertanyaan yang diajukan kemudian jawaban dari
setiap pertanyaan akan diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi.
4.3 Identitas Responden
4.1.1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka penulis menyimpulkan
pegawai dengan jenis kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan
perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Identitas jenis kelamin pegawai
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
1
Laki- Laki
10
20
2
Perempuan
40
80
Jumlah
50
100
Sumber : kuesioner 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 10 orang dengan persentase 20%. Sedangkan yang
berjenis kelamin perempuan berjumlah 40 orang dengan persentase 80% . jadi
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa pegawai yang berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi
dari pada laki-laki di CV.Setia Utama.
4.1.2. Berdasarkan Usia
Usia pegawai di CV.Setia Utama masih berada pada golongan produktif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.2
Identitas usia pegawai
No
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1
Kurang dari 25
1
2
2
25 – 35 tahun
29
58
3
36 - 45 tahun
15
30
4
Lebih dari 46 tahun
5
10
Jumlah
50
100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai
yang usianya dibawah 25 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 2%, usia 25
– 35 tahun paling banyak dengan frekuensi 29 orang dengan persentase 58%,
disekitaran usia 36 – 45 tahun 15 orang dengan frekuensi 30% dan usia lebih dari
46 tahun frekuensi 29 orang dengan persentase 10%.
4.1.3. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan
intelektualitas dan emosional seseorang, sehingga dengan semakin tingginya
pendidikan seseorang maka diharapkan semakin tinggi pula kinerja yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkannya. Untuk mengetahui tingkat pendidikan di CV.Setia Utama, maka
kita lihat tabel berikut :
Tabel 4.3
Identitas pendidikan terakhir pegawai
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
SMU
3
6
2
D-III
7
14
3
S-I
40
80
Jumlah
50
100
Sumber : kuesioner 2017
Dari tabel 4.3 diatas pegawai dengan pendidikan SMU berjumlah 3 orang
dengan persentase 6%, pendidikan Diploma III berjumlah 7 orang dengan
persentase 14%, sedangkan pegawai dengan pendidikan S-I berjumlah 40 orang
dengan persentase 80%. Maka dapat disimpulkan pegawai yang berpendidikan S-I
lebih banyak dari pada yang berpendidikan SMA dan Diploma III.
4.1.4. Berdasarkan Lama Bekerja
Dalam hal penyesuaian kerja baik itu berkaitan dengan lingkungan, tugas
dan situasi tempat kerja, pegawai sangat memerlukan waktu yang cukup agar
mereka memahami semua faktor - faktor tersebut dengan baik. Untuk mengetahui
lamanya pegawai kerja di CV.Setia Utama maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Identitas lama bekerja pegawai
Universitas Sumatera Utara
No
Lama Bekerja
Frekuensi
Persentase (%)
1
1 – 5 tahun
29
58
2
6 -10 tahun
13
26
3
11 – 15 tahun
3
6
4
Lebih dari 15 tahun
5
10
Jumlah
50
100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel .44 diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai yang lama
bekerjanya 1 – 5 tahun berjumlah 29 orang dengan 58%, 6 – 10 tahun berjumlah
3 orang dengan persentase 26%,
11 – 15 tahun berjumlah 2 orang dengan
persentase 6%, lebih dari 15 tahun berjumlah 5 orang dengan persentase 10%.
Jadi dari lama bekerja yang mendominasi adalah pegawai yang bekerjanya 1 – 5
tahun sedangkan ada 5 orang pegawai yang sangat senior dengan lama bekerjanya
lebih dari 15 tahun.
4.4
Distribusi Jawaban Responden
4.2.1. Variabel X (Insentif)
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah penulis bagikan kepada pegawai
maka diperoleh skor jawaban responden untuk variabel X sebagai berikut :
A. Kepuasan Atas Insentif yang diberi perusahaan
Tabel 4.5
Insentif yang bapak/ibu terima dari perusahaan memuaskan
Universitas Sumatera Utara
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
25
50
2
Setuju
12
24
3
Kurang Setuju
4
8
4
Tidak Setuju
6
12
5
Sangat
3
6
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 25 orang dengan persentase 50%, yang
menjawab setuju ada 12 orang dengan persentase 24%, yang menjawab kurang
setuju ada 4 orang dengan presentase 8%, yang menjawab tidak setuju 6 orang
dengan persentase 12% dan ya menjawab sangat tidak setuju 3 orang dengan
persentase 6%, dengan demikian pegawai yang menjawab sangat setuju adalah
yang terbanyak.
B. Insentif yang diberikan Sesuai dengan Kinerja yang dicapai
Tabel 4.6
Insentif Yang bapak/ibu diberikan sesuai dengan kinerja yang
bapak/ibu capai
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
13
26
2
Setuju
27
54
3
Kurang Setuju
10
20
Universitas Sumatera Utara
4
Tidak Setuju
5
Sangat
-
-
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 13 orang dengan persentase 26%, yang
menjawab setuju ada 27 orang dengan persentase 54%, yang menjawab kurang
setuju ada 10 orang dengan presentase 20% dan tidak ada yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju, dengan demikian pegawai yang menjawab setuju
adalah yang terbanyak.
C. Insentif Memenuhi kebutuhan Hidup
Tabel 4.7
Insentif yang bapak/ibu terima cukup memenuhi kebutuhan hidup
bapak/ibu.
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
24
48
2
Setuju
20
40
3
Kurang Setuju
6
12
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 24 orang dengan persentase 48%, yang
menjawab setuju ada 20 orang dengan persentase 40%, yang menjawab kurang
setuju ada 6 orang dengan presentase 12% dan tidak ada yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju, dengan demikian pegawai yang menjawab sangat
setuju adalah yang terbanyak.
D. Insentif diberikan Tepat Waktu
Tabel 4.8
Insentif yang bapak/ibu terima selalu diberikan tepat waktu
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
18
36
2
Setuju
22
44
3
Kurang Setuju
10
20
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan jawaban sangat
setuju berjumlah 18 orang dengan persentase 36%, yang menjawab setuju ada 22
orang dengan persentase 44%, yang menjawab kurang setuju ada 10 orang dengan
presentase 20% dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju,
dengan demikian pegawai yang menjawab setuju adalah yang terbanyak.
Universitas Sumatera Utara
E. Waktu pemberian Insentif
Tabel 4.9
Saya mengetahui waktu yang jelas dalam pemberian Insentif
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
7
14
2
Setuju
29
58
3
Kurang Setuju
14
28
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 7 orang dengan persentase 14%, yang menjawab
setuju ada 29 orang dengan persentase 58%, yang menjawab kurang setuju ada 14
orang dengan presentase 28% dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju, dengan demikian pegawai yang menjawab setuju adalah yang
terbanyak.
F. Prosedur pemberian Insentif yang tidak rumit
Tabel 4.10
Insentif bapak/ibu terima melalui prosedur yang tidak rumit.
No
1
Kategori
Sangat Setuju
Frekuensi
Persentase (%)
10
20
Universitas Sumatera Utara
2
Setuju
22
44
3
Kurang Setuju
11
22
4
Tidak Setuju
7
14
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 10 orang dengan persentase 20%, yang
menjawab setuju ada 22 orang dengan persentase 44%, yang menjawab kurang
setuju ada 11 orang dengan presentase 22%, yang menjawab tidak setuju ada 7
orang dengan persentase 14%, dengan demikian tidak ada pegawai yang
menjawab sangat tidak setuju dan disimpulkan pula pegawai yang menjawab
setuju adalah yang terbanyak.
G. Peningkatan Jumlah Insentif
Tabel 4.11
Insentif yang bapak/ibu terima selalu mengalami peningkatan
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
14
28
2
Setuju
24
48
3
Kurang Setuju
10
20
4
Tidak Setuju
2
4
5
Sangat
-
-
Tidak
Universitas Sumatera Utara
Setuju
Jumlah
50
100
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 14 orang dengan persentase 28%, yang
menjawab setuju ada 24 orang dengan persentase 48%, yang menjawab kurang
setuju ada 10 orang dengan presentase 20%, yang menjawab tidak setuju ada 2
orang dengan persentase 4%, dengan demikian tidak ada pegawai yang menjawab
sangat tidak setuju dan disimpulkan pula pegawai yang menjawab setuju adalah
yang terbanyak.
H. Insentif memotivasi semangat.
Tabel 4.12
Insentif dapat meningkatkan memotivasi semangat kerja
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
15
30
2
Setuju
23
46
3
Kurang Setuju
7
14
4
Tidak Setuju
5
10
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 15 orang dengan persentase 30%, yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab setuju ada 23 orang dengan persentase 46%, yang menjawab kurang
setuju ada 7 orang dengan presentase 14%, yang menjawab tidak setuju ada 5
orang dengan persentase 10%, dengan demikian tidak ada pegawai yang
menjawab sangat tidak setuju dan disimpulkan pula pegawai yang menjawab
setuju adalah yang terbanyak.
I.
Keadilan Insentif yang diberikan
Tabel 4.13
Sistem Insentif sudah cukup memadai,adil dan merata
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
18
36
2
Setuju
26
52
3
Kurang Setuju
6
12
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 18 orang dengan persentase 36%, yang
menjawab setuju ada 26 orang dengan persentase 52%, yang menjawab kurang
setuju ada 6 orang
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Konsultan Pajak
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga profesional perpajakan,
profesi konsultan pajak semakin diperlukan dunia bisnis. Apalagi sejak keluarnya
PMK No 22/PMK.03/2008 tanggal 6 Februari 2008 tentang Persyaratan serta
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa yang lebih memberikan ruang
kepada Konsultan Pajak Terdaftar didalam memberikan jasa konsultan pajak
menjadikan profesi konsultan pajak primadona para insan perpajakan sekarang
ini. Sesuai dengan PMK ini, maka bagi perusahaan (WP Badan dengan peredaran
bruto > 2.400.000.000,00) dan WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dengan peredaran bruto atau penerimaan bruto > Rp 1.800.000.000,00
sudah tidak dapat lagi menguasakan kewajiban dan hak perpajakannya kepada
karyawan bagian pajaknya sendiri, sehingga harus memakai jasa konsultan pajak.
Indonesia memiliki sistem perpajakan dengan kompleksitas yang tinggi
baik dari banyaknya jumlah peraturan perpajakan yang berlaku dan pembaruan
peraturan yang cukup sering dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini semakin
menyulitkan wajib pajak dalam mengikuti perkembangan peraturan pajak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya (Gargalas dan Lehman, 2010). Alternatif
yang seringkali menjadi pilihan bagi wajib pajak adalah dengan menggunakan
jasa konsultan pajak yang dapat membantu wajib pajak dalam melaksanakan hak
dan memenuhi kewajibannya di bidang perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Dengan sistem Self Assesment yang
Universitas Sumatera Utara
diterapkan di Indonesia cukup menyulitkan wajib pajak dalam menjalankan hal –
hal tersebut sehingga wajib pajak membutuhkan pihak lain yang dinilai lebih
mengetahui dan memahami secara jelas tata cara pelaksanaan kewajiban
perpajakan. Salah satu pihak yang dinilai lebih memahami dan mendalami tata
cara pelaksanaan kewajiban perpajakan adalah konsultan pajak. Saat ini banyak
wajib pajak orang pribadi yang menggunakan jasa konsultan pajak dan wajib
pajak dituntut untuk selektif dalam memilih konsultan pajak yang baik dengan
memperhatikan kriteria yang dibutuhkan, yaitu legalitas, kompetensi dan etika.
Tugas konsultan pajak bukan untuk berhadapan dengan pemerintah dan membela
wajib pajak. Filosofinya, konsultan pajak bagian dari pemerintah yang membantu
masyarakat untuk memenuhi kewajiban dengan benar. wajib pajak menggunakan
konsultan pajak dengan berbagai tujuan, beberapa diantaranya untuk mengurangi
persepsi atas kompleksitas dan ketidakpastian hukum perpajakan, menghemat
waktu dalam menangani urusan administrasi perpajakan, dan terkadang untuk
mencari “jalur abu-abu” dalam suatu aturan hukum perpajakan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hal – hal tersebut, pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki oleh konsultan pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajibannya ataupun hal sebaliknya yang dapat
menyebabkan kerugian negara dalam hal penerimaan pajak.
3.2 Jenis Konsultan Pajak
Konsultan pajak dapat membantu meringankan beban pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak dengan tidak melanggar aturan perpajakan dengan
cara melakukan Tax Avoidance. Menurut Prijohandojo Kristanto (2009),
konsultan pajak dapat menjalankan tugas secara profesional tanpa mendapat
tuduhan konsultan pajak “nakal” dengan lima prasyarat yaitu memahami aturan
perpajakan dan peraturan lainnya, menentukan tujuan dilakukannya tax planning,
memahami karakteristik usaha wajib pajak, memahami tingkat kewajaran dan
mengetahui bidang akuntansi dan proses bisnis. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sakurai dan Braithwaite (2001) persepsi wajib pajak dinilai
penting dikarenakan 2 alasan yaitu : Pertama, adanya perdebatan yang seringkali
berfokus pada permasalahan apakah praktisi pajak yang mendorong wajib pajak
berada di wilayah “grey area” atau wajib pajak yang menuntut konsultan pajak
Universitas Sumatera Utara
untuk mencari solusi di antara “grey area”. Kedua, timbulnya kebutuhan wajib
pajak akan konsultan pajak. Apabila wajib pajak merasa yakin dengan sistem self
assesment yang dilakukan sendiri maka ketergantungan wajib pajak terhadap
konsultan pajak akan lebih mengarah ke arah kenyamanan. Dalam praktek di
lapangan, konsultan pajak terbagi atas 3 tipe yaitu Creative Consultant, Honest
Consultant, dan Cautios Consultant. Pembagian ini dilakukan dengan melihat
sistem kerja konsultan pajak yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang
lainnya.
- Creative consultant merupakan tipe konsultan pajak yang memiliki perencanaan
pajak yang agresif untuk klien. Perhitungan pajak yang agresif adalah perhitungan
jumlah pajak yang dibayarkan secara tepat jumlahnya dengan mengurangi
kewajiban perpajakan wajib pajak tersebut melalui pencarian celah dalam
peraturan perundang – undangan. Ciri yang mendasar dari tipe konsultan pajak ini
adalah memiliki jaringan networking yang luas dan dapat membantu wajib pajak
dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami terutama apabila berhubungan
dengan aparat pajak. Creative consultant biasa digunakan oleh klien yang berani
mengambil resiko atau risk taker.
- Honest Consultant merupakan tipe konsultan pajak yang memiliki integritas
tinggi pada aturan – aturan perpajakan yang berlaku dengan bersikap jujur atas
semua tindakan yang dilakukan. Konsultan pajak tipe ini menghindari resiko atas
tindakan yang dilakukan dan hanya membantu wajib pajak terkait dengan sesuatu
yang benar – benar sesuai dengan peraturan. Honest consultant merupakan tipe
konsultan yang banyak digunakan oleh wajib pajak yang memiliki pengetahuan
perpajakan yang tinggi terutama di luar negeri dimana pajak merupakan sesuatu
kewajiban prioritas yang harus dilaksanakan. Cautious Consultant merupakan tipe
konsultan yang berada di antara Creative Consultant dan Honest Consultant
dimana cautious consultant diidentifikasikan sebagai pihak yang dapat
meminimalkan
pajak
yang
harus
wajib
pajak
bayarkan
dengan
cara
mengeksplorasi kebijakan dari daerah abu – abu hukum (grey area).
- Cautious Consultant seringkali disamakan dengan Creative Consultant namun
dengan cara kerja yang memperhatikan segala aspek. Berdasarkan 3 tipe
konsultan pajak yaitu honest consultant, creative consultant, dan cautious
Universitas Sumatera Utara
consultant dapat ditemukan kombinasi antara honest consultant dengan cautious
consultant, creative consultant dengan cautious consultant dan gabungan dari
ketiga tipe konsultan pajak tersebut. Tipe gabungan antara honest consultant
dengan cautious consultant merupakan tipe konsultan yang menurut wajib pajak
terkait perpajakan tetap menganggap bahwa kewajiban perpajakan merupakan hal
yang harus dilakukan sebagai warga negara atas penghasilan yang didapatkan.
Namun, apabila konsultan pajak yang digunakan dapat membantu wajib pajak
dalam mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan dan tidak melanggar
undang – undang perpajakan maka hal tersebut dapat dilakukan. Dalam hal ini
wajib pajak tetap memenuhi kewajiban sebagai warga negara namun tidak
sepenuhnya akan benar – benar membayar sesuai pajak yang terutang. Tipe
gabungan antara creative consultant dengan cautious consultant merupakan tipe
konsultan dimana konsultan pajak merupakan pihak yang dapat membantu wajib
pajak dalam mengecilkan jumlah pajak yang dibayarkan namun dengan cara
mencari celah dalam peraturan perpajakan sebisa mungkin untuk dapat
mengurangi kewajiban dalam pembayaran pajak. Tipe gabungan terakhir yaitu
ketiga tipe konsultan pajak adalah tipe konsultan pajak yang menurut wajib pajak
mempersepsian tidak memperdulikan apapun gambaran dari seorang konsultan
pajak dan ketiga tipe konsultan pajak tersebut memang terdapat di lapangan saat
menjalankan tugas. Wajib pajak tersebut lebih mementingkan hasil akhir yang
dicapai oleh konsultan pajak yang sesuai dengan apa yang diinginan oleh klien
mereka.
3.3 Konsultan Pajak di Indonesia
Profesi konsultan pajak adalah profesi yang dijalankan oleh para
profesional yang memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak. Pengertian
Konsultan pajak sendiri adalah setiap orang yang dalam lingkungan pekerjaannya
secara bebas memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Didalam pendapat literatur, konsultan pertama adalah Arthur D. Little yang
mendirikan usahan jasa konsultan pada tahun 1886 di Cambridge, Massachusets.
Beliau memberikan bantuan teknis (engineering) kepada kliennya. Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut kini telah mengalami kebangkrutan. Booz Allen Hamilton kemudian
mendirikan perusahaan dengan struktur serupa di awal abad 20.
Kemudian pada tahun 1926, seorang professor dari Universitas Chicago, James
McKinsey, mendirikan perusahaan jasa konsultan “accounting and engineering
advisors” yang memperkenalkan pendekatan dan framework yang berbeda. Ia
tidak merekrut insinyur tradisional, melainkan eksekutif berpengalaman yang ditraining dengan seperangkat analisis dan pengetahuan yang kontemporer di masa
itu,
meliputi
strategi,
kebijakan, goal,
organisasi,
prosedur, facilities,
dan personnel.
Sejarah mencatat inovasi yang cukup spektakuler dilakukan oleh Boston
Consulting Group (BCG). Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG
mengembangkan konsep tentang growth share matrix yang menjadi alat untuk
menilai attractiveness suatu perusahaan dalam sebuah industri. Framework ini
kemudian banyak diadopsi oleh konsultan lain dalam memahami persoalan bisnis
dan peluang jasa konsultan yang dapat dimanfaatkan.
Sejak itu, consulting firm mengalami kemajuan dan bertumbuh dengan pesat.
Beberapa
melakukan
merger
dan
konsolidasi.
Beberapa
yang
lain
melakukan rebranding dan merubah struktur organisasinya. Begitu pula dengan
pendekatan, metodologi, maupun framework yang digunakan dan dikembangkan
juga kian kompleks dan komprehensif.
Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan undang-udang perpajakan.
Pada umumnya jasa yang diberikan oleh Konsultan Pajak meliputi dua hal
yakni: Pertama, Tax Consulting. Konsultan Pajak bertindak sebagai Penerima
Kuasa untuk kepentingan mewakili dan atau mendampingi Wajib Pajak apabila
terjadi pemeriksaan pajak. Kedua, Attorney at Tax Law. Konsultan Pajak
bertindak sebagai Kuasa Hukum Pajak untuk kepentingan mewakili atau
mendampingi Wajib Pajak di Pengadilan Pajak.
Disamping itu ada pekerjaan lain yang lebih bersifat administratif dilakukan oleh
Konsultan Pajak, yaitu: Pertama, Tax Compliance yakni menyiapkan laporan
pajak
serta
melaporkannya
ke
Kantor
Pelayanan
Pajak. Kedua,
Tax
Universitas Sumatera Utara
Publication yakni menyampaikan informasi tentang peraturan pajak kepada
Wajib Pajak.
Ketentuan tentang Konsultan Pajak
ini diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak Indonesia
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
98/PMK.03/2005, yang mana isinya adalah :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR: 98/PMK.03/2005
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG
KONSULTAN PAJAK INDONESIA
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang
: bahwa untuk lebih meningkatkan peranan dan profesionalisme
Konsultan Pajak dalam memberikan jasa kepada Wajib Pajak
dalam melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban dari Wajib
Pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang Konsultan Pajak
Indonesia;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang
Universitas Sumatera Utara
Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3984);
2. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003
tentang Konsultan Pajak Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG
KONSULTAN PAJAK INDONESIA.
Pasal I
Ketentuan Pasal 10 huruf c, huruf g dan huruf I Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 tentang
Konsultan Pajak Indonesia diubah, sehingga Pasal 10 berbunyi
sebagai berikut:
“Pasal 10
Kewajiban Konsultan Pajak:
a. Konsultan Pajak wajib mematuhi semua peraturan
perundang-undangan perpajakan.
b. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak
agar melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
c. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan
kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak, setiap Konsultan
Pajak wajib:
Universitas Sumatera Utara
i. memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masih
berlaku; dan
ii. Memiliki Surat kuasa Khusus dari Wajib Pajak dan
Surat Pernyataan dengan bentuk sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran III-1 dan III-2 Peraturan Menteri
Keuangan ini.
d. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedure dan tata tertib
kerja yang berlaku di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
dan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
kepentingan negara.
e. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek
Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran
perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan/atau
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
f. Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia.
g. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang
berisi jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang
telah diberikan jasa di bidang perpajakan dengan
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam
lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini dan
melampirkan fotokopi Sertifikat penataran/pendidikan
penyegaran perpajakan sebagaimana dimaksud pada huruf
e.
h. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf g
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling akhir
bulan April tahun takwin berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
i. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan
penyampaian Laporan Tahunan, yang disampaikan secara
tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.”
Pasal II
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 Oktober 2005
MENTERI KEUANGAN,
JUSUF ANWAR
3.4 Syarat menjadi Konsultan Pajak
Adapun syarat menjadi konsultan pajak di Indonesia adalah :
-Warga Negara Indonesia
-Bertempat tinggal di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
- Memiliki serendah-rendahnya ijazah Strata Satu (S-1) atua setingkat dengan itu
dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang terakreditasi,
kecuali bagi pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
- Tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan
usaha Milik Negara/Daerah.
- Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang
berwenang.
- Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
- Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
- Bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunduk pada
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak.
- Batas usia maksimal untuk menjadi Konsultan Pajak adalah 70 tahun
3.5 Izin dan Permohonan
Izin praktik Konsultan Pajak diterbitkan langsung oleh Dirjen Pajak. Izin dapat
dicabut oleh Dirjen Pajak yang disebabkan beberapa hal antara lain :
- Mengundurkan diri selaku Konsultan Pajak
- Meninggal dunia
- Telah mencapai usia 70 (tujuh puluh) tahun
- Dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c
- Tidak mendaftarkan diri sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia atau
mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Permohonan untuk mendapatkan izin Konsultan pajak harus disampaikan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran - I Keputusan Menteri Keuangan Nomor
485/KMK.03/2003. Pemohon harus melampirkan dokumen-dokumen pendukung
antara lain:
- Daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan dengan mengisi
formulir Daftar Riwayat Hidup sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
- Fotokopi Ijazah terakhir yang telah dilegalisir
Universitas Sumatera Utara
- Fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang terakhir dan telah dilegalisir
- Surat Keterangan Catatan Kepolisian
- Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan 2x3
cm sebanyak 3 (tiga) lembar
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah dilegalisir
- Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dilegalisir oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar.
- Surat Pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada instansi/Lembaga
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan mengisi formulir
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
- Surat keterangan telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik yang
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
- Surat pernyataan kesediaan menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan oleh menteri Keuangan.
- Dirjen Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan ini paling lama 30
hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.
3.6 Hak dan Kewajiban Konsultan Pajak
3.6.1 Hak Konsultan Pajak
Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat A
berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib
Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran
pajak berganda dengan Indonesia.
Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat B
berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya,
kecuali kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap, dan yang
berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda
dengan Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat C
berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
3.6.2 Kewajiban Konsultan Pajak
- Konsultan Pajak wajib memenuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
- Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
- Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari
Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib:
- Memiliki Izin Praktek Konsultan pajak yang masih berlaku
- Memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak dengan bentuk sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.
-Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan
yang merugikan kepentingan negara.
- Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat
wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan
atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Konsultan Pajak wajib memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
- Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan
keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan
dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan oleh meteri keuangan dan
melampirkan fotokopi Sertifikat Penataran/Pendidikan Penyegaran Perpajakan.
- Laporan Tahunan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama akhir
bulan April tahun takwin berikutnya.
- Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian
laporan tahunan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.
3.7 Ujian Sertifikat Konsultan Pajak ( USKP )
Universitas Sumatera Utara
Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak adalah gerbang bagi para praktisi pajak untuk
memperoleh Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Praktisi pajak yang sudah lulus USKP berhak menyandang gelar BKP
(Bersertifikat Konsultan Pajak). USKP diselenggarakan oleh Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan
(Pusdiklat Pajak).
Ujian ini dilaksanakan paling sedikit 2 kali dalam setahun yang meliputi Sertifikat
A, B dan C. Sedangkan kurikulum, peraturan, soal ujian, dan metode penilaian
USKP diselenggarakan oleh Konsorsium Pengembangan Konsultan Pajak
Indonesia.
Konsorsium ini adalah suatu kerja sama antara pihak-pihak yang berkepentingan
dan terkait dengan Konsultan Pajak Indonesia yang anggotanya terdiri dari unsurunsur Direktorat Jenderal Pajak, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan,
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang
terkait dengan pendidikan perpajakan, dan yayasan pendidikan yang mempunyai
jurusan ilmu perpajakan.
Untuk dapat dinyatakan lulus, peserta USKP harus minimal memenuhi kriteria
dibawah ini:
- Penilaian hasil ujian untuk setiap mata ujian dilakukan berdasarkan skala 1
(satu) sampai dengan 100 (seratus).
- Peserta USKP dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai paling rendah 60
(enam puluh) untuk setiap mata ujian.
- USKP diselenggarakan dengan sistem kredit dengan batas mengulang dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun untuk 1 (satu) tingkatan sertifikat.
3.8 Materi Penguasaan bagi Konsultan Pajak
3.8.1 Brevet A (Materi Sertifikat A) : Pajak Orang Pribadi
Pancasila
PPh Orang Pribadi
PPh Pasal 21 dan SPT 1721
PPh Pasal 22/23/26
PPN dan SPT Masa PPN
KUP/PPSP/BPSP
Universitas Sumatera Utara
BM/PBB/BPHTB
Akuntansi Perpajakan
SPT PPh Orang Pribadi (1770)
Kode Etik Profesi
3.8.2 Brevet B (Materi Sertifikat B) : Pajak Badan
Pancasila
PPh Badan
PPh Pasal 21 dan SPT 1721
PPh Pasal 22/23/26
PPN
KUP/PPSP/BPSP
BM/PBB/BPHTB
Akuntansi Perpajakan
SPT PPh Badan
SPT Masa PPN
Kode Etik Profesi
3.8.3 Brevet C (Materi Sertifikat C) : Pajak Internasional
PPh Badan
PPh Pasal 21 dan SPT 1721
PPh pasal 22/23/26
PPN
KUP/PPSP/BPSP
Perpajakan Internasional
Akuntansi Perpajakan
SPT PPh Badan
SPT Masa PPN
Kode Etik Profesi
3.9 CV. Setia Utama
Konsultan pajak ini pertama didirikan pada tahun 1984 beralamat di jalan malaka,
lalu pada tahun 1992 alamat kantor berpindah ke jalan Surabaya baru dan pada
tahun 2000 berpindah kembali ke jalan Katamso dalam No. 2/4.
Universitas Sumatera Utara
CV.Setia Utama atau Konsultan Pajak Setia utama merupakan lembaga
konsultan pajak orang pribadi dan atau badan yang berfokus dalam melayani
pajak baik dalam kota medan maupun kota kota lain di Indonesia. Dibekali
dengan pengalaman yang matang, para Pegawai konsultan pajak setia utama
menerapkan sistem manajemen kinerja yang kuat dan kokoh untuk membawa
organisasi kepada kinerja tingkat tinggi yang bersifat berkelanjutan untuk para
client nya.
3.10 Visi Misi Cv. Setia Utama
VISI
Menjadi perusahaan konsultan yang kredibel, terpercaya serta membantu Negara
menyukseskan program pajak.
Misi :
Menciptakan loyalitas Klien dengan menyediakan solusi untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan Klien.
Membangun kepercayaan dan tanggung jawab pribadi dalam setiap hubungan
pekerjaan
3.11 Jenis Insentif Di CV.Setia Utama
3.10.1 Insentif Langsung.
- SPT PPH Pasal 29
Menurut UU No.36 Tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh 29)
adalah PPh Kurang Bayar (KB) yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh,
yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi
dengan kredit PPh (PPh Pasal 21, 22, 23, dan 24) dan PPh Pasal 25. Dalam hal ini,
Wajib Pajak (WP) wajib memiliki kewajiban melunasi kekurangan pembayaran
pajak yang terutang sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan. Apabila tahun buku sama dengan tahun kalender, kekurangan
pajak tersebut wajib dilunasi paling lambat 31 Maret bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi atau 30 April bagi Wajib Pajak Badan (WPB) setelah tahun
pajak berakhir.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pemberian insentif PPH 29 maksimal 2 bulan setelah masa PPH 29
berakhir.
- Sunset Policy
Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang
berlaku mulai pada tahun 2008 dan diberlakukan kembali 5 tahun kemudian yaitu
tahun 2015, sunset policy ini untuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan
berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007). UndangUndang KUP Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Direktorat Jenderal
Pajak untuk menghimpun data perpajakan dan mewajibkan instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi dan pihak lainnya untuk memberikan data kepada Direktorat
Jenderal Pajak. Ketentuan ini memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak
mengetahui ketidakbenaran pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah
dilaksanakan oleh masyarakat. Kebijakan ini juga Untuk menghindarkan
masyarakat dari pengenaan sanksi perpajakan yang timbul apabila masyarakat
tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar.
Jenis insentif yang dikeluarkan oleh CV.Setia Utama kepada karyawannya
dalam hal ini bersifat tidak rutin dimana kebijakan ini Cuma 5 tahun sekali
berlaku. Pemberian Insentif Sunset Policy di Cv. Setia Utama terakhir adalah pada
bulan desember 2015.
- Tax Amnesty
Menurut "UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak" Tax
Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan
cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan .
Untuk Tax Amnesty ada jadwal dan periode yang berlaku, diantaranya :
Periode I
1 Juli 2016 s.d 30 September 2016
Periode II
1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Periode III
1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017
Untuk Pemberian Insentif tax amnesty, hanya di periode I (1 juli-30
september 2016) yang sudah diberikan kepada seluruh pegawai selama penelitian
ini berjalan (bulan Januari-februari), sedangkan untuk insentif tax amnesty
periode kedua akan dirangkap dengan pemberian tax amnesty period ke III.
- Pengerjaan Buku Laporan Tahunan Perusahaan
Pemberian insentif ini diberikan kepada para pegawai CV.Setia Utama yang
berhasil menyelesaikan laporan buku laporan tahunan perusahaan pada jadwal
yang ditentukan (maksimal akhir tahun berjalan), Buku tahunan perusahaan berisi
tentang laporan :
-
Buku pembantu Piutang
-
Buku Hutang
-
Buku Kas Kredit dan Debit Perusahaan
-
Laporan Buku Besar
-
Laporan Jurnal Tahunan
-
Laporan Arus Bank Perusahaan
Untuk waktu pengerjaan sendiri mulai dari januari sampai dengan bulan oktober
setiap tahunnya dan pengambilan insentif boleh dilakukan kapan saja.
Dengan jumlah klien lebih dari 500 Wajib pajak baik orang pribadi
maupun orang pribadi dan Pengerjaan yang terbatas pada waktu yang ditentukan
seringkali membuat para pegawai merasa perlu dorongan dan motivasi dari dalam
dan luar agar semangat dalam mengerjakan tugasnya. Insentif menjadi salah satu
senjata untuk membuat para pegawai mempunyai kinerja yang baik, semangat dan
tepat waktu.
Hal ini, sama dengan apa yang disampaikan oleh Hasibuan (2001 : 117)
mengemukakan bahwa "Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan
kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini
merupakan alat yang di pergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian
kompensasi".
Universitas Sumatera Utara
Untuk Jumlah atau nilai Insentif yang diberikan kepada para pegawai CV. Setia
Utama mulai dari Rp. 3.000.000 – Rp 10.000.000, tergantung dari penilaian dari
masing-masing Sepervisor dana manajer operasional tim.
3.10.2 Insentif secara tidak lansung
Di CV.Setia Utama ada beberapa insentif tidak langsung yang diberikan kepada
pegawai, diantaranya :
-Tunjangan kesehatan
-Asuransi Kerja
-Promosi Jabatan
3.12 Form Penilaian kinerja dan prestasi pegawai
3.12.1 Form penilaian disipilin (30%)
Score Disiplin (rata-rata 3 aspek)
SCORE
- Kehadiran
(20%)
Jumlah
Kehadiran:
Ijin:
Sakit tanpa
ket.dokter:
Mangkir:
0
0
0
0
hari x 2
point =
kali x -1
point =
kali x -1
point =
kali x -3
point =
Sub Total:
Terlambat:
0 point
0 point
0 point
0 point
0 point
0
kali x -0,5
point =
0 point
Universitas Sumatera Utara
Total point
0
kehadiran:
point
=x
Jumlah total
(cuti & sakit
hari
dg ket. dokter)
dihitung
hari x 2
kerja 1 periode:
0
point
point =
0 =y
Persentase
x / y x 100 %
kehadiran:
=
%
sebagai
kehadiran)
Score
%
Score
%
Score
100
10
79 - 65
5
99 - 90
8
64 - 50
2
89 - 80
6
< 50
0
- Penampilan
score
(5%):
Nilai
Kebersihan diri
Nilai:
Selalu sesuai standar
10
Penampilan
Sering sesuai standar
8
Kelengkapan
Kadang2 sesuai
Seragam
standar
5
Jarang sesuai standar
0
Kerapihan
Score
(rata-rata)
- Kebersihan area kerja
Universitas Sumatera Utara
(5%)
SCORE
Nilai
Nilai:
Kebersihan alat/ruang
kerja
Diatas standar
Ruang/alat kerja diatur
Sesuai
rapi
standar
Merawat sarana kerja secara
Di bawah
teratur
standar
10
5
2
(rata-rata)
Score
3.12.2. General Competency (35%)
Score
0
Petunjuk Pengisian:
1.
Beri nilai kepada setiap indikator kompetensi dan tuliskan pada kolom 'Score'
Pilihan nilai adalah 1 atau 5 atau 10, sesuai kategori di bawah.
Jangan mengisi dengan angka lain.
Nilai dari tiap point dirata-rata dan dikalikan bobot, untuk mendapatkan score
2.
untuk setiap kompetensi
3.
Seluruh Score kompetensi dijumlahkan untuk mendapatkan score General Competency
Kategori
Score
Develop / Perlu Dikembangkan
1
Meets / Sesuai
5
Exceeds /
Melebihi
10
KOMPETENSI
1
SCORE
INTEGRITAS (3%)
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kejujuran dan kepedulian karyawan atas
keberhasilan unit /organisasi kerjanya dengan
menerapkan SOP, serta komitmen untuk menerapkan
prinsip-prinsip moral di dalam pekerjaannya.
0
Mampu bertindak secara konsisten sesuai
standart minimal aturan dan target perusahaan
0
yang berlaku
Berusaha mengaplikasi rumusan corporate
value baik kepada diri sendiri, rekan kerja
0
ataupun konsumen
Mampu mempertanggungjawabkan kesalahan
yang telah dilakukannya
2
0
KERJA SAMA (3%)
Kemampuan untuk merencanakan dan melakukan
pekerjaan bersama dengan orang atau kelompok lain,
sekaligus kemampuan untuk menjadi bagian
kelompok dalam melaksanakan tugas.
0
Mampu memberikan feedback (masukan)
0
kepada team kerjanya.
Mampu mengekspresikan gagasannya secara
konstruktif
Mampu menunjukkan partisipasi aktif dalam
kerja team
0
0
Mampu menjalin silaturahim serta menciptakan
hubungan yang baik dengan orang lain di luar
0
kelompoknya
ORIENTASI TERHADAP PELAYANAN
3
KONSUMEN / REKAN KERJA (3%)
Kemampuan untuk membantu atau melayani
Konsumen, baik Konsumen dalam arti sesungguhnya
maupun rekan pemakai hasil kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
0
Mampu memberikan pelayanan yang baik
kepada konsumen / calon konsumen melebihi
0
standart minimal
Mampu menunjukkan keinginan untuk
menggali dan mengidentifikasi kebutuhan
0
konsumen / calon konsumen
Mampu menunjukkan kesungguhan dalam
menanggapi pertanyaan atau permintaan
0
konsumen / calon konsumen
Mampu memberikan tanggapan yang relevan
dan mudah dimengerti atas permintaan
0
konsumen / calon konsumen
ORIENTASI TERHADAP PENCAPAIAN
4
TARGET (3%)
Tingkat komitmen dan kepercayaan diri pada apa yang
dikerjakan dengan menetapkan target yang tinggi baik
bagi diri sendiri maupun orang lain atau bawahan yang
menimbulkan dorongan untuk selalu meningkatkan
usaha serta daya juang dalam menyelesaikannya,
terutama di saat berhadapan dengan situasi sulit atau
menantang.
0
Mampu menetapkan target kerjanya secara
pribadi.
Mampu berusaha memenuhi target kerja pribadi
yang telah ditetapkan
Mampu aktif mencari masukan untuk untuk
mengembangkan performa kerja dirinya
Mampu memanfaatkan pengalaman masa
lalunya untuk meningkatkan kualitas kerjanya
5
INISIATIF & KREATIF (4%)
Universitas Sumatera Utara
0
0
0
0
Kemampuan untuk membuat gagasan-gagasan baru
melalui pendekatan dan perspektif baru, serta
kemampuan untuk mengkoordinasikannya secara
kreatif untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja,
serta untuk mengantisipasi masalah yang
kemungkinan akan muncul
0
Mampu memahami standar kerja yang telah
ditentukan oleh perusahaan atau unit kerjanya
0
Mampu menunjukkan keingintahuan yang
tinggi terhadap pekerjaan yang belum
0
dikuasainya
Mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
didapat untuk meningkatkan performa kerja
Mampu menunjukkan usaha yang konsisten
untuk mengatasi masalah yang muncul
6
0
0
PROFESSIONALISME (4%)
Dorongan untuk bekerja dengan penuh tanggung
jawab dan untuk memastikan penyelesaian tugas baik
secara kualitas maupun kuantitas terutama
berhubungan dengan pengaturan kerja, instruksi,
informasi, data dan persoalan di tempat kerja.
Mampu menjelaskan tujuan dan target kerja di
wilayah kerjanya secara jelas
Mampu mempertanggung jawabkan pekerjaan
yang menjadi tugasnya
Mampu mengatasi tugas sulit yang dihadapinya
secara efektif
0
0
0
0
Mampu untuk tidak menyalahkan dan atau
mengungkap keburukan rekan kerja kepada
kelompok lainnya
7
KEMAMPUAN MENGANALISA (3%)
Universitas Sumatera Utara
0
Kemampun berfikir analitis-konseptual secara optimal
dalam mengatasi isu, tantangan dan peluang yang
muncul melalui proses identifikasi masalah, analisa
masalah, dan sintesa berdasarkan perspektif yang
menyeluruh dan komprehensif.
0
Mampu mengumpulkan berbagai informasi dari
berbagai sumber yang terkait dengan persoalan
0
yang dihadapi
Mampu mengetahui hubungan antara beberapa
bagian atau sebab-akibat suatu masalah secara
0
runtut dan logis
Mampu mengenali adanya masalah yang berada
di tempat kerjanya
Mampu fokus pada hal-hal penting dan kritis
dalam pekerjaannya
8
0
0
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI (3%)
Kemampuan menyampaikan dan menerima pesan dari
dan ke orang lain atau kelompok lain secara jelas dan
terbuka, verbal maupun non verbal, lisan maupun
tulisan, serta mampu meyakinkan pihak lain atas pesan
tersebut.
0
Mampu mempresentasikan kepada kelompok
misi dan tujuan bersama secara jelas
Mampu membuat dokumen-dokumen informal
untuk menjamin komunikasi internal
0
0
Mampu berkonsentrasi dan mendengarkan
dengan baik tanpa memotong pembicaraan
pihak lain, untuk menghadapi dan menghindari
0
masalah
Mampu menggunakan komunikasi non verbal
(misalnya: dengan bahasa tubuh, kontak mata,
dll) bila diperlukan
Universitas Sumatera Utara
0
9
ORGANIZATIONAL AWARENESS (3%)
Kemampuan untuk memahami struktur baik formal
maupun informal organisasi, batasan, maupun
masalah-masalah dan peluang di dalam organisasi.
0
Mampu memahami peraturan dasar, khususnya
yg berkaitan dengan hak dan kewajibannya
0
sebagai karyawan
Mampu menjelaskan struktur formal di
0
Mampu memanfaatkan struktur formal di
Garas Holding untuk mendukung aktivitas
kerjanya (misalnya dengan mengetahui alur
0
perintah otoritas setiap posisi).
Mampu memahami SOP (Standart Operating
Procedure) terhadap aktivitas pekerjaan yang
0
dilakukannya
10
KEMAMPUAN MANGERIAL (3%)
Kemampuan menyusun rencana secara komprehensif,
realistis, dan efektif untuk mencapai tujuan,
mengimplementasikan secara efisien, serta
mengembangkan sistem dan proses yang digunakan.
Mampu mengorganisir dan memodifikasi
tugas rutin secara efektif
0
0
Mampu menuliskan rencana kerja individual
berdasarkan job desc dan kebutuhan kelompok
0
kerja
Mampu memonitor proses pekerjaan secara
rutin
Mampu mengukur progres/perkembangan
kerja harian/mingguan
11
0
0
KEMAMPUAN INTERPERSONAL (3%)
Kemampuan berinteraksi dengan orang atau kelompok
Universitas Sumatera Utara
0
kerja secara baik dan terbuka, memahami berbagai
perbedaan yang ada, mampu mengelola dan
menyelesaikan konflik yang timbul
Mampu mengenal baik emosi maupun isi yang
0
disampaikan orang lain dengan baik
Mampu menjalin kerjasama formal di
lingkungan kerjanya untuk membantu
0
terlaksananya aktivitas.
Mampu menjalin kerjasama formal di
lingkungan kerjanya untuk menciptakan suatu
0
peluang yang lebih baik
3.12.3. Teknikal Skill(35%)
0
SCORE:
Petunjuk Pengisian:
Beri nilai kepada setiap indikator kompetensi dan tuliskan pada kolom 'Score',
1. yang berwarna abu-abu.
Pilihan nilai adalah 1 atau 5 atau 10, sesuai kategori di bawah. Jangan mengisi
dengan angka lain.
Nilai dari tiap point dirata-rata dan dikalikan bobot, untuk mendapatkan score
2. untuk setiap kompetensi
Seluruh Score kompetensi dijumlahkan untuk mendapatkan score
3. Teknikal Competency
Kategori
Develop / Perlu
Score
1
Dikembangkan
Meets / Sesuai
5
Exceeds / Melebihi
10
KOMPETENSI
SCORE
Universitas Sumatera Utara
FINANSIAL
1
Kemampuan untuk mengelola target, margin atas
penjualan di wilayah kerjanya secara maksimal
dengan menggunakan budget yang seefisien mungkin
0
Mampu menganalisa data estimasi di wilayah
kerjanya untuk mengeliminasi kemungkinan
0
terjadinya kesalahan.
Mampu menganalisa data-data untuk kepentingan
pencapaian target dan melakukan program-
0
program efisiensi di wilayah kerjanya
ADMINISTRASI
2
Kemampuan untuk mengelola wilayah kerjanya
berhubungan dengan penambahan revenue yang telah
ditentukan.
0
Mampu mengontrol proses kegiatan administrasi
di wilayah kerjanya
Mampu mengidentifikasi berbagai hambatan
dalam proses transfer data ke komputer.
0
0
Mampu mengontrol setiap pekerjaannya
Mampu mengecek kebenaran proses data
administrasi di wilayah kerjanya dengan baik.
Mampu memonitor pengecekan Revenue &
Expenses
Mampu mengecek kelengkapan berbagai laporan
yang diperlukan di wilayah kerjanya.
3
0
0
0
0
ASSET
Kemampuan untuk menggunakan dan
memaksimalkan berbagai bentuk peralatan yang
berada di wilayah kerjanya guna mendukung
efektifitas kerja.
0
Universitas Sumatera Utara
Mampu mengoperasikan berbagai program
komputerisasi untuk kelancaran operasional di
0
wilayah kerjanya dengan baik (misalnya: word,
excel. dll).
3.13 Struktur Organisasi CV.Setia Utama
DIREKTU
R
KASIR
MANAJER
OPERASIONAL
MEDAN BARAT DAN
PETUSAH
MANAJER
OPERASIOAL
MEDAN BELAWAN
MANAJER
OPERASIONAL MEDAN
KOTA
MANAJER
OPERASIONAL MEDAN
TIMUR
MANAJER
OPERASIONAL BINJAI
DAN LUBUK PAKAM
SPV MEDAN BARAT
DAN PETUSAH
SPV MEDAN
BELAWAN
SPV MEDAN KOTA
SPV MEDAN TIMUR
SPV BINJAI DAN
LUBUK PAKAM
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
ACCOUNTI
NG
STAFF
PERIZINAN
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini, penulis menyajikan data - data yang diperoleh selama
penelitian pada CV.Setia Utama. Penyajian data meliputi identitas data responden,
pendapat pegawai atas beberapa pertanyaan yang diajukan kemudian jawaban dari
setiap pertanyaan akan diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi.
4.3 Identitas Responden
4.1.1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka penulis menyimpulkan
pegawai dengan jenis kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan
perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Identitas jenis kelamin pegawai
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
1
Laki- Laki
10
20
2
Perempuan
40
80
Jumlah
50
100
Sumber : kuesioner 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 10 orang dengan persentase 20%. Sedangkan yang
berjenis kelamin perempuan berjumlah 40 orang dengan persentase 80% . jadi
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa pegawai yang berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi
dari pada laki-laki di CV.Setia Utama.
4.1.2. Berdasarkan Usia
Usia pegawai di CV.Setia Utama masih berada pada golongan produktif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.2
Identitas usia pegawai
No
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1
Kurang dari 25
1
2
2
25 – 35 tahun
29
58
3
36 - 45 tahun
15
30
4
Lebih dari 46 tahun
5
10
Jumlah
50
100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai
yang usianya dibawah 25 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 2%, usia 25
– 35 tahun paling banyak dengan frekuensi 29 orang dengan persentase 58%,
disekitaran usia 36 – 45 tahun 15 orang dengan frekuensi 30% dan usia lebih dari
46 tahun frekuensi 29 orang dengan persentase 10%.
4.1.3. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan
intelektualitas dan emosional seseorang, sehingga dengan semakin tingginya
pendidikan seseorang maka diharapkan semakin tinggi pula kinerja yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkannya. Untuk mengetahui tingkat pendidikan di CV.Setia Utama, maka
kita lihat tabel berikut :
Tabel 4.3
Identitas pendidikan terakhir pegawai
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
SMU
3
6
2
D-III
7
14
3
S-I
40
80
Jumlah
50
100
Sumber : kuesioner 2017
Dari tabel 4.3 diatas pegawai dengan pendidikan SMU berjumlah 3 orang
dengan persentase 6%, pendidikan Diploma III berjumlah 7 orang dengan
persentase 14%, sedangkan pegawai dengan pendidikan S-I berjumlah 40 orang
dengan persentase 80%. Maka dapat disimpulkan pegawai yang berpendidikan S-I
lebih banyak dari pada yang berpendidikan SMA dan Diploma III.
4.1.4. Berdasarkan Lama Bekerja
Dalam hal penyesuaian kerja baik itu berkaitan dengan lingkungan, tugas
dan situasi tempat kerja, pegawai sangat memerlukan waktu yang cukup agar
mereka memahami semua faktor - faktor tersebut dengan baik. Untuk mengetahui
lamanya pegawai kerja di CV.Setia Utama maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Identitas lama bekerja pegawai
Universitas Sumatera Utara
No
Lama Bekerja
Frekuensi
Persentase (%)
1
1 – 5 tahun
29
58
2
6 -10 tahun
13
26
3
11 – 15 tahun
3
6
4
Lebih dari 15 tahun
5
10
Jumlah
50
100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel .44 diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai yang lama
bekerjanya 1 – 5 tahun berjumlah 29 orang dengan 58%, 6 – 10 tahun berjumlah
3 orang dengan persentase 26%,
11 – 15 tahun berjumlah 2 orang dengan
persentase 6%, lebih dari 15 tahun berjumlah 5 orang dengan persentase 10%.
Jadi dari lama bekerja yang mendominasi adalah pegawai yang bekerjanya 1 – 5
tahun sedangkan ada 5 orang pegawai yang sangat senior dengan lama bekerjanya
lebih dari 15 tahun.
4.4
Distribusi Jawaban Responden
4.2.1. Variabel X (Insentif)
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah penulis bagikan kepada pegawai
maka diperoleh skor jawaban responden untuk variabel X sebagai berikut :
A. Kepuasan Atas Insentif yang diberi perusahaan
Tabel 4.5
Insentif yang bapak/ibu terima dari perusahaan memuaskan
Universitas Sumatera Utara
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
25
50
2
Setuju
12
24
3
Kurang Setuju
4
8
4
Tidak Setuju
6
12
5
Sangat
3
6
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 25 orang dengan persentase 50%, yang
menjawab setuju ada 12 orang dengan persentase 24%, yang menjawab kurang
setuju ada 4 orang dengan presentase 8%, yang menjawab tidak setuju 6 orang
dengan persentase 12% dan ya menjawab sangat tidak setuju 3 orang dengan
persentase 6%, dengan demikian pegawai yang menjawab sangat setuju adalah
yang terbanyak.
B. Insentif yang diberikan Sesuai dengan Kinerja yang dicapai
Tabel 4.6
Insentif Yang bapak/ibu diberikan sesuai dengan kinerja yang
bapak/ibu capai
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
13
26
2
Setuju
27
54
3
Kurang Setuju
10
20
Universitas Sumatera Utara
4
Tidak Setuju
5
Sangat
-
-
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 13 orang dengan persentase 26%, yang
menjawab setuju ada 27 orang dengan persentase 54%, yang menjawab kurang
setuju ada 10 orang dengan presentase 20% dan tidak ada yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju, dengan demikian pegawai yang menjawab setuju
adalah yang terbanyak.
C. Insentif Memenuhi kebutuhan Hidup
Tabel 4.7
Insentif yang bapak/ibu terima cukup memenuhi kebutuhan hidup
bapak/ibu.
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
24
48
2
Setuju
20
40
3
Kurang Setuju
6
12
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 24 orang dengan persentase 48%, yang
menjawab setuju ada 20 orang dengan persentase 40%, yang menjawab kurang
setuju ada 6 orang dengan presentase 12% dan tidak ada yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju, dengan demikian pegawai yang menjawab sangat
setuju adalah yang terbanyak.
D. Insentif diberikan Tepat Waktu
Tabel 4.8
Insentif yang bapak/ibu terima selalu diberikan tepat waktu
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
18
36
2
Setuju
22
44
3
Kurang Setuju
10
20
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan jawaban sangat
setuju berjumlah 18 orang dengan persentase 36%, yang menjawab setuju ada 22
orang dengan persentase 44%, yang menjawab kurang setuju ada 10 orang dengan
presentase 20% dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju,
dengan demikian pegawai yang menjawab setuju adalah yang terbanyak.
Universitas Sumatera Utara
E. Waktu pemberian Insentif
Tabel 4.9
Saya mengetahui waktu yang jelas dalam pemberian Insentif
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
7
14
2
Setuju
29
58
3
Kurang Setuju
14
28
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 7 orang dengan persentase 14%, yang menjawab
setuju ada 29 orang dengan persentase 58%, yang menjawab kurang setuju ada 14
orang dengan presentase 28% dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju, dengan demikian pegawai yang menjawab setuju adalah yang
terbanyak.
F. Prosedur pemberian Insentif yang tidak rumit
Tabel 4.10
Insentif bapak/ibu terima melalui prosedur yang tidak rumit.
No
1
Kategori
Sangat Setuju
Frekuensi
Persentase (%)
10
20
Universitas Sumatera Utara
2
Setuju
22
44
3
Kurang Setuju
11
22
4
Tidak Setuju
7
14
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 10 orang dengan persentase 20%, yang
menjawab setuju ada 22 orang dengan persentase 44%, yang menjawab kurang
setuju ada 11 orang dengan presentase 22%, yang menjawab tidak setuju ada 7
orang dengan persentase 14%, dengan demikian tidak ada pegawai yang
menjawab sangat tidak setuju dan disimpulkan pula pegawai yang menjawab
setuju adalah yang terbanyak.
G. Peningkatan Jumlah Insentif
Tabel 4.11
Insentif yang bapak/ibu terima selalu mengalami peningkatan
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
14
28
2
Setuju
24
48
3
Kurang Setuju
10
20
4
Tidak Setuju
2
4
5
Sangat
-
-
Tidak
Universitas Sumatera Utara
Setuju
Jumlah
50
100
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 14 orang dengan persentase 28%, yang
menjawab setuju ada 24 orang dengan persentase 48%, yang menjawab kurang
setuju ada 10 orang dengan presentase 20%, yang menjawab tidak setuju ada 2
orang dengan persentase 4%, dengan demikian tidak ada pegawai yang menjawab
sangat tidak setuju dan disimpulkan pula pegawai yang menjawab setuju adalah
yang terbanyak.
H. Insentif memotivasi semangat.
Tabel 4.12
Insentif dapat meningkatkan memotivasi semangat kerja
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
15
30
2
Setuju
23
46
3
Kurang Setuju
7
14
4
Tidak Setuju
5
10
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 15 orang dengan persentase 30%, yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab setuju ada 23 orang dengan persentase 46%, yang menjawab kurang
setuju ada 7 orang dengan presentase 14%, yang menjawab tidak setuju ada 5
orang dengan persentase 10%, dengan demikian tidak ada pegawai yang
menjawab sangat tidak setuju dan disimpulkan pula pegawai yang menjawab
setuju adalah yang terbanyak.
I.
Keadilan Insentif yang diberikan
Tabel 4.13
Sistem Insentif sudah cukup memadai,adil dan merata
No
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
18
36
2
Setuju
26
52
3
Kurang Setuju
6
12
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat
-
-
50
100
Tidak
Setuju
Jumlah
Sumber : kuesioner 2017
Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
jawaban sangat setuju berjumlah 18 orang dengan persentase 36%, yang
menjawab setuju ada 26 orang dengan persentase 52%, yang menjawab kurang
setuju ada 6 orang