Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,
karena masyarakat yang sehat merupakan modal dasar dalam pembangunan. Oleh karena itu,
rumah sakit harus menjadi perhatian semua pihak agar tetap eksis dan berkembang sehingga
dapat melayani masyarakat dengan jasa kesehatan yang terjangkau dan berkualitas baik.
Dilema yang dialami rumah sakit saat ini, harus selalu dapat menyediakan obat - obatan dan
sarana pelayanan medis yang terjangkau oleh masyarakat tanpa harus mengurangi kualitas dan
kuantitas pelayanannya dan disisi lain tingginya harga obat - obatan dan mahalnya sarana
penunjang pelayanan medis yang diperlukan dalam operasional rumah sakit, disebabkan
karena adanya krisis global yang melanda sebagian negara di dunia ini, seperti: Amerika
Serikat, China, Korea, Thailand dan lainnya. Dampak krisis global ini menyebabkan
melemahnya kemampuan ekonomi (daya beli) masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan
rumah sakit. Kinerja rumah sakit, terutama kinerja keuangan merupakan hal yang penting
karena digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan rumah sakit
terutama bagi pihak manajemen dan pemodal (untuk rumah sakit swasta). Hasil analisis dapat
digunakan untuk melihat kelemahan keuangan rumah sakit dan mengukur tingkat efisiensi
selama periode waktu berjalan. Kelemahan yang terdapat di rumah sakit misalnya adalah
kurangnya alat kesehatan yang memadai untuk kelangsungan kinerja yang baik pada rumah

sakit. Berikut adalah info kasus kecurangan alat kesehatan pada rumah sakit di Indonesia sejak
tahun 2007-2013.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Kasus Kecurangan Kesehatan
Kerugian Negara (Rp.
Tahun
Jumlah Kasus
Miliar)
2008
17
64,3
2009
3
3,5
2010
4
1,5

2011
10
32,3
2012
14
95,9
2013
49
336,2
Sumber : www.kompasiana.com
Penindakan korupsi kesehatan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2009 kecurangan
alat kesehatan menurun sebanyak 14 kasus. Kemudian terus meningkat pada tahun 2011
menjadi 10 kasus dengan kerugian negara mencapai Rp 32,2 miliar. Puncak penindakan terjadi
pada tahun 2013 dimana penegak hukum berhasil menindak 49 kasus dengan kerugian negara
mencapai Rp 336,2 miliar.
Grafik 1.1
Kasus Kecurangan Kesehatan
400
350
300

Jumlah Kasus

250
200

Kerugian
Negara (Rp
Miliar)

150
100
50

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pengelolaan rumah sakit yang baik tentunya akan memberikan acuan ataupun
gambaran bagaimana rumah sakit dikelola secara transparan, mandiri, akuntabel,
bertanggungjawab dan wajar sehingga efektifitas pengendalian intern pada rumah sakit dapat
dicapai sesuai dengan visi misi rumah sakit yang telah ditentukan. . Namun demikian harapan

diatas belum sepenuhnya dapat dirasakan. Hal ini disebabkan karena belum memadainya
instrumen organisasi untuk menciptakan pengelolaan yang baik dan belum terbangunnya

Universitas Sumatera Utara

komitmen yang tinggi dari para pengelola rumah sakit. Akibatnya muncul berbagai
penyimpangan, penyelewengan, penyeludupan dan korupsi. Fenomena kecurangan menjadi
sesuatu yang lumrah di rumah sakit.
Intensitas pembicaraan mengenai fraud di rumah sakit semakin tinggi, sama halnya
yang terjadi di sektor publik lainnya, utamanya sektor pemerintah yang menangani masalah
pelayanan umum pada masyarakat. Sebenarnya, niat pemerintah mulai terlihat dan
memperhatikan program untuk mengeliminasi fraud yang dilakukan oleh aparat pemerintahan.
Hal ini diindikasikan dengan peningkatan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
kejaksaaan, kepolisian, atau Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Namun sayangnya,
hal ini sepertinya belum menjadi semacam komitmen untuk dijalankan secara bersama - sama
secara konsisten di semua lini.
Melihat kenyataan tersebut, diperlukan upaya yang lebih sistematis dalam
menanggulangi kecurangan (fraud) dengan menggunakan alur pikir memerangi kecurangan
(fraud) yang jelas. Hal pertama yang harus diidentifikasikan adalah penyebab utama kejadian
kecurangan (fraud) sehingga bisa dirumuskan strategi yang tepat untuk menghilangkan atau

paling tidak mengurangi intensitas yang ditimbulkan dari penyebab tersebut, maka secara garis
besar penyebab kejadian kecurangan (fraud) dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu
opportunity, pressure dan rationalization.
Untuk menangani fraud, diperlukan upaya yang sistematis dan terintegrasi dalam
strategi investigatif dan strategi preventif. Strategi investigatif memang akan terlihat berhasil
dalam memberantas korupsi, namun dalam jangka panjang strategi ini akan mendorong kondisi
yang kontra produktif dalam kegiatan pembangunan. Hal ini perlu diatasi dengan
mengedepankan strategi preventif. Untuk melaksanakan strategi tersebut, maka sistem
pengendalian intern harus diterapkan secara efektif. Jika pengendalian intern suatu perusahaan
lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud sangat besar.

Universitas Sumatera Utara

Sebaliknya, apabila pengendalian intern kuat kemungkinan terjadinya kesalahan dan
fraud dapat diperkecil dan jika kesalahan dan fraud masih terjadi, bisa diketahui dengan cepat
dan dapat segera diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini mungkin. Sistem pengendalian
internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oletl organisasi untuk
mencapai empat tujuan utama, yaitu:
1. untuk menjaga aktiva perusahaan,
2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi,

3. untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan,
4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
Intosai (2004) mengatakan, komponen pengendalian intern antara lain: lingkungan
pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assessment), aktivitas pengendalian
(control activity), komunikasi dan informasi (information and communication), dan
pemantauan (monitoring) Komponen pengendalian internal antara satu dengan lainnya saling
berhubungan dan timbul dari proses manajemen. Pengendalian intern bukanlah suatu kejadian
tunggal, tetapi merupakan serangkaian tindakan dan prosedur yang ada pada organisasi.
Tindakan-tindakan ini melekat dalam metode yang digunakan manajemen untuk
melaksanakan operasi sehari-hari. Apabila salah satu komponen tidak dilaksanakan dengan
memadai, maka seluruh pengendalian intern tidak akan berjalan efektif (Ruslan, 2009).
Penelitian

ini

merupakan

penelitian


yang

melanjutkan

penelitian-penelitian

sebelumnya. Penelitian sejenis yang dilakukan umumnya dilakukan dengan kombinasi variabel
yang berbeda, dan kalaupun variabel yang diteliti, tempat penelitian berbeda. Seperti penelitian
yang pernah dilakukan oleh Simanjuntak (2010) dengan judul pengaruh keefektifan
pengendalian intern bidang akuntansi dan pengembangan mutu karyawan terhadap pencegahan
kecurangan akuntansi di perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Universitas Sumatera Utara

pencegahan kecurangan akuntansi di perusahaan, pengembangan mutu karyawan memberikan
pengaruh signifikan secara parsial terhadap pencegahan kecurangan akuntansi di perusahaan,
keefektifan pengendalian intern bidang akuntansi dan pengembangan mutu karyawan
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi di
perusahaan.
Monica (2012) melakukan penelitian dengan judul pengaruh keefektifan pengendalian

internal dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi,
menghasilkan kesimpulan bahwa keefektifan pengendalian internal dan kesesuaian
kompensasi berpengaruh signifikan secara simultan dan keefektifan pengendalian internal
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan.
Zulkarnain

(2013)

melakukan

penelitian

dengan

judul

faktor-faktor

yang


mempengaruhi terjadinya fraud di sektor pemerintahan (studi kasus pada dinas se-surakarta).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara keefektifan sistem
pengendalian intern dengan fraud di sektor pemerintahan, dan terdapat pengaruh negatif antara
gaya kepemimpinan dengan fraud di sektor pemerintahan
Dengan dibangun dan diimplementasikannya pengendalian intern, diharapkan akan
menimbulkan daya tangkal terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pelayanan
publik, khususnya dibidang kesehatan seperti dokter dan tenaga paramedis lainnya.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan
Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada
RSU. Dr. Pirngadi Medan.”

Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba
untuk merumuskan masalah sebagai berikut: apakah efektifitas pengendalian intern, gaya
kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan berpengaruh secara simultan maupun
parsial terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada RSU. Dr. Pirngadi Medan?
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : untuk mengetahui pengaruh
efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan
terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada RSU. Dr. Pirngadi Medan secara simultan
dan parsial.

1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna tidak hanya bagi peneliti saja, tetapi juga
bermanfaat bagi berbagai pihak, seperti :
1. bagi perusahaan, untuk menjadi pertimbangan dan saran bagi perusahaan untuk bisa
mengantisipasi kecurangan akuntansi di perusahaannya,
2. bagi peneliti, untuk memperluas wawasan peneliti di bidang akuntansi terutama mengenai
audit kecurangan (fraud) dan peraturan-peraturan yang belaku di Indonesia untuk mengatur
tentang masalah dalam bidang audit kecurangan (fraud),
3. bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi
penelitian-penelitian yang terkait audit kecurangan (fraud).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

9 96 97

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 2 101

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

2 13 96

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

4 12 11

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 24

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

1 4 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 21

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 11