Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

(1)

Lampiran 1 Kuesioner

Nomor kuesioner : Kepada,

Yth. Para Responden

Dalam rangka menyelesaikan skripsi saya, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi, saya Rumondang Amelia Lubis (120503146) mahasiswi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis jurusan Strata I Akuntansi Universitas Sumatera Utara melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan. Saya mohon kesediaan Anda mengisi kuesioner di bawah ini dengan jujur dan benar. Data atau informasi yang terkumpul akan saya gunakan untuk hanya untuk kepentingan ilmiah semata. Saya ucapkan terima kasih banyak atas bantuan, partisipasi dan kerjasama yang Anda berikan.

Hormat saya,


(2)

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah data responden pada tempat yang telah disediakan.

2. Berilah jawaban untuk setiap nomor kuesioner dengan member tanda check list ( √ ) pada kolom disebelah pernyataan.

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju S = Setuju

SS = Sangat Setuju

3. Berikanlah jawaban yang sejujurnya.

4. Kami akan menjamin kerahasiaan jawaban anda. Identitas Responden :

Umur : ……. tahun

Jenis Kelamin : L/P

Pendidikan Terakhir : SMA/D3/S1/S2


(3)

No Pernyataan STS TS KS S SS Efektifitas Pengendalian Intern

1. Ditempat anda bekerja, transaksi – transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan/wewenang, baik yang bersifat umum atau khusus.

2. Di tempat anda bekerja, bila laporan keuangan perlu segera diterbitkan, maka otorisasi transaksi dan bukti pendukung dapat diabaikan.

3. Ditempat anda bekerja, penyimpangan yang terjadi harus dilaporkan kepada manajemen.

4. Ditempat anda bekerja, pengawasan bidang akuntansi selain dilakukan oleh auditor internal juga dilakukan oleh auditor eksternal.

5. Ditempat anda bekerja, pengendalian intern bidang akuntansi sudah ada dan berjalan dengan baik.

6. Pemisahan fungsi untuk setiap tugas telah dilakukan oleh perusahaan tempat anda bekerja.

7. Di tempat anda bekerja, sistem akuntansi tidak dapat mencatat seluruh informasi kegiatan operasional perusahaan.

8. Di tempat anda bekerja, buku pegangan prosedur akuntansi dan bagian rekening (

chart of accounts ) telah digunakan.

9. Sistem pengolahan data secara mekanis atau elektronis ataupun kombinasi keduanya, telah dilakukan oleh perusahaan tempat anda bekerja.

10. Pengawasan dilakukan pada saat atau waktu yang beralasan dan mendadak ( tanpa pemberitahuan terlebih dahulu ) dilakukan oleh perusahaan tempat anda bekerja.

11. Dilakukan pembatasan untuk memasuki gudang atau tempat penyimpanan kecuali orang yang berwenang, dilakukan di perusahaan tempat anda bekerja.


(4)

12. Pemanfaatan teknologi informasi

(penggunaan password,

mendokumentasikan dokumen secara terstruktur dll ) telah dimanfaatkan dengan baik di tempat anda bekerja.

Gaya Kepemimpinan STS TS KS S SS

13. Pimpinan anda hanya mengajukan tujuan yang ingin dicapai dan menyerahkan kepada anda bagaimana cara mencapainya.

14. Pimpinan anda sering menekankan pentingnya tugas dan meminta anda melaksanaka tugas dengan sebaik-baiknya.

15. Ketika member tugas, atasan anda sering menekankan pentingnya efisiensi dan

meminta anak buah untuk

menyelesaikan tugas sesegera mungkin. 16. Ketika memberikan tugas atasan anda

sering memberitahu anak buah untuk tidak merusak hubungan dengan orang-orang tertentu .

17. Ketika member tugas, atasan anda biasanya berdiskusi dengan anda, dan jarang memberikan perintah secara leterlek (kaku).

18. Pimpinan anda menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan anak buah.

Pengembangan Mutu Karyawan STS TS KS S SS

19. Di tempat anda bekerja, diberikan sekolah ataupun kuliah gratis bagi karyawan yang berprestasi.

20. Ditempat anda bekerja, diberikan

pelatihan tentang pemahaman

pengendalian internal secara berkala. 21. Ditempat anda bekerja, diberikan

pelatihan tentang pemahaman pencegahan terhadap kecurangan akuntansi.

22. Pengembangan sikap / sifat emosional dari para karyawan dilakukan oleh tempat anda


(5)

bekerja setiap saat di lingkungan perusahaan.

23. Diberikan penghargaan ataupun bonus kepada karyawan yang berprestasi di tempat anda bekerja

24. Tidak pernah diadakan pelatihan dalam bentuk apa pun untuk pengembangan mutu karyawan di perusahaan tempat anda bekerja.

25. Pelatihan yang pernah diadakan oleh perusahaan tempat anda bekerja, memang sesuai dengan kebutuhan karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di perusahaan.

26. Mutu karyawan menjadi sesuatu hal yang sangat penting di perusahaan tempat anda bekerja. Contohnya penempatan karyawan sesuai dengan bidang ilmunya.

Pencegahan Kecurangan Akuntansi STS TS KS S SS

27. Anda ikut merasa memiliki perusahaan di tempat anda bekerja sekarang,sehingga anda ikut membantu perusahaan dengan memberikan saran demi tercapainya tujuan perusahaan.

28. Anda mengetahui dan menaati setiap pengendalian internal yang ada, dalam melakukan tanggung jawab di perusahaan tempat anda bekerja.

29. Di perusahaan tempat anda bekerja, kesadaran mengenai bahaya kecurangan akuntansi yang mengintai cukup tinggi. 30. Penilaian resiko terjadinya kecurangan

oleh bagian yang terkait dengan bidang akuntansi dilakukan dari waktu ke waktu. 31. Di perusahaan tempat anda bekerja,

memiliki suatu aturan yang tegas terhadap semua pihak yang melakukan kecurangan akuntansi. Contohnya sanksi pemutusan hubungan kerja.

32. Di tempat anda bekerja, diberikan imbalan ataupun penghargaan bagi siapa pun yang melaporkan kecurangan akuntansi yang sedang atau akan terjadi.


(6)

33. Di perusahaan tempat anda bekerja, pencegahan terhadap terjadinya kecurangan akuntansi dilakukan dengan sangat baik.

34. Tidak pernah terjadi kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh karyawan di perusahaan tempat anda bekerja

35. Anda memiliki suatu tanggung jawab moral untuk melakukan tanggung jawab semaksimal mungkin di perusahaan tempat anda bekerja sesuai dengan tujuan yang ingin di capai perusahaan.

36. Anda merasa nyaman untuk bekerja di lingkungan perusahaan tempat anda bekerja saat ini

37. Anda menilai bahwa seluruh kebijakan – kebijakan yang berlaku di perusahaan tempat anda bekerja sudah sesuai dengan tujuan yang ingin di capai oleh perusahaan


(7)

Tabulasi Data Dan Uji Statistik Deskriptif

Keterangan Gaya Kepemimpinan (X2)

P13 P14 P15 P16 P17 P18

STS 2 0 0 0 0 0

TS 12 1 6 0 0 0

KS 8 2 7 2 0 2

S 15 23 17 32 24 24

SS 2 13 9 5 15 13

Rata-Rata 3.077 4.231 3.744 4.077 4.385 4.282

Jumlah 39 39 39 39 39 39

Keterangan Gaya Kepemimpinan (X2)

P13 P14 P15 P16 P17 P18

STS 5.128 0 0 0 0 0

TS 30.77 2.564 15.38 0 0 0 KS 20.51 5.128 17.95 5.128 0 5.128

S 38.46 58.97 43.59 82.05 61.54 61.54 SS 5.128 33.33 23.08 12.82 38.46 33.33 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Keteranga

n

Distribusi Frekuensi Efektifitas Pengendalian Intern (X1)

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

STS 0 12 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0

TS 0 19 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0

KS 0 5 1 8 7 4 5 1 3 4 1 3

S 25 2 27 22 19 17 7 28 27 25 25 23

SS 14 1 11 9 13 18 2 10 9 10 13 13

Rata-Rata 4.35

9 2

4.25 6 4.02 6 4.15 4 4.35 9 2.43 6 4.23 1 4.15 4 4.15 4 4.30 8 4.25 6

Jumlah 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Keteranga n

Distribusi Persentase (%) Efektifitas Pengendalian Intern (X1)

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

STS 0

30.7

7 0 0 0 0

20.5

1 0 0 0 0 0

TS 0

48.7

2 0 0 0 0

43.5

9 0 0 0 0 0

KS 0

12.8 2 2.56 4 20.5 1 17.9 5 10.2 6 12.8 2 2.56 4 7.69 2 10.2 6 2.56 4 7.69 2 S 64.1

5.12 8 69.2 3 56.4 1 48.7 2 43.5 9 17.9 5 71.7 9 69.2

3 64.1 64.1 58.9

7 SS 35.9

2.56 4 28.2 1 23.0 8 33.3 3 46.1 5 5.12 8 25.6 4 23.0 8 25.6 4 33.3 3 33.3 3 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100


(8)

Keterangan Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26

STS 8 0 0 0 1 9 0 0

TS 15 0 0 0 8 13 0 0

KS 5 5 3 3 6 5 3 0

S 9 31 32 29 21 9 26 26

SS 2 3 4 7 3 3 10 13

Rata-Rata 2.538 3.949 4.026 4.103 3.436 2.59 4.179 4.333

Jumlah 39 39 39 39 39 39 39 39

Keterangan Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26

STS 20.51 0 0 0 2.564 23.08 0 0

TS 38.46 0 0 0 20.51 33.33 0 0

KS 12.82 12.82 7.692 7.692 15.38 12.82 7.692 0 S 23.08 79.49 82.05 74.36 53.85 23.08 66.67 66.67 SS 5.128 7.692 10.26 17.95 7.692 7.692 25.64 33.33 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100

Keterangan Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y)

P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KS 0 2 7 4 6 4 4 15 1 1 1

S 33 26 26 28 19 30 27 18 26 25 25

SS 6 11 6 7 14 5 8 6 12 13 13

Rata-Rata 4.154 4.231 3.974 4.077 4.205 4.026 4.103 3.769 4.282 4.308 4.308

Jumlah 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Keterangan Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y)

P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KS 0 5.128 17.95 10.26 15.38 10.26 10.26 38.46 2.564 2.564 2.564 S 84.62 66.67 66.67 71.79 48.72 76.92 69.23 46.15 66.67 64.1 64.1 SS 15.38 28.21 15.38 17.95 35.9 12.82 20.51 15.38 30.77 33.33 33.33 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100


(9)

Lampiran 3

Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Efektifitas Pengendalian

Intern 39 43 55 46.69 2.957

Gaya Kepemimpinan 39 20 30 23.79 2.628

Pengembangan Mutu

Karyawan 39 24 40 29.15 3.150

Pencegahan Kecurangan

Akuntansi 39 40 55 45.44 3.508


(10)

Lampiran 4

Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Efektifitas Pengendalian Intern (X1)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.924 12

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 45.1000 28.576 .707 .917

p2 45.5000 25.983 .616 .923

p3 45.1000 29.059 .515 .923

p4 45.3000 27.734 .742 .915

p5 45.3333 26.368 .770 .913

p6 45.2667 27.168 .725 .915

p7 45.6000 26.455 .499 .932

p8 45.2333 27.495 .816 .913

p9 45.2667 27.237 .797 .913

p10 45.3333 26.575 .809 .912

p11 45.1667 27.868 .788 .914


(11)

Lampiran 5

Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Gaya Kepemimpinan (X2)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.951 6

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p13 17.8333 20.695 .563 .971

p14 17.7000 17.666 .832 .945

p15 17.6333 17.206 .898 .936

p16 17.6000 17.766 .946 .932

p17 17.4667 17.154 .929 .933


(12)

Lampiran 6

Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p19 23.5667 47.151 .590 .941

p20 22.9000 42.645 .945 .917

p21 22.7333 43.995 .924 .920

p22 22.7000 41.183 .929 .916

p23 23.1000 45.266 .596 .942

p24 23.4000 48.593 .488 .947

p25 22.7000 41.528 .903 .918

p26 22.5333 41.154 .895 .919

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(13)

Lampiran 7

Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p27 40.7333 20.478 .511 .919

p28 40.8000 18.510 .668 .912

p29 41.1333 18.326 .642 .914

p30 40.9667 18.309 .714 .910

p31 40.9000 18.645 .591 .917

p32 40.8667 20.671 .681 .916

p33 41.0667 17.720 .807 .905

p34 41.1667 16.833 .839 .903

p35 40.7000 19.597 .717 .911

p36 40.6667 19.264 .775 .908

p37 40.6667 19.264 .775 .908

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(14)

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas


(15)

Lampiran 9

Hasil Uji Multikolinearitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 39

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.95203871

Most Extreme Differences Absolute .112

Positive .112

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .698

Asymp. Sig. (2-tailed) .715

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 13.647 9.728 1.403 .169

Efektifitas

Pengendalian Intern (X1)

.387 .181 .326 2.132 .040 .865 1.156

Gaya Kepemimpinan (X2)

.125 .205 .093 .608 .547 .861 1.161

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.368 .179 .326 2.060 .047 .806 1.241


(16)

Lampiran 10


(17)

Lampiran 11 Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji-F Uji T Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 13.647 9.728 1.403 .169

Efektifitas

Pengendalian Intern (X1)

.387 .181 .326 2.132 .040 .865 1.156

Gaya Kepemimpinan (X2)

.125 .205 .093 .608 .547 .861 1.161

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.368 .179 .326 2.060 .047 .806 1.241

a. Dependent Variable: Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .540a .292 .231 3.07595

a. Predictors: (Constant), Pengembangan Mutu Karyawan (X3), Efektifitas Pengendalian Intern (X1), Gaya Kepemimpinan (X2) b. Dependent Variable: Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 136.438 3 45.479 4.807 .007a

Residual 331.152 35 9.461

Total 467.590 38

a. Predictors: (Constant), Pengembangan Mutu Karyawan (X3), Efektifitas Pengendalian Intern (X1), Gaya Kepemimpinan (X2)


(18)

Uji Signifikansi Pengaruh Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 13.647 9.728 1.403 .169

Efektifitas

Pengendalian Intern (X1)

.387 .181 .326 2.132 .040 .865 1.156

Gaya Kepemimpinan (X2)

.125 .205 .093 .608 .547 .861 1.161

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.368 .179 .326 2.060 .047 .806 1.241


(19)

Lampiran 12 Tabel Distribusi F

Tingkat Signifikansi df1 df2 F Tabel

0.05 3 33 2.891564

0.05 3 34 2.882604

0.05 3 35 2.874187

0.05 3 36 2.866266

0.05 3 37 2.858796

0.05 3 38 2.851741

0.05 3 39 2.845068

0.05 3 40 2.838745

0.05 3 41 2.832747

0.05 3 42 2.827049

0.05 3 43 2.821628

0.05 3 44 2.816466

0.05 3 45 2.811544

0.05 3 46 2.806845

0.05 3 47 2.802355

0.05 3 48 2.798061

0.05 3 49 2.793949

0.05 3 50 2.790008

0.05 3 51 2.786229

0.05 3 52 2.7826

0.05 3 53 2.779114

0.05 3 54 2.775762

0.05 3 55 2.772537

0.05 3 56 2.769431

0.05 3 57 2.766438

0.05 3 58 2.763552

0.05 3 59 2.760767

0.05 3 60 2.758078

0.05 3 61 2.755481

0.05 3 62 2.75297

0.05 3 63 2.750541

0.05 3 64 2.748191

0.05 3 65 2.745915

0.05 3 66 2.743711

0.05 3 67 2.741574

0.05 3 68 2.739502

0.05 3 69 2.737492

0.05 3 70 2.735541

0.05 3 71 2.733647

0.05 3 72 2.731807


(20)

0.05 3 74 2.72828

0.05 3 75 2.726589

0.05 3 76 2.724944

0.05 3 77 2.723343

0.05 3 78 2.721783

0.05 3 79 2.720265

0.05 3 80 2.718785

0.05 3 81 2.717343

0.05 3 82 2.715937

0.05 3 83 2.714565

0.05 3 84 2.713227

0.05 3 85 2.711921

0.05 3 86 2.710647

0.05 3 87 2.709402

0.05 3 88 2.708187

0.05 3 89 2.706999

0.05 3 90 2.705838

0.05 3 91 2.704703

0.05 3 92 2.703594

0.05 3 93 2.702509

0.05 3 94 2.701448

0.05 3 95 2.700409

0.05 3 96 2.699393

0.05 3 97 2.698398

0.05 3 98 2.697423

0.05 3 99 2.696469

0.05 3 100 2.695534

0.05 3 101 2.694618


(21)

Lampiran 13 Tabel Distribusi T

Derajat Bebas Tingkat Signifikansi T Tabel

33 0.05 2.034515

34 0.05 2.032244

35 0.05 2.030108

36 0.05 2.028094

37 0.05 2.026192

38 0.05 2.024394

39 0.05 2.022691

40 0.05 2.021075

41 0.05 2.019541

42 0.05 2.018082

43 0.05 2.016692

44 0.05 2.015368

45 0.05 2.014103

46 0.05 2.012896

47 0.05 2.01174

48 0.05 2.010635

49 0.05 2.009575

50 0.05 2.008559

51 0.05 2.007584

52 0.05 2.006647

53 0.05 2.005746

54 0.05 2.004879

55 0.05 2.004045

56 0.05 2.003241

57 0.05 2.002465

58 0.05 2.001717

59 0.05 2.000995

60 0.05 2.000298

61 0.05 1.999624

62 0.05 1.998971


(22)

DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), 2007. Consideration of Fraud

in a Financial Statement Audit. AU Section 316. PCAOB Standards and Related Rules

as of December 2006. New York, NY: AICPA.

Arsito, 2014. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, dan

Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan AKuntansi Di Universitas Bengkulu, Skripsi Fakulats Ekonomi, Universitas Bengkulu.

Association of Certified Fraud Examiners Manual, 2006 Edition.

Committee of Sponsoring Organizations of Teadway Commission (COSO), Internal Control

Integrated Framework. AICPA Publication.

Gibson, 1996. Organisasi, Edisi Kelima, Gelora Aksara Pratama, Jakarta

Ghozali, Imam, 2009.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 4. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Intern, dalam hubungannya dengan

manajemen dan audit, Edisi Ketiga, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Intosai, 2004.Guidelines for Internal Control Standars for the Public Sector,www.intosaLorg, Austria.

Midjan dan Susanto. 2001, Sistem Informasi Akuntansi I Edisi 8, Bandung, Lingga Jaya. Monica, Agnes, 2012. Kualitas prosedur pengendalian internal: antecedents dan pengaruh

moderating pada keadilan organasitional dan kecurangan pegawai, Skripsi Fakultas

Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Pramudita, 2013. Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kota Salatiga, Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Purwitasari, Anggit, 2013. Pengaruh Pengendalian Internal Dan Komitmen Organisasi Dalam

Pencegahan Fraud Pengadaan Barang (Survey Pada 5 Rumah Sakit Di Bandung).

Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama.


(23)

Simanjuntak, Sahap, Tua, Nico, 2013. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang

Akuntansi Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Di Perusahaan, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara,

Medan.

Sekaran, Uma, 2006. Research Methods For Business, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta Singleton, T. W.; Singleton, A. J.; Bologna, G. J.; Lindquist, R. J. 2006. Fraud Auditing and

Forensic Accounting Third Edition. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian, Edisi 2, Jilid 1, Alfabeta, Bandung.

Thoha, 2007. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Edisi Pertama, Rajawali Press, Jakarta Tugiman, Hiro, 1997. Pandangan Baru Internal Auditing, Edisi Pertama, KANISIUS

(Anggota IKAPI), Yogyakarta.

Zulkarnain, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Fraud Di Sektor

Pemerintahan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri

Semarang

www.google.com www.kompasiana.com


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang ingin diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey, yang mana data pokok dari sampel suatu populasi dikumpulkan denagn menggunakan instrument kuesioner di lapangan.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU. Dr. Pirngadi Medan Jalan Prof. H.M. Yamin, SH. No. 47 Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai dengan selesai.

3.3. Definisi Operasional

3.3.1. Pencegahan Kecurangan Akuntansi

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kecurangan telah menjadi suatu penyakit yang harus dapat dilawan oleh setiap elemen di perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan. Dalam upaya mencegah kecurangan (fraud), dimulai dari pengendalian intern, menanamkan kesadaran tentang adanya kecurangan (fraud awareness) pada setiap elemen perusahaan dan upaya menilai risiko terjadinya kecurangan (fraud risk assessment) yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh manajemen, termasuk dewan komisaris dan direksi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pencegahan kecurangan akuntansi terdiri dari 11 item pertanyaan. Untuk pencegahan kecurangan akuntansi kuesioner diadaptasi dari Simanjuntak (2010), setiap item pertanyaan diberikan scoring 1-5. Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka pencegahan kecurangan akuntansi semakin efektif.


(25)

Pengendalian intern, dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur efektifitas pengendalian intern terdiri dari 12 item pertanyaan. Untuk pencegahan kecurangan akuntansi kuesioner diadopsi dari Simanjuntak (2010), setiap item pertanyaan diberikan scoring 1-5. Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka efektifitas pengendalian intern semakin efektif.

3.3.3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi di dalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efektif. Instrumen yang digunakan untuk mengukur efektifitas pengendalian intern terdiri dari 6 item pertanyaan. Untuk pencegahan kecurangan akuntansi kuesioner diadopsi dari Mas’ud (2004), setiap item pertanyaan diberikan scoring 1-5. Semakin tinggi

nilai yang ditunjukkan maka gaya kepemimpinan semakin efektif.

3.3.4. Pengembangan Mutu Karyawan

Pengembangan mutu karyawan berarti menyangkut usaha-usaha meningkatkan pengetahuan karyawan dan keahlian atau keterampilannya. Pengembangan mutu karyawan dimaksudkan untuk mendorong karyawan bekerja lebih keras dan baik, berusaha memiliki tingkat moral yang tinggi dan karenanya akan menghasilkan tugas-tugas yang dikerjakan secara efisien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keefektifan pengembangan mutu karyawan terdiri dari 8 item pertanyaan. Respon dari responden diukur dengan skala Likert 1 – 5, Untuk pencegahan kecurangan akuntansi kuesioner diadops dari Simanjuntak (2010), setiap item pertanyaan diberikan scoring 1-5. Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka pengembangan ,mutu karyawan semakin efektif.

Tabel 3.1.


(26)

Variabel Instrumen

Penelitian Indikator

Efektifitas Pengendalian

Intern (X1)

Diadopsi dari Simanjuntak

(2010)

Pengamanan harta/aktiva.

Dipercayainya catatan akuntansi.

Pemberian otorisasi terhadap setiap transaksi.

Metode pengolahan data.

Tanggung jawab manajemen.

Pemisahan fungsi.

Pengendalian fisik.

Pemantauan dan evaluasi. Gaya

Kepemiminan (X2)

Diadopsi dari

Mas’ud (2004) Gaya Kepemimpinan Direktif. Gaya Kepemimpinan Suportif.

Gaya Kepemimpinan Berorientasi Pada Prestasi.

Gaya Kepemimpinan Partisipatif Pengembangan

mutu karyawan (�3)

Diadopsi dari Simanjuntak

(2010)

Pengembangan intelektualitas.

Pengembangan keterampilan. Pengembangan sikap.

Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y) Diadopsi dari Simanjuntak (2010)

 Pengendalian intern.

 Menanamkan kesadaran tentang adanya kecurangan.

 Menilai risiko terjadinya kecurangan Sumber: data olahan peneliti

3.4. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran untuk variabel X dan variabel Y adalah ordinal dengan tipe skala likert. Tipe skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan pengukuran menggunakan skala likert ini, responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung pernyataan (negatif).

Tabel 3.2.

Scoring Jawaban Kuisioner

Jawaban Responden Skor


(27)

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: data olahan peneliti

Dalam tipe skala likert, jawaban dari responden dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori tanggapan, yakni sangat setuju, setuju, kurang setuju (Ragu - ragu), tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang berada di bawah koordinasi Wakil Direktur Umum. Responden yang dikirimi kuesioner dipilih dengan cara random.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, kuesioner akan diarahkan kepada bagian keuangan yang ada pada RSU. Dr. Pringadi Medan karena yang posisi jabatan ini mengetahui dengan baik seluruh kegiatan di rumah sakit tersebut.

Jumlah pegawai bagian keuangan yang ada pada RSU. Dr. Pringadi Medan sebanyak 27 orang yang terdiri dari sub bagian verifikasi pengeluaran dan penerimaan dana dan sub bagian akuntansi sebanyak 8 orang. Dengan demikian jumlah sampel yang akan saya gunakan pada penelitian ini sebanyak 39 orang.


(28)

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer (primary data). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner dan melakukan wawancara langsung kepada para responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Instrumen pertanyaan dalam kuesioner dan wawancara langsung pada para responden yang diberikan oleh peneliti merupakan instrumen pertanyaan yang diadaptasi dari para peneliti sebelumnya, yaitu dari Ikatan Akuntan Indonesia (2001), Hartadi (1999), Simanjuntak (2010), dan Mas’ud (2004)

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan survey method, yaitu data diperoleh dengan pendistribusian kuesioner yang diberikan kepada responden secara langsung maupun melaui jaringan link person. Responden yang sempat dan bersedia secara langsung menjawab kuesioner yang diberikan dapat langsung dikumpulkan kepada peneliti maupun jaringan link

person yang ditunjuk dan bagi responden yang bersedia secara langsung menjawab kuesioner

akan dilakukan juga wawancara singkat untuk semakin menguatkan sumber informasi yang diperoleh berkaitan dengan penelitian. Kuesioner yang terkumpul melalui jaringan link person selanjutnya akan dikirimkan kepada peneliti.

3.8. Metode dan Teknik Analisis Data

3.8.1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2006 : 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum dan minimum. Dalam penelitian saya ini, menjelaskan gambaran umum mengenai responden, seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Data tersebut saya peroleh dari kuesioner yang kembali kepada saya dan yang dipastikan diisi sendiri oleh responden yang bersangkutan.


(29)

3.8.2. Uji Kualitas Data

Menurut Hair (1998) kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Pengujian yang dimaksud adalah untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Prosedur pengujian kualitas data adalah sebagai berikut:

3.8.2.1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai correlated Item. Total Correlation dengan kriteria sebagai berikut: Jika nilai � ℎ� � lebih besar dari � �� dan nilainya positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan “valid

(Ghozali, 2006). Namun sebaliknya, jika nilai �ℎ� � lebih kecil dari � ��, maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan “tidak valid”.

3.8.2.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2005) suatu kusioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien cronbach alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien cronbach alpha lebih dari 0,60 (Ghozali, 2011).

3.8.3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan suatu pengujian terhadap data penelitian sehingga diketahui apakah data tersebut memenuhi kriteria distribusi normal, memiliki korelasi antara variabel-variabel independen serta memliki suatu varian yang tetap dari


(30)

suatu pengamatan kepengamatan lain. Proses pengujian asumsi klasik menggunakan media kotak kerja yang sama dengan menggunakan fasilitas SPSS.

Pengujian asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas, yang penjelasannya sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Normalitas data dapat dideteksi dengan menggunakan alat analisis grafik yang berupa uji Kolmorov

Smirnov yang dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:

a. Apabila probabilitas atau signifikansi > 0,05, maka distribusi data normal, b. Apabila probabilitas atau signifikansi < 0,05, maka distribusi data tidal normal. 2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji

Multikolinearitas data dapat dilihat dari besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor)

dan nilai teloransi (tolerance value). Jika nilai teloransi > 0.10 atau VIF < 5, artinya tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dan apabila nilai teloransi < 0.10 atau VIF > 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas (Ghozali, 2006).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heterokedastisitas.


(31)

Modal regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisistas. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot di sekitar nilai residual dan variabel dependen suatu penelitian. Jika terdapat

pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

3.8.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda, yaitu metode statistik yang digunakan untuk menguji hubungan suatu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini, analisis regresi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada RSU. Dr. Pirngadi Medan.

3.8.4.1. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (0<R2< 1). Nilai �2 yang mendekati satu

berarti variabel-variabel terikat independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan apabila nilai

�2 semakin kecil mendekati nol, berarti variabel-variabel independen hampir tidak

memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.8.4.2. Uji Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh


(32)

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 : b0 = b1 = b2 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh secara

bersama-sama (simultan).

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

1. � diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

2. � ditolak apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

3.8.4.3. Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali (2007 : 55), “uji-t digunakan untuk menentukan

apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda”. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah:

1. � diterima apabila thitung > ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05.

2. � ditolak apabila thitung < ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(33)

4.1.1. Sejarah Singkat RSU. Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Pirngadi didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama “GEMENTA ZIEKEN HUIS” yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr. W. Bays. Selanjutnya dengan masuknya Jepang ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil dan berganti nama dengan “SYURITSU BYUSONO INCE” dan sebagai direktur dipercayakan kepada putra Indonesia “Dr. RADEN PIRNGADI GONGGO PUTRO” yang akhirnya ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit kita ini. Setelah bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaannya, Rumah Sakit Umum Pirngadi langsung diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Negara Bagian Sumatera Timur Republik Indonesia Sementara (RIS), dengan pergolakan politik yang sangat cepat saat itu pada tanggal 17 Agustus 1950 semua negara bagian RIS dihapus diganti dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rumah Sakit Umum Pirngadi diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Pusat/Kementerian Kesehatan di Jakarta. Dalam priode Tahun 1950 s/d 1952 Rumah Sakit Pirngadi mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah proses pendirian Fakultas Kedokteran USU, karena salah satu syarat pendirian Fakultas Kedokteran tersebut harus ada Rumah Sakit sebagai pendukung disamping harus adanya dosen pengajar yang saat itu pada umumnya adalah para dokter yang berkerja di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini, baik kebangsaan Belanda maupun Bangsa Indonesia sendiri.

Sejak ditetapkan oleh Pemerintah berdirinya Fakultas Kedokteran USU tanggal 20 Agustus 1952, maka Rumah Sakit Pirngadi secara otomatis sebagai Teaching Hospital (Rumah Sakit Pendidikan) dipakai sebagai tempat kepaniteraan Klinik para Mahasiswa Kedokteran USU. Selanjutnya dengan ditetapkan RSU H. Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran USU pada Januari 1993, Rumah Sakit Umum Dr.


(34)

Pirngadi berubah status dari Rumah Sakit Pendidikan menjadi Rumah Sakit Tempat Pendidikan, sehingga dengan status ini Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi dengan fasilitas dan kapasitas yang dimiliki disamping masih gunakan untuk pendidikan para calon dokter dari Fakultas Kedokteran USU, juga membuka diri untuk mendidik para calon dokter dari Fakultas lain baik yang ada di provinsi Sumatera Utara maupun Sumatera Barat dan Lampung. Tidak diperoleh data yang pasti kapan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan. Setelah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi milik Kota Medan, Pemerintah Kota Medan mempunyai perhatian dan tekad yang besar untuk kemajuan Rumah Sakit Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan di segala bidang, hal ini diwujudkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Perubahan Kelembagaan RSU Dr. Pirngadi menjadi Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, sehingga terjadi restrukturisasi Organisasi, Personil dan Manajemen dimana sebagai Direktur diangkat Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA dan diikuti pembenahan Sarana, Prasarana dan Pengadaan Peralatan-peralatan canggih sebagai pendukung palayanan. Pada era ini pula sejarah mencatat suatu gebrakan besar dan berani Bapak Walikota Medan dengan melakukan pembangunan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi 8 (delapan) tingkat dilengkapi dengan peralatan canggih, yang peletakan batu pertamanya telah dilaksanakan 4 Maret 2004 dan mulai dioperasikan tanggal 16 April 2005.

Berdasarkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dalam pelaksanaan pendidikan, maka Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan mengajukan peningkatan status dari Rumah Sakit Tempat Pendidikan


(35)

menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Berdasarkan Rekomendasi dari Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (IRSPI), maka selanjutnya dilaksanakan penilaian kelayakan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan menjadi Rumah Sakit Pendidikan oleh Tim Visitasi yang terdiri dari Direktur Bina Pelayanan Medikm Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik, Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Sekjen Depkes, Ketua Ikatan RSU Pendidikan serta Kepala Bagian Hukum dan Organisasi, Sek. Dutjen. Bina Pelayanan Medik. Akhirnya pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan resmi menjadi Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor : 433/Menkes/SK/IV/2007. Urutan Pimpinan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah sebagai berikut :

1. Dr. W. Bays 1930 - 1939 2. Dr. A. A. Messing 1930 - 1942

3. Dr. Raden Pirngadi Gonggoputro 1942 - 1947 4. Dr. Ahmad Sofyan 1947 - 1955

5. Dr. H. A. Darwis Datu Batu Besar 1955 - 1958 6. Dr. Mohammad Arifin 1958 - 1965

7. Dr. Paruhum Daulay 1965 - 1969

8. Dr. Zainal Rasyid Siregar, SKM 1969 - 1983 9. Dr. J. E. Sudibyo, Sp.B 1983 - 1986

10. Dr. Raharjo Slamet, Sp.KJ 1986 - 1990

11. Prof. Dr. Rizal Basjrah Lubis, Sp.THT 1990 - 1998 12. Dr. Alogo Siregar, Sp.A 1998 - 2002


(36)

14. Dr. Dewi Fauziah Syahnan, Sp.THT 2009 - 2012 15. Dr. H. Amran Lubis, Sp.JP, (K), FIHA 2012 – sekarang

4.2.Data Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disampaikan langsung kepada para responden. Kuesioner yang telah selesai diisi oleh responden dikumpulkan kembali untuk selanjutnya ditabulasikan dalam Microsoft Office Excel 2007 dan diolah dengan menggunakan program

SPSS for windows. Adapun waktu yang dikumpulkan kuesioner-kuesioner tersebut berkisar

antara 3 minggu sampai 4 minggu.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri dari KASUBBAG KEUANGAN, Bendahara Penerimaan/Pengeluaran Dana dan Staf Bidang Akuntansi di RSU. Dr. Pirngadi Medan. Dari 39 kuisioner yang dibagikan sebanyak 39 kuesioner yang kembali.

Tabel 4.1. Data Hasil Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuisioner yang dikirim 39

Kuisioner yang kembali 39

Kuisioner yang tidak kembali -

Kuisioner yang ditolak -

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian 39

Tingkat pengembalian (respon rate) 100%


(37)

Data karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari segi jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan lama bekerja di RSU. Dr Pirngadi Medan.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden

NO Keterangan Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1 Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita 19 20 48,7% 51,3%

Total 39 100%

2 Pendidikan Terakhir 1. SMA/Sederajat 2. Diploma (DIII) 3. Sarjana (S1) 4. Pasca Sarjana (S2)

4 7 23 5 10.2% 18% 59% 12,8%

Total 39 100%

3 Lama Bekerja 1. 1-5 Tahun 2. 5-10 Tahun 3. >10 Tahun

8 12 19 20,5% 30,8% 48,7%

Total 39 100%

Sumber : output yang diolah SPSS,2016

1. Menunjukkan bahwa sekitar 20 orang atau 51,3% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dan sisanya sebesar 19 orang atau 48,7% berjenis kelamin laki-laki.

2. Menunjukkan bahwa 23 orang atau 59% responden didominasi oleh lulusan Strata 1 (S1), lulusan Diploma (DIII) terdiri dari 7 orang atau 18% responden, lulusan Pascasarjana terdiri dari 5 orang atau 12.8% dan sisanya 4 orang atau 10,2% responden merupakan lulusan SMA.

3. Menunjukkan bahwa 19 orang atau 48,7% responden bekerja selama >10 tahun, sebanyak 12 orang atau 30,8% responden bekerja selama 5-10 tahun dan sebanyak 8 orang atau 20,5% responden bekerja selama 1-5 tahun.


(38)

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase dari variabel efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, pengembangan mutu karyawan, dan pencegahan kecurangan akuntansi.

Tabel 4.3.

Statistik Deskriptif Variabel Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Pengembangan Mutu Karyawan, Dan Pencegahan Kecurangan Akuntansi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Efektifitas Pengendalian

Intern 39 43 55 46.69 2.957

Gaya Kepemimpinan 39 20 30 23.79 2.628

Pengembangan Mutu

Karyawan 39 24 40 29.15 3.150

Pencegahan Kecurangan

Akuntansi 39 40 55 45.44 3.508

Valid N (listwise) 39

Sumber : ouput yang diolah SPSS,2016. (Lampiran 3)

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari efektifitas pengendalian intern adalah 43, dan skor maksimum adalah 55.

Diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari gaya kepemimpinan adalah 20, dan skor maksimum adalah 30.

Diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari pengembangan mutu karyawan adalah 24, dan skor maksimum adalah 40.

Diketahui N atau jumlah responden sebanyak 39 responden dengan skor minimum dari pencegahan kecurangan akuntansi adalah 40, dan skor maksimum adalah 55.

4.4.Analisis Data


(39)

Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah data primer.

4.4.1.1. Hasil Uji Validitas

Noor (2011:130) menyarankan sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 39 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel efektifitas pengendalian intern (X1), gaya kepemimpinan

(X2), pengembangan mutu karyawan (X3), dan pencegahan kecurangan

akuntansi(Y).

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas

Variabel Item

Pertanyaan

Koefisien Korelasi

rtabel

(n=39) Keterangan Efektifitas

Pengendalian Intern

P1 P2 P3 P4 P5

0,707 0,616 0,515 0,742 0,770

0,316 0,316 0,316 0,316 0,316

Valid Valid Valid Valid Valid


(40)

P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 0,725 0,499 0,816 0,797 0,809 0,788 0,706 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Gaya Kepemimpinan P13 P14 P15 P16 P17 P18 0,563 0,832 0,898 0,946 0,929 0,946 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Pengembangan Mutu Karyawan P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 0,590 0,945 0,924 0,929 0,596 0,488 0,903 0,895 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Pencegahan Kecurangan Akuntansi P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P36 P37 0,511 0,668 0,642 0,714 0,591 0,681 0,807 0,839 0,717 0,775 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 0,316 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 2

Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected Item-Total

Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas pada

Tabel 4.4, diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. Alternatif ketentuan validitas suatu pertanyaan pada kuesioner juga dapat dibandingkan dengan nilai rtabel. Untuk menentukan nilai

rtabel terlebih dahulu dihitung nilai derajat bebas (degree of freedom) dengan rumus n-2, di

mana menyatakan banyaknya responden untuk uji validitas. Diketahui jumlah responden yang dilibatkan untuk uji validitas kuesioner sebanyakn n=39, sehingga derajat bebas bernilai

n-2=39-2=37. Nilai rtabel dengan derajat bebas 37 adalah rtabel = 0,316. Nilai patokan untuk uji


(41)

lebih besar dari rtabel = 0,316. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.4 diketahui seluruh

pertanyaan bersifat valid.

Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 4,5,6,7.

Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

4.4.2. Uji Asumsi Klasik

4.4.2.1. Hasil Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.6. Uji Normalitas

Variabel Nilai Alpha

Cronbach Efektifitas pengendalian intern

Gaya kepemimpinan

Pengembangan mutu karyawan Pencegahan kecurangan akuntansi

0,924 0,951 0,937 0,919


(42)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 39

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.95203871

Most Extreme Differences Absolute .112

Positive .112

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .698

Asymp. Sig. (2-tailed) .715

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 8

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 462. diketahui nilai probabilitas p atau

Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,715. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,715, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.4.2.2. Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).

Tabel 4.7.


(43)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Efektifitas Pengendalian Intern (X1)

.865 1.156

Gaya Kepemimpinan (X2) .861 1.161

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.806 1.241

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 9

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.7. nilai VIF dari variabel efektifitas pengendalian intern (X1)adalah 1,156, nilai VIF dari variabel gaya kepemimpinan

(X2) adalah 1,161, dan nilai VIF dari variabel pengembangan mutu karyawan (X3)

adalah 1,241. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. (Field, 2009:230, Ghozali, 2006:139). Field (2009:248, Ghozali, 2011:139) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(44)

Gambar 4.1

Grafik Scatterplot

Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.5.Hasil Uji Regresi Berganda

Tabel 4.8. menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.8.


(45)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.647 9.728 1.403 .169

Efektifitas Pengendalian Intern (X1)

.387 .181 .326 2.132 .040

Gaya Kepemimpinan (X2) .125 .205 .093 .608 .547

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.368 .179 .326 2.060 .047

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.8. diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut. Y = 13,647 + 0,387X1 + 0,125X2 + 0,368X3 + e

Dimana :

Y : Pencegahan Kecurangan Akuntansi X1 : Efektifitas Pengendalian Intern

X2 : Gaya Kepemimpinan

X3 : Pengembangan Mutu Karyawan

Berdasarkan Tabel 4.8. disajikan kembali nilai koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas. Untuk Variabal efektifitas pengendalian intern bernilai 0,387 (bernilai positif), berarti efektifitas pengendalian intern memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Efektifitas pengendalian intern yang semakin baik berdampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

Variabel gaya kepemimpinan dengan nilai 0,125 (bernilai positif), berarti gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Gaya kepemimpinan yang semakin baik cenderung berdampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

Variabel pengembangan mutu karyawan dengan nilai 0,368 (bernilai positif), berarti pengembangan mutu karyawan memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan


(46)

akuntansi. Pengembangan mutu karyawan yang semakin baik cenderung memberikan dampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

4.6.Hasil pengujian Hipotesis

4.6.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil analisi regresi linear berganda juga dapat diketahui nilai korelasi dan koefisien determinasinya, dimana nilai korelasi mencerminkan kekuatan hubungan antara variabel independen/bebas (efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan) terhadap variabel dependen/terikat (pencegahan kecurangan akuntansi).

Tabel 4.9.

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .540a .292 .231 3.07595

a. Predictors: (Constant), Pengembangan Mutu Karyawan (X3), Efektifitas Pengendalian Intern (X1), Gaya Kepemimpinan (X2)

b. Dependent Variable: Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y)

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 11

Berdasarkan Tabel 4.9. nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom

R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2= 0,292. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel pencegahan kecurangan akuntansi sebesar 29,2%, sisanya sebesar 60,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.6.2. Uji F

Uji � bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel tak bebas.

Tabel 4.10. Hasil Uji F


(47)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 136.438 3 45.479 4.807 .007a

Residual 331.152 35 9.461

Total 467.590 38

a. Predictors: (Constant), Pengembangan Mutu Karyawan (X3), Efektifitas Pengendalian Intern (X1), Gaya Kepemimpinan (X2)

b. Dependent Variable: Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y)

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 11

Diketahui nilai Ftabel adalah 2,87, Nilai Ftabel diperoleh dengan rumus df1 = k-1, k adalah

jumlah variabel dependen dan independen, sehingga K-1 = 3. Maka df1 untuk Uji-F adalah 3,

utuk df2 rumusnya adalah n-k dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel

dependen dan independen, sehinnga df2 = 39-4= 35. (nilai Ftabel tersaji di lampiran).

Berdasarkan Tabel 4.10. diketahui nilai Fhitung adalah 4,807. Perhatikan bahwa karena nilai F

hitung (4,807) ≥ F tabel (2,87), maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas signifikan secara statistika terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

4.6.3.Uji- t

Tabel 4.11. menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsia

Tabel 4.11. Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.647 9.728 1.403 .169

Efektifitas Pengendalian Intern (X1)

.387 .181 .326 2.132 .040

Gaya Kepemimpinan (X2) .125 .205 .093 .608 .547

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.368 .179 .326 2.060 .047

Sumber : Output SPSS 19.0, lampiran 11

Berdasarkan Tabel 4.11. diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut.


(48)

Y = 13,647 + 0,387X1 + 0,125X2 + 0,368X3 + e

Berdasarkan Tabel 4.11. disajikan kembali nilai koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas.

Berdasarkan tabel 4.11, dapat disimpulkan mengenai hasil uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen sebagai berikut :

1. Nilai thitung variabel efektifitas pengendalian intern diperoleh sebesar 2.132 besar dari

ttabel 2,030108, maka hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa efektifitas

pengendalian intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada taraf signifikan α = 5% (0,05).

2. Nilai thitung variabel gaya kepemimpinan diperoleh sebesar 0,608 lebih kecil dari ttabel

2,030208, maka hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima. Hal ini berarti bahwa gaya kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Nilai thitung variabel pengembangan mutu karyawan diperoleh sebesar 2,060 lebih besar

dari ttabel 2,030108, maka hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa

pengembangan mutu karyawan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada taraf signifikan α = 5% (0,05).

Tabel 4.12.


(49)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 13.647 9.728 1.403 .169

Efektifitas

Pengendalian Intern (X1)

.387 .181 .326 2.132 .040 .865 1.156

Gaya Kepemimpinan (X2)

.125 .205 .093 .608 .547 .861 1.161

Pengembangan Mutu Karyawan (X3)

.368 .179 .326 2.060 .047 .806 1.241

a. Dependent Variable: Pencegahan Kecurangan Akuntansi (Y).

Sumber : Data yang diolah SPSS,2016. (Lampiran 11)

Berdasarkan Tabel 4.12. diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut.

Y = 13,647 + 0,387X1 + 0,125X2 + 0,368X3 + e

1. Pengujian Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern terhadap

Pencegahan Kecurangan Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel efektifitas pengendalian intern adalah 0,040. Karena nilai probabilitas efektifitas pengendalian intern, yakni 0,040, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara efektifitas pengendalian intern dengan variabel pencegahan kecurangan akuntansi signifikan secara statistika. Diketahui nilai koefisien regresi dari variabel independensi adalah 0,387. Karena bernilai positif, hal ini berarti variabel efektifitas pengendalian intern memberikan dampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi (berpengaruh positif), dan pengaruhnya signifikan (kuat).

2. Pengujian Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Sistem


(50)

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel gaya kepemimpinan adalah 0,547. Karena nilai probabilitas gaya kepemimpinan, yakni 0,547, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara gaya kepemimpinan dengan variabel pencegahan kecurangan akuntansi tidak signifikan secara statistika. Diketahui nilai koefisien regresi dari variabel gaya kepemimpinan adalah 0,125. Karena bernilai positif, hal ini berarti variabel gaya kepemimpinan memberikan dampak positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi (berpengaruh positif), namun pengaruhnya tidak signifikan (tidak kuat).

3. Pengujian Pengaruh Pengembangan Mutu Karyawan terhadap

Pencegahan Kecurangan Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel pengalaman kerja adalah 0,047. Karena nilai probabilitas pengembangan mutu karyawan, yakni 0,047, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara pengembangan mutu karyawan dengan variabel pencegahan kecurangan akuntansi signifikan secara statistika. Diketahui nilai koefisien regresi dari variabel pengembangan mutu karyawan adalah 0,368. Karena bernilai positif, hal ini berarti variabel pengalaman kerja memberikan dampak positif terhadap sistem pengendalian internal (berpengaruh positif), namun


(51)

4.7.Pembahasan Hasil Penelitian.

1. Nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar R2 = 0,292. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara

simultan mempengaruhi variabel pencegahan kecurangan akuntansi sebesar 29,2%, sisanya sebesar 60,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2. Berdasarkan hasil uji simultan yang dilakukan terhadap efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan menyimpulkan bahwa berpengaruh signifikan positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Artinya efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan secara simultan berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini terlihat dari uji-F yang menunjukkan hasil F hitung (4,807) > F tabel (2,87) dengan tingkat signifikansi penelitian 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari seluruh variabel terhadap sistem pengendalian internal signifikan secara statistika. Hasil penelitian ini sejalan dengan Simanjuntak (2010), dan Arsito (2014).

3. Hasil uji parsial terhadap variabel efektifitas pengendalian intern dan pengembangan mutu karyawan menyimpulkan bahwa variabel efektifitas pengendalian intern dan pengembangan mutu karyawan berpengaruh secara signifikan positif terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif tetapi tidak secara signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini terlihat dari hasil uji-t yang menunjukkan efektifitas pengendalian intern (0,040) dan pengembangan mutu karyawan (0,047), sedangkan gaya kepemimpinan (0,547) dengan tingkat signifikansi 0,05.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap pengaruh efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutru karyawan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi pada RSU. Dr. Pirngadi Medan, maka hasil yang diperoleh ialah : Pengaruh variabel efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan, memiliki pengaruh simultan yang signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Pengaruh variabel efektifitas pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Pengaruh variabel pengembangan mutu karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan kecurangan akuntansi.

Berdasarkan penelitian terdahulu, Purwitasari (2009), Monica (2012), dan Arsito (2014) yang menyatakan bahwa penelitian efektifitas pengendalian intern dan pengembangan mutu karyawan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pencegahan kecurangan akuntansi. Efektifitas pengendalian intern dan pengembangan mutu karyawan efektif untuk menurunkan tingkat kecurangan akuntansi dan kecurangan pegawai, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa efektifitas pengendalian intern merupakan salah satu sarana pencegahan yang paling baik yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memecahkan masalah kecurangan di perusahaan.

Dengan mencoba mengikuti saran dari para peneliti terdahulu, untuk meneliti faktor – faktor ataupun variabel – variabel lain selain yang telah diteliti oleh para peneliti terdahulu untuk dapat menilai pengaruhnya terhadap pencegahan kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh karyawan di perusahaan, maka peneliti menetapkan variabel gaya kepemimpinan sebagai


(53)

bahan yang diteliti. Gaya kepemimpinan ternyata mempunyai pengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap pencegahan kecurangan akuntansi, karena dengan meningkatnya kemampuan intelektual, emosi dan keterampilan karyawannya maka setiap karyawan akan lebih berhati – hati lagi dalam mengambil suatu tindakan.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keteerbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

1. Objek penelitian ini hanya dilakukan pada satu rumah sakit yang berada di Kota Medan, sehingga penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai gambaran pada seluruh rumah sakit yang ada di Kota Medan,

2. Penelitian ini haya menggunakan 3 variabel independen, yaitu : efektifitas pengendalian intern, gaya kepemimpinan, dan pengembangan mutu karyawan. Koefisien determinas (R2) yang cenderung kecil yaitu 2,92%, hasil ini menunjukkan

rendahnya kemampuan variabel-variabel independen dalam penelitian ini.

5.3. Saran

Beberapa saran yang diajukan peneliti dalam penelitian ini untuk dapat dipergunakan oleh peneliti selanjutnya dengan melihat hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu :

1. hendaknya pada penelitian selanjutnya meneliti pada semua rumah sakit yang berada di Kota Medan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan menggambarkan kondisi dalam jangka panjang,

2. bagi peneliti selanjutnya hendaknya mencari atau menambah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pencegahan kecurangan akuntansi seperti komitmen organisasi,


(54)

kesesuaian kompensansi, kultur organisasi, perilaku tidak etis, dan faktor -faktor lain. Sehingga dapat diketahui variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi pencegahan kecurangan akuntansi secara representatif dan ammpu memprediksi pencegahan kecurangan akuntansi dengan lebih akurat.


(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengendalian Intern

2.1.1. Definisi, Tujuan, Dan Sasaran Pengendalian Intern

Pengendalian merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan manajemen untuk memastikan (secara memadai, bukan mutlak) tercapainya tujuan dan sasaran organisasi. Tindakan/aktivitas pengendalian yang ada dalam organisasi dikelompokkan dalam :

a. pengendalian Pencegahan (preventive controls) bertujuan untuk mencegah kesalahan (errors) ataupun peristiwa yang tidak diinginkan terjadi,

b. pengendalian Pendeteksian (detective controls) bertujuan untuk menginformasikan kepada manajemen galat atau masalah yang sedang terjadi atau beberapa saat setelah terjadi,

c. pengendalian Pemulihan (corrective controls) biasanya digunakan bersama dengan pendeteksian, bertujuan untuk memperbaiki kembali dari akibat terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

Menurut Midjan dan Susanto (2001:58) pengendalian intern meliputi :

“Struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan yang saling

terkoordinasi dengan tujuan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi, serta mendorong ketaatan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemimpin perusahaan”.


(56)

“struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi mendorong

efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Definisi Pengendalian Internal menurut The Committee of Sponsoring

Organizations of the Treadway Commission’s (COSO) adalah :

“Suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya

dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :

1. efektivitas dan efisiensi operasi, 2. keandalan laporan keuangan,

3. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

American Institute of Certified Public Accountants mendefinisikan pengendalian

internal ialah struktur organisasi, semua metode dan ketentuan – ketentuan yang terkordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

Tujuan pengendalian internal menurut Midjan dan Susanto (2001:58) adalah : 1. mengamankan harta perusahaan,

2. menguji ketelitian dan keandalan data akuntansi, 3. meningkatkan efisiensi perusahaan,

4. ketaatan pada kebijaksanaan yang telah digariskan pimpinan perusahaan.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian internal dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.


(57)

Sasaran Pengendalian Intern adalah :

1. mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien, 2. laporan Keuangan yang handal/akuntabel,

3. perlindungan asset,

4. mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi,

5. kesesuaian dengan hukum dan peraturan–peraturan yang berlaku, 6. membantu menentukan kebijakan manajerial.

2.1.2. Klasifikasi Pengendalian Intern

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian intern akuntansi (preventive controls) dan pengendalian intern administratif (feedback controls).

1. Pengendalian intern akuntansi (aktif)

Dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi, pemberian otorisasi atau persetujuan, pelaksanaan dan pencatatan transaksi serta pertanggungjawabannya.

Ada empat konsep dasar yang secara implisit ada dalam pengendalian akuntansi, yaitu :

a. Tanggung jawab manajemen

Dalam pelaksanaan sistem, manajemen harus memberi buku pegangan prosedur yang meliputi rincian metode – metode yang harus diikuti. Demi keefektifan sistem pengendalian intern maka harus ada pengawasan secara terus menerus dari manajemen. b. Jaminan yang beralasan


(58)

Maksudnya ialah tujuan yang diharapkan seperti pengamanan harta atau aktiva dan dipercayainya data akuntansi akan tercapai.

c. Pembatasan – pembatasan

Semua sistem pengendalian akuntansi dipengaruhi atau dibatasi oleh batasan - batasan yang melekat. Satu batasannya adalah faktor manusia yang berada pada sebagian prosedur. Oleh karena itu, faktor manusia memiliki peran yang sangat penting dalam pengendalian.

d. Metode pengolahan data

Sistem pengolahan data dapat seluruhnya dikerjakan secara manual atau dapat dikombinasi dengan mekanis dan elektronis. Metode yang digunakan akan berpengaruh terhadap sistem pengendalian akuntansi.

Kelemahan pengendalian intern aktif ialah : a. Musuh utamanya ialah sumber daya manusia,

b. Sangat rawan untuk ditembus oleh para pelaku kecurangan, c. Biayanya mahal,

d. Banyak unsur dari pengendalian akuntansi (aktif) yang menghambat pelayanan. Contohnya mengecek tanda tangan, mencocokkan dokumen, dsb.

2. Pengendalian intern administratif (pasif)

Pengendalian administrasi meliputi rencana organisasi serta prosedur – prosedur dan catatan – catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang mengarah kepada tindakan manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang. Tujuan pengendalian administrasi diutamakan pada pencapaian tujuan operasional, seperti efisiensi dan efektivitas operasi serta mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi). Contoh : pemeriksaan laporan untuk


(59)

mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. Dalam sistem pengendalian administrasi ada dua unsur yang mempengaruhi, yaitu :

1. sistem rencana organisasi yang merupakan tulang punggung (sarana). Dalam penyusunan rencana yang efektif untuk memperkuat Sistem Pengendalian Intern perlu diadakan pemisahan tugas antara berbagai fungsi operasi,

2. sistem – sistem yang bersifat usaha memperoleh efisiensi dan mencapai tujuan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan yang tidak langsung berhubungan dengan catatan keuangan.

Semua kelemahan dari pengendalian intern aktif dihilangkan oleh pengendalian intern pasif, dimana kedua pegendalian ini saling melengkapi satu sama lain. Kelebihan pengendalian administratif (pasif) ialah :

1. tidak mahal,

2. tidak bergantung kepada manusia, 3. tidak mempengaruhi produktivitas,

4. tidak rawan untuk ditembus oleh pelaku kecurangan.

2.1.3. Unsur – Unsur Pengendalian Intern

Pengendalian intern mempunyai berbagai unsur, dimana setiap unsur mempunyai kaitan langsung dengan tujuan pengawasan perusahaan demikian juga dengan langkah-langkah yang ditempuh perusahaan dalam memenuhinya. Untuk membentuk suatu pengendalian intern yang memadai maka diperlukan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.

Unsur pokok pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:164) adalah :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit - unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan


(60)

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi yang baik belum tentu sama bagi setiap perusahaan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis usaha, banyaknya cabang perusahaan dan sebagainya. Struktur organisasi yang baik harus memperlihatkan secara jelas pemisahan fungsi antara fungsi operasi, pencatatan, dan pemeriksaan intern selain itu tanggung jawab setiap bagian harus ditetapkan secara jelas, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Suatu sistem dan prosedur pencatatan harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan pengendalian akuntansi yang memadai terhadap kegiatan-kegiatan usaha dan transaksi yang terjadi serta memudahkan klasifikasi data keuangan, untuk itu diperlukan formulir-formulir dan suatu pedoman akuntansi.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Praktek yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap organisasi sangat berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian intern. Prosedur-prosedur yang menyangkut pemberian otorisasi, pencatatan, transaksi, dan penyelenggaraan penyimpanan harta perusahaan harus didukung oleh praktek yang sehat sehingga dapat memberikan jaminan yang memadai bagi manajemen tentang kebenaran transaksi yang diikuti dan mempertinggi kemungkinan ditemukannya kesalahan-kesalahan dan kecurangan lebih dini.


(61)

Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam melaksanakan pengendalian internal.

Pengendalian internal sebagaimana didefinisikan oleh COSO, terdiri atas lima komponen yang saling terkait, yaitu:

a. Lingkungan pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian dari para anggotanya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal lainnya, memberikan disiplin dan struktur serta mencakup :

1. integritas dan nilai etika,

2. komitmen terhadap kompetensi,

3. partisipasi dewan komisaris atau komite audit, 4. filosofi dan gaya operasi manajemen,

5. struktur organisasi,

6. pemberian otoritas dan tanggung jawab, 7. kebijakan dan praktik sumber daya manusia. b. Penaksiran risiko (risk assessment)

Proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menghadapi resiko-resiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.


(1)

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. RSU. Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin penelitian dan bahan-bahan yang dibutuhkan pada saat penyusunan skripsi ini.

7. Keluarga keduaku PASBRATA SMAN 8 Medan dan sahabat-sahabatku Rana, Irna, Novita, Febi, Bonifatia, Hafizhatur, Gita, Chichi, Inri, Khansa, Cinthya, dan Nuel, sepupu-sepupu tersayang Adrian Tuahta Sembiring dan Nando Mulianta Sembiring dan Seluruh Keluarga Besar Rangkuti, serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini khususnya stambuk 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juni 2016 Penulis,

Rumondang Amelia Lubis 120503146


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ... ii

ABSTRACT ... ... iii

KATA PENGANTAR ... ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern ... 8

2.1.1 Defenisi, Tujuan, & Sasaran Pengendalian Intern... 8

2.1.2 Klasifikasi Pengendalian Intern ... 10

2.1.3 Unsur-Unsur Pengendalian Intern ... 13

2.1.4 Sifat Pengendalian Intern... 17

2.2 Gaya Kepemimpinan ... 19

2.2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan... 19

2.3 Pengembangan Mutu Karyawan ... 20

2.4 Kecurangan (Fraud) ... 22

2.4.1 Pengertian Fraud ... 22

2.4.2 Faktor Terjadinya Fraud... 24

2.4.3 Karakteristik Pemeriksaan Fraud ... 26

2.4.4 Ruang Lingkup Audit Kecurangan ... 28

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

2.6 Kerangka Konseptual ... 33

2.7 Hipotesis Penelitian ... 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN


(3)

3.6 Jenis Data Dan Sumber Data ... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data... 41

3.8 Metode Dan Teknik Analisi Data ... 42

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 42

3.8.2 Uji Kualitas Data ... 42

3.8.2.1 Uji Validitas ... 42

3.8.2.2 Uji Reliabiltas ... 43

3.8.3 Uji Asumsi Klasik ... 43

3.8.4 Pengujian Hipotesis... 45

3.8.4.1 Koefisien Determinasi... 45

3.8.4.2 Uji Simultan (F-test) ... 46

3.8.4.3 Uji Parsial (t-test) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum RSU.Dr. Pirngadi Medan ... 47

4.1.1 Sejarah Singkat RSU. Dr. Pirngadi Medan ... 47

4.2 Data Penelitian... 51

4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 53

4.4 Analisis Data ... 54

4.4.1 Uji Kualitas Data ... 54

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 54

4.4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

4.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 57

4.4.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 57

4.4.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

4.4.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisditas ... 59

4.5 Hasil Uji Regresi Berganda ... 60

4.6 Hasil Pengujian Hipotesis ... 61

4.6.1 Uji Koefisien Detreminasi (R2) ... 61

4.6.2 Uji F ... 62

4.6.3 Uji t ... 63

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Kecurangan Kesehatan ... 2

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 31

3.1. Indikator Pengukuran Penelitian ... 38

3.2. Scoring Jawaban Kuesioner ... 39

4.1. Data Hasil Kuesioner ... 51

4.2. Karakteristik Responden ... 52

4.3. Statistik Deskriptif ... 53

4.4. Hasil Uji Validitas ... 55

4.5. Hasil Uji Reliabilitas ... 56

4.6. Hasil Uji Normalitas ... 57

4.7. Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

4.8. Hasil Uji Regresi Berganda ... 60

4.9. Hasil Koefisien Detreminasi ... 62

4.10. Hasil Uji F... 62

4.11. Hasil Uji t ... 63


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1. Grafik Kasus Kecurangan Kesehatan ... 2 2.1. Kerangka Konseptual ... 33 4.1. Grafik Scatterplot ... 59


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp. Judul Halaman

1 Kuesioner ... 74

2 Tabulasi Data ... 80

3 Analisis Statistik Deskriptif ... 82

4 Uji Validitas Dan reliabilitas Untuk Variabel X1 ... 83

5 Uji Validitas Dan reliabilitas Untuk Variabel X2 ... 84

6 Uji Validitas Dan reliabilitas Untuk Variabel X3 ... 85

7 Uji Validitas Dan reliabilitas Untuk Variabel Y... 86

8 Hasil Uji Normalitas ... 87

9 Hasil Uji Multikolinearitas... 88

10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 89

11 Hasil Uji Hipotesis ... 90

12 Tabel Distribusi F ... 92


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan

8 90 120

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

0 2 101

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

2 13 96

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

4 12 11

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 6

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 24

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

1 4 2

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Intern, Gaya Kepemimpinan, Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi Pada RSU. Dr. Pirngadi Medan

0 0 21

Pengaruh Pengendalian Intern Bidang Akuntansi, Mutu Karyawan dan Kesesuaian Kompensasi Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Pengolahan Air Minum Swasta di Jakarta

0 0 11