Pengaruh Weekend Effect terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pasar Modal
Pada umumnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Perbedaan
pasar modal dengan pasar yang lain adalah dalam hal komoditas yang
diperdagangkan.
Pasar modal dapat didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities,maupun perusahaan swasta (Suad,1998:155).
Pasar modal adalah pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat
di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Bursa efek dalam arti
sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk
mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui
wakil-wakilnya (Tandelilin,2001:150)
Pasar Modal yaitu pasar keuangan yang mentransaksikan sekuritas (surat
berharga)


yang

memiliki

waktu

jatuh

tempo

lebih

dari

satu

tahun

(Mangani,2009:80). Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat pasar modal ialah
(Samsul,2006:65) :


18
Universitas Sumatera Utara

1. Sudut pandang negara
Pasar modal bertujuan untuk menggerakkan perekonomian suatu negara
melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara memiliki
kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak
harus memiliki perusahaan sendiri.
2. Sudut pandang emiten
Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal.
Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang
lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal.
Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik daripada meningkatkan modal
pinjaman, khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam di
era globalisasi.
3. Sudut pandang masyarakat
Pasar modal adalah sarana masyarakat untuk menginvestasikan
uangnya.


Investasi

yang

semula

dilakukan

dalam

bentuk

deposito,emas,tanah atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk
saham dan obligasi. Jika pasar modal itu berjalan dengan baik,jujur,
pertumbuhannya stabil dan harganya tidak terlalu bergejolak, maka sarana
itu akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.

19
Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Saham
“Saham (stock) adalah merupakan surat berharga yang menunjukkan
kepemilikan

seseorang

atau

badan

terhadap

suatu

perusahaan”

(Syahyunan,2013:200). Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan
atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan menerbitkan
saham suatu perusahaan,maka investor akan mempunyai hak terhadap
pendapatan dan kekayaan perusahaan,setelah dikurangi dengan pembayaran

semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas
yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal (Tandelilin,2001:18).
Menurut Jogiyanto (2000:53) ada 2 jenis saham, yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferen stock).
a. Saham biasa (common stock)
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham
ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang
saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada
managemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik
perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu:
1. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi.
Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol
siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat

20
Universitas Sumatera Utara

melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto pada tindakantindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
2. Hak menerima pembagian keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan,pemegang saham biasa berhak
mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba
dibagikan,sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan.
Laba yang ditahan ini (retained earnings) merupakan sumber dana intern
perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen.
Keputusan perusahaan membayar dividen atau di tidak dicerminkan
dalam kebijaksanaan dividennya (dividen policy). Jika perusahaan
memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua
pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian
dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayarkan dividen untuk saham preferen.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan
direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk
mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemengang
saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam
pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada
tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegan saham.
3. Hak preemtive

21

Universitas Sumatera Utara

Hak preemtive (preemtive right) merupakan hak untuk mendapatkan
presentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan
akibatnya presentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan
turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham yang
lama untuk membeli tambahan saham yang baru,sehingga presentasi
kepemilikannya tidak berubah. Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan
yang pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham
lama. Tujuan kedua dari hak ini adalah untuk melindungi pemegang
saham lama dari nilai yang merosot.
b. Saham preferen (preferren stock)
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi
(bond) dan saham biasa.
a. Karakteristik saham preferen
• Preferen terhadap dividen
Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima
dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa dan

juga memberikan hak dividen kumulatif

yaitu memberikan hak

kepada pemegang saham kepada pemegangnya untuk menerima
dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum
pemegang saham biasa menerima dividennya.

22
Universitas Sumatera Utara

• Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva
perusahaan dibandingkan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada
saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi
adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua
dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif.
b. Jenis-jenis saham preferen



Convertible preferred stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa,

beberapa saham preferen menambah bentuk didalamnya yang
memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan
saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.


Callable preferred Stok
Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak

kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali
saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa yang
akan datang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya
lebih tinggi dari nilai nominalnya sahamnya.


Floating atau adjustable-rate prefered stock (ARP)

Saham ini merupakan inovasi baru di Amerika Serikat yang

diperkenalkan tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar
dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung
dari tingkat return dari sekuritas Treasury bill. Saham preferen tipe

23
Universitas Sumatera Utara

baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk
investor yang mempunyai kelebihan kas.

2.1.3 Harga Saham
Harga saham dapat diartikan sebagai nilai bukti penyertaan modal pada
perseroan terbatas yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana saham
tersebut telah beredar. Oleh sebab itu saham (stock atau share) berfungsi sebagai
tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas.
Menurut Belkoui (2002) harga saham adalah nilai dari pernyataan dan
kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Harga saham yang terjadi pada
pasar modal efisien merupakan refleksi dari semua informasi yang telah
dipublikasikan dan terjadi pada keseimbangan yang berkelanjutan. Hal ini berarti

bahwa harga saham tersebut adalah sama dengan nilai intrinsik dari saham
tersebut di setiap waktu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa harga saham
mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para
pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu berfluktuasi karena dipengaruhi
oleh kekuatan permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham
tersebut di pasar modal. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan pada
suatu bursa efek menggambarkan tingkat kepercayaan para investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Berdasarkan pendapat dan
penjelasan di atas maka peneliti menjadikan harga saham sebagai variabel

24
Universitas Sumatera Utara

independen dalam penelitian ini sebagai variabel yang sangat mempengaruhi
tingkat return saham ketika saham tersebut dijual kembali ke pasar modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal yaitu seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Faktor Eksternal dan Internal yang mempengaruhi harga saham
Batasan Eksternal:
1. Undang-undang Antitrust
2. Peraturan Lingkungan
3. Peraturan keamanan produk dan
tempat kerja
4. Peraturan praktik ketenagakerjaan
5. Kebijakan federal reserve
6. Peraturan internasional
7. Dan seterusnya

Batasan Internal:
Keputusan kebijakan strategis yang
dikendalikan oleh manajemen :
1. Jenis produk dan jasa yang
dihasilakan
2. Metode produksi yang digunakan
3. Usaha penelitian dan
pengembangan
4. Penggunaan pendanaan melalui
utang secara relatif
5. Kebijakan dividen
6. Dan seterusnya

Sumber : Birgham dan Houston (2006:32)

Gambar 2.1 menunjukkan faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah
keputusan deviden, struktur permodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada,
resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain
2.1.4 Return Saham
Harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan
kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi yang
dilakukan yang disebut dengan return ( Tandelilin,2001:75).

25
Universitas Sumatera Utara

Apabila investasi diartikan sebagai kepemilikan aset,maka tingkat
pengembalian investasi diartikan sebagai Rate of Return. Untuk mengetahui
rate of return hal yang harus diketahui adalah :




Nilai awal investasi modal
Pendapatan bersih dari nilai awal investasi

Secara matematis, return dapat dijabarkan dalam rumus berikut :

Return =

Keterangan :
Pt = harga saham pada periode t
Pt-1= harga saham sebelum periode t-1
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Yield
Merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita
berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield
ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya
jika kita membeli saham , yield ditunjukkan dari besarnya dividen yang
kita peroleh.

26
Universitas Sumatera Utara

Menurut Jogyianto (2000:86) return total dapat dinyatakan sebagai
berikut:

+ Yield

Return total =

2. Capital Gain/loss
Merupakan komponen kedua return merupakan kenaikan (penurunan)
harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka
panjang) yang memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam
kata lain, capital gain/loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga
sekuritas.
2.1.5 Hipotesis pasar efisien
Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan
yang menarik dan cukup controversial di bidang keuangan.
Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam
hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia
baik informasi di masa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun
informasi yang bersifat saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun
ini),serta informasi yang bersifat sebagai pendapat /opini rasional yang
beredar

di

pasar

yang

bisa

mempengaruhi

perubahan

harga

(Tandelilin,2000:75). Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk
tercapainya pasar yang efisien, yaitu :

27
Universitas Sumatera Utara

1.

Ada banyak

memaksimalkan

investor
profit.

yang rasional

Investor-investor

dan

berusaha untuk

tersebut

secara

aktif

berpartisipasi di pasar dengan menganalisis,menilai dan melakukan
perdagangan saham. Disamping itu, mereka juga merupakan price taker
sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu
mempengaruhi harga sekuritas.
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang
sama dengan cara yang murah dan mudah.
3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga
harga sekuritas akan berubah dengan perubahan nilai sebenarnya akibat
informasi tersebut.
Menurut Fama (1970) , hipotesis pasar efisien diklasifikasikan ke dalam
3 bentuk yaitu :
1. Efisien dalam bentuk lemah (weak form) yaitu semua informasi di
masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk
sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut seperti harga dan
volume perdagangan di masa lalu tidak bisa lagi digunakan untuk
memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang, karena sudah
tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak
akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa yang akan datang

28
Universitas Sumatera Utara

dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam
analisis teknikal.
2. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong) merupakan bentuk
efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga
pasar di samping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume
perdagangan masa lalu) juga dipengaruhi semua informasi yang
dipublikasikan

(seperti

earning,dividen,pengumuman

stok

split,

penerbitan saham baru dan kesulitan keuangan yang dialami
perusahaan). Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini,
investor tidak dapat berharap return abnormal jika strategi perdagangan
yang

dilakukan

hanya

didasari

oleh

informasi

yang

telah

dipublikasikan.
3. Efisien dalam bentuk kuat (strong form). Pasar efisien dalam bentuk
kuat ,semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan,
sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien
kuat seperti ini tidak akan ada seorang pun investor yang bisa
memperoleh return abnormal.
Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara
keputusan. Banyak faktor juga yang bisa mempengaruhi agar pasar
dapat menjadi efisien. Kecanggihan informasi dan pengambilan
keputusan yang tepat adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan
dalam menganalisa kondisi pasar yang efisien. Ketersediaan informasi

29
Universitas Sumatera Utara

saja tidak menjamin pasar akan efisien. Perbedaannya adalah jika
efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan sebuah
faktor saja yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara
keputusan mempertimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan
informasi dan pelaku pasar.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien yaitu
sebagai berikut :
1. Investor adalah penerima harga (pricetakers),yang berarti bahwa
sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi
harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh
banyak investor yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini
dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar
institusi-institusi dan individual-individual rasional yang mampu
mengartikan dan menginterpretasikan informasi dengan baik untuk
digunakan menganalisis, menilai dan melakukan transaksi pembelian
atau penjualan sekuritas bersangkutan.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat
yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut
murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio,koran
atau media massa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima
pada saat yang bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga dari
informasi tersebut juga relatif sangat murah untuk diperoleh oleh

30
Universitas Sumatera Utara

publik. Umumnya pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut
melalui surat kabar atau majalah tersebut. Bahkan informasi tersebut
dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh pelaku pasar dengan
mendengarkan lewat radio menjadi pemirsa televisi.
3.

Informasi

dihasilkan

secara

acak

(random)

dan

tiap-tiap

pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya.
Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor
tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi
baru.
4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan
cepat sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya
mencermikan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang
baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan individuindividu

yang

canggih

yang

mampu

memahami

dan

menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.
Sebaliknya jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan
pasar tidak efisien dapat terjadi. Dengan demikian, pasar dapat menjadi
tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut terjadi :
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi
harga dari sekuritas.
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak
seragam antara pelaku pasar yang satu dengan lainnya terhadap suatu

31
Universitas Sumatera Utara

informasi yang sama. Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi
tidak merata sehingga ada sebagian pelaku pasar yang menerima
informasi tepat waktunya, sebagian menerima informasi dengan
terlambat dan sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali.
Kemungkinan lain dari kondisi ini adalah pemilik informasi memang
tidak berniat untuk menyebarkan informasinya untuk kepentingan
mereka sendiri. Kondisi seperti ini yaitu sebagian pelaku pasar
mempunyai informasi dan sebagian tidak mempunyainya desebut
dengan informasi yang tidak simetris (information asymetric). Mereka
punya akses privat terhadap informasi dan menggunakannya untuk
bertransaksi disebut dengan insider trader.
Perdagangan sekuritas yang menggunakan informasi privat ini disebut
dengan insider trading yang merupakan kegiatan yang melanggar
hukum,

karena

merugikan

pelaku

pasar

lainnya

yang

tidak

mendapatkan informasi bersangkutan. Insider trader merupakan orangorang yang mempunyai akses privat ke sistem informasi, seperti
misalnya manager-manager di dalam perusahaan emiten yang lebih tahu
persis tentang informasi perusahaannya dibandingkan dengan orang lain
yang di luar perusahaan.
3. Informasi yang disebarkan dapat diperdiksi dengan baik oleh
sebagian pelaku-pelaku pasar.

32
Universitas Sumatera Utara

4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investors)
dan tidak canggih (unsophisticated investors). Untuk pasar yang tidak
efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara
lugas (naive fashion), karena mereka mempunyai kemampuan yang
terbatas di dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang
diterima. Karena mereka tidak canggih, maka seringkali mereka
melakukan keputusan yang salah yang akibatnya sekuritas bersangkutan
dinilai secara tidak tepat. Seringkali untuk informasi-informasi yang
harus diinterpretasikan tampaknya tersesat oleh informasi tersebut
(Jogiyanto,2000:284).
2.1.6 Anomali Pasar
Anomali pasar (market anomalies) muncul pada semua bentuk pasar
efisien, baik bentuk lemah,semi kuat maupun kuat. Anomali pasar adalah
suatu kejadian/peristiwa yang dapat dieksploitasi untuk menghasilkan
abnormal return/profit (levy dalam gumanti,2011:120). Keempat anomali
itu adalah :
1. Anomali perusahaan (firm anomalies) muncul akibat adanya
karakter khusus dari perusahaan. Contohnya, perusahaan kecil
setelah disesuaikan dengan resiko lebih besar memberikan return
dibandingkan perusahaan besar sehingga mempengaruhi keputusan
investor untuk lebih cenderung membeli saham perusahaan kecil.

33
Universitas Sumatera Utara

2.

Anomali musiman (season anomalies) sangat tergantung pada

waktu. Menyebutkan bahwa harga saham perusahaan yang berbasis
musiman seperti perusahaan perdagangan konveksi akan cenderung
mengalami peningkatan pada hari-hari dimana musim sedang ramai.
Salah satunya adalah calendar anomalies yang merupakan salah satu
anomali dalam kategori time series anomalies yang disebabkan
karena adanya imbal hasil yang tidak wajar pada periode tertentu.
Didalam calendar anomalies dikenal weekend effect, holiday effect
dan monthly effect seperti december effect,january effect dan lainnya
(sean cleary et al dalam sanjoko 2013). Weekend effect adalah
merupakan suatu pengaruh akhir minggu yang mengakibatkan
adanya gejala yang menunjukkan bahwa return saham hari jumat
akan lebih tinggi dibanding hari-hari perdagangan lainnya,
sebaliknya hari senin akan menunjukkan return yang lebih rendah
(Tandelilin,2001:200).
3. Anomali peristiwa (even anomalies) terjadi bilamana harga
mengalami perubahan setelah adanya suatu kejadian atau peristiwa
yang mudah teridentifikasi. Misalnya, pengumuman pencatatan
saham.
4. Anomali akuntansi (accounting anomalies) adalah perubahan harga
saham akibat dikeluarkannya informasi akuntansi. Contohnya,
informasi kenaikan laba perusahaan lebih dari yang telah
diprediksikan.

34
Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Weekend Effect
Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar
begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda. Peristiwa corporate action, seperti split, right,
issue, waran, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai
pengaruh terhadap harga saham tetapi lamban. Peristiwa insidentil, yaitu
yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktuwaktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Investor
yang banyak memperlajari dampak suatu peristiwa terhadap harga saham
akan bertindak cepat dalam mengambil keputusan jual atau beli saham
begitu peristiwa terjadi (Samsul, 2006:274).
Weekend effect adalah sebuah fenomena pasar keuangan yang
merupakan bagian dari anomali musiman di mana pendapatan saham
pada hari senin secara signifikan sering lebih rendah dibandingkan hari
jumat sebelumnya. Beberapa teori yang menjelaskan pengaruh atribut
kecenderungan bagi perusahaan untuk merilis berita buruk pada hari
jumat setelah pasar dekat dengan harga tertekan pada hari senin. Dan
secara psikologis, para investor memiliki kecenderungan tersendiri ketika
akan memulai pada awal pekan dan mengakhirinya pada akhir pekan.
2.1.8 Analisis Teknikal
Dalam pendekatan teknikal ini dinyatakan bahwa, investor adalah
makhluk irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan perilaku

35
Universitas Sumatera Utara

sekelompok masa (mass behaviour). Seorang individu yang tergabung ke
dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya tetapi
sering kali melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga
saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran
dan permintaan yang merupakan manifestasi dari kondisi psikologi
pemodal.
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga
saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume
perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham
cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada
masa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang.
Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi
di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para pelaku pasar modal di
Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan informasi tersebut untuk meraih
keuntungan dari investasi mereka. Pada titik ekstrim seorang teknikalis
tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan. Sepanjang dia membeli
pada saat harga rendah dan menjual pada saat harga tinggi maka akan
memperoleh keuntungan, tidak peduli apakah saham yang dibeli dari
perusahaan yang untung atau perusahaan yang menderita kerugian.
Keputusan analisis teknikal dalam menjual atau membeli saham
didasari oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu.
Informasi data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola
perilaku saham di masa akan datang.

36
Universitas Sumatera Utara

Dengan mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke
dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di
masa yang akan datang maka para analis teknikal berpendapat kalau
segala sesuatu yang terjadi di pasar baik itu kondisi ekonomi, sosial,
politik, budaya dan lain-lain itu sudah tercermin pada harga yang
terbentuk dari transaksi antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply), selain itu harga juga selalu bergerak di dalam trend (naik, turun
atau sideways) dan selalu berulang dari waktu ke waktu. Pada intinya
analisa teknikal adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai
alat utama. Levy (1966) dalam Tandelilin (2001:248), mengemukakan
beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut :
1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan
penawaran.
2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor,
baik faktor rasional maupun faktor tidak rasional. Faktor-faktor
tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental
serta faktor-faktor seperti opini yang beredar, mood investor dan
ramalan-ramalan investor.
3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara
keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama
jangka waktu relatif panjang. Trend perubahan harga dan nilai pasar
dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan

37
Universitas Sumatera Utara

penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan bisa dideteksi dengan
melihat diagram reaksi pasar.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sularso,Suyono dan Rahmawanto pada
tahun 2013 dengan judul “Analisis Monday dan Weekend Effect pada Saham
Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui perbedaan return yang terjadi pada hari Senin sampai
dengan hari Jumat dan untuk mengetahui terjadinya Monday effect pada hari
perdagangan saham yang mengakibatkan return saham negatif pada awal pekan
dan weekend effect yang mengakibatkan return saham tertinggi pada akhir pekan
serta pengaruh secara simultan dan parsial antara hari perdagangan terhadap
return harian saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan uji t
satu sampel,rata-rata hitung dan analisis linier berganda. Hasi penelitian tersebut
membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham
harian pada hari-hari perdagangan dalam satu pekan di Bursa Efek Indonesia,
Monday Effect tidak terjadi karena tidak terjadi return saham negatif pada hari
senin begitu juga dengan Weekend effect karena tidak terjadi return saham
tertinggi hari jumat serta hari perdagangan berpengaruh secara parsial yang
berpengaruh signifikan terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia
adalah hari jumat. Secara bersama-sama terdapat pengaruh hari perdagangan
terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia.

38
Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiaji pada tahun 2013 dengan judul
“Pengujian The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect
Terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian
tersebut menguji perubahan dari anomali pasar yaitu The Day Of The Week Effect,
Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap return saham di Bursa Efek
Indonesia. Alat analisis yang digunakan ialah Kruskall Wallist Test, Wilcoxon
right side test dan left right side. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa The
Day of The Week Effect dan Week Four Effect terjadi di Bursa Efek Indonesia
sedangkan Rogalsky Effect tidak terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi Ariyeani pada tahun 2012 dengan
judul “Efek Anomali Pasar terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut adalah meneliti lebih lanjut mengenai
anomali pasar yaitu the day of the week effect, week four effect dan rogalsky effect
untuk memberikan gambaran kepada para investor bagaimana anomali pasar yang
mungkin terjadi. Alat analisis yang digunakan ialah analisis ANOVA,one sample
T-Test dan independent sample T-Test. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
tidak terbukti terjadi the day of the week effect,week four effect dan rogalsky effect
hal tersebut terjadi karena periode yang menjadi objek penelitian sangat singkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Winda pada tahun 2011 dengan judul
“Pengaruh Weekend Effect Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan abnormal
return yang signifikan akibat adanya Weekend Effect. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

39
Universitas Sumatera Utara

adanya perbedaan abnormal return diakibatkan oleh Weekend Effect faktor
penyebabnya adalah menjelang hari terakhir hari perdagangan ada pengaruh
investor mendapatkan bad news dan good news sehingga mempengaruhi perilaku
mereka.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Nur Azlina pada tahun 2009 dengan judul
“Pengaruh The Monday Effect terhadap Return Saham JII di Bursa Efek
Indonesia”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh the
Monday effect terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan return pada hari senin
berbeda dengan hari perdagangan lainnya dan dipengaruhi oleh hari jumat minggu
sebelumnya.

Tabel 2.1
Ringkasan Peneliti Terdahulu
NO Peneliti

Judul Penelitian

1

Analisis Monday dan Weekend
Effect terhadap Return Saham
pada Perusahaan LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia

Sularso
(2013)

Variabel Penelitian
-

2

Lutfiaji
(2013)

The Day Of The Week Effect,
Week Four Effect dan Rogalsky
Effect terhadap Return Saham
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

-

-

Hasil Penelitian

Monday
Effect
Weekend
Effect
Return
Saham

Terdapat
perbedaan
yang signifikan return
saham pada hari-hari
perdagangan tetapi tidak
terjadi Monday maupun
Weekend Effect dalam
periode
penelitian
tersebut.
The Day Of Fenomena The Day Of
The
Week The Week Effect, Week
Effect
Four Effect terjadi pada
Week Four saham LQ 45 di BEI
Effect
periode 2012 sedangkan
Rogalsky
fenomena
Rogalsky
Effect
Effect tidak terjadi pada

40
Universitas Sumatera Utara

3

Pratiwi
(2012)

Efek Anomali Pasar terhadap
Return Saham LQ 45 di Bursa
Efek Indonesia

-

4

5

Winda
(2011)

Nur
Azlina
(2009)

Pengaruh
Weekend
Effect
Terhadap Return Saham di
Bursa Efek Indonesia

-

Pengaruh The Monday Effect
terhadap Return Saham JII di
Bursa Efek Indonesia

-

-

-

Return
Saham
The Day Of
The
Week
Effect
Week Four
Effect
Rogalsky
Effect
Return
Saham
Weekend
Effect
Return
Saham

saham LQ 45 di BEI
periode 2012.
Tidak
terbukti
terjadinya The Day Of
The Week Effect,Week
Four
Effect
dan
Rogalsky Effect pada
Return Saham periode
penelitian juni 2008
sampai juni 2011

Monday
Effect
Return
Saham

Terjadi Monday Effect
yang membuat return
berbeda dengan hari
perdagangan
lainnya
dan dipengaruhi oleh
hari
jumat
minggu
sebelumnya.

Penelitian
ini
menunjukkan terjadinya
weekend Effect yang
mengakibatkan adanya
abnormal return yang
signifikan pada peride
penelitian
pada
February hingga
Desember 2009.

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan
suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu
masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang
telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 2.2

41
Universitas Sumatera Utara

Weekend Effect

Senin (X1)

Rendah

Jumat (X2)

Uji beda

Tinggi

Return Saham (Y)

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Weekend Effect yang terjadi di pasar saham ditandai dengan adanya
penarikan return saham yang tinggi di akhir minggu yaitu pada hari jumat dan
rendah di awal minggu yaitu hari senin.
2.4 Hipotesis
Menurut Erlina (2011:84) hipotesis merupakan penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Adanya perbedaan return yang terjadi pada hari senin dan hari jumat.
H2 : Terjadi Efek Akhir Pekan (Weekend Effect) yaitu return saham pada hari
senin yang menunjukkan return terendah (negatif) dengan return saham hari
jumat yang menunjukkan return tertinggi (positif)

42
Universitas Sumatera Utara