Pengujian Anomalia Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan Pada Return IHSG, LQ-45 Dan JII Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Peraode Tahun 2006-2007

(1)

PENGUJIAN ANOMALI POLA HARIAN DAN EFEK AKHIR PEKAN PADA RETURN IHSG, LQ-45 DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI) PERIODE TAHUN 2006 – 2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

DEDEN ABDUL HOLIQ 104081002569

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/2008 M


(2)

PENGUJIAN ANOMALI POLA HARIAN DAN EFEK AKHIR PEKAN PADA RETURN IHSG, LQ-45 DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh:

DEDEN ABDUL HOLIQ NIM : 104081002569 Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi NIP : 150 317 955 NIP : 150 368 746

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429H/2008M

PENGUJIAN ANOMALI POLA HARIAN DAN EFEK AKHIR PEKAN PADA RETURN IHSG, LQ-45 DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh:

DEDEN ABDUL HOLIQ NIM : 104081002569 Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi

NIP : 150 317 955 NIP : 150 368 746

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP : 131 474 891


(3)

Hari ini Selasa tanggal 10 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Deden Abdul Holiq NIM : 104081002569 dengan judul : Pengujian Anomali Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan Pada Return IHSG, LQ-45 Dan JII Di Bursa Efek Indonesia Memperhatikan penampilan tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2008 Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Herni Ali HT, SE, MM

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Deden Abdul Holiq, SE

Tempat dan Tanggal Lahir : Ciamis, 24 April 1985

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Belum Menikah Kesehatan : Sangat Baik

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Mawar II No.50A Rt.002 Rw.014 Kelurahan Bintaro Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan 12330 Telephon : 0852-1790-0599, 021-91474024

Email : dens_uin@yahoo.co.id

Latar Belakang Pendidikan Formal :

1993 – 1998 : MI Raudlatul Muta’alimien Ciamis 1998 – 2001 : MTsN Kawunglarang Ciamis 2001 – 2004 : MAN 2 Ciamis

2004 – 2008 : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) Jurusan Manajeman, konsentrasi Keuangan dan Pasar Modal, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Non Formal :

2007 : Pelatihan Operasional Perbankan di UIN Jakarta 2008 : Kursus Bahasa Inggris di JIMS, Jakarta

Pengalaman Organisasi

2005 – 2007 : Organisasi Komunitas Mahasiswa Galuh Ciamis 2006 – 2007 : Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa 2006 – 2007 : Organisasi Forum Silaturahmi Anbim Alumni

(FSAA) Orbit

2006 – 2007 : Organisasi Ikatan Penerima Beasiswa di BAZIS. Seminar


(5)

2006 : Lawan Dolar dengan Dinar, Jakarta 31 Mei 2006 2007 : Urgensitas perekonomian syari’ah, UIN, 29 Mei 2007 2007 : Visit to Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 29 Maret 2007 Pengalaman Kerja

1. Praktek Kerja Lapangan :

Praktek Kerja di PT.SPRINT KONSULTAN, Jakarta Periode : Agustus 2007 – Oktober 2007

Tujuan : Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Posisi : Accounting

2. Mentor di Bimbingan Belajar GEMILANG, Tangerang Periode : 2005 – 2006

3. Mentor di Bimbingan Belajar MEC, Tangerang Periode : 2007 – Sekarang

ABSTRACT

Day of the week effect is an anomaly which explain that stock return rates a day is different in a week. In many countries, the return stock on Monday is lower than another days is significantly. In my research it would be explained about day of the week effect and weekend effect on IHSG return, LQ-45 and JII in Indonesia Stock Exchange period on 2006-2007. The goal of this research is to prove, whether IHSG return, LQ-45 and JII have got on anomaly on day of the week effect and weekend effect. Where it could be proved by account the three of them. If the return rates on Monday is lower or negative and there is some difference of return rates on Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, and Friday, so for this anomaly is really happen in Indonesia Stock Exchange (BEI). For the hypothesis of examination is used by test of one sample t-Test and test of Kruskal-Wallis. The result of this research is found anomaly in one of the day of the week effect at Indonesia stock exchange.


(6)

ABSTRAK

Day of the week effect merupakan anomali yang menerangkan bahwa rata-rata return saham perhari tidak sama dalam seminggu. Dibanyak Negara rata-rata-rata-rata

return hari Senin lebih rendah dari pada hari lainnya secara signifikan. Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai day of the week effect dan weekend effect

pada return IHSG, LQ-45 dan JII periode tahun 2006-2007. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah return pada IHSG, LQ-45 dan JII juga mengalami anomali day of the week effect dan weekend effect. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menghitung return ketiganya. Apabila rata-rata return hari Senin lebih rendah atau negatif dan apabila ada perbedaan rata-rata return hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat, maka anomali ini benar-benar terjadi pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji One sample t-Test dan uji Kruskal- Wallis. Hasil penelitian menemukan terdapat anomali pola harian dan efek akhir pekan pada Bursa Efek Indonesia.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan pada baginda nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul “Pengujian Anomali Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan Pada Return IHSG, LQ-45 Dan JII Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2006 – 2007” Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu anugerah dari banyaknya nikmat yang telah Dia berikan. Selesainya skripsi ini juga tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang semoga selalu dikasihi oleh Allah SWT.

1. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral, spiritual, maupun material pada penulis. Kasih sayang mereka yang teruntai begitu indah dan tulus menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis dalam menjalani hidup.

2. Bapak Drs. Mohammad Faisal Badroen, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembantu Dekan Bid. Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan, dan meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini.


(8)

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, MSi, selaku pembimbing II yang selalu memberikan petunjuk secara cerdas dalam membimbing penulis sehingga terselesaikan juga skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar di bangku kuliah. Kepada seluruh staff bagian Akademik dan Keuangan, serta staff Perpustakaan, terima kasih atas segala bantuannya.

7. Special thanks to teman-teman terbaik dan teman-teman seperjuangan yang bersama-sama berjuang dan saling membantu untuk menyelesaikan skripsi ini Desi, Rini, Wihda, dan Eni Iriyanti thanks for our friendship. Kalian yang memberiku semangat untuk tidak menyerah sampai disini dan yang mengajakku untuk melihat kembali bahwa hidup itu indah. Buat, Adi, Dede, Widodo, Fandi dan Rahman You’re the best. Terima kasih sudah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan pelajaran yang paling berharga.

Semoga mereka semua mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan selalu dijaga dan dilindungi serta benar-benar menjadi orang yang dikasihi dan disayangi oleh Allah SWT. Tiada balasan apapun yang dapat penulis berikan selain doa.

Penulis sangat menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar bisa lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Amiin.

Jakarta, September 2008 Deden Abdul Holiq (Penulis)


(9)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Perumusan Masalah ... 12

D. Tujuan Penelitian ... 13

E. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anomali Pasar ... 15

1. Pengertian Anomali... 15

2. Jenis Anomali... 16

3. Pola Harian dan Efek Akhir Pekan ... 20

4. Return... 22

a. Pengertian return ... 22

b. Bentuk return ... 23

c. Rumus menghitung return... 23

5. Indeks Harga Saham ... 24

6. Indeks IHSG... 26

7. Indeks LQ-45 ... 28

8. Jakarta Islamic Indeks ... 29


(10)

a. Pengertian Pasar Modal ... 36

b. Manfaat Pasar Modal ... 37

10.Bursa Efek ... 42

a. Pengertian Bursa Efek ... 42

b. Tugas Bursa Efek ... 43

B. Penelitian sebelumnya... 44

C. Kerangka Pemikiran... 49

D. Perumusan Hipotesis... 52

1. Hipotesis untuk IHSG ... 52

2. Hipotesis untuk LQ-45... 52

3. Hipotesis untuk JII ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 53

B. Metode Penentuan Sampel... 53

C. Metode Pengumpulan Data ... 53

D. Metode Analisis ... 54

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia ... 59

1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ... 59

2. Lembaga-lembaga yang Terlibat di Bursa Efek Indonesia ... 62

B. Hasil dan Pembahasan ... 64

1. Penghitungan return... 64

a. Hasil analisis perhitungan return pada IHSG ... 69

b. Hasil analisis perhitungan return pada LQ-45 ... 69

c. Hasil analisis perhitungan return pada JII ... 70

2. Pengujian Sampel yang digunakan ... 70

a. Uji normalitas data untuk indeks IHSG ... 70

b. Uji normalitas data untuk indeks LQ-45... 72


(11)

3. Pengujian Hipotesis... 75

a. Uji One Sample t-Test... 75

b. Uji Kruskal-Wallis ... 75

c. Perumusan Hipotesis... 75

d. Pengambilan Keputusan... 78

e. Hasil pengujian hipotesis I pada IHSG ... 79

f. Hasil pengujian hipotesis I pada indeks LQ-45 ... 83

g. Hasil pengujian hipotesis I pada indeks JII... 86

h. Hasil pengujian hipotesis II... 90

1) Hasil pengujian hipotesis II pada IHSG... 90

2) Hasil pengujian hipotesis II pada LQ-45 ... 93

3) Hasil pengujian hipotesis II pada JII... 95

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 100

B. Implikasi dan Keterbatasan ... 101

1. Implikasi... 101

2. Keterbatasan... 102 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal). Pasar Modal memiliki peran yang sangat besar bagi perekonomian suatu Negara, karena Pasar Modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua pihak yang saling berkepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana ( Investor) dan yang memerlukan dana (yaitu issuer; pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya Pasar Modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return).

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001 : 2), perkembangan ekonomi di suatu Negara secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan Pasar Modal di Negara yang bersngkutan, karena Pasar Modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar Modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya Pasar Modal maka investor dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh mbalan (return)


(13)

sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar Modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena Pasar Modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh

return bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, Pasar Modal harus bersifat likuid dan efisien. Menurut Jogiyanto (2003 : 12) suatu Pasar Modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga secara cepat. Pasar Modal dikatakan efisien jika harga dan surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.

Menurut Agus Sukarno (2004:53) perkembangan penelitian Pasar Modal akhir-akhir ini banyak yang mengarah pada penelitian-penelitian tentang hipotesis efisiensi pasar modal. Penelitian ini mengamati dan mengukur reaksi pasar terhadap munculnya suatu informasi baru yang berupa informasi bagus ataupun informasi buruk. Pada pasar modal efisien informasi yang baru yang masuk akan direspon secara cepat dan tepat yang tercermin dalam harga saham.

Masyarakat ataupun investor yang mempunyai kelebihan dana, mempunyai banyak pilihan untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan-perusahaan yang disukainya serta dalam instrumen yang sesuai dengan tujuan investasi. Dalam melakukan keputusan investasi seorang investor akan selalu berhadapan dengan berbagai alternatif. Memilih berinvestasi dengan membeli sekuritas dengan pendapatan yang tetap seperti


(14)

obligasi, deposito atau memilih berinvestasi pada Pasar Modal dengan membeli saham-saham perusahaan di Bursa Efek.

Return saham terdiri dari dividen dan selisih harga beli dan harga jual (capital gain/loss). Capital gain/loss diperoleh dari fluktuasi harga saham yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat makro dan mikro. Investor dalam melakukan investasi saham hendaknya tidak hanya mempertimbangkan besar pendapatan saham yang diperoleh dalam jangka pendek, tetapi juga variabilitas pendapatan saham tersebut dalam jangka panjang. Variabilitas pendapatan saham inilah yang disebut dengan risiko investasi saham. Dalam berinvestasi seorang investor tidak dapat mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh. Setiap investasi mengandung risiko, besarnya risiko pada investasi saham berbeda dengan risiko pada investasi lainnya. Risiko investasi dalam saham menyangkut keamanan nilai pokok investasi dan kepastian memperoleh return.

Menurut I Made Sudana & Miranda Janiarti (2000), pemodal yang rasional selalu menghindari risiko dan apabila risiko yang bersedia ditanggung semakin besar maka pemodal akan mengharapkan pendapatan yang semakin besar. Ukuran risiko yang biasanya digunakan adalah Standar Deviasi/Varians. Standar deviasi tingkat keuntungan yang semakin besar menunjukkan fluktuasi keuntungan yang semakin besar.

Para Investor pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas dalam melakukan investasinya, sehingga setiap informasi yang relevan akan


(15)

dicerminkan dalam harga-harga sekuritas. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien Pasar Modal tersebut. Pasar Modal yang efisien artinya pada Pasar Modal tersebut harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Dengan demikian pada Pasar Modal yang efisien akan sangat sulit bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan di atas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di Pasar Modal tersebut.

Secara formal Pasar Modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin dalam harga sekuritas semakin efisien Pasar Modal tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit atau bahkan hampir tidak mungkin bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan di atas normal, secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di Bursa Efek.

Pasar Modal yang efisien dalam perubahan harga sahamnya mengikuti pola randomwalk, ini berarti bahwa perubahan harga diwaktu yang lalu tidak bisa digunakan untuk memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan datang. Taksiran terbaik harga besok pagi adalah harga hari ini. dengan kata lain, konsep Pasar Modal yang efisien umumnya dipercaya oleh kalangan akademisi, tetapi tidak untuk kalangan keuangan. Hal ini ditunjukan dari banyaknya saran-saran untuk melakukan investasi yang didasarkan atas pengamatan atas perilaku perubahan harga saham. Pasar Modal menjadi


(16)

efisien karena persaingan antara para analis investasi akan membuat pasar sekuritas setiap saat menunjukkan harga yang sebenarnya.

Foster (1986) dalam Eni Supratmi (2005) menjelaskan bahwa adanya analis keuangan yang banyak dan persaingan antar mereka akan membuat harga sekuritas wajar dan mencerminkan semua informasi yang relevan. Para analis akan berupaya untuk memperoleh informasi selengkap mungkin, sehingga akan membuat harga sekuritas menjadi wajar. Tentu saja terbuka kemungkinan para analis melakukan kesalahan, tetapi sejauh kesalahan tersebut bersifat independen, maka kesalahan tersebut menjadi kecil dengan banyaknya analis yang melakukan analisa.

Perubahan pada Pasar Modal yang efisien adalah acak (random). Apabila harga-harga selalu mencerminkan semua informasi yang relevan, maka harga-harga tersebut baru berubah apabila informasi baru muncul. Dua tipe analis investasi membantu membuat adanya perubahan harga secara random. Banyak para analis yang mempelajari bisnis perusahaan yang mencoba membuka informasi yang profitabilitas yang akan memberikan informasi baru terhadap harga saham. Persaingan diantara peneliti akan cenderung untuk membuat harga mencerminkan semua informasi yang relevan dan perubahan harga tidak bisa diramalkan.

Penelitian awal tentang Efisiensi Pasar Modal umumnya menunjukkan berlakunya tiga tingkatan pasar yang efisien di berbagai Pasar Modal. Meskipun demikian beberapa penelitian yang lebih akhir menunjukkan adanya berbagai anomali tentang efisiensi Pasar Modal. Pada Pasar Modal yang


(17)

efisien menunjukkan harga-harga saham berubah secara tidak tetap atau mengikuti pola random walk, tetapi penelitian para ahli menemukan adanya anomali (penyimpangan) dari efisiensi pasar tersebut. Anomali-anomali tersebut antara lain day of the week effect atau weekend effect, Januari effect, p/e ratio effect, firm size effect, dan lain-lain. Anomali ini dapat digunakan untuk mendapatkan return abnormal. Salah satu anomali yang menyita perhatian adalah day of the week effect atau sering disebut weekend effect.

Budi Wibowo (Usahawan No. 12 Desember 2004) peneliti pertama yang mengungkapkan adanya weekend effect ini adalah F. Cross pada tahun 1973, dimana dia manyatakan bahwa rata-rata return hari Jumat jauh lebih besar dari pada hari Senin. Pada tahun 1980-an weekend effect merupakan salah satu fenomena yang menjadi topik popular di Bursa Efek Dunia. Penelitian dibeberapa Bursa Efek luar negeri seperti di Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jepang dan Kanada juga menunjukkan adanya return

negatif pada hari tertentu dalam satu minggu yaitu biasanya terjadi pada hari Senin. Sedangkan return yang paling tinggi dalam satu minggu biasanya terjadi pada hari Jum’at.

Kecenderungan adanya return negatif pada hari Senin lebih banyak ditentukan oleh faktor psikologis, dimana faktor tersebut menyebabkan adanya perilaku kurang rasional dan keputusan ekonomi akan banyak dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis dan hasrat (mood) investor. Kecenderungan adanya perilaku kurang rasional pada hari Senin membuat


(18)

return hari Senin secara rata-rata negatif, Gibbon dan Hess (1991) dalam Budi Wibowo (2004).

Weekend effect ini menunjukkan adanya penyimpangan efisiensi dari Pasar Modal. Perubahan harga pada Pasar Modal yang efisien adalah random walk, tetapi dengan adanya anomali weekend effect ini menunjukkan adanya kecenderungan perubahan harga yang sama berdasarkan waktu bukan secara acak. Seperti yang diterangkan dalam konsep pasar yang efisien. Jadi adanya perubahan harga yang teratur berdasarkan waktu ini berarti pemodal dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan laba yang lebih tinggi.

Menurut Levi (1996) dalam Tatang Ary Gumanti dan Farid ma’ruf (2004), anomali merupakan kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi yang menawarkan investor peluang untuk memperoleh abnormal return. Anomali ini muncul pada semua bentuk efisiensi pasar, baik bentuk lemah, semi kuat maupun bentuk kuat. Banyak bukti yang mengkaitkan antara anomali dengan pasar efisien bentuk semi kuat dan perlu diketahui bahwa anomali dapat dieksploitasi untuk menghasilkan abnormal return.

Pengaruh akhir pekan merupakan bagian dari anomali musiman, anomali ini menyebutkan bahwa harga saham cenderung mengalami kenaikan secara rata-rata pada akhir pekan. Penelitian ini mencoba menguji ada tidaknya efek akhir pekan pada bursa saham di Amerika Serikat telah banyak dilakukan. Pada prinsipnya penelitian-penelitian tersebut dimaksudkan untuk menguji hipotesis pasar efisien dengan mencoba membuktikan apakah seseorang mampu memperoleh abnormal return dengan menggunakan strategi


(19)

perdagangan tertentu, yang dalam hal ini perdagangan. Menurut teori pasar efisien sebagaimana yang telah dikemukakan Fama (1970) dalam Tatang Ary Gumanti dan Farid ma’ruf (2004), pada pasar efisien harga sekuritas mencerminkan informasi informasi yang ada dan dalam pasar efisien tidak mungkin bagi seorang investor untuk memperoleh keuntungan (abnormal return) dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu.

Dalam melakukan investasi, seorang investor selalu mengharapkan adanya tingkat keuntungan (return) sebagai imbalan atas dana yang telah ditanamnya dan atas kesediaannya menanggung risiko dalam investasi tersebut. Jones (2000 : 128) dalam Eni supratmi (2005) menjelaskan return is percentage measure relating all cash flow on a security for a given time periode to it purchase price. Menurut Jones disimpulkan bahwa return merupakan suatu pengukuran yang berhubungan dengan arus kas selama periode waktu tertentu terhadap harga pembelian.

Eduardus Tandelilin (2001 : 47) dalam Eni Supratmi (2005) mengatakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Dalam Jogiyanto (2003 : 109) dikatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Adanya pola return yang bersifat musiman terjadi secara konsisten sepanjang periode waktu yang cukup lama membawa pada goyahnya model-model ekspektasi return yang sebelumnya diterima luas seperti CAPM. Para pakar ekonomi keuangan dan investasi harus menarik nafas panjang lagi untuk


(20)

memodifikasi, menyempurnakan bahkan menemukan model baru yang lebih sesuai dengan data-data empirik. Fama (1990) dalam Eni supratmi (2005) mengajukan model pengembangan dari CAPM yang mereka sebut sebagai

three faktor model. Jika CAPM yang memperhitungkan risk premium beserta beta sebagai satu-satunya faktor penentu return. Dalam three faktor model

Fama menambah faktor ukuran (firm Size) dan book to market value sebagai dua faktor tambahan. Dimasukannya dua faktor ini karena ditengarai penyebab pola musiman seperti January effect yang merupakan pola-pola return dari saham-saham dari perusahaan yang berkapitalisasi kecil (small firm effect). Pengujian tingkat efisiensi pasar memang selalu terbentur pada penggunaan model ekspektasi returnnya. Sulit untuk terburu-buru menyimpulkan bahwa pasar tidak efisien karena bisa jadi expected return

modelnya yang tidak akurat. Inilah yang disebut Fama (1990) sebagai test of joint hipotesys yaitu tes dua hipotesis sekaligus yaitu pasar efisien dan model ekspektasi return yang digunakan.

Rogalski (1984) dalam Budi Wibowo (2004) menemukan hal yang menarik yaitu rata-rata return negatif pada hari Senin terjadi selama periode

non trading yaitu dari Friday close sampai Monday open. Dengan cara melakukan dekomposisi return weekend effect yang selama ini diamati oleh para peneliti yang lain dimana weekend return dihitung antara Friday close sampai Monday close. Rogalski membagi return menjadi dua kelompok yaitu non trading weekend return ( Friday close sampai Monday open) dan Monday


(21)

trading hours (Friday close sampai Monday close). Non trading hours

memberikan persentase negatif yang sangat besar.

Riset paling mutakhir menunjukkan bahwa pola weekend effect ini menjadi sangat rendah dan mendekati nol di Bursa Amerika pada periode pengamatan 2002, Schwert (2003) dalam Budi Wibowo (2004). Publikasi yang gencar atas hal ini mendorong investor Amerika Serikat menyesuaikan portofolionya sehingga efek akhir pekan menjadi sirna. Apakah volatilitas juga bersifat musiman (seasonally) seperti return, dimana pada hari tertentu rendah atau tinggi secara signifikan belum banyak dilakukan.

Studi tentang adanya anomali dalam pasar efisien bukan suatu masalah yang baru terjadi, tetapi merupakan masalah lama yang terus diteliti. Anomali dalam pasar saham secara teori cukup menarik karena penelitian menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan (deviations) dari pasar efisien. Penyimpangan-penyimpangan ini secara praktiknya memperbolehkan para investor untuk menaikkan keuntungan dipasar saham. Namun, dalam kenyataannya semua investor tidak ada yang menjamin akan berhasil seratus persen. Diantara anomali-anomali ini adalah pengaruh keuntungan negatif pada salah satu hari dalam seminggu dan pada akhir pekan, Ahmad Rodoni (2004:27).

Adanya anomali pola harian dan efek akhir pekan adalah suatu fenomena di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu, untuk membuktikan fenomena tersebut diperlukan suatu penelitian. Diantara cara yang dapat dilakukan untuk membuktikan adanya anomali pola harian dan efek akhir


(22)

pekan tersebut, dengan melihat perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan, return hari Senin secara signifikan negatif, sedangkan return hari lain positif.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pola harian dan efek akhir pekan. Adapun alasan penulis menggunakan pola tersebut karena penelitian terhadap pola harian dan efek akhir pekan belum banyak dilakukan. Selain itu, penulis juga menggunakan data dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai market indeks, indeks LQ-45 yang mencerminkan 45 saham yang paling likuid perdagangannya di Bursa Efek Indonesi (BEI) dan indeks Jakarta Islamic Indeks (JII) merupakan indeks yang disusun dari 30 jenis saham yang sesuai dengan syari’at Islam.

Studi ini berbeda dengan studi sebelumnya antara lain : Pertama, penelitian ini merupakan studi yang pembahasannya lebih luas dibandingkan studi sebelumnya seperti Budi Wibowo (2004), Eni Supratmi (2005). Kedua, masih sedikit studi yang dilakukan di Negara berkembang khususnya di Pasar Modal Indonesia yang menguji beberapa pengaruh anomali pola harian dan efek akhir pekan di BEI. Ketiga, dalam studi ini penulis menggunakan uji Statistik non-parametrik yaitu uji Kruskal Wallis dengan distribusi data tidak normal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya anomali pola harian dan efek akhir pekan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2 tahun dari Januari 2006 hingga Desember 2007.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan mencoba menemukan pola seasonalitas harian (weekday effect dan weekend effect ) yang terjadi pada


(23)

return Bursa saham, dimana penelitian sebelumnya dilakukan pada harga saham perusahaan, sehingga pada penelitian ini penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian pada IHSG, LQ-45 dan JII, apakah pada IHSG, LQ-45 dan JII juga terjadi anomali ini. Oleh karena itu untuk mencari jawabannya dalam penulisan Skripsi ini penulis akan mengambil judul “Pengujian Anomali Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan Pada Return IHSG, LQ-45 Dan JII Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2006 - 2007”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, beberapa masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini diantaranya:

1. Pentingnya pola harian bagi para investor untuk memastikan return

yang akan diterima.

2. Pentingnya efek akhir pekan bagi pelaku pasar modal untuk lebih memiliki kepekaan terhadap berbagai kegiatan atau peristiwa yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap harga saham.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, beberapa masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat anomali pola harian dan efek akhir pekan pada

return di Bursa Efek Indonesia pada IHSG?

2. Apakah terdapat anomali pola harian dan efek akhir pekan pada


(24)

3. Apakah terdapat anomali pola harian dan efek akhir pekan pada

return di Bursa Efek Indonesia pada JII? D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisa anomali pola harian dan efek akhir pekan pada

return IHSG di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menganalisa anomali pola harian dan efek akhir pekan pada

return LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menganalisa anomali pola harian dan efek akhir pekan pada

return JII di Bursa Efek Indonesia. E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat penelitian antara lain :

1. Bagi Perusahaan (Investor)

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kinerja Pasar Modal yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menginvestasikan dananya di Pasar Modal.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai anomali pola harian dan efek akhir pekan yang terjadi pada return IHSG, LQ-45 dan JII.


(25)

3. Bagi Pemerintah

Dapat memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan dan konstruksinya yang dapat mempengaruhi kinerja Pasar Modal.

4. Bagi Akademik

Penulis berharap penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ilmiah dan dapat digunakan oleh para akademisi lain sebagai bahan referensi pelengkap dan tambahan untuk penulisan karya ilmiah atau skripsi serta sebagai bahan bacaan yang menunjang bagi pihak yang mungkin membutuhkan pemikiran-pemikiran yang terdapat dalam pembahasan ini.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Anomali Pasar

1. Pengertian Anomali

Menurut Tatang Ary Gumanti dan Farid Ma’ruf (2004) Anomali adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan yang menawarkan investor peluang untuk memperoleh abnormal return. Anomali muncul pada semua bentuk efisiensi pasar baik bentuk lemah, semi kuat maupun bentuk kuat. Tetapi banyak bukti yang mengkaitkan antara anomali dengan pasar efisien bentuk semi kuat dan anomali juga dapat diesksploitasi untuk menghasilkan abnormal return.

Menurut Jogiyanto ( 2000:431 ) Anomali pasar adalah teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien.

Sedangkan menurut Jones (2000 : 323 ) dalam Eni Supratmi (2005) pengertian Anomali adalah sebagai berikut :“By definition, an anomali is an exception to a rule, or model. In other words, the result from these anomalies are in contrast to what would be expected in atotaly efficien market, and they cannot easily be explined away.”

Penyimpangan ini menyebabkan terjadinya inefisiensi pasar, dimana menurut Eduardus Tandelilin (2001 : 112) dalam Eni Supratmi (2005) pasar efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi, baik dimasa lalu (misalkan laba


(27)

perusahaan tahun lalu) maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (misal, jika banyak investor di pasar berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik).

2. Jenis Anomali

Menurut Francis (1991 : 565-575) dalam Eni supratmi (2005) jenis-jenis anomali dibagi menjadi dua periode, yaitu :

a. Anomali yang ditemukan sebelum tahun 1980, diantaranya :

1) Low-Priced Stocks

Anomali ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1936 oleh L.H. Fritze Meier. Anomali ini menunjukkan bahwa saham yang harganya rendah cenderung menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi dari pada saham yang harganya tinggi. Penelitian menunjukkan saham dengan harga rendah yang menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi berkorelasi positif dengan ukuran dan tingkat resiko dari emitennya.

2) Price-Earning Ratio Effects

Anomali ini dilaporkan Basu pada tahun 1977 yang menerangkan saham dengan ratio price earning (PER) yang rendah menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.


(28)

3) Cash Dividend Yield

Tidak semua investor melakukan investasi hanya mengharapkan gain dari pada perubahan harga. Ada beberapa investor yang mengharapkan dividen dari investasinya karena kepastiannya. Jadi Cash Dividend Yield dianggap mempunyai pengaruh terhadap nilai pasar suatu saham.

4) January Effect

Anomali ini menerangkan tentang adanya kecenderungan dari harga saham yang secara pelan turun akhir Desember dan kemudian naik pada Januari. Alasan dari anomali ini adalah tax-loss selling atau penjualan untuk menghindari pajak pada bulan Desember yang diikuti dengan pembelian kembali beberapa minggu kemudian.

5) Business Cycle Effects

Indeks harga saham adalah indikator dari kegiatan ekonomi suatu negara. Indeks harga saham selalu menurun beberapa bulan sebelum ekonomi memasuki resesi. Jadi dengan berpatokan pada siklus bisnis dapat diketahui kapan trend perubahan harga saham secara umum. b. Anomali yang ditemukan selama tahun 1980, diantaranya:

1) Within – The – Month Effects

Penelitian menunjukkan, return dari saham cenderung positif selama dua minggu pertama pada satu bulan, kemudian pada pertengahan bulan returnnya cenderung nol sampai beberapa hari dari akhir bulan, dan akhirnya kembali cenderung positif lagi pada beberapa hari akhir bulan tersebut.


(29)

2) Effect of Cash Flow

Karena laba Akuntansi tidak dilaporkan secara jelas dan pihak perusahaan yang cenderung memusatkan perhatian pada arus kas dalam rencana pengambil alihan mereka, maka di simpulkan bahwa arus kas per saham mempunyai pengaruh yang besar dari pada laba per saham.

3) Agency Effects

Jensen dan Meekling menyatakan bahwa eksekutif perusahaan, dalam berperan sebagai agen bagi pemilikan saham, mungkin tidak selalu berusaha untuk membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan. Agency effects menerangkan bahwa dengan adanya biaya agen dan pemilik perusahaan yang juga menjadi eksekutif pengelola perusahaan akan mempengaruhi investasi.

4) Earning Controversy Effects

Earning surprise atau adanya penyimpangan laba dari yang diramalkan akan mengakibatkan apresiasi harga abnormal atau penurunan. Penurunan ini merupakan reaksi pasar terhadap informasi keuangan penting yang tidak diantisipasi.

5) Effects of An “Earning Torpedo”

Ketika pasar mempunyai harapan yang tinggi terhadap pendapatan saham dan akibat dari penawaran yang lebih tinggi untuk saham tersebut dalam mengantisipasi pendapatan yang tinggi dimasa depan,


(30)

harga saham dapat turun drastis jika kenyataannya pendapatan aktual lebih buruk dari pada yang diharapkan.

6) Firm’s Size Effect

Anomali ini menyatakan perusahaan kecil cenderung menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih baik dari pada perusahaan besar. Berbagai penelitian yang mengukur perusahaan yang berdasarkan nilai pasar dari sahamnya telah membuktikan tentang adanya size effect ini.

7) Effect of neglect

Saham yang diabaikan diartikan sebagai saham yang kurang diminati oleh investor lembaga besar, saham yang tidak diikuti oleh analis professional, atau saham yang susah didapatkan informasinya. Penelitian menunjukkan saham yang diabaikan ini cenderung menghasilkan rata-rata return yang lebih baik.

8) Day of the week and time of the day effects

Day of the week effect menyatakan bahwa harga saham cenderung naik pada hari Jumat dari pada hari lain dan mengalami kenaikan yang paling sedikit pada hari Senin. time of the day effects menyatakan bahwa penurunan hari Senin tersebut kebanyakan terjadi pada sesi pertama perdagangan sebelum makan siang.

9) Effect Of The Book- Value-To Price Ratio

Bukti empiris yang telah di umumkan menunjukkan bahwa saham yang memiliki nilai buku per saham yang tinggi relatif terhadap harga per sahamnya cenderung cenderung mempunyai kinerja yang baik.


(31)

Jadi dengan patokan ini jika harga saham turun lebih rendah dari nilai bukunya, maka saham ini dinilai sebagai potensi pembelian yang baik. 3. Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan

Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya suatu pola dalam return sekuritas. Pola tersebut menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau lebih rendah pada saat tertentu baik pada periode harian, mingguan maupun tahunan. Menurut Damodaran (1996 : 180) dalam Eni Supratmi (2005) pengertian day of the week effect yang juga sering disebut weekend effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan. Return hari Senin secara signifikan negatif, sedangkan return hari lain positif.

Menurut Dwi Cahyaningdyah (2005 : 177) day of theweek effect adalah suatu fenomena yang merupakan bentuk anomali dari teori pasar modal yang efisien. Menurut fenomena ini return harian rata-rata tidak sama untuk semua hari dalam seminggu. Sementara menurut teori pasar yang efisien return saham tidak akan berbeda berdasarkan perbedaan hari perdagangan.

Weekend effect ini timbul sebagai akibat adanya informasi buruk yang biasanya diumumkan setelah penutupan hari Jumat dan selama akhir pekan. Informasi buruk itu bisa berupa laba negatif yang dilaporkan setelah penutupan hari Jumat.

Menurut Sharpe (1995 : 549) Day of the week effect juga disebut

weekend effect dan Monday effect. Day of the week effect disebut weekend effect untuk menjelaskan bahwa return negatif hari Senin disebabkan


(32)

perubahan harga setelah melewati akhir pekan. Sedangkan day of the week effect disebut Monday effect untuk menjelaskan bahwa return negatif disebabkan perubahan harga dari pembukaan hari Senin sampai penutupan hari Senin.

Budi Wibowo dalam Usahawan No. 12 TH XXXIII (Desember 2004), anomali ini juga terjadi di Negara lain. Penelitian di Jepang dan Australia menunjukkan hasil yang sedikit lain. Berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, di Jepang dan Australia return terendah terjadi pada hari Selasa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu dimana waktu Tokyo lebih awal 14 jam dibandingkan New York dan waktu Sydney 15 jam lebih dahulu. Pola Tuesday effect juga terjadi di Bursa Paris dan Australia. Aggarwal dan Rivoli (1989) dalam Budi Wibowo (2004) melaporkan hal yang sama untuk Bursa Negara-negara berkembang yaitu Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Filphina. Hanya saja di Filphina return terburuknya terjadi pada hari Selasa.

Menurut Villy (2000:24) dalam Eni Supratmi (2005) ada satu penjelasan kenapa investor individu cenderung untuk menjual sahamnya setelah akhir pekan dan perilaku ini berhubungan dengan penurunan return hari Senin. Penjelasan ini berhubungan dengan psikologi yang menyatakan bahwa setiap manusia yang mempunyai sifat dasar angkuh cenderung lebih susah menjual daripada membeli saham. Tetapi setiap orang mempunyai kebutuhan dan biasanya kebutuhan tersebut paling banyak terjadi pada akhir pekan dan untuk memenuhi semua kebututhan adalah dengan cara menjual sahamnya.


(33)

Selama akhir pekan investor individu mempunyai waktu untuk memilih informasi dan akibatnya keinginan untuk bertransaksi di hari Senin semakin meningkat. Transaksi jual cenderung meningkat dari pada transaksi beli. Terdapat satu alasan mengapa keputusan untuk menjual lebih banyak dilakukan dari pada keputusan untuk membeli yaitu seorang investor mungkin memutuskan untuk menunggu transaksi jualnya jadi atau deal sebelum dia terlibat dalam transaksi yang memerlukan uang jaminan atau deposit, Villy ( 2000 : 25) dalam Eni Supratmi (2005).

4. Return

a. Pengertian Return

Dalam melakukan investasi, seorang investor selalu mengharapkan adanya tingkat keuntungan ( return ) sebagai imbalan atas dana yang telah ditanamnya dan atas kesediannya menanggung risiko dalam investasi tersebut. Menurut Jones (2000 : 128) dalam Eni Supratmi (2005) menjelaskan :

“Return is percentage measure relating all cash flow on a security for a given time periode to its purchase price”

Dimana menurut Jones disimpulkan bahwa return merupakan suatu pengukuran yang berhubungan dengan arus kas selama periode waktu tertentu terhadap harga pembelian.

Menurut Weny Evanty (2007) mengatakan bahwa return merupakan total keuntungan atau kerugian dari suatu investasi pada suatu periode tertentu yaitu perubahan nilai investasi ditambah suatu distribusi kas selama periode tertentu dibandingkan dengan nilai investasi pada periode awal. Jadi return


(34)

dihasilkan dari dua sumber yaitu pendapatan (arus kas) dan peningkatan harga dari investasi (capital gain atau loss). Tingkat hasil pengembalian atau rate of return merupakan suatu pengukuran seberapa besar penerimaan atau pendapatan yang dapat diterima dari suatu investasi dibandingkan terhadap biaya investasi awal yang dikeluarkan.

Eduardus Tandelilin (2001:47) dalam Eni Supratmi (2005) mengatakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Dalam Jogiyanto (2003 : 109) dikatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. b. Bentuk Return

Menurut Jogiyanto return ada dua yaitu return normal (expected return) dan return Abnormal (excessreturn).

1) Return normal

Adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang

2) Return abnormal

Adalah kelebihan dana dari return yang sesungguhnya. c. Rumus untuk menghitung return

Sumber investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan

capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield


(35)

ditunjukan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula jika halnya kita membeli saham, yield ditunjukan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Dengan kata lain capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.

Dalam Jogiyanto (2003 : 110) return total dapat dihitung dengan rumus : Return = capital gain (loss) + yield

Capital gain atau loss = Pt – Pt-1 Pt-1 Dimana :

Pt : Harga investasi sekarang Pt-1 : Harga investasi periode lalu

Jadi berdasarkan rumus diatas return total dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

5. Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001 : 95) di Pasar Modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu:

a. Sebagai indikator trend pasar

b. Sebagai indikator tingkat keuntungan Return =

1 1 −

− −

t t P

p Pt


(36)

c. Sebagai tolak ukur (benchmark ) kinerja suatu portofolio d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif

Di Bursa Efek Indonesia terdapat lima indeks, antara lain :

a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya.

1) Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG, yaitu:

IHSG =

NilaiDasar NilaiPasar

x 100

2) BEI memberi angka dasar IHSI 100 ketika saham diluncurkan pada pasar perdana dan berubah sasuai dengan perubahan pasar. b. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua yang termasuk

dalam masing-masing sektor.

1) Perhitungan harga dasar masing-masing sektor didasarkan pada kurs atau harga akhir setiap saham tanggal 28 Desember 1995. 2) Indeks ini diberlakukan tanggal 2 Januari 1996.

Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor, yaitu : 1) Sektor-sektor primer (Ekstraktif)

(a) Pertanian (b) Pertambangan

2) Sektor-sektor Sekunder (Industri Manufaktur) (a) Industri dasar dan kimia


(37)

(c) Industri barang konsumsi 3) Sektor-sektor tersier (jasa)

(a) Properti dan RealEstate

(b) Transportasi dan Infrastruktur (c) Keuangan

(d) Perdagangan, Jasa dan Investasi

c. Indeks LQ-45, menggunakan 45 saham terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian seham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

d. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (composite share price indeks), menggunakan semua saham yang tercatat komponen perhitungan indeks. Tanggal 10 Agustus 1982 ditetapkan sebagai hari dasar (nilai indeks =100)

e. Indeks Syari’ah atau JII (Jakarta Islamic Indeks). JII merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerjasama dengan Danareksa InvestmentManagement.

6. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Suatu pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG akan menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di Bursa Efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan Pasar Modal. IHSG ini bisa untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur


(38)

apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. Indeks harga ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di Bursa.

IHSG adalah suatu indeks harga saham dari beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek. Indeks ini selalu berubah/berfluktuasi setiap hari mengikuti perkembangan aktivitas perusahaan yang ada disamping adanya transaksi saham di Bursa. Djoko Hanantijo (2001:52), mengatakan bahwa :

“IHSG menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham gabungan tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di Bursa pada hari tersebut. Indeks disajikan untuk periode tertentu. IHSG tersebut mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di Bursa Efek.”

Menurut Vonny Dwiyanty (1998:54) dalam Eni Supratmi (2005) mengatakan bahwa IHSG adalah angka yang menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena IHSG adalah gabungan dari seluruh saham. Sedangkan menurut Tjiptono M. Fakhrudin (2000:96) mengatakan bahwa IHSG adalah sekumpulan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

Dari pengertian IHSG di atas dapat disimpulkan bahwa IHSG tersebut hanyalah merupakan suatu rangkaian informasi mengenai pergerakan harga saham gabungan dan tidak ada hubungannya secara eksplisit dengan penentuan suatu indeks baru yang didasarkan pada indeks sebelumnya. Namun bagi investor suatu rangkaian informasi mengenai pergerakan harga


(39)

saham gabungan tersebut sangat di butuhkan dalam rangka pengambilan suatu keputusan dalam memilih suatu saham sebagai obyek investasinya. Jadi pada dasarnya IHSG dapat memberi manfaat berupa informasi kepada investor untuk menilai suatu saham guna menentukan saham-saham atau portofolio yang dapat memberikan return paling optimal.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indeks adalah perubahan harga pasar saham dan jumlah saham yang beredar/diterbitkan oleh emiten yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi dalam negeri seperti stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan. khusus dibidang ekonomi faktor yang memepengaruhi adalah tingkat inflasi, suku bunga dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal berupa pengaruh dari luar negeri, misalnya kondisi perekonomian global yang meliputi tingkat kurs, suplai uang, harga saham dunia dan sebagainya. (Djoko Hanantijo dalam jurnal Media Akuntansi).

Dalam buku Pasar Modal di Indonesia karangan Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001 : 96) IHSG dapat dihitung dengan rumus :

IHSG =

NilaiDasar NilaiPasar

x 100

Dimana :

Nilai Pasar : jumlah saham tercatat x harga terakhir Nilai Dasar : jumlah saham tercatat x harga perdana 7. Indeks LQ-45

Indeks LQ-45 merupakan kumpulan 45 saham yang terpilih setelah melalui beberapa macam seleksi. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan


(40)

likiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan selain penilaian atas likuiditas seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

Untuk dapat masuk dalam pemilihan, menurut situs Bursa Efek Indonesia, suatu saham harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini (www.bei.co.id) :

a) Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi 12 bulan terakhir).

b) Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

c) Telah tercatat du Bursa Efek Indonesia selama paling sedikit 3 bulan d) Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi

dan jumlah hari transaksi di pasar regular.

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap tiga bulan review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ-45. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ-45, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diagram diganti dengan saham lain.

8. Jakarta Islamic Indeks (JII)

Amirullah (2006:28), menjelaskan bahwa Jakarta Islamic indeks adalah indeks yang disusun dari 30 jenis saham yang sesuai dengan syari’at Islam.


(41)

Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syari’ah PT Danareksa Investment Management. JII dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syari’ah. Saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks diseleksi dengan urutan sebagai berikut:

1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar)

2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berkahir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

3) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

4) Memilih 30 saham denga urutan berdasarkan likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

Perhitungan indeks dilakukan dengan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan oleh BEI yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (market cap weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian akibat bertambahnya data emiten yang disebabkan oleh corporateaction.

Menurut Windi Veronica (2007) menjelaskan bahwa JII merupakan papan indeks untuk 30 saham yang sudah dikategorikan shariah compliance

atau tidak bertentangan dengan syari’ah. JII secara terus menerus melakukan evalusi dan penilaian terhadap saham-saham yang masuk kategori syari’ah.


(42)

Secara periodik dari waktu ke waktu jumlah saham yang tergabung dalam JII ditetapkan sebanyak 30 saham. Jumlahnya selalu 30 saham dan tiap enam bulan di evaluasi. Kendati begitu, bukan berarti di luar 30 saham JII tersebut bukanlah saham yang tidak syari’ah.

Setidaknya ada dua syarat untuk mengatakan bahwa suatu saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syari’ah yaitu:

1) Perusahaan tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Merupakan perusahaan dengan bidang usaha dan manajeman yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam, serta memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan konvensional, tentu saja tidak memenuhi kategori ini.

2) Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Maka peran pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham yaitu saham biasa dan saham prefern yang tidak punya hak yang sama, namun punya hak untuk mendapatkan dividen yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan syari’at Islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan syari’at adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Menurut wikipedia indonesia dalam www.google.co.id Jakarta Islamic Indeks atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di


(43)

Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syari’ah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia) dengan PT DanareksaInvesmentManagement (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syari’ah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syari’ah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syari’ah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syari’ah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.

Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syari’ah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syari’ah Islam untuk melakukan investasi di Bursa Efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syari’ah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syari’ah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syari’ah tanpa takut tercampur dengan dana

ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal.


(44)

Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syari’ah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter syari’ah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syari’ah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-saham tersebut dapat masuk ke JII:

1. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang

2. Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba, termasuk perbankan dan asuransi konvensional

3. Usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan makanan/minuman yang haram

4. Tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat

Selain filter syari’ah, saham yang yang masuk ke dalam JII harus melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:

1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.

2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%.


(45)

3) Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir.

4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syari’ah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.

Perhitungan JII dilakukan oleh BEI dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (market cap weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian - penyesuaian (adjustments) akibat berubahnya data emiten yang disebabkan adanya corporate action.

Menurut Hidayatullah.com dalam www.google.co.id mengatakan bahwa kinerja indeks saham Islami lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan


(46)

(IHSG) dan indeks LQ45. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengungkapkan bahwa kinerja indeks saham Islami yang diukur dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks LQ45 (kelompok 45 saham likuid). perkembangan produk Pasar Modal berbasis syari’ah hingga Desember 2007 tetap menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kinerja saham-saham yang termasuk ke dalam JII menunjukkan tren yang naik, terlihat dari pertumbuhan indeks sebesar 63,4 persen yaitu dari 307,62 pada akhir 2006 menjadi 502,78 pada 10 Desember 2007.Sementara itu indeks LQ45 hanya mengalami kenaikan sebesar 58,77 persen dari 388,29 pada akhir Desember 2006 menjadi 616,47 pada 10 Desember 2007 dan IHSG naik sebesar 54,54 persen pada periode yang sama dari 1.805,52 menjadi 2.790,26."Kinerja JII ini ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja LQ45 dan IHSG,".

Sejak awal tahun sampai dengan akhir tahun 2007 terdapat empat emiten

yang memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk menawarkan sukuk dengan total nilai emisi Rp1,03 triliun.Hal ini berarti sukuk telah tumbuh sebesar 23,5 persen dan total nilai emisi tumbuh sebesar 47,7 persen terhitung sejak akhir tahun 2006. Secara kumulatif sampai dengan akhir 2007 BAPEPAM-LK telah memberikan pernyataan efektif kepada 21 sukuk (obligasi syari’ah) dengan total nilai emisi senilai Rp3,23 triliun atau 2,52 persen dari total nilai emisi obligasi.Selama tahun ini terdapat empat Reksa Dana syari’ah yang mendapatkan pernyataan efektif. Hal ini berarti Reksa


(47)

Dana syari’ah telah tumbuh sebesar 19,05 persen dan nilai aktiva bersih (NAB) tumbuh secara signifikan sebesar 206,5 persen terhitung sejak akhir 2006. Secara kumulatif hingga akhir 2007 terdapat 25 Reksa Dana syari’ah (5,7 persen dari total Reksa Dana), dengan nilai NAB per 10 Desember 2007 senilai Rp2,1 triliun (2,35 persen dari total NAB Reksa Dana).

9. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Menurut Dahlan Siamat (2001 : 249) Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Pasar Modal dapat dikatakan seebagai suatu keadaan yang timbul karena adanya kegiatan perdagangan sekuritas jangka panjang yaitu dalam bentuk saham dan obligasi serta berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan perdagangan tersebut. Seperti halnya pasar pada umumnya, Pasar Modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli dengan risiko untung dan rugi.

Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, “Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Suad Husnan (2001 : 3 ) menerangkan bahwa secara formal Pasar Modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun


(48)

perusahaan swasta. Dengan demikian Pasar Modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (Financial market). Dalam financial market

diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik jangka pendek ataupun jangka panjang.

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001: 1) menuliskan Pada dasarnya Pasar Modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen jangka panjang yang bisa diperjualkan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Menurut Jogiyanto (2003 : 11 ) dijelaskan bahwa Pasar Modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau dengan membeli obligasi.

Sedangkan menurut Eduardus (2001:25) dalam Eni Supratmi (2005) Pasar Modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di Pasar Modal berupa surat-surat berharga di Bursa Efek.

Dari beberapa pengertian diatas dapat dismpulkan bahwa pada dasarnya Pasar Modal adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual sekuritas jangka panjang, dimana didalamnya juga terdapat unsur untung dan rugi.

b. Manfaat Pasar Modal

Dalam pendirian Pasar Modal terdapat bebarapa manfaat, menurut Pandji Anoraga ( 2001 : 12 ) diantaranya :

1) Bagi Emiten


(49)

(b) Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.

(c) Tidak ada Convenant sehingga manajeman dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana perusahaan.

(d) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki aktiva perusahaan.

(e) Ketergantungan emiten terhadap Bank menjadi kecil.

(f) Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.

(g) Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.

(h) Tidak ada bebas financial yang tetap.

(i) Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. (j) Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu. (k) Profesional dalam manajeman meningkat.

2) Bagi Investor

(a) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain.

(b) Memperoleh dividen bagi mereka yang memegang saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi.


(50)

(c) Mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham bagi pemegang saham, dan mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang obligasi bila diadakan bagi pemegang obligasi.

(d) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi. Misal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.

3) Bagi Lembaga Penunjang

(a) Menuju kearah professional di dalam memberikan pelayanannya sasuai dengan bidang studi masing-masing.

(b) Sebagai pembentuk harga dalam Bursa parallel

(c) Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang (d) Likuiditas efek semakin tinggi.

4) Bagi Pemerintah

(a) Mendorong laju pembangunan (b) Penciptaan lapangan kerja (c) Memperkecil debt service ratio

(d) Mengurangi beban anggaran dari BUMN

Dibawah ini adalah jadwal perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia : Tabel 2.1

Jadwal Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia

Hari Keterangan Waktu

Senin – Kamis Sesi I Sesi II

09.30 – 12.00 WIB 13.30 – 16.00 WIB Jumat Sesi I

Sesi II

09.30 – 11.30 WIB 14.00 – 16.00 WIB Sumber : www.bei.co.id


(51)

Struktur organisasi pada Pasar Modal Indonesia menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001:13) dalam Eni Supratmi dapat dilihat di bawah ini:


(52)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Pasar Modal Indonesia Lembaga Penunjang :

Biro Administrasi Efek Bank Kustodian

Wali Amanat Penasihat Investasi Pemeringkat Efek

Emiten :

Perusahaan Publik Reksa Dana

Menteri Keuangan

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM

)

Bursa Efek Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

Perusahaan Efek : Penjamin Emisi

Perantara pedagang efek Manajer Investasi

Profesi Penunjang : Akuntan

Konsultan Hukum Penilai


(53)

10.Bursa Efek

a. Pengertian Bursa Efek

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001 : 17) menjelaskan, Bursa Efek adalah Lembaga/Perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas system (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar berbagai perusahaan/perorangan yang terlibat dalam tujuan memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek.

Dalam UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dijelaskan bahwa, Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

Menurut Eduardus Tandelilin (2001 : 25) dalam Eni Supratmi (2005) dijelaskan bahwa Bursa Efek dalam arti sebenarnya adalah suatu system yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.

Frank J. Fabozzi (1999 : 34) dalam Eni Supratmi (2005) menjelaskan bahwa Bursa Efek adalah organisasi formal, telah disahkan dan diatur oleh Securities and Exchange Commision (SEC = Komisi Bursa Efek dan Sekuritas). Bursa Efek terdiri dari sejumlah anggota yang menggunakan fasilitas Bursa untuk melakukan transaksi atas sejumlah saham tertentu.


(54)

b. Tugas Bursa Efek

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001 : 17), tugas Bursa Efek dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai fasilitator dan SRO (Self Regulatory Organization).

1) Tugas Bursa Efek sebagai Fasilitator (a) Menyediakan sarana perdagangan efek.

(b) Menggunakan likuiditas instrument yaitu mengalirnya dana secara cepat pada efek-efek yang di jual.

(c) Menyebarluaskan informasi Bursa keseluruh lapisan masyarakat. (d) Memasyarakatkan Pasar Modal, untuk mencari calon investor dan

perusahaan yang go publik.

(e) Menciptakan instrumen dan jasa baru.

2) Tugas Bursa Efek sebagai SRO (Self Regulatory Organization) (a) Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan Bursa.

(b) Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan fungsi pengawasan.

(c) Ketentuan Bursa Efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi pelaku Pasar Modal.

3) Beberapa indikator Bursa dikatakan likuid apabila : (a) Transaksi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. (b) Perbedaan harga permintaan dan penawaran sangat tipis.

(c) Transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan tanpa mempengaruhi harga secara mendasar.


(55)

(d) Kedalaman dan keluasan pasar serta pergerakan harga merupakan reaksi yang cepat yang cepat terhadap informasi.

B. Penelitian Sebelumnya

Sehubungan dengan judul penelitian yang diambil, dibawah ini adalah penelitian serupa yang dilakukan oleh peneliti lain yang lebih dulu meneliti kasus ini atau paling tidak berhubungan dengan kasus yang akan dibahas oleh penulis dan hasil dari penelitian menjadi acuan atau dasar dalam penyusunan skripsi ini. Berikut ini mengenai peneliti-peneliti sebelumnya:

Budi Wibowo (2004) melakukan penelitian tentang pengujian tuntas atas anomali pola harian dan efek akhir pekan pada return dan volatility IHSG dan LQ-45 (1994 – 2004). Peneliti ini ingin mengetahui pola seasonalitas harian

(weekend Effect dan weekday effect) baik yang terjadi pada return maupun volatilitas Bursa saham. Data yang digunakan peneliti adalah IHSG sebagai market indeks dan LQ-45 mencerminkan 45 saham yang palin liquid. Closing price harian untuk kedua indeks mencakup data dari 28 November 1994 sampai 12 Oktober 2004. Return saham dihitung dengan menggunakan formula seperti yang digunakan Jaffe dan Westerfield (1985) dalam Eni Supratmi (2005) :

Untuk menguji validitas model regresi ordinary least square (OLS) distribusi error akan di uji normalitasnya dengan Jarque – Berra normality test. Penggunaan metode regresi OLS akan menghasilkan uji t dan uji F.


(56)

Untuk mengatasi variance dan error di gunakan model ARCH untuk melihat

innovationeffect dapat di gunakan T-ARCH.

Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa rata-rata return terjadi pada hari Senin, sedangkan return hari Jumat positif dan tertinggi dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal ini terjadi pada IHSG maupun LQ-45 pada semua periode.

Tatang Ary Gumanti dan Farid Ma’ruf (2004) melakukan penelitian tentang efek akhir pekan terhadap return saham dengan studi kasus perusahaan LQ-45. penelitian ini hanya meneliti saham-saham yang termasuk kelompok LQ-45 yang dikenal dengan saham Blue Chip dan saham yang aktif diperdagangkan.

Analisis data yang digunakan peneliti adalah dengan regresi statistik. Dari perhitungan regresi ini diperoleh angka adjusted. Hasil perhitungan regresi ini juga menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return saham harian untuk semua hari perdagangan tidak signifikan pada tingkat α= 5%. Peneliti juga melakukan penelitian terhadap abnormal return dengan menggunakan uji

analisis of variance (ANOVA). Hasil analisis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa abnormal return saham harian tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Peneliti juga melakukan pengujian tentang ada tidaknya efek akhir pekan terhadap return saham, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t two sampleassuminguniqualvariances.

Berdasarkan pada analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh efek akhir pekan terhadap return saham kelompok LQ-45 di BEJ


(57)

dengan melakukan pengujian terhadap return saham harian terbesar terjadi pada hari perdagangan Jumat dan terjadi pada hari perdagangan Senin.

Dwi Cahyaningdyah (2005) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh hari perdagangan terhadap return saham : Pengujian week-four effect

dan Rogalski effect di BEJ. Penelitian ini bertujuan melakukan empat macam pengujian yaitu menguji pengaruh hari perdagangan terhadap saham, menguji apakah return Senin yang negatif hanya terjadi pada hari Senin minggu ke-empat dan ke-lima (week four effect), menguji apakah return Senin yang negatif di dahului oleh adanya return Jumat yang negatif (bad Friday) dan menguji apakah Mondayeffect menghilang pada bulan april berkaitan dengan

earning management yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan publik (rogalski effect). Penelitian ini mengambil sampel 73 saham yang aktif diperdagangkan di BEJ selama periode penelitian.

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

regresi. Dari 73 saham yang di analisis pada periode penelitian 2002-2003, diperoleh jumlah observasi sebanyak 53.287 observasi. Hasilnya adalah rata-rata return saham tertinggi terjadi pada hari Jumat yaitu sebesar 0,0034 dan rata-rata return terendah terjadi pada hari Senin yaitu sebesar -0,0029. Hasil pengujian ini menunjukkan terjadi fenomena day of the week effect di BEJ.

Budi Wibowo (2004) melakukan penelitian tentang analisis dampak informasi antar hari serta pola antar hari return dan volatilitas saham-saham dual listing di BEJ dan NYSE. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pola dinamis antar hari returntradinghours dan non tradinghours, volatilitas


(58)

antar hari dari saham-saham dual listing di BEJ dan NYSE serta pola arus informasi antara dua bursa di BEJ dan NYSE pada saham-saham tersebut.

Data yang digunakan data harian (daily) daham PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. Indosat. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji Granger Causality. Dari pengujian tersebut dapat dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa informasi (volume) mempengaruhi return trading hours saham PT. Indosat. Tanda negatif menunjukkan secara rata-rata informasi yang masuk bersifat negatif terhadap return. Terdapat perbedaan

return trading hours pada hari Senin dan Jumat dimana cenderung terjadi kenaikan return pada hari tersebut.

Eni Supratmi (2005) dalam skripsinya melakukan penelitian tentang pengujian atas anomali pola harian dan efek akhir pekan pada return IHSG dan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta (2003-2004), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah anomali pola harian dan efek akhir pekan terbukti signifikan ada pada return di Bursa Efek Jakarta, baik pada IHSG maupun pada LQ-45. Data yang digunakan adalah indeks harian dari IHSG, dan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta (2003-2004)

Dalam melaksanakan penelitian ini obyek yang dipilih Eni Supratmi (2005) adalah PT. Bursa Efek Jakarta, dimana di bursa tesebut semua data yang dibutuhkan oleh Eni Supratmi (2005) tersedia. Data yang digunakan Eni Supratmi (2005) meliputi indeks penutupan harian dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ-45 tahun 2003-2004.


(59)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harian,

return harian pada IHSG dan LQ-45 periode 2003-2004. indeks harian IHSG digunakan untuk menghitung return IHSG dan indeks harian LQ-45 digunakan untuk menghitung return LQ-45. skala pengukuran yang digunakan adalah skala ratio dan terdapat perhitungan yang harus dikerjakan secara matematis berdasarkan rumus yang ada.

Dalam pengujian hipotesis ini Eni Supratmi (2005) menggunakan uji data tiga sampel atau lebih tidak berhubungan (indefendent) dengan df ( drajat kebebasan 5%). Uji yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis alasan kenapa menggunakan uji Kruskal Wallis adalah untuk mencari perbedaan tertinggi atau terendah diantara hari secara signifikan atau suatu uji untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata return hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat secara signifikan.

Dari penelitian yang telah dilakukan Eni Supratmi (2005) telah dihasilkan kesimpulan bahwa rata-rata return terendah ada pada hari Senin baik pada IHSG sebagai indeks keseluruhan yang listed di BEJ maupun pada LQ-45 yang merupakan kumpulan 45 saham yang paling likuid transaksinya. Rendahnya return hari Senin yang terjadi lebih mencolok pada LQ-45. Rata-rata return tertinggi antara IHSG dan LQ-45 tidak jatuh pada hari yang sama. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata rata-rata return tertinggi untuk IHSG pada hari Jumat dan rata-rata tertinggi untuk LQ-45 terjadi pada hari Rabu.


(1)

Tabel 4.25

Perbandingan Hasil Penelitian penulis dengan peneliti sebelumnya

No Peneliti Sebelumnya Hasil Penelitian Keterangan 2 French (1980) Melakukan pengamatan pada indeks

S & P 500 antara tahun 1953-1977, hasilnya rata-rata return hari senin negatif dan berbeda secara signifikan dengan hari-hari kerja bursa yang lain selam seminggu.

Konsisten

3 Gibbon dan Hess (1981)

Return negatif pada hari Senin untuk saham-saham yang jauh lebih aktif diperdagangkan yaitu 30 saham yang termasuk dalam Dow Jones Industrial Indeks (DJIA)

Konsisten

4 Budi Wibowo

(2004)

Melakukan penelitian terhadap indeks IHSG, indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta antara tahun 1994-2004, hasilnya adalah bahwa pola harian dan efek akhir pekan terbukti signifikan ada pada return dan volatility di Bursa Efek Jakarta baik pada IHSG maupun LQ-45

Konsisten

5 Eni Supratmi (2005)

Melakukan penelitian terhadap indeks IHSG, indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2003-2004. Hasilnya untuk IHSG rata-rata return terendah terjadi pada hari senin dan rata-rata return tertinggi terjadi pada hari Jumat.

Konsisten

6 Deden Abdul Holiq (2008)

Melakukan penelitian terhadap indeks IHSG, indeks LQ-45 dan indeks JII di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2006-2007 dan hasilnya terbukti adanya anomali pola harian dan efek akhir pekan secara signifikan baik pada IHSG, LQ-45 maupun JII dan hasil ini memperkuat apa yang telah diungkapkan oleh para peneliti sebelumnya.

Konsisten


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan kesimpulan bahwa rata-rata return terendah ada pada hari Senin, baik pada IHSG sebagai indeks keseluruhan yang listed di BEI, indeks LQ-45 yang merupakan kumpulan 45 saham paling likuid transakasinya maupun Jakarta Islamic Indeks (JII) yang merupakan 30 jenis saham yang sesuai dengan syari’at Islam. Rata-rata return tertinggi antara indeks IHSG, indeks LQ-45 dan indeks JII tidak jatuh pada hari yang sama. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata rata-rata return tertinggi untuk indeks IHSG dan indeks JII terjadi pada hari Jumat dan rata-rata return tertinggi untuk indeks LQ-45 terjadi pada hari Kamis.

Sesuai dengan pengujian pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan: 1. Rata-rata return hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat tidak sama

atau ada perbedaan. Perbedaan tersebut menunjukan adanya anomali pola harian dan efek akhir pekan di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik pada indeks IHSG, indeks LQ-45 maupun indeks JII, dimana rata-rata return hari Senin negatif atau lebih rendah dari hari lainnya.

2. Hasil Uji pada hipotesis I dengan menggunakan Uji One Sample t-Test menunjukan bahwa rata-rata return hari Senin dan Jum’at terbukti signifikan pada IHSG dan Indeks JII, sedangkan untuk indeks LQ-45 rata-rata return yang signifikan terjadi pada hari Senin dan Kamis.


(3)

3. Hasil uji pada Hipotesis II dengan menggunakan Uji data Kruskal Wallis, pola harian (weekday effect) dan efek akhir pekan (weekend effect) terbukti signifikan ada perbedaan pada rata-rata return harian di Bursa Efek Indonesia, baik pada IHSG, LQ-45 maupun JII. Hal tersebut didasarkan pada hasil pengujian test statistic yang menyatakan bahwa Statistikhitung > Statistiktabel dimana berdasarkan pengambilan keputusan

yang telah dikemukakan sebelumnya berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima atau dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata return hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat baik pada IHSG, LQ-45 dan JII. Selain itu, berdasarkan probabilita yang menunjukkan adanya asyim. Sig / asyimptotik significan / probabilita yang lebih kecil dari α (asymp. Sig < 0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima atau dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan diantara return hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Hal ini terjadi pada IHSG, LQ-45 maupun JII.

B. Implikasi dan Keterbatasan

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka implikasi dan keterbatasan yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Implikasi

Sesuai dengan hasil penelitian bahwa rata-rata return yang paling rendah adalah rata-rata return hari Senin baik pada Indeks IHSG, indeks LQ-45 maupun indeks JII maka untuk melakukan penjualan saham sebaiknya dilakukan pada masa-masa sebelum penutupan hari


(4)

Senin dan apabila melakukan pembelian saham sebaiknya dilakukan sebelum penutupan hari Jumat, walaupun hal ini tidak menjamin seorang investor untuk mendapatkan return positif.

Karena tidak seperti di Bursa lain yang menyatakan bahwa return tertinggi ada pada hari Jumat, pada penelitian ini penulis menemukan perbedaan dimana return tertinggi pada indeks LQ-45 ada pada hari Kamis bukan hari Jumat, Maka sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui alasan return tertinggi ada pada hari Kamis. 2. Keterbatasan

a) Penelitian ini hanya menggunakan dua tahun waktu penelitian. Diharapkan peneliti lain dapat meneliti lebih banyak data yang digunakan, memperpanjang waktu penelitian, dan menambah jumlah variabel.

b) Karena belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya anomali pola harian dan efek akhir pekan ini, maka sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sebab terjadinya anomali ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio. Skripsi. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2006.

Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. “Pengantar Pasar Modal”. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. 2001.

Brown, S.J dan J.B Warner. “Using Daily Stock Return: The Case of Event Studies”. Journal of Financial Economics. Vol 12. 1985 hal 3-31.

Buku Panduan indeks BEJ. Daftar Perusahaan yang masuk dalam LQ-45 dan JII. Pusat referensi Pasar Modal. Jakarta. 2006.

Buku Panduan indeks BEJ. Daftar perusahaan yang masuk dalam LQ-45 dan JII. Pusat referensi Pasar Modal. Jakarta. 2007.

Cahyaningdyah, Dwi. Analisis Pengaruh hari Perdagangan saham terhadap return saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol. 20 No. 2. Fakultas Ekonomi UGM. April 2005.

Darmadji. Tjiptono. Dan Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia pendekatan Tanya jawab. Salemba Empat. Jakarta. 2001.

Evanty, Weny.“Analisa dampak tahun baru cina (Imlek) dan uji Rogalski effect terhadap return saham”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2007. Hanantijo, Djoko. Selayang pandang dalam IHSG. dalam media Akuntansi No.

39 tahun x. Jakarta, LIPI. Oktober-Desember 2001.

Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga Unit penerbit dan percetakan AMP YKPN. Yogyakarta. 2001.

Jogiyanto. H.M. Teori Portofolio dan analisis Investasi. Edisi ketiga. BPFE. Yogyakarta. 2003.

Ma,ruf, Farid. Dan Ary gumanti, Tatang. Efek Akhir Pekan terhadap return saham. dalam Usahawan. No. 11, November 2004.

Monthly statistic, JSX. JSX research and development division. BEJ Jakarta. 2006.

Monthly statistic, JSX. JSX research and development division. BEJ Jakarta. 2007.


(6)

Rifa’I dan Handoko. Pengaruh Pemecahan Saham terhadap tingkat Pengembalian Saham: Studi Mengenai Efisiensi Pasar bentuk setengah kuat di BEJ. Jurnal Keuangan dan Moneter. Vol 2 No.8 Desember 2005.

Rodoni, Ahmad. Anomali Kalendar : Pengaruh keuntungan menjelang hari libur dan keuntungan bulan Januari. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 6, No. 1. April 2004.

Santoso, Singgih. Menguasai Statisitik di Era Informasi dengan SPSS 15. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. 2007.

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”. Edisi ketiga. LP FEUI. Jakarta. 2001.

Sudana, I Made dan Janiarti, Miranda. “Pengaruh ukuran portofolio terhadap tingkat diversifikasi saham”. Majalah Ekonomi. No.I. Tahun X. 2000. Sukarno, Agus. Perbandingan kapitalisasi pasar portofolio saham winner dan

loser saat terjadi anomali Winner-Losser di BEI. Jurnal Beta. Volume 1 No. 2 UPN Veteran Yogyakarta. 2004.

Supratmi, Eni. Pengujian atas anomali pola harian dan efek akhir pekan pada return LQ-45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2004). Skripsi. Universitas Budi Luhur. 2005.

Veronica, Windy. Analisa Pengaruh hari Perdagangan, SWBI, dan Nilai Tukar Terhadap JII. Skripsi. Universitas Islam Negeri. Jakarta. 2007.

Wibowo, Budi. Analisis dampak informasi antar- hari serta pola antar hari return dan volatilitas saham-saham dual listing di BEJ dan NYSE. dalam Usahawan No. 1, Jakarta. Desember 2004.

Wibowo, Budi. Pengujian Tuntas Atas Anomali Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan Pada Return dan Volatility IHSG dan LQ-45 (1994-2004). dalam Usahawan No. 12. Jakarta. 2004.

www.goole.co.id www.bei.co.id