SINOPSIS FILM THE PATRIOT 2000 diajukan

SINOPSIS FILM “THE PATRIOT” (2000)
diajukan guna melengkapi tugas Sejarah Sejarah Indonesia dan Dunia

Oleh
Arief Muhammad Ramdhani

160220303001

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPS
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

REVIEW FILM “THE PATRIOT”
Berkisah seorang mantan pasukan perang Inggris yang memilih tinggal di
Amerika yaitu kapten Benjamin Martin. Benjamin Martin hidup di sebuah desa
kecil bersama tujuh orang anaknya yang terdiri dari lima orang laki laki dan dua
orang perempuan, yang tertua bernama Gabriel, dan selanjutnya bernama Thomas.
Gabriel dan Thomas dilatih oleh bernjamin cara menembak, menunggagi kuda,
dan juga tentunya bertani, karena mereka hidup dengan cara bertani.

Pada suatu ketika, Benjamin mendapatkan surat dari pemimpin Charles
Town yang berisi undangan untuk jajak pendapat tentang masa depan negara
koloni Amerika yang pada waktu masih berada dalam jajahan Inggris.
Sesampainya di Charles Town, diadakanlah jajak pendapat di pengadilan dengan
sebagian besar warga di sana, banyak yang menginginkan untuk berperang
termasuk juga Gabriel anak dari Benjamin. Namun Benjamin sendiri tidak
menghendakinya, karena alasan dia tidak mau terjadi pertumpahan darah dan dia
lebih memilih untuk melakukan perundingan, namun usulannya tetap di tolak, dan
akhirnya warga Amerika tetap memutuskan untuk melakukan perang. Jajak
pendapat selesai dan Benjamin bersama anak-anaknya pulang kembali ke desa,
kecuali Gabriel yang memutuskan untuk ikut pasukan reguler kontinental untuk
berperang melawan Inggris.
Tak lama setelah itu, Charles Town akhirnya jatuh ketangan Inggris di
bawah pimpinan Cornwalis. Hampir semua warga disana pergi menuju desa-desa.
Peperangan akhirnya di mulai. Perang dengan cepat meluas ke desa-desa, halaman
rumah dan ladang benjamin menjadi medan pertempuran. Melihat banyaknya
prajurit pasukan kontinental yang terluka termasuk Gabriel, benjamin dan
keluarganya memutuskan untuk merawat para prajurit yang terluka. Tak lama
berselang, salah seorang Jenderal pasukan Inggris yang kejam yaitu Jenderal
Tavington datang ke rumah Benjamin. Tavington menuruh membakar rumah dan

gudang milik Benjamin dengan dalin Benjamin sudah menolong para
pemberontak, dan itu pantas mendapatkan hukuman. Tavington juga mengetahui
bahwa Gabriel merupakan pasukan kontinental, dia menyuruh prajuritnya
membawa Gabriel untuk dihukum gantung. Melihat hal itu, Thomas tak kuasa
menahan diri, akhirnya Thomas mencoba melawan tentara yang membawa

Gabriel, sayangnya Thomas mendapatkan tembakan dari Tavington, dan dia tewas
seketika.
Melihat Thomas dibunuh dan Gabriel yang dibawa untuk dihukum
gantung, Benjamin memutuskan untuk melawan pasukan Inggris. Benjamin
mengambil senjata dan mengajak dua orang anak laki-laki lainnya yang masih
kecil untuk membantunya membunuh para pasukan Inggris yang membawa
Gabriel. Dengan keahlian perangnya, dia berhasil melumpuhkan sekitar 20 orang
prajurit Inggris dan berhasil membawa Gabriel kembali. Rumah Benjamin telah
dibakar, dan dia terpaksa mengungsikan anak-anaknya kepada bibinya yang
bernama Charlote. Benjamin dan Gabriel memutuskan untuk berperang bersama
melawan para pasukan Inggris.
Benjamin dan Gabriel menyaksikan secara langsung perang antara
pasukan Inggris dan pasukan Kontinental. Benjamin mengatakan bahwa strategi
perang di medan terbuka sangatlah bodoh, karena jelas pasukan kontinental kalah

jumlah dan kalah dalam persenjataan. Sementara itu, di Amerika bagian utara,
Washington mampu mengendalikan jalannya perang, sedang di selatan masih
selalu kalah dalam perang. Benjamin dan pasukan kontinental sebenarnya
menunggu bantuan dari pasukan Prancis yang telah berjanji mengirimkan bantuan
pasukannya, namun hingga saat itu masih belum muncul.
Benjamin meminta memisahkan diri dari pasukan reguler kontinental dan
meminta membuat pasukannya sendiri, Gabriel pun diajaknya dalam mencari
pasukan itu. Gabriel pergi ke South Carolina dan berhasil merekrut 12 orang sipil
yang mau berjuang bersama. Begitpun juga dengan Benjamin, dia berhasil
merekrut cukup banyak orang yang sangat membenci Inggris karena anak dan istri
mereka banyak yang dibunuh oleh Tavington. Dibawah pimpinan Benjamin,
pasukan non reguler kontinental melakukan strategi perang secara sembunyisembunyi, dan strategi itu ampuh sekali dalam menaklukkan sebagian besar
prajurtit Inggris.
Di lain pihak, Washington mengumumkan hasil dari kongres kontinental
yang salah satunya adalah akan membebaskan perbudakan setelah Amerika
merdeka, dan setiap budak yang ikut dalam peperangan akan dibebaskan dan akan
mendapatkan bayaran sebanyak 5 shiling setiap bulannya. Para pasukan dari

Benjamin, memilih tinggal di tengah hutan agar keberadaan mereka tetap tidak di
ketahui.

Komandan Tavington mempunyai strategi untuk memancing pasukan
Benjamin keluar, strategi itu akhirnya berhasil dan sebagian besar pasukan dari
benjamin tewas dan berhasil ditangkap. Mereka yang berhasil ditangkapa akan
dihukum mati dengan cara digantung di depan kantor pemerintahan Inggris.
Melihat hal itu, Benjamin datang ke kediaman Cornwalis dengan membawa
bendera putih, tanda menyerah, sehingga dia tidak ditembak oleh pasukan Inggris.
Benjamin meminta untuk berunding dengan Cornwalis. Dengan kecerdikannya,
Benjamin meminta pertukaran antara anak buahnya yang ditawan itu dengan para
perwira dari pasukan Inggris yang dia bilang juga di tawan oleh pasukan
kontinental. Pertukaran itu berhasil, dan ternyata Benjamin telah menipu
Cornwalis dengan membuat boneka jerami yang diberikan seragam pasukan
Inggris.
Hal itu membuat Cornwalis marah besar, dan secara pribadi menyuruh
Tavington untuk menangkap Benjamin. Tavington meminta kepada Cornwalis
agar dia dibebaskan untuk melakukan strategi sesuai dengan caranya. Memang
Tavigton merupakan Jenderal yang sangat kejam yang suka membunuh anak-anak
dan perempuan. Karena marahnya Cornwalis, dari yang awalnya sempat
mengecam tindakan Tavington yang kejam itu, akhirnya membolehkannya untuk
melakukan penangkapan Benjamin sesuai dengan caranya.
Tavington menyadari bahwa berhadapan dengan Benjamin adalah hal yang

mustahil, sehingga ia memutuskan menggunakan cara-cara licik dalam
menangkap Benjamin. Pertama Tavington menggunakan strategi mencari anakanak Benjamin yang berada di rumah Charlotte. Tavington dan pasukannya
mendatangi rumah Charlotte, namun kedatangan mereka telah diketahui oleh
anak-anak Benjamin dan Charlotte, sehingga mereka berhasil melarikan diri.
Namun sayangnya rumah dari Charlotte di bakar oleh Tavington. Merasa strategi
itu gagal, Tavington melakukan strategi lainnya yang sangat keji, yaitu pergi ke
South Carolina dimana tempat itu merupakan tempat para pasukan yang berad di
bawah Benjamin. Disana Tavington mengumpulkan semua orang, temasuk istri

dari Gabriel di dalam Gereja. Mereka lalu di kunci di dalam gereja dan gereja itu
dibakar oleh Tavington.
Mengetahui hal itu, Benjamin, Gabriel dan pasukannya tidak kuasa
menahan emosi. Gabriel mengejar Tavington dan pasukannya dengan membawa
sebagian pasukan. Gabriel berhasil melumpuhkan pasukan Tavington, namun naas
dia tidak bisa membunuh Tavington, malah dia sendirilah yang terbunuh. Melihat
Gabriel terbunuh, Benjamin semakin marah dan memutuskan untuk mengajak
semua pasukannya untuk bergabung dalam perang besar terakhir di medan
terbuka melawan pasukan Inggris.
Keesokan harinya, perang terbuka pun di mulai. Pasukan kontinental jauh
kalah jumlah dengan pasukan Inggris. Pasukan Inggris berhasil memukul mundur

pasukan Kontinental, namun dengan strategi dari Benjamin, yang terus
mengobarkan semangat dari pasukan kontinental, akhirnya pasukan kontinental
berhasil membalikkan keadaan dan memenangkan peperangan itu. Benjaminpun
berhasil membalaskan dendam kedua anaknya dengan berhasil membunuh
Tavington. Kemengan pasukan kontinental pada perang itu menjadi dasar
Revolusi Amerika, yang membuat Amerika akhirnya terbebas dari jajahan Inggris.
TAMAT

Analisis Film The Patriot
1.

Perlindungan terhadap orang yang terluka :
Di awal film Benjamin Martin bersikap netral dalam menyikapi perang
revolusi Amerika. Dia bersama beberapa tetangga dekatnya mau merawat
setiap orang yang terluka di dalam pertempuran tanpa memperdulikan apakah
dia dari pihak Inggris atau pihak Amerika. Sikap Benjamin Martin ini sangat
benar karena pada dasarnya Konvensi Jenewa memberikan perlindungan bagi
orang-orang yang terluka dalam sengketa bersenjata baik bersifat
internasional maupun tidak. Adapun tentang perlindungan bagi orang yang
terluka dalam sengketa bersenjata diatur dalam ketentuan dibawah ini:

a) Pasal 3 ketentuan bersama (common article) Konvensi Jenewa
disebutkan bahwa dalam sengketa bersenjata yang tidak bersifat

internasional, tiap pihak dalam sengketa harus memperlakukan dengan
perikemanusiaan bagi yang sakit dan luka, tanpa pembedaan merugikan
apapun yang didasarkan atas ras, warna kulit, agama atau kepercayaan,
kelamin, keturunan, atau kekayaan atau setiap kriteria lain yang serupa.
Karena itu, dilarang tindakan kekerasan atas jiwa dan raga, termasuk
pengudungan. Yang luka dan sakit, sebagaimana disebutkan dalam ayat
(2), harus dikumpulkan dan dirawat.
b) Pasal 7 Konvensi I menyebutkan bahwa yang luka dan sakit, begitu pula
petugas dinas kesehatan serta rohaniawan sekali-kali tidak boleh menolak
sebagian atau seluruhnya hak-hak yang diberikan kepada mereka oleh
Konvensi ini, serta oleh persetujuan-persetujuan khusus seperti tersebut
dalam pasal terdahulu apabila ada.
Adapun mereka-mereka yang berhak untuk mendapatkan perlindungan
diatur

dalam


pasal

13

Konvensi

I

sebagai

berikut:

Pasal 13 Konvensi I memberikan definisi orang-orang terluka dan sakit
yang mendapatkan perlindungan, yaitu:
1) Anggota-anggota angkatan perang dari suatu pihak dalam sengketa
termasuk anggota milisi dan sukarelawan,
2) Anggota-anggota gerakan perlawanan yang terorganisir yang tergolong
pada suatu Pihak dalam sengketa,
3) Anggota-anggota


angkatan

perang

reguler

tunduk

pada

suatu

pemerintahan atau kekuasaan yang tidak diakui Negara Penahan,
4) Orang-orang yang menyertai angkatan perang tanpa dengan sebenarnya
menjadi anggota angkatan perang itu namun mendapat pengesahan dari
angkatan perang yang mereka sertai,
5) Anggota awak kapal pelayaran niaga dari pihak dalam sengketa,
6) Penduduk wilayah yang diduduki yang atas kemauan sendiri mengangkat
senjata untuk melawan pasukan-pasukan yang menyerbu.
Untuk mempermudah dalam memberikan perlindungan bagi mereka yng

menjadi korban pertikaian bersenjata, Konvensi Jenewa I mengatur sebagai
berikut:

a) Pasal 15 Konvensi I menyebutkan setiap waktu dan terutama sesudah
pertempuran, pihak-pihak dalam sengketa, tanpa suatu penundaan, harus
mengambil semua tindakan untuk mencari dan mengumpulkan yang luka
dan sakit, untuk melindungi mereka terhadap perampokan dan perlakuan
buruk, untuk menjamin perawatan yang cukup dan untuk mencari yang
mati serta mencegah perampasan atas diri mereka. Bilamana keadaan
mengijinkan, gencatan senjata diusahakan untuk memungkinkan
pengambilan, penukaran dan pengangkutan yang luka dan sakit di medan
pertempuran.
b) Pasal 10 Protokol I menyebutkan bahwa semua yang luka, sakit dan
korban karam harus diperlakukan secara manusiawi dan harus
memperoleh perawatan kesehatan dengan sesedikit mungkin penundaan.
Tidak boleh ada pembedaan berdasarkan alasan apapun selain daripada
keadaan kesehatan mereka.
2. Perlindungan terhadap tawanan perang
Dalam film ini mengisahkan bahwa salah satu jenderalnya yang benama
Tavington selalu membunuh tawaban perangnya. Perbuatan yang

dilakukan sekawanan pasukan Inggris yang menyiksa dan membunuh
tawanan perang yang tidak berdaya lagi tersebut bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dibawah ini :
a) Pasal 3 ketentuan bersama Konvensi Jenewa.
b) Pasal 4 Konvensi III tentang definisi tawanan perang yang dilindungi
yaitu orang-orang yang telah jatuh ke tangan musuh sebagaimana
penggolongan terdahulu.
c) Pasal 7 Konvensi III bahwa mereka yang dilindungi tidak boleh
menolak sebagian atau seluruhnya hak-hak yang diberikan dalam
konvensi ini.
d) Pasal 13 Konvensi III menyebutkan bahwa tawanan perang harus
diperlakukan dengan perikemanusiaan. Setiap perbuatan yang
bertentangan dengan hukum, atau kelalaian Negara Penahan yang
mengakibatkan kematian atau yang benar-benar membahayakan

kesehatan tawanan perang adalah dilarang dan harus dianggap sebagai
pelanggaran berat. Tawanan perang tidak boleh dijadikan obyek
pengudungan jasmani, percobaan-percobaan kedokteran atau ilmiah
dalam bentuk apapun juga yang tidak dibenarkan oleh pengobatan
kedokteran, kedokteran gigi atau kesehatan dari tawanan bersangkutan
dan dilakukan demi kepentingannya.
e) Pasal 14 Konvensi III menyebutkan bahwa tawanan perang dalam
segala bentuk berhak akan penghormatan terhadap pribadi dan
martabatnya. Wanita harus diperlakukan dengan segala kehormatan
yang patut diberikan mengingat jenis kelamin mereka, dan dalam
segala hal harus mendapat perlakuan sebaik dengan yang diberikan
kepada pria.
f) Pasal 15 Konvensi III menyebutkan bahwa negara yang menahan
wajib menjamin pemeliharaan mereka dan perawatan kesehatan yang
dibutuhkan mereka dengan cuma-cuma.
g) Pasal 16 Konvensi III disebutkan bahwa perlakuan terhadap keadaan
kesehatan, yang diberikan oleh Negara Penahan, harus tanpa
perbedaan yang merugikan yang didasarkan atas suku, kebangsaan,
kepercayaan,

agama

atau

pandangan-pandangan

politik,

atau

perbedaan lainnya.
h) Pasal 18 Konvensi III menyebutkan bahwa barang-barang untuk
keperluan pribadi harus tetap dimiliki tawanan termasuk pakaian dan
makanan.
i) Pasal 20 Konvensi III menyebutkan tentang evakuasi tawanan harus
diselenggarakan dengan perikemanusiaan. Negara penahan harus
memberi makanan dan air yang dapat diminum cukup, serta pakaian
dan pemeliharaan kesehatan yang diperlukan serta segala tindakan
pencegahan yang wajar untuk menjamin kesehatan selama evakuasi.
j) Pasal 11 ayat (1) Protokol I menyebutkan bahwa kesehatan dan
keutuhan jasmani atau rokhani dari orang-orang yang berada di bawah
kekuasaan Pihak-pihak lawan atau yang diinternir, ditahan tidak boleh
dibahayakan. Karena itu adalah dilarang menempatkan orang-orang

dibawah suatu prosedur perawatan kesehatan yang tidak didasarkan
pada kesehatan orang yang bersangkutan dan yang tidak sesuai
dengan ukuran-ukuran perawatan kesehatan yang diakui secara umum.
Terutama dilarang melaksanakan terhadap orang-orang tersebut diatas,
sekalipun dengan persetujuan mereka: (a) pengudungan anggota
tubuh, (b) percobaan-percobaan kesehatan ataupun ilmiah, dan (c)
memindahkan jaringan syarat tubuh atau organ-organ tubuh untuk
pencangkokan, kecuali apabila tindakan-tindakan itu dapat dibenarkan
sesuai dengan keadaan sebagaimana diatur dalam ayat 1.
k) Pasal 11 ayat (3) Protokol I menyebutkan bahwa pengecualianpengecualian hanya dalam hal pemberian sumbangan darah untuk
transfusi atau sumbangan kulit untuk mengenten, asalkan saja
diberikan secara sukarela dan tanpa suatu paksaan apapun atau tipu
muslihat, dan hanya untuk tujuan pengobatan penyakit, sesuai dengan
ukuran-ukuran pengobatan dan pengawasan kesehatan yang diakui
secara umum, yang bertujuan bagi kemanfaatan pemberi sumbangan
maupun penerima sumbangan.
3. Perlindungan terhadap penduduk sipil
Jenderal Tavington yang kejam itu juga membunuh para anak-anak
dan wanita. Tindakan itu sangat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam Konvensi Jenewa terurama Konvensi IV. Disamping
itu, Hukum Humaniter Internasional melindungi mereka yang tidak
terlibat dalam peperangan (non-kombatan) seperti orang-orang sipil dan
petugas medis serta agama, juga melindungi mereka yang tidak lagi
terlibat dalam peperangan seperti orang-orang terluka atau korban kapal
karam atau orang sakit, atau orang-orang yang ditawan.
Orang-orang yang dilindungi tersebut tidak boleh diserang. Mereka harus
dihindarkan dari tindakan penyiksaan fisik atau tindakan yang tidak
manusiawi lainnya. Orang terluka dan sakit harus dikumpulkan serta dirawat
sebagaimana tertuang dalam ketentuan-ketentuan di bawah ini:
a) Pasal 3 ketentuan bersama Konvensi Jenewa.

b) Pasal 4 Konvensi IV tentang definisi orang-orang yang dilindungi, yaitu
mereka yang dalam suatu sengketa bersenjata ada dalam tangan suatu
pihak dalam sengketa atau kekuasaan pendudukan, yang bukan negara
mereka; warga negara suatu negara yang tidak terikat konvensi ini tidak
dilindungi.
c) Pasal 8 Konvensi IV bahwa mereka yang dilindungi tidak boleh menolak
sebagian atau seluruhnya hak-hak yang diberikan dalam konvensi ini.
d) Pasal 125 ayat (2) Konvensi IV menyebutkan bahwa penduduk sipil
harus diperkenankan, atas permintaan sendiri, untuk hadir dalam
pemeriksaan kesehatan harian. Mereka harus mendapatkan pemeriksaan
kesehatan yang diperlukan atas keadaan kesehatan mereka dan harus
dipindahkan ke balai pengobatan atau rumah sakit tempat interniran.