ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III (1)

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY S

G 1 P 0 A 0 DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

  Pendidikan Diploma III Kebidanan

  Disususun Oleh:

ASTRI MARANTIKA MELATI

  B 10 125

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA 2013

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea Pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali Tahun 2013”.

  Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan, masukan dan motivasi pada penulis.

  3. Bapak Kepala Sekolah Marsum, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Sambi Boyolali yang telah memberikan ijin pada penulis dalam

  pengambilan data.

  4. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

  5. Siswi kelas VIII SMP N 1 Sambi Boyolali yang telah bersedia memberikan informasi tentang pengetahuan mereka untuk penelitian.

  6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan KTI ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan dan sempurnanya penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Surakarta, Juli 2013

  Penulis

  Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Astri Marantika Melati B10 125

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER IIIPADA NY. S G1P0A0 DENGAN HIPERTENSIDI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

  (xi + 63 halaman + 1 gambar + 7 lampiran)

INTISARI

  Latar Belakang : Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya. Secara Internasional kejadian hipertensi dapat dipekirakan sebagai berikut primigravida sebesar 7-12, kehamilan multigravida 5-8. Di Indonesia perkiraan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12 serta sangat bervariasi dari masing-masing daerahnya. Tujuan : Melaksanakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan hipertensi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Metode : Jenis studi kasus yang digunakan menggunakan metode diskriptif, lokasi studi kasus di RSUD kabupaten Sukoharjo, subjek studi kasus yaitu ibu hamil ny. S dengan hipertensi, waktu studi kasus yaitu pada tanggal 5-11 maret 2013, teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, dan observasi sedangkan data sekunder meliputi studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari didapatkan hasil KU ibu baik, kesadaran : composmentis, TD : 13080 mmHg, S : 36,6˚C, N : 88 xmenit, R : 22xmenit, ibu telah mengerti tentang hasil pemeriksaan kehamilannya, ibu bersedia untuk tetap melakukan anjuran bidan walaupun kondisi ibu sudah membaik, obat telah diberikan dan ibu bersedian untuk minum sesuai aturan, ibu bersedia kontrol ulang 1 minggu lagi tau jika ada keluhan. Kesimpulan : Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah berupa asuhan yang harus diberikan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan menggunkan menejemen kebidanan 7 langkah varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi sehingga komplikasi pada ibu hamil dengan hipertensi tidak terjadi.

  Kata kunci : Asuhan Kebidanan, kehamilan, Hipertensi Dalam Kehamilan Kepustakaan : 18 literatur (2002 – 2012)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

  Ø Jangan pernah berfikir untuk kembali ke masa lalu karena senyuman masa

  depan sudah menanti kedatanganmu. Ø Jangan pernah takut untuk berkata jujur walaupun menyakitkan dirimu sendiri

  atau pun orang lain

PERSEMBAHAN

  Ø Allah SWT yang telah memberikan

  rahmat,

  hidayah

  dan karuniaNya

  kemudahan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Ø Untuk kedua orang tuaku tercinta yang

  selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang serta nasehat untukku.

  Ø Untuk abang dan adikku yang selalu

  memberi ku dukungan selama kuliah ini.. Ø Untuk teman-teman ku Dina, Selly, Rista

  Windo, Yuli, Astri, Ayuk, Sri.w makasih atas pertemanan selama ini kalian adalah teman sekaligus saudara dalam hidupku.

  Ø Teman-teman Prodi DIII Kebidanan,

  STIKes Kusuma Husada Surakarta, Ø Almamaterku

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Permohonan ijin pengambilan data awal

  Lampiran 2. Surat balasan pengambilan data awal

  Lampiran 3. Surat balasan penggunaan lahan

  Lampiran 4. Lembar persetujuan menjadi pasien

  Lampiran 5. Jadwal Penyusunan KTI

  Lampiran 6. Format asuhan kebidanan

  Lampiran 7. Lembar Observasi

  Lampiran 8. Lembar konsultasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

  Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya angka Kematian Ibu (AKI). Di Indonesia angka kematian Ibu menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, Sedangkan pada tahun 2010 menjadi 214 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2012).

  Diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan, atau nifas 16 – 17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka, umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi dalam kehamilan, partus macet dan aborsi ( Prawirohardjo, 2010).

  Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya. Secara Internasional kejadian hipertensi dapat dipekirakan sebagai berikut primigravida sebesar 7-12, kehamilan multigravida 5-8. Di Indonesia perkiraan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12 serta sangat bervariasi dari masing-masing daerahnya (Manuaba, 2007).

  Eklampsi secara global terjadi 0,5 kelahiran hidup dan 4,5 hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsia mempengaruhi banyak organ vital. Pascakonvulsi pada eklampsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal,

  Pada trimester pertama, tekanan darah relatif sama dengan tekanan darah sebelum kehamilan. Sementara tekanan darah kehamilan trimester kedua cenderung menurun beberapa millimeter air raksa (mmHg). Kemudian, tekanan darah meningkat lagi pada trimester ketiga. Kenaikan tekanan darah ini bisa berujung pada terjadinya preeklampsi ( Wulandari, 2009).

  Peran bidan dalam mengatasi hipertensi dapat dilakukan secara dini yaitu dengan melakukan pemeriksaan teratur ke tenaga kesehatan,yaitu Antenatal care secara teratur ke tenaga kesehatan agar diketahui sejak dini jika ada gangguan kesehatan pada dirinya atau janinnya.Minimal pemeriksaan yang harus dilakukan ibu hamil yaitu sebanyak 1 kali pada trimester 1 kali, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Peran bidan di RSUD dalam mengatasi hipertensi pada ibu hamil dengan cara memberikan terapi obat dan memberikan penjelasan agar ibu mengatur pola makan, istirahat dan olahraga agar dapat menurukan hipertensi.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh penulis di RSUD Kabupaten Sukoharjo mulai dari bulan November 2011 sampai Oktober 2012 jumlah ibu hamil yang melakukan ANC berjumlah 1451 orang dan yang mengalami Hipertensi sebanyak 62 orang, anemia 126 orang, hiperemesis 168 orang, preeklampsi dan eklampsi sebanyak188 orang, abortus 86 orang dan hamil normal sebanyak 614 orang. Berdasarkan studi pendahuluan di atas, maka penulis tertarik mengambil judul “Asuhan

  Kebidanan Pada Ibu hamil Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam

  Kehamilan di RSUD Kabupaten Sukoharjo”.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yaitu “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

  Trimester III Pada Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi di RSUD Kabupaten

  Sukoharjo tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”

C. Tujuan Studi Kasus

  1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III pada Ny. S

  G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam kehamilan di RSUD Sukoharjo tahun 2013 menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.

  2. Tujuan Khusus

  a. Di harapkan penulis mampu :

  1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan

  ibu hamil trimester III Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam

  kehamilan

  2) Menginterprestasikan data pada ibu Hamil trimester III pada Ny.

  Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi yang berisi masalah dan

  kebutuhan ibu hamil trimester III dengan hipertensi dalam kehamilan

  3) Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah pada ibu hamil

  trimester III Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam kehamilan

  4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,

  kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu

  hamil trimester III pada Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam

  kehamilan

  5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu

  hamil trimester III pada Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam

  kehamilan

  6) Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu hamil

  trimester III pada Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam

  kehamilan

  7) Mengevaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil

  trimester III pada Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi dalam

  kehamilan

  b. Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III pada Ny. S

  G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi.

  c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah berupa asuhan kebidanan menggunakan manajemen 7 langkah Varney

  sehingga komplikasi pada ibu hamil trimester III pada Ny. S G 1 P 0 A 0

  dengan hipertensi tidak terjadi.

D. Manfaat Studi Kasus

  Hasil studi diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :

  1. Bagi Diri Sendiri Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan

  asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan Hipertensi.

  2. Bagi Profesi Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi bidan dalam upaya

  pelayanan masa hamil. Sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan secara profesional dan sesuai kode etik kebidanan.

  3. Bagi Institusi

  a. RSUD Untuk meberikan masukan bagi bidan dalam penyusunan kebijakan

  program pelayanan kebidanan khususnya tentang pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan Hipertensi.

  b. Pendidikan Untuk menambah wacana dan informasi mengenai asuhan kebidanan

  pada ibu hamil trimester III dengan Hipertensi.

E. Keaslian Studi Kasus

  Keaslian studi kasus yaitu

  1. Destriana Anggraeni (2004), dengan judul “Asuahn Kebidanan pada ibu hamil dengan Hipertensi di Bidan Praktek Swasta Ny. M Boyolali.”

  Penanganan : Memberikan bimbingan mental dan dorongan moril, memperbanyak makanan berserat,menganjurkan diet rendah garam terapi obat lasik 1x1tablethari selama 5 hari,Catapres 0,5 mg 1x1 tablethari selama 5 hari,Elvit 1x1 tablethari selama 10 hari. Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 2 minggu hasilnya:tekanan darah 15090 mmHg menjadi 13080 mmHg.

  2. Siti Surtanti (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada ibu Hamil Trimester III dengan Hipertensi di Puskesmas Kemantran. Penanganan : Melakukan pemeriksaan darah secara rutin,memberi

  penjelasan tentang istirahat cukup,terapi nifedipin 10 tablet 1x1. Hasil :Setelah dulakukan asuhan selama 2 minggu, hasilnya:Tekanan darah 150100 mmHg menjadi 14090 mmHg.

  Perbedaan keaslian studi kasus yang sudah ada dan studi kasus penulis adalah lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus. Persamaan dalam studi kasus ini adalah sama – sama meneliti ibu hamil dengan hipertensi.

F. Sistematikan Penulisan

  Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini di bagi menjadi lima BAB yaitu : BAB I PENDAHULUAN

  Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  Bab ini berisi tetang landasan teori yang digunakan penulis untuk mengembangkan teori medis ibu hamil dengan hipertensi dan teori manajemen kebidanan menurut varney yang berisi 7 langkah sebagai landasan pembahasan kasus (pengumpulan data dasar, interpretasi data, diagnosapotensial, antisipasi tindakan segera, rencana asuhanintervensi, pelaksanaan asuhan, evaluasi), data pekembangan (SOAP), landasan hukum, dan informed concent.

  BAB III

  METODOLOGI Bab ini berisi tentang jenis studi kasus,lokasi pengambilan studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data dalam pengambilan data studi kasus dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan studi kasus.

  BAB IV

  TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

  Bab ini terdiri dari tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan kaus dilakukan dengan menggunakan menejemen kebidanan meurut 7 langkah Varney yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

  serta

  dilanjutkan

  dengan data

  perkembangan

  menggunakan metode SOAP. Sedangkan dalam pembahasan kasus ini berisi tentang pembahasan masalah yang ditemukan pada kasus dan teori, apakah ada kesenjangan antara teori dan praktek yang

  BAB V

  PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupkan inti dari pembahasan kasus ibu hamil dengan hipertensi, sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

  1. Konsep Dasar Kehamilan

  a. Pengertian Kehamilan

  Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (Wiknjosastro, 2009).

  Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat (Mandriwati, 2006).

  b. Klasifikasi dalam kehamilan

  Dalam kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dari 0-12 minggu, trimester kedua minggu ke-13 hingga ke-27, dan trimester ketiga minggu ke-27 hingga ke-40 (Wiknjosastro, 2009).

  c. Proses kehamilan

  1) Menurut Sulistyawati (2009), proses kehamilan meliputi :

  a) Konsepsi yaitu pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

  b) Fertilisasi yaitu kelanjutan dari proses konsepsi terjadi penyatuan

  sperma dan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan

  c) Implantasi (Nidasi) yaitu masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

  2) Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Salmah (2006), adalah

  Perkiraan hamil bisa dilihat melalui gejala subjektif dan tanda objektif. Gejala subjektif misalnya amenore, mual dan muntah (morning sickness), payudara menegang dan sensitif, sering kencing, berat badan bertambah dan perubahan perasaan.

  Tanda-tanda objektif bervariasi seperti perubahan fisik termasuk perubahan pada kulit yaitu striae gravidarum dan pigmentasi pada wajah dan perut (kloasma, linea nigra) perubahan pada payudara, pembesaran perut, perubahan pada uterus dan vagina.

  3) Tanda-tanda pasti kehamilan

  Tanda-tanda pasti kehamilan adalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin, gambaran sonogram janin, dan gerakan janin (Prawirohardjo, 2010).

  4) Kunjungan dalam kehamilan

  Menurut Salmah (2006), ibu hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan.

  a) Kehamilan trimester (<13 minggu) satu kali kunjungan.

  b) Kehamilan trimester kedua (13-27 minggu) satu kali kunjungan.

  c) Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36) dua kali kunjungan.

  Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali.

  Bila ada masalah atau gangguan kehamilannya, ibu segera menemui petugas kesehatan profesional (bidan atau dokter) untuk penanganan lebih lanjut.

  d. Asuhan pada ibu hamil

  Asuhan antenatal adalah upaya preventif program layanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Sesuai dengan standar 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian Zat besi, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, 2010).

  Penerapan 7 langkah manajemen menurut Varney dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis adalah sebagai berikut :

  1) Mengumpulkan data dasar

  2) Menginterpretasikanmenganalisis data

  3) Merumuskan diagnosismasalah potensial

  4) Tindakan segera

  5) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

  6) Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan secara efisisen dan aman

  7) Mengevaluasi terhadap asuhan yang telah dilaksanakan

  e. Tujuan asuhan kebidanan menurut Sulistyawati (2009).

  1) Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.

  2) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai darah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin yang

  dapat digunakan sebagai standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan.

  3) Mengidentifikasi faktor resiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang.

  4) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran 4) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran

  5) Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan

  kesehatan bayinya

  6) Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan

  f. Komplikasi yang menyertai kehamilan

  1) Perdarahan Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah

  20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa (Wiknjosastro, 2010)

  2) Preeklampsia Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah di atas

  normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data atau informasi awal yang terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya) dengan preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari preeklampsia adalah sebagai berikut :

  a) Sakit kepala yang tidak membaik dengan pengobatan umum a) Sakit kepala yang tidak membaik dengan pengobatan umum

  c) Nyeri epigastrik

  d) Edema menyeluruh

  e) Protein urin positif (Wiknjosastro, 2010).

  3) Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan

  sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan (Sulistyawati, 2009).

  2. Hipertensi dalam kehamilan

  a. Pengertian Hipertensi apabila tekanan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan

  diastolik ≥ 90 mmHg (Yulianti, 2010 ).

  b. Klasifikasi hipertensi

  1) Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur

  kehamilan 20 minggu.

  2) Hipertensi gestasional adalah hipertensi akibat kehamilan, atau PIH

  (pregnancy induced hypertension) peningkatan tekanan darah selama kehamilan tanpa proteinuria atau terjadi selama 24 jam pertama pasca partum pada wanita dengan tekanan darah normal, dan tidak mempunyai riwayat hipertensi vaskuler.

  c. Etiologi hipertensi menurut Suheimi (2009)

  Resiko hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan ketika pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat antigenik di plasenta terganggu.

  d. Patofisiologi Hipertensi

  Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam sistem kardiovaskuler, renal dan endokrin. Perubahan ini akan berbeda dengan respon pada patologi yang timbul pada HDK. Pada trimester kedua akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu penurunan sistolik rata-rata 5mmHg dan tekanan darah diastolik 10mmH, yang selanjutnya meningkat kembali dan mencapai tekanan darah normal pada usia kehamilan trimester ketiga.

  Pada keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40 dalam kehamilan, meningkat pada usia kehamilan 20-30 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamilan trimster pertama. Keadaan ini disebabkan karenameningkatnya aktifitas sistem renin-angiotensin aldosteron dan sistem saraf simpatis. Penurunan tahanan perifer total disebabkan oleh menurunnya tonus otot polos oleh pembuluh darah.

  Volume darah yang beredar yang juga meningkat 40 , peningkatan ini melebihi jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun. Terjadi tekanan penurunan osmotik plasma darah yang menyebabkan peningkatan cairan ekstraseluler, sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan nornal

  e. Penatalaksanaan hipertensi

  1) Penatalaksanaan Hipertensi secara umum

  Menurut Riny (2012), penatalaksanaan penanganan secara umum adalah

  a) Menurunkan berat badan sampai berat badan ideal.

  b) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau

  kadar kolesterol darah tinggi.

  c) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (atau disertai dengan asupan kalium,magnesium dan kalium yang cukup ) dan

  mengurangi alcohol.

  d) Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.

  Terapi obat penderita hipertensi obat dimulai dengan salah satu obat : (1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg dengan dosis tunggal

  padapagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai dengan odem paru)

  (2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal (3) Propanolol mulai dari 10 mg 2x sehari dapat dinaikan menjadi

  20mg 2x sehari(kontra indikasi untuk penderita asma) (4) Nifedipine mulai dari 2,5 mg 2x sehari dapat dinaikan 10 mg

  2x sehari

  2) Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria

  Menurut Pudiastuti (2012)

  a) Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat jalan. (1) Pantau tekanan darah meningkat, proteinuria, dan kondisi

  janin setiap minggu (2) Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia

  (3) Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin

  terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.

  b) Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi :

  (1) Jika servik matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU

  dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes menit atau dengan prostaglandin.

  (2) Jika servik belum matang,berikan prostaglandin, misoprostol

  atau kateterFoley, atau terminasi dengan seksio sesarea.

  f. Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil menurut manuaba (2008)

  1) Berkurangnya aliran darah ke plasenta

  Resiko yang mungkin dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah kurangnya aliran pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat dan dapat meningkatkan bayi berat lahir rendah.

  2) Penyakit kardiovaskuler di masa depan

  Wanita yang mengalami preeklamsia (ditandai dengan tingginya tekanan darah dan protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan) berisiko mengalami peningkatan penyakit kardiovaskular di kemudian hari, meskipun fakta menunjukkan bahwa tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan.

  sebelum waktunya)

  Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta dapat terlepas sebelum waktunya dan terpisah dari rahim. Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu. Risikonya adalah kematian pada janin.

  4) Kelahiran prematur

  Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin bisa mengancam nyawa ibu atau bayi, tidak jarang masa kehamilan dipercepat sebelum waktunya sehingga bayi berisiko lahir secara prematur.

  5) Kebutaan

  Preeklamsia dapat memicu gangguan pada pembuluh darah di mata. Bahkan menurut Aria, pembuluh darah mata di retina bisa pecah sehingga memicu kebutaan. Tapi lanjutnya, pada kondisi yang ringan seperti misalnya pembengkakan pada otak yang mengenai saraf mata, hal ini hanya membuat pasien buta sementara.

B. Teori manajemen Kebidanan menurut Varney

  1. Pengertian

  Manajemen

  kebidanan adalah

  digunakan sebagai metode

  pengorganisasian pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).

  2. Proses Asuhan Kebidnan

  Proses asuhan kebidanan menurut Varney (2007) terdiri dari 7 langkah yaitu : pengkajian atau pengumpuan data dasar, interpretasi data, diagnosa atau masalah potensial, antisipasi, tindakan segera, pelaksanaan dan evaluasi.

Langkah I : Pengkajian data

  Mengumpulkan data subjektif dan data objektif, berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan anamnesis, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, dan pemeriksaan laboratorium. Jenis data yang dikumpulkan adalah :

  a. Data subjektif

  Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut tidak dapt ditentukan oleh bidan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009).

  b. Data subjektif :

  1) Biodata ibu dan suami :

  a) Nama

  : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap,

  untuk menghindari adanya kekeliruan pasien.

  b) Umur

  : untuk mengetahui faktor resiko kehamilan

  c) Agama

  : untuk memberikan motivasi dorongan moril sesuai dengan agama yang dianut

  d) Suku bangsa

  : untuk mengetahui faktor bawaan atau ras

  e) Pendidikan

  : untuk mengetahui tingkat pengetahuan karena tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang

  f) Pekerjaan

  : untuk mengetahui status ekonomi seseorang

  g) Alamat

  : untuk mengetahui tempat tinggal serta mempermudah pemantauan

  2) Alasan ibu memeriksakan diri

  Alasan ibu hamil datang mengunjungi RBRS dan diungkapkan dengan kata-kata sendiri (Varney, 2007). Pada kasus ibu hamil dengan hipertensi yang dikeluhkan meliputi sakit kepala yang menetap, bengkak pada wajah dan ekstermitas (Pudiastuti, 2012).

  3) Riwayat menstruasi

  Untuk mengetahui tentang menarche, siklus disminorhea, lama menstruasi ( Salmah,2006).

  4) Riwayat kehamilan sekarang

  Untuk mengetahui tanggal haid, umur kehamilan, perkiraan lahir, masalah

  kehamilan sekarang

  (Prawirohardjo, 2005).

  5) Riwayat penyakit

  Untuk mengetahui apakah saat ini ibu sedang menderita suatu penyakit, atau pernah menderita suatu penyakit sistemik seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM dan hipertensi.

  6) Riwayat perkawinan

  Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan, sudah berapa kali menikah, pada umur berapa menikah (Prawirihardjo, 2005).

  7) Riwayat keluarga berencana

  Untuk mengetahui sebelum hamil ibu menggunakan alat kontrasepsi atau tidak dan berapa lama menggunakannya (Prawirihardjo, 2005).

  8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

  Untuk mengetahui tanggal, bulan dan tahun berapa anaknya lahir, tempat persalinan, jenis persalinan, penolong persalinan dan keadaan anak (Salmah, 2006).

  9) Pola kebiasaan sehari-hari

  a) Pola nutrisi

  Yang perlu dikaji meliputi frekuensi, kualitas, keluhan, makanan pantangan. Pada kasus hipertensi diberi diet tinggi protein, rendah garam (Wiknkjosastro, 2010).

  b) Pola eliminasi Untuk mengetahui berapa kali Ibu BAB dan BAK dalam sehari

  selama kehamilan (Varney, 2007)

  c) Pola aktivitas Dikaji karena dasar dari pengobatan hipertensi adalah istirahat dan

  diet makanan (Pudiastuti, 2012)

  d) Pola istirahat tidur Istirahat berbaring memperbaiki kelancaran sirkulasi retroplasenta (Mufdalifah, 2009). Pada kasus ibu hamil dengan hiepertensi

  harus cukup tidur.

  e) Pola seksual Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan

  seksual dalam seminggu (Saifuddin, 2010).

  f) Pola psikososial budaya Untuk mengetahui apakah adanya pantangan makanan atu tidak, kehamilan ini direncanakan atau tidak dan dukungan keluarga

  (Varney, 2007).

  g) Perokok dan pemakaian obat-obatan Kebiasaan ibu dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan

  kehamilan (Manuaba, 2007).

  c. Data objektif

  Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat. Data inidiperoleh melalui kepekaan bidan selama melakukan fisik (Nursalam, 2009).

  1) Status Generalis

  a) Keadaan umum

  : Untuk mengetahui keadaan ibu baik atau

  tidak

  b) Kesadaran

  : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu

  composmentis (kesadaran penuh) atau tidak.

  c) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi

  atau hipertensi. Batas normal 12080 mmHg. Pada kasus Ibu hamil dengan hipertensi tekanan darah 150100 (Manuaba, 2007).

  d) Suhu : Untuk mengetahui adanya peningkatan atau

  tidak. Pada kasus hipertensi suhu < 35 dapat merupakan gejala preeklampsi (Manuaba, 2007).

  e) Nadi

  : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit. Batas normal 60-100 per menit (Prawirohardjo, 2010).

  f) Respirasi

  : Untuk menilai pernafasan dan bunyi nafas.

  Apakah kurang dari 40 kali per menit lebih dari 60 kali permenit (Salmah, 2006).

  g) Tinggi badan

  : Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil, jika

  kurang dari 145 cm maka termasuk resiko tinggi (Salmah, 2006).

  h) Berat badan

  : Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama kehamilan yang rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu (Wiknjosastro, 2010). Pada kasus hipertensi berat badan naik1kg tiap minggu (Manuaba, 2007).

  i) LILA

  : Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu hamil

  apakah 23,5 cm atau tidak dan termasuk resiko tinggi atau tidak (Varney, 2007).

  2) Pemeriksaan sistematis

  a) Rambut

  : Untuk menilai warna, ketebalan, berketombe

  atau tidak (Alimul, 2008)

  b) Muka

  : Keadaan muka pucat atau tidak ada oedema atau

  tidak(Alimul, 2008). Pada kasus hipertensi ibu hamil muka sedikit pucat dan tidak ada oedema (Manuaba, 2007).

  c) Mata

  : Conjungtiva warna pucat atau kemerahan, skelra

  putih atau tidak (Alimul, 2008).

  d) Hidung

  : Untuk mengetahui apakah hidung ada benjolan

  atau tidak (Alimul, 2008).

  e) Telinga

  : Untuk mengetahui ketajaman pendengaran, bentuk, warna dan adanya benda asing (Varney, 2007).

  f) Mulut, gigi, gusi : Untuk mengetahui bersih atau tidak, ada caries

  atau tidak

  (Saifuddin, 2010).

  g) Leher

  : Untuk menilai adanya tekanan vena jugularis dan

  untuk menilai ada atau tidaknya masa dalam leher (Alimul, 2008).

  h) Pemeriksaan dada dan axilla (1) Jantung

  Jantung normal, tidak berdetak cepat (Varney, 2007). (2) Paru-paru

  Untuk mengetahui tanda kemungkinan penyakit paru, gagl jantung, gagal ginjal (Manuaba, 2007).

  (3) Mammae

  Untuk mengetahui kebersihan puting susu, menonjol atau tidak (Wiknjosastro, 2010).

  (4) Axilla

  Untuk mengetahui adakah tumor atau benjolan, ada nyeri tekan atau tidak Untuk mengetahui adakah tumor atau benjolan, ada nyeri tekan atau tidak

  patella untuk mengetahui reflek saraf kaki + -, betis merah, lembek atu keras (Saifuddin, 2010). Pada hipertensi ibu hamil, faktor terjadinya hipertensi, bendungan vena akibat multigravida, akibat infeksi (Manuaba, 2007).

  3) Pemeriksaan khusus obstetri

  a) Abdomen Pemeriksaan fisik ini meliputi pemeriksaan dengan metode

  pemriksaan (inspeksi, palpasi, auskultasi ) (1) Inspeksi

  Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai pembesaran perut sesuai atau tidaknya dengan usia kehamilan, bentuk perut membesar kedepan atau ke samping (Alimul, 2008).

  (2) Palpasi menurut Manuaba (2008)

  Palpasi dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold. Pemeriksaan palpasi meliputi : Leopold I : Palpasi fundus uteri untuk menentukan tinggi

  fundus uteri dengan dua telapak tangan dan fundus uteri dengan dua telapak tangan dan

  Leopold II : Palpasi bagian lateral uterus untuk menentukan

  punggung janin, punggung merupakan bagian yang keras dan rata.

  Leopold III : Palpasi pelvis dengan pemeriksa mengarah ke

  kaki ibu, kepala akan dapat terjadi ballotement di antara dua tangan, kepala taraba bulat dan keras.

  Leopold IV : Bagian terendah digerakkan antara jempol dan jari

  tangan menentukan kepala atau bokong dan seberapa bagian telah masuk pintu atas panggul. TBJ : Untuk mengetahui perkiraan berat janin.

  Dihitung dengan cara mengukur TFU ,apabila kepala janin sudah masuk panggul dikurangi 11, dan bila belum dikurangi 12 di kali 155.

  stetoskop untuk

  mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan anak, gerakan anak, bising rahim serta bising usus. Dalam keadaan sehat bunyi jantung janin antara 120-160 kali per menit (Alimul, 2008) mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan anak, gerakan anak, bising rahim serta bising usus. Dalam keadaan sehat bunyi jantung janin antara 120-160 kali per menit (Alimul, 2008)

  Untuk mengertahui kesan panggul normal atau tidak. Ukuran distantia spinarum (normal 23-26 cm), distantia kristarum (normal 26-29 cm), conjugate eksterna (normal 18-20 cm), dan lingkar panggul (normal 80 cm).

  c) Pemeriksaan Anogenital (1) Vulva vagina : untuk mengetahui adakah varices, luka,

  kemerahan, dan adanya pengeluaan pervaginam.

  (2) Perinium

  : untuk mengetahui ada atau tidaknya

  bekas luka dan lain-lain.

  (3) Anus

  : untuk mengetahui adanya hemoroid atau

  tidak

  d) Pemeriksaan penunjang

  Mendukung diagnosis medis, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya diarahkan untuk mengkaji kadar protein urine (Salmah, 2006)

Langkah II : Interpretasi Data

  Pada langkah langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar di atas data yang telah dikumpulkan yaitu dengan diagnosa kebidanan (Salmah, 2006).

  a. Diagnosa kebidanan Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam

  ruang lingkup kebidanan dan memenuhi standar nomen klatur diagnose kebidanan (Salmah, 2006). Data dasar :

  1) Data subjektif

  Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut tidak dapt ditentukan oleh bidan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). Data subjektif pada ibu hamil dengan hipertensi menurut Saifuddin (2003) :

  a) HPHT (hari pertama haid terakhir)

  b) Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke

  c) Ibu mengatakan sering pusing

  d) Ibu mengatakan pandangan kabur

  2) Data objektif

  Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat. Data inidiperoleh melalui kepekaan bidan selama melakukan fisik (Nursalam, 2009). Data objektif pada ibu hamil dengan hipertensi meliputi :

  a) HPL (hari perkiraan lahir)

  b) Keadaan umum ibu dan vital sign b) Keadaan umum ibu dan vital sign

  : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat di fundus

  Leopold II

  : Palpasi bagian lateral uterus untuk menentukan punggung janin, punggung merupakan bagian yang keras dan rata.

  Leopold III : Palpasi pelvis dengan pemeriksa mengarah ke kaki

  ibu, kepala akan dapat terjadi ballotement di antara dua tangan, kepala taraba bulat dan keras.

  Leopold IV : Bagian terendah digerakkan antara jempol dan jari

  tangan menentukan kepala atau bokong dan seberapa bagian telah masuk pintu atas panggul.

  TBJ

  : untuk mengetahui perkiraan berat janin. Dihitung dengan cara mengukur TFU , apabila kepala janin sudah

  danbilabelumdikurangi 12 di kali 155.

  b. Masalah Masalah Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa (Salmah,

  2006). Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi : pandangan mata kabur, sering sakit kepala (Saifuddin, 2003).

  c. Kebutuhan Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data

  (Salmah, 2006). Kebutuhan ibu hamil dengan hipertensi : diet tinggi protein, makan rendah garam, dan banyak istirahat (Saifuddin, 2003).

Langkah III : Diagnosa Potensial

  Merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau

  (Salmah, 2006). Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi adalah pertumbuhan janin yang lambat, kematian janin, persalinan premature (Saifuddin, 2003).

Langkah IV : Antisipasi atau tindakan segera

  Pada tahap ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan orang lain berdasarkan kondisi klien (Salmah, 2006). Tindakan segera untuk ibu hamil dengan hipertensi, melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk mencegah komplikasi hipertensi lebih lanjut (Saifuddin, 2003).

Langkah V : Perencanaan

  Menyusun rencana yang menyeluruh mengacu pada diagnose, masalah asuhan, serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan (Salmah, 2006). Asuhan yang direncanakan pada ibu hamil dengan hipertensi tinggi menurut (Saifuddin, 2003).

  1. Pantau tekanan darah ibu, protein urine dan memonitor DJJ

  2. Beri informasi tentang keadaan ibu dan keadaan kehamilannya

  3. Anjurkan ibu banyak istirahat

  4. Anjurkan ibu untuk diet makanan rendah garam, diet makanan tinggi protein, cukup vitamin, rendah lemak

  5. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya yaitu 1 minggu sekali.

Langkah VI : Implementasi atau Pelaksanaan

  Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisen dan aman. Rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang telah direncanakan, dilaksanakan secara efisien dan aman biasanya dilaksanakan oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya (Salmah, 2006). Pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat (Saifuddin, 2003).

  1. Memantau tekanan darah ibu, protein urine, memonitor DJJ

  2. Memberi informasi tentang keadaan ibu dan keadaan kehamilannya

  3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat

  4. Menganjurkan ibu untuk diet makanan rendah garam, diet makanan tinggi protein, cukup vitamin, rendah lemak

  5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya yaitu 1 minggu sekali.

Langkah VII : Mengevaluasi

  Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

  1. Telah dilakukan pengukuran tekanan darah ibu, protein urine dan memonitor DJJ

  2. Ibu telah mengerti tentang keadaannya dan keadaan kehamilannya

  3. Ibu bersedia istirahat dengan cukup

  4. Ibu bersedia untuk diet makanan rendah garam, diet makanan tinggi protein, cukup vitamin, dan rendah lemak

  5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu sekali

C. Data Perkembangan ( SOAP )

  Berdasarkan evaluasi, selanjutnya rencana asuhan kebidanan dituliskan dalam catatan perkembangan yang menggunakan SOAP (Varney, 2007). Menurut Mufdlilah (2009), SOAP meliputi : S : Subjektif

  Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien

  O : Objektif

  Merupakan hasil pendokumentasian hasil observasi, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium pemeriksaan diagnostik lain.

  A : Assesment Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

  P : Planning

  Membuat rencana asuhan yang akan datang. Dalam planning ini juga harus mencantumkan Evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifit asasuhan hasil pelaksanaan tindakan.

D. Landasan Hukum

  Bidan dalam menjalankan prakteknya berlandaskan pada Kepmenkes RI Nomor 369MENKESSKIII2007 tentang asuhan dan konseling selama kehamilan, pada kompetensi ketiga yaitu Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : Deteksi dini, pegobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu (Kepmenkes, 2007).

E. Informed Concent

  Persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut (Febriyanti, 2010)

  F. Kerangka Konsep INPUT

  PROSES

  OUTPUT

  Ibu hamil

  Asuhan

  kebidanan

  Hasil asuhan kebidanan :

  1. Keadaan umum dan

  Varney :

  tanda-tanda vital

  1. Pengkajian data

  normal

  2. Interprestasi data

  2. Pasien mengetahui

  3. Diagnose potensial

  keadaannya dan

  4. Antisipasi masalah

  kehamilannya

  5. Perencanaan tindakan

  3. Ibu sudah beristirahat dengan cukup

  6. Pelaksanaan tindakan

  4. Ibu bersedia diet

  7. Evaluasi

  makanan tinggi protein, rendah garam

  5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

  Gambar 2.1. Kerangka Konsep

BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

  Jenis kasusnya adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoadmojo, 2010). Studi kasus ini adalah Asuhan

  Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny. S G 1 P 0 A 0 dengan Hipertensi

  dalam kehamilan di RSUD Kabupaten Sukoharjo tahun 2013.

B. Lokasi Studi Kasus

  Lokasi studi kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus tersebut dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Lokasi studi kasus ini dilakukan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.

C. Subjek Studi Kasus

  Subyek studi kasus adalah hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoadmojo, 2010). Subjek dalam kasus ini adalah Ny. S

  G 1 P 0 A 0 ibu hamil trimester III dengan hipertensi.

D. Waktu Studi Kasus

  Waktu pelaksanaan studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan

  (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 6-13 Maret tahun 2013.

E. Instrumen Studi Kasus

  Instrumen studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini menggunakan format asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada ibu hamil.

F. Tekhnik Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data digunakan pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.

  1. Data primer Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan penelitian (Nursalam, 2008).

  a. Pemeriksaan fisik

  1) Inspeksi

  Merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik yang dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi yang dilakukan pemeriksaan ibu mulai dari head to toe.

  2) Palpasi

  Palpasi merupakan teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba (Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi palpasi dilakukan untuk memastikan adanya tanda-tanda kehamilan (Manuaba, 2008). Pada kasus ini dilakukan palpasi Leopold

  a. Leopold I

  : TFU : pertengahan pusat-Px, Mc donald : 30 cm

  Fundus : teraba bulat, lunak, tidak melenting

  (bokong)

  b. Leopold II : kanan : Teraba keras, memanjang seperti papan

  (punggung) Kiri :Teraba bagian kecil – kecil janin

  (ekstremitas)

  c. Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting

  (kepala)

  d. Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk panggul

  dan didapatkan hasil oedema negatif.

  3) Perkusi

  Pemeriksaan mengetuk-ngetukkan jari ketubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian kanan dan kiri yang bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan (Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi dilakukan untuk pemeriksaan reflek patella kanan kiri negatif atau positif (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan perkusi pada ekstremitas didapatkan hasil reflek patella negatif kanan kiri.

  4) Auskultasi

  Merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nursalam, 2008). Pada kasus hipertensi dilakukan untuk mendengarkan denyut jantung janin yang bertujuan memastikan tanda pasti kehamilan (Manuaba, 2008). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan Auskultasi didapatkan hasil DJJ 142xmenit pada punctum maximum kanan bawah pusat.

  b. Wawancara

  Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) melalui suatu pertemuan percakapan (Notoatmodjo, 2010).

  c. Observasi

  Merupakan suatu pengamatan yang berencana yang antara lain meliputi melihat, mendengar, mencatat sejumlah taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010).

  2. Data sekunder

  Data yang diperoleh dari orang lain atau dari sumber-sumber yang telah ada sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Dengan cara membaca status pasien, catatan asuhan kebidanan dan studi kepustakaan.

  Data yang didapat dengan cara : Studi kepustakaan merupakan bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian(Notoatmodjo, 2010).

  Data sekunder pada studi kasus ini diperoleh dari rekam medis berupa data jumlah ibu hamil yang melakukan ANC berjumlah 1451 orang dan yang mengalami Hipertensi sebanyak 62 orang, anemia 126 orang, hiperemesis 168 orang, preeklampsi dan eklampsi sebanyak188 orang, abortus 86 orang dan hamil normal sebanyak 614 orang di Kabupaten Sukoharjo.

  Pelaksanaan : Melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai dengan evaluasi sesuai kasus.

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

  Merupakan alat-alat yang dibutuhkan selama pelaksaanaan studi kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2010).

  1. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data :

  a. Format pengkajian pada ibu hamil

  b. Buku tulis Bolpoint dan penggaris

  2. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaam

  a. Timbangan berat badan

  b. Spigmomanometer

  c. Dopler

  d. Metlin

  e. Alat untu mengukur tinggi badan e. Alat untu mengukur tinggi badan

  g. Jarum

  h. Spuit

  i. Kapas j. Alkohol k. Jam tangan

BAB IV TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

  A. IDENTITAS PASIEN

  IDENTITAS SUAMI

  4. Suku Bangsa : Jawa

  Suku Bangsa : Jawa

  : Gunungsudo RT 36, Malangan, Bulu Sukoharjo

B. ANAMNESE (Data Subyektif)

  Tanggal : 07 Maret 2013, Pukul : 19. 00 WIB

Dokumen yang terkait

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERBEDAAN TINGKAH LAKU LEKAT PADA IBU ANTARA ANAK TUNGGAL DAN ANAK BUNGSU

3 73 2

HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN MANAJEMEN NUTRISI DENGAN STATUS NUTRISI IBU HAMIL TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

0 38 19

PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGINFORMASIKAN TELKOMFLEXI MELALUI NEWSLETTER PADA KARYAWAN DI PT TELKOM Tbk DIVRE III BANDUNG

2 38 1

Sistem informasi cuti tahunan pegawai berbasis website di Divisi Regional III PT.Telkom Jl.Supratman No.66 Bandung : laporan hasil praktek kerja lapangan

2 28 106

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

Uji Efektivitas Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) sebagai Larvasida terhadap Larva Aedes aegypti Instar III

17 90 58

Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70 % Akar Kecombrang (Etlingera elatior) Terhadap Larva Instar III Aedes aegypti sebagai Biolarvasida Potensial Effectiveness of Giving 70% Ethanol Root Extract Kecombrang (Etlingera elatior) against Aedes aegypti lar

2 34 76

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

1 17 54

TUGAS OPERASI TEKNIK KIMIA III DIRECT IN

2 62 7