Strategi untuk Meningkatkan Daya Saing dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada Anggun Jaya Meubel

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar
mampu memenangkan persaingan dan memperluas pangsa pasar, untuk
menciptakan sesuatu yang berbeda itu tidaklah mudah, perlu adanya strategi daya
saing yang digunakan sebuah perusahaan sebagai alat untuk bersaing dengan
penantang pasar, para pendatang baru, dan ancaman-ancaman lainnya agar
perusahaan tersebut tetap survive dalam persaingan jangka panjang.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh setiap perusahaan adalah akan
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana Implementasi
MEA rencananya akan diterapkan dan mulai diberlakukan pada tanggal 31
Desember 2015. MEA merupakan sebuah gagasan dari para pemimpin ASEAN,
termasuk Indonesia dan seluruh negara negara ASEAN yang bertujuan untuk
menciptakan pembangunan dinegara ASEAN dengan melakukan integritas
ekonomi yaitu aliran barang bebas, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik antar
negara ASEAN.
Menyongsong diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
tersebut, terdapat berbagai macam kecemasan dikalangan setiap pelaku usaha,
terutama bagi pelaku usaha di Indonesia. Ini reaksi yang wajar jika dilihat dari
kesiapan setiap pelaku usaha menghadapi persaingan dibandingkan dengan negara

anggota ASEAN yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Kecemasan tentu menjadi hal yang wajar terhadap pemberlakuan MEA,
mengingat sejauh ini belum semua masyarakat tahu apa itu MEA, hasil survei di
lima kota besar seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Pontianak ,
(Sumber Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia) dengan merujuk pada
Kajian Uniteds Nations Development Programme (UNDP), menunjukkan bahwa
pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi,
maupun masyarakat di negara ini masih rendah pemahaman dan pengetahuannya
terhadap MEA.
Indonesia dengan jumlah penduduk 241 juta jiwa lebih (Badan Pusat
Statistik) akan menjadi sasaran perdagangan karena sangat berpotensi menjadi
basis konsumsi yang sangat besar. Oleh karena itu, jika Indonesia memiliki
strategi yang baik, MEA 2015 dapat menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk
membangun perekonomiannya.
Salah satu cara Indonesia untuk membangun perekonomiannya adalah
dengan menambah sektor UMKM. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Banyak

keunggulan dari UMKM, data dari BPS 2012 menunjukkan bahwa kontribusi
UMKM terhadap PDB Indonesia tahun 2011 sebesar 56,6% dan menyerap 97%
dari tenaga kerja nasional. Kontribusi UMKM terhadap devisa negara tersebut
jauh lebih kecil daripada kontribusi usaha besar, sehingga UMKM lebih
diberdayakan. Selain itu UMKM juga berkontribusi dalam upaya pemerataan
pendapatan masyarakat Indonesia. Namun perlu dipahami, bahwa kapasitas daya
saing pelaku usaha kita, khusunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
masih berada di urutan terbawah dibandingkan dengan negara-negara lain di

Universitas Sumatera Utara

ASEAN. Apalagi, jika dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam
ekonomi APEC.
Gambar 1.1 Grafik Daya Saing Daya saing UMKM Indonesia terhadap
negara-negara ASEAN dan APEC

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa Singapura adalah negara di
ASEAN yang paling hebat dalam daya saing UMKM. Disusul dengan Malaysia,
Thailand, Filipina dan terakhir Indonesia. Rendahnya daya asaing UMKM
Indonesia dikarenakan masalah ketersediaan modal, akses informasi dan

kurangnya mengikuti perkembangan teknologi. Kemampuan daya saing produk
Indonesia di pasaran ASEAN menuntut ketersediannya infrastruktur yang
memadahi.
Kontribusi Pemerintah untuk mewujudkan produk dalam negeri yang
berkualitas di pasaran ASEAN sangatlah menentukan. Dalam perindustrian,
masalah ketersedian modal yang cukup para pelaku usaha, teknologi informasi
yang memadai, dan tenaga kerja yang terampil di bidangnya serta diimbangi
dengan keahlian pengusaha, organisasi dan manajemem perusahaan, pemakaian

Universitas Sumatera Utara

teknologi maju dan input lainnya akan memberikan andil yang besar dalam
mencetak produk dalam negeri bermutu tinggi di pasaran ASEAN. Disinilah kerja
sama Pemerintah dan pengusaha sangat dibutuhkan untuk menciptakan hasil
produksi perusahaan yang bermutu.
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang
vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Negara–
Negara yang sedang berkembang tetapi juga dinegara–negara yang sudah maju.
Diakui secara luas bahwa UMKM sangat penting dikarenakan karakteristik–
karakteristik utama mereka yang membedakan mereka dari usaha besar, terutama

karena UMKM adalah usaha-usaha padat karya, terdapat disemua lokasi terutama
dipedesaan, lebih tergantung pada bahan – bahan baku lokal, dan penyedia utama
barang – barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau
miskin (Tambunan, 2012).
Ketatnya pesaingan ini akan berdampak pada harga yang kompetitif pula,
bukan hanya pada komoditi/produk/jasa unggulan industri besar (UB), tetapi juga
sektor UMKM karena kesamaan karakteristik produk. Menyadari peran UMKM
sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan peran cukup
dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA 2015
mendatang juga akan dipengaruhi oleh kesiapan UMKM.
Perkembangan UMKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum
diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM, karena masih banyaknya
hambatan dan permasalahan umum yang dihadapi oleh setiap pelaku usaha.
Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas (Bank
Indonesia, Jakarta 2013). Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang

Universitas Sumatera Utara

dihadapi UMKM yaitu: rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen,
organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari

para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan,
informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah
eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi
akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga
yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih
merupakan persoalan mendasar bagi UMKM di Indonesia.
Pada masa sekarang ini, telah banyak berdiri UMKM baru sehingga
membuat persaingan semakin ketat. UMKM juga perlu menerapkan strategi
bersaing dalam mencapai tujuan perusahannya. Meubel merupakan salah satu
usaha yang banyak diminati oleh setiap pengusaha UMKM. Hal ini dikarenakan
meubel merupakan elemen pendukung dalam menambah nilai estetika dari rumah,
kantor, dan gedung-gedung terlebih untuk meningkatkan prestise tersendiri.
Meubel kini telah menjadi produk fashion, mode dan gaya hidup. Berbagai macam
style dan gaya tersendiri yang ditawarkan dari motif-motif meubel membuat
Anggun Jaya Meubel semakin berkembang. Karena setiap individu atau individu
lain memiliki selera dan keinginan yang berbeda sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masing-masing.
Tingginya persaingan bisnis meubel di Indonesia semakin lama semakin
tinggi dikarenakan derasnya produk-produk impor yang membanjiri pasar
domestik yang memberikan motif, kualitas dan harga yang bersaing dan

bertambahnya pesaing-pesaing baru usaha sejenis, dan terakhir adanya tuntutan

Universitas Sumatera Utara

konsumen yang semakin selektif dalam memilih produk dengan kualitas tinggi
dan harga yang lebih murah.
Hal ini membuat pengusaha meubel dibutuhkan bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga sebagai pengusaha yang memberikan
nilai tersendiri untuk memberikan fashion dan gaya hidup masyarakat.
Di Indonesia, khususnya di Kota Medan, terdapat banyak UMKM yang
bergerak dibidang furniture, sehingga persaingan disini cukup ketat. Oleh karena
itu, setiap pelaku usaha termasuk usaha furniture harus mampu menganalisis
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berlangsungnya kehidupan usaha dan
menghadapi persaingan, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Strategi
terhadap faktor internal dengan cara menganalisis apa yang menjadi kekuatan
(Strenght) dan menganalisis apa yang menjadi kelemahan (Weaknesses) dalam
usaha. Setelah itu, maka analisis lingkungan eksternal juga perlu dilakukan
dengan cara menganalisis apa yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang
menjadi peluang (Opportunity) terutama dalam mengahadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan menganalisis faktor internal dan eksternal,

maka pengusaha dapat menentukan strategi bersaing dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Diantara berbagai UMKM di daerah Gunung Krakatau yang bergerak
dibidang furniture, salah satunya adalah Anggun Jaya Meubel. Anggun Jaya
Meubel adalah salah satu UMKM yang terletak di Jl. Gunung Krakatau No.9-D,
Pulo Brayan Darat II, Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara. UMKM ini
mulai beroperasi sejak 2007 sampai sekarang dan tergolong jenis UMKM yang

Universitas Sumatera Utara

masih merintis kesuksesan dibidang furniture. Keberadaan Anggun Jaya Meubel
banyak menghadapi tantangan yang besar untuk dapat bertahan, seiring dengan
pertumbuhan masyarakat disekitarnya namun memilki produk yang berkualitas
dan baik. Anggun Jaya Meubel pada awalnya didirikan oleh Bapak Wira, toko ini
menjual dan memproduksi barang setengah jadi menjadi barang siap pakai dengan
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, serta dapat mereparasi segala bentuk
sofa yang rusak menjadi siap pakai kembali seperti baru. Toko ini selain menjual
dan memproduksi barang setengah jadi menjadi siap pakai juga menerima
tempahan dan memperbaiki perabot-perabot yang sudah rusak menjadi bagus
kembali seperti jenis-jenis sofa, lemari, meja makan dan sebagainya.

Keberagaman jenis dan harga yang bersaing pada produk yang dijual dapat
menarik konsumen untuk berbelanja disini. Variasi motif dari setiap jenis meubel
yang dijual di toko ini tergantung dengan keadaan dan trend yang ada pada pada
masyarakat. Semua harga yang ditawarkan pada Anggun Jaya Meubel disesuaikan
dengan permintaan konsumen serta bahan baku yang digunakan dan tingkat
kesulitan dalam pengerjaan meubel. Adapun jenis dan harga meubel dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Jenis dan Harga Meubel di Anggun Jaya Meubel
Jenis Sofa

Jenis Kayu

Harga

Sofa Balut

Kayu Minde

Rp 4.000.000- 6.000.000


Sofa Minimalis

Kayu Minde

Rp 4.000.000- 5.000.000

Sofa Ukir

Kayu Minde

Rp 7.000.000- 10.000.000

Sofa Genesha

Kayu Jati

Rp 18.000.000- 20.000.000

Sofa Monaco
Sofa Jepara Garuda


Kayu Jati
Kayu Jati

Rp 15.000.000- 16.000.000
Rp 20.000.000- 25.000.000

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Anggun Jaya Meubel
Anggun Jaya Meubel tidak memproduksi barang dengan jumlah yang
banyak, kegiatan utama Anggun Jaya Meubel adalah memproduksi dan menjual
meubel sesuai dengan permintaan atau pemesanan konsumen. Konsumen yang
berbelanja di Anggun Jaya Meubel ini tidak hanya berasal dari Kota Medan tetapi
juga dari luar Kota Medan yang masih sekitar Sumatera. Konsumen yang
membeli meubel ini, menggunakan meubel untuk menambah hiasan bangunan,
membangun perumahan hotel, taman kota dan sebagainya. Strategi bersaing pada
usaha kecil ini tergolong cukup baik, ini ditunjukkan dengan keadaan usaha yang
semakin berkembang dan tetap bertahan sampai sekarang, namun seiring dengan
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, terdapat kecemasan tersendiri

pada Toko ini dikarenakan semakin maraknya produk-produk sejenis dan
pendatang yang akan menambah persaingan dan tingkat kesulitan dalam berjualan
semakin dirasakan oleh pemilik sekaligus pengelola Anggun Jaya Meubel
tersebut, sehingga diperlukan Strategi Bersaing yang baik agar usaha ini dapat
tetap bertahan dan terus berkembang.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka dipilih Anggun Jaya Meubel
sebagai objek penelitian. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mempelajari strategi
umtuk meningkatkan daya saing pada usaha kecil ini sehingga dapat bertahan dan
menghadapi persaingan terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), sekaligus melakukan evaluasi terhadap tumbuh kembang usaha
kecil ini dengan melihat strategi yang diterapkan dan menentukan strategi yang
sesuai melalui metode analisis SWOT. Selain itu, melalui penerapan strategi
bersaing yang sesuai berdasarkan analisis yang dilakukan, diharapkan Anggun

Universitas Sumatera Utara

Jaya Meubel dapat semakin berkembang dan berdaya saing jika dikelola dengan
manajemen yang baik, memiliki keunggulan kompetitif dan mampu menempati
posisi strategi dalam pangsa pasar, terutama dalam mengahadpi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yang sebentar lagi akan diberlakukan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap lingkungan
internal dan eksternal, sehingga peneliti dapat meneliti mengenai kekuatan
(Streghts), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threats) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Anggun
Jaya Meubel, dengan demikian judul penelitian ini adalah
“STRATEGI

UNTUK

MENINGKATKAN

DAYA

SAING

DALAM

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PADA
ANGGUN JAYA MEUBEL

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dimiliki oleh Anggun Jaya Meubel?
2. Bagaimana upaya dan strategi yang tepat digunakan

untuk

meningkatkan daya saing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) pada Anggun Jaya Meubel?
1.3 Batasan Masalah
Untuk memahami strategi yang akan diterapkan, maka peneliti memakai
analisis Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threath.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami
proses pelaksanaan strategi

SWOT untuk meningkatkan

daya saing dalam

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Anggun Jaya Meubel.

Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang

menjadi

manfaat penelitian

yang diharapkan dari

penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti mengenai analisis SWOT sebagai formulasi untuk
menentukan strategi bersaing pada UMKM dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA).
2. Bagi Pemilik Usaha
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan juga menjadi
bahan pertimbangan pada UMKM Anggun Jaya Meubel tentang strategi
bersaing yang dapat diterapkan pada usahanya berdasarkan hasil analisis
SWOT yang dilakukan oleh peneliti dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA).
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi, sumber informasi,
dan membrikan sumbangan kepustakaan sebagai informasi tambahan yang
berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan penelitian pada bidang yang
sama

Universitas Sumatera Utara