Strategi Positioning Bank Muamalat Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea) 2015

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Farid Budi Kuswanto NIM: 1110053000017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M. / 1435 H.


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 September 2014


(5)

Dalam Menghadapi Globalisasi Ekonomi, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah Bimbingan H. Mulkannasir, BA, MM. M.Pd.

Setiap perusahaan diharuskan memiliki sebuah strategi dalam menjalankan roda bisnisnya. Karena strategi memiliki peran penting dalam menentukan jalan mana yang akan dipilih oleh perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi positioning bertujuan untuk mengetahui dimana posisi terbaik sebuah perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, Bank Muamalat telah membuat peta perencanaan untuk menjadi leader dalam industri perbankan syariah di Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dimana posisi yang terbaik bagi Bank Muamalat dalam menghadapi pasar, terutama ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berjalan di tahun 2015 mendatang. Dengan mengidentifikasi yang menjadi fokus Bank Muamalat dalam menatap pasar MEA 2015, strategi positioning kemudian ditentukan melalui matriks SPACE. Hal ini dilakukan agar mengetahui peluang-peluang yang dimiliki oleh Bank Muamalat dalam menyongsong MEA 2015 dengan kondisi Bank Muamalat saat ini.

Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan secara penelitian lapangan (field research) dengan mewawancarai narasumber terkait serta dengan penelitian kepustakaan yang data-datanya diambil dari beberapa literature terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator keuangan Bank Muamalat mengalami peningkatan yang positif selama 5 tahun kebelangkang. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Bank Muamalat berhasil mewujudkan perbaikan serta perkembangan dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Meskipun angka pertumbuhan perbankan secara umum mengalami perlambatan, namun Bank Muamalat berhasil mencatatkan diri sebagai Bank Syariah dengan Laba Bersih terbesar.

KEYWORD : STRATEGI POSITIONING, MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 (MEA), BANK MUAMALAT


(6)

i

telah member taufik, hidayah dan rahmat-Nya serta berbagai pertolongan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi dengan

judul “STRATEGI POSITIONING BANK MUAMALAT DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI EKONOMI” dapat terselesaikan berkat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Shalawat serta salam saya hanturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaatnya kelak di hari kiamat nanti. Dengan selesainya skripsi ini saya menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wadek I Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Wadek Bidang Administrasi Umum, Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Wadek Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah dan H. Mulkannasir, BA, MM, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah dan selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

3. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mentransformasikan ilmunya kepada penulis dalam batasan-batasan tertentu yang dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak telah mengetahui informasi mengenai dinamika pengetahuan yang ada.


(7)

ii

terlebih senantiasa mendo’akan penulis untuk terus berkreasi dan

berpacu dalam mencari ilmu. Kepada adik-aduk penulis yang menjadi motivasi penulis agar terus mencari ilmu dan meraih cita-cita

5. Perpustakan Utama dan Perpustakan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu dengan meminjamkan buku untuk penulisan skripsi.

6. Segenap Tim Penguji Skripsi semoga Allah membalas kebaikan beliau. 7. Teman-teman PKL Seperjuangan baik suka maupun duka, Ahmad Zaki,

Muhammad Rendy Nugroho, dan Lukmanul Hakim.

8. Sahabat-sahabat MD A yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Dan juga Teman-teman KKN KOMPAS semoga Allah membalas kebaikan kalian.

9. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya.

Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini merupakan sebuah refleksi studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dan


(8)

iii

Jakarta, 17 Juni 2014


(9)

iv

DAFTAR ISI ……….. iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………. 5

1. Pembatasan Masalah ……… 5

2. Perumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 6

1. Tujuan Penelitian ……….. 6

2. Manfaat Penelitian ……… 6

D. Metode Penelitian ………... 7

1. Pendekatan Penelitian ………... 7

2. Jenis Penelitian ………. 8

3. Subjek dan Objek Penelitian ……… 8

4. Sumber Data ………. 9

5. Teknik Pengumpulan Data ………... 9

6. Teknik Analisa Data ………. 10

7. Teknik Penulisan ……….. 10

E. Review Studi Terdahulu ………. 11


(10)

v

A. Teori Strategi ………. 15

1. Pengertian Strategi ………... 15

2. Tahapan-tahapan strategi ………. 17

a. Perumusan Strategi ……… 17

b. Implementasi Strategi ……… 18

c. Evaluasi Strategi ……… 19

B. Teori Positioning ………... 20

1. Teori STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning).. 20

a. Segmentasi ……….. 20

b. Targeting ………. 21

c. Positioning ……….. 22

d. Ciri-ciri Positioning ……… 24

e. Langkah-Langkah menentukan Positioning... 25

C. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 …………... 26

1. Latar Belakang dan Motivasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ………. 26

2. Tujuan Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN ………. 27

3. Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ……… 28


(11)

vi

A. Sejarah Singkat Bank Muamalat ……… 32

B. Visi, Misi dan Budaya Kerja Bank Muamalat ………… 35

1. Visi Bank Muamalat ………. 35

2. Misi Bank Muamalat ………. 35

3. Budaya Perusahaan (corporate culture) ……… 36

C. Prinsip-prinsip Tata Kelola Bank Muamalat ………….. 37

D. Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Bank Muamalat ……….. 39

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Positioining Bank Muamalat……….. 40

1. Segmentation ………... 43

2. Targeting ……….. 44

3. Positioning ……… 45

a. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing yang mungkin………... 45

b. Memilih Keunggulan yang tepat ………. 47

c. Mengkomunikasikan dan Menyampaikan Keunggulan Kepada Pasar ……… 47

B. Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA 2015 ……… 49


(12)

vii

………... 49

2. Menentukan Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam

Menghadapi MEA 2015 ……… 55

C. Peluang Bank Muamalat Dalam Menghadapi

MEA 2015 ………... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……….. 64

B. Saran ……… 66

DAFTAR PUSTAKA


(13)

1

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini semakin banyak bank konvensional yang membuka full branch

syariah atau sekarang lebih dikenal sebagai BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah) membuat persaingan dalam memperebutkan hati calon nasabah menjadi lebih sengit. Hal ini dikarenakan bank syariah selain harus bersaing dengan bank syariah lainnya, mereka juga harus bersaing dengan bank konvensional dalam menarik calon nasabah.

Berdasarkan data yang telah dikeluarkan Bank Indonesia pada akhir tahun lalu1, disebutkan bahwa perkembangan asset bank syariah sampai pada akhir oktober 2013 sebesar 31,8% (yoy), meskipun jumlah tersebut mengalami perlambatan sebesar 2,3% (yoy) dari tahun sebelumnya yang mencapai 34,1% (yoy). Selain jumlah asset, Dana Pihak Ketiga bank syariah juga tumbuh sebesar 29,4% (yoy).

Data diatas menunjukkan, bahwa pertumbuhan perbankan syariah relatif masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan perbankan secara umum maupun keuangan syariah secara global. Pada akhir tahun 2014, Bank Indonesia menargetkan total asset perbankan syariah diperkirakan Rp 255,2 triliun (pesimis), Rp 283,6 triliun (moderat) dan maksimal Rp 312 triliun

1

Data Bank Indonesia bidang Syariah melalui LPPS (Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012) BI Outlook Perbankan Syariah 2014 pada situs resmi Bank Indonesia,


(14)

sementara total DPK (dana pihak ketiga atau pemilik account) diperkirakan dikisaran Rp 209,6 triliun (pesimis), Rp220,7 triliun (moderat) dan maksimal mencapai Rp 232,8 triliun. Sedangkan total pembiayaan akan mencapai minimal Rp 216,7 (pesimis), Rp 228 triliun (moderat) dan maksimal Rp 239,5 triliun. Berdasarkan tiga skenario tersebut, Bank Indonesia memperkirakan pangsa pasar perbankan syariah pada akhir tahun 2014 berada di antara 5,25%-6,25%.

Di tengah terjadinya perlambatan perekonomian, asset perbankan syariah masih mengalami kenaikan jumlah rekening pembiayaan yang relatif cukup tinggi yakni sebesar 74% di tahun 2012 serta jumlah rekening Dana Pihak Ketiga yang mengalami peningkatan sebesar 31%.

Grafik 1. Perkembangan asset perbankan syariah sampai dengan 2012

sumber : LPPS Bank Indonesia tahun 2013

Hal ini menunjukkan masih tumbuhnya minat dan permintaan terhadap produk perbankan syariah, serta masyarakat telah semakin mengenal dan merasakan kemanfaatan dari kehadiran bank syariah. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan sosialisasi dan edukasi Bank Indonesia bersama perbankan


(15)

syariah yang berperan aktif dalam mempromosikan perbankan syariah. Bank syariah dituntut menjadi lebih kompetitif dalam memasarkan produknya, terutama dalam menciptakan brand image.

Namun, kedepannya Indonesia akan dihadapi oleh Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, dimana wilayah regional ASEAN akan menjadi tempat free-trading dalam kegiatan ekonomi. Dimana inti dari MEA mengenai liberalisasi perdagangan pada regional ASEAN yang bebas dari segala bentuk hambatan bukan tarif (non-tariff barriers)2. Segala bentuk proteksi dan monopoli yang dapat menghambat liberalisasi harus dihapuskan. Meskipun dampak didalam negeri terlihat tidak terlalu mengkhawatirkan karena sulitnya perbankan syariah dalam menerbitkan produk, tetap harus diwaspadai. Karena melalui MEA 2015, ASEAN menjadi kawasan free-trading atau AFTA (ASEAN Free Trading Area) yang merupakan peluang dalam meningkatkan asset yang dimiliki perbankan syariah saat ini. Dengan adanya MEA peluang bagi perbankan syariah Indonesia untuk melakukan ekspansi pada pasar regional ASEAN menjadi semakin terbuka. Agar peluang tersebut dapat dimanfaatkan, maka bagi mereka yang berminat menaklukkan pasar ASEAN harus melakukan penyesuaian-penyesuaian, baik kebijakan maupun strategi bisnisnya. Tekanan pasar maupun tekanan liberalisasi perdagangan secara nasional maupun regional tersebut tentu saja memerlukan perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak yang terkait, baik pemilik, pengurus dan pegawai-pegawai perbankan syariah maupun

2Zainul Arifin.

Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek.


(16)

pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia. Semua pihak dituntut agar lebih

progresif dan proaktif serta antipatif dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Oleh karena itu, brand image yang tepat serta strategi pengembangan pasar yang efektif dan efisien akan mampu meningkatkan pemahaman dan keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syariah.

Positioning membuka kunci stategi yang akan medobrak pasar. Bagaimanapun pasar adalah hakim yang paling berkuasa untuk menilai kinerja organisasi atau perusahaan. Seperti yang diketahui, dinamika pasar berlandaskan pada persepsi konsumen. Konsekuensinya akan tergantung kepada dinamika persepsi konsumen. Jika dalam strategi korporat ditekankan bagaimana membentuk dan menyampaikan keunggukan kompetitif, maka strategi merek menekankan kepada bagaimana positioning produk agar bersemayam di tempat yang tepat dalam persepsi konsumen.

Untuk itulah, maka bagi suatu perusahaan jasa keuangan seperti Bank Muamalat Indonesia, hendaknya menyusun konsep pemasaran yang strategis sehingga dapat menyelaraskan turbulensi lingkungan yang ketat akan persaingan dengan sasaran, strategi dan program pemasaran yang sesuai dengan asas syariah. Semua dapat dilakukan oleh perusahaan dengan

resegmentation, retargeting dan repositioning. Tujuan pokok dari strategi,

segmentasi, targeting dan positioning adalah memposisikan suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif yang menawarkan atribut-atribut yang determinan.


(17)

Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah segmentasi pasar secara cermat.

Segmentasi mengacu pada pengelompokan ulang pasar, retargeting yang berarti memperbaharui pembidikan pasar sasaran (target market). Sedangkan

repositioning berusaha membentuk citra baru yang jelas, beda dan unggul secara relatif dibanding dengan perusahaan yang lainnya. Pembentukan

brand image ini merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap tumbuh dalam persaingan sehingga mampu menarik minat masyarakat bahkan dapat mempertahankan konsumen yang sudah member kepercayaannya terhadap Bank Muamalat Indonesia.

Atas dasar uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti hal ini sehingga penulis memutuskan untuk mengangkat judul Strategi

Positioning Bank Muamalat Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan nantinya tidak menjadi terlalu luas, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup pembahasan masalah pada seputar strategi

positioning pemasaran produk-produk Bank Muamalat Indonesia dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan mulai berlaku pada tahun 2015.


(18)

2. Perumusan Masalah

Setelah melihat pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa yang akan menjadi pokok perumusan masalah yang akan dibahas diantaranya sebagai berikut :

a. Bagaimana strategi positioning yang dirumuskan oleh Bank Muamalat Indonesia?

b. Bagaimana Posisi tawar Bank Muamalat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015?

c. Bagaimanakah peluang Bank Muamalat Indonesia dalam mengimplementasikan posisi tawarnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi positioning Bank Muamalat Indonesia. b. Untuk mengetahui posisi tawar Bank Muamalat Indonesia ketika

Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan.

c. Untuk mengetahui peluang produk-produk Bank Muamalat Indonesia di pasar ASEAN.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoritis.


(19)

a. Bagi jurusan Manajemen Dakwah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi studi atau kajian tentang manajemen.

b. Bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi para peneliti bidang manajemen, khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta melihat lebih dekat kegiatan manajemen Bank Muamalat Indonesia.

d. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi yang valid secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai kegiatan manajemen perbankan yang ada di Bank Muamalat Indonesia terutama tentang pengembangan pasar.

e. Bagi Bank Muamalat Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi

positioning.

D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Muhammad Nazir3, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan

3


(20)

penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistic dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif analitis yaitu dengan mengumpulkan data aktual dengan melakukan observasi secara langasung atau pengamatan, sambil mengumpulkan data dan melakukan analisis yang kemudian dari hasil analisis dan observasi tersebut akan ditarik kesimpulannya.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dilakukan peneliti sebagai pelengkap data dalam hasil penelitian kelak, yaitu dengan melakukan wawancara dengan responden untuk memperoleh data yang benar – benar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Selain itu, penelitian ini juga merupakan penelitian kepustakaan (library research). Peneliti akan mendapatkan data dari literatur berupa buku-buku, makalah artikel dan tulisan-tulisan lainnya yang menyangkut tentang pembahasan skripsi ini.

3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Yang akan menjadi subjek penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia.


(21)

b. Objek Penelitian

Sedangkan yang akan menjadi objek penelitian ini adalah Marketing

Bank Muamalat Indonesia. 4. Sumber Data

a. Data Primer

Adalah data utama yang diambil atau yang didapatkan dari sumber pertama, yakni dengan wawancara atau memberikan daftar pertanyaan dengan pihak terkait atau narasumber yang berada Bank Muamalat Indonesia.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan studi kepustakaan (library research) yang digunakan sebagai data sekunder, yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literatur, bulletin, majalah serta materi kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini. Selain itu juga melalui dokumentasi data-data yang ada di Muamalat Institute.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data pada penelitian ini peneliti akan menggunkan teknik tertentu dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, yaitu :

a. Observasi

Yakni dengan cara pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.


(22)

b. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab baik secara langsung maupun dengan menyerahkan daftar pertanyaan yang dikerjakan secara langsung dan sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian. c. Studi Dokumentasi

Yakni pengumpulan data dengan studi dokumen, naskah dan website yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat Indonesia.

6. Teknik Analisa Data

Apabila data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka kemudian diklasifikasikan menjadi 2 kelompok data yaitu data kulaitatif dan data kuantitatif4. Terhadap data yang bersifat kualitatif, digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif, yang berwujud angka-angka dari hasil perhitungan atau pengukuran diproses dengan cara dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suaru susunan urut data (array), untuk selanjutnya dibuat tabel.

7. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini, semua berpedoman dan sesuai dengan buku pedoman penulisan cecda 2007 dan kaidah-kaidah penulisan skripsi yang terdapat pada buku Pedoman

4 Suharsimi Arikunto.

Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta. 1993. h.209


(23)

Penulisan Skripsi Tahun 2010 yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.

E. Review Studi Terdahulu

Sebagai tinjauan pustaka peneliti melakukan penelusuran terhadap beberapa karya ilmiah sebelumnya yang relevan dan menjadi pembanding dalam bentuk skripsi serta jurnal ilmiah. Adapun diantara karya-karya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Skripsi karya Yayah Tazriyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan judul strategi positioning bank syariah mandiri cabang tangerang. Skripsi karya Yayah Tazriyah ini membahas tentang strategi positioning yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang. Tentu saja seperti yang diketahui Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu pesaing dari Bank Muamalat Indonesia di Indonesia. Hal ini akan menjadi keuntungan bagi penulis dalam mencari tahu tantangan dari luar (eksternal) yang akan dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia karena skripsi ini sudah menggambarkan sebagian kecil dari strategi positioning pemasaran produk Bank Syariah Mandiri. Mulai dari menciptakan brand image sampai kepada bagaimana mereka menyampaikan keunggulan dan keuntungan dari produk Bank Syariah Mandiri.

2. Jurnal Ilmiah yang ditulis oleh Adiwarman A.Karim dan Adi Zakaria Affif yang berjudul Islamic Banking Consumer Behaviour in Indonesia: A Qualitative Approach. Di dalam jurnal ilmiah ini, Adiwarman A. Karim


(24)

dan Adi Zakaria Affif menjabarkan bagaimana konsumen di Indonesia memandang serta tanggapannya tentang produk perbankan syariah. Mereka juga menjelaskan bagaimana proses seseorang menentukan pilihannya terhadap tawaran produk bank-bank syariah. Hasil dari jurnal ini menjadi terkait dengan penelitian penulis karena seperti yang dijelaskan diawal, penelitian penulis juga melihat bagaimana seorang konsumen menjatuhkan pilihannya kesuatu produk, karena konsumen merupakan hakim di dalam kegiatan pasar.

3. Jurnal Ilmiah yang ditulis oleh Anny Ratnawati, dosen Ilmu Ekonomi Pertanian dan MMA, Sekolah Pascasarjana IPB yang berjudul Potensi dan Strategi Pengembangan Bank Syariah di Indonesia. Jurnal ini membahas tentang potensi yang dimiliki oleh Bank Syariah yang ada di Indonesia serta strategi bagaimana memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki bank-bank syariah. Mulai dari faktor-faktor internal hingga faktor-faktor eksternal yang kesemuanya menjadi acuan dalam menentukan strategi yang akan digunakan oleh bank-bank syariah dalam memanfaatkan setiap potensinya agar bank-bank syariah dapat mengembangkan dirinya.

4. Jurnal Ilmiah yang ditulis oleh Aziz Budi Setiawan peneliti The Indonesia Economic Intelligence yang berjudul Perbankan Syariah : Challenges dan Opportunity untuk pengembangan di Indonesia. Sama halnya dengan Jurnal yang ditulis oleh Anny Rahmawati sebelumnya, Jurnal ilmiah yang ditulis oleh Aziz Budi Setiawan ini juga menekankan tentang bagaimana potensi yang dimiliki oleh bank-bank syariah di Indonesia dan


(25)

memberikan berbagai pemahaman dan temuannya untuk kemudian di jabarkan sebagai strategi dalam pengembangan bank-bank syariah di Indonesia.

5. Tulisan dari Dr. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia yang disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012 lalu yang berjudul Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Jurnal yang disampaikan oleh Dr. Halim Alamsyah ini menyampaikan beberapa poin tentang setiap perkembangan bank-bank syariah yang ada di Indonesia, faktor pendukungnya serta tantangan pengembangan perbankan syariah kedepannya dalam menghadapi MEA 2015. Dr. Halim Alamsyah menjelaskan bahwa MEA merupakan sebuah peluang besar bagi perbankan syariah Indonesia karena berbagai faktor yang dapat menjadi indikator keberhasilan pemerintahan Indonesia serta

stackholder dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia. F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas pendahuluan dengan sub-sub yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.


(26)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis mengungkapkan beberapa landasan teori yang terkait dengan judul skripsi ini, yaitu pengertian strategi, pengertian positioning, langkah-langkah merumuskan strategi positioning dan tantangan serta peluang dalam menghadapi MEA BAB III PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA

Pada bab ini penulis berusaha mendeskripsikan tentang Bank Muamalat Indonesia, sejarah awal terbentuknya, visi misinya dan struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan setiap temuan-temuan data dari jalannya penelitian yang ada dilapangan dan juga dari studi pustaka yang kemudian dianalisa terkait judul skripsi ini

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan, melingkupi juga kesimpulan yang didapatkan penulis serta saran dari penulis bagi objek penelitian.


(27)

15

A. Teori Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos

yang asal katanya adalah stratos yang berarti militer dan agos yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnyam strategi diartikan general ship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan 5 . Sehingga tidak mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah strategi kemudian digunakan dan menjadi popular di lingkungan militer. Namun seiring berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, social, budaya dan agama6.

Penggunaan kata strategi sendiri dalam manajemen atau dalam organisasi dapat diartikan sebagai kiat atau cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi7.

5

Hari Purnomo Setiawan dan Zuelkiflimansyah. Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.1999. h.8

6Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel.

Prinsip dan Strategi Dakwah. Pustaka Setia: Jakarta. h.76

7

Hadari Nawawi. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Gadjah Mada Universitas Press: Yogyakarta.2000. h.147


(28)

a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh

dalam perang dalam kondisi yang menguntungkan c. Tempat yang baik menurut siasat perang

d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus

Sedangkan strategi menurut beberapa pakar mengemukakan strategi adalah :

a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan9

b. Menurut Prof.Dr.A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut10

8

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.2002. h.1092 9

Sondang Siagian. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi.

Gunung Agung: Jakarta. 1986. h.17 10


(29)

perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan11

d. Menurut Dr. Fuad Anshori mengatakan bahwa dalam pengertian dasarnya strategi dan taktik adalah metode titik untuk memenangkan suatu persaingan. 12 Persaingan itu menurutnya berbentuk pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non mileter, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.

2. Tahapan-Tahapan Strategi a. Perumusan strategi

Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

11

Onong Uchana Efendi. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya: Bandung. h.32

12


(30)

kerangka kerja, diantaranya :

1) Tahap input (masukan), dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi sebagai masukan awal. Dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi

2) Tahap pencocokan, proses yang dilakukan ialah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal.

3) Tahap keputusan, menggunakan ancaman teknik setelah diproses dari input secara sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang didefinisikan dalam tahap dua.

Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan tujuan, artunya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang besar dalam perjalanan suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya.

b. Implementasi Strategi

Setelah para manajer memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unut, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya


(31)

bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan serta budaya perusahaan dan organisasi13.

1) Penetapan struktur organisasi 2) Mekanisme kepemimpinan 3) Budaya organisasi

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam strategi adalah evaluasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini suatu organisasi bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa yang akan datang. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang komplek dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi yang akan merugikan suatu hasil yang akan dicapai. Evaluasi strategi penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi juga perlu untuk organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang kreativitas. Berikut tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi14 :

13

M. Isnam Yusanto dan M. Widjaja Kusuma. Manajemen Strategi: Perspektif Syariah.

Khairul Bayan : Jakarta. h.92 14


(32)

dasar strategi

2) Mengukut prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan)

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

B. Teori Positioning

1. Teori STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning)

Positioning merupakan langkah terakhir dari tahapan strategi pemasaran produk yang terdiri dari segmentasi, targeting dan positioning itu sendiri. Bagi sebuah perusahaan penting dalam mengenal seluk beluk dirinya juga lingkungan luarnya terutama keadaan market yang menjadi tujuan suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan terutama seorang marketing dapat melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Segmentasi

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi pembeli yang kebutuhan, karakteristik ataupun perilakunya berbeda dan mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.

1) Segmentasi memiliki peran :

a) Untuk memungkinkan perusahaan lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya.


(33)

mengalahkan pesaing dengan memandang sudut pasar yang berbeda.

c) Perusahaan dapat menjadikan segmentasi dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi.

2) Pola-pola segmentasi pasar

Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda, sehingga berpotensi menjadi pasar tersendiri. oleh karena itu, ada beberapa pola segmentasi pasar, diantaranya :

a) Preferensi homogeny b) Prefensi Tersebar (diffused)

c) Preferensi mengelompok (clustered) 3) Prosedur dan proses segmentasi pasar

Ada tiga tahap yang dilakukan dalam melakukan segmentasi pasar, yaitu :

a) Survey stage

b) Analysis stage

c) Profiling stage

b. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi segmentasi pasarnya, selanjutnya adalah memutuskan segmentasi mana yang akan menjadi target pasar


(34)

mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif.

Dalam menetapkan target market, perusahaan dapat mempertimbangkan beberapa hal yang diantaranya adalah :

1) Memilih satu segmen saja (Single segment concentrationI) 2) Menseleksi beberapa segmen (Selective specialization) 3) Berkonsentrasi pada satu produk (Product specialization)

4) Berkonsentrasi melayani kebutuhan satu market saja (Market specialization)

5) Melayani seluruh kelompok dengan produk yang dibutuhkan (Full market coverage)

Selain itu menurut Philip kotler dalam bukunya, manajamen pemasaran, ada beberapa pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan diantaranya :

1) Pilihan etika atas pasar sasaran 2) Interelasi dan segmen super

3) Rencana serangan segmen per segmen 4) Kerjasama antar segmen

c. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara


(35)

demikian segmen konsumen memahami dan menghargai apa yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengidentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.

Menurut Kotler, positioning is the act of designing the company‟s

offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind16. Maknanya mencari posisi di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang di pakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan ataupun langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen di dalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan menurut Cravens, 17

15

Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P.Principles of Marketing, 5th Edition, Pearson/Prentice Hall: Sydney. .2012. h.339

16

Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P.Principles of Marketing. h. 184-208.. 17

Cravens, David W, Piercy, Nigel F.Strategic Marketing. McGraw-Hill:New York.2012.h.255


(36)

pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.

Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi di atas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di dalam benak konsumen agar konsumen mempunyai brand image

khusus terhadap produk ataupun merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.

d. Ciri-Ciri Positioning

Apabila perusahaan menawarkan merek yang hanya meliputi merek tunggal, secara langsung akan dapat mengembangkan strategi kampanye. Akan tetapi untuk membantu perusahaan dalam menentukan daya saing, maka positioning harus memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut :

1) Strategis 2) Tulus ikhlas

3) Menuntun pelanggan 4) Dapat disampaikan 5) Berlapang dada


(37)

7) Khusus 8) Berkelanjutan 9) Menggerakkan

10)Katalisator (sebagai perubahan) e. Langkah-Langkah Positioning

Menurut Kotler dan Amstrong, ada tiga langkah dalam menentukan strategi positioning18, yaitu:

1) Mengidentifikasi perbandingan keunggulan bersaing yang akan digunakan sebagai pondasi positioning

2) Memilih dan mengkomunikasikan keunggulan yang tepat agar dapat bersaing

3) Memilih sebuah strategi positioning untuk keseluruhan Sedangkan menurut Fred R. David, yang harus dilakukan sebelum menentukan positioning adalah :

1) Mengidentifikasi segmentasi dan targeting yang relevan 2) Merumuskan poin-poin difirensiasi dari pesaing

3) Menetapkan keunggulan kompetitif produk19

Sejak awal, pemasaran memiliki peranan yang sangat menentukan karena pemasaran mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen

18

Armstrong G., Adam S., Denize, S. and Kotler P. Principles of Marketing. h. 201-208

19

Fred R. David. Strategic Management : Concepts & Cases. Prentice-Hall, Inc. Upper Addle River: New Jersey.2009.h.301


(38)

rangkaian kegiatan usaha perusahaan karena terdapat banyak begian-bagian yang harus dimengerti serta dilaksanakan oleh seorang marketing. Dan itulah gunanya teori STP ini, mengenal seperti apa perusahaan dan seperti apa pasar yang menjadi tujuan perusahaan.

C. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

1. Latar Belakang Dan Motivasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

Pada pertemuan ASEAN bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina, para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat suatu inisiatif ambisius untuk mengintegrasikan perekonomian mereka dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada tahun 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini sebelumnya direncanakan untuk didirikan pada tahun 2020 sesuai keputusan para pemimpin ASEAN pada pertemuan tahun 2003 di Bali. Motivasi utama pada awalnya adalah kebutuhan akan integrasi yang semakin dalam dari ekonomi regional agar perekonomian negara-negara ASEAN mampu berkompetisi dalam suatu dunia baru dimana Cina dan India sedang dan akan tetap tumbuh pesat. MEA diinspirasikan akan berwujud suatu pasar dan basis produksi tunggal, suatu area perekonomian yang sangat kompetitif, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang sejajar dan suatu klub perekonomian yang mampu berintegrasi secara penuh


(39)

(blue print) MEA diluncurkan pada pertemuan pemimpin ASEAN di Singapura pada November 2007. Cetak biru (blue print) ini dimaksudkan sebagai peta jalan (roadmap) yang memang dibutuhkan untuk mengimplementasikan MEA pada 2015. Risalah cetak biru (blue print) ini berisi rencana aksi, target dan kurun waktu implementasi sebagai inisiatif ekonomi menuju terwujudnya MEA.

2. Tujuan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN

Implikasi yang mudah dipahami dari pemberlakuan MEA 2015 bermuara pada suatu kawasan yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global. Pemberlakuan MEA tersebut membuka peluang melalui besarnya potensi market size Asia Tenggara. Tiap produsen di berbagai negara ASEAN akan mendapatkan market size yang lebih luas serta peluang investasi yang semakin deras mengalir pada sejumlah negara.

Menurut mantan gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah pada pertemuan tahunan perbankan tahun 200820, ada beberapa tujuan dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Diantaranya adalah :

20

Pidato Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, eretas jala stabilitas, e gawal

pe ba gu a eko o i egeri Ja uari dalam Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry


(40)

yang bergerak melalui financial investment, maupun modal sumber daya manusia melalui berpindahnya skilled labor.

b. Terciptanya konfigurasi baru dari distribusi produksi perekonomian intra-ASEAN.

3. Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Membangun suatu pasar dan basis produksi tunggal ASEAN, sesuai dengan cetak biru (blue print) MEA, mengharuskan terwujudnya terlebih dahulu aliran bebas barang, jasa, investasi, modal dan juga tenaga kerja terdidik. Untuk mencapai hal tersebut, 12 sektor prioritas telah dipilih sebagai katalis dimana sektor-sektor ini akan menjalankan sejumlah agenda integrasi jalur cepat. Ke 12 sektor prioritas ini adalah elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, produk-produk berbasis kayu, automotif, produk-produk berbasis karet, tekstil dan apparel, produk-produk berbasis pertanian, perikanan, transportasi udara, pariwisata dan logistik.21 Secara konsep, MEA dimaksudkan untuk dapat menyerupai pasar tunggal ala Uni Eropa. Dalam konteks ASEAN, masih dibutuhkan sejumlah tindakan untuk meniadakan berbagai halangan dan diskriminasi terhadap pemasok barang, jasa dan faktor produksi yang berasal dari negara-negara ASEAN sendiri. ASEAN masih

21Worki g Paper oleh Haris Mu a dar, Ferry Kur iawa , Oki Her a syah. I tegrasi

Eko o i Regio al, Mobilitas Faktor Produksi “erta Pera Otoritas Mo eter . Dese ber Hlm. 3


(41)

melaksanakan hal tersebut dibutuhkan perubahan fundamental dari segi pemikiran oleh para pembuat kebijakan ekonomi ASEAN, terutama dari segi bagaimana mereka memandang integrasi ekonomi kawasan. Implementasi yang relatif berhasil dari AFTA (liberalisasi perdagangan kawasan) telah menjadi berbagai isu terkait mobilitas faktor produksi yang berada pada agenda utama program-program implementasi MEA.

Yang perlu diingat kembali adalah integrasi ekonomi kawasan akan menghasilkan distribusi ekonomi yang bergantung dari distribusi faktor produksi baik kapital fisik maupun sumber daya manusia (human capital) tiap negara.22

Oleh karena itu penting bagi Indonesia khususnya memperkuat pasar dalam negerinya. Karena ketika pasar domestik cukup kuat, berarti konsumen yang ada akan tetap menggunakan produk lokal tanpa beralih ke produk luar. Begitu pula dengan sumber daya manusianya.

4. Pandangan Hukum Islam Tentang MEA

MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN seperti yang telah diterangkan sebelumnya adalah pengintegrasian kegiatan perekonomian regional ASEAN atau secara singkat merupakan kegiatan perdagangan luar negeri secara bebas atau pasar bebas (free trading) tingkat ASEAN.

Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-Baqarah:275

22Worki g Paper oleh Haris Mu a dar, Ferry Kur iawa , Oki Her a syah. I tegrasi


(42)

ُلْثِم ُعْيَ بْلا اَمَنِإ ْاوُلاَق ْمُهَ نَأِب َكِلَذ ِسَمْلا َنِم ُناَطْيَشلا ُُطَبَخَتَ ي يِذَلا ُمْوُقَ ي اَمَك َاِإ َنْوُمْوُقَ ي َا اَبِرلا َنْوُلُكْأَي َنْيِذَلا

َعْيَ بْلا ُاا َلَ َ َ اَبِرلا

ْمُ ِراَلا ُباَحْصَ َكِئَلْ ُأَف َداَع ْنَمَ ِاا ىَلِإ ُُرْمَ َ َفَلَس اَم َُلَ ف ىَهَ تْ ناَف ِِبَر نِم ٌةَظِعْوَم َُءاَج نَمَف اَبِرلا َمَرَ َ

َنْ ُ ِلاَ اَهْ يِف

Yang artinya : orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Rasulullah SAW bersabda : “Tidak boleh ada bahaya dan dhirar di dalam Islam” (H.R Ibn Majah)

Pada masa awal masa kepemimpinan Rasulullah SAW di mekkah, beliau pernah berinisiatif menghapuskan semua bea masuk dan dalam banyak perjanjian dengan berbagai suku menjelaskan hal tersebut untuk


(43)

pendapatan negara ketika itu.23

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa perdagangan luar negeri tersebut hukumnya adalah mubah.24 Perdagangan luar negeri dalam islam hanya bisa dilakukan dengan beberapa syarat:

a. Penduduk dalam negeri harus dipenuhi kebutuhannya dari komoditi yang diperdagangkan ke luar negeri

b. Tidak menimbulkan kerugian bagi negara, baik negara asal maupun negara tujuan

c. Tidak diperuntukkan untuk menunjang permusuhan dengan kaum muslim

d. Komoditi yang diperdagangkan baik secara fisik maupun sifatnya tidak haram.25

Selama hal tersebut tidak melanggar ajaran Islam, tidak ada perjanjian yang dilanggar dan tidak ada pihak yang dirugikan, MEA diperbolehkan. Hal ini tentunya dengan berbagai pertimbangan tentang mana yang lebih baik dan mana yang buruk. Misalnya karena untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ekonomi kedepannya.

23

Adimarwan Azwar Karim. Sejarah Ekonomi Islam. 2001.IIIT:Jakarta.h.51-52

24

Dikutip dari http://ninaaka.wordpress.com/2014/08/19/ilusi-kesejahteraan-melalui-mea-2015/

25

Taqyudiin An Anbhani. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif : Perspektif Islam. Risalah Gusti: Surabaya.2007. h.326-338


(44)

32

A. Sejarah Singkat Bank Muamalat

Gagasan pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-25 Agustus 1990 yang diteruskan dengan pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan bank murni syariah pertama di Indonesia. Realisasinya dilakukan pada 1 November 1991 yang ditandai dengan penandatanganan akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 tanggal 1 November yang dibuat oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan izin menteri kehakiman Nomor C2.2413.T.01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik Indonesia tanggal 28 April 1992 Nomor 34.26

Pada saat penandatanganan akte pendirian ini diperoleh komitmen dari berbagai pihak untuk membeli saham sebanyak Rp 84 miliar.27 Kemudian dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan dana dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp 106 miliar sebagai wujud dukungan mereka.

Dengan modal awal tersebut dan berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1223/MK.013/1991 tanggal 5 November 1991 serta izini

26

Annual Report Bank Muamalat tahun 2013

27


(45)

430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992, Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat mendapat kepercayaan dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa.

Beberapa tahun yang lalu, Indonesia dan negara di Asia Tenggara pernah mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap perbankan nasional yang menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen korporasi. Bank Muamalat pun ikut terimbas dampak tersebut. Tahun 1998, angka non performing financing (NPF) Bank Muamalat sempat mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan ekuitas mencapai titik terendah hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari sepertiga modal awal.

Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki era baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Saudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham luar negeri yang resmi diputuskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 21 Juni 1999.28

Pada tahun 2009 Bank Muamalat memulai proses transformasi salah satunya dengan membuka kantor cabang internasional pertamanya di Kuala Lumpur, Malaysia dan tercatat sebagai bank pertama dan satu-satunya dari

28


(46)

tepat pada milad yang ke-20, Bank Muamalat meluncurkan logo baru (rebranding) dengan tujuan menjadi bank syariah yang Islamic, Modern dan

professional.

Proses transformasi yang dijalankan Bank Muamalat membawa hasil yang positif dan signifikan terlihat dari asset Bank Muamalat yang tumbuh dari tahun 2008 sebesar Rp 12,6 triliun menjadi Rp 55 triliun di tahun 2013.30

Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan kepada 3,9 juta nasabah melalui 456 kantor layanan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia dan didukung oleh jaringan layanan di lebih dari 4.000 outlet system online payment point (SOPP) di PT. Pos Indonesia dan 1.483 Automated Teller Machine

(ATM).31 Untuk memantapkan aksesibilitas nasabah, Bank Muamalat telah meluncurkan Shar-e Gold yang dapat digunakan untuk bertransaksi bebas biaya di jutaan merchant di 170 negara. Shar-e Gold meraih predikat sebagai Kartu Debit Syariah Berteknologi Chip pertama di Indonesia oleh museum rekor Indonesia (MURI).

Bank Muamalat merupakan satu-satunya bank syariah yang berekspansi ke luar negeri dengan membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia.32

29

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014

30

Annual Report Bank Muamalat tahun 2013

31

Annual Report Bank Muamalat tahun 2013

32

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014Hasil wawancara dengan


(47)

(MEPS) dengan jangkauan akses lebih dari 2.000 ATM di Malaysia. Sebagai Pelopor perbankan syariah, Bank Muamalat selalu berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan syariah yang kompetitif dan mudah dijangkau bagi masyarakat hingga ke berbagai pelosok Nusantara. Bukti komitmen tersebut telah mendapat apresiasi dari pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional, serta masyarakat luas dengan perolehan lebih dari 100 penghargaan bergengsi selama 5 tahun terakhir.33

B. Visi Misi, dan Budaya Kerja Bank Muamalat 1. Visi (Vision) Bank Muamalat:

Menjadi Bank Syariah Utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. (To become the premier sharia bank in Indonesia, dominant in the spiritual market and admired in the rational market.)

2. Misi (Mission) Bank Muamalat:

Menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan. (To become a role model among the world‟s sharia financial institutions, emphasizing in entrepreneurial

33

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014


(48)

maximize value for stakeholders.)

3. Budaya Perusahaan (Corporate Culture):

Pencapaian visi dan misi tersebut sangat didukung oleh nilai-nilai yang tertanam dan ditumbuh kembangkan oleh individu serta positioning perseroan sebagai lembaga keuangan syariah, sehingga harus digerakkan dengan system akhlak dan akidah sesuai dengan prinsip syariah.

Bank Muamalat menjunjung praktik kejujuran sejak awal rekrutmen, serta larangan menerima imbalan dalam bentuk apapun dari para nasabah dan mitra kerja. Selain itu Bank Muamalat juga sangat tegas dalam menyikapi risiko reputasi yang ditimbulkan karyawan akibat perilaku yang tidak sesuai dengan tatanan budaya, etika dan hukum.

Penilaian kinerja terhadap karyawan mengacu kepada scoreboard

berdasarkan aspek-aspek financial dan kepatuhan. Pengangkatan staf dan pejabat yang akan memangku jabatan harus melalui prosesi sumpah jabatan secara lisan dan tertulis tentang pernyataan tujuh perilaku sebagai pedoman perilaku (code of conduct) yang harus dipertanggung jawabkan dengan janji untuk34 :

a. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan perusahaan

34


(49)

c. Tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun terkait tugas dan jabatan

d. Menjunjung kehormatan perusahaan dan karyawan e. Bekerja sesuai dengan prinsip syariah

f. Berpegang teguh pada akhlak islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari

g. Bertanggung jawab terhadap kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan Bank Muamalat, senantiasa menjunjung tinggi etika bisnis yang berorientasi kepada kemasiahatan, khususnya kepuasan nasabah dan segenap pemangku kepentingan.

C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Bank Muamalat

Prinsip-prinsip mengenai tata kelola perusahaan secara Islami (Syariah) dan sesuai dengan praktek-praktek terbaik yang berlaku di perbankan nasional maupun internasional serta nilai-nilai yang ada di Bank Muamalat, merupakan dasar bagi Perseroan untuk terus berupaya menjadi Bank terbaik dalam penerapan GCG selama ini.

Adapun nilai-nilai dimaksud tercermin dari aspek-aspek sebagai berikut 35: 1. Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta mudah diakses oleh setiap orang yang berkepentingan. Keterbukaan tidak hanya mengungkapkan informasi

35


(50)

penting dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan ketentuan syariah, tanpa mengurangi kewajiban Bank untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan organisasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Akuntabilitas (Accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggung jawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Manajemen Bank Muamalat harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan pelaku bisnis dengan tetap memperhitungkan kepentingan para pemangku kepentingan

3. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat, serta melaksanakan kewajiban/tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungannya

4. Profesional (professional) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen), bebas dari benturan kepentingan serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan Bank Muamalat.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kesetaraan mengandung unsure kesamaan perlakuan dan kesempatan, sehingga tidak diperbolehkan


(51)

lainnya.

6. Sikap Kepedulian (social Awarness) yaitu rasa peduli kepada masyarakat yang kurang beruntung dan lingkungan, yang dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan kemanusiaan dan sosial sebagai wujud dari pertanggung jawaban sosial Bank Muamalat kepada masyarakat dan lingkungan.

D. Struktur Dan Mekanisme Tata Kelola Bank Muamalat

Sesuai dengan addendum I Surat Keputusan Direksi mengenai struktur organisasi Bank Muamalat dengan No. 051/DIR/KPTS/IV/2012 yang disahkan tanggal 12 Juni 2012 dan dilakukan penyempurnaan melalui Surat Keputusan nomor 039 / DIR/ KPTS / II/ 2013 dan Surat Keputusan nomor 042 / DIR/ KPTS/ II/ 2013 mengenai penyempurnaan struktur dibawah corporate Banking Directorate, dibawah Finance & Operations Drectorate dan dibawah Area Management maka struktur organisasi Bank Muamalat terdiri dari Presiden direktur sebagai pimpinan tertinggi. Di bawahnya terdapat 4 direktur lainnya yakni direktur kepatuhan & manajemen risiko, direktur bisnis ritel, direktur bisnis korporasi dan direktur keuangan dan operasional yang membawahi beberapa divisi dibawahnya. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi Bank Muamalat dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 1.


(52)

40

A. Strategi Positioning Bank Muamalat

Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia dan bank syariah independen terbesar di Indonesia berdasarkan total asset. Sejak kehadirannya pada 27 Syawwal 1412 Hijriah, Bank Muamalat telah membuka pintu kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan bank syariah. Kehadiran Bank Muamalat tidak hanya untuk memposisikan sebagai bank pertama murni syariah, namun dilengkapi dengan keunggulan jaringan Real Time On Line terluas di Indonesia. Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan melalui 312 gerai yang tersebar di 33 provinsi, didukung jaringan lebih dari 3.800 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, serta merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia.36 Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pada 30 Juni 2013, Bank Muamalat memiliki 21,93% dari total asset seluruh bank Syariah, termasuk Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional di Indonesia.37 Pada 30 Juni 2013, Bank Muamalat memiliki total jumlah asset sebesar Rp 47.959 miliar, total pembiayaan sebesar Rp 38.107 miliar, dengan total jumlah rekening

36

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014

37


(53)

yang terdiri dari 3.763.557 rekening DPK.

Kegiatan usaha Bank Muamalat terbagi atas dua divisi utama yaitu

corporate banking dan retail banking. Divisi corporate banking fokus kepada korporasi, nasabah komersial dan small medium enterprise (SME) dan nasabah

upper SME untuk produk pembiayaan, trade finance, remitasi, layanan investasi serta nasabah lower SME untuk pembiayaan, termasuk pembiayaan mikro dan produk deposito. Bank Muamalat memiliki 158.773 nasabah retail. 31,907 nasabah SME dan 2.420 nasabah corporate, pada tanggal yang sama, sebesar 45% pembiayaan perseroan ditujukan untuk corporate banking sedangkan 54,5% ditujukan kepada nasabah retail perseroan.

Berdasarkan data pada tahun 2012-2013, angka pertumbuhan aset Bank Muamalat juga menunjukkan angka yang cukup signifikan. Di tahun 2012, Bank Muamalat mencatatkan asset sebesar 44.854.413 miliar menjadi 54.694.021 miliar di tahun 2013. 38 Dengan demikian Bank Muamalat mencatat pertumbuhan asset sebesar 21,94%. Angka ini memang sedikit menurun dari tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 12.374.906 miliar.

Menurut Bank Indonesia dalam Laporan Perkembangan Perbankan Syariah tahun 2013, pertumbuhan perbankan syariah yang relatif masih cukup tinggi jika dibandingkan perbankan secara umum maupun keuangan syariah secara global ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan,

38


(54)

dan perkembangannya dalam menghadapi situasi perekonomian, walaupun memiliki tantangan antara lain dari segi SDM, produk, jaringan dan permodalan jika dibandingkan perbankan konvensional maupun perbankan syariah global. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BI, kondisi perekonomian yang kondusif berdampak positif terhadap perkembangan syariah. Secara nasional, volume usaha perbankan syariah yang terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) meningkat 34% (yoy) dari posisi Rp 149 triliun pada tahun 2011, menjadi 199,7 triliun pada tahun 2012 (Grafik 1.1).39 Laju pertumbuhan volume usaha tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (48,6% yoy) dan terutama dialami oleh kelompok BUS.

Grafik 1.1

Perkembangan Asset Perbankan Syariah

39

LPPS 2013


(55)

strategi yang tepat dan selalu menjalankan prinsip syariah, Bank Muamalat akan terus dapat bersaing dan memberikan yang terbaik dari segi kinerja dan layanan dimasa yang sekarang dan yang akan datang. Dalam mempersiapkan diri untuk menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Bank Muamalat terus mengupayakan diri secara serius dan intensif dalam mengoptimalisasikan model bisnis dan memfokuskan segmen bisnis untuk memperkuat penetrasi pasar. Bank Muamalat juga akan didorong untuk menjadi bank syariah pilihan melalui pemeliharaan budaya kerja yang positif, didukung dengan produk baru dan inovatif, pemenuhan terhadap aspek syariah sebagai nilai lebih, platform

teknologi yang mendukung fokus bisnis dan optimal melayani kebutuhan nasabah.

Sebelum masuk ke dalam strategi positioning Bank Muamalat, penulis akan menjabarkan tentang segmentasi dan targeting pasar dari Bank Muamalat. Karena tanpa keduanya, positioning tidak akan bisa ditentukan dengan mudah.

1. Segmentation (segmentasi)

Anne Moore (presiden perusahaan konsultan bank) berpendapat

“You‟re dead in the water if you aren‟t segmenting the market”.40

artinya tanpa melakukan segmentasi market atau pasar, perusahaan akan masuk dunia yang entah berantah tanpa tahu kondisinya.

40


(56)

Behavioral atau kebiasaannya. Yakni mereka yang Rasional dan Emosional.41 Nasabah atau calon nasabah rasional biasanya lebih memikirkan tentang untung rugi. Mereka akan memikirkan benefit apa yang akan mereka terima jika membuka rekening di Bank Muamalat, apakah lebih baik dari yang lain atau tidak. Sementara itu bagi nasabah atau calon nasabah emosional, mereka terikat dengan keagamaan. Maksudnya adalah mereka mengetahui dan memahami hukumnya riba serta mereka tahu bahwa bunga merupakan bagian dari riba yang haram. 2. Targeting

Langkah selanjutnya adalah targeting. Bank Muamalat menargetkan kelompok masyarakat yang akan dijadikan prioritas. Dari hasil wawancara penulis, didapatkan bahwa Bank Muamalat menargetkan kedua kelompok masyarakat yang disebutkan diatas. 42 Dengan jumlah prosentase sebesar 80% kepada nasabah rasional dan 20% nasabah emosional. Hal ini karena untuk menarik minat nasabah rasional akan lebih membutuhkan penempatan sumber daya lebih besar ketimbang nasabah rasional. Selain itu berdasarkan diferensiasi segmen, kebutuhan kedua segmentasi nasabah memiliki perbedaan.

41

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014

42

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014


(57)

Langkah selanjutnya dan terakhir barulah penulis menentukan positioning dari Bank Muamalat. Dalam melakukan positioning, ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu:

a. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Yang Mungkin

Sebagai pelopor dan menjadi Bank pertama yang berasaskan Syariah, Bank muamalat secara historis memiliki deposito nasabah sebagai sumber pembiayaan terbesar dengan porsi 62% dari total pinjaman per juni 2013.43 Berikut adalah beberapa keunggulan dari Bank Muamalat :

1) Institusi Perbankan Syariah terkemuka di Indonesia 2) Jaringan distribusi yang tersebar di seluruh provinsi dan

kota besar di Indonesia

3) Portofolio pembiayaan yang terdiversifikasi dengan rekam jejak yang kuat pada segmen korporasi dan didukung oleh focus pertumbuhan pembiayaan pada segmen SME dan consumer

4) Kegiatan operasional yang didukung oleh manajemen risiko dan Teknologi Informasi yang terus diperbaharui

43


(58)

terbukti dengan baik melalui kepemimpinan Tim manajemen berpengalaman

Dalam sebuah persaingan atau dalam perlombaan, Bank Muamalat dituntut agar dapat bertahan di segala kondisi. Dan dalam mempertahankan serta meningkatkan keunggulan yang dimiliki, Bank Muamalat menerapkan strategi usaha sebagai berikut :

1) Meningkatkan brand image atas produk dan layanan serta meningkatkan proses operasional dalam mendukung perkembangan ke depan

2) Meningkatkan profitabilitas dengan focus pada pertumbuhan yang tinggi pada segmen retail banking dan

corporate banking

3) Meningkatkan jaringan distribusi untuk meningkatkan sumber dana dengan biaya rendah (low cost funding) dan peningkatan penjualan produk

4) Fokus pada manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya insani

5) Peningkatan kualitas asset melalui budaya prudent risk management.


(59)

Bank Muamalat memiliki rencana strategis yang berjangka panjang dalam memanfaatkan keunggulannya.44 Dan pada tahun 2013-2015 Bank Muamalat menerapkan strategi peningkatan pangsa pasar yang mengoptimalisasikan model bisnis dan memfokuskan segmen bisnisnya. Pada tahapan ini Bank Muamalat berkonsentrasi pada peningkatan kinerja dan layanan terhadap nasabah yang didukung dengan sumber daya yang memelihara budaya kerja yang positif serta didukung dengan produk baru yang inovatif. Selain itu pemenuhan terhadap aspek syariah sebagai nilai lebih serta platform teknologi yang terus mengalami peningkatan mendukung focus bisnis dan optimal dalam melayani kebutuhan nasabah.

c. Mengkomunikasikan dan menyampaikan keunggulan kepada pasar

Dalam mengkomunikasikan keunggulan yang dimiliki, Bank Muamalat haruslah menentukan strategi yang tepat agar apa yang ingin disampaikan tercapai sesuai dengan target yang diinginkan. Oleh karena itu, Bank Muamalat memiliki strategi-strategi dalam mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan yang dimilikinya kepada segmen-segmen pasar yang telah dikelompokkan

44


(60)

emosional. Dengan berbagai alat bantu atau media-media tertentu, Bank Muamalat berusaha untuk mengembangkan serta meningkatkan jumlah nasabahnya.

Dalam mengkomunikasikan keunggulannya, Bank Muamalat membagi strategi berdasarkan segmentasi pasar yang telah dilakukan berikut adalah strateginya :

1) Segmen nasabah rasional

Untuk mengkomunikasikan keunggulan pada nasabah rasional, Bank Muamalat melakukan berbagai assessment

yang bertujuan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh nasabah tersebut dan apa yang bisa diberikan oleh Bank Muamalat kepada nasabah tersebut.45 Hal ini dikarenakan nasabah rasional lebih mementingkan benefit yang diterimanya ketimbang pertimbangan hukum agama. 2) Segmen nasabah emosional

Sementara untuk segmen nasabah emosional Bank Muamalat mengandalkan media-media dakwah seperti melalui masjid ataupun majelis taklim. 46 Hal ini dikarenakan nasabah emosional hanya membutuhkan

45

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014

46


(61)

syariah, terutama Bank Muamalat. Hal ini dikarenakan pada segmen nasabah emosional yang menjadi pertimbangan utama mereka adalah tentang riba yang di dalam Al-Qur’an disebutkan haram dan bunga dari bank konvensional merupakan bagian dari riba itu sendiri. B. Posisi Tawar Bank Muamalat Dalam Menghadapi MEA 2015

1. Mengidentifikasi Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Peluang Bank Muamalat dalam menyongsong MEA 2015

Dalam menghadapi MEA Bank Muamalat telah mempersiapkan dirinya dengan memperbaiki, meningkatkan serta mengembangkan pelayanan dan kinerjanya sehingga memiliki beberapa keunggulan yang bisa menjadikan mereka sebagai kompetitor yang kuat. Berikut keunggulan dan kelemahannya :

a. Keunggulan (strenght)

1) Merupakan institusi perbankan syariah pertama dan terkemuka di Indonesia

2) Jaringan distribusi yang tersebar di seluruh provinsi dan kota besar di Indonesia

3) Portofolio pembiayaan yang terdiversifikasi dengan rekam jejak yang kuat pada segmen korporasi dan


(62)

segmen SME dan konsumer

4) Kegiatan operasional yang didukung oleh Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi yang terus diperbaharui 5) Rekam jejak transformasi kegiatan usaha yang telah

terbukti dengan baik melalui kepemimpinan tim manajemen berpengalaman

6) Memiliki pusat pelatihan dan pengembangan SDI tersendiri

7) Menjadi bank syariah terbaik dalam hal pelayanan dan kinerja keuangan

b. Kelemahan (weakness)

1) Sulitnya memenuhi gap antara kebutuhan marketing dengan jumlah calon nasabah

2) Masih kurangnya tenaga SDI yang mengerti dan paham betul tentang produk-produk syariah

3) Belum maksimalnya dalam mengenalkan dan memasarkan produk-produk kepada masyarakat luas 4) Kurangnya inovasi dalam membuat produk-produk baru 5) Tidak terlalu kuat menanamkan brand image di dalam


(63)

Muamalat, periode 2013-2015 merupakan tahun dimana strategi untuk mengoptimalisasikan model bisnis dan memfokuskan segmen bisnis guna memperkuat penetrasi pasar. 47 Tahapan tersebut merupakan tahapan awal dari aspirasi untuk menjadi leader di industry perbankan syariah dari sisi kinerja dan layanan. Bank Muamalat juga akan didorong untuk menjadi bank syariah pilihan melalui pemeliharaan budaya kerja yang positif, didukung dengan produk baru yang inovatif, pemenuhan terhadap aspek syariah sebagai nilai lebih, platform teknologi yang mendukung fokus bisnis dan optimal melayani kebutuhan nasabah. Upaya tersebut akan dilakukan secara serius dan intensif oleh Bank Muamalat terutama ditujukan untuk meningkatkan daya saing mereka demi menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sebagian pihak mengkhawatirkan hadirnya kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sebagai sebuah ancaman karena pasar potensial domestik akan diambil oleh pesaing dari negara lain. Kekhawatiran tersebut menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Dr. Halim Alamsyah48 tidak beralasan jika memang perbankan syariah Indonesia mampu menunjukkan daya saing

47 Annual Report Bank Muamalat tahun 2013 & Wawancara dengan Bapak Yudi Susworo

48

Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia:

Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015 OlehDeputi Gubernur Bank Indonesia Dr. Halim Alamsyah Disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012


(64)

tetap percaya diri menghadapi MEA 2015. 49 Apakah industri perbankan syariah Indonesia siap menghadapi MEA 2015? Bagaimana dengan kesiapan Bank Muamalat menghadapi MEA 2015?

Faktanya bank syariah terbesar di Indonesia saat ini saja baru mampu membukukan aset sekitar US$5,4 miliar sehingga belum ada yang masuk ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di dunia (tabel 1 Lampiran 6). Sementara tiga bank syariah Malaysia mampu masuk ke dalam daftar tersebut. Hal ini menjadi bukti serta menunjukkan bahwa skala ekonomi bank syariah Indonesia masih kalah dengan bank syariah Malaysia yang akan menjadi kompetitor utama. Belum tercapainya skala ekonomi tersebutlah yang membuat operasional bank syariah di Indonesia kalah efisien, terlebih sebagian besar bank syariah di Indonesia masih dalam tahap ekspansi yang membutuhkan biaya investasi infrastruktur yang cukup signifikan.

Namun demikian, bank syariah di Indonesia lebih profitable

dibandingkan dengan bank syariah di Malaysia maupun kawasan timur tengah, karena menurut Dr. Halim Alamsyah, return on asset

(ROA) dan return on equity (ROE) bank syariah Indonesia rata-rata lebih tinggi. Tak heran jika banyak investor asing yang tertarik untuk

49

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014


(65)

yang tinggi ini tentunya akan mempercepat akselerasi pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia sehingga dapat mencapai skala ekonomi yang efisien.

Kelemahan lain dalam menghadapi MEA 2015 adalah diferensiasi produk keuangan syariah yang dinilai masih kurang. Hal ini disebabkan oleh faktor bisnis model industri yang lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan di sektor riil dan sangat menjaga

„maqasid syariah‟. Kekurangan instrumen di pasar keuangan syariah tersebut berdampak pada pengelolaan likuiditas perbankan syariah yang masih sedikit sekali portofolio penempatan pada instrumen sukuk. Hal ini menyebabkan pengembangan pasar keuangan syariah menjadi terkendala dan mekanisme self adjustment menjadi kurang optimal.

Ketersediaan instrumen pengelolaan likuiditas menjadi sangat penting dalam mencegah terjadinya krisis yang berkelanjutan pada industri keuangan syariah. Agar jangan sampai kekurangan instrumen keuangan syariah tersebut diisi oleh instrumen dari negara lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi pasar keuangan dan perbankan syariah domestik, para pakar dan pihak perbankan syariah, khususnya pihak Bank Muamalat harus melakukan inovasi produk keuangan syariah.


(66)

upaya untuk memenuhi gap Sumber daya insani dari tenaga kerja domestik agar tidak diisi oleh tenaga kerja asing. Perlu disadari bahwa salah satu butir kesepakatan dalam MEA 2015 adalah

freedom of movement for skilled and talented labours. Hal ini merupakan tantangan yang serius, mengingat pusat-pusat pendidikan dan pelatihan keuangan dan perbankan syariah berada di luar negeri. Bank Muamalat sendiri telah memiliki pusat pendidikan dan pelatihan perbankan syariah untuk mencetak tenaga ahli guna memenuhi gap tersebut. 50 Melalui Muamalat Institute, Bank Muamalat turut berperan dalam menyediakan tenaga ahli yang

dibutuhkan oleh industri perbankan syariah sehingga strategi ‘link and match‟ dapat dijalankan.

Dari penjelasan di atas, maka peluang dan ancaman yang ada bagi Bank Muamalat adalah :

c. Peluang (opportunity)

1) Merupakan yang pertama dan satu-satunya Bank Syariah Indonesia yang memiliki cabang di luar negeri

2) Market yang dituju menjadi lebih besar dan beragam

50

Wawancara Dengan Bapak Yudi Susworo. General Manager Muamalat Institute tanggal 2 September 2014


(1)

Indonesia hanya 47% dari total GDP. Yang terbilang kecil dan tertinggal jauh dari perbankan syariah Malaysia dengan rasio banking capital yang tinggi dari total DGP yang penetrasi bank sudah mencapai 110%. Selain hal tersebut, Perbankan Syariah di Malaysia memang lebih dulu muncul, sejak 1983 dan secara pangsa pasar lebih besar di Malaysia. Sedangkan untuk kekuatan jaringan, Di Malaysia sendiri sudah terdapat 16 bank syariah yang berope-rasi secara penuh (11 subsidiary) dan 10 Islamic window bank. Dan bahkan beberapa Bank Syariah Malaysia sudah memiliki banyak kantor perwakilan di Negara-negara tetangga.52

Namun demikian jika dilihat dari data-data yang telah diperoleh dan dianalisa, peluang Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015 cukup besar mengingat pertumbuhan keuangan dan sebagainya menunjukkan grafik positif. Selain itu juga Bank Muamalat telah menginjakkan satu kakinya pada ekspansi pasar ASEAN dengan telah membuka cabang di Kuala Lumpur, Malaysia yang membuat mereka selangkah di depan dari para pesaingnya. Sebagai penantang dalam industri perbankan syariah di Indonesia dan ASEAN, tidak ada alasan untuk meragukan kemampuan bersaing Bank Muamalat dalam bersaing di Industri perbankan syariah di Indonesia maupun ASEAN. Yang menjadi masalah dari Bank Muamalat saat ini hanyalah Sumber daya Insani yang kualitas dan kuantitasnya akan dibutuhkan lebih baik lagi dari yang ada saat ini.

52

http://www.dakwatuna.com/2014/04/26/50330/daya-saing-perbankan-syariah-di-indonesia-dalam-menghadapi-mea/


(2)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Berdasarkan Annual Report Bank Muamalat tahun 2013, Bank Muamalat telah berhasil mengaplikasikan strategi positioning dengan menciptakan pondasi pertumbuhan bisnis yang baik melalui program stabilitas. Setelah itu dilanjutkan oleh transformasi operasional yang juga berhasil mentransformasikan Bank Muamalat menjadi bank yang setara dengan industri perbankan nasional dalam kinerja dan layanan. Hal ini dapat terlihat dari berbagai capaian Bank Muamalat dalam hal peningkatan pendapatan bersih atau laba bersih, peningkatan jumlah DPK (Dana Pihak Ketiga) serta peningkatan aset yang cukup baik, meski mengalami perlambatan. Sedangkan di sektor pelayanan, nasabah Bank Muamalat terlihat begitu puas dengan layanan yang diberikan oleh pihak Bank Muamalat. Terlihat dari meningkatnya jumlah Pembiayaan serta penurunan dari keluhan masyarakat atau nasabah terhadap Bank Muamalat.


(3)

2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015), posisi tawar Bank Muamalat berada pada posisi kompetitif. Dimana strategi yang dapat diaplikasikan Bank Muamalat dalam menghadapi MEA adalah :

a. Integrasi ke depan, ke belakang dan Horizontal (forward, backward and horizontal integration)

b. Penetrasi pasar (market penetration0) c. Pengembangan pasar (market development) d. Pengembangan produk (product development)

3. Peluang Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015 sendiri terlihat menjanjikan dari kondisi yang ada saat ini dan posisi tawar dari Bank Muamalat sendiri menunjukkan bahwa Bank Muamalat dapat menjadi kompetitor dan penantang yang baik di pasar industri perbankan ASEAN. Terlebih Bank Muamalat telah membuka cabang di Kuala Lumpur sebagai tahapan awal ekspansi dan penetrasi pasar ASEAN.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, ada beberapa saran bagi Bank Muamalat dalam menghadapi MEA 2015 :

1. Kinerja dan layanan Bank Muamalat yang telah ditunjukkan pada tahun 2013 sebaiknya dipertahankan serta ditingkatkan lagi. Karena


(4)

66

pada 2015, pasar perbankan syariah di Indonesia sendiri diperkirakan akan tetap tumbuh. Terlebih diberlakukannya MEA 2015.

2. Rencana bisnis dalam menghadapi MEA 2015 ada baiknya disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi perkembangan bisnis Bank Muamalat. Baik secara internal maupun eksternal, seperti pengembangan sumber daya insani secara kualitas maupun kuantitas dan mencermati perkembangan perekonomian global dan domestic, persaingan industri perbankan, kendala serta tantangan yang dihadapi ketika MEA mulai berlaku.

3. Peluang Bank Muamalat menjadi Asian Regional Player cukup terbuka lebar dan memiliki potensi yang besar. Dengan penguatan infrastruktur dan juga pengukuran kinerja yang didukung oleh system manajemen informasi yang baik akan memaksimalkan potensi bisnis dari masing-masing lini Bank Muamalat pada saat menghadapi MEA 2015.


(5)

Amirullah. Candika, Sari Budi. Manajemen Stratejik. Graha Ilmu: Yogyakarta Anshori, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia. Mizan: Bandung.

1990

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan.Bank Indonesia dan Tazkia Institute : Jakarta.1999

Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani dan Tazkia Cendekia. 2001

Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan Dan Prospek. Jakarta: Alvabet. 2000

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 1993

Armstrong G., Adam S., Denize, S., dan Kotler, P. Principles of Marketing, 5th Edition, Pearson/Prentice Hall: Sydney. .2012

Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indinesia oleh Bank Indonesia. Mei 2007

David, Fred R. Strategic Management: Concepts & Cases. Prentice-Hall, Inc. Upper Addle River: New Jersey.2009

Djaliel, Maman Abdul. Rafi’udin. Prinsip dan Strategi Dakwah. Pustaka Setia: Jakarta

Imtiyazuddin, Ahmad (ed.). Islamic Banking and Finance The Concept, The Practice and The Challenge. Plainfield: The Islamic Society of North Amerika.1999

Kardiman, AM. Pengantar Ilmu Manajemen. Pron Hallindo: Jakarta

Kotler, Philip. Marketing Management: Analysis, Planning & Control. Prentice-Hall, Inc. Upper Addle River: New Jersey. 1984


(6)

Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non-Profit Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Gadjah Mada Universitas Press: Yogyakarta. 2000

Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1986 Purnomo Setiawan, Hari. Zuelkiflimansyah. Manajemen Strategi: Sebuah

Konsep Pengantar. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI: Jakarta. 1999

Siagian, Sondang. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Gunung Agung: Jakarta. 1986

Sumandi, Suryabrta. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Perss. 2002 Uchana Efendi, Onong. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Remaja

Rosdakarya: Bandung

UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah

Veithzal Rifai, Arviyan Arifin. Islamic Banking : Banking System Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Persaingan global. Bumi Aksara : Jakarta. 2010

Wahyudi, Agustinus Sri. Manajemen Strategic: Pengantar Proses Berfikir Strategic. Bina Rupa Aksara: Jakarta

Working Paper oleh Haris Munandar, Ferry Kurniawan, Oki Hermansyah. “Integrasi Ekonomi Regional, Mobilitas Faktor Produksi Serta Peran Otoritas Moneter”. Desember 2007

Yusanto, M. Isnam. Kusuma, M. Widjaja. Manajemen Strategi: Perspektif Syariah. Khairul Bayan : Jakarta