Prevalensi dan Karakteristik Low Back Pain pada Dokter Gigi di Kota Binjai Pada Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Punggung adalah salah satu bagian tubuh yang dianggap paling penting ,
tugasnya adalah untuk menopang tubuh , baik ketika berjalan , berdiri , maupun
duduk . Sayangnya , banyak orang kurang peduli dan kurang menjaga punggung
nya . Ergonomik kerja yang tidak baik , mengangkat beban yang terlalu berat ,
dan masih banyak lagi . Pada akhirnya, banyak yang mengalami nyeri pada
punggung . Baik yang disebabkan oleh gangguan neuropatik , maupun karena
adanya inflamasi .
Nyeri punggung adalah nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau di daerah
leher. Nyeri ini sangat beragam ketajaman dan intensitasnya. Nyeri punggung
diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar saraf .
Banyak orang mengalami sakit nyeri di punggung bagian bawah. Sekitar 80
persen orang dewasa mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam
hidup mereka. Ini adalah penyebab paling umum dari kecacatan yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kontributor utama seseorang tidak masuk
kerja.

Pria dan wanita sama-sama beresiko terkena nyeri punggung bawah, yang
bisa berkisar pada intensitas dari tumpul, sakit konstan , tiba-tiba, sensasi tajam
,yang membuat orang tidak dapat bergerak. Nyeri dapat timbul sebagai akibat dari
kecelakaan atau dengan mengangkat sesuatu yang berat, atau dapat berkembang
dari waktu ke waktu karena perubahan yang berkaitan dengan usia tulang
belakang. Gaya hidup menetap juga dapat berpengaruh pada nyeri punggung
bawah, terutama ketika rutinitas hari kerja yang mengakibatkan terlalu sedikitnya
latihan diselingi dengan latihan akhir pekan yang berat.
Di Amerika, sekitar 50 –84 % orang dewasa memiliki keluhan nyeri
punggung bawah setiap tahunnya. Nyeri punggung bawah mekanik (LBP) masih
tetap menjadi alasan kedua terbanyak bagi seseorang untuk mencari dokter di
Amerika Serikat. Dari populasi Amerika Serikat, 85% akan mengalami episode

Universitas Sumatera Utara

2

LBP mekanik di beberapa titik selama hidup mereka. Untungnya, LBP tersebut
terpecahkan sebagian besar dalam waktu 2-4 minggu.( Hills, 2014)
Di Amerika Serikat , nyeri punggung bawah adalah penyebab kedua

terbanyak dari seseorang yang kehilangan kerjanya . Persentasinya bahkan
mencapai 14% .( Perdossi, 2003)
Di Inggris dilaporkan prevalensi LBP pada populasi kurang lebih
16.500.000 per tahun , yang melakukan konsultasi ke dokter umum lebih kurang
antara 3-7 juta orang .(Perdossi , 2003)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joko Susetyo, Titin Isna Oes,
Suyasning Hastiko Indonesiani (2008) dalam jurnal “Prevalensi Keluhan
Subyektif Atau Kelelahan Karena Sikap Kerja Yang Tidak Ergonomis Pada
Pengrajin Perak” , menyatakan bahwa 66,7% pekerja mengalami keluhan nyeri
punggung yang disebabkan oleh sikap kerja yang kurang alamiah dan intensitas
lingkungan kerja yang kurang memadai .
Di Indonesia, pada tahun 2003, dilaporkan prevalensi seumur hidup NPB
antara 59,3% -62,4% dan prevalensi tahunan antara 20,9% -31,2% (Handono,
2003 dalam Widodo, 2005). Dalam penelitian multi-center di 14 rumah sakit
pendidikan Indonesia yang dilakukan Perdossi tahun 2002, diketahui bahwa dari
sebanyak 4.456 penderita nyeri (25% dari total kunjungan), 819 orang
(18,37%)adalah penderita NPB (Cakrangadinata, 2011).
Hasil penelitian PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia)
yang dilakukan pada 14 kota di Indonesia pada 2002 menemukan adanya 18,3
persen pengidap nyeri punggung bawah.Sedangkan penelitian Community

Oriented Program for Control of Rheumatic Disease (COPORD ) di Indonesia
menemukan bahwa prevalensi nyeri punggung adalah 13,6 persen pada wanita
dan 18,2 persen pada laki-laki.
Dari hasil penelitian Kelompok Studi Nyeri di seluruh Indonesia ditemukan
sekitar 18% yang berkunjung ke Poliklinik Neurologi adalah penderita nyeri
punggung bawah . Persentasi ini merupakan urutan kedua tertinggi sesudah
sefalgia. (Perdossi, 2003)

Universitas Sumatera Utara

3

Dari penelitian yang dilakukan oleh Yanra (2013) , dalam penelitian nya
dengan 67 pasien sebagai sample. Pasien dengan nyeri punggung bawah adalah
pasien dengan umur 45-60 tahun terdapat 30 pasien (44,8%), pasien wanita yang
42 pasien (62,7%), pasien dengan bekerja sebagai PNS ada 26 (38,8%), dengan
Indeks Massa Tubuh (overweight) ada 26 (8,8%), dengan jangka waktu yang
panjang duduk dari> 5 jam per hari ada 40 (59,7%), dan dengan aktivitas fisik
pengangkatan beban ≤ 7 kg (s) per hari adalah 37 (55,2%), non-perokok 43
(64,2%), tidak memiliki catatan trauma adalah 46 (68,7%), tidak memiliki riwayat

keluarga adalah 62 (92,5%).

Gambar 1.1 Trend in Physician Visits for Back Pain , United States 1998 to

2010
Sumber : National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS)
Grafik diatas menunjukan bahwa dari tahun 1998 hingga 2010 , orang yang
berkunjung ke tenaga medis akibat nyeri punggung telah meningkat dari tahun ke
tahun.

Universitas Sumatera Utara

4

Dokter gigi adalah salah satu profesi yang memiliki resiko tinggi terserang low
back pain.dari penelitian yang dilakukan oleh Pargali dan Jowkar (2010) , dari 82
dokter gigi , 27 (33%) mengalami LBP
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui prevalensi low back
pain pada dokter gigi serta karakteristik sakitnya.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian adalah:
Berapa angka prevalensi nyeri punggung bawah dan karakteristik nyeri
punggung bawah pada dokter gigi yang berkerja di wilayah Kota Binjai?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan pada penelitian ini
adalah:
1.3.1. Tujuan Umum
1. Mengetahui angka prevalensi nyeri punggung bawah pada dokter gigi di
Kota Binjai
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik dari nyeri punggung bawah pada dokter gigi di
Kota Binjai
2. Mengetahui tingkat keparahan low back pain pada dokter gigi di Kota
Binjai

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ,yaitu:
1. Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan terutama dokter gigi ,

mengenai prevalensi dan karakteristik LBP pada dokter gigi
2. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan
mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

5

3. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti
lain.

Universitas Sumatera Utara