Prevalensi dan Karakteristik Low Back Pain pada Dokter Gigi di Kota Binjai Pada Tahun 2015

(1)

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Jethro Felim

Tempat / Tanggal Lahir: Medan / 09 Januari 1995

Agama : Kristen

Alamat : Jalan Bambu 1 No.80 Medan 20235

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Swasta Sutomo 1 Medan (2000-2006)

2. Sekolah Menengah Pertama Swasta Sutomo 1 Medan (2006-2009)

3. Sekolah Menengah Atas Swasta Sutomo 1 Medan (2009-2012)

Riwayat Organisasi :


(2)

Lampiran 2. Data Induk Jenis Kelamin Usia Berat Badan Tinggi Badan BMI Durasi

Nyeri Lokasi nyeri

Nilai Keparahan

Tingkat

Keparahan Low Back Pain Keterangan

1 Perempuan 26-40 tahun 57 155 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 2 Perempuan 41-60 tahun 47 150 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 3 Laki-Laki 41-60 tahun 70 170 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 4

Perempuan 41-60 tahun 61 160 Normalweight ACUTE Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 5

Laki-Laki 41-60 tahun 57 167 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 6

Perempuan 41-60 tahun 70 155 Overweight CHRONIC Tidak Menjalar 10 Minimal

Disability Menderita 7

Perempuan 41-60 tahun 50 151 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 12 Minimal

Disability Menderita 8

Perempuan 26-40 tahun 56 152 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 2 Minimal

Disability Menderita 9 Perempuan 26-40 tahun 47 157 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 10 Perempuan 26-40 tahun 62 155 Overweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 11 Perempuan 26-40 tahun 52 160 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 12

Perempuan 26-40 tahun 53 154 Normalweight CHRONIC Menjalar 8 Minimal


(3)

13

Perempuan 41-60 tahun 45 162 Underweight CHRONIC Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 14 Laki-Laki 26-40 tahun 80 170 Overweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 15

Perempuan 41-60 tahun 55 155 Normalweight CHRONIC Menjalar 14 Minimal

Disability Menderita Kaki 16 Laki-Laki >60 tahun 70 172 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 17

Laki-Laki 26-40 tahun 80 170 Overweight ACUTE Menjalar 6 Minimal

Disability Menderita

Pinggang Dan Leher

18

Perempuan 41-60 tahun 53 153 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 6 Minimal

Disability Menderita 19

Laki-Laki 41-60 tahun 80 173 Overweight CHRONIC Tidak Menjalar 18 Minimal

Disability Menderita 20

Perempuan 41-60 tahun 57 168 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 8 Minimal

Disability Menderita 21

Perempuan 41-60 tahun 78 165 Overweight ACUTE Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 22

Perempuan 26-40 tahun 53 160 Normalweight ACUTE Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 23

Perempuan 41-60 tahun 57 160 Normalweight ACUTE Tidak Menjalar 4 Minimal

Disability Menderita 24 Laki-Laki 41-60 tahun 62 162 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 25 Laki-Laki 41-60 tahun 75 165 Overweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 26

Perempuan 26-40 tahun 73 155 Overweight ACUTE Menjalar 4 Minimal


(4)

27

Perempuan 41-60 tahun 75 159 Overweight CHRONIC Menjalar 12 Minimal

Disability Menderita Pinggul 28 Perempuan 41-60 tahun 54 153 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita

29 Laki-Laki 41-60 tahun 90 172 Overweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 30

Perempuan 41-60 tahun 63 155 Overweight ACUTE Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 31

Perempuan 26-40 tahun 70 163 Overweight CHRONIC Menjalar 14 Minimal

Disability Menderita Kaki 32

Perempuan 41-60 tahun 65 155 Overweight ACUTE Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 33

Perempuan 26-40 tahun 49 157 Normalweight CHRONIC Menjalar 4 Minimal

Disability Menderita Pinggang 34

Laki-Laki 26-40 tahun 65 174 Normalweight CHRONIC Menjalar 4 Minimal

Disability Menderita Leher 35

Perempuan 26-40 tahun 51 155 Normalweight ACUTE Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 36

Laki-Laki 26-40 tahun 72 168 Overweight CHRONIC Tidak Menjalar 0 Minimal

Disability Menderita 37 Perempuan 26-40 tahun 55 160 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 38

Perempuan 41-60 tahun 55 150 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 12 Minimal

Disability Menderita 39

Perempuan 26-40 tahun 58 156 Normalweight CHRONIC Tidak Menjalar 0 Minimal


(5)

41 Laki-Laki 41-60 tahun 70 168 Overweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita 42

Perempuan 41-60 tahun 65 158 Overweight CHRONIC Tidak Menjalar 10 Minimal

Disability Menderita 43

Perempuan 26-40 tahun 54 153 Normalweight CHRONIC Menjalar 2 Minimal

Disability Menderita Pinggang 44 Perempuan 26-40 tahun 59 163 Normalweight Tidak Nyeri Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri Tidak Menderita


(6)

Lampiran 3. Output Hasil SPSS

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 12 27.3 27.3 27.3

Perempuan 32 72.7 72.7 100.0

Total 44 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 26-40 tahun 20 45.5 45.5 45.5

41-60 tahun 23 52.3 52.3 97.7

>60 tahun 1 2.3 2.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

BMI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normalweight 27 61.4 61.4 61.4

Overweight 16 36.4 36.4 97.7

Underweight 1 2.3 2.3 100.0

Total 44 100.0 100.0

Durasi Nyeri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ACUTE 9 20.5 20.5 20.5

CHRONIC 19 43.2 43.2 63.6

Tidak Nyeri 16 36.4 36.4 100.0


(7)

Lokasi nyeri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Menjalar 9 20.5 20.5 20.5

Tidak Menjalar 19 43.2 43.2 63.6

Tidak Nyeri 16 36.4 36.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Tingkat Keparahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Minimal Disability 28 63.6 63.6 63.6

Tidak Nyeri 16 36.4 36.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Jenis Kelamin * Low Back Pain Crosstabulation Low Back Pain

Total Menderita Tidak Menderita

Jenis Kelamin Laki-Laki Count 5 7 12

% within Jenis Kelamin 41.7% 58.3% 100.0%

Perempuan Count 23 9 32

% within Jenis Kelamin 71.9% 28.1% 100.0%

Total Count 28 16 44


(8)

Usia * Low Back Pain Crosstabulation Low Back Pain

Total Menderita Tidak Menderita

Usia 26-40 tahun Count 12 8 20

% within Usia 60.0% 40.0% 100.0%

41-60 tahun Count 16 7 23

% within Usia 69.6% 30.4% 100.0%

>60 tahun Count 0 1 1

% within Usia 0.0% 100.0% 100.0%

Total Count 28 16 44

% within Usia 63.6% 36.4% 100.0%

BMI * Low Back Pain Crosstabulation Low Back Pain

Total Menderita Tidak Menderita

BMI Normalweight Count 16 11 27

% within BMI 59.3% 40.7% 100.0%

Overweight Count 11 5 16

% within BMI 68.8% 31.3% 100.0%

Underweight Count 1 0 1

% within BMI 100.0% 0.0% 100.0%

Total Count 28 16 44


(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

Lampiran 6. Informed Consent

LEMBAR PENJELASAN

Saya yang bernama Jethro Felim, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi dan Karakteristik Low Back Pain pada Dokter Gigi di Kota Binjai Tahun 2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah prevalensi dokter gigi yang mempunyai keluhan low back pain serta karakteristik nyeri nya.

Dalam penelitian ini, saya akan membagikan kuesioner kepada Bapak/Ibu dan menanyakan beberapa pertanyaan sehubungan dengan penelitian saya kepada Bapak / Ibu.

Sehubung dengan penjelasan ini, saya mengharapkan kesediaan Bapak / Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Bapak / Ibu diharapkan bersedia mengisi kuesioner yang saya sertakan dan berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menandatangani Lembar Pernyataan Persetujuan setelah penjelasan.

Penelitian ini bersifat sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Data yang terkumpul akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila data dipublikasikan, kerahasiaannya tetap akan dijaga. Bila Bapak / Ibu memiliki pertanyaan, maka dapat menghubungi saya dengan nomor 085105093101.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Bapak / Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,


(14)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ... Umur :... Jenis Kelamin :... Alamat : ...

... Pekerjaan : ...

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Jethro Felim, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Prevalensi dan Karakteristik Low Back Pain Pada Dokter Gigi di Kota Binjai tahun 2015”.

Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini.

Medan ,...2015 Responden


(15)

Lampiran 7. Kuisioner Penelitian

KUSIONER PENELITIAN

Prevalensi dan Karakteristik Low Back Pain pada Dokter Gigi di Kota Binjai tahun 2015

No. :

Lingkari jawaban yang benar.

Pengukuran Tubuh

1. Berat Badan : ………..Kg

2. Tinggi Badan :………cm

3. BMI :

Usia

Termasuk dalam katergori manakah usia anda :

A. < 25 tahun C. 41- 60 tahun

B. 26 - 40 tahun D. > 60 tahun

Jenis Kelamin :

A. Laki-laki B. Perempuan

Aktifitas fisik

Manakah yang merupakan kebiasaan anda sehari-hari ?

Berjalan kaki selama 15 menit Iya Tidak

Berlari lebih dari 15 menit Iya Tidak

Berolahraga selama 15 menit Iya Tidak

Tidak Berolahraga Iya Tidak

Seberapa sering anda berolahraga ?


(16)

B. 3-4 kali seminggu D. >7 kali seminggu

Pekerjaan

Sudah berapa lama anda bekerja sebagai dokter gigi? ………..bulan/tahun* Selama bekerja, berapa lamakah anda duduk ?...menit/jam*

Selama bekerja, berapa lamakah anda berdiri ?...menit/jam* Selama bekerja, berapa lamakah anda berjalan ?...menit/jam*

*Coret yang tidak perlu

Apakah anda terbiasa mengangkat barang saat bekerja ?

A. Iya B. Tidak

Jika Iya, apakah yang anda angkat ? (Jawaban dapat lebih dari 1) 1. File 2. Buku 3. Furniture 4. Pasien

5. Lain-lain, sebutkan : ________________

Apakah anda pernah mengalami nyeri punggung bawah selama hidup anda ?

A. Iya B. Tidak

Jika Iya :

Sudah berapa lama anda merasakan nyeri punggung bawah : ____ bulan _____tahun

Apakah nyeri punggung bawah tersebut menjalar ke daerah lain ?

A.Iya B.Tidak

Jika Iya, sebutkan:

Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?


(17)

Jika Iya, apakah yang anda lakukan ?

Berkonsultasi dengan dokter Iya Tidak

Konsumsi analgesik Iya Tidak

Fisioterapi Iya Tidak

Lain-lain, sebutkan :

Apakah saat ini ada merasakan nyeri punggung bawah ?

A. Iya B. Tidak

Apakah nyeri punggung bawah tersebut menjalar ke daerah lain ?

A.Iya B.Tidak

Jika Ya, sebutkan:

Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?

A. Iya B. Tidak

Jika Iya, apakah yang anda lakukan ?

Berkonsultasi dengan dokter Iya Tidak

Konsumsi analgesik Iya Tidak

Fisioterapi Iya Tidak

Lain-lain, sebutkan :

_________________________________________________________

Apabila anda sedang atau pernah mengalami nyeri punggung bawah , silahkan lanjut ke halaman berikutnya.


(18)

Pemeriksaan Fungsional Dengan Menggunakan“Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire”

Berikan tanda √ pada salah satu pilihan jawaban yang paling menggambarkan keadaan anda.

Intensitas nyeri

Saat ini saya tidak nyeri(Nilai : 0)

Saat ini nyeri terasa sangat ringan(Nilai : 1)

Saat ini nyeri terasa ringan(Nilai : 2)

Saat ini nyeri terasa agak berat(Nilai : 3)

Saat ini nyeri terasa sangat berat(Nilai : 4)

Saat ini nyeri terasa amat sangat berat(Nilai : 5)

Perawatan diri (mandi, berpakaian dll)

Saya merawat diri secara normal tanpa disertai timbulnya nyeri(Nilai : 0)

Saya merawat diri secara normal tetapi terasa sangat nyeri(Nilai : 1)

Saya merawat diri secara hati-hati dan lamban karena terasa sangat nyeri(Nilai : 2)

Saya memerlukan sedikit bantuan saat merawat diri(Nilai : 3)

Setiap hari saya memerlukan bantuan saat merawat diri(Nilai : 4)

Saya tidak bisa berpakaian dan mandi sendiri, hanya tiduran di bed(Nilai : 5)

Aktifitas Mengangkat

Saya dapat mengangkat benda berat tanpa disertai timbulnya nyeri(Nilai : 0)

Saya dapat mengangkat benda berat tetapi disertai timbulnya nyeri(Nilai : 1)

Nyeri membuat saya tidak mampu mengangkat benda berat dari lantai, tetapi saya mampu mengangkat benda berat yang posisinya mudah, misalnya di atas meja.(Nilai : 2)


(19)

Nyeri membuat saya tidak mampu mengangkat benda berat dari lantai, tetapi saya mampu mengangkat benda ringan dan sedang yang posisinya mudah, misalnya di atas meja.(Nilai : 3)

Saya hanya dapat mengangkat benda yang sangat ringan(Nilai : 4)

Saya tidak dapat mengangkat maupun membawa benda apapun(Nilai : 5)

Berjalan

Saya mampu berjalan berapapun jaraknya tanpa disertai timbulnya nyeri(Nilai : 0)

Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 1 mil karena nyeri(Nilai : 1)

Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 1/4 mil karena nyeri (Nilai :

2)

Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 100 yard karena nyeri(Nilai : 3)

Saya hanya mampu berjalan menggunakan alat bantu tongkat atau kruk(Nilai : 4)

Saya hanya mampu tiduran, untuk ke toilet dengan merangkak(Nilai : 5)

Duduk

Saya mampu duduk pada semua jenis kursi selama aku mau(Nilai : 0)

Saya mampu duduk pada kursi tertentu selama aku mau(Nilai : 1)Saya

hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 1 jam karena nyeri(Nilai : 2)

Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 1/2 jam karena nyeri(Nilai : 3)

Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 10 menit karena nyeri(Nilai : 4)

Saya tidak mampu duduk karena nyeri(Nilai : 5)

Berdiri

Saya mampu berdiri selama aku mau(Nilai : 0)

Saya mampu berdiri selama aku mau tetapi timbul nyeri(Nilai : 1)

Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 1 jam karena nyeri(Nilai : 2)


(20)

Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 1/2 jam karena nyeri(Nilai : 3)

Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 10 menit karena nyeri(Nilai : 4)

Saya tidak mampu berdiri karena nyeri(Nilai : 5)

Tidur

Tidurku tak pernah terganggu oleh timbulnya nyeri(Nilai : 0)

Tidurku terkadang terganggu oleh timbulnya nyeri(Nilai : 1)

Karena nyeri tidurku tidak lebih dari 6 jam(Nilai : 2)

Karena nyeri tidurku tidak lebih dari 4 jam(Nilai : 3)

Karena nyeri tidurku tidak lebih dari 2 jam(Nilai : 4)

Saya tidak bisa tidur karena nyeri(Nilai : 5)

Aktifitas Seksual (bila memungkinkan)

Aktifitas seksualku berjalan normal tanpa disertai timbulnya nyeri(Nilai : 0)

Aktifitas seksualku berjalan normal tetapi disertai timbulnya nyeri(Nilai : 1)

Aktifitas seksualku berjalan hampir normal tetapi sangat nyeri(Nilai : 2)

Aktifitas seksualku sangat terhambat oleh adanya nyeri(Nilai : 3)

Aktifitas seksualku hampir tak pernah karena adanya nyeri(Nilai : 4)

Aktifitas seksualku tidak pernah bisa terlaksana karena nyeri(Nilai : 5)

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosialku berlangsung normal tanpa gangguan nyeri(Nilai : 0)

Kehidupan sosialku berlangsung normal tetapi ada peningkatan derajat

nyeri (Nilai : 1)

Kehidupan sosialku yang aku sukai misalnya olahraga tidak begitu terganggu adanya nyeri(Nilai : 2)

Nyeri menghambat kehidupan sosialku sehingga aku jarang keluar rumah(Nilai : 3)


(21)

Nyeri membuat kehidupan sosialku hanya berlangsung di rumah saja(Nilai : 4)

Saya tidak mempunyai kehidupan sosial karena nyeri(Nilai : 5)

Bepergian / Melakukan Perjalanan

Saya bisa melakukan perjalanan ke semua tempat tanpa adanya nyeri(Nilai : 0)

Saya bisa melakukan perjalanan ke semua tempat tetapi timbul nyeri(Nilai : 1)

Nyeri memang mengganggu tetapi saya bisa melakukan perjalanan lebih dari 2 jam(Nilai : 2)

Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan kurang dari 1 jam(Nilai : 3)

Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan pendek kurang dari 30 menit(Nilai : 4)

Nyeri menghambatku untuk melakukan perjalanan kecuali hanya berobat(Nilai : 5)

Interpretasi Hasil

Dari 10 pertanyaan, jumlahkan seluruh nilai yang didapat, lalu dihitung dengan rumus :

Nilai Total x 100% 50

0% -20 % : Minimal disability : Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh rasa nyeri.

21% -40% : Moderate disability : Pasien merasakan nyeri yang lebih dan mulai kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti duduk, mengangkat barang dan berdiri.

41% -60% : Severe disability : Nyeri terasa sepanjang waktu dan aktivitas sehari-hari mulai terganggu karena rasa nyeri.

61% -80% : Crippled : Nyeri yang timbul mengganggu seluruh aktivitas sehari-hari.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Low Back Pain. Diperoleh dari: http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=20587. (14 Mei 2015).

Anonim. 2014. Low Back Pain. Diperoleh dari: http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/low+back+pain. (14 Mei 2015).

Anonim. 2008. Low Back Pain. Diperoleh dari: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/back+pain. (20 Mei 2015).

Anonim. 2014. Nyeri Punggung. Diperoleh dari: http://www.alodokter.com/nyeri-punggung (20 Mei 2015).

Anonim. 2015. Lower Back Pain. Diperoleh dari: http://www.columbianeurosurgery.org/conditions/lower-back-pain. (20 Mei 2015).

Anonim. 2015. Low Back Pain. Diperoleh dari: www.online-medical-dictionary.org/definitions-l/low-back-pain.html. (20 Mei 2015).

Bimoariotejo. 2009. Low Back Pain. Diperoleh dari: https://bimaariotejo.wordpress.com/2009/07/07/low-back-pain-lbp/. (21 Mei 2015).

Cakrangadinata. 2011. Penerapan Terapi dengan Pendekatan Cognitive-Behavioral dalam Menurunkan Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri Punggung Bawah (NPB) Kronik. Diperoleh dari: http://repository.maranatha.edu/8336/. (20 Mei 2015).

Cianflocco, A.J. 2013. Low Back Pain. Diperoleh dari: http://www.merckmanuals.com/home/bonejointandmuscledisorders/lowba ckandneckpain/lowbackpain.html. (31 Mei 2015).


(23)

Erizal, M.A.,2013. Faktor Resiko Penyebab Nyeri Punggung Bawah Pada Perawat di RSUD DR.Pirngadi Medan pada FK USU Medan:tidak diterbitkan. Fitria, Ramadhan. 2012. Nyeri Punggung Bawah. Diperoleh dari:

http://www.macrobiostudent.blogspot.com.tr/2012/11/nyeri-punggung-ramadhan-fitria.html. (21 Mei 2015).

Hills, E.C. 2014. Mechanical Low Back Pain. Diperoleh dari: http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview. (20 Mei 2015). Meliala, L. Suryamiharja, A. Purba, J.S. Sadeli, H.A. Editors. 2003. Nyeri

Punggung Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Edisi 1, Jakarta.

Nader, Pargali. dan Jowkar, N. 2010. “Prevalence of Musculoskeletal Pain among Dentists in Shiraz, Southern Iran”, Int J Occup Environ Med, Volume 1 Nomor 2, hal 69-74.

National Institute of Neurological Disorder and Stroke. 2014. Low Back Pain Fact Sheet. Diperoleh dari:

http://www.ninds.nih.gov/disorders/backpain/detail_backpain.htm. (20 Mei 2015).

Rizma, A. 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Diperoleh dari: https://fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/. (21 Mei 2015).

Setiono, W. 2014. Low Back Pain. Diperoleh dari: http://lpkeperawatan.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-nyeri-punggung-bawah-low-back-pain-lbp.html#.VV30US4nL3A. (21 Mei 2015).

Susetyo, Joko., Titin, I.O., dan Suyasning, H.I . 2008. “Prevalensi Keluhan Subyektif atau Kelelahan karena Sikap Kerja yang Tidak Ergonomis Pada Pengrajin Perak”, Jurnal Teknologi, Volume 1 Nomor 2, hal 141-149.


(24)

Thwaites, Louise. 2014. Musculoskeletal Lower Back Pain. Diperoleh dari: https://online.epocrates.com/noFrame/showPage?method=diseases&Mono graphId=778&ActiveSectionId=11. (31 Mei 2015).

Yanra, E.P. dan Budi, J.A 2013. “Gambaran Penderita Nyeri Punggung Bawah di Poliklinik Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi”, The Jambi Medical Journal, Volume 1, Nomor 1 (2013). Diperoleh dari: http://online journal.unja.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/900. (20 Mei 2015).


(25)

23

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah low back pain , body mass index , usia , jenis kelamin , durasi nyeri , lokasi nyeri .

A. Low Back Pain

∑ Definisi Operasional : Nyeri di daerah punggung bawah, didiagnosa dengan menggunakan kuisioner tanpa pemeriksa fisik. Nyeri punggung bawah ditegakan apabila pasien memiliki keluhan nyeri punggung bawah dan mengisi kuisioner yang ,menyatakan bahwa pasien memiliki keluhan nyeri punggung bawah.

LOW

BACK

PAIN

BODY MASS INDEX

USIA

JENIS KELAMIN

DURASI NYERI

LOKASI NYERI

KEPARAHAN


(26)

24

B. Body Mass Index

∑ Defnisi Operasional : nilai yang berasal dari massa (berat) dan tinggi individu. BMI ditentukan dengan cara massa tubuh dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan, dan secara universal dinyatakan dalam satuan kg / m2, dihasilkan dari berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam meter.

∑ Alat ukur : kuisioner

∑ Cara ukur : analisa kuisioner

∑ Hasil pengukuran diinterpretasikan sebagai berikut : v Underweight

v Normalweight v Overweight ∑ Skala ukur : ordinal

C. Usia

∑ Definisi Operasional : usia adalah lamanya pasien hidup di dunia sejak dilahirkan dan dinyatakan dalam tahun

∑ Alat ukur : kuisioner

∑ Cara ukur : analisa kuisioner

∑ Hasil pengukuran di interpretasikan sebagai berikut : v Pasien berusia dibawah 25 tahun

v Pasien berusia diantara 25-40 tahun v Pasien berusia diantara 41-60 tahun


(27)

25

v Pasien berusia diatas 60 tahun ∑ Skala ukur : ordinal

D. Jenis Kelamin

∑ Definisi operasional : jenis kelamin adalah perbedaan biologis danfisiologis yang dapat membedakan laki-laki dengan perempuan

∑ Alat ukur : kuisioner

∑ Cara pengukuran : analisa kuisioner

∑ Hasil pengukuran diinterpretasikan sebagai berikut : v Pasien berjenis kelamin laki-laki

v Pasien berjenis kelamin perempuan ∑ Skala ukur : nominal

E. Durasi nyeri

∑ Definisi operasional : waktu atau lamanya nyeri punggung bawah yang telah diderita pasien dari awal nyeri hingga waktu terakhir merasa nyeri

∑ Alat ukur : kuisioner

∑ Cara pengukuran : analisa kuisioner

∑ Hasil pengukuran diinterpretasikan sebagai berikut : v Chronic low back pain

v Acute low back pain ∑ Skala ukur : nominal


(28)

26

∑ Definisi operasional : tempat atau daerah terasanya nyeri ∑ Alat ukur : kuisioner

∑ Cara pengukuran : analisa kuisioner

∑ Hasil pengukuran diinterpretasikan sebagai berikut : v Nyeri lokal

v Nyeri yang menjalar ∑ Skala ukur : nominal

G. Tingkat Keparahan Nyeri

∑ Definisi operasional : tingkatan nyeri yang dapat mengganggu kinerja dari pasien , ditentukan menggunakan Oswestry Low Back Pain Qusetionnaire

∑ Alat ukur : kuisioner

∑ Cara pengukuran : analisa kuisioner

∑ Hasil yangdiinterpretasikan sebagai berikut : v Minimal disability

v Moderate disability v Severe disability v Crippled

v Pasien terganggu denga nyeri yang timbul ∑ Skala ukur : ordinal


(29)

27

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional (potong lintang).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Binjai. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan waktu dan jumlah dokter gigi yang ada.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama lebih kurang 5 bulan yang berlangsung sejak bulan Juli 2015 hingga November 2015.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh dokter gigi yang terdaftar sebagai anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Binjai yang berjumlah 49 orang .

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh dokter gigi yang terdaftar sebagai anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Binjai yang berjumlah 49 orang .


(30)

28

Sampel pada penelitian ini diambil secara non random sampling dengan menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh populasi penelitian diikutsertakan menjadi sampel penelitian. Selain itu, sampel yang akan diambil harus memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi selama penelitian berlangsung.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi :

∑ Dokter gigi yang terdaftar sebagai anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Binjai tahun 2015.

2. Kriteria eksklusi

∑ Dokter gigi yang tidak bersedia berpartisipasi di dalam penelitian ini

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada setiap dokter gigi. Kuesioner dikutip dari Erizal (2013) dan Owestry Low Back Pain Questionnaire, lalu disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Data-data dari kuesioner tersebut dicatat kemudian ditabulasikan sesuai dengan variabel penelitian.


(31)

29

4.5.1 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) editing, dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari data-datayang dikumpulkan, (2) codingyaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan, (3) entry, yakni memasukkan data-data ke dalam program atau software computer, dan (4) cleaning, pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2012).

4.5.2 Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, serta diagram sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik Low Back Pain pada dokter gigi di Kota Binjai.


(32)

30

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Binjai adalah suatu persatuan yang menjadi wadah tempat berkumpulnya dokter gigi yang terdaftar di dalamnya. Adapun lokasi seketariat dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Binjai bertempat di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 101 Binjai 20743 Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang berasal dari kuisioner terpimpin yang diberikan kepada setiap anggota yang terdaftar sebagai anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Binjai.

Jumlah seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti adalah 44 data.

5.1.2.1 Distribusi Berdasarkan Body Mass Index

Distribusi data berdasarkan Body Mass Index dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan BMI

BMI Frekuensi Persentase(%)

Normalweight 27 61.4

Overweight 16 36.4

Underweight 1 2.3

Total 44 100.0

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa dokter gigi di Binjai kebanyakan memiliki BMI yang normalweight, yaitu sebanyak 27 orang (61,4%), diikuti sebanyak 16 orang (36,4%) yang memiliki BMI kategori overweight, dan hanya 1 orang (2,3%) yang memilii BMI kategori underweight.


(33)

31

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Low Back PainDengan BMI

BMI

Total Normalweight Overweight Underweight

Low Back Pain

Menderita 16 11 1 28

Tidak

Menderita 11 5 0 16

Total 27 16 1 44

Berdasarkan tabel 5.2 didapati bahwa kebanyakan yang menderita Low Back Pain berada pada kategori BMI normalweight yaitu sebesar 16 orang (36,3%).

5.1.2.2 Distribusi Berdasarkan Usia

Distribusi data berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase(%)

26-40 tahun 20 45.5

41-60 tahun 23 52.3

>60 tahun 1 2.3

Total 44 100.0

Berdasarkan tabel diatas, kebanyakan memiliki usia dalam rentang 41-60 tahun atau sebanyak 23 (52,3%) orang. Disusul oleh kelompok rentang usia 26-40 tahun sebanyak 20 (45,5%) orang. Dan hanya 1 (2,3%) orang memiliki usia >60 tahun

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Low Back PainDengan Usia Usia Total 26-40 tahun 41-60 tahun >60 tahun Low Back Pain

Menderita 12 16 0 28

Tidak

Menderita 8 7 1 16

Total 20 23 1 44

Berdasarkan tabel diatas, maka kebanyakan responden yang menderita low back painberada di kelompok usia 41-60 tahun yaitu sebanyak 16 orang (36,3%).


(34)

32

5.1.2.3 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi data berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

Laki-Laki 12 27.3

Perempuan 32 72.7

Total 44 100.0

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki ada 12 (27,3%). Dan yang berjenis kelamin perempuan ada 32 (72,7%). Tabel 5.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Low Back PainDengan

Jenis Kelamin Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan Low Back Pain

Menderita 5 23 28

Tidak

Menderita 7 9 16

Total 12 32 44

Berdasarkan tabel diatas, maka kelompok dokter gigi yang menderita low back pain kebanyakan berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang (52,5%).

5.1.2.4 Distribusi Data Berdasarkan Durasi Nyeri

Distribusi data berdasarkan durasi nyeri dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Nyeri

Durasi Frekuensi Persentase(%)

Acute 9 32,1

Chronic 19 67,9

Total 28 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dari total 28 orang yang menderita low back pain, dapat dilihat bahwa mayoritas responden sebanyak 19 (67,9%) orang menderita chronic low back pain, dan sebanyak 9 (32,1%) orang menderita acute low back pain.


(35)

33

5.1.2.5 Distribusi Data Berdasarkan Lokasi Nyeri

Distribusi data berdasarkan lokasi nyeri dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lokasi Nyeri

Lokasi Frekuensi Persentase(%)

Menjalar 9 32,1

Tidak Menjalar 19 67,9

Total 28 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dari total 28 orang yang menderita low back pain, maka dapat dilihat bahwa 19 (67,9%) orang menderita low back pain yang tidak menjalar dan sebanyak 9 (32,1%) orang menderita low back pain yang menjalar.

5.1.2.6 Distribusi Data Berdasarkan Tingkat Keparahan Nyeri

Distribusi data berdasarkan lokasi nyeri dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Keparahan Nyeri

Keparahan Frekuensi Persentase(%) Minimal Disability 28 100

Total 28 100.0

Berdasarkan tabel diatas, maka semua orang yang menderita low back painberada di tahap minimal disability.

5.2 Pembahasan 5.2.1 Body Mass Index

Berdasarkan data distribusi diatas diketahui bahwa dari total responden sebanyak 44 orang, didapati responden dengan BMI normalweight berjumlah 16 orang (36,4%) disusul dengan kelompok responden overweight berjumlah 11 orang (25%). Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanra (2013) bahwa responden dengan BMI overweight paling banyak, yaitu 38,8%, karena dengan adanya berat badan berlebih terutama beban ekstra di bagian perut dapat menyebabkan tekanan pada daerah tersebut meningkat. Perbedaan hasil ini


(36)

34

dengan hasil penelitian diatas dikarenakan mayoritas responden yang diteliti memiliki BMI yang normalweight.

5.2.2 Usia

Berdasarkan data distribusi di atas diketahui bahwa dari total responden sebanyak 44 orang, didapati kelompok usia terbanyak berada di kelompok usia 41-60 tahun sebanyak 16 orang (36,4%), disusul kelompok usia 26-40 tahun yaitu sebanyak 12 orang (27,3%). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanra (2013) yang menyatakan bahwa responden yang menderita low back pain berusia paling banyak pada rentang 45-60 tahun sebesar 44,8%. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara usia seseorang, semakin lanjut usia, maka semakin besar resiko terkena low back pain. Orang berusia lanjut terjadi penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti di waktu muda.

5.2.3 Jenis Kelamin

Berdasarkan data di atas, maka mayoritas responden mempunyai jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 23 orang (52,3%), dan terdapat 5 orang (11,4%) mempunyai jenis kelain laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanra (2013) yang menyatakan bahwa responden low back pain berjenis kelamin perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki yaitu sebesar 62,7% dengan 37,3%. Hal ini dikarenakan pada wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormone estrogen.

5.2.4 Karakteristik Nyeri

Berdasarkan data di atas maka dari 28 orang yang menderita low back pain, sebanyak 9 orang(32,1%) menderita acute low back pain, dan sisanya sebanyak 19 orang(67,9%) menderita chronic low back pain. Dari semua dokter gigi yang menderita low back pain, terdapat 9 orang(32,1%) yang menderita low back pain yang menjalar, dan sisanya sebanyak 19 orang(67,9%) menderita low back painyang tidak menjalar. Semua dokter gigi yang menderita low back pain masih berada pada kategori minimal disability yang artinya mereka masih dapat melakukan aktivitas sehari hari dalam keadaan normal.


(37)

35

Menurut Andayasari dan Anorital (2012), secara garis besar gangguan musculoskeletal terjadi pada tulang belakang bagian bawah, tulang belakang bagian atas termasuk tulang belikat, dan tangan serta pergelangan tangan. Selain itu bagi penderita dengan adanya gangguan nyeri dan inflamasi berkepanjangan serta disabilitas, menyebabkan gangguan psikologik dan sosial penderita. Sehingga resiko gangguan musculoskeletal yang dihadapi dokter gigi cukup tinggi.


(38)

36

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data penelitian yang berasal dari kuisioner terpimpin sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi responden dokter gigi di Kota Binjai pada tahun 2015 maka kesimpulan yang didapatkan adalah:

1. Responden dokter gigi yang menjadi anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang Binjai adalah sebanyak 49 anggota dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 44 orang, dan yang menderita low back pain sebanyak 28 orang(63,6%).

2. Responden terbanyak berada pada kelompok BMI normalweight yaitu sebanyak 16 (36,3%) orang.

3. Responden paling banyak tergolong dalam kelompok usia 41-60 tahun yaitu 16 (36,3%) orang.

4. Mayoritas responden ada di kelompok berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 23 (52,5%)orang.

5. Untuk durasi dari low back pain , lebih banyak responden menderita chronic low back painatau sejumlah 19 (43,2%) orang.

6. Mayoritas responden menderita low back pain yang tidak menjalar yaitu 19 (43,2%) orang.

7. Terdapat 28 (63,6%) orang yang menderita low back pain dengan tingkat keparahan nyeri minimal disability

6.2 Saran

1. Kepada dokter gigi, untuk diperhatikan ergonomik kerja yang lebih baik. Seperti :

a. Memperhatikan posisi duduk

b. Melakukan peregangan setelah duduk lama c. Berolahraga yang rutin

d. Dan lain-lain.

2. Kepada departemen Public Health dokter gigi agar dilakukan sosialisasi serta edukasi kepada dokter gigi dan calon dokter gigi mengenai Low Back Painagar dapat dicegah dan dihindari.


(39)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Punggung

Punggung merupakan struktur penyangga sekaligus penghubung tubuh bagian atas dengan bagian bawah. Komponen utama punggung adalah tulang belakang, yang tersusun atas ruas-ruas tulang belakang, mulai dari bagian leher sampai tulang ekor.

Gambar 2.1 Ruas-ruas tulang belakang.


(40)

7

Ada sekitar 32-33 ruas tulang yang menyusun tulang belakang: 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung atas, 5 ruas tulang punggung bawah, 5 ruas tulang sakrum (saat dewasa menyatu menjadi sebuah ruas saja) dan 3-4 ruas tulang ekor. Ruas-ruas tulang belakang tersebut saling berhubungan melalui persendian.

Di dalam tulang belakang terdapat sebuah rongga memanjang dari tulang leher sampai ekor yang menjadi tempat berjalannya saraf (sumsum) tulang belakang. Dari saraf tulang belakang ini berjalan sekitar 60an saraf tepi melalui lubang-lubang yang terdapat di samping kanan-kiri tulang belakang (Gambar 2). Disebut saraf tepi, karena otak dan saraf tulang belakang dikenal sebagai saraf pusat.

Saraf tepi akan berjalan dari sumsum (saraf) tulang belakang sampai ke daerah paling tepi yaitu otot dan kulit tubuh mulai dari leher, anggota gerak atas, dada, perut, seluruh bagian punggung, pantat dan kedua tungkai bawah. Oleh karena itu, kelainan pada saraf (sumsum) tulang belakang dan saraf tepi dapat menimbulkan gejala pada anggota gerak, baik berupa nyeri, kesemutan atau bahkan kelumpuhan.


(41)

8

Gambar 2.2Spinal Cord.

Sumber : Atlas Of Human Anatomy ,Frank H. Netter , 3rd edition .

Selain ruas-ruas tulang belakang, punggung juga tersusun atas otot dan ligamen (sejenis otot). Otot dan ligamen tersebut melekat dan membungkus tulang belakang (Gambar 3) menjadi satu kesatuan yang kokoh tetapi lentur dapat bergerak ke depan, belakang, samping dan berputar. (Fitria,2012)


(42)

9

Gambar 2.3Otot dan Ligamen Punggung.

Sumber : Atlas Of Human Anatomy ,Frank H. Netter , 3rd edition .

2.2 Nyeri Punggung Bawah

2.2.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah

Nyeri akut atau kronis di lumbal atau wilayah sakral, yang mungkin berhubungan dengan kaku maupun terkilirnya otot dan ligamen; perpindahan Intervertebralis Disk; dan kondisi lainnya.

Nyeri di daerah punggung bawah yang dapat dihubungkan dengan masalah di tulang belakang lumbal, diskus antara tulang belakang, ligamen di sekitar tulang belakang , saraf tulang belakang serta saraf disekitarnya, otot-otot


(43)

10

punggung, organ internal panggul dan perut, atau kulit yang menutupi area lumbar.

Nyeri punggung bawah adalah gejala muskuloskeletal umum yang dapat bersifat akut atau kronis. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit dan gangguan yang mempengaruhi tulang belakang lumbar. Nyeri pinggang sering disertai dengan linu panggul, yang merupakan rasa sakit yang melibatkan saraf siatik dan dirasakan di punggung bawah, bokong, dan belakang paha.

Menurut Yanra (2012), Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan suatu gangguan neuromuskuloskeletal, gangguan organ visceral, dan gangguan vaskuler yang dirasakan di daerah punggung bawah, dimana satu dari sejumlah sindrom nyeri yang banyak dikeluhkan penderita yang berkunjung ke dokter.

Gambar 2.4Low Back Cause by Category . Sumber : http://www.lower-back-pain-answers.com

2.2.2 Faktor Risiko

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi umur, jenis kelamin, berat badan, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,


(44)

11

membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis. (Bimaariotejo, 2009)

a. Umur

Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin meningkat pada umur sekitar 55 tahun. (Erizal,2013)

b. Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.( Erizal,2013)

c. Berat badan

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang. Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh. (Erizal,2013)

d. Pekerjaan

Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta


(45)

12

penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri pinggang. (Rizma,2007)

e. Aktivitas / Olahraga

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu. Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri pinggang. (Rizma.,2007)

2.2.3 Etiologi

Etiologi low back pain menurut Erizal(2013)yang dikutip dalam Rizma (2007)dapat berupa :

1. Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan osteoartritis. Perubahan pada vertebrata lumbosakral dapat terjadi pada arkus dan prosesus artikularis serta ligamen yang menguhubungkan antar


(46)

13

ruas tulang belakang. Perubahan degeneratif juga dapat menyerang annulus fibrosus dari diskus intervertebralis.

2. Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul sebagain penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara serentak atau spondilitis ankilopoetika dengan keluhan sakit punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku

3. Osteoporosis, pada orang tua dan jompo terutama menyerang kaum wanita. Sakit bersifat pegal, tajam dan radikuler

4. Kelainan kongenital, yang diperlihatkan foto rontgen polos dari vertebra lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP.dan dapat menyerupai HNP.

5. Gangguan sirkulasi, seperti aneurisma aorta abdominalis dapat menyebabkan LBP yang hebat. Gangguan sirkulasi lain seperti thrombosis aorta terminalis, dengan gejala nyeri yang menjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi

6. Tumor, dapat berupa tumor jinak seperti osteoma, Paget’s disease, osteoblastoma, hemangioma, neurioma, meningioma, atau tumor ganas seperti mieloma multipel,maupun sekunder

7. Infeksi akut, yang disebabkan oleh kuman piogenik seperti streptococcus atau staphylococcus, atau infeksi kronik seperti spondilitis tuberculosis dan osteomielitis

8. Psikoneuritik, seperti histeria, depresi, malingering.

2.2.4 Klasifikasi

Menurut Bimaariotejo,2009 ,Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Acute low back pain

Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian


(47)

14

tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

b. Chronic low back pain

Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

2.2.5 Patogenesis

1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam : 1 Nyeri Nosiseptif

Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,


(48)

15

langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.

2. Nyeri Neurepatik

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.

Penekanan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:

a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan.

b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik (aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion baru di daerah lesi). Penumpukan SI-(SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid. (Setiono, 2014)


(49)

16

2.2.6 Gejala Klinis

Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. Nyeri punggung bawah dapat bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar. Nyeri juga dapat bersifat dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab dan jenis nyeri.terdapat berbagai jenis nyeri punggung:

1. Nyeri lokal,terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah, nyeri jenis ini paling sering terjadi. Penyebabnya biasa karena terkilir atau keseleo atau cedera lainnya.Nyeri biasanya menetap,atau terkadang hilang timbul.Nyeri lokal dapat berkurang atau bertambah dengan perubahan posisi. Punggung bawah dapat sakit saat dipegang, dapat terjadi spasme otot.

2. Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari punggung bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam, biasanya hanya mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tungkai. Nyeri dapat terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri yang menjalar biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf, misalnya karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang. Batuk, bersin, mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar tetap lurus dapat memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan berat pada pangkal saraf, atau jika korda spinalis tertekan, maka akan timbul rasa seperti ditusuk jarum, atau bahkan mati rasa dan hilangnya fungsi pengendalian berkemih dan pencernaan (inkontinensia).

3. Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab nyeri sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung, nyeri dirasakan pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah cenderung bersifat sakit dan dalam, dan sulit untuk menentukan lokasi asal nyeri. Pergerakan tidak memperberat nyeri tersebut.(Cianflocco, 2013)


(50)

17

a. Anamnesis

Menanyakan kepada pasien beberapa pertanyaan seperti: ∑ Kapan gejala saat memulai dan apa yang Anda lakukan?

∑ Apa dan di mana gejala sekarang? (Diagram nyeri sangat membantu untuk melokalisasi gejala. Pasien dapat member tanda di gambar atau manekin untuk memberikan petunjuk kepada dokter apakah nyeri bersifat neuropatik atau sebagai nociceptive.)

∑ Menilai nyeri pada skala 0 (tidak ada) ke 10 (dibayangkan terburuk). Ini adalah peringkat nyeri global yang memperhitungkan aspek fisiologis dan aspek psikologis dari LBP.

∑ Apa yang membuat rasa sakit lebih baik (misalnya, duduk, berdiri, berbaring, obat-obatan, terapi fisik)?

∑ Apa yang membuat rasa sakit lebih buruk (misalnya, duduk, berdiri, berbaring, obat-obatan, terapi fisik)?

∑ Apa pengaruh gejala ini terhadap kegiatan seperti tidur, mood, pekerjaan, aktivitas sehari-hari, dan / atau fungsi sosial?

Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh tentang sejarah pasien. Membangun hubungan dengan pasien sangat penting untuk mendeteksi kondisi yang serius, memberikan wawasan kepada pasien , dan untuk mencapai respon positif yang optimal terhadap pengobatan.

Selain sejarah penyakit yang diderita sekarang , riwayat kesehatan masa lalu harus diperoleh adalah riwayat infeksi (misalnya, septic arthritis), kelainan bawaan (misalnya, displasia, rheumatoid arthritis), gangguan metabolisme , atau Penyebab trauma sebelumnya (misalnya, partisipasi di olahraga cabang atletik, wajib militer).

Kaji riwayat pengobatan sebelumnya, seperti berikut: ∑ Operasi

∑ Obat :memperoleh data tentang riwayat pemakaian obat sebelumnya dengan lengkap , termasuk alas an pemberhentian pengobatan


(51)

18

∑ Terapi kejiwaan atau psikologis (Hills, 2014 )

b. Pemeriksaan Fisik

Perhatian dan pemeriksaan diarahkan pada:

1. Posisi pelvis, selisih panjang tungkai, posisi krista iliaka.

2. Bentuk kolumna vertebralis torakolumbal dan lumbosakral berikut deformitasnya.

3. Meneliti adanya atrofi atau spasmus di sekitar lokasi nyeri. 4. Batas lingkup gerakan tulang belakang lumbosakral

5. Hasil tes Lasegue, tes O’Connel, tes Patrick, tes kebalikan Patrick, tes Gaenslen.

6. Kelainan-kelainan neurologik: a. Adakah ischialgia.

b. Adakah defisit motorik pada kedua tungkai. c. Adakah defisit sensorik pada kedua tungkai. d. Adakah gangguan sfinkter ani.

e. Adakah tanda-tanda UMN dan LMN. (Rizma, 2007)

c. Pemeriksaan Penunjang

Adapun Pemeriksaan yang dapat Membantu untuk mendiagnosa LBP , adalah : ∑ X-ray: Memberikan informasi pada tulang belakang,digunakan untuk

menguji ketidakstabilan tulang belakang,tumor dan patah tulang

∑ CT scan: Menangkap penampang gambar cakram tulang dan tulang belakang,dapat digunakan untuk memeriksa herniated disc atau spinal stenosis

Myelogram: Memungkinkan identifikasi masalah dalam tulang belakang, sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna kontras menerangi tulang belakang sebelum x-ray atau CT-scan

MRI scan: Menampilkan rinci penampang komponen tulang belakang. Berguna untuk menilai masalah dengan cakram lumbar dan akar saraf,


(52)

19

serta mengesampingkan penyebab nyeri punggung bawah seperti infeksi tulang belakang atau tumor

(Erizal, 2013)

2.2.8 Diagnosis Banding

Diagnosis banding LPB dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Diagnosis Banding LBP Nama Penyakit /

kondisi

Gejala Klinis yang dapat membedakan

Pemeriksaan

Penunjang yang

membedakan

Spinal Stenosis Mati rasa, kelemahan ekstremitas bawah, nyeri menjalar ke pantat dan kaki (terutama jika rasa sakit menyerang kedua lutut), dan mungkin terdapat keram. Stenosis tulang belakang sering bilateral.

MRI , CT-scan, atau myelograph menunjukan kanal dari tulang belakang menyempit. Adanya reflex patella,

hamstring, dan

pergelangan kaki yang tidak simetris.

Radiculopathy / sciatica

Mati rasa dan kelemahan pada ekstremitas terutama ekstremitas bawah. Menjalar hingga ke bagian bokong dan lutut. Biasanya unilateral.

Straight-leg Raise test menunjukan hasil positif. MRI pada daerah lumbal menunjukan adanya ganguan pada saraf. Cauda Equina

Syndrome

Terdapatnya gangguan dan retensi pada GI dan GU.

Kelemahan yang mendadak dan tanpa penyebab pada keduaekstermitas bawah.

MRI adalah cara terbaik untuk melihat adanya kompresi cauda equina. Apabila tidakadana retensi urin, maka kemungkinan adalah


(53)

20

<1/10,000 Spinal neoplasia Dapat dipertimbangkan apabila

sakit terasa saat malam, terlebih apabila LBP pada pasien tidak membaik setelah 4 hinga 6 minggu perawatan.

X-ray menunjukan adanya lisis dari bagian posterior vertebra, metastasis menyebabkan kerusakan pedicle yang menyebabkan terjadina winking owl sign.

Spinal Compression Fracture

Ketegangan pada sekitar tulang belakang pada saat palpasi, terutama pada pasien diatas 60 tahun dengan riwayat pemakaian steroid atau osteoporosis.

X-ray daerah lumbal dan sacral dapat menunjukan adanya fraktur.

CT-scan menunjukan adanya keadaan patologis pada tulang.

Abdominal Aortic Aneurysm

Sakit yang mendadak , dengan onset sebentar ataupun terus menerus pada daerah abdomen. Pasien dalam keadaan pingsan

dapat memperbesar

kemungkinan pasien terkena penyakit ini

Ultrasound pada abdomen menunjukan adanya abdominal aortic aneurysm.

Nephrolithiasis Sakit dapat menjalar hingga ke bagian kelamin pasien.

Hasil Ultrasound renal.

Sumber : Thawites, 2014

2.2.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan LBP dapat dibagi menjadi 2 , yaitu : 1. Penata Laksanaan Non Farmakologi.


(54)

21

∑ Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)

∑ NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas.

2. Medis

a. Formakoterapi.

∑ NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler

∑ NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)

b. Invasif non bedah

∑ Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)

∑ Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang intractable)

c. Bedah

HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :

∑ Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable / menetap / progresif.

∑ Defisit neurologik memburuk. ∑ Sindroma kauda.

∑ Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil

∑ Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologik


(55)

22

2.2.10 Pencegahan

Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk meregangkan dan mengencangkan otot sangat membantu. Aerobik, berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh secara menyeluruh dan juga memperkuat otot otot. Latihan tertentu dapat meregangkan dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung sehingga dapat menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa orang,latihan peregangan dapat menambah nyeri punggung,untuk itu latihan perlu dilakukan secara hatihati. Secara umum,olahraga yang menimbulkan atau menambah nyeri harus dihentikan.(Cianflocco, 2013)

2.2.11 Prognosis

Prognosis baik untuk pemulihan dari nyeri punggung bawah (LBP). Pada bulan pertama, 35% pasien dapat diharapkan untuk pulih; pada bulan ke-3, 85% telah pulih; dan pada 6 bulan pertama , 95% telah pulih. Kekambuhan pada rentang waktu 1 tahun adalah 62%. Dan pada rentang waktu 2 tahun, 80% dari pasien memiliki 1 atau lebih periode kekambuhan.(Hills, 2014)


(56)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Punggung adalah salah satu bagian tubuh yang dianggap paling penting , tugasnya adalah untuk menopang tubuh , baik ketika berjalan , berdiri , maupun duduk . Sayangnya , banyak orang kurang peduli dan kurang menjaga punggung nya . Ergonomik kerja yang tidak baik , mengangkat beban yang terlalu berat , dan masih banyak lagi . Pada akhirnya, banyak yang mengalami nyeri pada punggung . Baik yang disebabkan oleh gangguan neuropatik , maupun karena adanya inflamasi .

Nyeri punggung adalah nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau di daerah leher. Nyeri ini sangat beragam ketajaman dan intensitasnya. Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar saraf .

Banyak orang mengalami sakit nyeri di punggung bagian bawah. Sekitar 80 persen orang dewasa mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Ini adalah penyebab paling umum dari kecacatan yang berhubungan dengan pekerjaan dan kontributor utama seseorang tidak masuk kerja.

Pria dan wanita sama-sama beresiko terkena nyeri punggung bawah, yang bisa berkisar pada intensitas dari tumpul, sakit konstan , tiba-tiba, sensasi tajam ,yang membuat orang tidak dapat bergerak. Nyeri dapat timbul sebagai akibat dari kecelakaan atau dengan mengangkat sesuatu yang berat, atau dapat berkembang dari waktu ke waktu karena perubahan yang berkaitan dengan usia tulang belakang. Gaya hidup menetap juga dapat berpengaruh pada nyeri punggung bawah, terutama ketika rutinitas hari kerja yang mengakibatkan terlalu sedikitnya latihan diselingi dengan latihan akhir pekan yang berat.

Di Amerika, sekitar 50 –84 % orang dewasa memiliki keluhan nyeri punggung bawah setiap tahunnya. Nyeri punggung bawah mekanik (LBP) masih tetap menjadi alasan kedua terbanyak bagi seseorang untuk mencari dokter di Amerika Serikat. Dari populasi Amerika Serikat, 85% akan mengalami episode


(57)

2

LBP mekanik di beberapa titik selama hidup mereka. Untungnya, LBP tersebut terpecahkan sebagian besar dalam waktu 2-4 minggu.( Hills, 2014)

Di Amerika Serikat , nyeri punggung bawah adalah penyebab kedua terbanyak dari seseorang yang kehilangan kerjanya . Persentasinya bahkan mencapai 14% .( Perdossi, 2003)

Di Inggris dilaporkan prevalensi LBP pada populasi kurang lebih 16.500.000 per tahun , yang melakukan konsultasi ke dokter umum lebih kurang antara 3-7 juta orang .(Perdossi , 2003)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joko Susetyo, Titin Isna Oes, Suyasning Hastiko Indonesiani (2008) dalam jurnal “Prevalensi Keluhan Subyektif Atau Kelelahan Karena Sikap Kerja Yang Tidak Ergonomis Pada Pengrajin Perak” , menyatakan bahwa 66,7% pekerja mengalami keluhan nyeri punggung yang disebabkan oleh sikap kerja yang kurang alamiah dan intensitas lingkungan kerja yang kurang memadai .

Di Indonesia, pada tahun 2003, dilaporkan prevalensi seumur hidup NPB antara 59,3% -62,4% dan prevalensi tahunan antara 20,9% -31,2% (Handono, 2003 dalam Widodo, 2005). Dalam penelitian multi-center di 14 rumah sakit pendidikan Indonesia yang dilakukan Perdossi tahun 2002, diketahui bahwa dari sebanyak 4.456 penderita nyeri (25% dari total kunjungan), 819 orang (18,37%)adalah penderita NPB (Cakrangadinata, 2011).

Hasil penelitian PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) yang dilakukan pada 14 kota di Indonesia pada 2002 menemukan adanya 18,3 persen pengidap nyeri punggung bawah.Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Control of Rheumatic Disease (COPORD ) di Indonesia menemukan bahwa prevalensi nyeri punggung adalah 13,6 persen pada wanita dan 18,2 persen pada laki-laki.

Dari hasil penelitian Kelompok Studi Nyeri di seluruh Indonesia ditemukan sekitar 18% yang berkunjung ke Poliklinik Neurologi adalah penderita nyeri punggung bawah . Persentasi ini merupakan urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia. (Perdossi, 2003)


(58)

3

Dari penelitian yang dilakukan oleh Yanra (2013) , dalam penelitian nya dengan 67 pasien sebagai sample. Pasien dengan nyeri punggung bawah adalah pasien dengan umur 45-60 tahun terdapat 30 pasien (44,8%), pasien wanita yang 42 pasien (62,7%), pasien dengan bekerja sebagai PNS ada 26 (38,8%), dengan Indeks Massa Tubuh (overweight) ada 26 (8,8%), dengan jangka waktu yang panjang duduk dari> 5 jam per hari ada 40 (59,7%), dan dengan aktivitas fisik pengangkatan beban ≤ 7 kg (s) per hari adalah 37 (55,2%), non-perokok 43 (64,2%), tidak memiliki catatan trauma adalah 46 (68,7%), tidak memiliki riwayat keluarga adalah 62 (92,5%).

Gambar1.1 Trend in Physician Visits for Back Pain , United States 1998 to 2010

Sumber : National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS)

Grafik diatas menunjukan bahwa dari tahun 1998 hingga 2010 , orang yang berkunjung ke tenaga medis akibat nyeri punggung telah meningkat dari tahun ke tahun.


(59)

4

Dokter gigi adalah salah satu profesi yang memiliki resiko tinggi terserang low back pain.dari penelitian yang dilakukan oleh Pargali dan Jowkar (2010) , dari 82 dokter gigi , 27 (33%) mengalami LBP

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui prevalensi low back pain pada dokter gigi serta karakteristik sakitnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian adalah: Berapa angka prevalensi nyeri punggung bawah dan karakteristik nyeri punggung bawah pada dokter gigi yang berkerja di wilayah Kota Binjai?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan pada penelitian ini adalah:

1.3.1. Tujuan Umum

1. Mengetahui angka prevalensi nyeri punggung bawah pada dokter gigi di Kota Binjai

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik dari nyeri punggung bawah pada dokter gigi di Kota Binjai

2. Mengetahui tingkat keparahan low back pain pada dokter gigi di Kota Binjai

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ,yaitu:

1. Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan terutama dokter gigi , mengenai prevalensi dan karakteristik LBP pada dokter gigi

2. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.


(60)

5

3. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti lain.


(61)

iv

ABSTRAK

Low back pain merupakan gangguan musculoskeletal yang cukup sering dialami oleh profesi dokter gigi. Ada sejumlah faktor yang mendasarinya, seperti faktor ergonomis dan kurangnya pemahaman mengenai penyebab dari gangguan yang dialaminya, serta tindakan yang harus dilakukan untuk mencegahnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberi suatu gambaran mengenai prevalensi dan karakteristik low back pain pada dokter gigi.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Data penelitian ini diperoleh dari data primer kuisioner terpimpin yang mencakup 44 dokter gigi yang menjadi anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Binjai sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 28 dokter gigi (63,6%) yang menderita low back pain. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas penderita low back pain berada di kategori BMI normal weight yaitu sebesar 16 orang (36,3%), berada pada kelompok usia 41-60 tahun yaitu sebesar 16 orang (36,3%), berjenis kelamin perempuan 23 orang (52,5%), dengan karakteristik nyeri yang mayoritas berada di kategori chronic low back painyaitu sebanyak 19 orang (43,2%), tidak menjalar yaitu sebanyak 19 orang (43,2%), dan seluruh dokter gigi yang mengalami low back pain berada pada kategori minimal disability. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat 28 dokter gigi (63,6%) menderita low back pain.


(62)

v

ABSTRACT

Low Back Pain is a musculoskeletal disorder that is often experienced by dentists. There are a few factors that caused such problem, such as: an ergonomic factor, the lack of comprehension of what causes the pain felt, and also the actions needed to avoid it. Therefore, this research aims to provide an insight into the prevalence and characteristics of low back pain in dentists.

This is a descriptive research with cross-sectional study. Questionnaire was distributed to 44 dentists from the Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Binjaicorresponding with the criteria of inclusion and exclusion.

The result of this research shows that there are 28 dentists (63,6%) suffering from low back pain. The result also shows that among the dentists suffering from low back pain, there were 16 dentists with the normal weight category of BMI (36,3%), 16 dentists within the age group of 41-60 years old (36,3%), 23 dentists of the female sex (52,5%). The majority of them were experiencing chronic low back pain, which sums to 19 dentists (43,2%), and 19 dentists (43,2%) with a non-radiating pain. All of the dentists with low back pain are in the category of minimal disability. The conclusion of this research is that there are 28 dentists (63,6%) suffering from low back pain.


(63)

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK LOW BACK PAIN PADA DOKTER GIGI DI KOTA BINJAI TAHUN 2015

Oleh : JETHRO FELIM

120100361

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(64)

ii

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK LOW BACK PAIN PADA DOKTER GIGI DI KOTA BINJAI TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh : JETHRO FELIM

120100361

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(65)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Prevalensi Dan Karakteristik Low Back Pain Pada Dokter Gigi Di Kota Binjai Pada Tahun 2015

Nama : Jethro Felim Nim : 120100361

Pembimbing, Penguji I,

Dr. Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S dr.Riza Rivany, Sp.OG(K) NIP.198208202008012008 NIP. 197101192000121002

Penguji II,

dr. Cut Meliza Zainumi, Sp.An NIP.198304202008012009 Medan, Desember 2015

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 19540220 198011 1 001


(66)

iv

ABSTRAK

Low back pain merupakan gangguan musculoskeletal yang cukup sering dialami oleh profesi dokter gigi. Ada sejumlah faktor yang mendasarinya, seperti faktor ergonomis dan kurangnya pemahaman mengenai penyebab dari gangguan yang dialaminya, serta tindakan yang harus dilakukan untuk mencegahnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberi suatu gambaran mengenai prevalensi dan karakteristik low back pain pada dokter gigi.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Data penelitian ini diperoleh dari data primer kuisioner terpimpin yang mencakup 44 dokter gigi yang menjadi anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Binjai sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 28 dokter gigi (63,6%) yang menderita low back pain. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas penderita low back pain berada di kategori BMI normal weight yaitu sebesar 16 orang (36,3%), berada pada kelompok usia 41-60 tahun yaitu sebesar 16 orang (36,3%), berjenis kelamin perempuan 23 orang (52,5%), dengan karakteristik nyeri yang mayoritas berada di kategori chronic low back painyaitu sebanyak 19 orang (43,2%), tidak menjalar yaitu sebanyak 19 orang (43,2%), dan seluruh dokter gigi yang mengalami low back pain berada pada kategori minimal disability. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat 28 dokter gigi (63,6%) menderita low back pain.


(67)

v

ABSTRACT

Low Back Pain is a musculoskeletal disorder that is often experienced by dentists. There are a few factors that caused such problem, such as: an ergonomic factor, the lack of comprehension of what causes the pain felt, and also the actions needed to avoid it. Therefore, this research aims to provide an insight into the prevalence and characteristics of low back pain in dentists.

This is a descriptive research with cross-sectional study. Questionnaire was distributed to 44 dentists from the Persatuan Dokter Gigi Indonesia Cabang Binjaicorresponding with the criteria of inclusion and exclusion.

The result of this research shows that there are 28 dentists (63,6%) suffering from low back pain. The result also shows that among the dentists suffering from low back pain, there were 16 dentists with the normal weight category of BMI (36,3%), 16 dentists within the age group of 41-60 years old (36,3%), 23 dentists of the female sex (52,5%). The majority of them were experiencing chronic low back pain, which sums to 19 dentists (43,2%), and 19 dentists (43,2%) with a non-radiating pain. All of the dentists with low back pain are in the category of minimal disability. The conclusion of this research is that there are 28 dentists (63,6%) suffering from low back pain.


(68)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Prevalensi dan Karakteristik Low Back Pain pada Dokter Gigi di Kota Binjai, yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan masukan dan perngarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. dr. Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S, selaku dosen pembimbing penulis atas kesabaran, waktu, dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, dr.Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, M.Pd.Ked, dr. Juliandi Harahap, M.A, dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epi, dr. Rina Amelia, M.A.R.S, dr. Yuki Yunanda, selaku dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas penulis atas waktu dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

4. DR. dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P (K), selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah membimbing selama menempuh pendidikan. 5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.


(69)

vii

6. Orang tua penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis dan pendidikan.

7. Adik saya, yang memberikan nasihat-nasihat, dukungan materi dan moril, bagi penulis dalam menjalani pendidikan selama ini.

8. Sahabat-sahabat saya Jesika Andrea, Charles, Getsy, Vega, Muthmainnah, yang telah dengan setia selalu menemani, membantu, memberikan saran dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Rekan satu dosen pembimbing yaitu Sely Maks dan Janette Golda Meir Putri yang telah saling membantu dan memberikan masukan terhadap karya tulis ilmiah masing-masing.

10. Teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan saran selama pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk meningkatkan kemajuan dan kualitas penelitian ini.

Akhir kata penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran.

Medan, Desember 2015

Jethro Felim (NIM : 120100361)


(70)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN SMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR SINGKATAN... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.3.1. Tujuan Umum... 4

1.3.2. Tujuan Khusus... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Punggung... 6

2.2. Nyeri Punggung Bawah ... 9

2.2.1. Definisi Nyeri Punggung Bawah... 9

2.2.2. Faktor Resiko... 11

2.2.3. Etiologi... 12

2.2.4. Klasifikasi... 13


(1)

2.2.6. Gejala Klinis... 16

2.2.7. Diagnosis... 17

2.2.8. Diagnosis Banding... 19

2.2.9. Penatalaksanaan... 20

2.2.10. Pencegahan... 22

2.2.11. Prognosis... 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 23

3.2. Definisi Operasional... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 27

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 27

4.2.1. Lokasi Penelitian... 27

4.2.2. Waktu Penelitian... 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

4.3.1.Populasi ... 27

4.3.2.Sampel... 27

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 28

4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 28

4.5.1. Pengolahan Data... 29

4.5.2. Analisis Data... 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 30

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

5.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 30

5.1.2.1. Distribusi Berdasarkan Body Mass Index ... 30

5.1.2.2. Distribusi Berdasarkan Usia ... 31

5.1.2.3 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32


(2)

5.1.2.4. Distribusi Data Berdasarkan Durasi Nyeri ... 32

5.1.2.5. Distribusi Data Berdasarkan Lokasi Nyeri... 33

5.1.2.6. Distribusi Data Berdasarkan Tingkat Keparahan Nyeri ... 33

5.2. Pembahasan ... 33

5.2.1. Body Mass Index ... 33

5.2.2. Usia... 34

5.2.3. Jenis Kelamin ... 34

5.2.4. Karakteristik Nyeri ... 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 36

6.2. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Trend in Physician Visits for Back Pain 3

2.1. Ruas-ruas tulang belakang 5

2.2. Spinal Cord 7

2.3 Otot dan Ligamen Punggung 8

2.4. Low Back Cause by Category 9 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 22 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BMI 28 5.2. Distribusi SampelBerdasarkan Kejadian Low Back Pain

Denga BMI 29 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia 29 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Low Back Pain

Dengan Usia 29 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 30 5.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Low Back Pain

Dengan Jenis Kelamin 30 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Nyeri 30 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lokasi Nyeri 31 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Keparahan Nyeri 31


(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Diagnosis Banding Low Back Pain 18


(5)

DAFTAR SINGKATAN

CT-Scan Computed Tomography Scan GI Gastrointestinal

GU Gastrourinaria

HNP Herniated Nucleus Pulsosus LBP Low Back Pain

LMN Lower Motor Neuron

MRI Magnetic Resonance Imaging NPB Nyeri Punggung Bawah PNS Pegawai Negeri Sipil UMN Upper Motor Neuron


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Data Induk

Lampiran 3. Output Hasil SPSS Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Lampiran 5. Surat Komisi Etik Lampiran 6. Informed Consent Lampiran 7. Kuisioner Penelitian