Penentuan Bobot Pada Multiple Attribute Decision Making (Madm) Dengan Menggunakan Perceptron
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu teknik yang digunakan pada
Multiple Attribute Decision Making (MADM). Analytic Hierarchy Process (AHP)
merupakan metode yang cukup terkenal untuk menentukan prioritas alternatif dalam
proses pengambilan keputusan. Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian terdahulu
tentang pegambilan keputusan untuk masalah multi kriteria khususnya di bidang
pemilihan supplier yang menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). (Chen &
Huang 2007) melakukan penelitian pada Perusahaan komputer dengan tipe Build-ToOrder (BTO). Belum ada penerapan pembobotan supplier sehingga tidak diketahui
supplier mana yang menguntungkan untuk dipilih. Peneliti memadukan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bi-negotiation agents' mechanism untuk
membantu memperoleh supplier terbaik pada perusahaan komputer. Penelitian ini
mampu mengakomodir kriteria kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian lain dilakukan oleh (Kahraman, et al. 2003) pada sebuah perusahaan
manufaktur di Turki yang bersifat make to order (MTO). Perusahaan ini belum
mampu menganalisis supplier yang paling menguntungkan untuk di pilih. Para
peneliti menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan kriteria
seperti kriteria supplier, kriteria performansi produk, kriteria performansi pelayanan,
dan kriteria harga. Perçin (2006) juga melakukan penelitian mengenai pemilihan
supplier dengan mengintegrasikan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan multi
objektif PGP (Pre-emptive Goal Programming) pada perusahaan otomotif
multinasional yang memproduksi
airbags, sabuk pengaman, setir, dan peralatan
elektronik untuk keselamatan. Perusahaan hendak menganalisis supplier yang paling
menguntungkan untuk dipilih. Dengan memadukan metode antara Analytic Hierarchy
Process (AHP) dan multi objektif PGP (Pre-emptive Goal Programming) dapat
2
membantu memperoleh supplier yang lebih menguntungkan. (Chan, et al. 2007) juga
melakukan penelitian pada Airline Industry (Hong Kong based-Airline Company).
Peneliti menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software
Expert Choice.
Dari keterangan diatas membuktikan bahwa metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) cukup baik diterapkan untuk mencari bobot dari kriteria sebagai acuan
pengambilan keputusan. Namun demikian metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
juga memiliki kelemahan yaitu untuk kasus dengan jumlah kriteria dan alternatif yang
banyak, dengan metode AHP untuk proses pengambilan keputusan masalah akan
didekomposisi menjadi beberapa subsistem, sehingga sejumlah besar perbandingan
berpasangan perlu dibuat untuk menyeselesaikan kasus tersebut. Pendekatan ini
memiliki kelemahan bahwa jumlah perbandingan berpasangan yang akan dibuat,
dapat menjadi sangat besar dengan ukuran (n(n-1)/2) sehingga akan memakan waktu
yang cukup lama (Macharis et al. 2004). Hal senada juga dikemukakan oleh
Mohammed (2013) bahwa metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sering tidak
dapat memberikan nilai perbandingan yang konsisten, khususnya untuk masalah
dengan jumlah kriteria dan alternatif yang banyak. Dengan demikian penulis
menawarkan metode perceptron khususnya menggunakan jaringan multilayer
feedforeward untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga masalah penggunaan
matriks perbandingan berpasangan (Pair wise Comparison Matrix) untuk kasus yang
banyak dapat teratasi.
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah bobot atribut merupakan parameter yang sangat menetukan
dalam metode Multiple Attribute Decision Making (MADM) dalam pengambilan
keputusan. Dalam teknik Analythic Hierarchy Process (AHP) proses penghitungan
bobot dilakukan setelah membentuk matriks perbandingan berpasangan. Namun
permasalahan yang sering terjadi saat membentuk matriks perbandingan berpasangan,
sering tidak dapat memberikan nilai perbandingan yang konsisten khususnya untuk
jumlah kriteria dan alternatif yang banyak. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan
terhadap kinerja metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan meminimalisir
3
pembuatan matriks perbandingan berpasangan dalam penyelesaian kasus dengan
jumlah kriteria dan alternatif yang banyak dengan menggunakan perceptron.
1.3. Batasan Masalah
Karena begitu luasnya cakupan masalah yang berkaitan dengan metode Multiple
Attribute Decision Making (MADM) yang digunakan dalam pencarian bobot atribut,
maka pembatasan pada penelitian ini dilakukan pada Analytic Hierarchy Process
(AHP) saja.
1.4. Tujuan penelitian
Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah melakukan menentukan bobot
(kepentingan relatif atribut terhadap fungsi tujuan) pada Multiple Attribute Decision
Making (MADM) yang merupakan suatu studi identifikasi pemilihan alternatif
berdasarkan nilai-nilai dan preferensi pengambil keputusan, khususnya pada teknik
Analytic Hierarchy Process (AHP) yang merupakan metode pengambilan keputusan
berdasarkan prioritas dengan menggunakan perceptron.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui bagaimana penerapan perceptron dalam membantu pencarian
bobot atribut pada Multiple Attribute Decision Making (MADM) khususnya pada
teknik Analytic Hierarchy Process (AHP).
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para pembaca nantinya
dalam penenetuan bobot menggunakan perceptron.
4
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini pada umumnya terdiri atas lima bab. Adapun
uraian dari setiap bab yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta manfaat yang diambil dari
penelitian ini.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari state of art yang berisi penelitian sebelumnya yang akan
dijadikan perbandingan untuk penelitian ini serta teori-teori penunjang yang
menjadi landasan dan mendukung pelaksanaan penelitian ini.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi alur analisis penelitian yang dilakukan, serta langkah-langkah
penyelesaian masalah yang di gunakan dalam penelitian ini.
BAB 4 ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas analisis dan hasil dari penelitian, pengukuran kinerja
yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian dan saran untuk pengembangan
lanjutan penelitian ini.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu teknik yang digunakan pada
Multiple Attribute Decision Making (MADM). Analytic Hierarchy Process (AHP)
merupakan metode yang cukup terkenal untuk menentukan prioritas alternatif dalam
proses pengambilan keputusan. Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian terdahulu
tentang pegambilan keputusan untuk masalah multi kriteria khususnya di bidang
pemilihan supplier yang menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). (Chen &
Huang 2007) melakukan penelitian pada Perusahaan komputer dengan tipe Build-ToOrder (BTO). Belum ada penerapan pembobotan supplier sehingga tidak diketahui
supplier mana yang menguntungkan untuk dipilih. Peneliti memadukan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bi-negotiation agents' mechanism untuk
membantu memperoleh supplier terbaik pada perusahaan komputer. Penelitian ini
mampu mengakomodir kriteria kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian lain dilakukan oleh (Kahraman, et al. 2003) pada sebuah perusahaan
manufaktur di Turki yang bersifat make to order (MTO). Perusahaan ini belum
mampu menganalisis supplier yang paling menguntungkan untuk di pilih. Para
peneliti menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan kriteria
seperti kriteria supplier, kriteria performansi produk, kriteria performansi pelayanan,
dan kriteria harga. Perçin (2006) juga melakukan penelitian mengenai pemilihan
supplier dengan mengintegrasikan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan multi
objektif PGP (Pre-emptive Goal Programming) pada perusahaan otomotif
multinasional yang memproduksi
airbags, sabuk pengaman, setir, dan peralatan
elektronik untuk keselamatan. Perusahaan hendak menganalisis supplier yang paling
menguntungkan untuk dipilih. Dengan memadukan metode antara Analytic Hierarchy
Process (AHP) dan multi objektif PGP (Pre-emptive Goal Programming) dapat
2
membantu memperoleh supplier yang lebih menguntungkan. (Chan, et al. 2007) juga
melakukan penelitian pada Airline Industry (Hong Kong based-Airline Company).
Peneliti menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software
Expert Choice.
Dari keterangan diatas membuktikan bahwa metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) cukup baik diterapkan untuk mencari bobot dari kriteria sebagai acuan
pengambilan keputusan. Namun demikian metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
juga memiliki kelemahan yaitu untuk kasus dengan jumlah kriteria dan alternatif yang
banyak, dengan metode AHP untuk proses pengambilan keputusan masalah akan
didekomposisi menjadi beberapa subsistem, sehingga sejumlah besar perbandingan
berpasangan perlu dibuat untuk menyeselesaikan kasus tersebut. Pendekatan ini
memiliki kelemahan bahwa jumlah perbandingan berpasangan yang akan dibuat,
dapat menjadi sangat besar dengan ukuran (n(n-1)/2) sehingga akan memakan waktu
yang cukup lama (Macharis et al. 2004). Hal senada juga dikemukakan oleh
Mohammed (2013) bahwa metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sering tidak
dapat memberikan nilai perbandingan yang konsisten, khususnya untuk masalah
dengan jumlah kriteria dan alternatif yang banyak. Dengan demikian penulis
menawarkan metode perceptron khususnya menggunakan jaringan multilayer
feedforeward untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga masalah penggunaan
matriks perbandingan berpasangan (Pair wise Comparison Matrix) untuk kasus yang
banyak dapat teratasi.
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah bobot atribut merupakan parameter yang sangat menetukan
dalam metode Multiple Attribute Decision Making (MADM) dalam pengambilan
keputusan. Dalam teknik Analythic Hierarchy Process (AHP) proses penghitungan
bobot dilakukan setelah membentuk matriks perbandingan berpasangan. Namun
permasalahan yang sering terjadi saat membentuk matriks perbandingan berpasangan,
sering tidak dapat memberikan nilai perbandingan yang konsisten khususnya untuk
jumlah kriteria dan alternatif yang banyak. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan
terhadap kinerja metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan meminimalisir
3
pembuatan matriks perbandingan berpasangan dalam penyelesaian kasus dengan
jumlah kriteria dan alternatif yang banyak dengan menggunakan perceptron.
1.3. Batasan Masalah
Karena begitu luasnya cakupan masalah yang berkaitan dengan metode Multiple
Attribute Decision Making (MADM) yang digunakan dalam pencarian bobot atribut,
maka pembatasan pada penelitian ini dilakukan pada Analytic Hierarchy Process
(AHP) saja.
1.4. Tujuan penelitian
Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah melakukan menentukan bobot
(kepentingan relatif atribut terhadap fungsi tujuan) pada Multiple Attribute Decision
Making (MADM) yang merupakan suatu studi identifikasi pemilihan alternatif
berdasarkan nilai-nilai dan preferensi pengambil keputusan, khususnya pada teknik
Analytic Hierarchy Process (AHP) yang merupakan metode pengambilan keputusan
berdasarkan prioritas dengan menggunakan perceptron.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui bagaimana penerapan perceptron dalam membantu pencarian
bobot atribut pada Multiple Attribute Decision Making (MADM) khususnya pada
teknik Analytic Hierarchy Process (AHP).
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para pembaca nantinya
dalam penenetuan bobot menggunakan perceptron.
4
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini pada umumnya terdiri atas lima bab. Adapun
uraian dari setiap bab yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta manfaat yang diambil dari
penelitian ini.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari state of art yang berisi penelitian sebelumnya yang akan
dijadikan perbandingan untuk penelitian ini serta teori-teori penunjang yang
menjadi landasan dan mendukung pelaksanaan penelitian ini.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi alur analisis penelitian yang dilakukan, serta langkah-langkah
penyelesaian masalah yang di gunakan dalam penelitian ini.
BAB 4 ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas analisis dan hasil dari penelitian, pengukuran kinerja
yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian dan saran untuk pengembangan
lanjutan penelitian ini.