T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penurunan Kecemasan Melalui Terapi Musik pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK Negeri 1 Salatiga Sebelum Menghadapi Ujian Kenaikan Kelas T1 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan eksperimen dengan metode
eksperimen kuasi tanpa kelompok kontrol, yaitu salah satu desain
eksperimen yang dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran atau
observasi awal sebelum perlakuan diberikan setelah ada perlakuan pada
kelompok eksperimen (Sugiyono,2009).
Tabel. 3.1 Rancangan Penelitian
Group
Pretest
Perlakuan
Postest
Eksperimen
Y1
X
Y2
Keterangan :
Y1
: Pretest kecemasan siswa kelompok eksperimen
X
: Pemberian terapi musik
Y2
: Postest kecemasan siswa kelompok eksperimen
Tes awal diberikan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kecemasan antara kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen diberi
perlakuan X (variabel bebas) untuk jangka waktu tertentu. Kemudian
kelompok eksperimen diberikan tes untuk mengukur variabel tergantung
atau terikat (kecemasan menghadapi ujian akhir) dan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir setelah
21
kelompok eksperimen diberi perlakuan.
3.2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa kelas X
PM SMK Negeri 1 Salatiga yang akan menghadapi Ujian Kenaikan Kelas
yang sesuai dengan karakteristik menjadi subyek penelitian. Adapun
karakteristik dari subyek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas.
2. Siswa tersebut adalah siswa kelas X PM (pemasaran).
3. Siswa tersebut mengalami kecemasan saat menghadapi ujian kenaikan
kelas.
4. Siswa tersebut mempunyai pendengaran yang baik.
5. Siswa tersebut mau berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pra observasi melalui inventory kecemasan
ditemukan subjek penelitian yang mempunyai kecemasan tinggi ada 7
siswi dari 36 siswa kelas X PM (pemasaran) SMK Negeri 1 Salatiga,
sehingga ketujuh siswi tersebut dijadikan subjek yang akan diberi
perlakuan terapi musik.
3.3. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah variabel yang dapat
mempengaruhi, sedang variabel terikat adalah variabel yang dapat
dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi musik
22
dan variabel terikat adalah kecemasan siswa yang akan menghadapi ujian
kenaikan kelas.
3.3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Terapi Musik
Dalam rumusan The American Music Therapy Association
(dalam Djohan 2006), terapi musik adalah suatu profesi di bidang
kesehatan yang menggunakan musik dan aktivitas musik untuk
mengatasi berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis,
kognitif dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat
fisik. Jenis musik yang digunakan adalah jenis instrumental yang
memiliki ketukan 70-80 kali per menit yang sesuai irama jantung
manusia.
2. Kecemasan Siswa yang akan Menghadapi Ujian Kenaikan Kelas.
Kecemasan siswa yang akan menghadapi ujian kenaikan
kelas adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang
dialami siswa, sebagai akibat dari perasaan khawatir berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal ujian,
hasil ujian yang telah dikerjakan dan hasil akhir yang
menunjukkan apakah bisa naik kelas atau tidak. Dimana dalam
kecemasan terdapat tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala
perilaku, dan gejala psikologis.
23
3.3.2. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah inventori kecemasan menghadapi ujian kenaikan kelas.
1. Peneliti menyusun inventori kecemasan dalam menghadapi ujian
kenaikan kelas yang disusun berdasarkan teori kecemasan dari
Jeffrey dkk (2005) dimana dalam kecemasan tersebut terdapat
tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala perilaku, dan gejala
psikologis. Ketiga gejala ini yang akan dijadikan dasar untuk
menyusun item-item kecemasan dalam menghadapi ujian akhir
semester. Item kecemasan dalam menghadapi ujian akhir
semester bersifat favorable dan unfavorable. Untuk item yang
favorable nilai tertinggi ada pada pilihan sangat sesuai, yaitu
mendapatkan nilai empat, sedangkan pilihan sesuai mendapatkan
nilai tiga, pilihan tidak sesuai mendapatkan nilai dua, dan pilihan
sangat tidak sesuai mendapatkan nilai satu. Sebaliknya untuk item
yang unfavorable, pilihan sangat tidak sesuai diberi nilai empat,
sedangkan pilihan tidak sesuai diberi nilai tiga, pilihan sesuai
diberi nilai dua, dan pilihan sangat sesuai diberi nilai satu.
Inventori kecemasan menghadapi ujian kenaikan kelas memiliki
empat (4) kemungkinan katagori jawaban yaitu:
SS
: Jika pilihan adalah sangat sesuai
S
: Jika pilihan adalah sesuai
TS
: Jika pilihan tidak sesuai
STS
: Jika pilihan sangat tidak sesuai
24
Tabel 3.2. Kisi – kisi Inventori Kecemasan Menghadapi Ujian Kenaikan
Kelas
Aspek
Item
Item
Total
Favorabel unfavorabel
Indikator
Jantung berdebar keras atau
berdetak kencang, keluar
keringat banyak, pening,
pusing, pingsan, merasa lemas
Kulit dingin, lembab
Denyut nadi cepat
Fisiologis
Muka merah dan pucat
Perilaku
Psikologis
Gangguan perut, mual,
kehilangan nafsu makan
Mudah marah dan merasa
sensitif
Menghindar
Terguncang
Khawatir akan sesuatu secara
berlebihan
Merasa terancam oleh orang
atau peristiwa
Kehilangan kontrol dan
ketidakmampuan mengatasi
persoalan
Sulit berkonsentrasi atau
memfokuskan pikiran
Berpikir bahwa masalah
sangat membingungkan tanpa
bisa diatasi
Jumlah
1, 5, 6,
2
14, 35
15, 17,
18,
25, 26,
27,
13
29, 30
28
9
10
11
33
21, 32
36
3
4, 8
20
12
22
23
7
34
24
31
20
16
16
20
19
5
11
36
2. Penggunaan Terapi Musik
Penelitian ini menggunakan musik anxiety reduction
sesuai teori dari Djohan (2006). Terapi musik meliputi beberapa
25
tahap dalam pelaksanaannya seperti yang digambarkan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 3.3. Kisi – kisi Terapi Musik
No.
Keterangan
Tahapan
Pembentukan
1.
Pertemuan
pertama
(pemilihan terapi
musik yang tepat
bagi peserta didik)
Peralihan
Kegiatan
Observasi
Evaluasi
Pembentukan
2.
Pertemuan kedua
(memandu siswi
dalam pelaksanaan
terapi musik)
Peralihan
Kegiatan
Observasi
Evaluasi
26
Indikator Kegiatan
Memberikan pemahaman
tentang konseling kelompok
Peneliti menjelaskan secara
detail tahapan kegiatan yang
akan dijalani oleh para siswi
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Mendorong antusiasme peserta
selama mengikuti kegiatan
Memantau pengetahuan peserta
tentang terapi musik
Memberikan pemahaman
tentang tujuan treatment yang
hendak dicapai
Bertanya jawab kepada para
peserta tentang korelasi
instrumenal musik dengan
kecemasan yang dimiliki
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Memastikan seluruh peserta
mengikuti kegiatan
Memantau pemahaman peserta
tentang terapi musik
Tabel 3.3. Kisi – kisi Terapi Musik (lanjutan)
No.
Keterangan
Tahapan
Indikator Kegiatan
Pembentukan
memberikan gambaran
pelaksanaan kegiatan treatment
musik kepada para siswi
Peralihan
Peneliti fokus pada masukan
dari peserta
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Fokus pada pengaturan
efektivitas waktu terapi
Evaluasi
Peneliti dan peserta mulai
mengumpulkan manfaat dari
terapi musik
Pertemuan
keempat
Pembentukan
Pengurangan beban kecemasan
(memantapkan
siswi dalam
pelaksanaan terapi
musik)
Peralihan
Mulai memastikan kekurangan
dalam pelaksanaan sebelumnya
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Peserta mulai memberikan
respon positif dari hasil
kegiatan
Evaluasi
Memastikan hasil terapi musik
mulai terlihat
Pertemuan
ketiga
3.
4.
(fokus pada
evaluasi
kecemasan yang
dialami oleh
masing-masing
siswi dalam
pelaksanaan terapi
musik)
27
Tabel 3.3. Kisi – kisi Terapi Musik (lanjutan)
No.
Keterangan
Pertemuan
kelima
5.
(fokus pada hasil
pencapaian
treatment musik)
Pertemuan
keenam
6.
(memaksimalkan
treatment musik
agar hasil yang
dicapai pada post
test dapat
maksimal)
Tahapan
Indikator Kegiatan
Pembentukan
Pengurangan kecurigaan
negatif terhadap kecemasan
ujian
Peralihan
Mulai mengarahkan siswi
terhadap kesiapan mengikuti
ujian
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Memastikan kenyamanan
peserta dalam terapi musik
Evaluasi
Analisis akhir seluruh
kekurangan dari kegiatan
Pembentukan
Memastikan siswi rileks hingga
pada tahapan akhir
Peralihan
Memaksimalkan kepercayaaan
diri siswi
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Memastikan suasana akhir hasil
kegiatan berjalan dengan baik
Evaluasi
Memastikan siswa telah
menjalani kegiatan secara
lengkap dan maksimal
3.3.3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2017 pada
siswa X PM (pemasaran) SMK Negeri 1 Salatiga yang sedang
menghadapi ujian kenaikan kelas. Uji coba instrumen dilakukan
28
untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan homogenitas instrumen
tersebut.
Kriteria
yang
digunakan penulis
untuk
menentukan
tingkat validitas intrumen kecemasan menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh Azwar (2006) yaitu suatu item instrumen
penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to
total correlation ≥ 0,2.
Dari 36 item pernyataan, semua item menunjukkan valid.
Item – item tersebut memiliki koefisien corrected item to total
correlation terendah 0,219 dan tertinggi 0,850.
Untuk
menentukan
tingkat
reliabilitas
inventori
kecemasan, menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar
(2000)
untuk pengujian menggunakan teknik alpha cronbach,
dikatakan reliabel jika besarnya korelasi α ≥ 0,70.
Dari uji reliabilitas 36 item pernyataan dalam inventori
kecemasan diperoleh angka koefisien Alpha = 0,890. Dengan
demikian inventori kecemasan dalam penelitian ini dinyatakan
reliabel.
29
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Analisa Reliabilitas Uji Coba
Inventori Kecemasan dengan 36 Item
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,890
36
3.3.4. Teknik Analisis Data
Pada analisis data, penulis memberikan skoring dan
melakukan analisis data. Teknik yang digunakan untuk analisis data
yaitu dengan
menggunakan
program PASW Statistics 18.0.
Wilcoxon
Dalam
dengan menggunakan
uji
jenjang
bertanda
Wilcoxon, disamping tandanya (positif atau negatif) besarnya beda
juga diperhitungkan. Seperti dalam uji tes tanda, teknik ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua
sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal atau
berjenjang dan subjek berjumlah sedikit (Sugiyono, 2010).
30
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan eksperimen dengan metode
eksperimen kuasi tanpa kelompok kontrol, yaitu salah satu desain
eksperimen yang dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran atau
observasi awal sebelum perlakuan diberikan setelah ada perlakuan pada
kelompok eksperimen (Sugiyono,2009).
Tabel. 3.1 Rancangan Penelitian
Group
Pretest
Perlakuan
Postest
Eksperimen
Y1
X
Y2
Keterangan :
Y1
: Pretest kecemasan siswa kelompok eksperimen
X
: Pemberian terapi musik
Y2
: Postest kecemasan siswa kelompok eksperimen
Tes awal diberikan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kecemasan antara kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen diberi
perlakuan X (variabel bebas) untuk jangka waktu tertentu. Kemudian
kelompok eksperimen diberikan tes untuk mengukur variabel tergantung
atau terikat (kecemasan menghadapi ujian akhir) dan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir setelah
21
kelompok eksperimen diberi perlakuan.
3.2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa kelas X
PM SMK Negeri 1 Salatiga yang akan menghadapi Ujian Kenaikan Kelas
yang sesuai dengan karakteristik menjadi subyek penelitian. Adapun
karakteristik dari subyek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas.
2. Siswa tersebut adalah siswa kelas X PM (pemasaran).
3. Siswa tersebut mengalami kecemasan saat menghadapi ujian kenaikan
kelas.
4. Siswa tersebut mempunyai pendengaran yang baik.
5. Siswa tersebut mau berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pra observasi melalui inventory kecemasan
ditemukan subjek penelitian yang mempunyai kecemasan tinggi ada 7
siswi dari 36 siswa kelas X PM (pemasaran) SMK Negeri 1 Salatiga,
sehingga ketujuh siswi tersebut dijadikan subjek yang akan diberi
perlakuan terapi musik.
3.3. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah variabel yang dapat
mempengaruhi, sedang variabel terikat adalah variabel yang dapat
dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi musik
22
dan variabel terikat adalah kecemasan siswa yang akan menghadapi ujian
kenaikan kelas.
3.3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Terapi Musik
Dalam rumusan The American Music Therapy Association
(dalam Djohan 2006), terapi musik adalah suatu profesi di bidang
kesehatan yang menggunakan musik dan aktivitas musik untuk
mengatasi berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis,
kognitif dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat
fisik. Jenis musik yang digunakan adalah jenis instrumental yang
memiliki ketukan 70-80 kali per menit yang sesuai irama jantung
manusia.
2. Kecemasan Siswa yang akan Menghadapi Ujian Kenaikan Kelas.
Kecemasan siswa yang akan menghadapi ujian kenaikan
kelas adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang
dialami siswa, sebagai akibat dari perasaan khawatir berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal ujian,
hasil ujian yang telah dikerjakan dan hasil akhir yang
menunjukkan apakah bisa naik kelas atau tidak. Dimana dalam
kecemasan terdapat tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala
perilaku, dan gejala psikologis.
23
3.3.2. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah inventori kecemasan menghadapi ujian kenaikan kelas.
1. Peneliti menyusun inventori kecemasan dalam menghadapi ujian
kenaikan kelas yang disusun berdasarkan teori kecemasan dari
Jeffrey dkk (2005) dimana dalam kecemasan tersebut terdapat
tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala perilaku, dan gejala
psikologis. Ketiga gejala ini yang akan dijadikan dasar untuk
menyusun item-item kecemasan dalam menghadapi ujian akhir
semester. Item kecemasan dalam menghadapi ujian akhir
semester bersifat favorable dan unfavorable. Untuk item yang
favorable nilai tertinggi ada pada pilihan sangat sesuai, yaitu
mendapatkan nilai empat, sedangkan pilihan sesuai mendapatkan
nilai tiga, pilihan tidak sesuai mendapatkan nilai dua, dan pilihan
sangat tidak sesuai mendapatkan nilai satu. Sebaliknya untuk item
yang unfavorable, pilihan sangat tidak sesuai diberi nilai empat,
sedangkan pilihan tidak sesuai diberi nilai tiga, pilihan sesuai
diberi nilai dua, dan pilihan sangat sesuai diberi nilai satu.
Inventori kecemasan menghadapi ujian kenaikan kelas memiliki
empat (4) kemungkinan katagori jawaban yaitu:
SS
: Jika pilihan adalah sangat sesuai
S
: Jika pilihan adalah sesuai
TS
: Jika pilihan tidak sesuai
STS
: Jika pilihan sangat tidak sesuai
24
Tabel 3.2. Kisi – kisi Inventori Kecemasan Menghadapi Ujian Kenaikan
Kelas
Aspek
Item
Item
Total
Favorabel unfavorabel
Indikator
Jantung berdebar keras atau
berdetak kencang, keluar
keringat banyak, pening,
pusing, pingsan, merasa lemas
Kulit dingin, lembab
Denyut nadi cepat
Fisiologis
Muka merah dan pucat
Perilaku
Psikologis
Gangguan perut, mual,
kehilangan nafsu makan
Mudah marah dan merasa
sensitif
Menghindar
Terguncang
Khawatir akan sesuatu secara
berlebihan
Merasa terancam oleh orang
atau peristiwa
Kehilangan kontrol dan
ketidakmampuan mengatasi
persoalan
Sulit berkonsentrasi atau
memfokuskan pikiran
Berpikir bahwa masalah
sangat membingungkan tanpa
bisa diatasi
Jumlah
1, 5, 6,
2
14, 35
15, 17,
18,
25, 26,
27,
13
29, 30
28
9
10
11
33
21, 32
36
3
4, 8
20
12
22
23
7
34
24
31
20
16
16
20
19
5
11
36
2. Penggunaan Terapi Musik
Penelitian ini menggunakan musik anxiety reduction
sesuai teori dari Djohan (2006). Terapi musik meliputi beberapa
25
tahap dalam pelaksanaannya seperti yang digambarkan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 3.3. Kisi – kisi Terapi Musik
No.
Keterangan
Tahapan
Pembentukan
1.
Pertemuan
pertama
(pemilihan terapi
musik yang tepat
bagi peserta didik)
Peralihan
Kegiatan
Observasi
Evaluasi
Pembentukan
2.
Pertemuan kedua
(memandu siswi
dalam pelaksanaan
terapi musik)
Peralihan
Kegiatan
Observasi
Evaluasi
26
Indikator Kegiatan
Memberikan pemahaman
tentang konseling kelompok
Peneliti menjelaskan secara
detail tahapan kegiatan yang
akan dijalani oleh para siswi
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Mendorong antusiasme peserta
selama mengikuti kegiatan
Memantau pengetahuan peserta
tentang terapi musik
Memberikan pemahaman
tentang tujuan treatment yang
hendak dicapai
Bertanya jawab kepada para
peserta tentang korelasi
instrumenal musik dengan
kecemasan yang dimiliki
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Memastikan seluruh peserta
mengikuti kegiatan
Memantau pemahaman peserta
tentang terapi musik
Tabel 3.3. Kisi – kisi Terapi Musik (lanjutan)
No.
Keterangan
Tahapan
Indikator Kegiatan
Pembentukan
memberikan gambaran
pelaksanaan kegiatan treatment
musik kepada para siswi
Peralihan
Peneliti fokus pada masukan
dari peserta
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Fokus pada pengaturan
efektivitas waktu terapi
Evaluasi
Peneliti dan peserta mulai
mengumpulkan manfaat dari
terapi musik
Pertemuan
keempat
Pembentukan
Pengurangan beban kecemasan
(memantapkan
siswi dalam
pelaksanaan terapi
musik)
Peralihan
Mulai memastikan kekurangan
dalam pelaksanaan sebelumnya
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Peserta mulai memberikan
respon positif dari hasil
kegiatan
Evaluasi
Memastikan hasil terapi musik
mulai terlihat
Pertemuan
ketiga
3.
4.
(fokus pada
evaluasi
kecemasan yang
dialami oleh
masing-masing
siswi dalam
pelaksanaan terapi
musik)
27
Tabel 3.3. Kisi – kisi Terapi Musik (lanjutan)
No.
Keterangan
Pertemuan
kelima
5.
(fokus pada hasil
pencapaian
treatment musik)
Pertemuan
keenam
6.
(memaksimalkan
treatment musik
agar hasil yang
dicapai pada post
test dapat
maksimal)
Tahapan
Indikator Kegiatan
Pembentukan
Pengurangan kecurigaan
negatif terhadap kecemasan
ujian
Peralihan
Mulai mengarahkan siswi
terhadap kesiapan mengikuti
ujian
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Memastikan kenyamanan
peserta dalam terapi musik
Evaluasi
Analisis akhir seluruh
kekurangan dari kegiatan
Pembentukan
Memastikan siswi rileks hingga
pada tahapan akhir
Peralihan
Memaksimalkan kepercayaaan
diri siswi
Kegiatan
Peneliti memandu jalannya
terapi musik
Observasi
Memastikan suasana akhir hasil
kegiatan berjalan dengan baik
Evaluasi
Memastikan siswa telah
menjalani kegiatan secara
lengkap dan maksimal
3.3.3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2017 pada
siswa X PM (pemasaran) SMK Negeri 1 Salatiga yang sedang
menghadapi ujian kenaikan kelas. Uji coba instrumen dilakukan
28
untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan homogenitas instrumen
tersebut.
Kriteria
yang
digunakan penulis
untuk
menentukan
tingkat validitas intrumen kecemasan menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh Azwar (2006) yaitu suatu item instrumen
penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to
total correlation ≥ 0,2.
Dari 36 item pernyataan, semua item menunjukkan valid.
Item – item tersebut memiliki koefisien corrected item to total
correlation terendah 0,219 dan tertinggi 0,850.
Untuk
menentukan
tingkat
reliabilitas
inventori
kecemasan, menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar
(2000)
untuk pengujian menggunakan teknik alpha cronbach,
dikatakan reliabel jika besarnya korelasi α ≥ 0,70.
Dari uji reliabilitas 36 item pernyataan dalam inventori
kecemasan diperoleh angka koefisien Alpha = 0,890. Dengan
demikian inventori kecemasan dalam penelitian ini dinyatakan
reliabel.
29
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Analisa Reliabilitas Uji Coba
Inventori Kecemasan dengan 36 Item
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,890
36
3.3.4. Teknik Analisis Data
Pada analisis data, penulis memberikan skoring dan
melakukan analisis data. Teknik yang digunakan untuk analisis data
yaitu dengan
menggunakan
program PASW Statistics 18.0.
Wilcoxon
Dalam
dengan menggunakan
uji
jenjang
bertanda
Wilcoxon, disamping tandanya (positif atau negatif) besarnya beda
juga diperhitungkan. Seperti dalam uji tes tanda, teknik ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua
sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal atau
berjenjang dan subjek berjumlah sedikit (Sugiyono, 2010).
30