Strategi Pemasaran Sirup Buah Pala Di Kabupaten Aceh Selatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Tanaman pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman asli Indonesia, yang
tumbuh baik di daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam familia Myristicaceae,
yang mempunyai sekitar 200 species. Tanaman ini jika pertumbuhannya baik dan
tumbuh dilingkungan terbuka, tajuknya akan rindang dan ketinggiannya dapat
mencapai 15-18 meter. Tajuk pohon ini bentuknya meruncing keatas dan puncak
tajuknya tumpul. Daunnya bewarna hijau mengkilap dengan ukuran panjang 10-15
cm dan panjang Pala tangkai daun sekitar 1-1,5cm. Tanaman pala dapat tumbuh
baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m diatas permukaan laut. Iklim
lingkungan yang cocok untuk tanaman pala adalah sekitar 20-30° C. Sedangkan
curah hujan terbagi secara teratur setiap tahun (Sunanto, 1993).
Indonesia merupakan produsen pala terbesar di dunia (70-75%), disusul
Granada (20-25%). Ada beberapa spesies pala yang telah dikenal yaitu Myristica
fragans Houtt, Myristica argenteae, Myritica malabaria dan Myristica saecedanea.
Diantara pala tersebut yang memiliki mutu terbaik adalah Myristica fragans Houtt.
Pala mulai berbuah saat 5-7 tahun. Tanda-tanda pala siap panen adalah bagian
buahnya merekah dan bijinya bewarna coklat kehitaman serta fuli bewarna merah

(Sunanto, 1993).
Sirup pala merupakan produk yang diolah dari daging buah pala. Industri
sirup pala, dilakukan dengan teknologi tepat guna, dapat dilakukan oleh industri

Universitas Sumatera Utara

7

rumah tangga, tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal. Semua peralatan
dan teknologi tepat guna yang digunakan tersedia dengan mudah dan dapat
digunakan oleh pelaku industri rumah tangga, tetapi mampu menghasilkan sirup
pala yang sama dengan kualitas industri.

2.1.2. Agroindustri
Agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu pertama, agroindustri adalah
industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada
konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu
perusahaan produk olahan yang berbahan baku utamanya adalah produk pertanian.
Suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah
minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan disebut agroindustri. Arti

yang kedua adalah agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan
kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan
tersebut mencapai tahapan pembangunan industri (Soekartawi, 2000).
Pembangunan agroindustri dihadapkan pada berbagai tantangan, baik
tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri.
Beberapa permasalahan agroindustri antara lain :
1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam usahanya,
khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu.
2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasi
pada agroindustri di perkotaan.
3. Kurang konsistennya kebijakan terhadap agroindustri.
4. Kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalau pun ada prosedurnya
ketat (Soekartawi, 2000).

Universitas Sumatera Utara

8

Peranan sektor industri dalam kegiatan pembangunan semakin penting.
Pemerintah terus berusaha menyeimbangkan peranan sektor industri terhadap

sektor pertanian, untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dimana
terdapat kemampuan industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka industri yang mengolah hasil-hasil pertanian
di Indonesia memegang peranan yang strategis (Soekartawi, 2000).

2.1.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No
1.

2

Nama Peneliti
Dian Utami Rangkuti
(2013)

Arnol Sitompul
(2014)

Judul penelitian

Hasil Penelitian
Strategi
pemasaran 1) Kekuatan agroindustri dalam
agroindustri Nata de pemasaran Nata de coco di daerah
coco Di kota medan
penelitian adalah penggunaan modal
usaha, harga jual, dan jumlah tenaga
kerja; Kelemahan agroindustri nata
de coco adalah produk yang
dihasilkan, Peluang agroindustri Nata
de coco adalah ketersediaan bahan
baku dan pangsa pasar; Ancaman
agroindustri Nata de coco adalah
perusahaan pesaing dan pengaruh
musim/cuaca. 2) Strategi yang
diperoleh adalah strategi agresif atau
strategi SO (Strengths-Opportunities)
yaitu menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang yang ada


“Strategi
Pengembangan
Agroindustri
Salak”(Kasus
:Desa
Parsalakan Kecamatan
Angkola
Barat
Kabupaten
Tapanuli
Selatan).

(1) Kekuatan agroindustri salak dalam
pengembangan agroindustri salak di daerah
penelitian adalah ketersediaan bahan baku
yang melimpah, ketersediaan tenaga kerja
yang banyak, variasi jenis produk banyak.
Kelemahan agroindustri salak dalam
pengembangannya di daerah penelitian
adalah keterbatasan modal, kurangnya

tenaga profesional, kurangnya kemitraan
industri. Peluang agroindustri salak dalam
pengembangnya di daerah penelitian adalah
pemasaran yang cukup luas, adanya
dukungan Pemda, sarana dan prasarana
yang mendukung, nilai jual olahan salak
tinggi, sistem birokrasi dan keamanan yang
baik. Ancaman agroindustri salak dalam
pengembanganya di daerah penelitian
adalah ketidakstabilan harga salak, dan
kurangnya koordinasi antara instasi Pemda.

Universitas Sumatera Utara

9

Tabel. 3 Lanjutan
No
Nama Peneliti


3

Wahyu Binarko,
(2014)

Judul penelitian

Hasil Penelitian
(2) Strategi pengembangan agroindustri
salak di daerah penelitian berada pada
daerah kuadran I. Hal ini berarti bahwa
pengembangan agroindustri salak berada
pada strategi SO (Strengths-Opporunities)
atau strategi agresif (growth oriented
strategy)
yaitu
dengan
melakukan
melakukan kegiatan dengan meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi olahan salak

dan melakukan pemasaran produk hingga
ke pasar luar negeri dan memanfaatkan
dukungan Pemkab

Strategi
Pemasaran
Agroindustri Tahu Isi
Goreng (Studi Kasus :
Kecamatan
Medan
Polonia, Kota Medan)

Hasil
penelitian
yang
diperoleh
menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri
dalam pemasaran agroindustri tahu isi
goreng adalah penggunaan modal usaha
pada agroindustri tahu isi goreng,

Kelemahan agroindustri tahu isi goreng
adalah jumlah produksi tahu isi goreng,
kualitas produk pada agoindustri tahu isi
goreng, dan promosi pada produk tahu isi
Peluang agroindustri tahu isi goreng adalah
ketersediaan
bahan
baku
dalam
agroindustri tahu isi goreng, pangsa pasar
produk tahu isi goreng. Ancaman
agroindustri tahu isi goreng di daerah
penelitian adalah perusahaan pesaing
agroindustri tahu isi goreng, dan pengaruh
teknologi dalam agroindustri tahu isi
goreng. Strategi adalah strategi agresif atau
strategi SO (Strengths – Oppurtunities)
yaitu menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang yang ada.


2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Pemasaran
Pemasaran merupakan rantai terpenting yang menghubungkan perusahaan
dengan lingkungannya. Peranan pemasaran adalah mengidentifikasi konsumen,
mengetahui kebutuhan mereka dan cara yang mereka kehendaki untuk memenuhi
kebutuhannya. Melalui analisa permintaan (demand analysis) kebutuhankebutuhan konsumen dapat dikaji, diukur dan dipahami. Analisa permintaan itu
adalah fungsi dari kegiatan riset pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

10

Perencanaan pemasaran adalah sebuah sub - fungsi dari perencanaan
perusahaan. Perencanaan kegiatan pemasaran haruslah sesuai dengan sasaran yang
menyeluruh dari perusahaan. Untuk mencapai orientasi perusahaan dalam meraih
pasarnya, maka pemasaran haruslah mempelajari dan menafsirkan kebutuhan
konsumen dan kemudian menuntun perusahan - perusahaan untuk melayani
kebutuhan tersebut. Secara kasar, rencana pemasaran dapat dianggap sebagai
rencana pertempuran suatu perusahaan (Rewoldt, 1991).
Sistem Pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembaga lembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi - fungsi pemasaran untuk

memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen
akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta
oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga - lembaga pemasaran, baik
dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas
(Gumbira, 2001).
Menurut Sarma (1994), pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan
agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan
harga yang tepat dengan cara :
1. Menggunakan kegunaan tempat (place utility), yaitu mengusahakan barang dan
jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen.
2. Menaikkan kegunaan waktu (time utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa
dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan.
3. Menaikkan kegunaan bentuk (form utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa
dari bentuk semula ke bentuk yang lebih diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

11

Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran
dalam perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja,
padahal dalam kenyataannya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi
berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba proses pemasaran
yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan
produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi dan
kebijakan harga, serta menerapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang
dan jasa kepada pelanggan. Dengan demikian, setiap program pemasaran harus
diawali dengan identifikasi atas kebutuhan pelanggan. Pemasaran harus
berorientasi pada pelanggan, bukan pada produk dan perusahaan yang mengabaikan
perspektif ini biasanya menghadapi kesulitan besar. (Sarma 1994)
Keberhasilan secara dini dalam agribisnis biasanya dapat dicapai karena
agribisnis tersebut mampu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Tetapi seringkali organisasi menjadi begitu terpaku untuk menghasilkan produk
dan jasa sehingga tidak tanggap lagi terhadap kebutuhan pengusaha tani dan
pelanggan. Organisasi semacam itu akan menganggap pelanggan hanya sebagai
garis penghubung dalam rantai produksi – distribusi - konsumsi, bukan sebagai
tujuan utama organisasi. Akibatnya, mereka akan dapat disingkirkan dengan cepat
oleh para pesaing yang lebih peka terhadap perubahan pasar. Karena kebutuhan
pelanggan terus berubah, maka program pemasaran juga harus selalu diubah
(disesuaikan). (Sarma 1994)

Universitas Sumatera Utara

12

2.2.2. Teori Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh
manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan
perusahaan yang merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut.
Perencanaan strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan
mengenai pemakaian faktor - faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk
mencapai sasaran - sasaran yang telah ditentukan. Disini keputusan-keputusan
diambil mengenai cara dan besarnya pemakaian masing - masing faktor strategi
pemasaran yang dapat dikendalikan dan bagaimana faktor - faktor ini digabungkan
bersama ke dalam suatu total strategi.
Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah
mengambil keputusaan mengenai bagaimana ia akan menggunakan alat - alat
pemasaran yang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada
dua tipe faktor yang dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaan
pemasaran yaitu, faktor yang dapat dikendalikan (controllable) dan faktor yang
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) (Rewoldt, 1991).

1. Faktor Lingkungan (Tidak Dapat Dikendalikan)
Banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan yang mempengaruhi strategi
pemasaran, yaitu :
Permintaan
Permintaan adalah hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Permintaan
dibatasi oleh kekuatan - kekuatan pokok seperti penghasilan (income). Permintaan
juga bisa terpendam (latent) dan eksistensinya tidak diketahui. Strategi pemasaran

Universitas Sumatera Utara

13

dapat digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi
permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa - jasa dengan cara
yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam.
Keadaan persaingan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan dan
antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingan, tentu akan mempengaruhi
perencanaan strategi pemasaran. Perencanaan strategi pemasaran itu haruslah
memperhitungkan sifat dan luasnya saingan, baik sekarang maupun di masa depan,
dalam menentukan rangkaian tindakan optimal yang akan diambil.
Struktur Distribusi
Untuk mendistribusikan suatu produk, suatu perusahaan mungkin
mendirikan jaringan penjualannya sendiri, tetapi cara ini sangat mahal dan
seringkali tidak sesuai untuk perusahaan - perusahaan yang lain. Strategi pemasaran
haruslah memperhitungkan hal - hal seperti ada atau tidak adanya saluran distribusi
yang sesuai, kesanggupan perusahaan untuk memasuki saluran tersebut, persaingan
yang akan dihadapi produk tersebut, serta kebutuhan saluran tersebut terhadap
fungsi - fungsi pemasaran.
Hukum Pemasaran
Hambatan (constraints) terhadap kebebasan bertindak dari penjualan akan
memaksanya untuk mendapatkan jalan lain untuk memaksimumkan labanya. Salah
satu kemungkinan adalah menawarkan model yang berbeda - beda dari produknya,
yang masing - masing dengan ciri - ciri yang ditujukan untuk menarik segmen pasar
yang berbeda - beda pula dan untuk kebijaksanaan harga yang berbeda untuk
masing - masing model.

Universitas Sumatera Utara

14

Biaya Non Pemasaran dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya biaya non - pemasaran seperti biaya produksi dan umum (overhead), juga
menimbulkan keterbatasan pada strategi yang direncanakan. Kenaikan biaya
produksi atau biaya overhead untuk suatu produk, mungkin akan memaksa
diadakannya perubahan dalam strategi pemasaran, barangkali kearah pengurangan
penekanan pada harga dan lebih banyak penekanan pada faktor - faktor lain dalam
pemasaran (marketing mix).
2. Faktor-Faktor Strategi Pemasaran (Dapat Dikendalikan)
Dalam merumuskan strategi pemasaran, penjual mengatur faktor - faktor yang
dikuasainya sedemikian rupa sehingga mencapai pendekatan strategi yang optimum
untuk sasaran pemasarannya. Faktor - faktor yang dapat dikendalikan adalah
sebagai berikut :
Produk
Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh
manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang paling efektif
baginya. Produk dapat diubah dengan berbagai cara untuk meningkatkan
tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah kualitasnya, ukurannya,
bentuknya, warnanya, variasinya dan lain-lain.
Distribusi
Para perencana strategi pemasaran mempunyai banyak pilihan bagi
kebijaksanaan distribusinya. Misalnya seperti memilih daerah dimana akan
memasarkan produk, memutuskan berapa jumlah penyalur yang dibutuhkan masing
- masing pasar dan banyak masalah lain yang harus diputuskan dalam hal faktor
distribusi.

Universitas Sumatera Utara

15

Harga
Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalah faktor yang dapat
dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Diskon dapat digunakan untuk
membedakan harga berdasarkan kualitas yang dibeli atau untuk mencapai harga
yang berbeda untuk kelas perdangan yang berbeda pula. Pilihan harga yang tersedia
dalam perencanaan strategi pemasaran dibatasi oleh faktor biaya.
Promosi
Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat - alat promosi dalam
berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan sebagai
metode utama untuk komunikasi dengan konsumen atau hanya sebagai pelengkap
untuk bentuk komunikasi yang lain. Promosi penjualan pun merupakan suatu faktor
bagi strategi promosi yang bentuknya beraneka ragam dan dapat digunakan dalam
berbagai jumlah.

2.2.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1997).
Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh, yaitu :
1. Analisis Internal
·

Analisis Kekuatan (Strengths)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan

para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor - faktor seperti

Universitas Sumatera Utara

16

teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan kekuatan
pemasaran dan bagian, Pelanggan yang dimiliki. Strenghts (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
·

Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai

keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta
keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu
satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan
kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan
kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang
dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang
diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan
yang kurang memadai.

2. Analisis Eksternal
· Analisis Peluang (Opportunities)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari
perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan
beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan.
Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah
suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan.

Universitas Sumatera Utara

17

·

Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu

kecenderungan
lingkungan

atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam

yang

akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan.

Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor - faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan
kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT
(Kotler, 2000).
Dalam analisis SWOT, umumnya masalah kekuatan atau keunggulan dan
kelemahan adalah masalah internal, sementara masalah kesempatan dan ancaman
adalah masalah eksternal. Masalah eksternal umumnya sulit dikuasai dan bahkan
masuk ke dalam kategori variabel yang tidak terkontrol (Soekartawi, 2000).

Tabel 4. Klasifikasi SWOT
Internal Environment
1. Strengths (kekuatan)

2. Weaknesses (kelemahan)

External Environment
1. Opportunities (peluang)

2. Threat (ancaman)

Sumber : Soekartawi, 2000.

Membuat keputusan untuk memilih alternatif strategi dilakukan setelah
perusahaan mengetahui dahulu posisi perusahaan untuk kondisi sekarang berada
pada kuadran sebelah mana sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang

Universitas Sumatera Utara

18

paling tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan eksternal Posisi perusahaan
dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III dan IV. Pada
kuadran I strategi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran

II

strategi

diversifikasi, kuadran III strategi turn around dan kuadran IV strategi defensif
Berbagai Peluang
Kuadran III
(Mendukung strategi turn around)

Kuadran I
(Mendukung strategi agresif)

Faktor
Eksternal

Faktor
Internal
Kuadran IV

(Mendukung strategi defensif)

Kuadran II
(Mendukung strategi diversifkasi)

Berbagai Ancaman
Gambar 1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi
Gambar 1 menunjukan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan dan
tipe strategi yang sesuai. Dengan mengetahui posisi perusahaan pada kuadran yang
tepat maka perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat, yaitu:
1. Jika posisi perusahaan berada pada kuadran I maka menandakan bahwa situasi
ini sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
untuk perusahaan yang berada pada posisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.

Universitas Sumatera Utara

19

2. Perusahaan yang berada pada kuadran II berarti perusahaan menghadapi
berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang
harus dilakukan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
3. Perusahaan yang berada pada kuadran III menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan memiliki
kelemahan internal. Fokus yang harus di ambil oleh perusahaan adalah
meminimalkan masalah - masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
4. Posisi perusahaan pada kuadran IV menunjukkan bahwa perusahaan
menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana selain perusahaan
menghadapi berbagai ancaman juga menghadapi kelemahan internal.

2.3. Kerangka Pemikiran
Perusahaan agroindustri yang sukses adalah perusahaan yang dapat
mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan - kebutuhan
dan kecenderungan - kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat
secara objektif kondisi - kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Adapun faktor - faktor internal
pada agroindustri sirup pala adalah modal usaha, harga jual, tenaga kerja, jumlah
produksi, kualitas produksi sirup,serta promosi penjualan produk yang dihasilkan
agroindustri tersebut. Sedangkan faktor eksternal agroindustri sirup pala adalah
bahan baku, pangsa pasar, perusahaan pesaing, selera, Teknologi dan pergantian
musim pada bahan baku agroindustri sirup pala yaitu tanaman pada buah pala.

Universitas Sumatera Utara

20

Setiap perusahaan agroindustri disarankan agar melakukan analisis SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities dan threats) yaitu analisis tentang strengths
(kekuatan) perusahaan agroindustri sirup pala, weaknesses (kelemahan) perusahaan
agroindustri sirup pala, opportunites (peluang) yang dimiliki perusahaan
agroindustri sirup pala dan threats (ancaman) yang dimiliki perusahaan
agroindustri sirup pala. Maka, akan dapat kesimpulan pada strategi pemasaran
agroindustri sirup pala yang tepat untuk dilakukan pada perusahaan - perusahaan
sirup pala yang berdasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaaan.
Secara skematis kerangka pemikiran dapat di lihat gambar di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

21

AGROINDUSTRI
SIRUP PALA

FAKTOR EKSTERNAL:

FAKTOR INTERNAL:
Modal Usaha

Bahan Baku

Harga Jual

Pangsa Pasar

Tenaga Kerja

Perusahaan Pesaing

Jumlah Produksi

Selera

Kualitas produksi

Teknologi

Promosi Penjualan

Pergantian Musim

KEKUATAN

KELEMAHAN

ANCAMAN

PELUANG

IFAS

EFAS

Faktor I-E

SWOT

Strategi pemasaran
Sirup Pala
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara