Strategi Pemasaran Sirup Buah Pala Di Kabupaten Aceh Selatan Chapter III V

22

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penetuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu di Kecamatan
Tapaktuan. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu berdasarkan
kriteria pada kecamatan - kecamatan tersebut dapat ditemui perusahaan sirup pala
dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada agroindustri sirup pala di daerah tersebut agar dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.2. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode sensus,
yaitu semua populasi dijadikan sempel.Adapun besar sempel adalah sebanyak 7
pengusaha sirup pala.
Tabel 5. Populasi dan Sampel
No

Nama Usaha


Daerah

1

Usaha Dianti

Gp. Hilir

2

Usaha Mestika

Gp. Hilir

3

Usaha cahaya Rizki

Gp. Padang


4

Usaha Melda

Desa Batu itam

5

Usaha Yolanda

Gp. Hilir

6

UD.Putri Naga

Desa Batu itam

7


UD. Cahaya

Air Berudang

Dari Tabel 5. diatas diambil seluruh populasi sebanyak 7 perusahaan
agroindustri sirup buah pala, dan Sampel yang diambil sebanyak 7 perusahaan

Universitas Sumatera Utara

23

agroindustri sirup buah pala yang berada di Kabupaten Aceh Selatan, Kecamatan
Tapak Tuan.

3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dengan cara
melakukan wawancara langsung dengan pengusaha agroindustri sirup buah pala
dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan.


3.4. Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif dan masalah
2 digunakan analisis SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan
analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai
tahapan sebagai berikut :
1. Tahap pengambilan data evaluasi faktor eksternal dan internal.
2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, eksternal dan matriks SWOT.
3. Tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor - faktor
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan dapat
dilakukan dengan wawancara terhadap ahli perusahaan yang bersangkutan. Setelah
mengetahui berbagai faktor dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah
membuat matriks internal dan eksternal.

Universitas Sumatera Utara

24

Tabel 6. Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Faktor Strategi Internal & Eksternal


Rating

Kekuatan/Kelemahan
1.
2.
3.
Total Skor Kekuatan/Kelemahan
Peluang/Ancaman
1.
2.
3.
Total Skor Peluang/Ancaman
Sumber : Rangkuti, 1997.

Bobot

Skor
(Rating x Bobot)


100

100

Berdasarkan tabel berikut, tahapan yang dilakukan dalam menentukan
faktor strategi adalah menentukan faktor - faktor yang menjadi kekuatan /
kelemahan serta peluang / ancaman dalam kolom 1, lalu beri peringkat (rating)
untuk setiap faktor pada kolom 2 berdasarkan respon sampel penelitian terhadap
faktor-faktor tersebut, yaitu :

Tabel 7. Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal
Rating

Kategori

Faktor Internal

Faktor Eksternal

4


Sangat Setuju

Kekuatan

Peluang

3

Setuju

Kekuatan

Peluang

2

Tidak Setuju

Kekuatan


Peluang

1

Sangat Tidak Setuju

Kekuatan

Peluang

1

Sangat Setuju

Kelemahan

Ancaman

2


Setuju

Kelemahan

Ancaman

3

Tidak Setuju

Kelemahan

Ancaman

4

Sangat Tidak Setuju

Kelemahan


Ancaman

Sumber Rangkuti, 1997.

Universitas Sumatera Utara

25

Kemudian beri bobot masing - masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1 pada kolom 3 dengan rumus seperti berikut :

Kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk
mendapatkan skor dalam kolom 4 (Rangkuti, 1997).
Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat
kemungkinan alternatif strategi.

Tabel 8. Matriks SWOT

Internal
Eksternal

STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
kekuatan internal

WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10
faktor kelemahan
internal

STRATEGI SO

STRATEGI WO

OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal

THREATHS (T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal

Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang

STRATEGI ST
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman

Ciptakan strategi
yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI WT
Ciptakan strategi
yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman

Sumber: Rangkuti ,1997

Universitas Sumatera Utara

26

Keterangan :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar
- besarnya.
2. Strategi ST
Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997).

3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini,
maka dibuat Defenisi dan Batasan Operasional sebagai berikut :
Definisi :
1. Agroindustri sirup pala adalah industri yang berbahan baku utama dari produk
pertanian sari tanaman buah pala.
2. Sirup pala adalah minuman olahan dari daging buah pala.
3. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer
pemasaran yang berdasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

27

4. Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus
pada perusahaan.
5. Lingkungan eksternal adalah suatu proses yang dilakukan oleh perencana
strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan
ancaman.
Batasan Operasional :
1

Tempat penelitian adalah industri rumah tangga yang memproduksi sirup pala
di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Kecamatan Tapak Tuan.

2

Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Juni Tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

28

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu dari 22 daerah
kabupaten/kota di Provinsi Aceh terletak di pantai barat Pulau Sumatera secara
geografis terletak antara 2.00 – 4.17 Lintang Utara (LU) dan 90.30 – 89.15 Bujur
Timur (BT), dengan luas daerah 4.005,10 Km2 dengan batas wilayah sebagai
berikut :
-

Sebelah Utara dengan Kab. Aceh Tenggara

-

Sebelah Selatan dengan Lautan India

-

Sebelah Barat dengan Kab. Aceh Barat Daya

-

Sebelah Timur dengan Kab. Subulussalam
Secara umum Kabupaten Aceh Selatan beriklim tropis dan basah dengan

curah hujan bervariasi sepanjang tahun sehingga pada musim kemarau hujan juga
turun. Musim panas biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Agustus
sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Desember.
Kondisi Topografi, daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat bervariasi dan
sebahagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang berbukit, 75% daerah hutan
lebat dan batu-batuan terjal sedangkan 25% lagi adalah dataran rendah yang terdiri
dari perkampungan, areal pertanian, rawa dan semak belukar.

Universitas Sumatera Utara

29

1.1.1. Data Kependudukan
Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012 tercatat 213.092 jiwa
(wibsite BPS Kab. Aceh Selatan), terdiri dari laki-laki dari 104.955 jiwa dan
perempuan 108.137 jiwa dengan kepadatan rata-rata 51 jiwa/Km2. Penduduk
terbanyak berada di Kecamatan Tapak Tuan yaitu 22.939 jiwa sedangkan penduduk
yang sedikit jumlahnya di Kecamatan Trumon yaitu 4.260 jiwa. Penduduk terpadat
di Kecamatan Labuhanhaji yaitu 287.74 jiwa/Km2 dan yang Terjarang yaitu 9
jiwa/Km2.

4.2 Karakteristik Agroindustri Sirup pala
Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat
pendidikan, lama berusaha, serta luas lahan dan bangunan usaha. Secara rinci,
karakteristik sampel pengusaha agroindustri sirup pala dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 9. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Sirup pala
Karakteristik Sampel

Satuan

Rataan

Rentang

Umur

Tahun

49

40 – 60

Tingkat Pendidikan

Tahun

12

4 – 17

Lama Usaha

Tahun

11

4 – 24

Luas Lahan Usaha

m2

169

100 – 300

Luas Bangunan Usaha

m2

70

60 – 90

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

30

Dari tabel tersebut diketahui bahwa rata – rata umur pengusaha agroindustri
sirup pala adalah 49 tahun dengan rentang antara 40 – 60 tahun. Di lihat dari tingkat
pendidikan yang dijalani oleh pengusaha tersebut rata – rata adalah 12 tahun, ini
menunjukan bahwa pendidikan pengusaha sirup pala adalah tingkat SMA/sederajat
sedangkan pengalaman berusaha di bidang agroindustri sirup pala tersebut rata –
rata adalah 11 tahun dengan rentang antara 4 – 24 tahun. Rata – rata luas lahan
usaha sirup pala adalah 169 m2 dengan rentang antara 100 – 300 m2, sedangkan luas
bangunan untuk memproduksi sirup pala rata-rata adalah 70 m2 dengan rentang
antara 60 – 90 m2.
4.2.2. Permodalan
Modal usaha bagi pengusaha skala besar ataupun kecil merupakan unsur
yang utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung
peningkatan pendapatan (profit) yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup
pengusaha itu sendiri. Modal usaha berasal dari modal sendiri, modal keluarga,
ataupun pinjaman dari lembaga keuangan (bank).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah
penelitian, rata – rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal
sendiri.
4.2.3. Harga
Harga adalah biaya yang telah ditetapkan perusahaan karena penetapan
harga jual berdasarkan jumlah biaya bahan baku yang dipakai untuk pembuatan
sirup pala, sehingga pengusaha sirup pala baru bisa menentukan berapa keuntungan
yang akan diperoleh dari pembuatan sirup pala. Berdasarkan hasil wawancara

Universitas Sumatera Utara

31

dengan pengusaha sirup pala, harga jual sirup pala per botolnya di jual rata-rata
sebesar Rp. 15.000,-sampai Rp. 20.000,-.
4.2.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu kegiatan
produksi. Tenaga kerja dalam usaha agroindustri sirup pala di daerah penelitian
diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan produksi seperti buah pala
dibuang bijinya, dicuci bersih dan dirajang halus, dibelender sampai encer,
pengepresan dengan kain saring (diambil air sarinya), sari air buah pala diambil
ditambah gula pasir lalu dipanaskan, aduk terus sampai kental kemudian
didinginkan dan dimasukan kedalam botol yang bersih siap dipasarkan, dll.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha sirup pala di
daerah penelitian, rata – rata jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah 3 orang
dengan rentang antara 2 – 4 orang. Jam kerja untuk memproduksi sirup pala rata –
rata dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Upah tenaga kerja pada industri ini adalah
sebesar Rp. 25.000/hari atau sekitar Rp. 750.000/bulan.
4.2.5. Kualitas Produk
Kualitas merupakan suatu standar mutu dimana setiap unsur saling
berhubungan serta dapat mempengaruhi kinerja dalam memenuhi harapan
pelanggan.Kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir,yaitu produk
dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia,kualitas proses,dan kualitas
lingkungan.Kualitas produk dapat ditinjau dari sudut pandang pemasaran diukur
dengan persepsi pembeli.

Universitas Sumatera Utara

32

4.2.6 Jumlah Buah Pala yang Dibutuhkan
Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan
multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai
industri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan
dalam industri makanan dan minuman. Sirup buah pala merupakan salah satu
bentuk olahan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan
sebuah peluang untuk sirup pala dalam bersaing dengan keberagaman jenis produk
sirup buah lainnya di pasar.
4.2.7 Produksi
Produksi adalah hasil yang diperoleh dari proses pengolahan bahan baku
menjadi bahan jadi. Proses pembuatan sirup pala yang dihasilkan oleh masingmasing pengusaha sirup pala. Berdasarakan hasil wawancara dengan pengusaha
sirup pala per-produksinya bisa menghasilkan 50 botol sampai 100 botol.
4.2.8 Promosi
Promosi

adalah

usaha

yang

dilakukan

oleh

perusahaan

untuk

mempublikasikan atau memperkenalkan produk kepada masyarakat atau
konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan promosi atau
sistem penjualan sirup pala yang dilakukan hanya sampai kepada konsumen
langsung ada juga pengusaha yang tidak pernah mempromosikannya, sehingga
penjualan sirup pala masih dibilang lambat atau kurang berkembang dan sistem
penjualan juga masih dikatagori lokal.

Universitas Sumatera Utara

33

4.2.9 Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang

diperlukan

bagi

kelangsungan

dan

kenyamanan

hidup

manusia.

Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam
menjadi alat-alat sederhana. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang
dilakukan didaerah penelitian pengusaha sirup pala masih menggunakan teknologi
yang tradisional.
4.2.10 Produk Olahan
Pengolahan produk adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan
untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan dan minuman,menjadi bentuk
lain untuk konsumsi atau oleh-oleh industri pengolahan makanan. Berdasarkan
hasil wawancara dan survei yang dilakukan didaerah penelitian adanya produk
olahan lain dari buah pala selain sirup buah pala yaitu, manisan buah pala, sari buah
dll.
4.2.11 Kurangnya Kemitraan
Kemitraan

Usaha

adalah

jalinan

kerjasama

usaha

yang

saling

menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar
(Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha
besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian
adalah kurangnya kemitraan pengusaha sirup pala dengan lembaga lain.

Universitas Sumatera Utara

34

4.2.12 Bahan Baku
Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah
suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari
produk yang dihasilkannya. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi sirup
pala harus berkualitas, yaitu tidak busuk dan segar. Hal tersebut dilakukan untuk
mendapatkan kualitas sirup pala yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah
penelitian, penyediaan bahan baku berupa buah pala cukup tersedia di kabupaten
Aceh Selatan.
4.2.13 Pangsa Pasar
Pangsa Pasar adalah wilayah tempat pemasaran hasil produk yang akan di
jual ke wilayah-wilayah khusus. Berdasarkan hasil wawancara kepada pegusaha
sirup pala pangsa pasar produk sirup pala masih di daerah Kabupaten Aceh Selatan
saja sehingga masih banyak masyarakat atau konsumen belum mengetahui atau
mengenal sirup pala tersebut. Sebenarnya peluang untuk pangsa pasar ekspor luar
daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat besar.
4.2.14. Berkhasiat
Khasiat buah pala banyak yang tidak diketahui oleh orang. Hal itu
dikarenakan pala hanya dikenal sebagai bumbu dan penyedap masakan. Pala adalah
jenis rempah-rempah yang ada di Indonesia dan rempah-rempah tersebut hanya
memanfaatkan bagian biji buah pala tersebut. Sedangkan daging buahnya sering
diabaikan

begitu

saja.Adapun

khasiat

pala

adalah

mengobati

masuk

angin,meredakan asam lambung,melancarkan peredaran darah. Pala adalah buah

Universitas Sumatera Utara

35

yang langka, sebab tanaman pala tidak bisa dijumpai di seluruh wilayah Indonesia.
Hanya wilayah-wilayah tertentu saja yang dikenal sebagai wilayah penghasil pala.
4.2.15. Prospek
Prospek usaha merupakan gambaran tentang masa depan suatu produk atau
perusahaan yang menunjukkan suatu harapan yang cerah dalam perkembangan
usahanya atau kemajuan yang pesat. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha
sirup pala, prospek usaha sirup pala di daerah penelitian mempunyai keuntungan
yang meyakinkan.
4..2.16. Bersaing Dengan Produk Lainnya
Bersaing artinya adalah bila bisnis/produk Anda sama atau mirip dengan
bisnis/produk milik orang lain. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup
pala perusahaan agroindustri sirup pala di daerah penelitian bersaing dengan produk
lainnya
4.2.17 Pesaing
Pesaing artinya adalah lawan yaitu antara besar dan kecil, maksudnya
perusahaan yang ada di wilyah tertentu tidak hanya satu melainkan lebih dari satu.
Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala perusahaan pesaing
agroindustri sirup pala di daerah penelitian masih sedikit dan masih bisa terjangkau
antara agroindustri sirup pala yang lainnya
4.2.18 Penggantian Musim
Pergantian musim adalah perubahan iklim pada wilayah bisa musim panas
dan bisa musim hujan. Dengan pergantian musim akan mempengaruhi hasil
produksi buah pala. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala

Universitas Sumatera Utara

36

apabila terjadi musim panas produksi buah pala terjadi penurunan sedangkan pada
musim hujan produksi buah pala mengalami kenaikan, sehingga pengaruh
pergantian musim atau cuaca terhadap agroindustri sirup pala sangat berpengaruh
pada proses produksi dan pemasaran produk.
4.2.19. Produk Olahan
Pala merupakan salah satu komoditas ekspor penting, karena 60%
kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia. Buah ini dikenal sebagai tanaman
rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap bagian tanaman, mulai
dari daging, biji,pala dapat dimanfaatkan untuk industri makanan, minuman
maupun kosmetika. Daging buah pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai
produk pangan, antara lain, manisan pala, dan sirup pala.
4.2.20. Selera Konsumen
Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Setiap konsumen tiap daerah
memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan ataupun barang-barang. Adanya
perbedaan selera jelas akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang
dan jasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah
penelitian setiap konsumen memiliki selerah yang berbeda-beda terhadap jenis
pengolahan buah pala.
4.2.21. Biaya Promosi
Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh
Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian
suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan
dan/atau meningkatkan penjualan.

Universitas Sumatera Utara

37

4.3. Kekuatan Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala
Adapun kekuatan agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah
penelitian adalah :
1.

Pengunaan modal usaha pada agroindustri sirup pala
Setiap perusahaan yang ingin masuk ke dalam agroindustri sirup pala

memerlukan modal yang besar untuk biaya investasi dan operasi. Modal tersebut
dapat menjadi ancaman bagi para pengusaha. Namun, didaerah penelitian modal
bukanlah menjadi ancaman bagi mereka dalam menjalankan usahanya. Modal
usaha bisa berasal dari modal sendiri, modal keluarga, ataupun pinjaman dari
lembaga keuangan/bank. Lembaga keuangan sangat dibutuhkan oleh dunia usaha
agribisnis, terutama bagi usaha kecil yang biasanya membutuhkan modal tambahan
sebagai modal investasi dalam modal kerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian,
rata – rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri.
2.

Harga jual sirup pala
Menetapkan harga produk, perusahaan tidak hanya menetapkan harga

berdasarkan kehendak perusahaan. Penetapan harga harus melihat penetapan harga
pesaing, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dan memperoleh
keuntungan yang memuaskan. Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan
kehilangan pelanggan karena berpindah menjadi pelanggan dari perusahaan
pesaing. Penetapan harga yang terlalu rendah juga menyebabkan berkurangnya
keuntungan (Profit) yang diperoleh perusahaan, hal ini akan berpengaruh pada
kelangsungan usaha.

Universitas Sumatera Utara

38

Dalam penentuan harga jual produknya pengusaha terlebih dahulu menghitung
beberapa biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya material/bahan baku, dan biaya lain
– lain seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, dan sebagainya setelah itu baru
ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah
penelitian, rata – rata harga jual produk sirup pala dalam bentuk botol adalah
Rp.15.000/botol. Harga tersebut diperoleh berdasarkan total biaya untuk
memproduksi produk sirup pala adalah Rp. 12.000/botol kemudian pengusaha ingin
mengambil keuntungan sebesar 20%, maka besar harga jual yang ditetapkan adalah
sebesar Rp. 15.000,-. harga tersebut merupakakn kekuatan perusahaan agroindustri
dan dianggap sesuai dengan permintaan akan sirup pala.
3.

Jumlah tenaga kerja pada agroindustri sirup pala
Dari segi sosial, usaha sirup pala menyerap tenaga kerja lokal yang besar baik

perusahaan menengah, besar, kecil maupun rumah tangga. Usaha ini hanya
mengunakan teknologi yang sederhana tanpa perlu pengetahuan yang spesifik.
Tenaga kerja untuk memproduksi sirup pala tidak membutuhkan pendidikan formal
atau pengetahuan khusus, tetapi lebih memerlukan keterampilan dan ketekunan.
Hal ini merupakan kekuatan bagi perusahaan agroindustri karena apabila terjadi
peningkatan permintaan, pengusaha tidak mengalami kesulitan untuk mencari
tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja juga dapat dipenuhi dari keluarga sendiri atau
dari tetangga sekitar. Tenaga kerja biasanya ada yang tetap dan tidak tetap
(borongan).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah
penelitian, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam industri buah pala skala

Universitas Sumatera Utara

39

kecil-rumah tangga rata – rata adalah 3 orang dengan jam kerja kurang lebih 8
jam/hari yaitu mulai dari jam 8 pagi – 4 sore.
4.

Kualitas Produk Sirup Buah Pala
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha sirup pala di

daerah penelitian,kualitas produk yang dihasilkan oleh masing-masing sampel di
daerah penelitian memiliki kualitas produk yang baik.hal ini menjadi kekuatan bagi
pengusaha agroindustri sirup pala.
5.

Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan
Pala merupakan salah satu jenis buah yang dapat diolah serta dimanfaatkan

menjadi berbagai bentuk produk olahan makanan dan minuman. Salah satu produk
olahan dari pala adalah sirup pala. Bahan baku yang digunakan adalah hanya berupa
daging buahnya saja. Buah pala terlebih dahulu harus dibelah untuk diambil daging
buahnya. Daging buah yang digunakan untuk sirup berbeda dengan yang akan
diolah menjadi olahan makanan lainnya seperti manisan pala. Daging pala yang
digunakan untuk pembuatan manisan haruslah yang memiliki bentuk yang besar,
sedangkan untuk sirup umumnya adalah buah yang berukuran kecil maupun
sedang.jumlah buah pala yang dibutuhkan rata – rata sekitar 50 Kg/produksi
dengan rentang antara 50 Kg – 100 Kg dengan harga Rp. 3.000 – Rp. 5000/Kg.

4.4. Kelemahan Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala
Adapun kelemahan agroindustri dalam pemasaran sirup pala didaerah
penelitian adalah :

Universitas Sumatera Utara

40

1.

Jumlah produksi sirup pala Per hari
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah

penelitian, jumlah produksi sirup buah pala per produksi rata – rata adalah 50
botol per produksi dengan rentang antara 50 – 100 botol /produksi. Dalam skala
industri kecil/rumah tangga, produksi sirup pala dengan jumlah tersebut dianggap
masih kecil karena dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan
seharusnya dapat memproduksi hingga 100 botol lebih . Namun, perusahaan
agroindustri sirup pala di daerah penelitian tidak dapat memproduksi dalam jumlah
besar karena jumlah produksi ditentukan oleh permintaan konsumen yang membeli
hasil produk perusahaan tersebut. Dengan dibatasinya jumlah produksi tersebut
merupakan kendala bagi usaha sirup pala dalam mendapatkan profit yang lebih
tinggi.
2.

Promosi/sistem penjualan produk sirup pala
Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri sirup pala,

sehingga para pengusaha sirup pala skala kecil – rumah tangga mengalami kesulitan
untuk melakukan distribusi produknya. Promosi/sistem penjualan produk yang
dijalankan agroindustri sirup pala didaerah penelitian lebih banyak ditujukan ke
konsumen, karena para pengusaha sirup pala tidak memiliki akses (link) ke industri
besar. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan
pemasaran produknya.
3.

Teknologi yang masih tradisional/konvensional
Keterbatasan akses pengusaha sirup pala dan kurangnya pengetahuan

pengusaha sirup pala terhadap fasilitas pembinaan dan pendidikan menjadi salah

Universitas Sumatera Utara

41

satu faktor penyebab kenapa pengusaha sirup pala masih menggunakan teknologi
yang masih tradisional.
4.

Adanya produk olahan lain dari buah pala
Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu sekitar

80%, tetapi baru sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan, sebagian besar
hanya dibuang sebagai limbah pertanian. Daging buah pala berpotensi untuk diolah
menjadi berbagai produk pangan. Berbagai produk yang sudah dikenal antara lain
manisan pala, sirup pala, dan sebagainya. Pengolahan daging buah pala menjadi
produk pangan akan meningkatkan nilai ekonomi daging buah pala yang selama
ini hanya merupakan limbah.
5.

Kurangnya kemitraan dengan lembaga lain
Sirup buah pala kurang di minati oleh masyarakat setempat dikarenakan

masyarakat sudah sering mengkonsumsi sirup pala, sedangkan untuk konsumen
yang bukan masyarakat setempat banyak yang belum mengetahui sirup pala.dengan
adanya kemitraan dengan lembaga lain dapat memperluas pemasaran.

4.5. Peluang Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala
Adapun peluang agroindustri dalam pemasaran sirup pala didaerah
penelitian adalah :
1.

Ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala
Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu

produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari
produk yang dihasilkannya. Keberlangsungan input juga merupakan hal yang
penting dalam manajemen agribisnis termasuk sirup pala.

Universitas Sumatera Utara

42

Buah pala merupakan bahan baku yang mudah didapat, tersedia sepanjang
tahun. Dalam hal penyediaan bahan baku, perusahaan agroindustri sirup pala sudah
dapat mengkoordinir dengan baik sehingga proses produksi akan terus berjalan dan
dapat mencapai target produksi yang dibutuhkan. Hal ini merupakan peluang bagi
pengusaha agroindustri untuk meningkatkan jumlah produksinya. Berdasarkan
hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, penyediaan
bahan baku berupa buah pala cukup tersedia untuk kebutuhan produksi.Umumnya
pengusaha memperoleh bahan baku tersebut dari daerah Kecamatan Tapak Tuan
Kabupaten Aceh selatan.
2.

Pangsa pasar produk sirup pala
Produk buah pala yang biasanya dijual oleh masyarakat adalah sirupnya.

Padahal banyak sekali produk – produk yang bisa diturunkan dari buah pala. Salah
satunya adalah buah pala yang menjadi manisan pala. Dari segi skala perusahaan,
usaha buah pala dilakukan oleh beberapa perusahaan perusahaan kecil-rumah
tangga. Tentu saja mereka memiliki segmentasi pasar sendiri – sendiri. perusahaan
kecil-rumah tangga memiliki pasar lokal dan daerah sekitar.
3.

Berkhasiat dalam kesehatan tubuh
Khasiat buah pala banyak yang tidak diketahui oleh orang. Hal itu dikarenakan

pala hanya dikenal sebagai bumbu dan penyedap masakan. Pala adalah jenis
rempah-rempah yang ada di Indonesia dan rempah-rempah tersebut hanya
memanfaatkan bagian biji buah pala tersebut. Sedangkan daging buahnya sering
diabaikan begitu saja. Buah pala memiliki khasiat yaitu Stomakik yaitu
memperlancar pencernaan dan menambah selera makan, Karminatif yaitu
memperlancar buang angin, Antiemetik yaitu mengatasi lesu,mual,masuk angin

Universitas Sumatera Utara

43

dan rhematik. Selain itu buah pala ternyata bisa mengatasi susah tidur atau yang
lebih kita kenal dengan istilah insomnia,mengatasi racun dalam tubuh serta
mencegah dan menghancurkan batu ginjal. Untuk mendapatkan manfaat tersebut
kita harus mengkonsumsi buah pala,namun bila kita tidak suka mengkonsumsi
secara langsung buah yang satu ini karena rasanya yang asam dan kecut tidak perlu
khawatir karena sekarang banyak olahan yang terbuat dari buah pala seperti
manisan pala kering,manisan pala basah dan sirup buah pala.
4.

Prospek usaha yang cerah
Potensi buah pala dari hulu hingga hilir telah dirasakan memberikan manfaat

yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedepannya
pengembangan olahan pala yang merupakan salah satu potensi lokal ini akan
memberikan prospek pasar yang cukup cerah bagi para pengrajin olahan buah pala
maupun pembudidaya. Hal tersebut juga dapat memberikan dampak positif pada
pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Selatan karena turut serta
meningkatkan perekonomian daerah.
5.

Dapat bersaing dengan produk sirup luar
Banyak sekali produk olahan makanan dan minuman yang dapat dihasilkan

dari buah pala, dan yang sering dijumpai adalah manisan pala serta asinan
pala.Namun, dalam era persaingan bebas saat ini, kita dituntut untuk meningkatkan
daya saing produk baik aspek kualitas produk maupun keberagaman produk olahan.
Disamping itu juga, dengan semakin ketatnya persaingan dengan produk makanan
dan

minuman

olahan

lainnya

maka

diperlukan

suatu

usaha

pengembangan.Terutama yang berasal dari komoditi lokal. Salah satu potensi
komoditi lokal adalah pala yang dapat diproduksi dalam upaya peningkatan hasil

Universitas Sumatera Utara

44

penjualan.Sirup buah pala merupakan salah satu bentuk olahan yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk sirup
pala dalam bersaing dengan keberagaman jenis produk sirup buah lainnya di pasar.
Pengolahan sirup pala ini dapat diusahakan dalam skala industri rumah tangga.

4.6. Ancaman Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Buah Pala
Adapun ancaman agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian
adalah :
1. Perusahaan pesaing agroindustri sirup pala
Pola konsumsi terhadap buah pala dan potensi pasarnya mempunyai
prospek cerah. Keadaan ini dapat dimanfaatkan oleh industri penghasil produk ini.
Agroindustri sirup pala terus berkembang dan menghasilkan produk untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya permintaan terhadap
produk sirup pala, maka banyak industri yang bergerak dibidang sirup pala.
Dampak yang ditimbulkan dari industri tersebut adalah terjadinya persaingan
dengan industri sejenis dalam memperebutkan konsumen dan mendapatkan bahan
baku. Besar kecilnya ancaman masuknya pendatang baru/pesaing ke dalam
agroindustri sirup pala tergantung pada rintangan masuk yang ada dan reaksi dari
para pengusaha agroindustri.

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap agroindustri sirup pala
Ancaman produksi utama yang dihadapi oleh industri buah pala adalah
musim/cuaca yaitu musim penghujan. Selain pada musim penghujan input buah

Universitas Sumatera Utara

45

pala mengalami penurunan supply. Selain berpengaruh pada proses produksi,
musim/cuaca juga berpengaruh dalam proses pemasaran.
3. Produk olahan buah pala yang lain
Ancaman produksi utama yang dihadapi oleh industry sirup buah pala
adalah adanya produk olahan buah pala yang lain yang menyebabkan persaingan
antara produk olahan lain dengan sirup buah pala.
4. Selera konsumen masyarakat tiap daerah berbeda
Ancaman produksi sirup buah pala pada setiap konsumen tiap daerah
memiliki selera yang berbeda – beda ada konsumen yang menyukai rasa sirup buah
pala dan terasa meyegarkan ketika konsumen meminum nya, namun ada konsumen
yang tidak meyukai rasa sirup buah pala dan merasa sirup buah pala sangat tidak
enak untuk diminum.
5. Biaya promosi sirup buah pala mahal
Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri sirup
pala, sehingga para pengusaha sirup pala skala kecil – rumah tangga mengalami
kesulitan untuk melakukan distribusi produknya. Para pengusaha sirup pala tidak
memiliki akses (link) ke industri besar dikarenakan biaya prommosi sirup buah pal
yang tinggi/mahal. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk
memperluas jaringan pemasaran produknya.

4.7. Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup Pala
Perusahaan dalam menghadapi berbagai masalah dalam mencapai tujuan
harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar menempatkan diri
pada posisi yang menguntungkan. Dalam menetapkan strategi pemasaran yang

Universitas Sumatera Utara

46

tepat bagi perusahaan, dilakukan identifikasi terhadap faktor - faktor internal dan
ekternal

yang

berpengaruh bagi perusahaan. Melalui faktor internal dapat

diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sedangkan melalui
faktor-faktor ekternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapai
perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari
agroindustri sirup pala di daerah penelitian, dapat dilihat faktor - faktor internal
(kekutan dan kelemahan) dan faktor - faktor ekternal (peluang dan ancaman) yang
mempengaruhi pemasaran sirup pala di kabupaten Aceh Selatan sebagai berikut:

Tabel 10. Kekuatan dan Kelemahan Agroindustri Sirup pala
No

Indikator

Parameter

Rating

I. Faktor Internal
I

Kekuatan (Strengths)

1.

Penggunaan Modal Usaha
Pada Agroindustri Sirup
Buah Pala

a. > Rp. 10.000.000

4

b. Rp. 2.000.000 – Rp. 10.000.000

3

c. Rp. 500.000 – Rp. 2.000.000
d. < Rp. 500.000

2
1

Harga Jual Sirup Buah
Pala per Botol

a. > Rp. 20.000

4

b. Rp. 15.000 – Rp. 20.000

3

c. Rp. 5.000 – Rp. 15.000

2

d. < Rp. 5.000

1

a. > 4 orang
b. 2 – 4 orang

4
3

c. 1 – 2 orang

2

d. < 1 orang

1

a. Sangat baik
b. Baik

4
3

c. Cukup baik

2

d. Tidak baik

1

2.

3

4

Jumlah tenaga kerja
agroindustri sirup buah
pala

Kualitas produk sirup buah
pala

Universitas Sumatera Utara

47

Tabel.10 Lanjutan
No

Indikator
Jumlah Buah Pala Yang
Dibutuhkan

5

II

Kelemahan(Weaknesses)

1.

Jumlah Produksi Sirup
Buah Pala per produksi

2.

3.

4.

5.

Promosi / Sistem
Penjualan Sirup Buah Pala

Teknologi Yang Masih
Tradisional / Konvensional

Adanya Produk Olahan
Lain Dari Buah Pala

Kurangnya Kemitraan
Dengan Lembaga Lain

Parameter

Rating

a. > 30 kg

4

b. 20 – 30 kg

3

c. 10 – 20 kg

2

d. < 10 kg

1

a. < 10 botol

1

b. 10 – 50 botol

2

c. 50 – 100 botol
d. > 100 botol

3
4

a. Tidak ada promosi

1

b. Promosi ke distributor

2

c. Promosi ke pabrik / industri besar
d. Promosi dengan media online

3
4

a. Sangat Tradisional

1

b. Tradisional
c. Modren

2
3

d. Sangat Modren

4

a. Banyak

1

b. Cukup Banyak

2

c. Tidak Banyak
d. Tidak Ada Sama Sekali

3
4

a. Sering

1

b. Cukup Sering

2

c. Kurang Sering

3

d. Tidak Sering

4

Universitas Sumatera Utara

48

Tabel 11. Peluang dan Ancaman Agroindustri Sirup pala
No

Indikator

Parameter

Rating

II. Faktor Eksternal
I

Peluang (Opportunities)

1.

Ketersediaan Bahan Baku
dalam Agroindustri Sirup
Buah Pala

2.

3.

4.

5.

II
1.

Pangsa Pasar Produk Sirup
Buah Pala

Berkhasiat Dalam Kesehatan
Tubuh

Prospek Usaha Yang Cerah

Dapat Bersaing Dengan
Produk Sirup Luar

a. Sangat banyak tersedia

4

b. Banyak tersedia

3

c. Cukup tersedia

2

d. Kurang tersedia

1

a. Ekspor luar negeri

4

b. Ekspor ke luar daerah Kab.
Aceh Selatan

3

c. Hanya di daerah Kab. Aceh
Selatan

2

d. Di sekitar lokasi pabrik

1

a. Sangat Berkhasiat Khusus

4

b. Berkhasiat Khusus

3

c. Cukup Berkhasiat Khusus
d. Tidak Berkhasiat Khusus

2
1

a. Keuntungan Besar

4

b. Keuntungan Cukup Besar

3

c. Keuntungan Tidak Besar

2

d. Keuntungan Kecil

1

a. Harga Sangat Terjangkau

4

b. Harga Terjangkau

3

c. Harga Cukup Terjangkau

2

d. Hargaa Tidak Terjangkau

1

a. Banyaknya industri pesaing
di daerah Kab. Aceh Selatan

1

b. Banyaknya industri pesaing
di Kec. Tapak Tuan

2

Ancaman (Threats)
Perusahaan Pesaing
Agroindustri Sirup Buah
Pala

c. Industri pesaing di sekitar
lokasi pabrik
d. Tidak ada industri pesaing

3
4

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel.11 Lanjutan
No

Indikator

Parameter

2.

Pengaruh Pergantian Musim
/ cuaca terhadap
Agroindustri Sirup Buah
Pala

a. Berpengaruh terhadap proses
produksi dan pemasaran
produksi
b. Berpengaruh pada proses
Produksi
c. Berpengaruh pada pemasaran

3.

4.

5.

Produk Olahan Buah Pala
Yang Lain

Selera Konsumen
Masyarakat Tiap Daerah
Berbeda

Biaya Promosi Sirup Buah
Pala Mahal

Rating
1

2
3

produk
d. Tidak ada pengaruh

4

a. Sangat Banyak

1

b. Banyak

2

c. Cukup Banyak

3

d. Tidak Banyak

4

a. Sangat Benar

1

b. Benar

2

c. Kurang Benar

3

d. Tidak Benar

4

a. Sangat Mahal
b. Mahal

1
2

c. Cukup Mahal

3

d. Tidak Mahal

4

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan ekternal pada pemasaran
agroindustri buah pala di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap
pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal/
Internal Strategic Factors Analysis Summery (IFAS) dan Matriks Ekternal
Strategic Factors Analysis Summery (EFAS).

Universitas Sumatera Utara

50

Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan
kelemahan rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik IFAS untuk diberi
skor (rating x bobot) seperti pada tabel berikut:
Tabel 12. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)
Faktor-Faktor Strategi Internal
i. Faktor-Faktor Strategis (Kekuatan)
1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri
Sirup Buah Pala
2. Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol
3. Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup Buah
pala
4. Kualitas produk Sirup Buah Pala
5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan
Total Skor Kekuatan
ii. Faktor Weakness (Kelemahan)
1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi
2. Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala
3. Teknologi Yang Masih Tradisional /Konvensional

4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala
5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain
Total Skor Kelemahan
Total (Kekuatan + Kelemahan)
Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016

Rating

Bobot

Skor

4

0.12

0.46

3

0.11

0.33

3

0.10

0.27

3
3
16

0.11
0.11
0.55

0.39
0.33
1.79

3
3
3
3
3
14
30

0.10
0.09
0.10
0.09
0.09
0.45
1.00

0.30
0.22
0.27
0.22
0.22
1.24
3.03

Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi pada kekuatan adalah
penggunaan modal usaha pada agroindustri sirup pala dan kualitas produk sirup
pala serta yang paling rendah adalah jumlah tenaga kerja agroindustri sirup pala,
sedangkan hasil yang paling tinggi pada faktor kelemahan adalah jumlah produksi
sirup pala per produksi dan terendah pada promosi/sistem penjualan sirup pala.
Selanjutnya hasil identifikasi faktor-faktor ekternal yang merupakan
peluang dan ancaman, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik EFAS
untuk diberi skor (rating x bobot) seperti pada tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

51

Tabel 13. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Ekternal (EFAS)

Faktor-Faktor Strategis Eksternal
i. Faktor-Faktor Oppurtunity (Peluang)
1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup
Buah Pala
2. Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala
3. Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh
4. Prospek Usaha Yang Cerah
5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar
Total Skor Peluang
ii. Faktor Threats (Ancaman)
1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala
2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap
Agroindustri Sirup Buah pala
3. Produk Olahan Buah Pala Yang Lain
4. Selera Konsumen Masyarakat Tiap Daerah Berbeda
5. Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal
Total Skor Ancaman
Total (Peluang +Ancaman)
Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016

Rating Bobot Skor

4
4
4
4
4
19

0.12
0.11
0.12
0.13
0.11
0.59

0.47
0.40
0.44
0.50
0.40
2.21

2

0.08

0.19

3
3
2
3
13
32

0.09
0.09
0.08
0.08
0.41
1.00

0.23
0.26
0.19
0.21
1,07
3,28

Hasil pembobotan faktor ekternal yang paling tinggi pada peluang
adalah prospek usaha yang cerah dan ketersediaan bahan baku dalam agroindustri
sirup pala sedangkan yang terendah pada peluang adalah pangsa pasar produk sirup
pala, sedangkan hasil yang paling tinggi pada acaman adalah Produk Olahan Buah
pala yang lain terhadap agroindustri sirup pala dan pengaruh pergantian musim/ cuaca
terhadap agroindustri sirup buah pala.
Selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategi internal dan faktor
strategi ekternal sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

52

Tabel 14. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Ekternal

i. Faktor-Faktor Strategis (Kekuatan)
1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup
Buah Pala
2. Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol
3. Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup Buah pala
4. Kualitas produk Sirup Buah Pala
5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan
Total Skor Kekuatan
ii. Faktor Weakness (Kelemahan)
1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi
2. Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala
3. Teknologi Yang Masih Tradisional /Konvensional

4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala
5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain
Total Skor Kelemahan
Selisih (Kekuatan-Kelemahan)
iii. Faktor-Faktor Oppurtunity (Peluang)
1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup
Buah Pala
2. Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala
3. Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh
4. Prospek Usaha Yang Cerah
5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar
Total Skor Peluang
iv. Faktor Threats (Ancaman)
1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala
2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap
Agroindustri Sirup Buah pala
3. Produk Olahan Buah Pala Yang Lain
4. Selera Konsumen Masyrakat Tiap Daerah Berbeda
5. Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal
Total Skor Ancaman
Selisih (Peluang-Ancaman)
Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016

Rating

Bobot Skor

4

0.12

0.46

3
3
3
3
16

0.11
0.10
0.11
0.11
0.55

0.33
0.27
0.39
0.33
1.79

3
3
3
3
3
14

0.10
0.09
0.10
0.09
0.09
0.45

0.30
0.22
0.27
0.22
0.22
1.24
0.55

4

0.12

0.47

4
4
4
4
19

0.11
0.12
0.13
0.11
0.59

0.40
0.44
0.50
0.40
2.21

2

0.08

0.19

3
3
2
3
13

0.09
0.09
0.08
0.08
1.00

0.23
0.26
0.19
0.21
1.07
1.14

Dari hasil tabel 14 diatas menunjukan bahwa selisih faktor strategi internal
(kekuatan-kelemahan) adalah sebesar 0,55 yang artinya pengaruh kekuatan lebih
besar dibandingkan dengan faktor kelemahan terhadap pemasaran agroindustri
sirup pala. Sedangkan selisih faktor strategi ekternal (peluang-ancaman) sebesar

Universitas Sumatera Utara

53

1,14 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh
ancaman terhadap pemasaran agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan,
Kecamatan Tapak Tuan.
Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan ekternal
tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi pemasaran agroindustri sirup pala di
Kabupaten Aceh Selatan. Posisi strategi pemasaran dianalisis menggunakan
matriks posisi ,sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh
dari selisih faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih
faktor ekternal (peluang-ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai
berikut:
Eksternal Faktor
Kuadran III

Y

Kuadran I

Mendukung
Strategi Turn
Arround

Mendukung
Strategi Agresif
1,14
X

0

Internal Faktor

0,55

Kuadran IV

Kuadran II

Mendukung
Strategi Defensif

Mendukung
Strategi
Diversifikasi

Gambar 3. Matriks Posisi Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup pala

Posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran produk sirup pala di
daerah penelitian berada di kuadran I, artinya posisi ini menandakan bahwa situasi
perusahaan sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Universitas Sumatera Utara

54

Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas maka perlu dilakukan
analisis dengan menyusun faktor-faktor strategi dalam matriks SWOT. Matriks ini
menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu Strategi SO (StrengthsOpportunities), Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi WO (WeaknessOpportunities) dan Strategi WT (Weakness- Threats)
Tabel 15. Matriks SWOT Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup pala di
Kabupaten Aceh Selatan adalah sebagai berikut :

IFAS

EFAS

Strengths (S)
1. Modal Usaha Pada
Agroindustri Sirup Pala
(S1)
2. Harga Jual Sirup pala per
Botol (S2)

2.

Pangsa Pasar Produk
Sirup pala (O2)

3.

Berkhasiat Bagi
Kesehatan Tubuh (O3)

4.

Prospek Usaha Yang
Cerah (O4)

5.

Dapat Bersaing Dengan
Produk Sirup Luar (O5)

2.

3.

3. Jumlah Tenaga Kerja
Agroindustri Sirup
pala(S3)

4.

4. Kualitas produk Sirup
Buah Pala (S4)

5.

5. Jumlah Buah Pala Yang
Dibutuhkan (S5)
Opportunities (O)
1. Ketersediaan Bahan
Baku dalam
Agroindustri Sirup pala
(O1)

1.

Weaknesses (W)
Jumlah Produksi Sirup
pala per Produksi(W1)
Promosi / Sistem
Penjualan Sirup pala
(W2)
Teknologi Yang Masih
Tradisional/Konvensional
(W3)
Adanya Produk Olahan
Lain Dari Buah Pala (W4)
Kurangnya Kemitraan
Dengan Lembaga
Lain(W5)

STRATEGI S-O

STRATEGI W-O

1. Meningkatkan Produksi
Usaha(S1,O2)
2. Memanfaatkan Peluang
Pasar untuk Memperluas
Jaringan Pemasaran
Produk (S1,S2,O1,O2)
3. Meningkatkan Produksi
Dengan Menggunakan
Tenaga Kerja Yang
Tersedia (S3,O1)
4. Meningkatkan
Penyerapan Tenaga Kerja
dan Keberlanjutan Usaha
(S3, O4)
5. Memenangkan Persaingan
Pasar Untuk
Meningkatkan
Keuntungan (S4, S5, O5)

1.Meningkatkan Jumalah
Produk Sirup pala Dengan
Ketersediaan Bahan Baku
Cukup Banyak (W1,O1)
2. Meningkatkan Promosi
Penjualan Dengan
Memperluas Pangsa Pasar
(W2,O2)
3. Meningkatan Penggunaan
Teknologi Untuk
Meningkatkan
Produktivitas (W3, O3,
O5)
4. Mendapatkan Kepercayaan
Konsumen Untuk
Melakukan Pembelian
Sirup Buah Pala (W4, W5,
O5)
5. Mendorong Masyarakat
Untuk Terus
Mengkonsumsi Sirup Buah
Pala (W5, O1, O2)

Universitas Sumatera Utara

55

Treaths (T)
1. Perusahaan Pesaing
Agroindustri Sirup pala
(T1)
2.

Pengaruh Pergantian
Musim / cuaca terhadap
Agroindustri Sirup pala
Sirup pala (T2)

3.

Produk Olahan Buah
Pala Yang Lain (T3)

4.

Selera Konsumen Tiap
Konsumen Berbeda (T4)

5.

Biaya Promosi Sirup
Buah Pala Mahal (T5)

STRATEGI W-T

STRATEGI S-T
1. Menambah modal Usaha
Dapat Meningkatkan
Produksi Sirup pala (S1,
S2,T1)
2. Pemanfaatan Jumlah
Tenaga Kerja akan
Meningkatkan Dalam
Pengumpulan Bahan
Baku Buah Pala (S3,T2)
3. Meningkatkan Inovasi
dan Kreatifitas Untuk
Mengembangkan
Pemasaran Sirup Buah
Pala (S4, T3)
4. Mencukupi Bahan Baku
dan Mempromosikan
Sirup Buah Pala (S5, T4)
5. Pemanfaatan Jumlah
Bahan Baku Yang
Tersedia Untuk
Memproduksi dan
Mempromosikan sirup
buah pala (S5, T4, T5)

1.

Mengembangkan
Produksi Sesuai Dengan
Permintaan Pasar (W1,
T1)

2.

Melakukan kerjasama
dengan Industri Makanan
dan Minuman (W2, T2)

3.

Mengolah Buah Pala
Menjadi Turunan Sirup
Buah Pala (W3, T3)

4.

Mempromosikan Produk
Sirup Buah Pala Ke
Seluruh Lapisan
Masyarakat (W4, T4)

5.

Meningkatkan Kualitas
Produk Sirup Buah Pala
dan Pemanfaatan Bahan
Baku Dengan Maksimal
(W5, T1, T2)

Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya
dalam

pemasaran

agroindustri

sirup pala

di daerah penelitian, melainkan

disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di
daerah penelitian, posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran sirup pala
berada pada kuadran I, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut
adalah strategi agresif.
Strategi agresif merupakan strategi yang fokus pada strategi SO (StrengthsOpportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan perusahaan agroindustri dalam
pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah :

Universitas Sumatera Utara

56

1.

Meningkatkan produksi usaha (S1,O2)
Saat ini produk yang dihasilkan agroindustri sirup pala di daerah penelitian

memiliki bahan baku yang cukup banyak sehingga dengan ketersedianya modal
dapat meningkatkan produksi sirup pala lebih banyak lagi sehingga permintaan
pasar akan terpenuhi.
2.

Memanfaatkan

Peluang

Pasar

Untuk

Memperluas

Jaringan

Produk

(S1,S2,O1,O2).
Tingginya permintaan akan sirup pala sebagai bahan minuman yang siap
saji baik untuk rumah tangga maupun restoran. Hasil produksi sirup pala harus
mencari mitra kerja ke perusahan-perusahan swasta baik dalam negeri maupun
luar negeri.
3.

Meningkatkan Produksi Dengan Tenaga Kerja Yang Tersedia (S3,O1)
Produksi dapat ditingkatkan dengan lebih banyak lagi harus diimbangi dengan

jumlah tenaga kerja yang tersedia, sehingga penyerapan tenaga kerja dapat
meningkatkan kesejahteraan di wilayah penelitian, Sehingga dengan jumlah tenaga
kerja terpenuhi dan proses produksi hasil sirup pala

bisa dengan cepatnya

meningkat.
4.

Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha (S3, O4)
Keberlanjutan agroindustri sirup pala dapat mengembangkan perekonomian

masyarakat sekitar dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Mendorong
perekonomian masyarakat di wilayah penelitian, agroindustri sirup pala dapat
dikembangkan di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

57

5.

Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan (S4, S5,
O5)
Untuk meraih keuntungan yang maksimal maka diperlukan usaha dan strategi

untuk bersaing dengan produk sirup lainnya, menampilkan keunggulan produk
yang mampu memenangkan persaingan pasar yang ketat, guna untuk meningkatkan
pendapatan usaha yang maksimal

Universitas Sumatera Utara

58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan
1.

Kekuatan dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah modal usaha
pada agroindustri sirup pala, harga jual sirup pala per botol, jumlah tenaga kerja
agroindustri sirup pala, kualitas produksi sirup pala, dan jumlah buah pala yang
dibutuhkan;Kelemahan dalam pemasaran sirup pala adalah jumlah produksi
sirup pala per produksi, promosi/sistem penjualan sirup pala, teknologi yang
masih tradisional/konvensional, adanya produk olahan lain dari buah pala, dan
kurangnya kemitraan dengan lembaga lain;Peluang dalam pemasaran sirup
pala adalah keterse