Respons PertumbuhanBeberapaVarietas Sorgum (Sorghum bicolor L.) PadaTanah SalinDenganPemberianGiberelin

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber
pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sorgum mempunyai sejumlah
keunggulan diantaranya daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap
kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit, dapat di ratun (sekali tanam
panen beberapa kali) serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Sorgum
memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan kandungan protein dan unsur-unsur
nutrisi penting lainnya lebih tinggi daripada beras.Biji sorgum dipakai sebagai
bahan campuran ransum pakan ternak unggas, sedangkan batang dandaun sorgum
untuk ternak ruminansia (BPTS, 2013).
Sorgum berpeluang untuk dikembangkan menjadi pangan premium
dengan keunggulan kandungan gluten yang sangat rendah (gluten free food) dan
indeks glikemik yang juga rendah (low glycemic index) sehingga sangat sesuai
untuk konsumen dengan kebutuhan gizi khusus. Biji sorgum menghasilkan
karbohidrat yang dapat diolah menjadi bahan pangan, sedangkan nira dari batang
dan juga pati pada bijinya dapat dikonversi menjadi bioetanol melalui proses
fermentasi (Sungkono dkk., 2009).
Biji sorgum mengandung tiga jenis karbohidrat yaitu, pati, gula terlarut,
dan serat.Kandungan gula terlarut pada sorgum terdiri dari sukrosa, glukosa,
fruktosa dan maltosa. Sorgum juga mengandung serat tidak larut air atau serat

kasar dan serat pangan, masingmasing sebesar 6,5% - 7,9% dan 1,1% - 1,23%.
Kandungan protein pun seimbang dengan jagung, kandungan protein sorgum

adalah sebesar 10,11% sedangkan jagung 11,02%. Kandungan pati, sorgum
80,42%sedangkan jagung 79,95% (BPTP, 2013).
Rata-rata produktivitas sorgumtertinggi dicapai di Amerika Serikat, yaitu
3,60 t/ha, bahkan secara individu dapatmencapai 7 t/ha. Produktivitas yang tinggi
ini dapat dicapai dengan menerapkan teknologi budidaya secara optimal, antara
lainpenggunaan

varietas

hibrida,

pemupukan

secara

optimal,


dan

pengairan.Sebaliknyadi beberapa negara produsen sorgum, rata-rata produktivitas
sorgum masih dibawah 1 t/ha, yang disebabkan oleh pengaruh iklim yang kering,
penggunaan varietas lokal yang hasilnya rendah, pemupukan minimal, dan
penanaman secara tumpang sari (Sirrapa, 2003).
Permasalahan kekurangan pangan, pakan dan energi dapat ditanggulangi
melalui pengembangan industri berbasis sorghum, karena sorghum adalah
tanaman yang memiliki adaptabilitas terhadap lingkungan kritis maupun marginal
(masih mampu tumbuh dengan baik), baik didaerah pertambangan, lahan gambut,
dan lingkungan yang kering karena persediaan air sangat sedikit. Sorghum
merupakan tanaman multi fungsi, karena sorghum bermanfaat untuk pakan,
pangan, energi (sumber bioethanol) dan industri, sehingga mampu membuka
lapangan pekerjaan, menanggulangi krisis energi, pangan dan pakan.Sorghum
sangat bepotensi sebagai pemasok energi alternatif yang reneweble dan ramah
lingkungan.

Oleh

karenanya


sorghum

penting

untuk

dikembangkan

(Suparti dkk., 2012).
Pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan, pakan, dan industri di
Indonesia masih sangat terbatas.Di Indonesia tanaman sorgum telah lama
dibudidayakan, namun dalam areal yang masih terbatas.Tanah salin adalah salah

satu lahan yang belum dimanfaatkan secara luas untuk kegiatan budidaya
tanaman, hal ini disebabkan adanya efek toksik dan peningkatan tekanan osmotik
akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman (Notohadiprawiro,
1998).
Sorgum memiliki toleransi yang cukup baik terhadap cekaman salinitas
yang terjadi pada tahap awal pertumbuhannya.Namun belum diperoleh tanaman

yang benar-benar cocok untuk dibudidayakan di lahan salin.Kemampuan sorgum
untuk recovery setelah adanya cekaman pada tahap awal pertumbuhannya
merupakan tanda positif untuk arah pengembangan sorgum di lahan dengan
salinitas tinggi (Hasanah dan Yudono, 2010).
Giberelin banyak dipergunakan pada penelitian-penelitian fisiologi
tumbuhan dan kebanyakan tanaman berespon terhadap pemberian giberelin
dengan memperlihatkan pertambahan panjang batang.Selain perpanjangan batang,
giberelin juga memperbesar luas daun dari berbagai jenis tanaman, jika disemprot
dengan giberelin.Demikian juga terhadap besarnya bunga dan buah. Besar bunga
tanaman Camelia dan Geranium akan bertambah jika diberi giberelin eksogen.
Ukuran buah dari beberapa tanaman buah-buah seperti anggur akan bertambah
besar jika diberi giberelin (Wattimena, 1987).
Budiarto dan Wuryaningsih (2007) menyatakan bahwa salah satu jenis
giberelin yang bersifat stabil dan mampu memacu pertumbuhan dan pembungaan
tanaman meningkatkan adalah GA3.Aplikasi GA3 adalah hormon pertumbuhan
tanaman

yang

efektifmerangsang


sel-sel

elongasi.

GA3

adalah

kunci

untukmemenangkan hasil bijiyang tinggi dalam produksi benih. Hal ini dapat

membuat peningkatan malaitenaga dari daun bendera, meningkatkan tingkat
stigma tenaga, menyesuaikan tinggi tanaman. (Susilawati, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian beberapa varietas tanaman sorgum dengan uji adaptasi terhadap tanah
salin dengan pemberian gibberellin.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan beberapa

varietas tanaman sorgum dengan pemberian giberelin pada tanah salin
Hipotesis Penelitian
Ada respon yang nyata di pemberian giberelin pada beberapa varietas
sorgum pada tanah salin
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar
sarjana di Program Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan dan sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.