Leksikon Kuliner Melayu Tanjung balai

LEKSIKON KULINER MELAYU TANJUNGBALAI:
KAJIAN EKOLINGUISTIK

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan leksikon kuliner Melayu Tanjungbalai
yang masih dikenal dan digunakan oleh masyarakatMelayu di Kota Tanjungbalai,
khususnya di Kecamatan Sei Tualang Raso. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dan data kuantitatif. Teori ekolinguistik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teori dialektikal praksis sosial yang
mencakup tiga dimensi praksis sosial, yaitu dimensi ideoligis, dimensi sosiologis,
dan dimensi biologis.Data dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara,
dan observasi. Data penelitian ini adalah jenis leksikon kuliner
MelayuTanjungbalai.
Hasil
analisis
menunjukkan
leksikon
kulinerMelayuTanjungbalaiterdiri atas 18 jenis kuliner dan diklasifikasikan pada 2
kelompok leksikon yaitu (1) leksikon alat dan bahan, (2) kegiatan. Dari kedua
kelompok leksikon tersebut diperoleh 153 leksikon alat dan bahan dan 51
leksikon kegiatan, sehingga total leksikon yang ditemukan dalam kuliner

MelayuTanjungbalai di Tanjungbalai adalah 204 leksikon.Hasil analisis
menunjukkan terlihat penyusutan pengetahuan pada setiap generasi
terhadapleksikon kuliner MelayuTanjungbalai. Generasi usia ≥ 65 tahun(95,75%),
45-64 tahun(94,81%), dan 25-44 tahun(78,15%). Leksikon kuliner MTB
mengandung nilai-nilai budaya kebiasaan (habit), kepercayaan (believe), dan nilai
yang berhubungan dengan dan berorientasi dengan alam. Hal itu terlihat dari
beberapa jenis kuliner MTB yaitu bubur podas, nasi lado, pongat, gule lomak,
gule masam ikan, sombam ikan.

Kata kunci: Leksikon, Kuliner, Ekolinguistik

CULINARYLEXICON OF MALAYU TANJUNGBALAI:
AN ECOLINGUISTIC STUDY

ABSTRACT

This research aims to describe MelayuTanjungbalai culinary lexiconknown in
Tanjungbalai and used bythe community of Melayu Tanjungbalai, particularly in
Sei Tualang Raso district. This research uses descriptive qualitative method and
quantitative data. Ecolinguistics theory used in this research is the theory of

dialectical social praxis included three dimensions of social praxis, which are
ideological dimension, sociological dimension, and biological dimension. The
data in this reserach was obtained from interviews and observation. The research
data arethe type of Melayu Tanjungbalai culinary lexicon. The resultshowsthat
Melayu Tanjungbalai culinary lexicon consists of 18 types of culinary and
classified in 2 groups of lexicon, namely (1) the lexicon of tools and materials, (2)
lexicon of activities. Based onthe both groups were obtained 153 lexicon of nouns
and 51 lexicon of activities, and total found in Melayu Tanjungbalai culinary
lexicon is 204 lexicons. Public knowledge of the culinary lexicon of Melayu
Tanjungbalai tested on three generations, which are ≥ 65 years old, 45 -64 years
old, and 25-44 years old. The result of analysis showsthere is visible shrinkage in
each generation of Melayu Tanjungbalai culinary lexicons. Generation of age≥
65 years old of (95.75%), 45-64 years old(94,81%), and 25-44 years old
(78.15%). MTB culinary lexicon contains the values of cultural habits (habit),
trust (believe), and value-related with and oriented by nature. It was seen from
some kinds of Melayu Tanjungbalai culinary, namely bubur podas, nasi lado,
pongat, gule lomak, gule masam ikan, sombam ikan.

Keywords: Lexicon, Culinary, Ecolinguistic