Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas IV SDN Batang Babasal | Manilah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3960 12632 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Pkn Siswa Kelas IV SDN Batang Babasal
Ramlah Lihun Manilah, Jamaludin, dan Hasdin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode
diskusi dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa di kelas IV SDN Batangbabasal
Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa di kelas IV SDN
Batangbabasal melalui penerapan metode diskusi. Rancangan penelitian tindakan
kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
(1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data melalui
teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan. Analisis data
dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IV SDN Batang Babasal yang berjumlah 15 orang siswa. Hasil
penelitian menunjukan data awal siswa yang kategori tuntas 3 orang atau presentase
ketuntasan klasikal 20% . Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 8 orang presentase
ketuntasan klasikal 53,3%. Sedangkan Siklus II banyaknya siswa yang tuntas 14

orang, presentase ketuntasan klasikal 93,3%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn dikelas IV SDN Batang Babasal. Saran
kami mengajak para guru untuk menggunakan hasil penelitian ini dengan baik
dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas
Kata Kunci: Hasil Belajar, Diskusi, PPKn
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memberikan kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanakkanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. Sedangkan Hal ini
sejalan dengan ketentuan yang secara tegas dituangkan dalam UU No. 20 Tahun
2003. “Mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional harus ditegakkan, dimana
dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang

90

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X


setinggi-tingginya. Salah satu tujuan pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan individual, sehingga potensi kejiwaaan anak dapat
diaktualisasikan secara sempurna.
Berdasarkan

observasi

peneliti

waktu mengajar di kelas IV SDN

Batangbabasal. Dapat disimpulkan bahwa banyaknya materi pelajaran yang
membutuhkan hafalan, cara guru menyampaikan pelajaran sulit diterima, kurangnya
keterlibatan mental peserta didik dalam pembelajaran karena guru mengajar hanya
menggunakan metode ceramah, selain itu juga didukung oleh rendahnya hasil
ulangan harian pelajaran yang telah dilakukan, khususnya pada materi perangkat
desa. Pada materi ini siswa sulit untuk menghafal, sekarang dihafal, besok dihafal,
lusa lupa sehingga guru harus mengulang beberapa kali pembelajaran, agar semua
siswa tuntas belajar. Namun ketuntasan itu tidak kunjung tercapai. Maka melalui
penelitian tindakan kelas, kami akan menerapkan metode pembelajaran diskusi, yang

berkarakter melibatkan peserta didik secara maksimal, untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pelajaran PPKn.
Pengertian metode pembelajaran, menurut Gagne (1970:30), adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Sementara itu, Briggs (1990:23), berpendapat bahwa metode adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Untuk itu dalam
pembelajaran diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Jadi demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Salah satu
metode yang ingin penulis lakukan penelitian yaitu metode diskusi yang menurut
penulis mampu meningkatkan hasil belajar. Metode ini diharapkan dapat tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Kata lain
terciptalah interaksi edukatif. Interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Penyampaian materi pelajaran perlu dirancang suatu strategi pembelajaran yang tepat,

91

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X


yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajarnya, selain itu siswa
akan merasa nyaman.
Permasalahan dalam pencapaian kesuksesan kegiatan pembelajaran kerapkali
disebabkan oleh penerapan strategi pembelajaran yang tidak tepat dan terkesan
monoton bahkan membosankan. Penyebab utama dari masalah ini adalah selain
disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma
pendidikan konvesional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan
ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang. Termasuk adanya
penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru dan siswa.
Keadaan seperti tersebut diatas juga terjadi pada mata pelajaran apa saja,
apalagi sering didapati di lapangan bahwa pelajaran PPKn sering dialokasikan pada
jam-jam terakhir atau jam setelah olah raga. Hal ini dapat dipastikan, ketika para
pembelajar mengikuti mata pelajaran PKn mereka selalu lelah, malas berfikir,
mengantuk, bercanda dengan teman sebangku bahkan sampai ada yang membuat
gaduh seisi kelas dengan ulah-ulah mereka. Lebih khusus kondisi tersebut dialami
oleh siswa-siswi kelas IV SDN Batangbabasal. Berdasarkan informasi guru mata
pelajaran PPKn hanya 10% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hasil ratarata prestasi belajar PPKn pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 hanya 5,2.
Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang dicapai siswa-siswi kelas IV
hanya 52%. Berdasarkan nilai tersebut berarti kegiatan pembelajaran belum tuntas

dan tidak tercapai tujuan yang diinginkan yaitu secara klasikal 80%.
Setiap akhir program pembelajaran selalu diadakan evaluasi dengan maksud
untuk mengetahui hasil belajar siswa karena hasil belajar yang diperoleh siswa dapat
menunjukkan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk lebih
memahami apa yang dimaksud dengan hasil belajar di bawah ini akan diuraikan
mengenai pengertian hasil belajar, ciri-ciri hasil belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak mengajar atau belajar” (Dimyati dan Moedjiono, 1992:40).

92

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Menurut Rusyan (2003: 8): “Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.
Permasalahan yang dihadapi di kelas IV SDN Batangbabasal adalah rendahnya
prestasi belajar PPKn khususnya pada materi perangkat desa. Masalah-masalah

tersebut adalah sebagai berikut: pertama bagaimanakah keefektifan penerapan
pembelajaran PPKn dengan metode diskusi di kelas IV SDN Batangbabasal kedua
bagaimanakah deskripsi pembelajaran PPKn melalui metode diskusi.
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar
informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak
ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang
ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:45). Metode diskusi adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 23).
Kelebihan dan kekurangan metode diskusi
Kelebihan metode diskusi adalah:
1) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan
baru dalam pemecahan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan
4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan.
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 25).
Kekurangan metode diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

2) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
3) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 27).

93

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Untuk meminimalisir kekurangan metode diskusi, maka pemimpin diskusi
mempunyai peranan sebagai berikut:
1.

Sebagai penunjuk jalan
Tugas pemimpin disini ialah memberikan pengarahan kepada anggota tentang

masalah yang akan didiskusikan (ruang lingkup diskusi). Sehingga dengan demikian
tidak timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang.
2. Sebagai pengatur lalu lintas
Bertugas mengatur jalannya diskusi agar jalannya menjadi lancar:

a) Dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada anggota kelompok
tertentu.
b) Menjaga agar anggota berbicara menurut giliran (tidak serentak).
c) Menjaga agar diskusi tidak dikuasi oleh orang-orang tertentu yang gemar
berbicara.
d) Membuka

kesempatan

kepada

orang-orang

tertentu

(pemalu)

untuk

mengungkapkan pendapatnya.

e) Mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggota.
3. Sebagai dinding penangkis
Tugas pemimpin diskusi ialah penerima pertanyaan-pertanyaan dari anggota
kemudian melemparkannya kembali kepada anggota. Jangan sampai terjadi tanya
jawab antar kelompok kecil saja. Usahakan seluruh anggota kelompok aktif
berpartisipasi.
a. Langkah-langkah penggunaan metode diskusi
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi adalah sebagai berikut:
1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
2) Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi memilih pimpinan
diskusi (ketua, sekretaris, pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, dan
sebagainya dengan bimbingan guru.
3) Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masng, sedangkan
guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain,
menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar

94

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9

ISSN 2354-614X

anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat berjalan lancar.
Setiap siswa hendaknya, mengetahui secara persis apa yang akan
didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi.
4) Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi
dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain.
Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru menyimpulkan
laporan hasil diskusi dari setiap kelompok. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, 2006: 27).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa metode yang digunakan
guru kurang tepat. Oleh karena itu, peneliti berusaha mengembangkan penerapan
metode pembelajaran yaitu metode diskusi. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
pembelajaran khususnya pada materi perangkat desa. Maka peneliti mengangkat
judul “Penggunaan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Siswa
Kelas IV SDN Batangbabasal Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Karakteristik yang khas dari Penelitian Tindakan Kelas yakni adanya tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar di kelas

(Muchlis, 2011: 6).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian yang
disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada diagram yang mencantumkan
Kemis dan Mc Taggart (Wiriatmadja, 2005:6) seperti pada gambar. Tiap siklus
dilakukan beberapa tahap yaitu (1) perencanaan tindakan (2) Pelaksanaan tindakan
(3) observasi dan (4) refleksi.

95

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Wiriatmadja, 2005; 30)
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Batangbabasal Kabupaten Banggai
Kepulauan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September sampai
Nopember tahun 2014. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN
Batangbabasal yang berjumlah 15 orang siswa.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Tes dan Observasi. Analisis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu teknik
analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data
kualitatif terdiri dari 1) reduksi data 2) penyajikan data, dan 3) verifikasi
data/penyimpulan. (Miles Huberman, 1997: 34). Sedangkan Teknik analisa data
kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa, menggunakan rumus sebagai berikut:
1)

Tuntas Belajar Individu
Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan

rumus sebagai berikut:
DSI =

S

y

w

x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap
individu sekurang-kurangnya 70 %.
2)

Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang
menjadi sampel dalam penelitiian ini, maka digunakan rumus sebagai bherikut:

96

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

KBK =

J

J

w y

w

y

x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah
tuntas secara individual.
3) Daya Serap Klasikal

DSK =

Keterangan:




x 100 %

DSK : Daya Serap Klasikal
X

: Skor Total Klasikal

Y

: Skor Ideal Seluruh Siswa

Suatu kelas dinyatakan tuntas jika persentase daya serap klasikal minimal 80%.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Deskripsi Siklus 1
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

1.

2.
3.
4.
5.

6.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
Kegiatan pembelajaran
Apakah guru
Keterangan
melaksanakan
4 3 2 1
Guru mengemukakan masalah yang akan

Baik
didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya
Membentuk siswa menjadi kelompok

Cukup
Membagi lembaran LKS kepada siswa

Kurang
Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi

Kurang
Memintah siswa untuk melakukan

Cukup
kegiatan penggunaan metode diskusi
seperti yang diperagakan oleh guru
Guru menyuruh masing-masing kelompok

Kurang
melakukan diskusi sesuai dengan perintah
dalam LKS melalui diskusi

97

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

7. Guru
memintah
setiap
kelompok
mengumpulkan hasil diskusi
8. Guru menyuruh setiap kelompok diwakili
satu orang untuk membacakan hasil
diskusi di depan kelas
9. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa
10. Mengadakan refleksi dan pengayaan
11. Membantu siswa untuk menyimpulkan
materi pelajaran
12. Memberi evaluasi



Baik



Baik




Cukup


Kurang
Cukup



Kurang

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas IV.
Hal ini bisa diketahui dari 12 komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai
sangat baik sementara yang bernilai baik 3 komponen dan bernilai cukup
sebanyak 4 komponen, yang kategori kurang 5 komponen dan tidak ada dalam
kategori sangat kurang. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan
proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.
b. Hasil Pengamatan Siswa
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
No

Ciri perilaku siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar
1

1
2

3
4
5

Siswa membentuk kelompokkelompok diskusi
Mengemukakan pendapat yang
ditanyakan oleh guru dalam kehidupan
sehari-hari
Menyiapkan materi yang akan
didiskusikan
Siswa mencatat hasil diskusi
Semua siswa dapat mengamati serta
mempraktekan proses berlangsungnya
diskusi dengan baik

Hasil Pengamatan

Keterangan

Kategori
2
3


Baik



Cukup





4

Baik
Cukup
Cukup

98

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

6

Setiap kelompok mengumpulkan hasil
diskusi
Masing-masing kelompok diwakili
satu orang untuk membacakan hasil
diskusi di depan kelas
Setiap siswa menuliskan materi
pelajaran yang telah disimpulkan oleh
guru

7

8



Cukup



Cukup


Baik

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 8 langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal
kesemua aspek (8 aspek) pembelajaran di atas 5 aspek yang berkategori cukup, 3
aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik.
c. Hasil Tes Siklus I
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus 1.
Tabel 3.Hasil Tes Siklus I
No

Nama Siswa

L/P

Nilai
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Ayuwandira
Eparman
Makri
Irswandi
Gransnayan
Ferlin
Vermawanti
Alcin
Herdianto
Ardiansyah
Irmawati
Selviani
Risna
Lusitasari
Farhan

L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P
P
L

7
6
7
8
6
6
7
6
7
7
8
6
6
7
6

Daya Serap
Ketuntasan
(%)
70%
60%
70%
80%
60%
60%
70%
60%
70%
70%
80%
60%
60%
70%
60%

Ketuntasan
Ya

Tidak

















99

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase skor tercapai

100
150
66,6%

8

7

Tuntas Klasikal = 53,3%
Daya Serap Klasikal = 66,6%
Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes
awal, skor tertinggi di data awal 70% menjadi 80% yang tuntas di data awal 3 orang
menjadi 8 orang setelah diberi tindakan pada siklus I, sedangkan daya serap klasikal
dari 20% di data awal mengalami peningkatan menjadi sebesar 53,3% pada siklus 1.
Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka diupayakanlah perbaikanperbaikan penerapan metode diskusi. Meskipun hasil yang diperoleh sudah
memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih ditemukan beberapa siswa yang
belum mencapai ketuntasan individu. Begitu pula dengan ketuntasan klasikal baru
memperoleh 53,3%, seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan metode
diskusi dilanjutkan pada siklus yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih
sempurna.
Deskripsi Siklus 2
a.

Hasil Pengamatan Guru
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri

dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Hasil
pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
Kegiatan pembelajaran

1. Guru mengemukakan masalah yang akan
didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya
2. Membentuk siswa menjadi kelompok

Apakah guru
melaksanakan
4 3 2 1




Keterangan

Cukup

Baik

100

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

3. Membagi lembaran LKS kepada siswa
4. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi
2. Memintah siswa untuk melakukan kegiatan
penggunaan metode diskusi seperti yang
diperagakan oleh guru
3. Guru menyuruh masing-masing kelompok
melakukan diskusi sesuai dengan perintah
dalam LKS melalui diskusi
4. Guru
memintah
setiap
kelompok
mengumpulkan hasil diskusi
5. Guru menyuruh setiap kelompok diwakili √
satu orang untuk membacakan hasil diskusi
di depan kelas
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
oleh siswa
7. Mengadakan refleksi dan pengayaan
8. Membantu siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran
9. Memberi evaluasi






Baik
Baik
Baik




Cukup

Baik
Sangat
Baik



Baik



Cukup
Cukup
Sangat
baik

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas IV.
Hal ini bisa diketahui dari 12 komponen yang diamati tidak ada satu lagi aspek
yang bernilai kurang baik sementara yang bernilai cukup 4 komponen dan
bernilai baik sebanyak 6 komponen yang bernilai sangat baik 2 komponen.
b. Hasil Pengamatan Siswa
No

1
2

3

Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Ciri perilaku siswa dalam
Hasil Pengamatan
Keterangan
melaksanakan kegiatan belajar
Kategori
1
2
3
4
Siswa membentuk kelompok√
Sangat Baik
kelompok diskusi
Mengemukakan pendapat yang

Baik
ditanyakan oleh guru dalam
kehidupan sehari-hari
Menyiapkan materi yang akan

Baik

101

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

didiskusikan
Siswa mencatat hasil diskusi
Semua siswa dapat mengamati serta
mempraktekan proses
berlangsungnya diskusi dengan baik
Setiap kelompok mengumpulkan
hasil diskusi
Masing-masing kelompok diwakili
satu orang untuk membacakan hasil
diskusi di depan kelas
Setiap siswa menuliskan materi
pelajaran yang telah disimpulkan
oleh guru

4
5

6
7

8




Baik
Baik



Cukup


Baik


Sangat Baik

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 8 langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal
kesemua aspek (8 aspek) pembelajaran di atas tidak ada aspek yang dalam kategori
kurang dan sangat kurang, 1 aspek yang berkategori cukup, 5 aspek yang sudah
mendapatkan nilai yang baik dan 2 aspek yang berkategori sangat baik.
c. Hasil Tes Siklus II
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II.
Tabel 6. Hasil Tes Siklus II
No

Nama Siswa

L/P

Nilai
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Ayuwandira
Eparman
Makri
Irswandi
Gransnayan
Ferlin
Vermawanti
Alcin
Herdianto
Ardiansyah
Irmawati

L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P

8
7
8
8
9
9
7
6
7
7
8

Daya Serap
Ketuntasan
(%)
80%
70%
80%
80%
90%
90%
70%
60%
70%
70%
80%

Ketuntasan
ya











Tidak



102

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

12 Selviani
13 Risna
14 Lusitasari
15 Farhan
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase skor tercapai

P
P
P
L

8
8
7
8
115
150
76,6%

80%
80%
70%
80%





14

1

Tuntas Klasikal = 93,3%
Daya Serap Klasikal = 76,6%
Memperhatikan hasil yang dicapai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata
siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil
yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan metode diskusi ini
tidak lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Memperhatikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN Batang Babasal,
yang diambil dari hasil evaluasi baik evaluasi pra penelitian (tes awal) maupun
hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat menunjukan bahwa
peningkatan prestasi belajar siswa dapat meningkat secara bertahap dengan
menerapkan metode diskusi yang baik dan benar. Deskripsi hasil pelaksanaan
penelitian tersebut akan kita bahas secara bertahap sebagai berikut:
1. Hasil Observasi
Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan metode diskusi pada mata
pelajaran PPKn di Kelas IV SDN Batang Babasal pada siklus 1, diadakan tindakan
observasi awal dengan memberikan soal tes kepada siswa, di mana nilai yang
didapatkan dari hasil observasi awal ternyata daya serap individu masih jauh
berada pada level di bawah rata-rata. Daya serap individu masih berada pada nilai
kurang dari (70) % sebagai patokan ketercapaian ketuntasan individu dalam
pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh yang hanya
mencapai 20%. Jika di lihat dari hasil ketuntasan klasikal ini cukup jauh dari
standar ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%.

103

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Hasil observasi guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada
siklus pertama di kelas IV di SDN Batang Babasal. Hal ini bisa diketahui dari 12
komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai kategori sangat baik, dan baik
sementara yang bernilai cukup 1 dan bernilai kurang sebanyak 7 komponen
sedangkan dalam kategori sangat kurang 4 komponen. Sedangkan hasil observasi
siswa memiliki 8 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi
peneliti, pada data awal kesemua aspek (8 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek
yang berkategori sangat kurang, 3 aspek yang kategori kurang,

4

aspek yang

kategori cukup, tidak ada dalam kategori baik dan sangat baik.
Hal tersebut di atas terjadi karena pemberian pembelajaran di setiap proses
belajar-mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata, sehingga
hilanglah rasa beban dan tanggung jawabnya sebagai guru yang bertugas
memberikan pengajaran pada siswa. Setiap hari belajar siswa dipenuhi dengan
metode diskusi.
Proses belajar-mengajar sangat monoton, selama kegiatan belajar mengajar
hanya di monopoli oleh seorang guru sebagai pentransfer ilmu tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya nalarnya. Selama ini guru
kelas khususnya mata pelajaran PKn di kelas IV cenderung menguasai proses
belajar-mengajar, sehingga siswa pun cenderung vakum dalarn proses pembelajaran
yang akhirnya mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam menelah dan
mendeskripsikan setiap pokok bahasan yang diberikan. Akibatnya dapat menurunkan
kualitas siswa dalam belajar yang berdampak pada minimnya hasil yang diperoleh
siswa.
Siklus I
Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi
helajar siswa terhadap mata pelajaran PKn dimana terdapat 8 oran'g anak (53,3%) berhasil
mendapatkan kategori tuntas individu dan masih tersisa 7 orang anak (46,7%) berada
pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula ketuntasan klasikal mengalami

104

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

peningkatan yaitu dari 20 % menjadi 53,3%, namun demikian proses
pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena secara klasikal
harus memperoleh nilai 80%.
Observasi guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus
pertama di Kelas IV. Hal ini bisa diketahui dari 12 komponen yang diamati tidak
satu pun yang bernilai sangat baik sementara yang bernilai baik 3 komponen dan
bernilai cukup sebanyak 4 komponen, yang kategori kurang 5 komponen dan
tidak ada dalam kategori sangat kurang. Sedangkan hail observasi aktivitas
siswa memiliki 8 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi
peneliti, pada data awal kesemua aspek (8 aspek) pembelajaran di atas 5 aspek
yang berkategori cukup, 3 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik
Siklus 2
Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus 2 menunjukkan
peningkatan hasil yaitu dari 15 orang siswa didapatkan 93,3% masuk dalam
kategori tuntas dari sebelumnya hanya 53,3% dan terdapat hanya 1 orang siswa
(6,7%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%. Seorang
anak yang belum mencapai ketuntasan individu 1orang, ini sudah menunjukkan
peningkatan prestasi yang berarti, yaitu dari 53,3% ketuntasan individu pada
siklus I menjadi 93,3% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian
siswa

perlu

mendapatkan

bimbingan

khusus

untuk

meningkatkan

dan

mempertahankan prestasi belajarnya yang sudah didapatkan.
Hasil Observasi guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada
siklus pertama di Kelas IV. Hal ini bisa diketahui dari 12 komponen yang diamati
tidak ada satu lagi aspek yang bernilai kurang baik sementara yang bernilai cukup
4 komponen dan bernilai baik sebanyak 6 komponen yang bernilai sangat baik 2
komponen. Sedangkan observasi aktivitas siswamemiliki 8 langkah kegiatan yang
dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (8
aspek) pembelajaran di atas tidak ada aspek yang dalam kategori kurang dan sangat
kurang, 1 aspek yang berkategori cukup, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang

105

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

baik dan 2 aspek yang berkategori sangat baik.
Jika kita cermati bersama, hasil di atas dapat pula di katakan sebagai
sebuah studi kasus, dimana dengan nyata memperlihatkan bahwa guru dalam
menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran yang dipadukan dengan
keterampilan pembelajaran dapat memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil
belajar siswa.
Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan
maksud kepada siswa sehingga menurut peneliti hal itu dapat merangsang
pikiran, perasaan. Serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran terjadi, tidak terdapat kekeliruan. Tercipta interaksi dan komunikasi
yang santai dan terarah. Hal-hal yang demikianlah membuat siswa menjadi senang
sehingga mengikuti penuh proses pembelajaran.
Setelah memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus 2 ini. tentunya tidak
lagi dapat di duga tetapi dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan metode
diskusi dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn dapat
memberikan manfaat dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan capaian
ketuntasan 93,3% dengan hasil tersebut kegiatan penelitian tindakan kelas tidak
lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn dikelas IV SDN Batang Babasal.
Saran
Kami mengajak para guru untuk menggunakan hasil penelitian ini dengan
baik dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas.
Penerapan metode diskusi hanyalah satu dari sekian banyak metode pembelajaran
yang dapat digunakan. Para guru dapat mencari metode. Media atau strategi

106

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

pembelajaran lain yang unik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Briggs. 1970. Pendidikan llmu sosial. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1994. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Gagne. 1970. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bhakti.
Miles dan Huberman. 1997. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Muchlis. (2011). Melaksanakan PTK itu Mudah (Action Research Classroom).
Jakarta: PT Raja Grafindo
Rusyan, Tabrani. (2003). Pedoman Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Intimedia.
Syaiful Djamarah Bahri dan Zain Aswan, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Undang-Undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika.
Wiriatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja
Rosdakarya.

107