| Website Resmi Bappeda Kota Dumai |

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT
akhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Dumai Tahun 2016-2021 dapat diwujudkan.
Kiranya RENSTRA ini dapat menjadi sarana bagi Kota Dumai
untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, baik aparatur,
tenaga pendidik dan kependidikan, maupun lembaga pendidikan
yang mampu membangun manusia yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, berkepribadian tinggi, serta mandiri.
Sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan hasrat mulia
tersebut RENSTRA ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber
daya yang ada yang akan difokuskan pada: 1). Pemerataan dan
perluasan akses pendidikan; 2). Peningkatan mutu, relevansi, dan
daya saing;

dan 3). Peningkatan tata kelola pemerintahan,

akuntabilitas, dan pencitraan publik seluruh jajaran pendidikan.
Upaya untuk mewujudkan hasrat tersebut bukanlah hal
yang mudah. Oleh karena itu, diperlukan tekad yang kuat,
kerjasama yang baik,


dengan tindakan yang sungguh-sungguh

dari pemerintah kota, satuan pendidikan, dan unsur masyarakat
lainnya.
Akhirnya dengan rampungnya RENSTRA ini, kami masih
mengharapkan saran, dan masukan dari semua pihak, demi
suksesnya capaian seluruh target yang telah diprogramkan dalam
RENSTRA ini.
Dumai,

September 2016

KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KOTA DUMAI

Drs. H. SYA ARI, MP
Pembina Utama Muda,
NIP. 19600816198601 1 001


Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kemerdekaan

memberikan

janji

kepada

seluruh

anak


bangsa lintas generasi, seperti yang dinyatakan dalam UndangUndang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh

tumpah

darah

Indonesia

dan

untuk

memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial .

Janji
kemerdekaan

adalah
untuk

sesuatu

yang

mencerdaskan

harus

dilunasi.

kehidupan


Janji
bangsa

menempatkan pembangunan pendidikan dan kebudayaan menjadi
isu pokok dan agenda utama tiap periode pemerintahan. Janji
kemerdekaan

untuk

memajukan

memperkuat

keniscayaan

itu.

kesejahteraan
Arti


penting

umum

lebih

pembangunan

pendidikan dan kebudayaan juga merupakan pelaksanaan amanat
konstitusi yang secara lugas dinyatakan dalam berbagai pasal.
Pasal 28c, ayat (1), UUD 1945 menyatakan bahwa "setiap orang
berhak mengembangkan diri melalui

pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia".


Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 2

Pasal

31

menyatakan

pemerintah

wajib

memajukan

pendidikan dengan mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan


bangsa,

yang

diatur

dengan

undang-undang,

memprioritaskan anggaran pendidikan serta memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia. Upaya melunasi janji kemerdekaan
dan kesungguhan melaksanakan amanat konstitusi terkait dengan
pendidikan semakin didukung oleh perundang-undangan.

Rencana


Strategis

(RENSTRA)

Dinas

Pendidkan

dan

Kebudayaan Kota Dumai Tahun 2016-2021 merupakan penjelasan
tentang visi, misi, tujuan, strategis kebijakan, program, dan
kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan di Kota
Dumai dalam lima tahun ke depan. Program Pembangunan
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai diarahkan pada efesiensi
dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan agar secara efektif dapat
memacu peningkatan mutu, relevansi pendidikan dan daya saing,
serta pemerataan kesempatan belajar secara berkelanjutan.

RENSTRA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai

Tahun 2016

2021 akan menjadi acuan untuk penetapan

kebijakan pendidikan, kebudayaan dan perencanaan program
tahunan dan jangka menengah lima tahun ke depan. Selain itu
RENSTRA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga merupakan
komitmen dari seluruh aparatur dan jajaran Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Dumai yang harus dipedomani secara konsisten,

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 3

karena RENSTRA ini merupakan perencanaan pendidikan dan
kebudayaan

yang

tak


dapat

dipisahkan

dari

Program

Pembangunan Daerah Kota Dumai.

I.2. Landasan Hukum

RENSTRA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai
disusun dengan mengacu pada:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang

Nomor

Perbendaharaan

Negara

1

Tahun

(Lembaran

2004

tentang

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan

dan

Tanggung

(Lembaran Negara Republik

Jawab

Keuangan

Negara

Indonesia Tahun 2004 Nomor

66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara

Republik

Indonesia

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Tahun

2004

Nomor

126,

Page 4

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan

Jangka

Panjang

Nasional

2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas
dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5025)
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
12. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2014

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 5

Nomor 2440, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587)
13. Peraturan

Pemerintah

Nomor

58

Tahun

2005

tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14. Peraturan

Pemerintah

Nomor

65

Tahun

2005

tentang

Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi
Laporan

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

kepada

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4693);
16. Peraturan

Pemerintah

Pembagian

Urusan

Nomor

38

Pemerintahan

Tahun
antara

2007

tentang

Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
17. Peraturan

Pemerintah

Nomor

41

Tahun

2007

tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 6

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata

Cara,

Pelaksanaan

Penyusunan,
Rencana

Pengendalian,

Pembangunan

dan

Daerah

Evaluasi
(Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan

Pemerintah

Nomor

26

Tahun

2008

tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
21. Peraturan

Pemerintah

Nomor

15

Tahun

2010

tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 3)
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah,

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 7

25. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Riau
Tahun 2014-2018.
26. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Rencana Jangka Panjang Daerah Kota Dumai Tahun 20052025.

I.3. Maksud dan Tujuan

Secara
Kebudayaan

umum
Kota

penyusunan
Dumai

RENSTRA

2016-2021

Pendidikan

dimaksudkan

dan

sebagai

pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan sekaligus untuk memacu dan
mempercepat pencapaian dan pelaksanaannya.
Sedangkan tujuannya adalah:
1. Memberikan arah kebijakan pendidikan dan kebudayaan Kota
Dumai khususnya pada periode 2016-2021.
2. Sebagai

pedoman

dalam

penyusunan

rencana

program

tahunan pengembangan pendidikan dan kebudayaan di Kota
Dumai
3. Sebagai

pedoman

dalam

mencapai

target

capaian

(keberhasilan) pengembangan pendidikan dan kebudayaan di
Kota Dumai.

I.4. Sistematika Penulisan
RENSTRA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai
2016-2021 disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai
berikut :

BAB I.

PENDAHULUAN

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 8

BAB II.

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Landasan Hukum

1.3.

Maksud dan Tujuan

1.4.

Sistematika Penulisan

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN KOTA DUMAI
2.1.

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai

2.2.

Sumber Daya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Dumai

2.3.

Kinerja

Pelayanan

Dinas

Pendidikan

dan

Kebudayaan Kota Dumai
2.4.

Tantangan dan Peluang Pengembangan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai

BAB III.

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi

Pelayanan

Dinas

Pendidikan

dan

Kebudayaan Kota Dumai
3.2.

Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih

BAB IV.

3.3.

Telaah Renstra K/L dan Renstra

3.4.

Penentuan Isu-Isu Strategis

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 9

4.1.

Visi dan Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Dumai

4.2.

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai

4.3.

Strategi dan Kebijakan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Dumai

BAB V.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF

BAB VI.

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII. PENUTUP

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 10

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN

2.1.

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

1. Tugas
Dinas

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Kota

Dumai

mempunyai tugas melaksanakan kewenangan di bidang
pendidikan

dan

kebijaksanaan,

kebudayaan

dalam

mengkoordinasikan,

merumuskan

membina,

dan

mengendalikan program pendidikan, kebudayaan dan
tenaga kependidikan serta melaksanakan tugas-tugas lain
yang diberikan oleh Walikota Dumai.

2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagai mana tersebut di
atas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai
mempunyai fungsi :
1)

Perumusan kebijaksanaan di bidang pendidikan
dan kebudayaan;

2)

Pembinaan dan pengendalian pendidikan pra
sekolah dan luar sekolah;

3)

Perencanaan,

pengendalian,

pembinaan,

pengurusan dan pengawasan pendidikan dasar;
4)

Perencanaan,
pengurusan,

pengendalian,
dan

pengawasan

pembinaan,
manajemen

pendidikan dasar;

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 11

5)

Perencanaan,

pengendalian,

pengurusan

dan

pembinaan,

pengawasan

tenaga

kependidikan;
6)

Pembinaan dan pengendalian kurikulum dan
muatan lokal;

7)

Pembinaan dan pengawasan teknis edukatif dan
administratif kepada unsur terkait dengan bidang
pendidikan dan kebudayaan;

8)

Pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan
ketatausahaan;

9)

Perumusan

Kebijakan

peningkatan

mutu

pendidikan dan kebudayaan.

3.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Dumai dimuat dalam Peraturan Walikota Dumai Nomor 48 Tahun
2016 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Dumai.

Struktur Organisasi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan, terdiri dari:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretaris;
3. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal,
Informal, Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus;
4. Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar;
5. Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
6. Kepala Bidang Kebudayaan.
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan dibantu oleh Sekretaris dan Kepala
Bidang. Sekretaris

dan Kepala Bidang Dibantu oleh Kepala

Subbagian dan Kepala Seksi. Yaitu :

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 12

1). Sekretaris dibantu oleh Kepala Subbagian terdiri dari :
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
b. Kepala Sub Bagian Perencanaan;
c. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset.
2). Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal,
Informal Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus dibantu
oleh Kepala Seksi terdiri dari :
a. Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman
Kanak-Kanak;
b. Kepala Seksi Pendidikan Non Formal dan Informal;
c. Kepala Seksi Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.
3). Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dibantu oleh:
a. Kepala Seksi Kurikulum, Peserta Didik dan Kelembagaan
Sekolah Dasar;
b. Kepala Seksi Ketenagaan Pendidikan Sekolah Dasar;
c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah
Dasar.
4). Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama dibantu
oleh:
a. Kepala Seksi Kurikulum, Peserta Didik dan Kelembagaan
Sekolah Menengah Pertama;
b. Kepala Seksi Ketenagaan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama;
c. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama.
5). Kepala Bidang Kebudayaan dibantu oleh Kepala Seksi terdiri
dari:
a. Kepala Seksi Seni dan Budaya;
b. Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan;
c. Kepala Seksi Pelestarian.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 13

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN
PERENCANAAN

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN KEUANGAN
DAN ASET

BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
NON INFORMAL, INFORMAL,
PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN
KHUSUS

BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR

BIDANG PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERATAMA

BIDANG KEBUDAYAAN

SEKSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN TAMAN KANAK-KANAK

SEKSI KURIKULUM, PESERTA DIDIK
DAN KELEMBAGAAN SEKOLAH
DASAR

SEKSI KURIKULUM, PESERTA DIDIK
DAN KELEMBAGAAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SEKSI SENI DAN BUDAYA

SEKSI PENDIDIKAN NON INFORMAL
DAN INFORMAL

SEKSI KETENAGAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR

SEKSI KETENAGAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SEKSI SEJARAH DAN
KEPURBAKALAAN

SEKSI PENDIDIKAN KHUSUS
DAN LAYANAN KHUSUS

SEKSI SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

SEKSI SARANA
DAN PRASARANA PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SEKSI PELESTARIAN

SATUAN
PENDIDIKAN

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 14

2.2.

Sumber Daya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai
Dalam upaya akselerasi pelaksanaan program dan kegiatan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai dibantu oleh 60
personel. Dengan kualifikasi pendidikan, S-2 sebanyak 9 orang,
S-1 sebanyak 34 orang, D-III sebanyak 1 orang, D-II sebanyak 2
orang

dan SMA sebanyak 14 orang. Komposisi PNS menurut

Pangkat dan Golongan dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel II.1
Jumlah PNS Menurut Pangkat dan Golongan
Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai
No.

PANGKAT

GOL. RUANG

JUMLAH

1.

Pembina Utama Muda

IV/c

1

2.

Pembina Tk.I

IV/b

1

3.

Pembina

IV/a

19

4.

Penata Tk.I

III/d

3

5.

Penata

III/c

8

6.

Penata Muda Tk.I

III/b

12

7.

Penata Muda

III/a

6

8.

Pengatur Tk.I

II/d

2

9.

Pengatur

II/c

6

10.

Pelaksana

II/b

2

Jumlah

2.3.

60

Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Dumai
Dalam penyusunan rencana lima tahun ke depan perlu

dilihat kondisi pendidikan yang sudah dicapai selama lima tahun
terakhir. Oleh karena itu berikut dijabarkan kondisi pendidikan

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 15

dan kebudayaan Kota Dumai berdasarkan aspek-aspek yakni
kondisi akses; mutu, relevansi, dan daya saing; dan tata kelola
dan good governance.

Setelah itu kondisi masing-masing jenjang pendidikan juga
akan

dipaparkan

berdasarkan

aspek-aspek

sebagai

mana

disebutkan di atas. Hal ini penting untuk dapat melihat kondisi
pendidikan secara lebih jelas di masing-masing jenjang pendidikan
tersebut.

2.3.1.

Akses Pendidikan di Kota Dumai
Ketersediaan

akses

pendidikan

ditunjukkan

dengan

keberadaan lembaga pendidikan formal dan nonformal di Kota
Dumai. Dari tabel di bawah terlihat persebaran TK/PAUD, SD/MI,
SMP/MTs,

SMA/MA/SMK

negeri

dan

swasta

berdasarkan

kecamatan, sebagai berikut:

Tabel II.2
Jumlah Lembaga TK/PAUD Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

TK/PAUD
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

2

16

18

2

Dumai Barat

-

20

20

3

Dumai Kota

-

21

21

4

Dumai Selatan

-

25

25

5

Dumai Timur

1

38

39

6

Medang Kampai

1

7

8

7

Sungai Sembilan

-

19

19

4

146

150

JUMLAH

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 16

Tabel II.3
Jumlah SD/MI Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

SD/MI
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

15

3

18

2

Dumai Barat

9

3

12

3

Dumai Kota

5

4

9

4

Dumai Selatan

10

4

14

5

Dumai Timur

20

6

26

6

Medang Kampai

7

1

8

7

Sungai Sembilan

19

1

20

85

22

107

JUMLAH

Sedangkan persebaran satuan pendidikan pada tingkatan
SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Dumai (per kecamatan)
dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel II.4
Jumlah SMP/MTs Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

SMP/MTs
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

6

7

13

2

Dumai Barat

2

7

9

3

Dumai Kota

1

3

4

4

Dumai Selatan

3

5

8

5

Dumai Timur

3

7

10

6

Medang Kampai

2

1

3

7

Sungai Sembilan

4

2

6

21

32

53

JUMLAH

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 17

Tabel II.5
Jumlah SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

SMA/MA/SMK
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

2

5

7

2

Dumai Barat

2

3

5

3

Dumai Kota

1

3

4

4

Dumai Selatan

4

6

10

5

Dumai Timur

1

6

7

6

Medang Kampai

1

1

2

7

Sungai Sembilan

2

2

4

13

16

39

JUMLAH

Ketersediaan sarana belajar pendidikan berupa lembaga
satuan pendidikan di tiap kecamatan sebagaimana tabel di atas
juga

dapat

menggambarkan

persebaran

siswa

per

jenjang

pendidikan per kecamatan.

Tabel di bawah ini menunjukan persebaran siswa di masingmasing kecamatan tersebut khususnya pada jenjang pendidikan
TK/RA dan SD/MI:

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 18

Tabel II.6
Jumlah Siswa TK/PAUD Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

TK/PAUD
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

47

2.604

2.651

2

Dumai Barat

-

1.846

1.846

3

Dumai Kota

-

2.398

2.398

4

Dumai Selatan

-

1.904

1.904

5

Dumai Timur

74

3.236

3.310

6

Medang Kampai

65

353

418

7

Sungai Sembilan

-

1.420

1.420

186

13.761

13.947

JUMLAH

Tabel II.7
Jumlah Siswa SD/MI Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

SD/MI
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

5.929

405

6.334

2

Dumai Barat

4.205

285

4.490

3

Dumai Kota

2.457

1.834

4.291

4

Dumai Selatan

5.282

915

6.197

5

Dumai Timur

8.579

1.877

10.456

6

Medang Kampai

1.698

108

1.806

7

Sungai Sembilan

5.033

98

5.131

33.183

5.522

38.705

JUMLAH

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 19

Sedangkan persebaran siswa pada tahun 2015 berdasarkan
jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Dumai
(per kecamatan) dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel II.8
Jumlah Siswa SMP/MTs Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

SMP/MTs
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

1.777

594

2.371

2

Dumai Barat

1.740

768

2.508

3

Dumai Kota

873

829

1.702

4

Dumai Selatan

2.008

1.588

3.596

5

Dumai Timur

2.019

959

2.978

6

Medang Kampai

459

32

491

7

Sungai Sembilan

1.221

247

1.468

10.097

5.017

15.114

JUMLAH

Tabel II.9
Jumlah Siswa SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta
Kota Dumai Tahun 2015
NO

KECAMATAN

SMA/SMK/MA
NEGERI

SWASTA

JUMLAH

1

Bukit Kapur

1.549

148

1.697

2

Dumai Barat

1.743

68

1.811

3

Dumai Kota

116

1.377

1.493

4

Dumai Selatan

3.394

2.608

6.002

5

Dumai Timur

909

423

1.332

6

Medang Kampai

296

23

319

7

Sungai Sembilan

1.199

90

1.289

9.206

4.737

13.943

JUMLAH

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 20

Dapat kita lihat bahwa pada tingkat pendidikan SD dengan
jumlah murid lebih banyak berada di Kecamatan Dumai Timur
dan Kecamatan Dumai Barat. Di samping jenjang pendidikan SD,
SMP, dan SMA, pada tingkat TK didominasi oleh sekolah swasta.
Hal ini menunjukan tingginya partisipasi pihak swasta dalam
pengelolaan pendidikan di Kota Dumai.
Untuk lebih jelasnya menggambarkan kondisi ketersediaan
akses pendidikan di Kota Dumai, berikuti dipaparkan beberapa
indikator akses pendidikan seperti angka partisipasi kasar (APK),
rasio ruang kelas per siswa, dan rasio rombongan belajar per
siswa.

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM)
Angka partisipasi kasar (APK) adalah perbandingan antara
penduduk usia sekolah di daerah tertentu dengan jumlah siswa
usia sekolah yang tertampung di sekolah. Berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Dumai penduduk usia 4-6
tahun di Kota Dumai tahun 2015 berjumlah 17.277 jiwa,
sedangkan jumlah siswa TK/PAUD se-Kota Dumai saat ini
berjumlah 13.947 orang. Dengan demikian APK TK Kota Dumai
adalah 80,73%.

Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota
Dumai sebenarnya cukup cepat. Tahun 2014 terdata sebanyak 75
TK/RA di Kota Dumai, dan pada tahun 2015 angka itu bertambah
menjadi 150 TK/PAUD. Jumlah anak usia sekolah 4-6 tahun yang
bersekolah

di

TK/PAUD

terjadi

kenaikan

yang

signifikan.

Banyaknya anak usia TK/PAUD yang tertampung di tiap lembaga
yang ada di hampir setiap kelurahan serta banyaknya lembaga

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 21

pendidikan yang dibangun oleh Pemerintah Kota Dumai dan
Masyarakat mempengaruhi tingginya APK TK/PAUD saat ini.

Pertumbuhan jumlah sekolah TK/RA mayoritas digerakkan
oleh sektor swasta yang mana sekolah-sekolah tersebut memiliki
daya tampung yang masih cukup terbatas. Jumlah TK Negeri di
Kota Dumai saat ini hanya 4 (empat) sekolah yakni di Kecamatan
Dumai Timur, Medang Kampai dan Bukit Kapur. Diharapkan ke
depan Kota Dumai memiliki TK Negeri minimal 1 (satu) per
kecamatannya, sehingga masih dibutuhkan pembangunan sekolah
baru di Kecamatan Dumai Barat, Dumai Selatan, Dumai Kota dan
Sungai Sembilan. Dengan demikian diharapkan kehadiran TK
Negeri tersebut dapat berfungsi sebagai pembina TK/PAUD swasta
yang ada di kecamatan masing-masing.
Oleh karena itu untuk meningkatkan akses pendidikan
PAUD Formal (TK/RA) yang dilakukan ke depan adalah dengan
mencanangkan pembangunan TK Negeri di setiap kecamatan yang
belum memiliki TK Negeri. Diharapkan dalam 5 tahun ke depan
hal tersebut telah terwujud baik melalui APBD Kota Dumai,
Provinsi, dan Pusat.
Pada jenjang pendidikan tingkat SD/MI, jumlah penduduk
usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai tahun 2015 sebanyak
33.854 jiwa. Sedangkan jumlah siswa SD/MI se-Kota Dumai
34.998 orang. Dengan demikian APK tingkat SD/MI adalah
103,38%.
Untuk tingkat SMP/MTs, jumlah penduduk usia sekolah
13-15 tahun di Kota Dumai adalah 15.134 jiwa, sedangkan jumlah
siswa tingkat SMP/MTs 13.058 orang. dengan demikian APK
SMP/MTs Kota Dumai adalah 86,28%.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 22

Jika dilihat dari APK tingkat SD/MI dan SMP/MTs secara
umum memang dapat dikatakan bahwa Kota Dumai telah berhasil
dalam menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun. Namun jika kita lihat APK per kecamatan maka terdapat
disparitas yang cukup siqnifikan antar kecamatan. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.10
APK SD/MI DAN SMP/MTs PER KECAMATAN

Kecamatan

Pendud
uk Usia
7-12
tahun

Bukit Kapur
Dumai Barat
Dumai Kota
Dumai Selatan
Dumai Timur
Medang Kampai
Sungai Sembilan

5.471
4.674
5.168
5.437
7.325
1.465
4.315

No

1
2
3
4
5
6
7

Siswa
SD/MI

Pendud
uk Usia
13-15
tahun

APK

97,88
5.355
98,10
4.585
79,57
4.112
97,94
5.325
9.706 132,51
1.612 110,03
99,75
4.304

2.423
2.060
2.331
2.467
3.335
591
1.927

Siswa
SMP/
MTs

APK

74,08
1.795
93,35
1.923
88,50
2.063
3.030 122,82
84,95
2.833
44,33
262
59,83
1.153

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa aktifitas pendidikan
dasar

tingkat

SD/MI

di

Kota

Dumai

terkonsentrasi

pada

Kecamatan Medang Kampai dan Dumai Timur, sedangkan untuk
tingkat SMP/MTs banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai
Selatan. Hal ini dikarenakan persebaran sekolah SMP/MTs yang
lebih banyak berada di Dumai Selatan sehingga penduduk usia
sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Selatan. Oleh
karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih
membutuhkan

perluasan

akses

pendidikan

dasar

seperti

pembangunan unit sekolah baru dan penambahan ruang kelas.
Oleh karena itu untuk mengatasi masalah akses pendidikan
dasar tersebut yang akan dilakukan dalam 5 tahun ke depan
adalah sebagai berikut:
Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 23

1. Membangun unit sekolah baru di wilayah pinggir kota Dumai
dengan tujuan agar konsentrasi sekolah-sekolah di pusat kota
bisa dipecah.
2. Pemerataan

fasilitas

dan

mutu

pendidikan

dengan

meningkatan kapasitas sekolah-sekolah potensial.
3. Melakukan revitalisasi bangunan sekolah di wilayah padat
penduduk seperti di Jayamukti, Pangkalan Sesai, Bintan,
Sukajadi, Tanjung Palas, Dumai Kota, Buluh Kasap, dan Teluk
Binjai.
4. Menambah ruang kelas di sekolah-sekolah yang lahannya
masih

cukup,

dengan

memperhatikan

standar

maksimal

rombongan belajar dan kapasitas kelas.

Dalam beberapa tahun terakhir APK Pendidikan Kota Dumai
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan pada semua jenjang
pendidikan (SD, SMP, dan SMA). Hal ini disebabkan jumlah siswa
lebih banyak dibandingkan dengan usia wajar penduduk.

Tabel II.11
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar
Tahun 2011 - 2015
JENJANG

2011

2012

2013

2014

2015

SD

115,05

>100

>100

107,27

116,20

SMP

110,20

>100

>100

89,67

81,02

SMA

85,37

75,37

85,68

73,45

93,77

Dengan mencermati data APK tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan

bahwa

Pemerintah

Kota

Dumai

telah

berhasil

menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 24

Pada

jenjang

pendidikan

sekolah

menengah,

jumlah

penduduk usia sekolah 16-18 tahun di Kota Dumai tahun 2015
berjumlah 12.245 jiwa, sedangkan siswa SMA/MA/SMK se-Kota
Dumai

berjumlah

10.512

orang.

Dengan

demikian

APM

SMA/MA/SMK Kota Dumai adalah 85.85 %. Dari APM tersebut
tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa masih banyak
penduduk usia sekolah 16-18 tahun yang tidak sekolah.
Namun dalam hal pemerataan akses pendidikan dapat
dilihat dari persebaran pendidikan di tiap kecamatan sebagaimana
tabel berikut.

Tabel II.12
APK SMA/MA/SMK PER KECAMATAN
No

Kecamatan

SMA Sederajat
Pddk Usia
Siswa
16-18 thn
1.839
1.261

APK

1

Bukit Kapur

68,57

2

Dumai Barat

1.660

5.635

339,46

3

Dumai Kota

1.909

616

32,27

4

Dumai Selatan

2.125

639

30,07

5

Dumai Timur

2.753

1.255

45,59

6

Medang Kampai

465

271

58,28

7

Sungai Sembilan

1.494

835

55,89

Penumpukan siswa terutama terjadi di Kecamatan Dumai
Timur dan Dumai Barat seperti di SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1,
SMKN 2, dan SMK Taruna Persada. Hal ini disebabkan karena
peserta didik yang berasal dari Kecamatan Bukit Kapur, Sungai
Sembilan, dan Medang Kampai memilih bersekolah di sekolahsekolah di Kecamatan Dumai Barat. Pada sekolah-sekolah yang

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 25

disebut di atas masih membutuhkan penambahan ruang kelas
baru dan sarana lainnya.

Upaya yang dilakukan dalam 5 tahun ke depan dalam
mengatasi masalah akses pendidikan menengah adalah :
1. Merencanakan pembangunan unit sekolah baru SMA/ SMK
Negeri di Dumai Timur.
2. Memberikan beasiswa miskin secara bertahap sehingga
mencapai

pendidikan

menengah

yang

murah

dan

sekolah

swasta

agar

terjangkau.
3. Mendorong

dan

memfasilitasi

meningkatkan mutunya sehingga membantu pemenuhan
akses pendidikan menengah.
Jika dilihat dari indikator APK, jelaslah bahwa Kota Dumai
sebenarnya sudah mencapai target wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun dengan asumsi bahwa seluruh penduduk usia
sekolah 7-12 tahun dan 13-15 tahun sudah terserap di dalam
lembaga pendidikan formal satuan pendidikan (sekolah). Bahkan
jika dilihat angkanya melebihi 100% dapat diambil kesimpulan
bahwa tidak hanya mereka yang terdaftar sebagai penduduk Kota
Dumai saja yang mendapatkan fasilitas akses pendidikan di Kota
Dumai, melainkan kawasan yang masuk wilayah administrasi
kabupaten-kabupaten tetangga seperti Bengkalis dan Rokan Hilir.

Namun terserapnya penduduk usia sekolah pendidikan
dasar

tersebut

belum

diikuti

dengan

efisiensi

pendidikan

berdasarkan umur. Hal ini dapat dilihat dari angka partisipasi
murni (APM). Jumlah siswa usia sekolah 7-12 tahun di Kota
Dumai yang

sebanyak 34.998 jiwa. Jika dibandingkan dengan

penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai saat ini

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 26

sebanyak 33.854 jiwa maka APM tingkat SD/MI sebesar 103.38 %.
Untuk tingkat SMP/MTs, jumlah penduduk usia sekolah 13-15
tahun di Kota Dumai adalah 15.134 jiwa, sedangkan jumlah siswa
berusia 13-15 tahun tingkat SMP/MTs

sebesar 13.058 orang.

Dengan demikian APM SMP/MTs Kota Dumai baru mencapai
86.28%.

Belum
penduduk

tercapainya

yang

masuk

APM

100%

sekolah

disebabkan

meskipun

banyaknya

usianya

belum

mencukupi. Hal ini dapat dipandang bahwa antusiasme orang tua
memasukkan

anaknya

sekolah

sebelum

mencapai

usia

menggambarkan kondisi ekonomi keluarga yang sudah baik,
namun di sisi lain dapat juga dipandang sebagai inefesiensi dalam
memaksimalkan perkembangan anak berdasarkan usianya.

Angka Partisipasi Murni Pendidikan Kota Dumai dari tahun
2011

sampai

tahun

2015

mengalami

peningkatan

secara

signifikan pada setiap jenjang pendidikan. Ini berarti persentase
penduduk kelompok usia sekolah yang bersekolah dijenjang
pendidikan tertentu cukup tinggi terutama pada jenjang SD dan
SMA. Sedangkan APM SMP tahun 2015 mencapai 83,14%. Hal ini
disebabkan adanya jumlah anak yang bersekolah pada jenjang
SMP di bawah kelompok usia Wajar (13-15 tahun).
Tabel II.13
Perkembangan Angka Partisipasi Murni Tahun 2011

2015

JENJANG

2011

2012

2013

2014

2015

SD

97,48

98,65

97,70

98,45

101,04

SMP

84,92

84,89

83,75

83,60

83,14

SMA

68,29

63,58

84,84

70,41

84,83

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 27

2. Rasio Siswa/Ruang Kelas/Rombongan Belajar
Untuk menjamin perluasan akses dapat diikuti dengan
mutu pembelajaran, jumlah siswa per ruang kelasnya harus
dibatasi sampai batas efektif seorang pendidik dapat memantau
perkembangan setiap peserta didiknya.

Untuk tingkat SD sederajat jumlah ruang kelas yang
tersedia di Kota Dumai adalah 900 unit dengan jumlah siswa
sebanyak 38.870 orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang
kelas tingkat SD sederajat adalah 43,19 : 1. Jumlah ruang kelas
tingkat SMP sederajat di Kota Dumai adalah 365 unit, sedangkan
jumlah siswa sebanyak 15.128 orang. Dengan demikian rasio
siswa per ruang kelas tingkat SMP sederajat adalah 41,45 : 1.
Untuk tingkat SMA sederajat ruang kelas yang tersedia sebanyak
483, sedangkan jumlah siswa 12.326 orang. Maka rasio siswa per
kelas tingkat SMA sederajat di Kota Dumai adalah 25,52 : 1.

Rasio Jumlah Siswa/Kelas
Tahun 2011

2015

JENJANG

2011

2012

2013

2014

2015

SD

30,80

31,64

39,28

38,86

43,19

SMP

31,29

31,25

30,64

33,66

41,45

SMA

30,95

31,89

39,62

26,82

25,52

Dari data beberapa tahun terakhir di atas terlihat bahwa
kita masih membutuhkan tambahan perluasan akses pendidikan
khusunya untuk tingkat SD.
dengan melihat

Kenyataan ini semakin dikuatkan

rasio siswa per kelas dan rasio ruang kelas

berbanding rombongan belajar yang cukup tinggi. Untuk tingkat
SD sederajat rasionya 1 : 0,60. Untuk tingkat SMP sederajat
Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 28

rasionya 1 : 0,71, dan untuk tingkat SMA sederajat rasionya 1 :
1,05.
Dapat dilihat bahwa rata-rata 1 (satu) unit ruang kelas
(bangunan fisik) dipakai lebih dari 1 (satu) rombongan/ kelompok
belajar, yang mana pada prakteknya hal ini disebut masih banyak
sekolah yang menerapkan double shift (terutama SD dan SMP
Negeri), sebagian kelas belajar sore, sehingga dipandang kurang
efektif dalam mutu proses pembelajaran.

Rasio Ruang Kelas/Rombel
Tahun 2011 - 2015
JENJANG

2011

2012

2013

2014

2015

SD

0,88

0,80

0,34

0,66

0,60

SMP

1,06

0,97

0,62

0,88

0,71

SMA

0,96

0,97

0,64

1,01

1,05

Selain hal di atas persoalan persebaran peserta didik yang
terjadi adalah penumpukan pada sekolah negeri terutama di
Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur. Hal ini terjadi karena
memang tingkat kepadatan penduduk Kota Dumai juga terjadi di
kecamatan yang disebut di atas.

Untuk mengatasinya selain dengan meningkatkan mutu
pendidikan sekolah-sekolah di daerah pinggir kota dan sekolahsekolah

swasta,

juga

dengan

membuka

sekolah

baru

dan

menambah ruang kelas sekolah-sekolah yang lahannya masih
memungkinkan di kecamatan yang padat penduduknya.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 29

2.3.2.

Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan
Kualitas Pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait

dalam satu sistem dan saling berpengaruh. Mutu keluaran
pendidikan dipengaruhi oleh mutu masukan, mutu proses, dan
mutu keluaran.

Secara eksternal, komponen masukan pendidikan yang
secara

signifikan

pendidikan

berpengaruh

meliputi:

(I)

terhadap

ketersediaan

peningkatan

pendidik

dan

mutu
tenaga

kependidikan (kuantitas dan kualitas) maupun kesejahteraan
pendidik; (2) prasarana dan sarana belajar yang

tersedia dan

didayagunakan; dan (3) pendanaan pendidikan yang memadai
untuk

menunjang

mutu

pembelajaran;

serta

(4)

proses

pembelajaran efisien dan efektif.

1. Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan
Salah satu faktor terpenting dalam mempengaruhi kualitas
pendidikan

adalah

ketersediaan

pendidik

dan

tenaga

kependidikan. Sampai dengan Tahun 2015 terdapat sekitar 4.731
guru dari jenjang pendidikan SD hingga SMA, baik pada sekolah
negeri maupun swasta. Angka menunjukkan rasio guru terhadap
siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA Tahun 2015 yaitu 1:18,
1:18, dan 1:14. Apabila dibandingkan dengan rasio guru terhadap
siswa berdasarkan standar nasional pendidikan, maka jumlah
guru pada jenjang tersebut sudah sangat mencukupi. Rasio ini
tidak diikuti dengan pendayagunaan guru secara efisien. Beberapa
faktor penyebab ketidakefisienan tersebut disebabkan adanya
penumpukan guru di daerah perkotaan.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 30

Masalah guru atau tenaga pendidik lainnya adalah masih
terdapatnya kesenjangan guru dilihat dari keahlian atau latar
belakang bidang keilmuannya. Guru yang mengajar tidak sesuai
dengan bidang keahliannya (mismatch) masih banyak terjadi pada
jenjang SD, yang dalam hal ini erat kaitannya dengan kelayakan
mengajar guru.

Proporsi guru yang berpendidikan di bawah kualifikasi
minimal tersebut tentu tidak memadai jika pemerintah daerah
ingin menyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Untuk
jenjang pendidikan SD menggunakan sistem guru kelas, SMP dan
SMA yang menggunakan sistem guru mata pelajaran. Namun
sebagaimana dipaparkan di atas banyak terjadi ketidaksesuaian
antara pelajaran yang diajarkan dengan latar belakang pendidikan
guru tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian, khususnya
dalam rekrutmen tenaga pendidik,

penempatan, mutasi, dan

pengendaliannya.

Dalam memenuhi amanat UU No.14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, pemerintah Kota Dumai menyadari bahwa ada
banyak hal yang harus dibenahi. Hal ini terutama karena masih
banyak sekali tenaga pendidik belum memiliki tingkat pendidikan
setara S-1, sebagaimana tuntutan undang-undang.

Kondisi tenaga pendidik yang belum berpendidikan setara S1 dikategorikan sebagai tenaga pendidik yang belum berwewenang
mengajar, dengan rincian sebagai berikut:

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 31

Persentase guru kualifikasi S1
Tahun 2011
JENJANG
SD
SMP
SMA

2011
1.128
812
891

2012
1.230
637
483

2015
2013
1.838
856
554

2014
1.866
821
804

2015
2.170
841
860

Tentu saja masih banyak tenaga pendidik yang harus
membenahi diri. Oleh karena itu untuk mempercepat pemenuhan
tuntutan undang-undang, selain terbatasnya anggaran untuk
menyekolahkan para guru, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Dumai berkoordinasi dengan Universitas Terbuka dan
Universitas Riau sehingga dapat menambah akses bagi para guru
dalam mencapai pendidikan setara sarjana.

Oleh karena itu sejak tahun 2007 sampai sekarang telah
dilaksanakan program penyetaraan guru dengan memberikan
bantuan pendidikan termasuk kerjasama dengan Universitas Riau
(UR) dan Universitas Terbuka (UT) dalam meningkatkan kualifikasi
pendidikan para guru. Salah satu yang penting bahwa syarat
kualifikasi guru adalah berpendidikan strata satu (S-1).

Dan untuk 5 (lima) tahun ke depan Pemerintah Kota Dumai
harus semakin aktif dalam membuka akses dan memfasilitasi
tenaga pendidik yang belum berpendidikan S-1 untuk mencapai
kualifikasi tersebut. Hal ini dikarenakan dalam UU No. 34 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen ditargetkan setelah tahun 2015
seluruh tenaga pendidik di Indonesia harus sudah mencapai
kualifikasi S-1. Oleh karena itu selain menganggarkan dukungan
biaya pendidikan melalui APBD Kota Dumai, pemerintah harus

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 32

aktif membangun kerjasama dan koordinasi dengan Pemerintah
Provinsi Riau maupun pemerintah pusat.

Kualifikasi tenaga pendidik juga berdasarkan UU Guru dan
Dosen telah dianggap sebagai profesi, sehingga tenaga pendidik
harus

memiliki

sertifikasi

profesionalisme.

Proses

sertifikasi

tersebut saat ini masih dikoordinir oleh pemerintah pusat
termasuk quota setiap kabupaten/ kota setiap tahunnya.

Sampai
pendidik

dengan

dan

tahun

pengawas

2015/2016

sekolah

yang

ini
telah

jumlah

tenaga

mendapatkan

sertifikasi sebanyak 1.050 orang dari 3.856 tenaga pendidik
(27,23%). Hal ini dapat dilihat lebih jelas dalam tabel berikut :

Selain

NO

TAHUN

1
2
3
4
5

2011
2012
2013
2014
2015
JUMLAH
pemenuhan

JUMLAH
GURU/PENGAWAS
436
112
159
162
181
1.050
kualifikasi

tenaga

pendidik

berpendidikan setingkat sarjana, Pemerintah Kota Dumai juga
berupaya menghasilkan tenaga pendidik yang dapat menjadi
fasilitator dan menguasai metodologi penelitian pendidikan. Hal ini
dapat dicapai melalui pendidikan lanjutan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan pada tingkat program magister (S-2) dan
doktoral (S-3).

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 33

Peningkatan
dititikberatkan

tenaga

kepada

kependidikan

pengelola

dalam

laboratorium

hal

ini

(laboran)

dan

perpustakaan (pustakawan). Selama ini diakui bahwa tenaga
laboran dan pustakawan belum memenuhi kualifikasi keahlian
profesinya. Mereka seharusnya mendapat pendidikan khusus yang
kualifikasinya

diakui

secara

nasional

bahkan

internasional.

Pelatihan terhadap laboran dan pustakawan tersebut dapat
dilakukan oleh perguruan tinggi dan lembaga pelatihan lainnya.

Hal ini penting dalam rangka pemberdayaan sumber daya
manusia pendidikan. Terutama sekali karena dari tahun 2010
Pemerintah Kota Dumai sudah melakukan kerjasama dengan
Universitas Riau untuk membuka program magister pendidikan di
Kota Dumai.

2. Kondisi Ruang Kelas
Pada tahun 2015, di tingkat SD ruang kelas yang dalam
kondisi baik 86,74%, rusak ringan 12,32 %, dan rusak berat 3,01
%. Di tingkat SMP/MTs yang dalam kondisi baik 89,76%, rusak
ringan 3,12 % dan rusak berat 2,90 %. Di tingkat SMA/MA ruang
kelas yang dalam kondisi baik 90,26 %, rusak ringan 1,58, dan
rusak berat 0 %.

Kondisi rusak ringan yang dimaksud terutama lantai ruang
kelas yang berdebu (tidak berkeramik), teras dan rabat kelas yang
turun/ retak, dan atap kelas/ rangka atap yang sudah dimakan
usia sehingga beberapa bagian bocor/ tempias jika hujan turun.
Hal tersebut cukup mengganggu proses belajar mengajar di kelas.

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 34

Kondisi rusak berat yang dimaksud adalah bangunan
sekolah negeri yang semula dibangun atas inisiatif masyarakat.
Karena

keterbatasan

dana

sekolah

tersebut

pada

sebagian

kelasnya masih kurang layak ditinjau dari kualitas bangunan
misalnya atap kelas yang sudah lapuk, kelas yang masih berlantai
tanah, dan dinding sekolah yang masih terbuat dari kayu/ papan.

Ruang Kelas
Tahun 2011 - 2015
JENJANG

2011

2012

2013

2014

2015

SD

1.021

1.033

894

967

1.072

SMP

329

338

343

322

340

SMA

370

212

161

182

181

Jumlah sekolah seperti ini sebenarnya hanya sedikit dan
lokasinya

berada

jauh

dari

pusat

kota

seperti

di

daerah

transmigrasi di Kecamatan Sungai Sembilan dan Kecamatan Bukit
Kapur. Pemerintah Kota Dumai dalam 5 (lima) tahun terakhir
telah memfokuskan dana dan perhatian untuk memperbaiki
infrastruktur di daerah tersebut, namun untuk menuntaskan
sekolah

dalam

kondisi

rusak

berat

dan

rusak

ringan

membutuhkan dana yang cukup besar yang berasal dari APBD
Kota Dumai, APBD Provinsi Riau, dan dari APBN Pemerintah
Pusat.

3. Angka Putus Sekolah
Tingkat siswa putus sekolah di Kota Dumai dapat dikatakan
sedikit. Di tingkat SD/MI pada tahun 2015 tercatat hanya ada 5
(empat) orang siswa yang putus sekolah, sedangkan pada tingkat

Renstra Dinas Pendidikan 2016-2021

Page 35

SMP/MTs ada 5 (lima) orang, dan di tingkat sekolah menengah
terdapat 6 orang.

Perkembangan Angka Putus Sekolah
Tahun 2011 - 2015
JENJANG

2011

2012

2013

2014

2015

SD

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Sistem Informasi Akademik Berbasis Website pada SMP Bunga Bangsa

15 97 31

Sistem Informasi Absensi Karyawan Di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

38 158 129

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1