TAP.COM - JURNAL : SISTEM PAKAR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN ... 87 443 1 PB

Jurnal :
SISTEM PAKAR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN
MENURUT HUKUM ISLAM MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
Oleh : Afijal, S.Kom
Abstrak
Membangun suatu sistem pakar untuk pendukung keputusan pembagian harta
waris yang berdasarkan pada hukum Islam. Sistem pakar ini diharapkan dapat
membantu setiap orang yang membutuhkan nilai pembagian harta waris dengan
menggunakan cara pembagian yang berdasarkan hukum Islam. Nilai harta waris yang
akan dibagi adalah harta waris setelah dikurangi wasiat pewaris bila ads wasiat,
hutang piutang dan biaya pengurusan jenazah. Hasil pembagian adalah berupa nilai
prosentase untuk setiap ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris setelah
proses pembagian. Penentuan nilai nominal harta waris tidak akan dihitung dalam sistem
ini. Pengguna sistem dapat memperoleh nilai nominal harta pembagian dengan cara
mengkalikan prosentase pembagian dengan nilai keseluruhan harta waris.
Hasil yang diperoleh dari sistem pakar ini adalah output berupa informasi golongan
ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris, dan nilai prosentase pendapat waris untuk
masing-masing ahli waris yang berhak mendapatkan harta, waris.Metode inferensi yang
digunakan Sistem Pakar ini menggunakan metode Forward Chaining. Metode yang
digunakan untuk analisis dan perancangan sistem adalah metoda Data Flow Oriented
dengan menggunakan tool Data Flow Diagram (DFD). Perancangan basis data

menggunakan model relasi dengan tool Entity-Relationship Diagram (E-R Diagram).
Kata Kunci :Sistem Pakar, Pendukung Keputusan, Pembagian Waris.
1.

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat.Penggunaan komputer telah berkembang dari
sekedar pengolahan data ataupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan
pilihan-pilihan sebagai pendukung pengambilan keputusan.Hal tersebut dimungkinkan berkat
adanya perkembangan teknologi perangkat keras, yang diiringi oleh perkembangan perangkat
lunak, serta kemampuan perakitan dan penggabungan beberapa teknik pengambilan
keputusan di dalamnya.Integrasi dari perangkat keras, perangkat lunak, dan pengetahuan
seorang pakar menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan cermat.
Sistem Pendukung Keputusan berbasis komputer (Computer Based Decision Support
System) adalah suatu sistem berbasis komputer yang dirancang untuk meningkatkan
efektivitas pengambil keputusan dalam memecahkan masalah. Teknik yang digunakan untuk
pemecahan masalah pada kasus ini menggunakan forward channing.
Pembagian warisan sering kali menjadi suatu permasalahan yang terkadang memicu

pertikaian dan menimbulkan keretakan hubungan keluarga. Penyebab utamanya adalah
keserakahan atau ketamakan manusia, dan juga karena kurangnya pengetahuan pihak-pihak
yang terkait tentang hukum pembagian warisan. Di samping itu terbatasnya pakar atau
orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus yang dapat memberikan solusi
terhadap orang-orang yang membutuhkan informasi tentang pembagian harta warisan secara
Islam
Pada prinsipnya pembagian warisan dalam hukum Islam bukan untuk menyulitkan
manusia, tetapi untuk memberikan kemudahan bagi manusia dan agar tidak terjadi

pertengkaran dalam keluarga setelah almarhum maninggal. Ilmu faraid (waris) memberikan
penjelasan tentang cara-cara pembagian harta waris, seperti siapa saja yang berhak mendapat
harta waris dari semua ahli waris dan berapa jumlah bagiannya.
Salah satu pengaruh negatif dari globalisasi dalam kehidupan masyarakat adalah
terjadinya pergeseran gaya hidup dan cara pandang masyarakat pada hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam pada
sebagian masyarakat dianggap sebagai suatu hal yang kuno dan ketinggalan zaman.Banyak
orang Islam yang alergi dengan aturan-aturan ditetapkan oleh agama, termasuk dalam hal
pembagian harta warisan atau ilmu faraid.Karena itu mengakibatkan ilmu faraid menjadi
suatu ilmu yang langka, sehingga saat melakukan pembagian pembagian harta warisan sering
terjadi kebingungan karena pengetahuan yang kurang susah mencari tempat bertanya tentang

hal tersebut.
Kurangnya kepedulian umat Islam terhadap disiplin ilmu ini memang tidak kita
pungkiri, bahkan Imam Qurtubi telah mengisyaratkannya: "Betapa banyak manusia sekarang
mengabaikan ilmu faraid." Setiap orang yang memerlukan cara pembagian harta waris
menurut hukum Islam akan sangat terbantu bila terdapat aplikasi sistem pakar untuk
mendukung pengambilan keputusan pembagian harta waris tersebut.
Masalah yang dihadapi dari latar belakang tersebut diatas adalah bagaimana
menentukan besar nilai yang didapat dalam pembagian harta warisan berdasarkan hukum
islam yang berbasis komputer serta menyusun rule based forward chaining pada sistem
pakaruntuk pembagian harta warisan berdasarkan hukum islam.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian sistem pakar untuk pendukung keputusan
pembagian harta warisan menurut hukum islam ini adalah :
a) Memberikan kemudahan bagi orang-orang yang akan melakukan pembagian harta
waris dengan menggunakan cara pembagian Islam secara cepat dan tepat.
b) Penerapan sistem pakar untuk pengambilan keputusan dalam pembagian harta waris
menurut hukum Islam.
c) Membantu proses pengambilan keputusan secara cepat dan cermat mengenai pembagian
harta waris.
2.


Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS)

Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen
perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ini merupakan suatu
sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan
keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk
menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi
mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang
telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.
Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi
harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum,
maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.
Menurut Keen dan Scoot Morton, bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah
:“Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber–sumber kecerdasan
individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem
Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen
pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur. “
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang
menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, yaitu:


a. Subsistem Manajemen Basis data
b. Subsistem Manajemen Basis Model
c. Subsistem Dialog
Secara garis besar Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS)
dibangun oleh tiga komponen besar:
a. Database
b. Model Base
c. Software System
DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau
spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara tersebut. Tabel
inilah yang menjadi media manajer dalam “mengkutak-katik” (mengganti atau merubah)
variabel yang ada. Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk
mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak
ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet,
Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan lainnya
melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data dan informasi untuk
keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert
system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan/artifial intelligence), sehingga keputusan
bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur tangan manusia.

3.

Perkembangan Teknologi Informasi

Pada umumnya, hampir setiap perusahaan modern memiliki sebuah divisi khusus
yang bertanggung jawab terhadap asset teknologi informasi dan penggunaannya. Dilihat dari
kacamata manajemen, terutama jika ditinjau dari perspektif finansial, peranan divisi teknologi
informasi dapat dibagi menjadi empat kelas: cost center, profit center, service center, dan
investment center. Masing-masing kelas memiliki karakteristiknya masing-masing yang akan
membedakan dalam perlakuan yang diberikan manajemen terhadapnya. Klasifikasi yang
sama dapat pula diberlakukan pada setiap jenis modul aplikasi atau infrastruktur teknologi
informasi yang dimiliki perusahaan (technology portfolio) agar memudahkan manajemen
dalam menilai teknologi mana saja yang: menghasilkan pendapatan, merupakan investasi
jangka panjang perusahaan, menunjang pelayanan kepada pelanggan, dan merupakan bagian
dari overhead sehari-hari. Sesuai dengan ilmu manajemen dan bisnis yang ada, tentu saja
untuk setiap kelas akan diterapkan perlakuan khusus sesuai dengan hakekatnya masingmasing.
Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang
cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para
praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk aplikasi
yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object

Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object.
4.

Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program komputer yang menggunakan strategi intelegensia
buatan seperti representasi simbolik, inferensi, dan pencarian syaraf (Buchanan, 1985) untuk
menjalankan tugas yang hanya mungkin dilakukan oleh pakar.
Sistem pakar mempunyai beberapa latar belakang yang mempengaruhinya.Latar
belakang tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan orang tidak
mampu lagi menguasai banyak hal, sehingga kebutuhan terhadap orang yang ahli dalam

b.
c.

5.

bidangnya semakin meningkat.

Para pakar biasanya jumlahnya sedikit dan terkonsentrasi di kota-kota besar oleh
karena itu biasanya jasa pakar mahal.
Umur pakar terbatas sehingga jika pakar tersebut tidak tersedia lagi (meninggal) maka
kepakarannya pun ikut hilang dan diperlukan waktu bertahun-tahun dengan biaya besar
untuk menghasilkan pakar bidang tersebut.
Definisi Ilmu Faraid

Faraid adalah bentuk jamak dari al-faridhah yang bermakna sesuatu yang diwajibkan,
atau pembagian yang telah ditentukan sesuai dengan kadarnya masing-masing. Ilmu faraid
adalah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan dan tata cara pembagian harta warisan
untuk setiap ahli waris berdasarkan syariat Islam.
Ibnu Mas'ud r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, "Pelajarilah ilmu faraid serta
ajarkanlah kepada orang-orang, karena aku adalah orang yang akan direnggut (wafat), sedang
ilmu itu akan diangkat dan fitnah akan tampak, sehingga dua orang yang bertengkar tentang
pembagian warisan, mereka berdua tidak menemukan seorang pun yang sanggup meleraikan
(menyelesaikan perselisihan pembagian hak waris) mereka." (HR Imam Ahmad, at-Tirmidzi,
dan al-Hakim). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram hubungan antara pewaris dan
ahli waris sebagaimana yang sudah Al-Qur’an jelaskan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan antara pewaris dan ahli waris

6.

Analisa dan Desain sistem
a. Analisa Kebutuhan
Hukum pembagian waris Islam merupakan suatu aturan atau ketentuan dalam
mengurus harta peninggalan orang yang meninggal dalam agama Islam. Hasil yang diperoleh
dari aturan pembagian waris ini adalah siapa saja yang berhak menjadi ahli waris serta berapa
hak yang akan diterima oleh tiap ahli waris sesuai ketentuan dalam hukum waris Islam.
Seorang pakar hukum waris Islam biasanya menyelesaikan setiap kasus pembagian warisan
dengan menelusuri syarat-syarat tertentu. Kemudian informasi yang diperoleh dicatat untuk
dicocokkan dengan basis pengetahuan yang dimilikinya. Dari data yang diperoleh maka akan

dapat disimpulkan orang-orang yang berhak menjadi ahli waris dan menentukan berapa hak
yang akan diterima oleh tiap ahli waris.

Data Harta Warisan

Daftar Ahli Waris

Pengetahuan 

Proses Penghitungan

Bagian setiap ahli waris
b. Analisa Kebutuhan Data
Ahli waris yang ditetapkan oleh Allah secara jelas di dalam Al-Qur’an adalah anak,
orang tua, suami atau istri, saudara seibu, dan saudara sekandung atau saudara seayah.
Namun para ulama telah menetapkan bahwa terdapat lima belas laki-laki dan sepuluh
perempuan yang berhak untuk mendapatkan hak waris. Dalam hal ini tidak ada seorangpun
yang menyalahi ijma’ para ulama tersebut, karena mereka bersandar kepada dalil Al-Qur’an
dan hadits Rasulullah saw dan dapat digambarkan seperti :

Gambar 2. Diagram Ahli Waris

7.

Representasi Pengetahuan

Untuk mendukung penalaran dalam pembagian harta warisan menurut hukum Islam,
maka pengetahuan yang diperoleh dari pakar dapat direpresentasikan dalam bentuk pohon
keputusan sebagai berikut :


Gambar3.Penalaran Keputusan Pembagian Harta Warisan
8.

Mekanisme Inferensi

Teknik yang digunakan dalam mekanisme inferensi ini adalah penalaran maju
(forward chaining), yaitu aturan-aturan diuji satu demi satu. Jika kondisinya benar maka
aturan itu disimpan kemudian aturan berikutnya diuji. Sebaliknya jika kondisinya salah,
aturan itu tidak disimpan dan aturan berikutnya diuji. Dengan semua fakta yang tersimpan
dalam basis data, input yang masuk melalui antarmuka pemakai akan diproses dengan
program inferensi menjadi data yang diinginkan sebagai outputnya. Algorithma mekanisme
inferensi untuk menghitung warisan ini menggunakan penelusuran bread first engine. Proses
penelusurannya dimulai dengan memasukkan ahli waris yang ada satu persatu, ahli waris
yang diinputkan akan di beri nilai true dan yang tidak akan diberi nilai false. selanjutnya
diteruskan dengan penelusuran pada rule dan menghitung bagian untuk ashhabul furudh.
Setelah didapatkan hasil untuk ashhabul furudh kemudian rule akan dibaca kembali untuk
menetapkan bagian ashabah yang menerima sisa dari warisan. Logika untuk penelusuran
inferensi engine dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

9.

Gambar 4. Algorithma Inferensi Engine
Perancangan sistem

Sistem pakar digunakan untuk menentukan hak masing-masing ahli waris berdasarkan
kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan menggunakan metode inferensi maju (Fordward
Chaining).Pemilihan metode ini didasari karena metode ini cocok diterapkan untuk
mendapatkan hasil dari pembagian harta warisan. Gambaran umum dari blok sistem pakar
yang dirancang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.Diagram Blok Sistem Pakar
Diagram aliran data menggambarkan bagai interaksi antara user dengan sistem pakar
yang dirancang.Entity yang terlibat pada sistem adalah admin dan user. Pada diagram aliran
data dibawah ini dapat bagaimana bentuk hubungan antar entity dan proses apa saja yang
terjadi pada sistem dan hasil akhir yang diterima oleh user, seperti gambar dibawah ini :
Data Ahli Waris 
1.0 
Input Ahli 
Waris 

ADmin 

Kaidah 
Pembagian 

5.0 
Tampilkan 
Hak Setiap 
Ahli Waris  

Hak Ahli 
waris 
User 

Hak Ahli 
aris

2.0
Kelola Kaidah 
Pembagian 

4.0
Proses 
Pembagian 

Data Ahli Waris 
Ahli Waris 

Kaidah 
Pembagian 
Kaidah 

Rule Pembagian 

Data Ahli Waris 
Data Ahli Waris 

3.0
Input Ahli 
waris  

Gambar 6.Diagram Aliran Data Sistem Pakar pembagian Harta Warisan
10. Diagram Relasi Entitas

Relasi entitas digunakan untuk menggambarkan hubungan antar table pada database
yang dirancang.Sistem pakar ini dibangun dengan menggunakan dua table, yaitu table ahli
waris dan kaidah.
Rancangan database
Nama Database
: Warisan.MDB
Nama Tabel
: Ahli waris
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Kode
Text
3
Hubungan
Text
30
Nama Tabel
: Kaidah
Nama Field
Tipe Data
Kode
Text
Kaidah
Text

Ukuran
3
50

1. Tabel Ahli waris digunakan untuk menyimpan data semua ahli waris yang berhak
menerima warisan. Terdiri dari filed kode dan hubungan.
2. Tabel hubungan digunakan untuk menyimpan data kaidah yang digunakan untuk
membagi harta warisan sesuai dengan ketentuan yang ada pada hukum islam.
Terdiri dari field kode dan kaidah.
Hubungan kedua table tersebut dapat digambarkan dengan bentuk relasi seperti pada
gambar dibawah ini :
Kaidah

Ahli waris
Kode 
Hubungan 



00 

Kode 
Kaidah 

Gambar7. Diagram Relasi Antar Tabel
11. Perancangan antar muka
Interface merupakan penghubung antara user dengan sistem pakar. Interfase harus
dirancang user friendly, agar user tidak kebingungan menggunakan sistem ini. Sistem pakar
ini terdiri dari dua form input data master dan satu form untuk interface dengan user untuk
penghitungan hak setiap ahli waris yang ditinggalkan.

a.

Form Input Data Daftar Ahli Waris

Input data ahli waris digunakan untuk menginputkan master data semua ahli waris yang
mungkin akan ditinggalkan oleh almarhum. Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 8. Desain Input Master Ahli Waris
b.

Form Input Data Daftar Kaidah Pembagian Harta Warisan
Input data kaidah pembagian warisan digunakan untuk menginputkan master data
kaidah yang sudah ditetapkan untuk pembagian hak setiap ahli waris yang ditinggalkan.
Seperti pada gambardibawah ini :

Gambar9. Desain Input Kaidah pembagian Warisan
c.

Form Penghitungan Hak Ahli Waris
Form ini digunakan untuk menginputkan menghitung hak yang akan didapatkan oleh ahli
waris yang tinggalkan sesuai dengan rule dan kaidah yang sudah menjadi ketetapan,
seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 10.Desain Proses Pembagian Warisan
12. Implementasi Penggunaan Sistem
a. Cara Menjalankan Sistem
Berikut langkah menjalan Sistem Aplikasi Penghitungan Harta Warisan :
a. Klik icon Warisan.
Selanjutnya muncul Tampilan menu utama. Pada menu utama terdiri dari 2 (dua)
menu pilihan dan 1 (satu) menu keluar, seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 11. Tampilan Menu Utama
b. Form Input Data Ahli Waris
Untuk mengaktifkan menu ini maka langkahnya adalah : Klik Menu Data Master
kemudian klik Sub Menu Entri Ahli Waris. Setelah formnya tampil maka Bisa
diinputkan data ahli waris, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 12. Tampilan Input Data Ahli Waris
c. Form Input Data Kaidah Pembagian Warisan.
Menu ini berfungsi untuk menginputkan data kaidah pembagian yang ingin
ditambahkan kedalam database. Untuk mengaktifkan menu ini maka langkahnya
adalah : Klik Menu Data master kemudian klik Sub Menu Entri Kaidah
Warisan. Setelah itu Tampilannya akan muncul seperti gambar dibawah ini :

Gambar 13. Tampilan Input Kaidah Warisan

d. Form Input Data Penghitungan Pembagian Warisan

Untuk mengaktifkan menu ini maka langkahnya adalah : Klik Menu
Penghitungan. Setelah itu tampilannya akan muncul seperti gambardibawah ini :

Gambar 14. Tampilan Penghitungan Pembagian Warisan

b. Pengujian Sistem
Setelah semua sistem kita terkonfigurasi dengan baik dan sistem dapat dapat berjalan
dengan baik maka tahap terakhir kita lakukan pengujian sistem.
Untuk hal ini kita coba dengan menerapkan pada contoh kasus untuk menguji beberapa
rule.
Contoh kasus 1:
Seorang meninggal duniadan meninggalkan total warisan yang sudah dihargai
dalam bentuk uang senilai RP 3.500.000.000,00
Ahli waris yang ditinggalkan :
1. Anak perempuan 1 orang
2. Ayah
3. Ibu
4. Suami
Setelah data warisan dan ahli waris di atas diinputkan ke sistem maka didapat hasil
seperti gambar dibawah ini :

Gambar 15. Hasil Pengujian Terhadap Kasus 1
Contoh kasus 2:
Seorang meninggal dunia dan meninggalkan total warisan yang sudah dihargai
dalam bentuk uang senilai RP 2.565.500.000,00
Ahli waris yang ditinggalkan :
1. Anak Laki-laki 1 orang
2. Anak Perempuan 3 orang
3. Ayah
4. Istri
5. Kakek
6. Saudara Kandung
Setelah data warisan dan ahli waris di atas diinputkan ke sistem maka didapat hasil
seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 16. Hasil Pengujian Terhadap Kasus 2
13. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Sistem aplikasi berbasis sistem pakar yang dirancang dapat membantu ahli waris
menghitung warisan yang ditinggalkan meski tanpa bantuan pakar dengan menggunakan
Software Visual Basic 6.0 dan database microsoft access 2007.
2. Metode inferensi runut maju (fordward chaining) cocok digunakan untuk menangani
masalah pengendalian (controling) dan diagnosa.
3. Keluaran dari sistem ini adalah informasi hak diterima oleh ahli waris berdasarkan
ketetapan perhitungan pembagian harta warisan menurut hukum Islam.
Daftar Pustaka
Aziz, Farid ( 1994 ), “Belajar Sendiri Pemograman Sistem Pakar “, PT. Elekmedia
Komputindo, Jakarta
Tim Penerbit Andi ( 2003 ), “Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic “, CV.
Andi Offset, Yogyakarta
Anita Desiani & Muhammad Arhami (2006), “Konsep Kecerdasan Buatan”, Andi
Yogyakarta, Yogyakarta
Arhami, Muhammad (2005), “Konsep Dasar Sistem Pakar”, Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Kusrini (2008), “Aplikasi Sistem Pakar”, Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Basyir, Ahmad Azhar, MA, (2001), “Hukum Waris Islam”, UII Press, Yogyakarta
http://opi.110mb.com/
Penulis :
Afijal, S.Kom
Http ://ijalnewbie.wordpress.com
Email : ijal.org@gmail.com
Lahir di Pulau Kayu, Susoh, Abdya, 25 Agustus 1984. Sarjana Teknik Informatika STMIK
Bina Bangsa Lhokseumawe, Aceh. Sedang menyelesaikan Thesis Study S-2 Magister
Komputer di Universitas Putra Indonesia (UPI) “YPTK” Padang. Bekerja sebagai Dosen
Tetap pada Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Almuslim, Bireuen, Aceh.