this PDF file ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPS 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20162017 | Maulida | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI 1 PB
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERIPERSAMAAN
LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII
IPS 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Farrisa Ovira Maulida1), Mardiyana2), Ikrar Pramudya3)
1)Mahasiswa
2)3)Dosen
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
risaovira@gmail.com,2)mardiyana@lycos.com,
3)
ikrarpramudya@yahoo.com.sg
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada masingmasing kelompok motivasi belajar terhadap materi persamaan lingkaran.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode observasi,
angket, dan wawancara berbasis tugas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XII SMA Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 6 siswa. Identifikasi tingkat
pemahaman konsep siswa sesuai yang dikemukakan Kolomuҫ & Tekin, yaitu:
memahami konsep, memahami konsep sebagian, memahami konsep sebagian dengan
miskonsepsi, miskonsepsi, dan tidak memahami. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) pada konsep titik pusat lingkaran, jari-jari lingkaran, dan garis singgung
lingkaran, siswa pada kelompok motivasi belajar tinggi mencapai tingkat pemahaman
memahami,sedangkan pada konsep persamaan lingkaran dan diskriminan siswa
mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian; (2) pada konsep jari-jari
lingkaran siswa pada kelompok motivasi sedang mencapai tingkat pemahaman
memahami konsep, pada konsep titik pusat lingkaran dan diskriminan, siswa
mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian,sedangkan pada konsep
persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran siswa mencapai tingkat
pemahaman memahami sebagian dengan miskonsepsi;(3) pada konsep titik pusat
lingkaran siswa pada kelompok motivasi belajar rendah mencapai tingkat pemahaman
memahami,sedangkan pada konsep jari-jari, persamaan lingkaran, persamaan garis
singgung lingkaran, dan diskriminan siswa mencapai tingkat pemahaman memahami
sebagian dengan miskonsepsi.
Kata Kunci: miskonsepsi, tingkat pemahaman konsep, motivasi belajar
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
26
PENDAHULUAN
56,06dan standar deviasinya paling besar
Pendidikan, bagi sebagian orang
di antara mata pelajaran yang lain, yaitu
dipahami sebagai pengajaran, karena
se-besar 23,99. Hal ini menunjukkan
pendidikan pada umumnya selalu mem-
bahwa penyebaran nilai pada mata
butuhkan pengajaran.Matematika meru-
pelajaran
pakan salah satu mata pelajaran yang di-
sangat beragam.
ma-tematika
yang
masih
berikan di semua sekolah baik di jenjang
Menurut Dimyati dan Mudjiono,
pendidikan dasar maupun pendidikan
jika ditinjau dari dimensi siswa, perma-
menengah. Sudah barang tentu diha-
salahan belajar yang dapat muncul sebe-
rapkan agar mata pelajaran matematika
lum kegiatan belajar dapat berhubungan
yang diberikan di semua jenjang pen-
dengan karakteristik/ciri siswa baik ber-
didikan itu akan mempunyai kontribusi
kenaan dengan minat, kecakapan, mau-
dalam memajukan pendidikan bangsa di
pun
masa depan. Namun, pada kenyataannya,
Selama proses belajar, masalah belajar
mata pelajaran matematika masih di-
seringkali
anggap sebagai mata pelajaran yang sulit
terhadap belajar, motivasi, konsentrasi,
dipelajari dan ditakuti oleh sebagian
pengolahan pesan pembelajaran, me-
besar siswa di seluruh Indonesia. Hal
nyimpan pesan, menggali kembali pesan
tersebut berdampak pada hasil UN siswa
yang telah tersimpan dan unjuk hasil
SMA khususnya pada mata pelajaran
belajar.
pengalaman-pengalaman
berkaitan
dengan
[1].
sikap
matematika tahun 2015 yang mengalami
Selanjutnya, dilakukan observasi
penurunan. Berdasarkan aplikasi PA-
mengenai proses belajar matematika di
MER UN 2015 pada Ujian Nasional
SMA Negeri 6 Surakarta dan me-
SMA/MA tahun pelajaran 2014/2015
nemukan suatu permasalahan yang ber-
untuk program studi IPS, diketahui bah-
akibat pada hasil belajar yang masih
wa rata-rata nilai Ujian Nasional pada
rendah. Selain dari hasil observasi yang
mata pelajaran matematika menduduki
telah dilakukan, berdasarkan aplikasi
peringkat tiga terendah di antara mata
PAMER UN 2015, SMA Negeri 6
pelajaran
Surakarta menempati urutan dua ter-
yang
lain,
yaitu
sebesar
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
27
bawah pada hasil Ujian Na-sional untuk
jari dari persa-maan lingkaran yang
mata pelajaran matematika se-SMA
diketahui bukan menentukan jari-jari
Negeri di Surakarta. Kemudian di-
persamaan lingkaran yang ditanyakan.
lakukan observasi proses belajar pada
Ditambah lagi siswa memperoleh hasil
materi persamaan lingkaran di kelas XI
persamaan lingkaran yang tidak sesuai
IPS 4 SMA Negeri 6 Surakarta dan seba-
konsep,
gian besar dari mereka tidak menguasai
lingkaran yang diperoleh siswa bukan
materi tersebut. Hal tersebut diperkuat
merupakan bentuk persamaan lingkaran,
dengan hasil ulangan harian mereka pada
melainkan parabo-la. Hal tersebut dapat
materi persamaan lingkaran, diperoleh
dijadikan indikasi pemahaman konsep
lebih dari 90% dari mereka men-
siswa terhadap persa-maan lingkaran
dapatkan nilai di bawah KKM (kriteria
masih kurang. Selain itu, selama dila-
ketuntasan minimal) yaitu sebesar 68.
kukan observasi, terlihat hanya siswa
terlihat
pada
persamaan
Selanjutnya dilakukan observasi
tertentu yang mempunyai inisiatif ber-
pa-da salah satu jawaban siswa pada
tanya, mengerjakan soal di depan, dan
materi persamaan lingkaran, dimana
menjawab pertanyaan yang diberikan
siswa
menentukan
oleh guru. Motivasi adalah kondisi
persamaan lingkaran yang pusatnya
psikologis yang mendorong seseorang
sama dengan pusat pada lingkaran x2+y2-
untuk
4x+6y-12=0 dan melalui titik (3, 2).
bungan dengan pernyataan tersebut, ini-
Pada hasil pekerjaan siswa tersebut
siatifbertanya, mengerjakan soal di de-
terlihat bahwa siswa masih tidak tepat
pan, dan menjawab pertanyaan merupa-
dalam menentukan titik pusat dari
kan bentuk motivasi belajar yang di-
persamaan lingkaran yang diketahui.
miliki siswa.
di-minta
untuk
melaksanakan
sesuatu.
Sehu-
Siswa menganggap koefisien dari x dan
Hampir setiap guru matematika
y sebagai pusat lingkaran, padahal pusat-
setuju akan pentingnya motivasi dalam
nya seharusnya (2, -3). Siswa juga masih
mengajarkan matematika. Siswa akan
tidak tepat dalam menentukan jari-jari,
belajar secara efektif jika mereka benar-
terlihat bahwa siswa menentukan jari-
benar tertarik terhadap pelajarannya.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
28
Peserta didik yang paham dengan materi
ban yang telah dikemukakan siswa
yang diajarkan akan lebih bersemangat
kemudian dianalisis dengan mengguna-
untuk belajar, karena peserta didik tidak
kan kategori tingkat pemahaman yang
kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
terdiri dari memahami konsep, miskon-
atau soal yang diberikan [2]. Lain halnya
sepsi, dan tidak memahami. Kategori
dengan
tidak
pemahaman tersebut dapat digolongkan
memiliki pemahaman konsep lebih awal,
dalam lima derajat pemahaman. Klasi-
akan merasa malas karena tidak mengerti
fikasi derajat pemahaman tersebut disaj-
dengan maksud materi yang diajarkan,
ikan dalam Tabel. 1.
peserta
didik
yang
sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar. Jika motivasi belajar siswa semakin baik maka pemahaman konsep siswa akan semakin baik
pula [3].
Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan bersikap, berpikir,
dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, dan inti /isi
dari materi matematika dan kemampuan
dalam memilih, serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat.Selain itu,
apabila anak memahami suatu konsep
maka ia akan dapat menggeneralisasikan
suatu objek dalam berbagai situasi lain
yang tidak digunakan dalam situasi
belajar [4].
Pemahaman konsep dalam pene-
Tabel. 1 Klasifikasi Derajat Pemahaman
Konsep
Degrees of
Rating Criteria
Comprehensi
on
Full CompreAnswers covering all
hension
aspects of correct
answer.
Partial Com- Answers covering one
prehension
aspect, but not all aspects ofcorrect
answer.
showing
Partial Com- Answers
prehension
par-tial
with a Specific comprehension, but
Alternative
coveringan
alConcept
ternative concept at
the same time.
Alternative
Scientifically
inConcepts
correct answers.
Lack of Com- Answers left blank,
prehension
Question repetition,
Irrelevant orunclear
answers, I don’t
know, I don’t understand.
[5]
litian ini dapat dilihat berdasarkan jawaJurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
29
Klasifikasi tersebut dapat menunjukkan sejauhmana tingkatan pemahaman siswa mengenai suatu konsep matematika. Adapun indikator pemahaman
siswa terhadap suatu konsep matematika
menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen
No. 506/C/PP/2004 adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep,
yaitu mampu menyebutkan definisi
berdasaran konsep esensial yang
dimiliki oleh sebuah objek.
b. Mengklasifikasikan objek menurut
sifat-sifat tetentu (sesuai dngan
konsepnya), yaitu mampu menganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat atau
ciri-ciri tertentu yang dimiliki sesuai
dengan konsepnya.
c. Memberi contoh dan bukan contoh
dari konsep, yaitu mampu memberikan contoh lain dari sebuah objek
baik untuk contoh maupun bukan
contoh.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika,
yaitu mampu menyatakan suatu
objek dengan berbagai bentuk
reprsentasi, misalkan dengan mendaftarkan anggota dari suatu objek.
e. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup suatu konsep, yaitu
mampu mengkaji mana syarat perlu
dan syarat cukup yang terkait dengan
suatu objek.
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur tertentu, yaitu
kemampuan menyelesaikan soal
dengan tepat sesuai dengan prosedur.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, yaitu
mampu menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah [6].
Miskonsepsi dapat merupakan (a)
pengertian yang tidak akurat, (b) penggunaan konsep yang salah, (c) klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang
penerapan konsep, (d) pemaknaan konsep yang berbeda, (e) kekacauan konsepkonsep yang berbeda, dan (f) hubungan
hierarki konsep-konsep yang tidak benar
[7]. Miskosepsi yang dialami siswa di
sekolah dapat berbeda satu sama lainnya
dengan penyebab yang berbeda pula.
Ada
bebe-rapa
faktor
yang
dapat
menyebabkan mis-konsepsi pada siswa.
Menurut
Yuliati,
aspek-aspek
yang
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi
pada siswa adalah (a) siswa sendiri, (b)
guru, (c) buku teks, dan (d) metode
mengajar [7]. Jika aspek-aspek tersebut
memberikan informasi dan pengalaman
yang berbeda dengan pengertian ilmiah
maka sangat besar kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada siswa tersebut.
Adapun indikator pemahaman
konsep siswa tehadap materi persamaan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
30
lingkaran yang digunakan dalam peneli-
d. Konsep Persamaan Garis Singgung
tian ini adalah:
Lingkaran
a. Konsep Titik Pusat Lingkaran
Pada konsep persamaan garis sing-
Pada konsep titik pusat lingkaran,
gung lingkaran, siswa dikatakan me-
sis-wa dikatakan memahami konsep
mahami
jika
(1)
indikator: (1) menyatakan ulang
menyatakan ulang sebuah konsep;
sebu-ah konsep; (2) memberi contoh
(2)
objek
dan bukan contoh dari konsep; (3)
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
meng-gunakan, memanfaatkan, dan
dngan
memi-lih prosedur tertentu.
memenuhi
indikator:
mengklasi-fikasikan
konsepnya); (3) memberi
contoh
dan
bukan
contoh
dari
konsep.
konsep
jika
memenuhi
e. Konsep Diskriminan
Pada konsep diskriminan, siswa
b. Konsep Jari-jari Lingkaran
dika-takan memahami konsep jika
Pada konsep jari-jari lingkaran, siswa
meme-nuhi
dikatakan memahami konsep jika
menyatakan ulang sebuah konsep;
me-menuhi
(2) menggunakan, memanfaatkan,
indikator:
(1)
menyatakan ulang sebuah konsep;
(2)
mengklasi-fikasikan
indikator:
(1)
dan memilih prosedur tertentu.
objek
Selama proses belajar, masalah
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
belajar seringkali berkaitan dengan sikap
dngan
terhadap
contoh
konsepnya); (3) memberi
dan
bukan
contoh
dari
konsep.
pengolahan
belajar,
konsentrasi,
pesan
pembelajaran,
menyimpan pesan, menggali kembali
c. Konsep Persamaan Lingkaran
pesan yang telah tersimpan dan unjuk
Pada konsep persamaan lingkaran,
hasil
siswa dikatakan memahami konsep
belajar.Dalam proses belajar, motivasi
ji-ka
(1)
dapat dikatakan sebagai kese-luruhan
menyata-kan ulang sebuah konsep;
daya penggerak di dalam diri siswa yang
(2) meng-gunakan, memanfaatkan,
menimbulkan kegiatan be-lajar, yang
dan memi-lih prosedur tertentu.
menjamin kelangsungan dari kegiatan
memenuhi
indikator:
belajar,
serta
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
motivasi
31
belajar dan yang memberikan arah pada
dalam pel-ajaran matematika; (5) merasa
kegiatan belajar sehingga tu-juan yang
puas
dikehendaki oleh subjek bela-jar itu
matematika.
dapat tercapai [8]. Dalam proses belajar,
indikator motivasi eks-trinsik sebagai
motivasi
sebab
berikut: (1) adanya peng-hargaan dan
seseorang yang tidak mempunyai mo-
pujian selama pembelajaran matematika;
tivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
(2) adanya hukuman atau sanksi dari
melakukan aktivitas belajar. Sebaliknya,
guru;
seseorang
motivasi
kondusif; (4) adanya dukungan dari
belajar yang kuat, akan mempunyai
orang tua; (5) kegiatan pembelajaran
banyak
yang menarik.
sangat
yang
e-nergi
diperlukan,
memiliki
untuk
melakukan
kegiatan belajar.
da-lam
(3)
mengikuti
pelajaran
Se-lanjutnya,
lingkungan
belajar
untuk
yang
METODE PENELITIAN
Motivasi dibedakan menjadi dua,
Penelitian ini menggunakan me-
yaitu: (a) motif intrinsik, tenaga pendo-
tode penelitian kualitatif dan pendekatan
rong yang sesuai dengan perbuatan yang
dalam penelitian ini menggunakan pen-
dilakukan; (b) motif ekstrinsik, tenaga
dekatan studi kasus. Tempat penelitian
pendorong yang ada di luar perbuatan
yang dijadikan peneliti sebagai tempat
yang dilakukannya tetapi menjadi pe-
diperolehnya data ini dilaksanakan di
nyerta.Dalam penelitian ini akan digu-
SMA Negeri 6 Surakarta yang beralamat
nakan indikator motivasi dengan meng-
di Jalan Mr. Sartono Nomor 30, Sura-
klasifikasikannya menjadi motivasi eks-
karta. Data pada penelitian ini berupa ka-
trinsik dan intrinsik. Indikator motivasi
ta-kata dan tindakan yang dilakukan oleh
intrinsik sebagai berikut: (1) keinginan
siswa kelas XII IPS 4 SMA N 6
mengerjakan tugas-tugas matematika;
Surakarta tahun ajaran 2016/2017, yaitu
(2) keinginan untuk mendalami materi
berupa hasil tes kognitif dan data hasil
mate-matika; (3) adanya respon untuk
wa-wancara dengan siswa yang ditunjuk
menga-jukan pertanyaan atau gagasan
se-bagai
selama pembelajaran matematika; (4)
teknik dalam pengumpulan data yang
keinginan untuk mendapat nilai baik
dilakukan adalah dengan menggunakan
subjek
penelitian.Adapun
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
32
wawancara berbasis tugas. Wawancara
wawancara kedua dan ke-tiga untuk
berbasis tugas dilakukan peneliti dengan
memilih data yang konsisten sehingga
cara siswa diberikan lembar tugas yang
data yang diperoleh tersebut dikatakan
berisikan beberapa persoalan matematika
valid [9].
pada materi persamaan lingkaran. Selan-
Teknik analisis data yang digu-
jutnya, siswa diminta untuk mengerjakan
nakan dalam penelitian ini mengikuti
soal tersebut dan diberikan pertanyaan-
konsep yang diberikan Miles and Huber-
pertanyaan
yang
man. Aktivitas dalam analisis data
berkaitan dengan apa yang dikerjakan
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
siswa tersebut untuk mengungkap pema-
berlangsung secara terus menerus sam-
haman konsep siswa terhadap materi
pai tuntas sehingga datanya sudah jenuh
tersebut.
[10]. Tahap kegiatan dalam menganalisis
me-ngenai
hal-hal
Dalam penelitian ini peneliti
data
kualitatif,
yaitu
reduksi
data,
menggunakan teknik triangulasi waktu
penyajian data, dan menarik simpulan
untuk menguji keabsahan data yang di-
atau verifikasi [11].
peroleh selama penelitian.Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan
cara mengecek data hasil wawancara
per-tama dengan hasil wawancara kedua
yang
dilakukan
pada
waktu
yang
berbeda untuk setiap subjek penelitian.
Apabila hasil wawancara pertama dan
kedua menun-jukkan data yang konsisten maka diperoleh data yang valid,
tetapi apabila tidak ada data yang
konsisten dari wawancara pertama dan
kedua,
maka
dilakukan
wawancara
ketiga kemudian membandingkan hasil
wawancara pertama dan ketiga dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dilakukan analisis data yang
diperoleh dari wawancara berbasis tugas
pada keenam subjek untuk memperoleh
data tingkat pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, dilakukan analisis untuk menentukan tingkat
pemahaman siswa pada masing-masing
konsep dalam soal materi persamaan
lingkaran sebagai berikut.
1. Pemahaman Konsep Siswa Kelompok Motivasi Belajar Tinggi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
33
Pada konsep titik pusat lingkaran,
menghitung jari-jari dari suatu gambar
siswa pada kelompok motivasi tinggi
lingkaran pada bidang koordinat, hal ter-
dapat menentukan titik pusat dari suatu
sebut terlihat dari siswa yang dapat me-
gambar lingkaran pada bidang koordinat,
nuliskan jawaban mereka dengan tepat.
hal tersebut terlihat dari siswa yang
Siswa juga mampu membedakan mana
dapat
mereka
yang merupakan titik pusat dan mana
dengan tepat. Selanjutnya, siswa juga
yang bukan, hal tersebut nampak dari ha-
mampu
konsep
sil wawancara yang telah dilakukan di
dengan bahasa mereka sendiri, hal
mana peneliti menunjukkan beberapa ga-
tersebut nampak dari hasil wawancara
ris yang berada di dalam lingkaran dan
yang dilakukan pada siswa di mana
siswa mampu membedakan mana garis
jawaban setiap siswa ber-beda dalam
yang merupakan jari-jari lingkaran dan
menyatakan konsep titik pu-sat, tetapi
mana garis yang bukan merupakan jari-
memiliki makna yang sama. Siswa juga
jari lingkaran. Seorang siswa memiliki
mampu
yang
kemampuan dalam memahami suatu
merupakan titik pusat dan mana yang
konsep matematika apabila ia telah
bukan, hal tersebut nampak dari hasil
mampu melakukan beberapa hal, salah
wawancara yang telah dilakukan di mana
satunya adalah memberikan contoh (dan
peneliti menunjukkan beberapa titik
bukan
yang berada di dalam lingkaran dan
berkaitan dengan suatu konsep guna
siswa mampu membedakan mana titik
memperjelas konsep tersebut [6]. Selan-
pusat dan mana titik yang bukan meru-
jutnya, siswa juga mampu menyatakan
pakan titik pusat. Sehingga, sesuai deng-
ulang konsep dengan bahasa mereka
an indikator pemahaman konsep dapat
sendiri, hal tersebut nampak dari hasil
disimpulkan bahwa siswa telah men-
wawancara yang dilakukan di mana
capai tingkat pemahaman memahami
jawaban setiap siswa berbeda dalam me-
konsep.
nyatakan
menuliskan
jawaban
me-nyatakan
membedakan
ulang
mana
Pada konsep jari-jari lingkaran, siswa pada kelompok motivasi tinggi dapat
contoh)
konsep
atau
ilustrasi
jari-jari
yang
lingkaran,
tetapi memiliki makna yang sama.
Sehingga,
sesuai
dengan
indikator
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
34
pemahaman kon-sep dapat disimpulkan
dilakukan wawancara siswa pada kelom-
bahwa siswa telah mencapai tingkat
pok motivasi tinggi mampumenyatakan
pemahaman memahami konsep.
atau mengungkapkan konsep persamaan
Pada konsep persamaan lingkaran,
lingkaran dengan cara dan kalimatnya
siswa pada kelompok motivasi tinggi
sendiri tetapi tetap memenuhi ketentuan
sesuai dengan indikator pemahaman
berkenaan dengan gagasan konsep ter-
kon-sep mencapai tingkat pemahaman
sebut.
konsep memahami sebagian. Hal ter-
menyatakanbahwa pemahaman konsep
sebut terlihat pada saat siswa sudah
sebagai
dapat menerapkan rumus persamaan
mejelaskan konsep, yang artinya siswa
lingkaran dengan tepat dan juga tidak
mampu untuk mengungkapkan kembali
terjadi
apa
kesalahan
perhitungan
pada
Duffin
dan
kemampuan
yang
telah
Simpson
siswa
untuk
dikomunikasikan
operasi hitung aljabarnya. Akan tetapi,
kepadanya
[12].
Siswa
saat dilakukan wawancara siswa pada
merupakan
siswa
pada
kelompok motivasi tinggi mampumen-
motivasi belajar tinggi sehingga mampu
definisikan atau mengungkapkan konsep
menerima dan meng-olah informasi yang
persamaan lingkaran, tetapi tidak dapat
diterimanya dengan baik.Motivasi dalam
menyatakan secara keseluruhan.
belajar membe-rikan peranan penting
Pada
konsep
persamaangaris
dijadikan
pok
dimungkinkan
tinggi
berdasarkan
kelompok
dalam menen-tukan hal-hal yang dapat
singgung lingkaran, siswa pada kelommotivasi
tersebut
pe-nguat
belajar
siswa
tersebut
mencari
tingkat pe-mahaman memahami konsep.
informasi yang dibutuhkan dan juga
Hal terse-but terlihat pada saat siswa
mampu
sudah
informasi yang diberikan kepada-nya
menerapkan
rumus
untuk
akan
indikator pemahaman konsep mencapai
dapat
upaya
sehingga
menerima
persamaan garis singgung lingkaran
[13].
dengan tepat dan juga tidak terjadi
tersebut
mampu
kesalahan
kembali
informasi
hitung
perhitungan
aljabarnya.
pada
Selain
operasi
itu,
saat
Hal
tersebut
mendapatkan
dan
meng-olah
berakibat
siswa
mengkomunikasikan
yang
telah
di-
perolehnya dengan baik.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
35
Pada konsep diskriminan, siswa
Pada konsep titik pusat lingkaran,
pada kelompok motivasi belajar tinggi
siswa pada kelompok motivasi sedang
berdasarkan indikator pemahaman kon-
dapat menyatakan ulang konsep titik
sep
pusat lingkaran, hal tersebut terlihat saat
mencapai
mema-hami
tingkat
sebagian
pemahaman
Hal
siswa menyebutkan bahwa titik pusat
tersebut ter-lihat pada saat siswa sudah
merupakan titik yang berada di tengah
dapat meng-hitung nilai diskriminan
lingkaran, tetapi dalam menentukannya
dengan tepat. Se-lain itu, saat dilakukan
siswa masih bingung dalam mem-
wawancara siswa mampu mendefini-
bedakan antara titik pusat dengan titik
sikan atau mengungkapkan konsep dis-
singgung sehingga sesuai dengan indi-
kriminan dengan cara dan kalimatnya
kator pemahaman konsep dapat disim-
sendiri,tetapisaat ditanya lebih lanjut
pulkan bahwa siswa telah mencapai ting-
mengenai konsep diskriminan siswa
kat pemahaman memahami sebagian
tidak bisa menjawabnya. Siswa hanya
konsep dari titik pusat lingkaran. Mema-
mengetahui bahwa diskrminan un-tuk
hami konsep titik pusat lingkaran meru-
mengetahui kedudukan garis terhadap
pakan salah satu konsep dasar yang
lingkaran, tetapi tidak mampu menjelas-
sangat penting dalam materi persamaan
kan
menentukan
lingkaran ini. Konsep matematika sangat
kedudukan tersebut digunakan diskri-
kompleks dan cukup sulit untuk dipa-
minan. Dari jawaban siswa tersebut saat
hami apabila konsep yang lebih seder-
wawancara, terlihat siswa hanya me-
hana belum bisa dipahami siswa [6].
ngetahui sebagian konsep yang diajarkan
Dengan demikian, jika siswa tidak me-
oleh guru saja tanpa mengetahui kese-
mahami titik pusat lingkaran, maka ke-
luruhan konsep dari diskriminan. Hal
mungkinan siswa tersebut akan menga-
tersebut juga mungkin disebabkan pen-
lami kesulitan dalam memahami konsep
jelasan konsep dari guru yang kurang
yang lain.
mengapa
dalam
konsep.
menyeluruh.
2. Pemahaman Konsep Siswa Kelompok Motivasi Belajar Sedang
Pada konsep jari-jari lingkaran,
tingkat pemahaman konsep siswa pada
kelompok motivasi sedang sama halnya
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
36
dengan siswa pada kelompok motivasi
gantung sama titik pusat dan jari-jari”.
tinggi. Hal tersebut telihat saat siswa
Siswa lainnya menyatakan, “persamaan
mampu menghitung jari-jari dari suatu
yang menghubungkan antara pusat, jari-
gambar lingkaran pada bidang koordinat,
jari, dan xy”. Dari jawaban siswa ter-
membedakan mana yang merupakan titik
sebut, siswa sebenarnya sudah menge-
pusat dan mana yang bukan, dan mampu
tahui unsur-unsur yang ada di dalam
menyatakan ulang konsep dengan bahasa
persamaan lingkaran, tetapi saat mende-
mereka sendiri, hal tersebut nampak dari
finisikannya mereka menjawab dengan
hasil wawancara yang dilakukan di mana
jawaban seadanya yang menimbulkan
jawaban setiap siswa berbeda dalam me-
makna yang masih ambigu atau tidak
nyatakan
lingkaran,
jelas. Hal tersebut mungkin terjadi di-
yang sama
karenakan siswa hanya memperoleh in-
tetapi
konsep
memiliki
sehingga
sesuai
jari-jari
makna
dengan
indikator
formasi mengenai definisi persamaan
pemahaman konsep dapat disimpulkan
lingkaran secara lisan saja. Menurut Yu-
bahwa siswa telah mencapai tingkat
liati,guru yang hanya berbicara dan me-
pemahaman memahami konsep dari jari-
nulis di papan tulis merupakan salah satu
jari lingkaran.
penyebab terjadinya miskonsepsi [14].
Pada konsep persamaan lingkaran,
Ditambah lagi siswa tersebut tergolong
siswa pada kelompok motivasi sedang
siswa dengan motivasi belajar sedang se-
mencapai tingkat pemahaman konsep se-
hingga kemungkinan siswa tidak terlalu
bagian dengan miskonsepsi. Siswa mam-
tertarik untuk mecari informasi me-
pu menerapkan rumus persamaan ling-
ngenai definisi tersebut dari sumber lain.
karan dengan tepat, tetapi saat dilakukan
Pada konsep persamaan garis
wawancara
ditemukan
adanya
per-
singgung lingkaran, siswa pada kelom-
nyataan yang tidak jelas yang menim-
pok motivasi sedang berdasarkan indi-
bulkan adanya miskonsepsi. Dari hasil
kator pemahaman konsep mencapai ting-
wawancara, siswa pada kelompok ini
kat pemahaman memahami sebagian
menyatakan, “pesamaan lingkaran meru-
dengan miskonsepsi. Siswa mampu me-
pakan persamaan yang… pokoknya ber-
nerapkan rumus persamaan garis sing-
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
37
gung lingkaran dengan tepat, tetapi saat
pada kelom-pok motivasi belajar tinggi
dilakukan wawancara ditemukan adanya
yaitu menca-pai tingkat pemahaman
miskonsepsi. Dari hasil wawancara, sis-
memahami
wa pada kelompok ini menyatakan
tersebut terlihat pada saat siswa sudah
bahwa garis menyinggung lingkaran di
dapat
dua titik, siswa tersebut cenderung masih
dengan tepat, walaupun salah satu siswa
ke-bingungan saat ditanya koordinat (x,
terjadi
y) merupakan satu titik atau dua titik.
disebabkan ketidaktelitian siswa, tetapi
Siswa lainnya mendefinisikan persamaan
siswa tersebut menyadari adanya ke-
garis singgung lingkaran sebagai garis
salahan pada jawabannya dan mampu
yang menyinggung lingkaran di satu titik
mengoreksinya saat dilakukan wawan-
yaitu di pusat lingkaran, terlihat bahwa
cara. Selain itu, saat dilakukan wa-
siswa tesebut masih kebingungan dalam
wancara siswa mampu mendefinisikan
membedakan mana titik pusat dan titik
atau mengungkapkan konsep diskri-
singgung. Hal tesebut dapat terjadi
minan dengan cara dan kalimatnya sen-
dikarenakan siswa pada konsep titik
diri,tetapisaat
pusat, hanya mencapai tingkat pema-
mengenai konsep diskriminan siswa
haman konsep memahami sebagian, di
tidak bisa men-jawabnya. Dari jawaban
mana
dalam
siswa saat wa-wancara, terlihat siswa
menentukan mana titik pusat dan titik
hanya mengetahui sebagian konsep yang
singgung sehingga pada konsep ini siswa
diajarkan
mengalami miskonsepsi. Hancock me-
mengetahui keseluruhan konsep dari
mandang
dari
diskriminan.Hal tersebut dapat terjadi
penalaran yang salah, miskonsepsi juga
mungkin dikarenakan penjelasan konsep
diyakini berasal dari kebingungan atau
dari guru yang kurang menyeluruh,
kurangnya pengetahuan [15].
selain itu ketertarikan siswa dengan mata
siswa
masih
miskonsepsi
bingung
muncul
Pada konsep diskriminan, tingkat
pemahaman
konsep
siswa
pada
kelompok sedang sama dengan siswa
seba-gian
menghitung nilai
kesalahan
guru
Hal
diskriminan
perhitungan
ditanya
oleh
konsep.
lebih
saja
yang
lanjut
tanpa
pelajaran matematika yang kurang juga
mempengaruhi motivasinya untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
38
3. Pemahaman Konsep Siswa Kelompok Motivasi Belajar Rendah
gunakan rumus. Miskonsepsi lain juga
ditemukan saat siswa dalam menyatakan
Pada konsep titik pusat lingkaran,
ulang konsep terdapat pernyataan yang
tingkat pemahaman konsep siswa pada
tidak jelas maknanya, sepeti “Jari-jari
kelompok motivasi rendah sama dengan
merupakan jarak titik pusat setengahnya,
siswa pada kelompok motivasi belajar
setengahnya titik pusat”. Miskonsepsi
tinggi. Siswa pada kelompok ini dapat
dapat merupakan pemaknaan konsep
menentukan titik pusat dari suatu gambar
yang berbeda, bisa juga merupakan
lingkaran pada bidang koordinat dan
pengertian yang tidak akurat tentang
mampu
konsep
konsep [7]. Dengan demikian, sesuai
dengan bahasa mereka sendiri. Hal
dengan indikator pemahaman konsep
tersebut nampak dari hasil wawancara
dapat disimpulkan bahwa siswa telah
yang dilakukan di mana jawaban setiap
mencapai tingkat pemahaman mema-
siswa berbeda dalam menyatakan konsep
hami sebagian dengan miskonsepsipada
titik pusat, tetapi memiliki makna yang
jari-jari lingkaran.
menyatakan
ulang
sama, dan juga mampu membedakan
Pada konsep persamaan lingkaran,
mana yang me-rupakan titik pusat dan
tingkat pemahaman konsep siswa pada
mana
yang bukan sehingga sesuai
kelompok motivasi rendah sama dengan
dengan indikator pemahaman konsep
siswa pada kelompok motivasi sedang,
dapat disimpulkan bahwa siswa telah
yaitu mencapai tingkat pemahaman kon-
mencapai tingkat pemahaman memaha-
sep sebagian dengan miskonsepsi. Siswa
mi konsep dari titik pusat lingkaran.
mampu menerapkan rumus persamaan
Pada konsep jari-jari lingkaran,
lingkaran dengan tepat, tetapi saat dila-
siswa mampu menentukan jari-jari ling-
kukan wawancara ditemukan adanya
karan, tetapi dalam kelompok ini terjadi
per-nyataan
miskonsepsi (salah konsep) saat siswa
menim-bulkan adanya miskonsepsi. Dari
menyatakan jari-jari tidak dapat diten-
hasil
tukan melalui gambar pada bidang koor-
miskonsepsi, misalnya siswa menytakan
dinat, melainkan harus dihitung meng-
bahwa persamaan lingkaran merupakan
yang
wawancara,
tidak
siswa
jelas
yang
mengalami
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
39
garis yang di titik pusat lingkaran, ada
men-jawab saja tanpa mengetahui makna
juga
yang sesungguhnya.
yang
menyatakan
persamaan
Pada
lingkaran untuk menentukan garis atau
konsep
persamaan
garis
titik yang sama dengan lingkaran, dan
singgung, tingkat pemahaman konsep
persamaan lingkaran merupakan titik
sis-wa
pusat
rendahsama
yang
mengandung
variabel
pada
kelompok
dengan
motivasi
siswa
pada
sedang,
yaitu
lingkaran. Miskon-sepsi tersebut dapat
kelompok
motivasi
terjadi karena dise-babkan oleh berbagai
mencapai
tingkat
aspek, yaitu dari siswa itu sendiri, guru,
memahami
buku teks, atau metode mengajar. Pada
konsepsi. Siswa pada kelompok ini
kasus ini, mis-konsepsi terjadi karena
mam-pu menerapkan rumus persamaan
adanya pemikiran dari siswa yang
garis singgung lingkaran dengan tepat,
berbeda mengenai suatu konsep yang
tetapi
diterimanya dan juga mung-kin guru
ditemukan a-danya miskonsepsi. Dari
hanya memberikan rumus saja tanpa
hasil wawan-cara, siswa mengalami
menjelaskan konsep dari persa-maan
miskonsepsi pada saat menyebutkan
lingkaran
bahwa koordinat titik x dan y merupakan
itu
sendiri.
Suparno
sebagian
saat
dengan
dilakukan
wawancara
dua
miskonsepsi yang berasal dari diri siswa
menyinggung di dua titik, sedangkan
adalah adanya berbagai jalan pikiran
siswa lainnya mendefinisikan persamaan
yang berbeda [14]. Rendahnya motivasi
garis singgung lingkaran se-bagai garis
dari siswa juga dapat mempengaruhi
yang membelah lingkaran. Siswa yang
miskonsepsi, hal ini dikarenakan dengan
kurang mampu atau bersemangat dalam
motivasi belajar yang rendah siswa tidak
mempelajari
tertarik untuk memperdalam suatu in-
mengalami kesulitan dalam menangkap
formasi.
konsep
pada
siswa
yang
dan
mis-
menyatakan bahwa salah satu penyebab
Miskonsepsi
titik
pema-haman
garis
singgung
mate-matika
benar
dalam
akan
proses
tersebut juga disebabkan karena siswa
belajarnya. Menurut Salirawati, siswa
tidak mengerti mengenai pernyataan
yang tidak tertarik atau tidak me-nyukai
yang di-ungkapkannya, siswa hanya asal
matematika biasanya kurang ber-minat
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
40
kurang
dalam struktur kognitif siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, serta
berdiri sendiri, tetapi mempunyai arti
mereka juga tidak mau mempelajari ba-
sehingga konsepsi yang diperoleh benar.
han ajar dari buku dengan baik [15]. Di-
Dalam hal ini, guru turut memegang pe-
tambah lagi cara guru dalam menyam-
ranan penting dalam membentuk konsep
paikan konsep yang masih kurang.
pada siswa, sehingga siswa dapat me-
Suparno menyatakan bahwa salah satu
nguasai konsep dengan benar tanpa ada
sebab miskonsepsi pada siswa adalah
kesalahan
guru yang tidak mengungkapkan mis-
Suyono, dan Sutopo menyatakan bahwa
konsepsi [14].
penyebab kurangnya pemahaman konsep
untuk
mempelajarnya
dan
(miskonsepsi).
Triyanto,
Pada konsep diskriminan, kelom-
matematika pada siswa tersebut adalah:
pok motivasi belajar rendah berdasarkan
(1) pembelajaran yang mekanistik, se-
indikator pemahaman konsep mencapai
hingga
tingkat pemahaman memahami sebagian
menghafal
dengan miskonsepsi. Hal tersebut terlihat
kurangnya
saat siswa mampu menerapkan rumus
meningkatkan kreatifitas siswa dalam
diskriminan dan mampu mendefinisikan
memahami konsep dengan inkuiri, dan
atau
(3)
mengungkapkan
konsep
diskriminan dengan cara dan kalimatnya
siswa
cenderung
rumus
matematika,
media
kurangnya
yang
variansi
soal
untuk
(2)
dapat
yang
diberikan guru [16].
sendiri,te-tapi saat ditanya lebih lanjut
Dalam penelitian ini, diperoleh
siswa men-jawab dengan jawaban yang
temuan yaitu hasil penelitian yang tidak
asal, seperti “ya pokoknya seperti itu”
sesuai dengan hasil penelitian yang re-
atau “ya karena di buku seperti itu”
levan.
sehingga menim-bulkan makna yang
Murnia-wati bahwa pemahaman konsep
tidak
pada
memiliki hubungan dengan hasil belajar
hakikatnya bukanlah untuk meng-hafal
siswa, hasil belajar umumnya meningkat
konsep, tetapi perlu memper-hatikan
jika pemahaman konsep meningkat [2].
hubungan antara konsep dengan konsep
If the motivation level of participants
yang lain. Konsep baru yang masuk
were higher, the achievement level of the
jelas.
Belajar
konsep
Seperti
yang
diungkapkan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
41
participants might have been higher,
mencapai tingkat pemahaman mema-
too.[17].Motivasi belajar siswa semakin
hami konsep. Kemudian, pada konsep
baik maka pemahaman konsep siswa
persamaan lingkaran dan diskriminan,
akan semakin baik pula [3]. Berdasarkan
siswa mencapai tingkat pemahaman me-
beberapa pendapat tersebut, diperoleh
mahami konsep sebagian.
simpulan bahwa motivasi belajar me-
Pemahaman
konsep
siswake-
miliki hubungan dengan pemahaman
lompok motivasi belajar sedang pada
konsep siswa, yaitu semakin tinggi
konsep
motivasi
mencapai
belajar
siswa
maka
akan
jari-jari
lingkaran
tingkat
siswa
pemahaman
semakin tinggi pula tingkat pemahaman
memahami konsep. Kemudian, pada
konsep siswa. Temuan yang diperoleh
konsep
adalah pada konsep titik pusat, siswa
diskriminan, siswa mencapai tingkat
dengan
motivasi
mencapai
pemahaman memahami konsep sebagian
tingkat
pemahaman
tinggi
dan pada konsep persamaan lingkaran
dibandingkan siswa pada kelompok
dan persamaan garis singgung lingkaran
motivasi belajar sedang. Hal tersebut
siswa mencapai tingkat pe-mahaman
dikarenakan
memahami
siswa
rendah
lebih
pada
kelompok
motivasi sedang masih kebingungan
pusat
ling-karan
sebagian
dan
dengan
miskonsepsi.
Pemahaman
dalam membedakan mana titik pusat dan
konsep
siswake-
lompok motivasi belajar rendah pada
mana titik singgung.
konsep titik pusat lingkaran siswa men-
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut.
Pemahaman
titik
konsep
siswake-
lompok motivasi belajar tinggi pada
konsep titik pusat lingkaran, jari-jari
lingkaran, dan garis singgung lingkaran
capai tingkat pemahaman memahami
konsep. Kemudian, pada konsep jari-jari,
persa-maan lingkaran, persamaan garis
sing-gung lingkaran, dan diskriminan
siswa mencapai tingkat pemahaman
memahami sebagian dengan miskonsepsi.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
42
motivasi
sedang
temuan, yakni pada konsep titik pusat,
cenderung
mengalami
siswa pada kelompok motivasi rendah
sebagian
dengan
mencapai
lebih
khususnya pada konsep persamaan
tinggi dibanding siswa pada kelompok
lingkaran, per-samaan garis singgung,
motivasi belajar sedang. Hal tersebut
dan diskri-minan. Hendaknya guru
dikarenakan
menyusun pembelajaran di mana
Dalam penelitian ini terdapat
tingkat
siswa
pemahaman
pada
kelompok
rendah
memahami
miskonsepsi
motivasi rendah masih kebingungan
miskonsepsi
dalam membedakan mana titik pusat dan
terjadi. Mis-konsepsi terjadi karena
mana titik singgung.
guru dalam mengajarkan materi ini
Dari simpulan mengenai tingkat
tersebut
dan
tidak
akan
terlalu cepat, selain itu konsep hanya
pemahaman konsep siswa pada materi
diberikan
melalui
definisi
dan
persamaan lingkaran ditinjau dari mot-
langsung memberikan rumus. Hal
ivasi belajar disarankan melakukan tin-
tersebut hendaknya diatasi dengan
dakan-tindakan sebagai berikut.
adanya media pembelajaran yang
a. Bagi guru sebelum memberikan ma-
mendukung, yaitu konsep diajarkan
teri selanjutnya hendaknya memper-
dengan mengaitkan pada kehidupan
hatikan pemahaman konsep yang
sehari-hari siswa atau dengan bahasa
dimiliki siswanya. Selain itu, motivasi
yang mudah dimengerti agar siswa
belajar yang dimiliki siswa juga perlu
mampu memahami konsep secara
diperhatikan oleh guru. Pada pene-
keseluruhan.
litian ini diperoleh bahwa siswa
b. Bagi siswa hendaknya berusaha me-
dengan motivasi tinggi cenderung
ngetahui cara belajar yang bagaimana
memahami
dari
yang dapat meningkatkan pemahaman
materi persamaan lingkaran, guru
konsepnya agar hasil belajarnya dapat
hendaknya
pe-
meningkat dan juga tidak hanya men-
ngayaan untuk lebih meningkatkan
jadikan guru dan informasi yang
pemahaman siswa. Pada penelitian ini
diberikan oleh guru sebagai sumber
juga diperoleh bahwa siswa dengan
belajar, tetapi hendaknya berusaha
sebagian
konsep
memberikan
soal
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
43
memperkaya pengetahuannya dengan
mencari sumber belajar lain dan juga
siswa
hendaknya
memperbanyak
latihan soal guna mengurangi terjadinya miskonsepsi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Dimyati & Mudjiono. (1999).
Belajar
dan
Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
[2] Murniawati, N. S. & Ahmad Z.
(2015).
Hubungan
Antara
Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar Siswa. Makalah tidak
dipublika-sikan.
Universitas
Negeri Goron-talo.
[3] Mutoharo, S.Z.R., Elok S. &
Mitarlis.
(2015).
Hubungan
Motivasi Bel-ajar
Terhadap
Pemahaman Kon-sep IPA pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21
Surabaya. e-Journal UNESA
(Pendidikan Sains), Vol 3,
No.02.
[4] Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[5] Kolomuҫ, A. & Tekin, S. (2011).
Chemistry Teachers’s Misconceptions Concerning of Chemical
Reaction Rate.Eurasian Journal
of Physics and Chemistry
Education, 3(2), 84-101. Diperoleh pada 3 Agustus 2016, dari
http://www.eurasianjournals.com/index.php/ejpce.
[6]Amir, A. (2015). Pemahaman Konsep
dan Pemecahan Masalah dalam
Pembelajaran Matematika. Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan dan Sains, Vol. 3, No.
01.
[7] Wafiyah, N. (2012). Identifikasi Miskonsepsi Siswa dan Faktor-faktor
Penyebab pada Materi Permutasi
dan Kombinasi di SMA Negeri 1
Manyar. Gamatika, Vol. II No. 2.
[8] Sardiman, A.M. (2007). Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta:
PT
Rajagrafindo
Persada.
[9] Ardiantoro, G. (2013). Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Eori Apos dalam Mempelajari Persamaan Garis Lurus
Ditinjau dari Aktivitas Belajar
Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Uni-versitas Sebelas Maret,
Surakarta.
[10] Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfa-beta.
[11] Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan-Metode dan Paradigma
Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
[12] Kesumawati, N. (2008). Pemahaman Konsep Matematik dalam
Pembelajaran
Matematika.
Ma-kalah dipublikasikan pada
Se-minar Matematika dan
Pendi-dikan
Matematika.
Universitas PGRI Palembang.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
44
[13] Uno, H.B. (2008). Teori Motivasi &
Pengukurannya-Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
[14] Barokah, M. (2013). Analisis Derajat Pemahaman Siswa Kelas
VII SMP Negeri 15 Surakarta
pada Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linier Satu
Variabel
Tahun
Ajaran
2011/2012.Skripsi
tidak
dipublika-sikan.
Universitas
Sebelas Ma-ret, Surakarta.
[15] Savitri, M. E. (2015). Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi
Pecahan dalam Bentuk Aljabar
ditinjau Dari Gaya Kognitif
Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 2 Adimulyo Kabupaten
Kebu-men
Tahun
Ajaran
2013/2014.
Tesistidak
dipublikasikan.
Uni-versitas
Sebelas Maret, Sura-karta.
[16] Triyanto, Suyono, dan Sutopo.
(2014). Analisis Pemahaman
Konsep Matematika dan Implementasinya dalam Pengembangan Model Pembelajaran
Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten
Klaten. Diperoleh pada tanggal
3
Agustus
2016
dari
eprints.uns.ac.id.
[17]Tuncel, E., Saide S., & Konul M.
(2016). Statistical Reasoning of
Impact of Motivation on Students' Achievement in Foreign
Language Learning. Procedia
Computer Science, 102 (2016),
244-250.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
45
LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII
IPS 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Farrisa Ovira Maulida1), Mardiyana2), Ikrar Pramudya3)
1)Mahasiswa
2)3)Dosen
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
risaovira@gmail.com,2)mardiyana@lycos.com,
3)
ikrarpramudya@yahoo.com.sg
Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada masingmasing kelompok motivasi belajar terhadap materi persamaan lingkaran.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode observasi,
angket, dan wawancara berbasis tugas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XII SMA Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 6 siswa. Identifikasi tingkat
pemahaman konsep siswa sesuai yang dikemukakan Kolomuҫ & Tekin, yaitu:
memahami konsep, memahami konsep sebagian, memahami konsep sebagian dengan
miskonsepsi, miskonsepsi, dan tidak memahami. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) pada konsep titik pusat lingkaran, jari-jari lingkaran, dan garis singgung
lingkaran, siswa pada kelompok motivasi belajar tinggi mencapai tingkat pemahaman
memahami,sedangkan pada konsep persamaan lingkaran dan diskriminan siswa
mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian; (2) pada konsep jari-jari
lingkaran siswa pada kelompok motivasi sedang mencapai tingkat pemahaman
memahami konsep, pada konsep titik pusat lingkaran dan diskriminan, siswa
mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian,sedangkan pada konsep
persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran siswa mencapai tingkat
pemahaman memahami sebagian dengan miskonsepsi;(3) pada konsep titik pusat
lingkaran siswa pada kelompok motivasi belajar rendah mencapai tingkat pemahaman
memahami,sedangkan pada konsep jari-jari, persamaan lingkaran, persamaan garis
singgung lingkaran, dan diskriminan siswa mencapai tingkat pemahaman memahami
sebagian dengan miskonsepsi.
Kata Kunci: miskonsepsi, tingkat pemahaman konsep, motivasi belajar
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
26
PENDAHULUAN
56,06dan standar deviasinya paling besar
Pendidikan, bagi sebagian orang
di antara mata pelajaran yang lain, yaitu
dipahami sebagai pengajaran, karena
se-besar 23,99. Hal ini menunjukkan
pendidikan pada umumnya selalu mem-
bahwa penyebaran nilai pada mata
butuhkan pengajaran.Matematika meru-
pelajaran
pakan salah satu mata pelajaran yang di-
sangat beragam.
ma-tematika
yang
masih
berikan di semua sekolah baik di jenjang
Menurut Dimyati dan Mudjiono,
pendidikan dasar maupun pendidikan
jika ditinjau dari dimensi siswa, perma-
menengah. Sudah barang tentu diha-
salahan belajar yang dapat muncul sebe-
rapkan agar mata pelajaran matematika
lum kegiatan belajar dapat berhubungan
yang diberikan di semua jenjang pen-
dengan karakteristik/ciri siswa baik ber-
didikan itu akan mempunyai kontribusi
kenaan dengan minat, kecakapan, mau-
dalam memajukan pendidikan bangsa di
pun
masa depan. Namun, pada kenyataannya,
Selama proses belajar, masalah belajar
mata pelajaran matematika masih di-
seringkali
anggap sebagai mata pelajaran yang sulit
terhadap belajar, motivasi, konsentrasi,
dipelajari dan ditakuti oleh sebagian
pengolahan pesan pembelajaran, me-
besar siswa di seluruh Indonesia. Hal
nyimpan pesan, menggali kembali pesan
tersebut berdampak pada hasil UN siswa
yang telah tersimpan dan unjuk hasil
SMA khususnya pada mata pelajaran
belajar.
pengalaman-pengalaman
berkaitan
dengan
[1].
sikap
matematika tahun 2015 yang mengalami
Selanjutnya, dilakukan observasi
penurunan. Berdasarkan aplikasi PA-
mengenai proses belajar matematika di
MER UN 2015 pada Ujian Nasional
SMA Negeri 6 Surakarta dan me-
SMA/MA tahun pelajaran 2014/2015
nemukan suatu permasalahan yang ber-
untuk program studi IPS, diketahui bah-
akibat pada hasil belajar yang masih
wa rata-rata nilai Ujian Nasional pada
rendah. Selain dari hasil observasi yang
mata pelajaran matematika menduduki
telah dilakukan, berdasarkan aplikasi
peringkat tiga terendah di antara mata
PAMER UN 2015, SMA Negeri 6
pelajaran
Surakarta menempati urutan dua ter-
yang
lain,
yaitu
sebesar
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
27
bawah pada hasil Ujian Na-sional untuk
jari dari persa-maan lingkaran yang
mata pelajaran matematika se-SMA
diketahui bukan menentukan jari-jari
Negeri di Surakarta. Kemudian di-
persamaan lingkaran yang ditanyakan.
lakukan observasi proses belajar pada
Ditambah lagi siswa memperoleh hasil
materi persamaan lingkaran di kelas XI
persamaan lingkaran yang tidak sesuai
IPS 4 SMA Negeri 6 Surakarta dan seba-
konsep,
gian besar dari mereka tidak menguasai
lingkaran yang diperoleh siswa bukan
materi tersebut. Hal tersebut diperkuat
merupakan bentuk persamaan lingkaran,
dengan hasil ulangan harian mereka pada
melainkan parabo-la. Hal tersebut dapat
materi persamaan lingkaran, diperoleh
dijadikan indikasi pemahaman konsep
lebih dari 90% dari mereka men-
siswa terhadap persa-maan lingkaran
dapatkan nilai di bawah KKM (kriteria
masih kurang. Selain itu, selama dila-
ketuntasan minimal) yaitu sebesar 68.
kukan observasi, terlihat hanya siswa
terlihat
pada
persamaan
Selanjutnya dilakukan observasi
tertentu yang mempunyai inisiatif ber-
pa-da salah satu jawaban siswa pada
tanya, mengerjakan soal di depan, dan
materi persamaan lingkaran, dimana
menjawab pertanyaan yang diberikan
siswa
menentukan
oleh guru. Motivasi adalah kondisi
persamaan lingkaran yang pusatnya
psikologis yang mendorong seseorang
sama dengan pusat pada lingkaran x2+y2-
untuk
4x+6y-12=0 dan melalui titik (3, 2).
bungan dengan pernyataan tersebut, ini-
Pada hasil pekerjaan siswa tersebut
siatifbertanya, mengerjakan soal di de-
terlihat bahwa siswa masih tidak tepat
pan, dan menjawab pertanyaan merupa-
dalam menentukan titik pusat dari
kan bentuk motivasi belajar yang di-
persamaan lingkaran yang diketahui.
miliki siswa.
di-minta
untuk
melaksanakan
sesuatu.
Sehu-
Siswa menganggap koefisien dari x dan
Hampir setiap guru matematika
y sebagai pusat lingkaran, padahal pusat-
setuju akan pentingnya motivasi dalam
nya seharusnya (2, -3). Siswa juga masih
mengajarkan matematika. Siswa akan
tidak tepat dalam menentukan jari-jari,
belajar secara efektif jika mereka benar-
terlihat bahwa siswa menentukan jari-
benar tertarik terhadap pelajarannya.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
28
Peserta didik yang paham dengan materi
ban yang telah dikemukakan siswa
yang diajarkan akan lebih bersemangat
kemudian dianalisis dengan mengguna-
untuk belajar, karena peserta didik tidak
kan kategori tingkat pemahaman yang
kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
terdiri dari memahami konsep, miskon-
atau soal yang diberikan [2]. Lain halnya
sepsi, dan tidak memahami. Kategori
dengan
tidak
pemahaman tersebut dapat digolongkan
memiliki pemahaman konsep lebih awal,
dalam lima derajat pemahaman. Klasi-
akan merasa malas karena tidak mengerti
fikasi derajat pemahaman tersebut disaj-
dengan maksud materi yang diajarkan,
ikan dalam Tabel. 1.
peserta
didik
yang
sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar. Jika motivasi belajar siswa semakin baik maka pemahaman konsep siswa akan semakin baik
pula [3].
Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan bersikap, berpikir,
dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, dan inti /isi
dari materi matematika dan kemampuan
dalam memilih, serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat.Selain itu,
apabila anak memahami suatu konsep
maka ia akan dapat menggeneralisasikan
suatu objek dalam berbagai situasi lain
yang tidak digunakan dalam situasi
belajar [4].
Pemahaman konsep dalam pene-
Tabel. 1 Klasifikasi Derajat Pemahaman
Konsep
Degrees of
Rating Criteria
Comprehensi
on
Full CompreAnswers covering all
hension
aspects of correct
answer.
Partial Com- Answers covering one
prehension
aspect, but not all aspects ofcorrect
answer.
showing
Partial Com- Answers
prehension
par-tial
with a Specific comprehension, but
Alternative
coveringan
alConcept
ternative concept at
the same time.
Alternative
Scientifically
inConcepts
correct answers.
Lack of Com- Answers left blank,
prehension
Question repetition,
Irrelevant orunclear
answers, I don’t
know, I don’t understand.
[5]
litian ini dapat dilihat berdasarkan jawaJurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
29
Klasifikasi tersebut dapat menunjukkan sejauhmana tingkatan pemahaman siswa mengenai suatu konsep matematika. Adapun indikator pemahaman
siswa terhadap suatu konsep matematika
menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen
No. 506/C/PP/2004 adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep,
yaitu mampu menyebutkan definisi
berdasaran konsep esensial yang
dimiliki oleh sebuah objek.
b. Mengklasifikasikan objek menurut
sifat-sifat tetentu (sesuai dngan
konsepnya), yaitu mampu menganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat atau
ciri-ciri tertentu yang dimiliki sesuai
dengan konsepnya.
c. Memberi contoh dan bukan contoh
dari konsep, yaitu mampu memberikan contoh lain dari sebuah objek
baik untuk contoh maupun bukan
contoh.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika,
yaitu mampu menyatakan suatu
objek dengan berbagai bentuk
reprsentasi, misalkan dengan mendaftarkan anggota dari suatu objek.
e. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup suatu konsep, yaitu
mampu mengkaji mana syarat perlu
dan syarat cukup yang terkait dengan
suatu objek.
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur tertentu, yaitu
kemampuan menyelesaikan soal
dengan tepat sesuai dengan prosedur.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, yaitu
mampu menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah [6].
Miskonsepsi dapat merupakan (a)
pengertian yang tidak akurat, (b) penggunaan konsep yang salah, (c) klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang
penerapan konsep, (d) pemaknaan konsep yang berbeda, (e) kekacauan konsepkonsep yang berbeda, dan (f) hubungan
hierarki konsep-konsep yang tidak benar
[7]. Miskosepsi yang dialami siswa di
sekolah dapat berbeda satu sama lainnya
dengan penyebab yang berbeda pula.
Ada
bebe-rapa
faktor
yang
dapat
menyebabkan mis-konsepsi pada siswa.
Menurut
Yuliati,
aspek-aspek
yang
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi
pada siswa adalah (a) siswa sendiri, (b)
guru, (c) buku teks, dan (d) metode
mengajar [7]. Jika aspek-aspek tersebut
memberikan informasi dan pengalaman
yang berbeda dengan pengertian ilmiah
maka sangat besar kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada siswa tersebut.
Adapun indikator pemahaman
konsep siswa tehadap materi persamaan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
30
lingkaran yang digunakan dalam peneli-
d. Konsep Persamaan Garis Singgung
tian ini adalah:
Lingkaran
a. Konsep Titik Pusat Lingkaran
Pada konsep persamaan garis sing-
Pada konsep titik pusat lingkaran,
gung lingkaran, siswa dikatakan me-
sis-wa dikatakan memahami konsep
mahami
jika
(1)
indikator: (1) menyatakan ulang
menyatakan ulang sebuah konsep;
sebu-ah konsep; (2) memberi contoh
(2)
objek
dan bukan contoh dari konsep; (3)
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
meng-gunakan, memanfaatkan, dan
dngan
memi-lih prosedur tertentu.
memenuhi
indikator:
mengklasi-fikasikan
konsepnya); (3) memberi
contoh
dan
bukan
contoh
dari
konsep.
konsep
jika
memenuhi
e. Konsep Diskriminan
Pada konsep diskriminan, siswa
b. Konsep Jari-jari Lingkaran
dika-takan memahami konsep jika
Pada konsep jari-jari lingkaran, siswa
meme-nuhi
dikatakan memahami konsep jika
menyatakan ulang sebuah konsep;
me-menuhi
(2) menggunakan, memanfaatkan,
indikator:
(1)
menyatakan ulang sebuah konsep;
(2)
mengklasi-fikasikan
indikator:
(1)
dan memilih prosedur tertentu.
objek
Selama proses belajar, masalah
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
belajar seringkali berkaitan dengan sikap
dngan
terhadap
contoh
konsepnya); (3) memberi
dan
bukan
contoh
dari
konsep.
pengolahan
belajar,
konsentrasi,
pesan
pembelajaran,
menyimpan pesan, menggali kembali
c. Konsep Persamaan Lingkaran
pesan yang telah tersimpan dan unjuk
Pada konsep persamaan lingkaran,
hasil
siswa dikatakan memahami konsep
belajar.Dalam proses belajar, motivasi
ji-ka
(1)
dapat dikatakan sebagai kese-luruhan
menyata-kan ulang sebuah konsep;
daya penggerak di dalam diri siswa yang
(2) meng-gunakan, memanfaatkan,
menimbulkan kegiatan be-lajar, yang
dan memi-lih prosedur tertentu.
menjamin kelangsungan dari kegiatan
memenuhi
indikator:
belajar,
serta
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
motivasi
31
belajar dan yang memberikan arah pada
dalam pel-ajaran matematika; (5) merasa
kegiatan belajar sehingga tu-juan yang
puas
dikehendaki oleh subjek bela-jar itu
matematika.
dapat tercapai [8]. Dalam proses belajar,
indikator motivasi eks-trinsik sebagai
motivasi
sebab
berikut: (1) adanya peng-hargaan dan
seseorang yang tidak mempunyai mo-
pujian selama pembelajaran matematika;
tivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
(2) adanya hukuman atau sanksi dari
melakukan aktivitas belajar. Sebaliknya,
guru;
seseorang
motivasi
kondusif; (4) adanya dukungan dari
belajar yang kuat, akan mempunyai
orang tua; (5) kegiatan pembelajaran
banyak
yang menarik.
sangat
yang
e-nergi
diperlukan,
memiliki
untuk
melakukan
kegiatan belajar.
da-lam
(3)
mengikuti
pelajaran
Se-lanjutnya,
lingkungan
belajar
untuk
yang
METODE PENELITIAN
Motivasi dibedakan menjadi dua,
Penelitian ini menggunakan me-
yaitu: (a) motif intrinsik, tenaga pendo-
tode penelitian kualitatif dan pendekatan
rong yang sesuai dengan perbuatan yang
dalam penelitian ini menggunakan pen-
dilakukan; (b) motif ekstrinsik, tenaga
dekatan studi kasus. Tempat penelitian
pendorong yang ada di luar perbuatan
yang dijadikan peneliti sebagai tempat
yang dilakukannya tetapi menjadi pe-
diperolehnya data ini dilaksanakan di
nyerta.Dalam penelitian ini akan digu-
SMA Negeri 6 Surakarta yang beralamat
nakan indikator motivasi dengan meng-
di Jalan Mr. Sartono Nomor 30, Sura-
klasifikasikannya menjadi motivasi eks-
karta. Data pada penelitian ini berupa ka-
trinsik dan intrinsik. Indikator motivasi
ta-kata dan tindakan yang dilakukan oleh
intrinsik sebagai berikut: (1) keinginan
siswa kelas XII IPS 4 SMA N 6
mengerjakan tugas-tugas matematika;
Surakarta tahun ajaran 2016/2017, yaitu
(2) keinginan untuk mendalami materi
berupa hasil tes kognitif dan data hasil
mate-matika; (3) adanya respon untuk
wa-wancara dengan siswa yang ditunjuk
menga-jukan pertanyaan atau gagasan
se-bagai
selama pembelajaran matematika; (4)
teknik dalam pengumpulan data yang
keinginan untuk mendapat nilai baik
dilakukan adalah dengan menggunakan
subjek
penelitian.Adapun
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
32
wawancara berbasis tugas. Wawancara
wawancara kedua dan ke-tiga untuk
berbasis tugas dilakukan peneliti dengan
memilih data yang konsisten sehingga
cara siswa diberikan lembar tugas yang
data yang diperoleh tersebut dikatakan
berisikan beberapa persoalan matematika
valid [9].
pada materi persamaan lingkaran. Selan-
Teknik analisis data yang digu-
jutnya, siswa diminta untuk mengerjakan
nakan dalam penelitian ini mengikuti
soal tersebut dan diberikan pertanyaan-
konsep yang diberikan Miles and Huber-
pertanyaan
yang
man. Aktivitas dalam analisis data
berkaitan dengan apa yang dikerjakan
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
siswa tersebut untuk mengungkap pema-
berlangsung secara terus menerus sam-
haman konsep siswa terhadap materi
pai tuntas sehingga datanya sudah jenuh
tersebut.
[10]. Tahap kegiatan dalam menganalisis
me-ngenai
hal-hal
Dalam penelitian ini peneliti
data
kualitatif,
yaitu
reduksi
data,
menggunakan teknik triangulasi waktu
penyajian data, dan menarik simpulan
untuk menguji keabsahan data yang di-
atau verifikasi [11].
peroleh selama penelitian.Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan
cara mengecek data hasil wawancara
per-tama dengan hasil wawancara kedua
yang
dilakukan
pada
waktu
yang
berbeda untuk setiap subjek penelitian.
Apabila hasil wawancara pertama dan
kedua menun-jukkan data yang konsisten maka diperoleh data yang valid,
tetapi apabila tidak ada data yang
konsisten dari wawancara pertama dan
kedua,
maka
dilakukan
wawancara
ketiga kemudian membandingkan hasil
wawancara pertama dan ketiga dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dilakukan analisis data yang
diperoleh dari wawancara berbasis tugas
pada keenam subjek untuk memperoleh
data tingkat pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, dilakukan analisis untuk menentukan tingkat
pemahaman siswa pada masing-masing
konsep dalam soal materi persamaan
lingkaran sebagai berikut.
1. Pemahaman Konsep Siswa Kelompok Motivasi Belajar Tinggi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
33
Pada konsep titik pusat lingkaran,
menghitung jari-jari dari suatu gambar
siswa pada kelompok motivasi tinggi
lingkaran pada bidang koordinat, hal ter-
dapat menentukan titik pusat dari suatu
sebut terlihat dari siswa yang dapat me-
gambar lingkaran pada bidang koordinat,
nuliskan jawaban mereka dengan tepat.
hal tersebut terlihat dari siswa yang
Siswa juga mampu membedakan mana
dapat
mereka
yang merupakan titik pusat dan mana
dengan tepat. Selanjutnya, siswa juga
yang bukan, hal tersebut nampak dari ha-
mampu
konsep
sil wawancara yang telah dilakukan di
dengan bahasa mereka sendiri, hal
mana peneliti menunjukkan beberapa ga-
tersebut nampak dari hasil wawancara
ris yang berada di dalam lingkaran dan
yang dilakukan pada siswa di mana
siswa mampu membedakan mana garis
jawaban setiap siswa ber-beda dalam
yang merupakan jari-jari lingkaran dan
menyatakan konsep titik pu-sat, tetapi
mana garis yang bukan merupakan jari-
memiliki makna yang sama. Siswa juga
jari lingkaran. Seorang siswa memiliki
mampu
yang
kemampuan dalam memahami suatu
merupakan titik pusat dan mana yang
konsep matematika apabila ia telah
bukan, hal tersebut nampak dari hasil
mampu melakukan beberapa hal, salah
wawancara yang telah dilakukan di mana
satunya adalah memberikan contoh (dan
peneliti menunjukkan beberapa titik
bukan
yang berada di dalam lingkaran dan
berkaitan dengan suatu konsep guna
siswa mampu membedakan mana titik
memperjelas konsep tersebut [6]. Selan-
pusat dan mana titik yang bukan meru-
jutnya, siswa juga mampu menyatakan
pakan titik pusat. Sehingga, sesuai deng-
ulang konsep dengan bahasa mereka
an indikator pemahaman konsep dapat
sendiri, hal tersebut nampak dari hasil
disimpulkan bahwa siswa telah men-
wawancara yang dilakukan di mana
capai tingkat pemahaman memahami
jawaban setiap siswa berbeda dalam me-
konsep.
nyatakan
menuliskan
jawaban
me-nyatakan
membedakan
ulang
mana
Pada konsep jari-jari lingkaran, siswa pada kelompok motivasi tinggi dapat
contoh)
konsep
atau
ilustrasi
jari-jari
yang
lingkaran,
tetapi memiliki makna yang sama.
Sehingga,
sesuai
dengan
indikator
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
34
pemahaman kon-sep dapat disimpulkan
dilakukan wawancara siswa pada kelom-
bahwa siswa telah mencapai tingkat
pok motivasi tinggi mampumenyatakan
pemahaman memahami konsep.
atau mengungkapkan konsep persamaan
Pada konsep persamaan lingkaran,
lingkaran dengan cara dan kalimatnya
siswa pada kelompok motivasi tinggi
sendiri tetapi tetap memenuhi ketentuan
sesuai dengan indikator pemahaman
berkenaan dengan gagasan konsep ter-
kon-sep mencapai tingkat pemahaman
sebut.
konsep memahami sebagian. Hal ter-
menyatakanbahwa pemahaman konsep
sebut terlihat pada saat siswa sudah
sebagai
dapat menerapkan rumus persamaan
mejelaskan konsep, yang artinya siswa
lingkaran dengan tepat dan juga tidak
mampu untuk mengungkapkan kembali
terjadi
apa
kesalahan
perhitungan
pada
Duffin
dan
kemampuan
yang
telah
Simpson
siswa
untuk
dikomunikasikan
operasi hitung aljabarnya. Akan tetapi,
kepadanya
[12].
Siswa
saat dilakukan wawancara siswa pada
merupakan
siswa
pada
kelompok motivasi tinggi mampumen-
motivasi belajar tinggi sehingga mampu
definisikan atau mengungkapkan konsep
menerima dan meng-olah informasi yang
persamaan lingkaran, tetapi tidak dapat
diterimanya dengan baik.Motivasi dalam
menyatakan secara keseluruhan.
belajar membe-rikan peranan penting
Pada
konsep
persamaangaris
dijadikan
pok
dimungkinkan
tinggi
berdasarkan
kelompok
dalam menen-tukan hal-hal yang dapat
singgung lingkaran, siswa pada kelommotivasi
tersebut
pe-nguat
belajar
siswa
tersebut
mencari
tingkat pe-mahaman memahami konsep.
informasi yang dibutuhkan dan juga
Hal terse-but terlihat pada saat siswa
mampu
sudah
informasi yang diberikan kepada-nya
menerapkan
rumus
untuk
akan
indikator pemahaman konsep mencapai
dapat
upaya
sehingga
menerima
persamaan garis singgung lingkaran
[13].
dengan tepat dan juga tidak terjadi
tersebut
mampu
kesalahan
kembali
informasi
hitung
perhitungan
aljabarnya.
pada
Selain
operasi
itu,
saat
Hal
tersebut
mendapatkan
dan
meng-olah
berakibat
siswa
mengkomunikasikan
yang
telah
di-
perolehnya dengan baik.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
35
Pada konsep diskriminan, siswa
Pada konsep titik pusat lingkaran,
pada kelompok motivasi belajar tinggi
siswa pada kelompok motivasi sedang
berdasarkan indikator pemahaman kon-
dapat menyatakan ulang konsep titik
sep
pusat lingkaran, hal tersebut terlihat saat
mencapai
mema-hami
tingkat
sebagian
pemahaman
Hal
siswa menyebutkan bahwa titik pusat
tersebut ter-lihat pada saat siswa sudah
merupakan titik yang berada di tengah
dapat meng-hitung nilai diskriminan
lingkaran, tetapi dalam menentukannya
dengan tepat. Se-lain itu, saat dilakukan
siswa masih bingung dalam mem-
wawancara siswa mampu mendefini-
bedakan antara titik pusat dengan titik
sikan atau mengungkapkan konsep dis-
singgung sehingga sesuai dengan indi-
kriminan dengan cara dan kalimatnya
kator pemahaman konsep dapat disim-
sendiri,tetapisaat ditanya lebih lanjut
pulkan bahwa siswa telah mencapai ting-
mengenai konsep diskriminan siswa
kat pemahaman memahami sebagian
tidak bisa menjawabnya. Siswa hanya
konsep dari titik pusat lingkaran. Mema-
mengetahui bahwa diskrminan un-tuk
hami konsep titik pusat lingkaran meru-
mengetahui kedudukan garis terhadap
pakan salah satu konsep dasar yang
lingkaran, tetapi tidak mampu menjelas-
sangat penting dalam materi persamaan
kan
menentukan
lingkaran ini. Konsep matematika sangat
kedudukan tersebut digunakan diskri-
kompleks dan cukup sulit untuk dipa-
minan. Dari jawaban siswa tersebut saat
hami apabila konsep yang lebih seder-
wawancara, terlihat siswa hanya me-
hana belum bisa dipahami siswa [6].
ngetahui sebagian konsep yang diajarkan
Dengan demikian, jika siswa tidak me-
oleh guru saja tanpa mengetahui kese-
mahami titik pusat lingkaran, maka ke-
luruhan konsep dari diskriminan. Hal
mungkinan siswa tersebut akan menga-
tersebut juga mungkin disebabkan pen-
lami kesulitan dalam memahami konsep
jelasan konsep dari guru yang kurang
yang lain.
mengapa
dalam
konsep.
menyeluruh.
2. Pemahaman Konsep Siswa Kelompok Motivasi Belajar Sedang
Pada konsep jari-jari lingkaran,
tingkat pemahaman konsep siswa pada
kelompok motivasi sedang sama halnya
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
36
dengan siswa pada kelompok motivasi
gantung sama titik pusat dan jari-jari”.
tinggi. Hal tersebut telihat saat siswa
Siswa lainnya menyatakan, “persamaan
mampu menghitung jari-jari dari suatu
yang menghubungkan antara pusat, jari-
gambar lingkaran pada bidang koordinat,
jari, dan xy”. Dari jawaban siswa ter-
membedakan mana yang merupakan titik
sebut, siswa sebenarnya sudah menge-
pusat dan mana yang bukan, dan mampu
tahui unsur-unsur yang ada di dalam
menyatakan ulang konsep dengan bahasa
persamaan lingkaran, tetapi saat mende-
mereka sendiri, hal tersebut nampak dari
finisikannya mereka menjawab dengan
hasil wawancara yang dilakukan di mana
jawaban seadanya yang menimbulkan
jawaban setiap siswa berbeda dalam me-
makna yang masih ambigu atau tidak
nyatakan
lingkaran,
jelas. Hal tersebut mungkin terjadi di-
yang sama
karenakan siswa hanya memperoleh in-
tetapi
konsep
memiliki
sehingga
sesuai
jari-jari
makna
dengan
indikator
formasi mengenai definisi persamaan
pemahaman konsep dapat disimpulkan
lingkaran secara lisan saja. Menurut Yu-
bahwa siswa telah mencapai tingkat
liati,guru yang hanya berbicara dan me-
pemahaman memahami konsep dari jari-
nulis di papan tulis merupakan salah satu
jari lingkaran.
penyebab terjadinya miskonsepsi [14].
Pada konsep persamaan lingkaran,
Ditambah lagi siswa tersebut tergolong
siswa pada kelompok motivasi sedang
siswa dengan motivasi belajar sedang se-
mencapai tingkat pemahaman konsep se-
hingga kemungkinan siswa tidak terlalu
bagian dengan miskonsepsi. Siswa mam-
tertarik untuk mecari informasi me-
pu menerapkan rumus persamaan ling-
ngenai definisi tersebut dari sumber lain.
karan dengan tepat, tetapi saat dilakukan
Pada konsep persamaan garis
wawancara
ditemukan
adanya
per-
singgung lingkaran, siswa pada kelom-
nyataan yang tidak jelas yang menim-
pok motivasi sedang berdasarkan indi-
bulkan adanya miskonsepsi. Dari hasil
kator pemahaman konsep mencapai ting-
wawancara, siswa pada kelompok ini
kat pemahaman memahami sebagian
menyatakan, “pesamaan lingkaran meru-
dengan miskonsepsi. Siswa mampu me-
pakan persamaan yang… pokoknya ber-
nerapkan rumus persamaan garis sing-
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
37
gung lingkaran dengan tepat, tetapi saat
pada kelom-pok motivasi belajar tinggi
dilakukan wawancara ditemukan adanya
yaitu menca-pai tingkat pemahaman
miskonsepsi. Dari hasil wawancara, sis-
memahami
wa pada kelompok ini menyatakan
tersebut terlihat pada saat siswa sudah
bahwa garis menyinggung lingkaran di
dapat
dua titik, siswa tersebut cenderung masih
dengan tepat, walaupun salah satu siswa
ke-bingungan saat ditanya koordinat (x,
terjadi
y) merupakan satu titik atau dua titik.
disebabkan ketidaktelitian siswa, tetapi
Siswa lainnya mendefinisikan persamaan
siswa tersebut menyadari adanya ke-
garis singgung lingkaran sebagai garis
salahan pada jawabannya dan mampu
yang menyinggung lingkaran di satu titik
mengoreksinya saat dilakukan wawan-
yaitu di pusat lingkaran, terlihat bahwa
cara. Selain itu, saat dilakukan wa-
siswa tesebut masih kebingungan dalam
wancara siswa mampu mendefinisikan
membedakan mana titik pusat dan titik
atau mengungkapkan konsep diskri-
singgung. Hal tesebut dapat terjadi
minan dengan cara dan kalimatnya sen-
dikarenakan siswa pada konsep titik
diri,tetapisaat
pusat, hanya mencapai tingkat pema-
mengenai konsep diskriminan siswa
haman konsep memahami sebagian, di
tidak bisa men-jawabnya. Dari jawaban
mana
dalam
siswa saat wa-wancara, terlihat siswa
menentukan mana titik pusat dan titik
hanya mengetahui sebagian konsep yang
singgung sehingga pada konsep ini siswa
diajarkan
mengalami miskonsepsi. Hancock me-
mengetahui keseluruhan konsep dari
mandang
dari
diskriminan.Hal tersebut dapat terjadi
penalaran yang salah, miskonsepsi juga
mungkin dikarenakan penjelasan konsep
diyakini berasal dari kebingungan atau
dari guru yang kurang menyeluruh,
kurangnya pengetahuan [15].
selain itu ketertarikan siswa dengan mata
siswa
masih
miskonsepsi
bingung
muncul
Pada konsep diskriminan, tingkat
pemahaman
konsep
siswa
pada
kelompok sedang sama dengan siswa
seba-gian
menghitung nilai
kesalahan
guru
Hal
diskriminan
perhitungan
ditanya
oleh
konsep.
lebih
saja
yang
lanjut
tanpa
pelajaran matematika yang kurang juga
mempengaruhi motivasinya untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
38
3. Pemahaman Konsep Siswa Kelompok Motivasi Belajar Rendah
gunakan rumus. Miskonsepsi lain juga
ditemukan saat siswa dalam menyatakan
Pada konsep titik pusat lingkaran,
ulang konsep terdapat pernyataan yang
tingkat pemahaman konsep siswa pada
tidak jelas maknanya, sepeti “Jari-jari
kelompok motivasi rendah sama dengan
merupakan jarak titik pusat setengahnya,
siswa pada kelompok motivasi belajar
setengahnya titik pusat”. Miskonsepsi
tinggi. Siswa pada kelompok ini dapat
dapat merupakan pemaknaan konsep
menentukan titik pusat dari suatu gambar
yang berbeda, bisa juga merupakan
lingkaran pada bidang koordinat dan
pengertian yang tidak akurat tentang
mampu
konsep
konsep [7]. Dengan demikian, sesuai
dengan bahasa mereka sendiri. Hal
dengan indikator pemahaman konsep
tersebut nampak dari hasil wawancara
dapat disimpulkan bahwa siswa telah
yang dilakukan di mana jawaban setiap
mencapai tingkat pemahaman mema-
siswa berbeda dalam menyatakan konsep
hami sebagian dengan miskonsepsipada
titik pusat, tetapi memiliki makna yang
jari-jari lingkaran.
menyatakan
ulang
sama, dan juga mampu membedakan
Pada konsep persamaan lingkaran,
mana yang me-rupakan titik pusat dan
tingkat pemahaman konsep siswa pada
mana
yang bukan sehingga sesuai
kelompok motivasi rendah sama dengan
dengan indikator pemahaman konsep
siswa pada kelompok motivasi sedang,
dapat disimpulkan bahwa siswa telah
yaitu mencapai tingkat pemahaman kon-
mencapai tingkat pemahaman memaha-
sep sebagian dengan miskonsepsi. Siswa
mi konsep dari titik pusat lingkaran.
mampu menerapkan rumus persamaan
Pada konsep jari-jari lingkaran,
lingkaran dengan tepat, tetapi saat dila-
siswa mampu menentukan jari-jari ling-
kukan wawancara ditemukan adanya
karan, tetapi dalam kelompok ini terjadi
per-nyataan
miskonsepsi (salah konsep) saat siswa
menim-bulkan adanya miskonsepsi. Dari
menyatakan jari-jari tidak dapat diten-
hasil
tukan melalui gambar pada bidang koor-
miskonsepsi, misalnya siswa menytakan
dinat, melainkan harus dihitung meng-
bahwa persamaan lingkaran merupakan
yang
wawancara,
tidak
siswa
jelas
yang
mengalami
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
39
garis yang di titik pusat lingkaran, ada
men-jawab saja tanpa mengetahui makna
juga
yang sesungguhnya.
yang
menyatakan
persamaan
Pada
lingkaran untuk menentukan garis atau
konsep
persamaan
garis
titik yang sama dengan lingkaran, dan
singgung, tingkat pemahaman konsep
persamaan lingkaran merupakan titik
sis-wa
pusat
rendahsama
yang
mengandung
variabel
pada
kelompok
dengan
motivasi
siswa
pada
sedang,
yaitu
lingkaran. Miskon-sepsi tersebut dapat
kelompok
motivasi
terjadi karena dise-babkan oleh berbagai
mencapai
tingkat
aspek, yaitu dari siswa itu sendiri, guru,
memahami
buku teks, atau metode mengajar. Pada
konsepsi. Siswa pada kelompok ini
kasus ini, mis-konsepsi terjadi karena
mam-pu menerapkan rumus persamaan
adanya pemikiran dari siswa yang
garis singgung lingkaran dengan tepat,
berbeda mengenai suatu konsep yang
tetapi
diterimanya dan juga mung-kin guru
ditemukan a-danya miskonsepsi. Dari
hanya memberikan rumus saja tanpa
hasil wawan-cara, siswa mengalami
menjelaskan konsep dari persa-maan
miskonsepsi pada saat menyebutkan
lingkaran
bahwa koordinat titik x dan y merupakan
itu
sendiri.
Suparno
sebagian
saat
dengan
dilakukan
wawancara
dua
miskonsepsi yang berasal dari diri siswa
menyinggung di dua titik, sedangkan
adalah adanya berbagai jalan pikiran
siswa lainnya mendefinisikan persamaan
yang berbeda [14]. Rendahnya motivasi
garis singgung lingkaran se-bagai garis
dari siswa juga dapat mempengaruhi
yang membelah lingkaran. Siswa yang
miskonsepsi, hal ini dikarenakan dengan
kurang mampu atau bersemangat dalam
motivasi belajar yang rendah siswa tidak
mempelajari
tertarik untuk memperdalam suatu in-
mengalami kesulitan dalam menangkap
formasi.
konsep
pada
siswa
yang
dan
mis-
menyatakan bahwa salah satu penyebab
Miskonsepsi
titik
pema-haman
garis
singgung
mate-matika
benar
dalam
akan
proses
tersebut juga disebabkan karena siswa
belajarnya. Menurut Salirawati, siswa
tidak mengerti mengenai pernyataan
yang tidak tertarik atau tidak me-nyukai
yang di-ungkapkannya, siswa hanya asal
matematika biasanya kurang ber-minat
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
40
kurang
dalam struktur kognitif siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, serta
berdiri sendiri, tetapi mempunyai arti
mereka juga tidak mau mempelajari ba-
sehingga konsepsi yang diperoleh benar.
han ajar dari buku dengan baik [15]. Di-
Dalam hal ini, guru turut memegang pe-
tambah lagi cara guru dalam menyam-
ranan penting dalam membentuk konsep
paikan konsep yang masih kurang.
pada siswa, sehingga siswa dapat me-
Suparno menyatakan bahwa salah satu
nguasai konsep dengan benar tanpa ada
sebab miskonsepsi pada siswa adalah
kesalahan
guru yang tidak mengungkapkan mis-
Suyono, dan Sutopo menyatakan bahwa
konsepsi [14].
penyebab kurangnya pemahaman konsep
untuk
mempelajarnya
dan
(miskonsepsi).
Triyanto,
Pada konsep diskriminan, kelom-
matematika pada siswa tersebut adalah:
pok motivasi belajar rendah berdasarkan
(1) pembelajaran yang mekanistik, se-
indikator pemahaman konsep mencapai
hingga
tingkat pemahaman memahami sebagian
menghafal
dengan miskonsepsi. Hal tersebut terlihat
kurangnya
saat siswa mampu menerapkan rumus
meningkatkan kreatifitas siswa dalam
diskriminan dan mampu mendefinisikan
memahami konsep dengan inkuiri, dan
atau
(3)
mengungkapkan
konsep
diskriminan dengan cara dan kalimatnya
siswa
cenderung
rumus
matematika,
media
kurangnya
yang
variansi
soal
untuk
(2)
dapat
yang
diberikan guru [16].
sendiri,te-tapi saat ditanya lebih lanjut
Dalam penelitian ini, diperoleh
siswa men-jawab dengan jawaban yang
temuan yaitu hasil penelitian yang tidak
asal, seperti “ya pokoknya seperti itu”
sesuai dengan hasil penelitian yang re-
atau “ya karena di buku seperti itu”
levan.
sehingga menim-bulkan makna yang
Murnia-wati bahwa pemahaman konsep
tidak
pada
memiliki hubungan dengan hasil belajar
hakikatnya bukanlah untuk meng-hafal
siswa, hasil belajar umumnya meningkat
konsep, tetapi perlu memper-hatikan
jika pemahaman konsep meningkat [2].
hubungan antara konsep dengan konsep
If the motivation level of participants
yang lain. Konsep baru yang masuk
were higher, the achievement level of the
jelas.
Belajar
konsep
Seperti
yang
diungkapkan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
41
participants might have been higher,
mencapai tingkat pemahaman mema-
too.[17].Motivasi belajar siswa semakin
hami konsep. Kemudian, pada konsep
baik maka pemahaman konsep siswa
persamaan lingkaran dan diskriminan,
akan semakin baik pula [3]. Berdasarkan
siswa mencapai tingkat pemahaman me-
beberapa pendapat tersebut, diperoleh
mahami konsep sebagian.
simpulan bahwa motivasi belajar me-
Pemahaman
konsep
siswake-
miliki hubungan dengan pemahaman
lompok motivasi belajar sedang pada
konsep siswa, yaitu semakin tinggi
konsep
motivasi
mencapai
belajar
siswa
maka
akan
jari-jari
lingkaran
tingkat
siswa
pemahaman
semakin tinggi pula tingkat pemahaman
memahami konsep. Kemudian, pada
konsep siswa. Temuan yang diperoleh
konsep
adalah pada konsep titik pusat, siswa
diskriminan, siswa mencapai tingkat
dengan
motivasi
mencapai
pemahaman memahami konsep sebagian
tingkat
pemahaman
tinggi
dan pada konsep persamaan lingkaran
dibandingkan siswa pada kelompok
dan persamaan garis singgung lingkaran
motivasi belajar sedang. Hal tersebut
siswa mencapai tingkat pe-mahaman
dikarenakan
memahami
siswa
rendah
lebih
pada
kelompok
motivasi sedang masih kebingungan
pusat
ling-karan
sebagian
dan
dengan
miskonsepsi.
Pemahaman
dalam membedakan mana titik pusat dan
konsep
siswake-
lompok motivasi belajar rendah pada
mana titik singgung.
konsep titik pusat lingkaran siswa men-
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut.
Pemahaman
titik
konsep
siswake-
lompok motivasi belajar tinggi pada
konsep titik pusat lingkaran, jari-jari
lingkaran, dan garis singgung lingkaran
capai tingkat pemahaman memahami
konsep. Kemudian, pada konsep jari-jari,
persa-maan lingkaran, persamaan garis
sing-gung lingkaran, dan diskriminan
siswa mencapai tingkat pemahaman
memahami sebagian dengan miskonsepsi.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
42
motivasi
sedang
temuan, yakni pada konsep titik pusat,
cenderung
mengalami
siswa pada kelompok motivasi rendah
sebagian
dengan
mencapai
lebih
khususnya pada konsep persamaan
tinggi dibanding siswa pada kelompok
lingkaran, per-samaan garis singgung,
motivasi belajar sedang. Hal tersebut
dan diskri-minan. Hendaknya guru
dikarenakan
menyusun pembelajaran di mana
Dalam penelitian ini terdapat
tingkat
siswa
pemahaman
pada
kelompok
rendah
memahami
miskonsepsi
motivasi rendah masih kebingungan
miskonsepsi
dalam membedakan mana titik pusat dan
terjadi. Mis-konsepsi terjadi karena
mana titik singgung.
guru dalam mengajarkan materi ini
Dari simpulan mengenai tingkat
tersebut
dan
tidak
akan
terlalu cepat, selain itu konsep hanya
pemahaman konsep siswa pada materi
diberikan
melalui
definisi
dan
persamaan lingkaran ditinjau dari mot-
langsung memberikan rumus. Hal
ivasi belajar disarankan melakukan tin-
tersebut hendaknya diatasi dengan
dakan-tindakan sebagai berikut.
adanya media pembelajaran yang
a. Bagi guru sebelum memberikan ma-
mendukung, yaitu konsep diajarkan
teri selanjutnya hendaknya memper-
dengan mengaitkan pada kehidupan
hatikan pemahaman konsep yang
sehari-hari siswa atau dengan bahasa
dimiliki siswanya. Selain itu, motivasi
yang mudah dimengerti agar siswa
belajar yang dimiliki siswa juga perlu
mampu memahami konsep secara
diperhatikan oleh guru. Pada pene-
keseluruhan.
litian ini diperoleh bahwa siswa
b. Bagi siswa hendaknya berusaha me-
dengan motivasi tinggi cenderung
ngetahui cara belajar yang bagaimana
memahami
dari
yang dapat meningkatkan pemahaman
materi persamaan lingkaran, guru
konsepnya agar hasil belajarnya dapat
hendaknya
pe-
meningkat dan juga tidak hanya men-
ngayaan untuk lebih meningkatkan
jadikan guru dan informasi yang
pemahaman siswa. Pada penelitian ini
diberikan oleh guru sebagai sumber
juga diperoleh bahwa siswa dengan
belajar, tetapi hendaknya berusaha
sebagian
konsep
memberikan
soal
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
43
memperkaya pengetahuannya dengan
mencari sumber belajar lain dan juga
siswa
hendaknya
memperbanyak
latihan soal guna mengurangi terjadinya miskonsepsi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Dimyati & Mudjiono. (1999).
Belajar
dan
Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
[2] Murniawati, N. S. & Ahmad Z.
(2015).
Hubungan
Antara
Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar Siswa. Makalah tidak
dipublika-sikan.
Universitas
Negeri Goron-talo.
[3] Mutoharo, S.Z.R., Elok S. &
Mitarlis.
(2015).
Hubungan
Motivasi Bel-ajar
Terhadap
Pemahaman Kon-sep IPA pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21
Surabaya. e-Journal UNESA
(Pendidikan Sains), Vol 3,
No.02.
[4] Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[5] Kolomuҫ, A. & Tekin, S. (2011).
Chemistry Teachers’s Misconceptions Concerning of Chemical
Reaction Rate.Eurasian Journal
of Physics and Chemistry
Education, 3(2), 84-101. Diperoleh pada 3 Agustus 2016, dari
http://www.eurasianjournals.com/index.php/ejpce.
[6]Amir, A. (2015). Pemahaman Konsep
dan Pemecahan Masalah dalam
Pembelajaran Matematika. Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan dan Sains, Vol. 3, No.
01.
[7] Wafiyah, N. (2012). Identifikasi Miskonsepsi Siswa dan Faktor-faktor
Penyebab pada Materi Permutasi
dan Kombinasi di SMA Negeri 1
Manyar. Gamatika, Vol. II No. 2.
[8] Sardiman, A.M. (2007). Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta:
PT
Rajagrafindo
Persada.
[9] Ardiantoro, G. (2013). Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Eori Apos dalam Mempelajari Persamaan Garis Lurus
Ditinjau dari Aktivitas Belajar
Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Uni-versitas Sebelas Maret,
Surakarta.
[10] Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfa-beta.
[11] Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan-Metode dan Paradigma
Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
[12] Kesumawati, N. (2008). Pemahaman Konsep Matematik dalam
Pembelajaran
Matematika.
Ma-kalah dipublikasikan pada
Se-minar Matematika dan
Pendi-dikan
Matematika.
Universitas PGRI Palembang.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
44
[13] Uno, H.B. (2008). Teori Motivasi &
Pengukurannya-Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
[14] Barokah, M. (2013). Analisis Derajat Pemahaman Siswa Kelas
VII SMP Negeri 15 Surakarta
pada Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linier Satu
Variabel
Tahun
Ajaran
2011/2012.Skripsi
tidak
dipublika-sikan.
Universitas
Sebelas Ma-ret, Surakarta.
[15] Savitri, M. E. (2015). Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi
Pecahan dalam Bentuk Aljabar
ditinjau Dari Gaya Kognitif
Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 2 Adimulyo Kabupaten
Kebu-men
Tahun
Ajaran
2013/2014.
Tesistidak
dipublikasikan.
Uni-versitas
Sebelas Maret, Sura-karta.
[16] Triyanto, Suyono, dan Sutopo.
(2014). Analisis Pemahaman
Konsep Matematika dan Implementasinya dalam Pengembangan Model Pembelajaran
Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten
Klaten. Diperoleh pada tanggal
3
Agustus
2016
dari
eprints.uns.ac.id.
[17]Tuncel, E., Saide S., & Konul M.
(2016). Statistical Reasoning of
Impact of Motivation on Students' Achievement in Foreign
Language Learning. Procedia
Computer Science, 102 (2016),
244-250.
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017
45