RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Alokasi Waktu

: SMK N 2 Depok
: Sejarah (Peminatan)
:X/1
: konflik-konflik di Timur-Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin
: konflik-konflik di Amerika Latin
: 4 x 45Menit

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menjelaskan letak geografis Amerika Latin
2. Menjelaskan secara singkat profil negrara-negara Amerika Latin

3. Menjelaskan jenis-jenis konflik di Amerika Latin
4. Menganalsis penyebab konflik di Amerika Latin
5. Menganalisis akibat konflik yang terjadi di Amerika Latin
6. Mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok di depan kelas mengenai
konflik yang terjadi di Amerika Latin
7. Membuat laporan hasil diskusi Menyajikan hasil telaah tentang Peradaban India
Dan Peradaban Cina
8. Menggambar peta Amerika Latin
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.6 Menganalisis konflik-konflik di Timur- 3.6.1 Menjelaskan letak geografis Amerika
Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Latin
Asia Timur, Eropa, Afrika, dan 3.6.2 Menjelaskan secara singkat profil
Amerika Latin
negrara-negara Amerika Latin
3.6.3 Menjelaskan jenis-jenis konflik di
Amerika Latin
3.6.4 Menganalsis penyebab konflik di

4.6 Menyajikan hasil analisis tentang
Amerika Latin
konflik-konflik Timur-Tengah, Asia 3.6.5 Menganalisis akibat konflik yang
Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur,
terjadi di Amerika Latin
Eropa, Afrika dan Amerika Latin
dalam bentuk tulisan dan/atau media 4.6.1 Mempresentasikan laporan hasil
lain
diskusi kelompok di depan kelas
mengenai konflik yang terjadi di
Amerika Latin
4.6.2 Membuat laporan hasil diskusi
Menyajikan hasil telaah tentang
Peradaban India Dan Peradaban
Cina
4.6.3 Menggambar peta Amerika Latin

C. Materi Pembelajaran:
Peradaban awal Asia:
Fakta

Konsep
Prinsip
Prosedural
Nilai

Negara,
Konflik
Kerja keras

D. Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan Pembelajaran
2. Model Pembelajaran
3. Metode pembelajaran
E. Media dan Alat Pembelajaran
Media:
1. Video
2. LKPD
3. Buku yang relevan
4. Power Point
Alat:

1. Laptop
2. LCD projector
F. Sumber Belajar
1. Internet

: Scientifik Learning
: Mind Mapping
: Diskusi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

 Menyapa siswa….

Alokasi

waktu
10 menit

 Guru membuka kelas dengan mengajak peserta didik untuk
berdoa sebelum pelajaran dimulai.
 Guru menyapa siswa dan menanyakan kondisi siswa
(menanyakan apa kabar, ada yang sakit atau tidak, sekarang
hari apa tanggal berapa dsb)
 Guru memberi motivasi dan menayangkan video lucu atau
video senam pendek untuk diparktekkan oleh siswa
sebelum kegiatan belajar dimulai.
 Guru melakukan presensi.
 Guru mereview pelajaran sebelumnya
 Guru Memberi orientasi pelajaraan yang akan dilaksanakan
 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok yang
berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar jawaban.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat yang akan dicapai
dan dipelajari.
 Guru menyampaikan tema/sub tema dan skenario kegiatan
Kegiatan Inti


yang akan dilakukan hari ini.
Model: Scientifik Learning
A. Mengamati
 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok
yang berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar
jawaban
 Guru memutarkan video tentang salah satu organisasi
pemberontak yang ada di Amerika Latin
 Peserta Didik mengamati video yang ditayangkan oleh
guru.
B. Menanya

70 menit

 Peserta Didik menanyakan kepada guru setelah
melakukan pengamatan terhadap video atau Guru
memberi rangsangan terhadap peserta didik setelah
penayangan video tadi dengan bentuk mengeluarkan
pertanyaan “apa yang ada dipikiran kalian jika bapak

guru mengatakan Barzil, Argentina?”.
C. Mengumpulkan Informasi
 Peserta Didik mengumpulkan informasi dari viveo
yang telah ditayangkan serta membaca buku teks
siswa yang berkaitan dengan materi dan mencari
sumber-sumber yang relevan melalui media internet,
serta

mecari

sumber

buku

yang

relevan

di


Perpustakaan
D. Mengasosiasi
 Peserta didik mengidentifikasi:“Konflik-Konflik yang
terjadi di Amerika Latin)” melalui kelompok yang
terdiri dari 5 atau 6 orang (satu kelas dibagi menjadi 6
kelompok) kemudian guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan LKPD dengan materi sebagai berikut:
 Kelompok

I

menganalisis

bertugas
materi

mendiskusikan

tentang


konflik

dan

Negara

Kolumbia dan FARC.
 Kelompok

II

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang konflik Kuba dan
Amerika Serikat.
 Kelompok


III

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang konflik Venezuela dan
Kolumbia.
 Kelompok

IV

bertugas

mendiskusikan

dan


menganalisis materi tentang konflik Argentina dan
Inggris.

 Peserta didik melalukan asosiasi dan pengolahan data
didalam diskusi kelompok dan menulisakan hasilnya
dalam bentuk laporan hasil diskusi
E. Mengkomunikasikan (melaporkan hasil diskusi)
Penutup

 Pertemuan selanjutnya
 Guru melakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan 10 menit
secara lisan kepada para peserta didik secara acak
 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi materi
pembelajaran yang telah dilakukan.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menggali dan
menemukan

nilai-nilai

yang

terkandung

di

dalam

pelajaran hari ini untuk diaplikasikan dalam kehidupan.
 Guru menanyakan manfaat pelajaran hari ini kepada
siswa.
 Siswa mengumpulkan hasil kerja.
 Guru

memberi

tugas

Pekerjaan

Rumah

berupa

menggambar Peta Amerika Latin
 Guru memberi tahu materi pelajaran selanjutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan
menutup pelajaran.
Pertemua ke-2
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

 Menyapa siswa….
 Guru membuka kelas dengan mengajak peserta didik untuk
berdoa sebelum pelajaran dimulai.
 Guru menyapa siswa dan menanyakan kondisi siswa
(menanyakan apa kabar, ada yang sakit atau tidak, sekarang
hari apa tanggal berapa dsb)
 Guru memberi motivasi dan menayangkan video lucu atau
video senam pendek untuk diparktekkan oleh siswa

Alokasi
waktu
10 menit

sebelum kegiatan belajar dimulai.
 Guru melakukan presensi.
 Mereview pelajaran sebelumnya
 Member orientasi pelajaraan yang akan dilaksanakan
 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok yang
berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar jawaban.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat yang akan dicapai
dan dipelajari.
 Guru menyampaikan tema/sub tema dan skenario kegiatan
Kegiatan Inti

yang akan dilakukan hari ini.
Model: Scientifik Learning

70 menit

F. Mengamati
 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok
yang berjumlah 6 kelompok beserta LKPD dan lembar
jawaban
 Peserta Didik mengamati video yang ditayangkan oleh
guru.
G. Menanya

 Peserta Didik menanyakan kepada guru setelah
melakukan pengamatan terhadap video atau Guru
memberi rangsangan terhadap peserta didik setelah
penayangan video tadi dengan bentuk mengeluarkan
pertanyaan “apa yang ada dipikiran kalian jika bapak
guru mengatakan Barzil, Argentina?”.
H. Mengumpulkan Informasi
 Peserta Didik mengumpulkan informasi dari viveo
yang telah ditayangkan serta membaca buku teks
siswa yang berkaitan dengan materi dan mencari
sumber-sumber yang relevan melalui media internet,
serta

mecari

Perpustakaan

sumber

buku

yang

relevan

di

I. Mengasosiasi
 Peserta didik mengidentifikasi:“Konflik-Konflik yang
terjadi di Amerika Latin)” melalui kelompok yang
terdiri dari 5 atau 6 orang (satu kelas dibagi menjadi 6
kelompok) kemudian guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan LKPD dengan materi sebagai berikut:
 Kelompok

I

menganalisis

bertugas
materi

mendiskusikan

tentang

konflik

dan

Negara

Kolumbia dan FARC.
 Kelompok

II

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang konflik Kuba dan
Amerika Serikat.
 Kelompok

III

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang konflik Venezuela dan
Kolumbia.
 Kelompok

IV

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang konflik Argentina dan
Inggris.
 Peserta didik melalukan asosiasi dan pengolahan data
didalam diskusi kelompok dan menulisakan hasilnya
dalam bentuk laporan hasil diskusi
J. Mengkomunikasikan (melaporkan hasil diskusi)
 Peserta

didik(Kelompok)

mempresentasikan

dan

menjelaskan hasil diskusi kelompok pada siswa yang
lain, serta siswa yang lain diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, saran atau masukan dan
sanggahan.
 Guru mengawasi jalannya diskusi.
 Guru memberi evaluasi serta mengkonfirmasi hasil
analisis diskusi.
 Guru memberi tugas berupa esay

 Peserta didik menyelesaikan tugas
 Guru bersama peserta didik memeriksa hasil kerja
Penutup

yang diberikan oleh guru
 Guru melakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan 10 menit
secara lisan kepada para peserta didik secara acak
 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi.
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi materi
pembelajaran yang telah dilakukan.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menggali dan
menemukan

nilai-nilai

yang

terkandung

di

dalam

pelajaran hari ini untuk diaplikasikan dalam kehidupan.
 Guru menanyakan manfaat pelajaran hari ini kepada
siswa.
 Siswa mengumpulkan hasil kerja.
 Guru memberi tugas menggambar peta Amerika Latin.
 Guru memberi tahu materi pelajaran selanjutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan
menutup pelajaran.
K. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis nilai aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis nilai aspek pengetahuan dengan Teknik Tes Tulisan.
3) Jenis nilai ketrampilan dengan Teknik Portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap
b) Instrumen : Jurnal Penilaian sikap
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Tes Tertulis
b) Instrumen : LKPD Uraian
3) Penilaian Keterampilan
a) Bentuk
: Tes Tertulis
b) Instrumen : Portofolio

Yogyakarata , April 2017
Guru Mata Pelajaran

..........................................

Lampiran 1
Materi
Konflik di Amerika Latin
1. Konflik Etnis di Amerika Selatan
Secara psikologi, etnis memiliki definisi yaitu kelompok masyarakat yang terikat oleh
kesamaan tertentu dan berbeda dengan kelompok yang lain. Mereka diikat oleh budaya yang
mereka pertahankan dan perjuangkan secara bersama-sama. Untuk kawasan Amerika Selatan
sendiri, sedikit berbeda dengan negara kita Indonesia. Di Indonesia, meski hanya sebuah
negara, tapi terdiri dari berbagai etnis berbeda. Hal ini disebabkan karena kita diikat oleh
budaya-budaya dan suku yang berbeda tergantung dari wilayah kita. Sedangkan di Amerika
Latin, mereka sebagian besar hanya terkelompok dalam suku Indian. Sehingga etnisitas di
Amerika Latin memiliki sifat yang cukup homogeny. Adapun kelompok-kelompok
masyarakat yang terbentuk lebih banyak karena latar belakang pergerakan dan kepentingan
yang sama. Secara gamblang, jika kita mengutip James Petras, seorang akademisi dan aktivis
yang banyak membantu masyarakat tanpa tanah di Brazil, ada tiga gelombang gerakan sosial
yang saling tumpang tindih dan berkaitan dalam 25 tahun belakangan ini. Gelombang yang
pertama, secara gampangnya, muncul pada akhir 1970an hingga pertengahan 1980an. Pada
umumnya, gerakan ini yang kemudian dikenal sebagai “gerakan sosial baru” (the new social
movements), terdiri dari aliansi kekuatan sosial seperti kalangan aktivis hak asasi manusia,
lingkungan, feminis, etnis dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat (NGOs).
Gelombang kedua, yang berkembang menjadi kekuatan politik yang signifikan, berawal dari
pertengahan 1980an hingga saat ini. Sebagian besar gerakan ini dipimpin dan terdiri dari
petani dan buruh tani, di mana organisasi massanya terlibat dalam aksi-aksi langsung, dalam
upayanya mempromosikan dan melindungi kepentingan-kepentingan ekonomi dari
pendukungnya. Yang paling menonjol dari gerakan ini gerakan Zapatista (Ejércite Zapatista
de Liberación Nacional – ZLN) di Meksiko, Gerakan Pekerja Pedesaan Tak Bertanah
(Movimento dos Trabalhadores Rurais Sem Terra – MST), gerakan petani koka masyarakat
Indian (Cocaleros) di Bolivia, Federasi Petani Nasional (National Peasant Federation) di
Paraguay, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (Revolutionary Armed Forces of
Colombia – FARC) di Kolombia, dan gerakan petani Indian yang tergabung dalam
Konfederasi Kebangsaan Masyarakat Adat Ekuador (CONAIE) di Ekuador.
Gerakan ketiga, yang merupakan gelombang gerakan sosial yang lebih baru, berpusat
wilayah-wilayah urban. Di sini, termasuk gerakan massa pekerja pengangguran berbasis
barrio (komunitas) di Argentina, kalangan pegangguran dan kaum miskin di Republik
Dominika, dan penduduk yang bermukim di rumah-rumah gubuk yang menaruh harapannya

di belakang bendera populis yang diusung oleh Hugo Chavez, presiden Venezulea. Lain
daripada itu, ada gerakan urban yang tampilannya adalah new multi-sectorial movements
(gerakan multisektoral baru) yang melibatkan perjuangan massa yang mengintegrasikan
buruh tani dan petani bertanah menengah dan kecil yang berkembang di Kolombia, Meksiko,
Brazil, and Paraguay.
Jika kita perhatikan mengenai komposisi, taktik, dan tuntutan yang diperjuangkan gerakan
sosial ini memang bervariasi dan bisa juga berjalan sendiri-sendiri. Meskipun demikian,
kelihatannya ada “kepentingan bersama” yang menyebabkan mereka bersatu sebagai oposisi
terhadap neoliberalisme dan imperialisme. Tepatnya, mereka melawan ketidakadilan dan
penindasan sebagai akibat dari kebijakan ekonomi rejim neoliberal dan berkembangnya
konsentrasi kekayaan ditangan para elit lokal dan asing. Secara lebih khusus lagi, yang
mereka perjuangkan adalah pembagian tanah dan otonomi nasional bagi komunitas Indian.
2. Konflik Ideologi Politik di Amerika Selatan.
Konflik Ideologi Politik di Amerika Selatan seringkali dihiasi interaksi antara pihak golongan
‘kanan’ dan ‘kiri’. Amerika Selatan adalah kawasan yang sangat kental dan terkenal dengan
gerakan-gerakan sosialisnya yang anti terhadap ideology politik neoliberal. Ada beberapa
negara yang memiliki ideology politik yang cukup kental dan kerapkali bisa menjadi potensi
munculnya konflik politik di wilayah negara tersebut. Bolivia, misalnya. Revolusi pada tahun
1952 yang dipimpin oleh Gerakan Nasionalis Revolusioner (MNR) berhasil menggulingkan
rezim militer kanan dan menasionalisasi tambang timah terbesar di negeri itu, selain itu
reformasi tanah (land reform) pun mulai digalakkan, dan memberikan hak pilih pada
perempuan dan kaum Indian yang sebelumnya tidak memiliki hak pilih. Nasionalisasi di
berbagai sektor di Bolivia sangat jelas mewakili ideology politik yang dianut negara tersebut.
Kebijakan politis Bolivia ini jelas menimbulkan keresahan yang cukup meluas di pihak
investor dan perusahaan-perusahaan asing. Namun, Bolivia sesungguhnya tidak bisa
mengesampingkan kebutuhan mereka akan investor asing. Meski berani dalam setiap
pengambilan kebijakan politisnya, dalam hal ini nasionalisasi sektor-sektor penting, Bolivia
sesungguhnya belum memiliki capital yang cukup untuk mengolah sektor pertambangan, jika
saja korporasi-korporasi swasta sudah merasa sangat dirugikan dalam setiap kebijakan
nasionalisasi Bolivia dan penarikan pajak negara yang cukup tinggi di Bolivia. Selain
Bolivia, Venezuela pun adalah negara yang mencatat pergerakan politik cukup jelas dan
justru member pengaruh bagi negara-negara lain di Amerika Selatan. Pada 1998, pemilihan
Hugo Chavez sebagai Presiden Venezuela memberi pengaruh besar akan terjadinya
perubahan di daratan Amerika Selatan. Dan ini bukan hanya menyebarnya pencarian model
perekonomian alternatif dan arah politk yang cocok diterapkan di suatu negara. Satu demi
satu, dari Brasil hingga Argentina, mulai Bolivia sampai Chile, partai-partai dari kelompok

kiri menguasai kantor kepresidenan melalui pemilu-pemilu demokratis. Dengan perlahan atau
lantang, negara-negara tersebut mulai berani bersuara miring terhadap, bahkan sampai
menyingkirkan, model perekonomian neolib yang didesakkan Konsensus Washington beserta
paket institusi kebijakan sosial dan perekonomiannya. Sadar bila model neolib hanya
menciptakan marjinalisasi sosio-ekonomi dari mayoritas rakyat, pemerintahan-pemerintahan
generasi baru (sejak Chavez) mulai memadukan kebijakan ekonomi untuk mencapai stabilitas
fiskal dan makro, dengan kebijakan-kebijakan sosial yang difokuskan pada isu-isu
kemiskinan, pengangguran, dan kesehatan. Hasilnya, kita mendengar adanya harmoni—
sebuah orkestrasi yang dimainkan oleh nyaris seluruh kawasan—tentang stabilitas dan
keteraturan (juga kewibawaan) politik, kesetaraan sosial dan ekonomi, serta kebangkitan
umat manusia. Pemaparan yang saya gambarkan diatas lebih ke bagaimana ideology negaranegara di Amerika Selatan yang sangat kental menjunjung tinggi kepentingan rakyat kecil,
dalam hal ini petani dan kaum buruh. Karena kebijakan yang menjunjung tinggi kaum kecil
itulah, sehingga kemudian dapat menimbulkan konflik dengan pihak-pihak investor dan
korporasi asing. Selain itu, ada juga konflik politk antar penguasa dalam memperebutkan
kursi kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Mulai tahun 1954 Jenderal Stroessner
berkuasa selama 35 tahun di Paraguay, setelah di negara itu selama bertahun-tahun terjadi
ketidakstabilan politik akibat sering bergantinya pemerintahan. Kekuasaan rezim otoriternya
dibangun di atas 3 pilar yaitu: Partai Colorado, aparat negara, dan militer (yang sejak akhir
Perang Chaco melawan Bolivia pada tahun 1935 menjadi aktor politik yang jelas-jelas sangat
berperan). Sementara Jendral Stroessner sukses menciptakan stabilitas represif sistem politik
di Paraguay, perkembangan politik di Argentina berlangsung secara berubah-ubah. Sejak
tahun 1930, pemerintahan-pemerintahan militer yang dibentuk melalui kudeta dan presidenpresiden yang terpilih secara demokratis di Argentina berusaha saling menggeser kedudukan.
Tidak ada kekuasaan demokratis yang sungguh-sungguh berusia lama. Tak satupun presiden
terpilih dapat menyelesaikan masa bakti mereka secara reguler, apalagi sampai bisa
menyerahkan jabatan itu kepada penggantinya yang resmi terpilih. Kudeta tahun 1976
merupakan goncangan keenam yang berhasil terhadap negara, sejak tahun 1930. Pihak militer
Argentina saat itu merupakan penguasa politik nasional dalam jangka waktu lama.
Konstelasi sejarah di Chilli dan Uruguay sangatlah berbeda dengan kedua negara di atas.
Dalam kurun waktu 143 tahun sebelum kudeta pada September 1973 (di mana pemerintahan
sosialis Allende yang dipilih secara demokratis digulingkan), Chilli mengalami 4 bulan saja
di bawah pemerintahan junta militer. Fenomena ini tentu saja tidak dapat disejajarkan dengan
hilangnya peran militer sebagai aktor politik. Terutama pada pertengahan tahun 20-an sampai
awal tahun 30-an, mereka membuat pengaruh yang tidak sepele pada politik nasional.
Berbeda dengan itu, militer di Uruguay pada abad 20 hingga akhir tahun 60-an tidak tampil
sebagai tokoh politik yang relevan. Bahkan pada awal 30-an, ketika terjadi masa singkat
kediktatoran, mereka juga tidak memainkan peranan penting.

3. Konflik Ekonomi
Seperti halnya negara-negara berkembang lainnya, kawasan Amerika Selatan pun memiliki
kekayaan yang cukup potensial untuk Sumber Daya Alam. Sektor pertanian adalah sektor
yang sangat dibanggakan dan dipupuk dalam budaya masyarakat Amerika Selatan. Bahkan
pergerakan petani pun sampai terbentuk untuk menjaga pergerakan dan lahan mereka dari
pihak kapitalis yang ibaratnya bertujuan untuk mematikan sektor perdagangan tradisional.
Selain itu, Amerika Selatan juga memiliki potensi yang cukup besar dalam komoditi minyak.
Tahun 1980an merepresentasikan titik balik yang menentukan di Amerika Latin. Krisis
hutang yang merenggut Dunia Ketiga memfasilitasi neoliberalisasi di negara-negara di
Amerika Latin melalui kebijakan restrukturisasi IMF. Dengan disusul kejatuhan Uni Soviet,
saat itu tampak tak ada alternatif yang mungkin terhadap arus pasang politik kanan. Juga
dalam era ini, industri timah di Bolivia runtuh karena persediaan global yang terlalu banyak
(oversupply), yang terutama dipasok oleh Cina dan Brasil. Dalam konteks tersebut, industri
lalu-lintas narkotika (narcotrafficking) mulai marak. Hal itu pada prinsipnya dibahan-bakari
oleh konsumsi di utara dan didorong oleh naluri bisnis (sense of entrepreneurialism) yang tak
ada duanya di Kolombia, pusat (epicentre) dari perdagangan obat-obatan terlarang.
Perbatasan internasional yang semakin berpori-pori berkat globalisasi, dan konteks lokal
berupa bencana hutang dan ekonomi, menciptakan atmosfir mengundang bagi kekayaan yang
diasosiasikan dengan maraknya industri lalu-lintas narkotika. Selain sektor minyak dan
narkotika, Amerika Selatan atau Amerika Latin sangat dekat dengan isu privatisasi. Seperti
yang telah saya jelaskan sebelumnya, ini dikarenakan ketika krisis global pada tahun 1990an, negara-negara di Amerika Selatan seperti tidak diberi pilihan lain selain menerima
bantuan IMF dan WTO untuk tetap bertahan dalam perekonomian. Pada 1999-2000 ketika
diterapkan rencana privatisasi air di Lembah Cochabamba melalui anak perusahaan Bechtel
Corporation, Aguas de Tunari. Dalam waktu beberapa bulan harga air meningkat drastis dan
memicu aksi-aksi protes yang semakin agresif, termasuk suatu demonstrasi massal di mana
seorang protestan terbunuh dan beberapa lainnya terluka oleh militer. ‘Perang Air’ ini,
sebagaimana biasa disebut, berujung pada pembatalan kesepakatan privatisasi air. Ia juga
memperkuat gerakan anti-neoliberal yang berlanjut meningkat dalam jumlah dan intensitas.
4. Konflik Keamanan
Rezim-rezim militer yang didirikan di Argentina, Chili, dan Uruguay pada tahun 70-an adalah
tergolong dalam tipe otoriterisme birokratis. Mereka beroperasi dengan sebuah basis ideologi
yang mirip yang disebut Doktrin Keamanan Nasional. Dengan doktrin itu mereka bersikap
sebagai penyelamat bangsa dengan tuntutan untuk melindungi nilai-nilai eropa-kristen dan
ingin menghadirkan kembali kedamaian dan ketertiban. Tentu saja para pimpinan aparat
kekuasaan di tiga negara ini memiliki struktur berbeda. Jika Chilli, segera setelah runtuhnya

Allende, sangat kuat berkiblat pada Jendral Pinochet dan dapat menciptakan kediktatoran
yang berlangsung selama 17 tahun (1973-1990), pihak junta militer Argentina yang terdiri
dari pimpinan tiga divisi angkatan bersenjata membagi-bagi kekuasaan sejak 1976 sampai
1983. Junta militer ini, bersama-sama dengan boneka-boneka yang berbeda-beda, hampir
tidak menciptakan kesan sebuah blok kekuasaan yang tertutup. Sebaliknya para penguasa
militer Uruguay memanfaatkan sebagian besar waktu berkuasa mereka (dari 1973 sampai
1985) untuk melakukan agitasi berkedok orang-orang sipil, sehingga sampai tahun 1981
mereka tidak pernah menempatkan anggota militer sebagai pimpinan-pimpinan puncak
pemerintahan. Berbeda dari 3 negara lain yang dibahas di sini, di Paraguay terdapat sebuah
kediktatoran tradisional yang patrimonial dan berciri khas Amerika Tengah, khususnya ciri
Karibia. Rejim Stroessner mengikat elemen-elemen pemerintahan militer dengan beberapa
ciri khas kediktatoran yang berkiblat pada perseorangan pada gaya lama Caudillo, yang
memperoleh dukungan ekstra melalui sebuah partai negara.
5. Konflik Eksternal (Hubungan Luar Negeri)
Untuk masalah-masalah hubungan luar negeri sendiri, negara-negara di Amerika Selatan
seringkali berkonflik dengan negara-negara liberal kapitalis yang seringkali disebabkan oleh
perbedaan ideology diantara mereka. Negara-negara di Amerika Selatan, terkhusus negaranegara yang berideologi kiri keras seringkali menganggap negara-negara Barat tengah
mengatur rencana eksploitatif untuk menundukkan kawasan Amerika Selatan. Negara Barat
yang dimaksud di sini adalah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Misalnya saja
Presiden Bolivia Evo Morales sangat marah dan murka atas tindakan dan sabotase CIA yang
melakukan konspirasi menentang kebijakan energi negaranya. Hal tersebut menjadi pemicu
berupa tindakan Presiden Bolivia Evo Morales secara tegas mengusir seorang pejabat
kedutaan besar AS pada hari Selasa 10 Maret 2009. Morales, yang sering menyebut AS
sebagai “Imperial”, sebelumnya telah mengusir duta besar AS dan para pejabat anti-narkotika
AS. Juru bicara kedutaan itu mengatakan Martinez adalah seorang pejabat tingkat menengah
dan jabatannya adalah sekretaris kedua. Morales merasa bahwa perusahaan-perusahaan
negara yang dibangunnya sedang digembosi dan hal ini direncanakan oleh Washington.
Washington terlalu campur tangan dalam penentuan perusahaan energi milik-negara di
Bolivia seperti YPFB. Tidak hanya itu, Pada bulan Januari 2009 Presiden Ekuador Rafael
Correa juga mengusir seorang pejabat kedutaan besar AS yang ia tuduh melakukan hal yang
sama seperti di Bolivia. Washiington merasa kurang senang dengan banyaknya pendirian
perusahaan negara dalam menangai kekayaan mineral di negara-negara Amerika Latin.
Washington sering memaksakan kehendak dengan banyak keterlibatan CIA dalam dial-dial
perusahaan-perusahaan minyak di kawasan tersebut. Correa adalah sekutu dekat Morales,
seperti Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang mengusir duta besar AS tahun lalu. Semua
ketiga pemimpin sayap kiri itu mengatakan AS telah campur- tangan dalam politik dalam

negeri mereka. Tahun 2007 yang lalu ketika presiden AS masih dijabat oleh George W Bush
yang berkunjung ke Sao Paolo juga mendapatkan hujatan dari rakyat Brasil yang
bermunculan di sepanjang jalan-jalan utama Sao Paolo. Para pemimpin demontrasi akan
mengajak puluhan ribu orang dalam aksi massa hari ini saat Bush meresmikan kerja sama
energi etanol dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Perusahaan AS di Brasil ini
banyak mengambil kesempatan para petani Brasil dan justru merugikan ekonomi Brasil
dalam jangka panjang. Penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan tersebut tidak sebanding
dengan matinya lahan penghidupan petani yang jumlahnya hampir 100 kali lipat.

Lampiran 2

PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-kisi Soal
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Bentuk Soal
Jumlah Soal

: Sejarah(Peminatan)
: X/1
: Uraian
: 5 butir

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menjelaskan
letak
geografis
Amerika Latin
2. Menjelaskan secara singkat profil
negrara-negara Amerika Latin
3. Menjelaskan jenis-jenis konflik di
Amerika Latin
4. Menganalsis penyebab konflik di
Amerika Latin
5. Menganalisis akibat konflik yang
terjadi di Amerika Latin

Indikator
1. Menjelaskan
letak
geografis
Amerika Latin!
2. Menjelaskan secara singkat profil
minimal 5 negrara-negara yang
terletak di Amerika Latin!
3. Menjelaskan jenis-jenis konflik di
Amerika Latin!
4. Menganalsis penyebab konflik di
Amerika Latin!
5. Menganalisis akibat konflik yang
terjadi di Amerika Latin!

No. Soal
1
2
3
4
5

SOAL
1. Jelaskanlah letak geografis Amerika Latin!
2. Jelaskanlah secara singkat profil minimal 5 negrara-negara yang terletak di Amerika
Latin!
3. Jelaskanlah jenis-jenis konflik di Amerika Latin!
4. Ananalsislah penyebab konflik di Amerika Latin!
5. Ananalsislah akibat konflik yang terjadi di Amerika Latin!
Kunci Jawaban:
1. Amerika Latin (bahasa Portugis dan bahasa Spanyol: América Latina; bahasa
Prancis: Amérique Latine) adalah sebutan untuk wilayah benua Amerika yang
sebagian
besar
penduduknya merupakan penutur
asli bahasa-bahasa
roman (terutama bahasa Spanyol dan bahasa Portugis) yang berasal dari bahasa Latin.
Istilah Amerika Latin dipakai untuk membedakan wilayah ini dengan wilayah AngloAmerika yang
kadang-kadang
dipakai
untuk
menyebut
wilayah benua
Amerika dengan mayoritas penduduk adalah penutur asli bahasa Inggris.
2.
Argentina


Nama resmi: Argentine Republic.

Ibukota: Buenos Aires.




Bahasa resmi: Spanyol(resmi),
(Mapudungun dan Quechua)

Italia,



Luas: 2.791.810 km2.



Penduduk: 42.610.981 (taksiran Juli 2013).

Inggris,

Jerman,

Perancis,

dan

asli



Etnis: White (utamanya Spanyol dan Italia) 97%; Mestizo (campuran Amerindian
dengan White), Amerindian, dan non White lainnya 3%.



Agama: Katolik Roma abangan 92% (karena < 20% yang praktikal), Protestan 2%,
Yahudi 2%, lainnya 4%.
Jenis kekuasaan: Republik




Bentuk negara: Federasi. Argentina terdiri atas 24 propinsi dan 1 distrik federal
(Buenos Aires). Sebagian propinsi telah terbentuk sebelum berdirinya Argentina, sebagian
lainnya di abad ke-20. Argentina terdiri atas 23 propinsi (provincias) dan 1 kota otonom. Ke23 propinsinya adalah: (1) Buenos Aires, (2) Catamarca, (3) Chaco, (4) Chubut, (5) Cordoba,
(6) Corrientes, (7) Entre Rios, (8) Formosa, (9) Jujuy, (10) La Pampa, (11) La Rioja, (12)
Mendoza, (13) Misiones, (14) Neuquen, (15) Rio Negro, (16) Salta, (17) San Juan, (18) San
Luis, (19) Santa Cruz, (20) Santa Fe, (21) Santiago del Estero, (22) Tierra del Fuego, (23)
Antartida e Islas del Atlantico Sur, dan (23) Tucuman. Sementara 1 kota otonomnya adalah
Ciudad Autonoma de Buenos Aires.



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden mengangkat menteri-menteri untuk duduk
di kabinet. Seorang di antara mereka menjadi "kepala kabinet" yang fungsi utamanya selaku
penyelenggara administrasi umum negara. Presiden dapat mengangkat menteri tanpa
pertimbangan kabinet (presidensil). Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam 1 paket dan
masa baktinya 4 tahun.



Parlemen: Bikameral (Nama parlemennya Congreso Nacional, terdiri atas: Chamber
of Deputies + Senate). Kini terdapat 257 anggota Chamber of Deputies yang masing-masing
dipilih dari 24 propinsi dan 1 distrik federal serta seluruhnya dipilih lewat Pemilu langsung.
Anggota Senate adalah 3 orang per tiap-tiap propinsi dan 3 orang per distrik federal (kini
sekitar 72 orang).
Bolivia



Nama resmi: Republic of Bolivia [Estado Plurinacional de Bolivia]



Ibukota: La Paz.



Bahasa resmi: Spanyol (resmi) 60,7%, Quechua (resmi) 21,2%, Aymara (resmi)
14.6%, asing lainnya 2,4%, lainnya 1,2%



Luas: 1.098.580 km2.



Penduduk: 10.461.053 (taksiran Juli 2013)



Etnis: Quechua 30%, Mestizo (campuran White dengan Amerindian) 30%, Aymara
25%, White 15%



Agama: Katolik Roma 95%, Protestan (Evangelis dan Methodis) 5%



Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Kesatuan. Bolivia terbagi atas 9 departemen (departementos). Pejabat
senior tiap-tiap departemen diangkat oleh pemerintah pusat. Kini, setiap departemen mulai
memperoleh otonomi yang lebih besar. Ke-9 departementos Bolivia adalah: (1) Beni, (2)
Chuquisaca, (3) Cochabamba, (4) La Paz, (5) Oruro, (6) Pando, (7) Potosi, (8) Santa Cruz,
dan (9) Tarija



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara. Presiden
mengangkat dan memberhentikan para menteri.



Parlemen: Bikameral (Nama parlemennya Asamblea Legislativa Plurinacional terdiri
atas Camara de Diputados + Camara de Senadores). Camara de Diputados terdiri atas 130
kursi untuk masa bakti 5 tahun, dengan mana 70 dipilih langsung dari setiap distrik, 7 dipilih
dari distrik berpenduduk asli, dan 53 plurinomial dipilih lewat party list system. Camara de
Senadores terdiri atas 36 kursi, dengan mana anggotanya dipilih lewat sistem party list untuk
masa bakti 5 tahun.

Brazil


Nama resmi: Federal Republic of Brazil [Republica Federativa do Brasil]



Ibukota: Brasilia.



Bahasa resmi: Portugis



Luas: 8.514.215 km2.



Penduduk: 201.009.622



Etnis: White 53,7%, Mulatto (campuran White dengan Black) 8,5%, Black 6,2%,
lainnya (termasuk Jepang, Arab, Amerindian) 0,9%, tidak spesifik 0,7%.



Agama: Katolik Roma (abangan) 73,6%, Protestan 15,4%, Spiritualis 1,3%,
Bantu/Voodoo 0,3%, lainnya 1,8%, tidak spesifik 0,2%, tidak beragama 7,4%.



Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Federasi. Brasil terdiri atas 27 negara bagian, termasuk distrik ibukota
(distrito federal), Brasilia. Ke-26 negara bagian (estados) Brazil adalah: Acre, Alagoas,
Amapa, Amazonas, Bahia, Ceara, Espirito Santo, Goias, Maranhao, Mato Grosso, Mato
Grosso do Sul, Minas Gerais, Para, Paraiba, Parana, Pernambuco, Piaui, Rio de Janeiro, Rio
Grande do Norte, Rio Grande do Sul, Rondonia, Roraima, Santa Catarina, Sao Paulo,
Sergipe, dan. Tocantins. Sementara itu, 1 distrik federalnya adalah Distrito Federal.



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Presiden memilih dan memberhentikan menteri-menteri.



Parlemen: Bikameral (Camara dos Deputados + Senado Federal). Anggota Camara
dos Deputados adalah maksimal 70 orang per negara bagian dan distrik federal. Senado
Federal terdiri atas 3 orang wakil dari tiap-tiap negara bagian dan distrik federal termasuk 2
orang sebagai penggantinya (cadangan).

Chile


Nama resmi: Republic of Chile. [Republica de Chile]



Ibukota: Santiago.



Bahasa resmi: Spanyol (resmi), Mapudungun, Jerman, dan Inggris.



Luas: 756.950 km2.



Penduduk: 17.216.945 orang.



Etnis: White dan White-Amerindian 95,4%, Mapuche 4%, kelompok asli lainnya
0,6%.





Agama: Katolik Roma 70%, Evangelis 15,1%, Saksi Yehova 1,1%, Kristen lainnya
1%, lainnya 4,6%, tidak beragama 8,3%.
Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Kesatuan. Chile terdiri atas 15 region yang masing-masing dipimpin
oleh pemerintahan regional yang di dalam konstitusi dijalankan secara desentralisasi. Secara
administratif, Chile terdiri atas 15 region (regiones) yaitu: (1) Aisen del General Carlos
Ibanez del Campo, (2) Antofagasta, (3) Araucania, (4) Arica y Parinacota, (5) Atacama, (6)
Biobio, (7) Coquimbo, (8) Libertador General Bernardo O'Higgins, (9) Los Lagos, (10) Los
Rios, (11) Magallanes y de la Antartica Chilena, (12) Maule, (13) Region Metropolitana
(Santiago), (14) Tarapaca, dan (15) Valparaiso. Eksekutif pemerintahan regional dipimpin
oleh seorang Intendant yang diangkat oleh pemerintah pusat.



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.



Parlemen: Bikameral. Parlemen Chile yaitu Congreso Nacional terdiri atas Senat
(Senado) dan Chamber of Deputies (Camara de Diputados). Senado terdiri atas 38 kursi,
dengan mana anggotanya dipilih lewat Pemilu untuk masa bakti 8 tahun (setengahnya dipilih
setiap 4 tahun). Camara de Diputados terdiri atas 120 kursi, dengan mana anggotanya dipilih
lewat Pemilu untuk masa bakti 4 tahun.
Ekuador



Nama resmi: Ekuador. [Republica del Equador]



Ibukota: Quito.



Bahasa resmi: Spanyol, Quachua, Shuar.



Luas: 283.560 km2.



Penduduk: 14.439.429 orang.



Etnis: Mestizo (campuran Amerindian dengan white) 71,9%, Montubio 7,4%,
AfroEkuador 7,2%, Amerindian 7%, white 6,1%, lainnya 0,4%.



Agama: Katolik Roma 95%, lainnya 5%.



Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Kesatuan. Ekuador terdiri atas 24 propinsi (provincias) yaitu: Azuay,
Bolivar, Canar, Carchi, Chimborazo, Cotopaxi, El Oro, Esmeraldas, Galapagos, Guayas,
Imbabura, Loja, Los Rios, Manabi, Morona-Santiago, Napo, Orellana, Pastaza, Pichincha,
Santa Elena, Santo Domingo de los Tsachilas, Sucumbios, Tungurahua, dan ZamoraChinchipe.



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden kepala negara dan kepala pemerintahan.
Presiden mengangkat dan memberhentikan anggota kabinet.



Parlemen: Unikameral yaitu National Congress atau Asamblea Nacional. Parlemen
terdiri atas 124 kursi, dengan mana anggota dipilih lewat sistem pemilu proporsional varian
party-list. Masa bakti tugas 4 tahun .
Guyana



Nama resmi: The Co-operative Republic of Guyana .



Ibukota: Georgetown.



Bahasa resmi: Inggris, dialek Amerindian, Kreol, Karibia Hindustan, dan Urdu.



Luas: 214.970 km2.



Penduduk: 739.903 orang.



Etnis: India Timur 43,5%, Black (African) 30,2%, Campuran 16,7%, Amerindian
9,1%, lainnya 0,5%.



Agama: Protestan 30,% (Pantekosta 16,9%, Anglikan 6,9%, Advent Hari Ketujuh 5%,
Methodis 1,7%), Hindu 28,4%, Katolik Roma 8,1%, Saksi Yehova 1,1%, Islam 7,2%, Kristen
lainnya 17,7%, lainnya 4,3%, tidak beragama 4,3%.



Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Kesatuan (Sentralis). Guyana terbagi atas 10 distrik administratif.
Terdapat pembangian kewenangan antara pusat dan daerah. Ke-10 distrik administratif
(region) Guyana adalah: Barima-Waini, Cuyuni-Mazaruni, Demerara-Mahaica, East BerbiceCorentyne, Essequibo Islands-West Demerara, Mahaica-Berbice, Pomeroon-Supenaam,
Potaro-Siparuni, Upper Demerara-Berbice, dan Upper Takutu-Upper Essequibo .



Sistem pemerintahan: Hybryd. Administrasi pemerintahan Guyana terdiri atas
Presiden, Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan Kabinet Kementerian. Kabinet diangkat oleh
Presiden tetapi bertanggung jawab kepada Parlemen.



Parlemen: Unikameral (National Assembly). Terdiri atas 65 anggota yang dipilih
langsung lewat sistem proporsional. Masa bakti 5 tahun.

Kolombia


Nama resmi: Republic of Colombia. [Republica de Colombia]



Ibukota: Bogota.



Bahasa resmi: Spanyol



Luas: 114.174 km2.



Penduduk: 45.785.743 orang.



Etnis: Mestizo 58%, White 20%, Mulatto 14%, Black 4%, Campuran AmerindianBlack 3%, dan Amerindian 1%.



Agama: Katolik Roma 90%, lainnya 10%.



Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk
negara:
Kesatuan.
Kolombia
terbagi
atas
32
departemen
(departementos atau daerah tingkat II) dengan lebih dari 1.100 kabupaten yang
administrasinya
relatif
otonom. Ke-32 departementos Kolombia
adalah: Amazonas,
Antioquia, Arauca, Atlantico, Bolivar, Boyaca, Caldas, Caqueta, Casanare, Cauca, Cesar,
Choco, Cordoba, Cundinamarca, Guainia, Guaviare, Huila, La Guajira, Magdalena, Meta,
Narino, Norte de Santander, Putumayo, Quindio, Risaralda, Archipielago de San Andres,
Providencia y Santa Catalina (juga kerap disebut San Andres y Providencia), Santander,
Sucre, Tolima, Valle del Cauca, Vaupes, dan Vichada. Sementara itu, 1 distrik ibukotanya
adalah Bogota.



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Presiden dapat mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.



Parlemen: Bikameral (nama parlemennya Congreso terdiri atas Senates/Senados +
Chamber of Representatives/Camara de Representantes). Anggota senados berjumlah 102
dengan mana 100 orang yang dipilih dalam pemilu nasional ditambah 2 senator yang dipilih
mewakili komunitas-komunitas Indian. Anggota Camara de Representantes dipilih dari
distrik teritorial yang kurang lebih totalnya 166 anggota dengan masa bakti 4 tahun.
Paraguay



Nama resmi: Republic of Paraguay [Republica del Paraguay]



Ibukota: Asuncion.



Bahasa resmi: Spanyol (resmi), Guarani.



Luas: 406.750 km2.



Penduduk: 6.623.252 orang.



Etnis: Mestizo (campuran Spanyol dengan Amerindian) 95%, lainnya 5%






Agama: Katolik Roma 89,6%, Protestan 6,2%, Kristen lainnya 1,1%, lainnya atau
kurang spesifik 1,9%, tidak beragama 1,1%
Jenis kekuasaan: Republik
Bentuk negara: Kesatuan. Paraguay terbagi atas 17 departementos, kabupaten, dan
ibukota Asuncion (ibukota independen, sendiri). Tiap departementos dikepalai seorang
gubernur yang bertanggung jawab menerapkan kebijakan nasional Paraguay.
Ke-17 departamentos Paraguay adalah: Alto Paraguay, Alto Parana, Amambay, Boqueron,
Caaguazu, Caazapa, Canindeyu, Central, Concepcion, Cordillera, Guaira, Itapua, Misiones,
Neembucu, Paraguari, Presidente Hayes, dan San Pedro. Sementara 1 departementos ibukota
yaitu Asuncion.



Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden sekaligus kepala negara dan kepala
pemerintahan.



Parlemen:
Bikameral
(nama
parlemennya Congeros
Nacional terdiri
atas Senates/Camara de Senadores + Chamber of Deputies/Camara de Diputados). Camara
de Diputados sekurangnya terdiri atas 80 kursi yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat
dalam pemilu dari setiap distrik pemilihan departementos. Camara de Senadores terdiri atas
sekurangnya 45 anggota yang dipilih langsung rakyat dari tiap distrik
pemilihan departementos.
Peru



Nama resmi: Republic of Peru.



Ibukota: Lima.



Bahasa resmi: Spanyol (resmi) 84,1%, Quechua (resmi) 13%, Aymara (resmi) 1,7%,
Ashaninka 0,3%, bahasa asli lainnya (termasuk bahasa Amazon minor) 0,7%, lainnya 0,2%.



Luas: 1.285.220 km2.



Penduduk: 29.849.303 orang.



Etnis: Amerindian 45%, mestizo (campuran Amerindian dengan White) 37%, White
15%, Black, Jepang, Cina, dan lainnya 3%.



Agama: Katolik Roma 81,3%, Evangelis 12,5%, lainnya 3,3%, tidak spesifik atau
tidak beragama 2,9%







Jenis kekuasaan: Republik
Bentuk negara: Kesatuan. Administrasi Peru terbagi ke dalam region, departemen,
propinsi, dan distrik yang pembagiannya mengikuti bekas kolonial Spanyol. Ke 25 region
(regiones) Peru adalah: : Amazonas, Ancash, Apurimac, Arequipa, Ayacucho, Cajamarca,
Callao, Cusco, Huancavelica, Huanuco, Ica, Junin, La Libertad, Lambayeque, Lima, Loreto,
Madre de Dios, Moquegua, Pasco, Piura, Puno, San Martin, Tacna, Tumbes, dan Ucayali.
Sementara 1 propinsinya adalah Lima.
Sistem pemerintahan: Semi-Presidensil
Parlemen: Unikameral (Congreso de la Republica del Peru). Kongres terdiri atas 120
anggota yang dipilih lewat pemiilu langsung untuk masa bakti 5 tahun.
Suriname



Nama resmi: The Republic of Suriname [Republiek Suriname]



Ibukota: Paramaribo.



Bahasa resmi: Belanda (resmi), Inggris (secara luas digunakan), Sranang Tongo
(bahasa Suriname, kadang disebut pula Taki-Taki, bahasa asli orang Kreol dan banyak kaum
muda menjadikannya lingua-franca), Karibia-Hindustan (dialek India) dan Jawa.



Luas: 162.820 km2.



Penduduk: 566.846 orang



Etnis: Hindustan (juga secara lokal dikenal sebagai India Timur, moyangnya
beremigrasi dari utara India akhir abad ke-19) 37%; Kreol (campuran White dengan Black)
31%; Jawa 15%; Maroon (moyang Afrika datang di abad ke-17 dan 18 sebagai budak yang
lalu melarikan diri) 10%; Amerindian 2%; Cina 2%; White 1%; lainnya 2%.



Agama: Hindu 27,4%, Protestan 25,2% (terutama Moravia), Katolik Roma 22,8%,
Islam 19,6%, kepercayaan lokal 5%.







Jenis kekuasaan: Republik
Bentuk negara: Kesatuan (sentralis). Suriname terbagi atas 10 distrik administratif
(distrikten), yaitu Brokopondo, Commewijne, Coronie, Marowijne, Nickerie, Para,
Paramaribo, Saramacca, Sipaliwini, dan Wanica.
Sistem pemerintahan: Presidensil
Parlemen: Unikameral (Nationale Assemblee). Anggotanya ada 51 orang yang dipilih
lewat Pemilu untuk masa bakti 5 tahun.
Uruguay



Nama resmi: Uruguay [Republica Oriental del Uruguay]



Ibukota: Montevideo.



Bahasa resmi: Spanyol (resmi), Portunol, Brazilero (campuran Portugis-Spanyol di
perbatasan Brazil)



Luas: 176.220 km2.



Penduduk: 3.324.460 orang.



Etnis: White 88%, Mestizo 8%, Black 4%, Amerindian hampir tidak ada.





Agama: Katolik Roma 47,1%, Kristen non Katolik 11,1%, nondenominasi 23,2%,
Yahudi 0,3%, Atheis atau Agnostik 17,2%, lainnya 1,1%.
Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Kesatuan (desentralis)



Sistem pemerintahan: Presidensil



Parlemen:
Bikameral
(Parlemennya
bernama Asamblea
General terdiri
atas Senate/Camara
de
Senadores +
Chamber
of
Deputies/Camara
de
Representantes). Camare de Senadores terdiri atas 50 kursi, masa tugas 5 tahun, dan wakil
presiden punya 1 suara di kamar ini. Camara de Representantes terdiri atas 99 kursi,
anggotanya dipilih lewat Pemilu untuk masa tugas 5 tahun.
Venezuela



Nama resmi: Venezuela [Republica Bolivariana de Venezuela]



Ibukota: Caracas.



Bahasa resmi: Spanyol (resmi), sejumlah besar dialek lokal.



Luas: 916.445 km2.



Penduduk: 28.459.085 orang.



Etnis: Spanyol, Italia, Portugis, Arab, Jerman, Afrika, dan etnis asli Venezuela.



Agama: Katolik Roma (abangan) 96%, Protestan 2%, lainnya 2%.



Jenis kekuasaan: Republik



Bentuk negara: Federasi. Venezuela terdiri atas 23 negara bagian (estados), 1 distrik
ibukota, dan 1 wilayah federal bergantung. Ke-23 estados Venezuela adalah: Amazonas,
Anzoategui, Apure, Aragua, Barinas, Bolivar, Carabobo, Cojedes, Delta Amacuro, Falcon,
Guarico, Lara, Merida, Miranda, Monagas, Nueva Esparta, Portuguesa, Sucre, Tachira,
Trujillo, Vargas, Yaracuy, dan Zulia . Ke-1 distrik ibukota adalah Distrito Capital. Ke-1
wilayah federal bergantung adalah Dependencian Federales.
Sistem pemerintahan: Presidensil




Parlemen: Unikameral (National Assembly/Asamblea Nacional) Kursi yang tersedia
adalah 165 dengan 3 kursi khusus jatah bagi perwakilan etnis asli Venezuela. Masa bakti
adalah 5 tahun dan dipilih lewat Pemilu proporsional.
3.
a. Konflik Etnis di Amerika Selatan
Secara psikologi, etnis memiliki definisi yaitu kelompok masyarakat yang terikat oleh
kesamaan tertentu dan berbeda dengan kelompok yang lain. Mereka diikat oleh budaya yang
mereka pertahankan dan perjuangkan secara bersama-sama. Untuk kawasan Amerika Selatan

sendiri, sedikit berbeda dengan negara kita Indonesia. Di Indonesia, meski hanya sebuah
negara, tapi terdiri dari berbagai etnis berbeda. Hal ini disebabkan karena kita diikat oleh
budaya-budaya dan suku yang berbeda tergantung dari wilayah kita. Sedangkan di Amerika
Latin, mereka sebagian besar hanya terkelompok dalam suku Indian. Sehingga etnisitas di
Amerika Latin memiliki sifat yang cukup homogeny. Adapun kelompok-kelompok
masyarakat yang terbentuk lebih banyak karena latar belakang pergerakan dan kepentingan
yang sama. Secara gamblang, jika kita mengutip James Petras, seorang akademisi dan aktivis
yang banyak membantu masyarakat tanpa tanah di Brazil, ada tiga gelombang gerakan sosial
yang saling tumpang tindih dan berkaitan dalam 25 tahun belakangan ini. Gelombang yang
pertama, secara gampangnya, muncul pada akhir 1970an hingga pertengahan 1980an. Pada
umumnya, gerakan ini yang kemudian dikenal sebagai “gerakan sosial baru” (the new social
movements), terdiri dari aliansi kekuatan sosial seperti kalangan aktivis hak asasi manusia,
lingkungan, feminis, etnis dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat (NGOs).
Gelombang kedua, yang berkembang menjadi kekuatan politik yang signifikan, berawal dari
pertengahan 1980an hingga saat ini. Sebagian besar gerakan ini dipimpin dan terdiri dari
petani dan buruh tani, di mana organisasi massanya terlibat dalam aksi-aksi langsung, dalam
upayanya mempromosikan dan melindungi kepentingan-kepentingan ekonomi dari
pendukungnya. Yang paling menonjol dari gerakan ini gerakan Zapatista (Ejércite Zapatista
de Liberación Nacional – ZLN) di Meksiko, Gerakan Pekerja Pedesaan Tak Bertanah
(Movimento dos Trabalhadores Rurais Sem Terra – MST), gerakan petani koka masyarakat
Indian (Cocaleros) di Bolivia, Federasi Petani Nasional (National Peasant Federation) di
Paraguay, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (Revolutionary Armed Forces of
Colombia – FARC) di Kolombia, dan gerakan petani Indian yang tergabung dalam
Konfederasi Kebangsaan Masyarakat Adat Ekuador (CONAIE) di Ekuador.
Gerakan ketiga, yang merupakan gelombang gerakan sosial yang lebih baru, berpusat
wilayah-wilayah urban. Di sini, termasuk gerakan massa pekerja pengangguran berbasis
barrio (komunitas) di Argentina, kalangan pegangguran dan kaum miskin di Republik
Dominika, dan penduduk yang bermukim di rumah-rumah gubuk yang menaruh harapannya
di belakang bendera populis yang diusung oleh Hugo Chavez, presiden Venezulea. Lain
daripada itu, ada gerakan urban yang tampilannya adalah new multi-sectorial movements
(gerakan multisektoral baru) yang melibatkan perjuangan massa yang mengintegrasikan
buruh tani dan petani bertanah menengah dan kecil yang berkembang di Kolombia, Meksiko,
Brazil, and Paraguay. Jika kita perhatikan mengenai komposisi, taktik, dan tuntutan yang
diperjuangkan gerakan sosial ini memang bervariasi dan bisa juga berjalan sendiri-sendiri.
Meskipun demikian, kelihatannya ada “kepentingan bersama” yang menyebabkan mereka
bersatu sebagai oposisi terhadap neoliberalisme dan imperialisme. Tepatnya, mereka
melawan ketidakadilan dan penindasan sebagai akibat dari kebijakan ekonomi rejim

neoliberal dan berkembangnya konsentrasi kekayaan ditangan para elit lokal dan asing.
Secara lebih khusus lagi, yang mereka perjuangkan adalah pembagian tanah dan otonomi
nasional bagi komunitas Indian.
b. Konflik Ideologi Politik di Amerika Selatan.
Konflik Ideologi Politik di Amerika Selatan seringkali dihiasi interaksi antara pihak golongan
‘kanan’ dan ‘kiri’. Amerika Selatan adalah kawasan yang sangat kental dan terkenal dengan
gerakan-gerakan sosialisnya yang anti terhadap ideology politik neoliberal. Ada beberapa
negara yang memiliki ideology politik yang cukup kental dan kerapkali bisa menjadi potensi
munculnya konflik politik di wilayah negara tersebut. Bolivia, misalnya. Revolusi pada tahun
1952 yang dipimpin oleh Gerakan Nasionalis Revolusioner (MNR) berhasil menggulingkan
rezim militer kanan dan menasionalisasi tambang timah terbesar di negeri itu, selain itu
reformasi tanah (land reform) pun mulai digalakkan, dan memberikan hak pilih pada
perempuan dan kaum Indian yang sebelumnya tidak memiliki hak pilih. Nasionalisasi di
berbagai sektor di Bolivia sangat jelas mewakili ideology politik yang dianut negara tersebut.
Kebijakan politis Bolivia ini jelas menimbulkan keresahan yang cukup meluas di pihak
investor dan perusahaan-perusahaan asing. Namun, Bolivia sesungguhnya tidak bisa
mengesampingkan kebutuhan mereka akan investor asing. Meski berani dalam setiap
pengambilan kebijakan politisnya, dalam hal ini nasionalisasi sektor-sektor penting, Bolivia
sesungguhnya belum memiliki capital yang cukup untuk mengolah sektor pertambangan, jika
saja korporasi-korporasi swasta sudah merasa sangat dirugikan dalam setiap kebijakan
nasionalisasi Bolivia dan penarikan pajak negara yang cukup tinggi di Bolivia. Selain
Bolivia, Venezuela pun adalah negara yang mencatat pergerakan politik cukup jelas dan
justru

Dokumen yang terkait

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

DESKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT USAHA RAKYAT KEPADA USAHA MIKRO KECIL dan MENENGAH (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Way Halim)

10 98 46

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBAKAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

6 47 9

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA KUBULIKU JAYA KECAMATAN BATU TULIS KABUPATEN LAMPUNG BARAT DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA

13 91 69

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62