Persepsi terhadap pengajaran remedial de
Ayunda Kumala Sari (5060189), Hubungan antara persepsi terhadap
pengajaran remedial dengan motivasi belajar pada bidang studi matematika
di SMA Negeri 22 Surabaya. Skripsi Sarjana Strata 1. Surabaya: Fakultas
Psikologi Universitas Surabaya, Laboratorium Psikologi Pendidikan (2013).
INTISARI
Nilai matematika rendah ataupun motivasi belajar matematika yang rendah
merupakan fenomena yang banyak terjadi dikalangan pelajar, bahkan guru
matematika sering diberikan label negatif karena pengajaran matematika yang
tidak menyenangkan. Demikian juga dalam kegiatan belajar, nilai matematika
yang belum mencapai standart KKM mendorong guru untuk melakukan ujian
ulang atau remedial agar standart nilai matamatika dapat tercapai. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji hubungan antara persepsi terhadap pengajaran remedial
dengan motivasi belajar pada bidang studi matematika, yang mengambil siswa
SMA kelas X sebanyak 129 orang yang pernah mengikuti pengajaran remedial
pada bidang studi matematika. Data dikumpulkan melalui angket, dan skala
persepsi terhadap pengajaran dan skala motivasi belajar. Hasil analisis korelasi
menunjukkan hubungan antara persepsi terhadap pengajaran remedial dengan
motivasi belajar siswa memiliki nilai rxy= 0,453 dan p= 0.000 (p 0.710, dengan demikian
masing-masing skala yang digunakan sebagai alat ukur penelitian ini telah
memenuhi syarat reliabilitas suatu alat ukur psikologis.
3. Analisis Hasil Penelitian
Uji hipotesis melalui analisis bivariate dengan teknik korelasi product
moment dari Pearson, dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil uji korelasi
Variabel
Persepsi terhadap pengajaran
dengan Motivasi belajar
r
r2
p
0.453
0.205
0.000
Keterangan
H0
ditolak
Hasil analisis uji hipotesis sebagaimana Tabel 4 tersebut menunjukkan
bahwa antara persepsi terhadap pengajaran remedial dengan motivasi belajar
siswa memiliki nilai probabilitas sebesar 0.000 pada taraf signifikansi 0.01
(one tailed). Hal tersebut dapat dikatakan bahwa antara persepsi terhadap
pengajaran remedial dengan motivasi belajar siswa memiliki korelasi yang
sangat signifikan. Diketahui pula koefisien determinasi, atau r2 sebesar 0.205
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel persepsi terhadap pengajaran
remedial mampu memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi belajar
siswa sebesar 20.5% atau 21%.
E. Pembahasan
Hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap
pengajaran remedial dengan motivasi belajar matematika pada siswa yang
pernah mengikuti pengajaran remedial memiliki hubungan positif tersebut sesuai
dengan konsep yang dikemukakan oleh Subekti dan Firman (dalam Prihatini,
2008) bahwa pengajaran remedial dapat diartikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan situasi yang memungkinkan siswa yang mengalami kesulitan
belajar dapat termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar semaksimal
mungkin sehingga mencapai atau bahkan melampaui KKM yang diharapkan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Astuti (2004) dan
Aryanto (2011), serta penelitian Alyssa, Patricia, and Holbein (2005), bahwa
persepsi siswa terhadap pengajaran memiliki keterkaitan erat dengan motivasi
belajar. Lebih lanjut Alyssa, et, al (2005) mengemukakan bahwa persepsi siswa
membentuk mental blocking terhadap apa yang dipersepsikan karena
menyangkut emosi (senang dan tidak senang) dan kognisi (fungsi dari yang
dipersepsikan), sehingga seseorang tergerak untuk menolak atau mendukung
melalui tindakan yang kongkrit.
Nilai koefisien determinasi atau r2 sebesar 0,205 yang menunjukkan bahwa
persepsi siswa terhadap pengajaran remedial mampu memberikan sumbangan
efektif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 20,5%. Hal ini menunjukkan
bahwa persepsi siswa mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa sebanyak
20,5% dan hal tersebut juga menunjukkan bahwa motivasi belajar selain terkait
dengan persepsi siswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Menurut Greene, Miller, Crowson, Duke, and Akey (2011) bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa selain faktor task for learning,
autonomy for learn, recognition, dan evaluation adalah faktor persepsi terhadap
pengajaran remedial yang memiliki keterkaitan erat dengan motivasi belajar
siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengajaran remedial merupakan bagian
dari teacher expectation, yakni adanya harapan guru agar siswa-siswanya dapat
menyerap informasi atau materi pengajaran sehingga mencapai hasil prestasi
yang optimal. Adanya harapan dari guru inilah yang mendorong guru untuk
lebih mampu berinteraksi lebih baik dengan siswa agar siswa lebih termotivasi
dan berusaha meningkatkan gairah belajarnya agar terpenuhi harapan guru.
Pandangan tersebut dapat memberikan gambaran sebagaimana faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yang sebagian besar adalah faktor eksternal, yaitu
guru. Guru berusaha memberikan pengajaran dan cara-cara penyampaian materi
yang menarik bagi siswanya.
Adanya hubungan positif tersebut juga dapat memberikan gambaran bahwa
sebagaimana pandangan Sarwono (2004), bahwa guru merupakan faktor yang
lebih utama dari faktor materi pelajaran. Faktor guru dalam proses belajar
mengajar sangat mempengaruhi siswanya, terutama perbedaan pandangan siswa
terhadap cara guru dalam memberikan pengajaran remedial pada siswa
menggambarkan bahwa guru memberikan perlakuan yang berbeda pada siswa.
Hal tersebut dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan guru memperlakukan
siswanya berbeda karena kondisi dan kekurangan siswa dalam ujian matematika.
Dimyati dan Mudjono (2002), menjelaskan bahwa pengajaran remedial
sebagaimana fungsinya, maka langkah awal dalam memberikan remedial guru
perlu memperhatikan perbedaan karakter hasil belajar siswa (mengidentifikasi),
terutama pada tingkat dan jenis kekurangan. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan hambatan (mengenali faktor hambatan belajar), bahwa setiap
individu yang ada didalam sekolah bahkan ada didalam kelas mempunyai
pengalaman yang berbeda, mempunyai persepsi belajar yang tidak sama,
mempunyai kelebihan dan kekurangan yang bervariasai, mempunyai minat dan
perhatian yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pandangan Dimyati dan Mudjiono
(2002) yang menjelaskan pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya
pembelajaran dan agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan yang
dialami selama mengikuti pembelajaran. Selain itu hasil penelitian GonzalezDeHass, dkk (2005), menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa dapat
ditumbuhkan melalui pendekatan atau inensitas interaksi guru dengan siswa
dalam situasi melakukan pengajaran kembali, melakukan evaluasi dan
menguraikan cara-cara belajar yang lebih baik pada siswa yang memiliki
kekurangan atau kelebihan bidang tertentu.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dikemukakan maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap pengajaran remedial memiliki
hubungan positif dengan motivasi belajar, terutama dalam bidang studi
matematika. Hal ini berarti bahwa semakin positif siswa dalam mempersepsikan
pengajaran remedial maka akan semakin tinggi motivasi belajarnya, dan demikian
pula sebaliknya, bila siswa memiliki persepsi yang negatif pada pengajaran
remedial bidang studi matematika maka akan semakin rendah motivasi belajarnya.
Persepsi siswa terhadap pengajaran remedial pada bidang studi matematika
mampu memberikan sumbangan efektif pada peningkatan motivasi belajar
dibidang studi matematika sebesar 20,5%, yang berarti bahwa selain persepsi
positif terhadap pengajaran remedial, motivasi belajar pada bidang studi
matematika juga dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya.
PUSTAKA ACUAN
Alyssa R.; Patricia, W.P.; dan Holbein, M. F.D. (2005). Examining the
Relationship Between Parental Involvement and Student Motivation.
Educational Psychology Review, Vol 17(2), p: 99-123
Andrijanto, E . (2009). Pengaruh Pembelajaran Remedial Matematika Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok, Skripsi Strata 1.
Surabaya: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
Ariyanto, Eka (2011). Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme
Guru dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
KKPI Siswa Kelas X Prodi Keahlian Elektronika Industri Di SMK
Muhammadiyah Prambanan. Skripsi S1, Universitas Negeri Yogyakarta.
Astuti, Linda (2004). Hubungan antara Persepsi terhadap pengajaran dengan
motivasi belajar matematika pada Siswa SMA Negeri 10 Surabaya. Skripsi
Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Edisi ke-1. Cetakan ke-5. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Azwar, S. (2006). Validitas dan Reliabilitas. Jakarta : CV. Rajawali Pers.
Dembo, MH (2003). Motivation and Learning Strategies For College Success : a
Self-Management Approach. 2nd Edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers
Dimyati dan Mudjiono (2002). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : P.T Rineka
Cipta
Drost, S.J, (1998). Sekolah Mengajar atau Mendidik. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Gonzalez-DeHass, A.R., Willems. P.P., and Holbein, M.F.D (2005). Examining
the Relationship Between Parental Involvement and Student Motivation.
Educational Psychology Review, Vol. 17, No. 2, p: 99-123
Gonzalez-DeHass, R. Alyssa., Willems, P. Patricia, Marie F., and Holbein, Doan
(2005). Examining the Relationship Between Parental Involvement and
Student Motivation. Educational Psychology Review. June 2005, Volume
17, Issue 2, pp 99-123
Greene, A. Barbara., Miller, B. Raymond., Crowson, H.Michael., Duke, L.
Bryan., and Akey. L Kristine (2011). Predicting high school students'
cognitive engagement and achievement: Contributions of classroom
perceptions and motivation. Contemporary Educational Psychology
Journal. Volume 29, Issue 4, p:462–482
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar – Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo
Hadi, S. (2000). Statistik 2. Jogjakarta : Andi Offset
Iryanti, P (2004). Strategi Pembelajaran SMA sesuai dengan Kurikulum.
Yogyakarta: Penerbit PPPG Matematika
Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Ciputat: GP Press.
Iswinarti, A (2004). Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Matematika Siswa
Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning: Teori,
Riset dan Praktek. Bandung: Penerbit Nusa Media
Kumalasari, C (2004). Pengaruh penerapan metode belajar eksperimen pada
bidang studi IPA terhadap motivasi belajar siswa SMP. Fakultas Psikologi,
Skripsi-S1, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Miller, R.B., Crowson, HM., Duke, H.L., dan Akey , C.L. (2011). A Model of
future oriented motivation and self-regulation. Educational Psychology.
Review, 16, p: 9-33.
Mujiran.P., (2002). Pernak-pernik Pendidikan – Manifestasi dalam Keluarga,
Sekolah, dan Penyadaran Gender. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Murwani, S. (1999). Mitos Matematka di Sekolah: Pengajaran Matematika perlu
Menekankan Proses Bepikir (Evaluasi Pengajaran Matematika ke arah
Logika). Media Elektronik. Jakarta : Harian Kompas. 17 April 1999.
http://[email protected]
Naglieri. J (2000). National Scolarship and Block Grant Program. Central
Independent Monitoring Unit (artikel Online), diambil dari
http://www.nrf.ac.za/files/NRF%20Scholarship%20&%20Fellowship%20
Funding%20Manual%20for%202013.pdf pada tanggal 12 Juni 2013
Prihatini, N.P.W. (2008). Hubungan antara Kecemasan dan Minat dengan Prestasi
Belajar Matematika pada Siswa Kelas X yang Remedial Matematika.
Skripsi Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Rakhmat, J. (1999). Psikologi Komunikasi, edisi revisi – cetakan ketiga belas,
Bandung : Penerbit PT. Rosdakarya.
Santoso (2002). SPSS Versi 12 : Mengolah data Statistik Secara Profesional.
Jakarta : PT. Multi Elek Media Komputindo Gramedia
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya . Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
Stanovich, R. (1999). Education in Indonesia : From Crisis to Recovery. Artikel
Washington. D.C : Diterbitkan oleh World Bank. {Artikel Online} dari
http://channel.bkkbn.go.id/arsip/Documents/Perpustakaan/ALIH%20MED
IA%202012/005/5.%20Education%20In%20Indonesia.pdf diambil pada
tangal 3 Maret 2013
Surya, M. & Amin, M. (1980). Pembelajaran Remedial Matematika, departemen
pendidikan dan kebudayaan. Jakarta: PD. Andreola.
Suryaningrum, F (2007). Upaya meningkatkan minat belajar matematika siswa
melalui pembelajaran remedial kerja kelompok siswa Yogyakarta. Skripsitidak diterbitkan, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta
Suryobroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Penerbit
Rineka Cipta.
The, L.G. (1985). Cara belajar yang baik. Yogyakarta: PUBIB (Pusat Belajar
Ilmu Berguna).
Walgito, B (1997). Pengantar Psikologi Umum, Ed. Revisi, Cetakan ke 5.
Yogyakarta: Andi Offset
Winkel, W.S. (1997). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Woolfolk (1995). Educational Psychology. New Jersey: Englewood Cliffs
pengajaran remedial dengan motivasi belajar pada bidang studi matematika
di SMA Negeri 22 Surabaya. Skripsi Sarjana Strata 1. Surabaya: Fakultas
Psikologi Universitas Surabaya, Laboratorium Psikologi Pendidikan (2013).
INTISARI
Nilai matematika rendah ataupun motivasi belajar matematika yang rendah
merupakan fenomena yang banyak terjadi dikalangan pelajar, bahkan guru
matematika sering diberikan label negatif karena pengajaran matematika yang
tidak menyenangkan. Demikian juga dalam kegiatan belajar, nilai matematika
yang belum mencapai standart KKM mendorong guru untuk melakukan ujian
ulang atau remedial agar standart nilai matamatika dapat tercapai. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji hubungan antara persepsi terhadap pengajaran remedial
dengan motivasi belajar pada bidang studi matematika, yang mengambil siswa
SMA kelas X sebanyak 129 orang yang pernah mengikuti pengajaran remedial
pada bidang studi matematika. Data dikumpulkan melalui angket, dan skala
persepsi terhadap pengajaran dan skala motivasi belajar. Hasil analisis korelasi
menunjukkan hubungan antara persepsi terhadap pengajaran remedial dengan
motivasi belajar siswa memiliki nilai rxy= 0,453 dan p= 0.000 (p 0.710, dengan demikian
masing-masing skala yang digunakan sebagai alat ukur penelitian ini telah
memenuhi syarat reliabilitas suatu alat ukur psikologis.
3. Analisis Hasil Penelitian
Uji hipotesis melalui analisis bivariate dengan teknik korelasi product
moment dari Pearson, dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil uji korelasi
Variabel
Persepsi terhadap pengajaran
dengan Motivasi belajar
r
r2
p
0.453
0.205
0.000
Keterangan
H0
ditolak
Hasil analisis uji hipotesis sebagaimana Tabel 4 tersebut menunjukkan
bahwa antara persepsi terhadap pengajaran remedial dengan motivasi belajar
siswa memiliki nilai probabilitas sebesar 0.000 pada taraf signifikansi 0.01
(one tailed). Hal tersebut dapat dikatakan bahwa antara persepsi terhadap
pengajaran remedial dengan motivasi belajar siswa memiliki korelasi yang
sangat signifikan. Diketahui pula koefisien determinasi, atau r2 sebesar 0.205
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel persepsi terhadap pengajaran
remedial mampu memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi belajar
siswa sebesar 20.5% atau 21%.
E. Pembahasan
Hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap
pengajaran remedial dengan motivasi belajar matematika pada siswa yang
pernah mengikuti pengajaran remedial memiliki hubungan positif tersebut sesuai
dengan konsep yang dikemukakan oleh Subekti dan Firman (dalam Prihatini,
2008) bahwa pengajaran remedial dapat diartikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan situasi yang memungkinkan siswa yang mengalami kesulitan
belajar dapat termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar semaksimal
mungkin sehingga mencapai atau bahkan melampaui KKM yang diharapkan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Astuti (2004) dan
Aryanto (2011), serta penelitian Alyssa, Patricia, and Holbein (2005), bahwa
persepsi siswa terhadap pengajaran memiliki keterkaitan erat dengan motivasi
belajar. Lebih lanjut Alyssa, et, al (2005) mengemukakan bahwa persepsi siswa
membentuk mental blocking terhadap apa yang dipersepsikan karena
menyangkut emosi (senang dan tidak senang) dan kognisi (fungsi dari yang
dipersepsikan), sehingga seseorang tergerak untuk menolak atau mendukung
melalui tindakan yang kongkrit.
Nilai koefisien determinasi atau r2 sebesar 0,205 yang menunjukkan bahwa
persepsi siswa terhadap pengajaran remedial mampu memberikan sumbangan
efektif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 20,5%. Hal ini menunjukkan
bahwa persepsi siswa mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa sebanyak
20,5% dan hal tersebut juga menunjukkan bahwa motivasi belajar selain terkait
dengan persepsi siswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Menurut Greene, Miller, Crowson, Duke, and Akey (2011) bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa selain faktor task for learning,
autonomy for learn, recognition, dan evaluation adalah faktor persepsi terhadap
pengajaran remedial yang memiliki keterkaitan erat dengan motivasi belajar
siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengajaran remedial merupakan bagian
dari teacher expectation, yakni adanya harapan guru agar siswa-siswanya dapat
menyerap informasi atau materi pengajaran sehingga mencapai hasil prestasi
yang optimal. Adanya harapan dari guru inilah yang mendorong guru untuk
lebih mampu berinteraksi lebih baik dengan siswa agar siswa lebih termotivasi
dan berusaha meningkatkan gairah belajarnya agar terpenuhi harapan guru.
Pandangan tersebut dapat memberikan gambaran sebagaimana faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yang sebagian besar adalah faktor eksternal, yaitu
guru. Guru berusaha memberikan pengajaran dan cara-cara penyampaian materi
yang menarik bagi siswanya.
Adanya hubungan positif tersebut juga dapat memberikan gambaran bahwa
sebagaimana pandangan Sarwono (2004), bahwa guru merupakan faktor yang
lebih utama dari faktor materi pelajaran. Faktor guru dalam proses belajar
mengajar sangat mempengaruhi siswanya, terutama perbedaan pandangan siswa
terhadap cara guru dalam memberikan pengajaran remedial pada siswa
menggambarkan bahwa guru memberikan perlakuan yang berbeda pada siswa.
Hal tersebut dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan guru memperlakukan
siswanya berbeda karena kondisi dan kekurangan siswa dalam ujian matematika.
Dimyati dan Mudjono (2002), menjelaskan bahwa pengajaran remedial
sebagaimana fungsinya, maka langkah awal dalam memberikan remedial guru
perlu memperhatikan perbedaan karakter hasil belajar siswa (mengidentifikasi),
terutama pada tingkat dan jenis kekurangan. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan hambatan (mengenali faktor hambatan belajar), bahwa setiap
individu yang ada didalam sekolah bahkan ada didalam kelas mempunyai
pengalaman yang berbeda, mempunyai persepsi belajar yang tidak sama,
mempunyai kelebihan dan kekurangan yang bervariasai, mempunyai minat dan
perhatian yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pandangan Dimyati dan Mudjiono
(2002) yang menjelaskan pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya
pembelajaran dan agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan yang
dialami selama mengikuti pembelajaran. Selain itu hasil penelitian GonzalezDeHass, dkk (2005), menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa dapat
ditumbuhkan melalui pendekatan atau inensitas interaksi guru dengan siswa
dalam situasi melakukan pengajaran kembali, melakukan evaluasi dan
menguraikan cara-cara belajar yang lebih baik pada siswa yang memiliki
kekurangan atau kelebihan bidang tertentu.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dikemukakan maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap pengajaran remedial memiliki
hubungan positif dengan motivasi belajar, terutama dalam bidang studi
matematika. Hal ini berarti bahwa semakin positif siswa dalam mempersepsikan
pengajaran remedial maka akan semakin tinggi motivasi belajarnya, dan demikian
pula sebaliknya, bila siswa memiliki persepsi yang negatif pada pengajaran
remedial bidang studi matematika maka akan semakin rendah motivasi belajarnya.
Persepsi siswa terhadap pengajaran remedial pada bidang studi matematika
mampu memberikan sumbangan efektif pada peningkatan motivasi belajar
dibidang studi matematika sebesar 20,5%, yang berarti bahwa selain persepsi
positif terhadap pengajaran remedial, motivasi belajar pada bidang studi
matematika juga dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya.
PUSTAKA ACUAN
Alyssa R.; Patricia, W.P.; dan Holbein, M. F.D. (2005). Examining the
Relationship Between Parental Involvement and Student Motivation.
Educational Psychology Review, Vol 17(2), p: 99-123
Andrijanto, E . (2009). Pengaruh Pembelajaran Remedial Matematika Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok, Skripsi Strata 1.
Surabaya: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
Ariyanto, Eka (2011). Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme
Guru dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
KKPI Siswa Kelas X Prodi Keahlian Elektronika Industri Di SMK
Muhammadiyah Prambanan. Skripsi S1, Universitas Negeri Yogyakarta.
Astuti, Linda (2004). Hubungan antara Persepsi terhadap pengajaran dengan
motivasi belajar matematika pada Siswa SMA Negeri 10 Surabaya. Skripsi
Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Edisi ke-1. Cetakan ke-5. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Azwar, S. (2006). Validitas dan Reliabilitas. Jakarta : CV. Rajawali Pers.
Dembo, MH (2003). Motivation and Learning Strategies For College Success : a
Self-Management Approach. 2nd Edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers
Dimyati dan Mudjiono (2002). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : P.T Rineka
Cipta
Drost, S.J, (1998). Sekolah Mengajar atau Mendidik. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Gonzalez-DeHass, A.R., Willems. P.P., and Holbein, M.F.D (2005). Examining
the Relationship Between Parental Involvement and Student Motivation.
Educational Psychology Review, Vol. 17, No. 2, p: 99-123
Gonzalez-DeHass, R. Alyssa., Willems, P. Patricia, Marie F., and Holbein, Doan
(2005). Examining the Relationship Between Parental Involvement and
Student Motivation. Educational Psychology Review. June 2005, Volume
17, Issue 2, pp 99-123
Greene, A. Barbara., Miller, B. Raymond., Crowson, H.Michael., Duke, L.
Bryan., and Akey. L Kristine (2011). Predicting high school students'
cognitive engagement and achievement: Contributions of classroom
perceptions and motivation. Contemporary Educational Psychology
Journal. Volume 29, Issue 4, p:462–482
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar – Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo
Hadi, S. (2000). Statistik 2. Jogjakarta : Andi Offset
Iryanti, P (2004). Strategi Pembelajaran SMA sesuai dengan Kurikulum.
Yogyakarta: Penerbit PPPG Matematika
Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Ciputat: GP Press.
Iswinarti, A (2004). Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Matematika Siswa
Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning: Teori,
Riset dan Praktek. Bandung: Penerbit Nusa Media
Kumalasari, C (2004). Pengaruh penerapan metode belajar eksperimen pada
bidang studi IPA terhadap motivasi belajar siswa SMP. Fakultas Psikologi,
Skripsi-S1, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Miller, R.B., Crowson, HM., Duke, H.L., dan Akey , C.L. (2011). A Model of
future oriented motivation and self-regulation. Educational Psychology.
Review, 16, p: 9-33.
Mujiran.P., (2002). Pernak-pernik Pendidikan – Manifestasi dalam Keluarga,
Sekolah, dan Penyadaran Gender. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Murwani, S. (1999). Mitos Matematka di Sekolah: Pengajaran Matematika perlu
Menekankan Proses Bepikir (Evaluasi Pengajaran Matematika ke arah
Logika). Media Elektronik. Jakarta : Harian Kompas. 17 April 1999.
http://[email protected]
Naglieri. J (2000). National Scolarship and Block Grant Program. Central
Independent Monitoring Unit (artikel Online), diambil dari
http://www.nrf.ac.za/files/NRF%20Scholarship%20&%20Fellowship%20
Funding%20Manual%20for%202013.pdf pada tanggal 12 Juni 2013
Prihatini, N.P.W. (2008). Hubungan antara Kecemasan dan Minat dengan Prestasi
Belajar Matematika pada Siswa Kelas X yang Remedial Matematika.
Skripsi Strata 1. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Rakhmat, J. (1999). Psikologi Komunikasi, edisi revisi – cetakan ketiga belas,
Bandung : Penerbit PT. Rosdakarya.
Santoso (2002). SPSS Versi 12 : Mengolah data Statistik Secara Profesional.
Jakarta : PT. Multi Elek Media Komputindo Gramedia
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya . Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
Stanovich, R. (1999). Education in Indonesia : From Crisis to Recovery. Artikel
Washington. D.C : Diterbitkan oleh World Bank. {Artikel Online} dari
http://channel.bkkbn.go.id/arsip/Documents/Perpustakaan/ALIH%20MED
IA%202012/005/5.%20Education%20In%20Indonesia.pdf diambil pada
tangal 3 Maret 2013
Surya, M. & Amin, M. (1980). Pembelajaran Remedial Matematika, departemen
pendidikan dan kebudayaan. Jakarta: PD. Andreola.
Suryaningrum, F (2007). Upaya meningkatkan minat belajar matematika siswa
melalui pembelajaran remedial kerja kelompok siswa Yogyakarta. Skripsitidak diterbitkan, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta
Suryobroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Penerbit
Rineka Cipta.
The, L.G. (1985). Cara belajar yang baik. Yogyakarta: PUBIB (Pusat Belajar
Ilmu Berguna).
Walgito, B (1997). Pengantar Psikologi Umum, Ed. Revisi, Cetakan ke 5.
Yogyakarta: Andi Offset
Winkel, W.S. (1997). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Woolfolk (1995). Educational Psychology. New Jersey: Englewood Cliffs