IMPLEMENTASI PENGOLAHAN BRIKET BIO ARANG

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN BRIKET BIO-ARANG LIMBAH AMPAS TEBU PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE PROYEK

Disusun Oleh:

1. Dian Suci Atika NIM : F02111005

2. Rosita

NIM : F02111021

3. Faji Yusni JF

NIM : F02111025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Adapun judul yang diangkat

oleh penulis adalah “Implementasi Pengolahan Briket Bio-Arang Limbah Ampas Tebu Pada Pembelajaran Kimia Materi Hidrokarbon Berbasis Pendekatan Saintifik Dengan Metode Proyek ”

Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Thamrin Usman, DEA. selaku Rektor Universitas Tanjungpura.

2. Ibu Dra. Eny Enawaty, M.si sebagai dosesn pembimbing yang telah

memberi bimbingan dan masukan dalam penyusunan karya tulis ini.

3. Orang tua dan rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan semangat dan motivasi serta bantuan materil. Penulisan ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki penulisan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat DIJADIKAN bahan referensi serta dapat menambah pengetahuan serta wawasan kepada pembaca.

Pontianak, 7 April 2014

Hidrokarbon Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Metode Proyek .............................................................................. ...... 12

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................... ...... 18

5.2 Saran ............................................................................... ...... 19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................... ...... 20 LAMPIRAN

Abstrak

Krisis energi yang terjadi di Indonesia saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi minyak bumi di Indonesia saat ini mengalami defisit sebesar 608.000 barrel per hari. Oleh karena itu diperlukan adanya sumber alternatif lain yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu energi terbarukan yang perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan adalah biomassa seperti ampas tebu. Ampas tebu diperoleh dari hasil samping penggilingan tebu dengan tiap kilogram ampas mengandung gula sekitar 2,5% dan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa ampas tebu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah tersebut melatar belakangi penulis untuk mengajukan sebuah gagasan dalam memanfaatkan sistem pendidikan dalam membangun kesadaran generasi muda akan swadaya energy. Melalui implementasi pengolahan briket bio- arang dalam materi hidrokarbon dengan pendekatan saintifik berbasis proyek. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan tahapan dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan sehingga tujuan dari pembelajaran bermakna yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dapat tercapai dengan baik. Metode penulisan yang digunakan berupa pendekatan konseptual dengan mengkaji berbagai literature dan penelitian terkait sehingga didapatkan sebuah solusi alternative mengenai masalah yang dibahas. Model pembelajaran kimia berbasis proyek pada materi hidrokarbon ini menggunakan pendekatan saintifik dengan memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat mengajak siswa untuk bereksplorasi di luar kelas. Dengan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi sebuah energy alternatif terbarukan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, serta dapat membangun kesadaran dan kepedulian peserta didik akan swadaya energi.

Kata Kunci: Biomassa, Pembelajaran berbasis proyek, briket bio-arang.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Fenomena krisis energi saat ini terjadi di seluruh dunia, meliputi

krisis energi minyak bumi dan gas alam, bahan bakar fosil, serta energi listrik. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi minyak bumi di Indonesia saat ini mengalami defisit sebesar 608.000 barrel per hari. Sumber energi tak terbarukan khususnya fosil (minyak dan gas) mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk menyebabkan kebutuhan akan bahan bakar pun meningkat sehingga dibutuhkan sumber alternative yang lain. Salah satu energi terbarukan yang perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan adalah biomassa. Berdasarkan Statistik Energi Indonesia (DESDM, 2004) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar mencapai 434.008 GWh. Biomassa sendiri dapat dibuat dengan memanfaatkan sampah atau limbah.

Beberapa jenis limbah biomassa memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, salah satunya adalah limbah ampas tebu. Ampas tebu diperoleh dari hasil samping penggilingan tebu dengan jumlah sekitar 30% berat tebu dengan kadar air sekitar 50%. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu terdiri dari unsur C (karbon) 47%, H (hidrogen) 6,5%, O (oksigen) 44% dan Ash (abu) 2,5%. Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa ampas tebu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif. Akan tetapi, potensi ini tidak didukung oleh kepedulian dan pengetahuan masyarakat untuk mengolah limbah tersebut menjadi sebuah energi terbarukan. Oleh karena

itu diperlukan adanya solusi alternatif yang dapat menjadi sarana dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda yang dianggap sebagai problem solver atas permasalahan krisis energi yang sedang terjadi saat ini. Sarana dalam sistem pendidikan yang dapat dikembangkan adalah metode pembelajaran dengan berdasarkan pendekatan saintifik. Salah satunya adalah pendekatan saintifik pada pembelajaran kimia dengan materi hidrokarbon. Dalam materi hidrokarbon, siswa diajarkan mengenai senyawa-senyawa yang penyusunnya terdiri dari unsur C,H, dan O dimana senyawa dengan unsur-unsur tersebut merupakan polimer penyusun minyak bumi. Sehingga melalui materi ini diharapkan siswa mempunyai konsep dasar yang nantinya dapat dikembangkan untuk membuat sebuah energy alternative terbarukan.

Sistem pendidikan saat ini mengacu pada kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara

melalui tahapan- tahapan mengamati, merumuskan

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

masalah,

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam pendekatan saintifik ditanamkan dal diri siswa bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan saintifik sangat berakitan erat dengan teori belajar bermakna yang menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta- fakta baru ke dalam pengetahuan yang telah dipunyai. Proses belajar mengajar berbasis pendekatan saintifik yang dilakukan tidak selamanya efektif tanpa adanya media peraga atau sekedar media untuk diamati sebagai bahan analisis. Untuk itu, dengan membatasi proses

pembelajaran hanya di kelas saja akan menyebabkan minimnya media belajar yang dapat diterapkan. Bercermin dari hal ini pembelajaran di luar kelas bisa menjadi solusi pembelajaran yang kaya media sehingga mampu menumbuhkan minat dan motivasi siswa dan pembelajaran yang dilakukan dirasakan bermakna, hal ini juga dikarenakan lingkungan di luar kelas (lingkungan sekitar) cukup potensial untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa yang tidak mudah dilupakan. Baranjak dari hal ini, kami mengajukan sebuah gagasan untuk memanfaatkan alam sebagai medi belajar yang bermakna, dengan mengimplementasikan pengolahan briket bio-arang dari limbah tebu dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dengan metode project. Melalui pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran peserta didik akan swadaya energi terbarukan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang kami angkat adalah, bagaimana pengimplementasian proses pengolahan briket bio-arang ampas tebu dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dengan metode project di SMA N 1 Sambas Kalimantan Barat.

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan

tahapan dari pengimplementasian proses pengolahan briket bio-arang ampas tebu dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dengan metode project di SMA N 1 Sambas Kalimantan Barat.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Manfaat praktis yang didapat dari penulisan karya tulis ini adalah dapat dijadikan sebagai suatu metode alternatif bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

2 Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam upaya membangun kesadaran generasi muda mengenai swadaya energy melalui sistem pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomassa, Briket dan Briket Bio-arang

2.1.1 Biomassa Bioamassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan rumput, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan, dan sebagainya. Biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Yang digunakan adalah bahan bakar biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya (Pari dan Hartoyo, 1983).Sedangkan menurut Silalahi (2000), biomassa adalah campuran material organik yang kompleks, biasanya terdiri dari karbohidrat, lemak protein dan mineral lain yang jumlahnya sedikit seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa adalah karbohidrat (berat kering ± 75%), lignin (± 25%) dimana dalam beberapa tanaman komposisinya bisa berbeda-beda. Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian (Widardo dan Suryanta, 1995).

2.1.2 Bioarang Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi. Bioarang ini dapat digunakan melalui 2.1.2 Bioarang Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi. Bioarang ini dapat digunakan melalui

2.1.3 Briket Bioarang Briket bioarang adalah gumpalan-gumpalan atau batangan- batangan arang yang terbuat dari bioarang (bahan lunak). Bioarang yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras dengan bahan tertentu. Kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara atau bahan bakar jenis arang lainnya (Joseph dan dan Hislop, 1981). Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat (Hambali, dkk., 2007).

2.2 Tanaman Tebu

2.2.1 Ampas Tebu Ampas tebu adalah bahan sisa berserat dari batang tebu yang telah mengalami ekstraksi niranya dan banyak mengan-dung parenkim serta tidak tahan disimpan karena mudah terserang jamur. Serat sisa dan ampas tebu kebanyakan digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk pembuatan gula (Slamet, 2004). Berdasarkan analisis kimia, ampas tebu memiliki komposisi kimia yaitu, abu 3,28 %, lignin 22,09 %, selulosa 37,65 %, sari 1,81 %, pentosan 27,97 % dan SiO2 3,01 %. Ampas tebu ini dihasilkan sebanyak 32 % dari berat tebu giling (Husin, 2007).

Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu tersebut mengalami proses pengeringan. Dengan kandungan ligno- Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu tersebut mengalami proses pengeringan. Dengan kandungan ligno-

Kebutuhan energi di pabrik gula dapat dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan akhir. Sebagai bahan bakar ketel, jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30% berat tebu dengan kadar air sekitar 50%. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu terdiri dari unsur C (karbon) 47%, H (hidrogen) 6,5%, O (oksigen) 44% dan Ash (abu) 2,5% (Subroto, 2006). Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Dengan penerapan teknologi pengeringan ampas yang memanfaatkan energi panas dari gas buang cerobong ketel, dimana kadar air ampas turun menjadi 40% akan dapat meningkatkan nilai bakar per kg ampas hingga 2305 kkal. Sehingga penggunaannya sebagai bahan bakar ketel di pabrik gula dapat meningkatkan produksi uap sekitar 10%. Kontinuitas tenaga listrik dari ampas dapat lebih terjamin karena ampas bersifat terbaharui (renewable), dan harganya akan menjadi lebih murah. Sementara bahan bakar dari fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara akan semakin langka dan mahal.

2.3 Materi Hidrokarbon

Hidrokarbon termasuk pokok bahasan yang sulit diajarkan pada siswa karena memerlukan daya imajinasi yang tinggi. Dalam garis besar program pengajaran (GBPP) mata pelajaran kimia SMA, Hidrokarbon meliputi (1) Kekhasan atom karbon, (2) Penggolongan Hidrokarbon, (3) Alkana, Alkena dan Alkuna, (4) Keisomeran dalam Hidrokarbon, (5) Reaksi-reaksi dalam hidrokarbon, dan (6) Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari (Siallagan, 2011).

Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal. Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena energi yang dihasilkannya ketika dibakar. Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung digunakan sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam. Hidrokarbon dibakar dan panasnya digunakan untuk menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit- pembangkit listrik.

2.4 Pembelajaran Berbasis Proyek

2.4.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metoda instruksional yang berpusat pada pembelajar (Grant, 2008).

2.4.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode proyek sebagai berikut (Whendi, 2013) :

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students

Project)Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan Penulisan

Metode pendekatan yang dipakai oleh penulis berupa pendekatan konseptual, yaitu pendekatan dengan menggali masalah-masalah yang cukup aktual serta menyesuaikan dengan tema yang telah ditentukan. Selain itu penulis juga meninjau, membandingkan serta menganalisis data-data hasil penelitian yang telah ada untuk mendapatkan gambaran umum suatu permasalahan. Kemudian masalah yang ada tersebut dikaji dan dibahas secara ilmiah untuk menawarkan solusi yang inovatif dan dapat berlanjut. Pendekatan dalam penulisan ini diharapkan mampu menggambarkan keseluruhan dari ide yang dibahas. Akumulasi dari kajian pustaka yang kami dapat akan kami sajikan dalam bentuk narasi deskriptif dengan menggambarkan keseluruhan tema. Kemudian, berdasarkan analisis permasalahan yang dilakukan maka tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

3.2 Sumber Penulisan

Penulisan karya tulis ini dilakukan dengan menelusuri pustaka dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penulisan ini yang berupa data-data sekunder atau hasil yang pernah diteliti sebelumnya, seperti jurnal, artikel dan sumber lain yang mendukung penulisan ini. Kemudian data-data sekunder tersebut dipelajari secara seksama dan dijadikan sebagai bahan pendukung penulisan karya tulis ini.

3.3 Sasaran Penulisan

Sasaran dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah tenaga pendidik dan kalangan akademisi. Tenaga pendidik dalam hal ini berperan dalam mensosialisasikan metode pembelajaran alternatif yang penulis ajukan sehingga dapat diterapkan guna membantu menumbuhkan kesadaran generasi muda akan kebutuhan energy saat ini. Kemudian Sasaran dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah tenaga pendidik dan kalangan akademisi. Tenaga pendidik dalam hal ini berperan dalam mensosialisasikan metode pembelajaran alternatif yang penulis ajukan sehingga dapat diterapkan guna membantu menumbuhkan kesadaran generasi muda akan kebutuhan energy saat ini. Kemudian

3.4 Prosedur Penulisan

Penyusunan karya tulis ini telah melalui langkah-langkah yang sistematis sehingga diperoleh hasil kajian yang lengkapdan terstruktur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini yaitu:

1. Menemukan dan merumuskan masalah

2. Mencari dan menyelesaikan sumber-sumber kepustakaan yang relevan

3. Menganalisis data-data untuk menjawab permasalahan

4. Merumuskan alternatif pemecahan masalah

5. Menarik simpulan dan merekomendasikan saran, dan

6. Menyusun karya tulis

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengimplementasian Pengolahan Briket Bio-arang

Ampas Tebu Dalam Pembelajaran Kimia pada Materi Hidrokarbon Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Metode Proyek

saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati

Pembelajaran dengan

pendekatan

atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

(untuk

mengidentifikasi

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Pendekatan saintifik sangat berakitan erat dengan teori belajar bermakna menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam system pengertian yang telah dipunyai. Dengan kata lain teori ini menekankan pentingnya asimilasi Pendekatan saintifik sangat berakitan erat dengan teori belajar bermakna menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam system pengertian yang telah dipunyai. Dengan kata lain teori ini menekankan pentingnya asimilasi

Model pembelajaran kimia berbasis proyek pada materi hidrokarbon ini menggunakan pendekatan saintifik dengan memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat mengajak siswa untuk bereksplorasi di luar kelas. Dengan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi sebuah energy alternatif terbarukan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Objek yang diambil dalam penulisan ini adalah daerah Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, karena daerah ini memiliki komoditi tanaman tebu terbesar di Kalimanta Barat dengan luas areal 363 (Ha) yang mengahsilkan 381 ton tebu per tahun. Besarnya angka produksi dari tanaman tebu ini akan sebanding dengan banyaknya limbah ampas tebu yang dihasilkan. Dilihat dari segi kandungan unsur dalam ampas tebu, maka dapat dikatakan bahwa ampas tebu berpotensi untuk dimanfatkan sebagai bahan bakar, yaitu diolah menjadi briket bio-arang yang dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar fosil dan batu bara. Hal ini juga telah dibuktikan dengan penggunaan serat sisa dan ampas tebu yang digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk pembuatan gula, serta dalam penelitian oleh Hugot tahun 1986 yang mengatakan bahwa tiap 1 kilogram ampas tebu dengan kandungan gula sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal.

Dengan memaparkan permasalahan-permasalahan mengenai krisis energy kepada siswa, akan membantu siswa untuk menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya swadaya energi dengan memanfaatkan limbah-limbah organik yang ada di sekitar lingkungan hidup siswa. Hal ini sejalan dengan materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa mengenai karakteristik dan pengaplikasian senyawa karbon dalam kehidupan sehari- hari.

Adapun langkah dari proses pembelajaran berbasis proyek mengenai pengimplementasian pengolahan briket bio-arang dari limbah ampas tebu akan ditampilkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terlampir). Penjelasan singkat mengenai langkah- langkah pembelajarannya sebagai berikut :

1. Pembelajaran dimulai dengan Apersepsi, yaitu pemaparan tentang masalah krisis energi yang hingga saat ini belum bisa diatasi padahal disekitar kita tedapat banyak limbah yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah energi terbarukan. Mengajukan pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.

2. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan d emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan kegiatan proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Guru memberikan LKS yang berisi kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut sesuai dengan kerangka yang ada.

4. Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh guru, siswa akan memperoleh dan membaca kerangka proyek, dan berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya untuk kemudian diaplikasikan dalam kerja nyata.

5. Siswa bekerja dalam proyek berkelompok. siswa menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan tugasnya di dalam kelompok masing-masing, serta merencanakan waktu pengerjaan dari semua langkah kegiatan. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggung jawab.

6. Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

7. Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan produk yang dihasilkan sesuai dengan kreatifitasnya masing-masing, kemudian hasil tersebut dipresentasikan di depan kelas, seluruh siswa memperhatikan dan memberikan tanggapan, kritik, serta memberikan penilaian terhadap setiap kelompok yang tampil dengan menggunakan format penilaian yang telah disediakan oleh guru. Kemudian guru mengkalkulasikan jumlah total dari penilaian tersebut dan memilih kelompok terbaik untuk selanjutnya diberikan penghargaan sebagai apresiasi terhadap hasil kerja keras siswa.

8. Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses 8. Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses

Dalam Pembelajaran berbasis proyek ini, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian utama yang ingin dikembangkan, yaitu berupa aspek afektif dan aspek psikomotorik yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran. Aspek psikomotorik yang dapat dikembangkan adalah keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil dari proyeknya di depan kelas, serta kemampuan siswa tiap kelompok untuk membuat rancangan alat dan melaksanakan kegiatan proyek. Adapun aspek afektif yang dapat dikembangkan berupa :

1. Sikap Kreatif Sikap kreatif siswa dalam pembelajaran dapat dilihat saat siswa

mengolah produk yang dihasilkan. Produk briket bio-arang dari limbah ampas tebu dapat dicetak dalam berbagai variasi bentuk yang unik dan menarik sehingga akan memberikan daya tarik pada produk tersebut. Selain itu siswa juga dapat membuat media presentasi produk yang menarik untuk mendapatkan penilaian yang baik dari teman-temannya. Melalui kegiatan ini siswa dapat menumbuhkan sikap kreatif dalam proses belajar.

2. Sikap Inovatif Sikap inovatif siswa dalam pembelajaran dapat dilihat ketika siswa

memiliki ide dan penemuan yang baru untuk membuat rancangan alat pengolahan briket bio-arang limbah ampas tebu dengan memanfaatkan peralatan sederhana yang ada disekitarnya. Siswa juga dapat bereksperimen dengan menggunakan bahan-bahan baru yang memiliki karakteristik yang sama dan bisa dijadikan sebagai pengganti bahan yang sudah ada untuk membuat briket tersebut. Melalui kegiatan ini dapat membuat siswa melakukan sebuah inovasi yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya.

3. Sikap Bertanggung Jawab

Sikap bertanggung jawab yang dimiliki siswa dapat terlihat dari bagaimana siswa tersebut dapat mengerjakan proyek yang diberikan secara bersungguh-sungguh, dan dapat menyelesaikan semua tugas yang diberikan yang berkaitan dengan proyek secara tepat waktu. Hal ini dapat dibuktikan melalui video yang ditayangkan pada saat presentasi di depan kelas. Serta dapat dilihat dari hasil laporan proyek yang telah dikerjakan dari masing-masing siswa.

4. Sikap Berkerja Sama Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan diminta untuk berdiskusi

dalam kelompok mengenai rancangan awal proyek, aturan kegiatan proyek, dan pembagian tugas dalam proyek. Melalui kegiatan ini dapat dilihat sikap siswa berkerjasama dalam kelompok untuk mengahsilkan sebuah solusi mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya.

Melalui proses pmbelajaran dengan memanfaatkan alam sebagai media belajar, yaitu hasil samping dari pengolahan tebu yang berupa ampas tebu diharapkan dapat memberi manfaat bagi lingkungan sekitar dalam mengurangi limbah-limbah organic dan memanfatkannya menjadi sesuatu yang bernilai guna. Selain itu dapat mengembangkan tingkat berfikir siswa untuk dapat menganalisis fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya dan menghubungkannya dalam pembelajaran untuk kemudian dapat memberikan solusi alternatif bagi lingkungan. Termasuk di dalamnya fenomena krisis energy sehingga diharapkan peserta didik sebagai generasi muda dapat membangun kepedulian serta ikut memberikan solusi mengenai swadaya energy.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kimia berbasis proyek pada materi hidrokarbon menggunakan pendekatan saintifik dengan memilih lingkungan sebagai media pembelajaran, sehingga dapat mengajak siswa untuk bereksplorasi di luar kelas. Dengan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi sebuah energy alternatif terbarukan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta dapat membangun kesadaran dan kepedulian peserta didik akan swadaya energi.

2. Dalam Pembelajaran pengimplementasian pembuatan briket bio- arang menggunakan pendekatan berbasis proyek ini, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian utama untuk dikembangkan, yaitu berupa aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek psikomotorik yang dapat dikembangkan adalah keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil dari proyeknya di depan kelas, serta kemampuan siswa tiap kelompok untuk membuat rancangan alat dan melaksanakan kegiatan proyek. Sedangkan aspek afektif dari siswa yang dapat dikembangkan adalah sikap kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan dapat bekerja sama didalam kelompok.

3. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan saitifik berbasis proyek ini akan memberikan pengalaman kepada siswa untuk mencari dan menemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi terutama terkait krisis energy, selain itu akan mencipatakan suasana belajar yang menarik serta menyenangkan di dalam kelas.

5.2 Saran

1. Penerapan pembelajaran pengimplementasian pembuatan briket bio-arang menggunakan pendekatan berbasis proyek ini memerlukan perencanaan yang matang dan alokasi waktu sebaikanya diperhitungkan dengan baik agar tidak mengganggu penyampaian materi yang lain.

2. Dalam pembelajaran berbasis proyek , guru sebaiknya melakukan penialian yang dapat menilai secara lengkap setiap kegiatan dan proses yang telah dilakukan oleh siswa.

3. Produk yang dihasilkan berupa briket bio-arang sebaiknya dapat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah agar dapat dikembangkan menjadi sebuah solusi dalam mengatasi kelangkaan energi.

DAFTAR PUSTAKA

Brades, A.C. dan F.S. Tobing, 2008. Pembuatan Briket Arang dari Enceng Gondok (Eichornia Crasipess Solm) dengan Sagu Sebagai Pengikat.(online).

( http://brades.multiply.com/journal/item/1/Pembuatan _Briket_Arang_dari_Enceng_Gondok_Eichornia_Crasipess_Solm_ dengan_Sagu_Sebagai_Pengikat, diakses tanggal 28 Maret 2014).

Hambali, E., S. Mujdalipah, A.H. Tambunan, A.W. Pattiwiri dan R. Handroko. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : Agromedia. Husin, A. A. 2007. Pemanfaatan Limbah Untuk Bahan Bangunan. (online). ( http://www.kimpraswil.go.id/balitbang , diakses tanggal 26 Maret 2014).

Johannes, H., 1991. Menghemat Kayu Bakar dan Arang Kayu Untuk Memasak di Pedesaan dengan Briket Bioarang. Yogyakarta : UGM-Press.

Joseph, S. dan D. Hislop, 1981. Residu Briquetting in Developping Countries. Aplyed Science Publisher. (online). ( http://www.informaworld.com.diakses tanggal 28 Maret 2014).

Pari, G., dan Hartoyo, 1983. Beberapa Sifat Fisis Dan Kimia Briket Arang Dari Limbah Arang Aktif. Bogor : Puslitbang Hasil Hutan. Slamet. 2004. Tebu (Saccharum officinarum). (online). (http://warintek.progresio.or.id/tebu/perkebunan/warintek/merintisbisnis/pr ogresio.html,diakses tanggal 26 Maret 2014.

Widardo dan Suryanta, 1995. Membuat Bioarang Dari Kotoran Lembu. Bogor. Kanisius

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. IDENTITAS PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMAN 1 Sambas Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/1

Materi Pokok : Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari

2. KOMPETENSI INTI KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3. KOMPETENSI DASAR

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaranTuhan YME dan pengetahuan 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaranTuhan YME dan pengetahuan

1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta berbagai bahan tambang lainnya sebagai anugrah Tuhan YME dan dapat dipergunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

4. INDIKATOR

1.1.1 Menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa terdapat keteraturan dari sifat hidrokrbon sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tersebut merupakan hasil pemikiran siswa yang kebenarannya bersifat tentatif

1.2.1 Menumbuhkan rasa syukur dalam diri siswa terhadap kekayaan alam Indonesia yang berupa batubara (energi tak terbarukan ) yang sangat berguna bagi kemakmuran hidup manusia

2.1.1 Menunjukkan sikap kreatif dalam membuat rancangan proyek yang akan dilaksanakan

2.2.1 Menunjukkan sikap kerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok

3.1.1 Menganalisis strukur senyawa hidrokarbon dalam kaitannya sebagai sumber energi ( briket bioarang)

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui tampilan gambar pada media PPT tentang sumber energi menumbuhkan rasa syukur dalam diri siswa atas kekayaan alam Indonesia sebagai bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, serta siswa dapat menganalisis kaitan dari struktur dalam senyawa hidrokarbon dengan kegunaannya sebagai energi alternatif.

2. Melalui pemaparan video yang berkaitan dengan kesulitan yang di hadapi masayarakat luas tentang sumber energi (masalah akibat kelangkaan sumber energi) dapat menumbuhkan sikap kreatif siswa untuk merancang suatu rancangan sebuah solusi yang berkaitan dengan pemanfaatan tebu sebagai energi alternatif briket bioarang dengan bantuan LKS dari guru sebagai panduan disertai bimbingan guru.

3. Melalui diskusi rancangan solusi dalam bentuk proyek pembuatan briket bioarang dari limbah ampas tebu dapat menumbuhkan sikap kerjasama dalam diri siswa untuk menghasilkan suatu kerangka rancangan dengan kreasi dari kelompok mereka masing-masing yang nanti akan ditindaklanjuti lebih jauh sebagai proyek di rumah .

6. Materi Pembelajaran Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk

aspal. Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat yang digunakan sebagai propelan pada semprotan

nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon tidak lagi digunakan karena memiliki

efek buruk terhadap lapisan ozon. Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung- tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin. Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon) Dunia sekarang ini berada dalam masalah krisis energi. Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda dunia akibat dari tingginya harga minyak dunia dan menipisnya cadangan minyak bumi memaksa seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia untuk mengambil langkah dalam mengatasi hal tersebut. Eksplorasi dan pengembangan suatu proses yang mampu mereduksi kebergantungan pada sumber hidrokarbon fosil adalah merupakan suatu langkah untuk merealisasikan karena hampir 90 % dari jumlah senyawa hidrokarbon hasil proses penyulingan minyak mentah baik berupa BBM gasoline, diesel maupun minyak tanah, digunakan sebagai bahan bakar energi untuk mendukung sektor transportasi, industri maupun aktivitas rumah tangga. Mengingat energi bahan bakar yang dilepaskan seiring dengan terlepasnya gas CO2, maka kebergantungan yang terus menerus pada sumber energi minyak bumi tersebut jelas menimbulkan semakin tingginya skala permasalahan yakni menaiknya kadar CO2 yang tak terkendali di dalam atmosfir bumi sehingga menimbulkan pemanasan global. Disisi lain, isu tentang semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia, maka semakin menuntut suatu taktik dan strategi atas sumber utama hidrokarbon tersebut secara hemat (http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon) Dunia sekarang ini berada dalam masalah krisis energi. Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda dunia akibat dari tingginya harga minyak dunia dan menipisnya cadangan minyak bumi memaksa seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia untuk mengambil langkah dalam mengatasi hal tersebut. Eksplorasi dan pengembangan suatu proses yang mampu mereduksi kebergantungan pada sumber hidrokarbon fosil adalah merupakan suatu langkah untuk merealisasikan karena hampir 90 % dari jumlah senyawa hidrokarbon hasil proses penyulingan minyak mentah baik berupa BBM gasoline, diesel maupun minyak tanah, digunakan sebagai bahan bakar energi untuk mendukung sektor transportasi, industri maupun aktivitas rumah tangga. Mengingat energi bahan bakar yang dilepaskan seiring dengan terlepasnya gas CO2, maka kebergantungan yang terus menerus pada sumber energi minyak bumi tersebut jelas menimbulkan semakin tingginya skala permasalahan yakni menaiknya kadar CO2 yang tak terkendali di dalam atmosfir bumi sehingga menimbulkan pemanasan global. Disisi lain, isu tentang semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia, maka semakin menuntut suatu taktik dan strategi atas sumber utama hidrokarbon tersebut secara hemat

http://akmalchaka.blogspot.com/2010/02/hidrokarbon-sebagai- sumber-energi.html

Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, kertas maupun limbah pertanian lainnya yang dapat dikarbonisasi. Bioarang ini dapat digunakan melalui proses pengolahan salah satunya adalah menjadi briket bioarang (Brades dan Tobing, 2008). Sedangkan menurut Johannes (1991), bioarang adalah arang yang diproses dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisi). Energi biomassa yang diubah menjadi energi kimia inilah yang disebut dengan bioarang.

Briket bioarang yang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat (Hambali, dkk., 2007).

7. METODE/MODEL/PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : Saintifik Model

8. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media

: Video, Power Point

Sumber

: Buku :

Johannes, H., 1991. Menghemat Kayu Bakar dan Arang Kayu Untuk Memasak di Pedesaan dengan Briket Bioarang. Yogyakarta:UGM-Press.

Hambali, E., S. Mujdalipah, A.H. Tambunan, A.W. Pattiwiri dan R. Handroko.2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta:Agromedia.

Internet:

http://akmalchaka.blogspot.com/2010/02/hidrokarb on-sebagai-sumber-energi.html http://brades.multiply.com/journal/item/1/Pembuata n_Briket_Arang_dari_Enceng_Gondok_Eichornia_Crasipess_Solm_ dengan_Sagu_Sebagai_Pengikat

9. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alo O

Langkah-Langkah Pembelajaran

kasi Waktu

PENDAHULUAN

Guru memberi salam

menit

Guru mengecek kehadiran siswa

Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum belajar

Guru memotivasi siswa

untuk bersemangat dalam menerima proses pembelajaran dari awal hingga akhir

Guru menggali ingatan

siswa mengenai meteri hidrokarbon sebelumnya dan mengarahkan siswa untuk mengaitkan pada materi yang akan diajarkan dengan menampilkan gambar pada power point tentang contoh-contoh dari

hidrokarbon yang ada dalam kehidupan sekitar siswa. Kemudian siswa diminta memberi hidrokarbon yang ada dalam kehidupan sekitar siswa. Kemudian siswa diminta memberi

memberikan apersepsi tentang masalah krisis energi yang akan diangkat sebagai tema pembelajaran dengan menampilkan sebuah video yang berisi masalah yang dialami masyarakat akibat krisis energi yang terjadi dan meminta siswa memberikan komentar mereka akan kondisi tersebut

Guru

 Guru mengarahkan siswa untuk memberikan solusi alternastif dari masalah krisis energi dengan pemamparan singkat mengenai maeteri pembuatan briket bioarang, kemudian mengarahkan siswa untuk membetuk kelompok belajar berjumlah 5-6 orang setiap kelompoknya untuk pembahasan lebih lanjut.

menyampaikan tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI

Guru

Guru membagikan LKS menit pada setiap kelompok belajar tentang pembuatan briket biorang dari limbah ampas tebu, ynag berisi kerangka umum setiap hal yang dibutuhkan dan proses pembuatannya sebagai acuan untuk siswa

 Guru mengarahkan dan  Guru mengarahkan dan

serta menuliskan juga pembagian kerja dalam pengerjaan proyek secara jelas dalam bentuk laporan mini yang anti akan dikumpulkan sebagai gambaran akan proyek akan kelompok mereka lakukan.

masing-masing

kelompok,