Sistem Penyangga kuliah pakar blok3 2012

Sistem Penyangga
Drg. Rachmi Fanani Hakim
MSi

FUNGSI TULANG
• Sokongan struktur - postur
• Melindungi organ dalaman
• Pergerakan tubuh - lekatan
otot
• Simpanan mineral
• Hemopoiesis – menghasilkan
sel-sel darah (sumsum)
2

STRUKTUR TULANG PANJANG
• Diaphysis - batang
• Epiphysis - ujung
• Medullar Canal - tengah
• yellow bone marrow - simpan
lemak
• sel darah putih (LEUKOCYTES)

• Endosteum – melindungi marrow
canal
• Tulang keras melindungi medullary
canal

• Haversian canal
mengandung saluran darah

3

LAMPIRAN 5

5

LAMPIRAN 1

6

STRUKTUR TULANG PANJANG
• Sponge bone – ujung tulang (red

marrowsel darah merah dan sel darah putih)
• Periosteum – luar tulang (salur
darah, saluran lymph, saraf, - untuk
pertumbuhan, pembaikan
dan nutrisi)
• Epiphysis diselaputi articular cartilage
– Peranan - penyerap tekanan antara
dua tulang.
7

SISTEM TULANG

Manusia terdiri daripada


Tengkorak
206 tulang
• Tulang Belakang
• Tulang Dada
• Tulang Kaki

• Tulang Tangan
• Tulang Scapula
• Tulang Clavicle
8

LAMPIRAN 1

9

Klasifikasi
Tulang
1. Tulang Axial
Tengkorak
Tulang belakang
Rusuk

2. Tulang Appendikular
Kaki
Tangan
Selangka


10

Tulang
Tulang Tengkorak
Tengkorak
(( CraniumCranium- 88 ))

Istilah-istilah ini harus dikuasai:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Parietal (kiri & kanan)
Temporal (kiri & kanan)
Frontal
Occipital

Sphenoid
‘Suture’

11

Tulang
Tulang Tengkorak
Tengkorak
(( Facial
Facial -- 14
14 ))
Istilah-istilah ini harus
dikuasai:
Berpasangan kiri dan kanan
1. Maxillae
2. Zygomatics
3. Nasals
4. Lacrimals
5. Palatines
6. Inferior conchae

Tulang yang tidak berpasangan
1. Mandible
12
2. Vomer

TULANG RAWAN
FUNGSI
• Tulang rawan bentuk khusus jaringan
Ikat → menahan stress mekanik
tanpa terbentuknya distorsi
permanen.
• Menyangga jaringan Lunak
• Karena permukaannya licin & lentur
→ peredam benturan & daerah
pergeseran bagi sendi serta
pergerakan tulang.

BAGIAN- BAGIAN TULANG
RAWAN
• Kondrosit → ( chondros → tulang rawan, +







kytos, sel )
Matriks ekstrasel→ serat & subtansi dasar
Kondrosit menyintesis & menyekresi matriks
ekstrasel.
Dalam matriks tlg rwn hialin, tipe kolagen
utamanya→ kolagen II
Tlg rwn elastis → banyak serat elastin &
kolagen tipe II
Fibrokartilago pada bagian tubuh yang
mengalami tarikan dan tekanan → kolagen

PERIKONDRIUM
• Selubung jaringan Ikat padat yang
mengelilingi tulang rawan, yang

membentuk tempat pertemuan
antara tulang rawan dan jaringan
yang disangga tulang rawan
tersebut.
• Perikondrium mengandung
pembuluh darah, memasok tulang
rawan yang avaskuler, juga saraf dan
pembuluh limfe.

TULANG RAWAN HYALIN
• Tulang rawan yang paling umum.
• Pd embrio berfungsi sebagai kerangka
sementara .
• Pd mamalia dewasa terdapat pada
permukaan sendi yang dapat bergerak, di
dinding jalan napas ( hidung, laring,
trakea, bronkus), di ujung ventral tulang
rusuk tempat persendian rusuk dengan
sternum, dan di lempeng epifisis yang
berperan bagi pertumbuhan memanjang

di tulang.

• Kecuali tulang rawan sendi, semua tulang
rawan hialin ditutupi selapis jaringan Ikat
padat yaitu, perikondrium.
• penting utk pertumbuhan dan ketahanan
tulang rawan.
• Perikondrium kaya akan serat kolagen tipe
I dan mengandung banyak fibroblas.
• Sel-sel pada lapisan dalam perikondrium
menyerupai fibroblas tetapi sebenarnya
adalah kondroblas dan mudah
berkembang menjadi kondrosit.

TULANG RAWAN ELASTIS
• Di dapatkan di aurikula telinga,
dinding liang telinga luar, tuba
eustachius, epiglotis.
• Tlg rwn elastis identik dgn hialin
kecuali banyaknya kandungan serat

elastin, selain serabut kolagen tipe II.
• Tlg rwn elastis sering ditemukan
menyatu dengan tulang rawan hialin
secara berangsur.
• Tlg rwn elastis memiliki

TULANG RAWAN
FIBROUS
• Fibrokartilago adalah jaringan intermediet
antara jaringan ikat padat dan tulang
rawan hialin.
• Didapatkan pd diskus intervertebralis dan
di simpisis pubis.
• Mengandung kondrosit , 1-1 atau dlm
kelompok isogen dan tersusun dlm barisan
panjang yg dipisahkan oleh serat kolagen
tipe I kasar.
• Tak ada perikondrium.

 


DISKUS
INTERVERTEBRALIS

• Setiap diskus intervertebralis terletak di
antara 2 vertebra dan terikat padanya
oleh ligamen.
• Diskus ini memiliki 2 komponen : annulus
fibrosus dan nukleus pulposus.
• Diskus intervertebralis bekerja sebagai
bantalan pelumas yang mencegah erosi
vertebrae yang berdekatan akibat daya
abrasi yang terjadi selama kolumna
vertebrae bergerak
• Nukleus pulposus berfungsi sebagai
peredam gonjangan untuk mengatasi
benturan diantara vertebra

SENDI
Sendi adalah daerah tlg yg ditutupi & dikelilingi oleh jaringan
ikat yang menahan tulang & menentukan jenis & derajat
pergerakan di antaranya.
Sendi dapat digolongkan:
• Diartrosis : yg memungkinkan pergerakan tulang secara
bebas.
Diartrosis , sendi yg umumnya menyatukan tulang panjang &
memiliki mobilitas besar, contoh : sendi siku & lutut.
Simpai diartrosis terdiri dari 2 lapisan , lapisan fibrosa diluar
& lapisan sinovial di dalam
 
• Sinartrosis dengan sedikit pergerakan yang dapat dilakukan
atau tidak sama sekali. Terdapat 3 jenis sinartrosis
• Sinostosis : Tulang disatukan oleh jaringan tulang dan tidak
ada gerakan yang terjadi. Contoh : Sutura
• Sinkondrosis, sendi yg dipersatukan oleh tulang rawan
hialin, contoh: menyatukan iga I pada sternum.
• Sindesmosis, spt sinkondrosis tetapi memungkinkan sedikit

SISTEM OTOT
• MELIPUTI ALAT-2 TUBUH, DENGAN
JALAN KONTRAKSI (MEMENDEK) DAN
RELAKSASI (KEMBALI SEPERTI
KEADAAN SEMULA) AKAN
MENIMBULKAN PERGERAKAN TUBUH
SECARA KESELURUHAN ATAU
SEBAGIAN

FUNGSI OTOT
• FUNGSI VOLUNTER  MRPKAN
AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA

• 1. MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH  DUDUK,
BERDIRI, TIDUR
• 2. MELAKSANAKAN BERMACAM-MACAM
GERAKAN






ANGGOTA TUBUH : PERGERAKAN
JARI-JARI
: UNTUK MEMEGANG
DIAFRAGMA
: RESPIRASI (PERNAFASAN)
PHARYNG
: MENELAN MAKANAN
LIDAH & BIBIR
: MENGGERAKAN MAKANAN DAN
VOKALISASI

LANJUTAN FUNGSI OTOT
• FUNGSI INVOLUNTER (TDK DIPENGARUHI
KEHENDAK)  AKIBAT KERJA OTOT POLOS &





OTOT JANTUNG

1. PROPULSI (DORONGAN) SUBSTANSI DLM BERMACAM-2
SALURAN, MISALNYA: MAKANAN YANG BERJALAN
SEPANJANG SALURAN PENCERNAAN; DARAH YANG
BERJALAN DI SEPANJANG PEMBULUH DARAH; SEL TELUR
YANG BERJALAN DI SEPANJANG SALURAN TELUR (OVIDUCT);
SPERMA YANG BERJALAN DI SPANJANG SALURAN MANI
2. EKSPULSI (PENGELUARAN) SUBSTANSI YANG TERSIMPAN
DALAM KANTUNG (VESICA)  EMPEDU, URINE, FESES
3. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER LUBANG 
MENGATUR BESAR KECILNYA PUPIL MATA, PYLORUS
LAMBUNG, REKTUM (ANUS)

LANJUTAN FUNGSI INVOLUNTER


4. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER SALURAN  MENGATUR
BESAR KECILNYA PEMBULUH DARAH (SEL-SEL DARAH SANGAT
FLEKSIBEL SEHINGGA SEL-SEL DARAH DAPAT MERUBAH BENTUK
DENGAN SEGERA PADA SAAT SEL DARAH TERSEBUT MASUK KE
DALAM PEMBULUH DARAH YANG BERBEDA (ARTERI, ARTERIOL,
KAPILER, VENULA, VENA);  MENGATUR BESAR KECILNYA
BRONKIOLUS PULMO

JENIS-JENIS OTOT
1. OTOT POLOS
• Bentuk: seperti gelendong, panjang, ramping,
pipih dan langsing
• Setiap otot memiliki 1 inti (nukleus) di tengah
(center)
• Sitoplasmanya tdd sarkoplasma yang
mengandung miofibril (elemen yang mampu
berkontraksi sehingga dpt bergerak)
• Panjang otot polos bervariasi antara 15-500
mikron, ter- gantung lokasi: plg pendek pembuluh
darah; plg pjg uterus (rahim wanita/betina)

LANJUTAN OTOT POLOS


LOKASI: terdapat pada alat atau daerah organ yang
berongga  saluran pencernaan makanan (batang
kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus
kasar); batang tenggorokan, bronkus, pulmo, uterus
(rahim), kantung urine, kantung empedu, pembuluh darah



INNERVASI (PERSYARAFAN): sangat dipengaruhi oleh sistem
syaraf otonom (bisa simpatis, bisa parasimpatis)
Untuk otot polos  peningkatan kerja otot polos seperti
gerak peristaltik dilakukan oleh syaraf parasimpatis,
sedangkan penghambatan kerja otot polos dilakukan oleh
syaraf simpatis





AKSI: kontraksi lambat, berlangsung lama, kadang-kadang
ritmis

LANJUTAN JANIS-JENIS OTOT
2. OTOT JANTUNG
• BENTUK: tdd beberapa serabut otot yg bercabang
& bersatu dg serabut di sebelahnya 
anastomosoma atau sinsitium; mempunyai garis
gelap dan terang (tdk sejelas pd otot rangka);
intinya di tengah (center); pd interval tertentu
terdapat keping-keping interkalar (intercalar
disc), pd intercalar disc terdapat jaringan
Purkinye yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls (kecepatan 4 m/detik)
• LOKASI: hanya ada di jantung
• INNERVASI: sistem syaraf otonom
• AKSI: kontraksi otomatis & ritmis

LANJUTAN OTOT JANTUNG
• Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis
• Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung
sangat dipengaruhi oleh syaraf simpatis,
sedangkan penguragan denyut jantung sangat
dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis
• Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun
parasimpatis kebalikan dari kerja otot polos

LANJUTAN JENIS-JENIS OTOT
3. OTOT RANGKA = OTOT SADAR = OTOT LURIK = OTOT
SERAN LINTANG





BENTUK: tdd banyak serabut, intinya terletak di tepi
(pinggir), terdapat garis gelap dan terang (sangat jelas),
panjang otot rangka bervariasi antara 1-40 mm, sedangkan
tebalnya antara 10-100 mikron;setiap serabut otot rangka
dilapisi oleh sarkolema (di dlm sarkolema terdapat miofibril
= elemen yang dapat berkontraksi), serabut otot yang
masing-masing dilapisi sarkolema berkelopok membentuk
15-30 serabut otot dan dilapisi fasiculus.
Masing-masing fasikulus dilapisi oleh jaringan ikat
perimisium.
Jaringan ikat yang meliputi serabut otot rangka disebut
endomisium. Masing-masing endomisium dilapisi lagi oleh
epimisium. Dalam otot rangka terdapat mioglobin  pigmen
yang disebut mioglobin

LANJUTAN OTOT RANGKA
• LOKASI : semua otot yang melekat pada tulang,
otot lidah, langit-langi (palatinum), pharing, ujung
esophagus
• INNERVASI : sistem syaraf kraniospinal  bekerja
menurut kehendak individu
• AKSI: kontraksi cepat, berlangsung sebentar

SIFAT-SIFAT OTOT (global)
1. KONTRAKTILITAS  kemampuan otot untuk mengadakan
respon (memendek) bila dirangsang (otot polos 1/6 kali;
otot rangka 1/10 kali)
2. EKSTENSIBILITAS = DISTENSIBILITAS  kemampuan otot
untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang
bekerja pada otot tersebut  bila otot rangka diberi beban;
uterus berisi fetus
3. ELASTISITAS  kemampuan otot untuk kembali ke bentuk &
ukuran semula setelah mengalami
ekstensibilitas/distensibilitas (memanjang) atau
kontraktilitas (memendek)
4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  kemampuan otot untuk
mengadakan respon bila di rangsang

SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG
1. KONTRAKTILITAS  sistol (kontraksi), diastol (relaksasi) dan
selalu ada platau (dataran yang menyebabkan fase diastol
lbh panjang dari sistol = memberi kesempatan darah
tertampung lebih banyak di jantung)
2. KONDUKTIVITAS  perambatan impuls
sinoatrio nodus 
atrium
atrioventrikular nodus
ventrikel
berkas HIS
jaringan Purkinye
4 m/detik
3. OTOMATIS & RITMIS  secara otomotis dan ritmis selalu
berdenyut kecuali ada gangguan

LANJUTAN SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG
4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  mengadakan respons bila
di rangsang
5. PERIODE REFRAKTER YANG LAMA
Absolut  pada saat sistol  tidak akan terjadi perubahan
apa- apa (grafik tetap berjalan tanpa gangguan)
Relatif  pada saat diastol  akan terjadi perubahan
tergantung rangsangan terjadi pada awal diastol,
pertengahan diastol, atau hampir akhir diastol  sehingga
akan menghasilkan ekstra sistol dan kompensasi menjadi
istirahat cukup panjang)

Catatan: refrakter, otot kehilangan sifat irritabilitas untuk
sementara, sedangkan fatique, otot kehilangan sifat
kontraktilitas dan irritabilitas

STIMULUS = RANGSANGAN
1. MEKANIS  memijit, memukul, menarik, menyubit,
menyentuh
2. THERMIS  dingin (bantuan es), panas (bantuan air panas)
3. KHEMIS  bantuan bahan kimia, baik anorganik maupun
organik (bisa asam, basa, garam)
4. ELEKTRIS  dengan bantuan atus listrik (umumnya untuk
penyembuhan
Dari keempat stimulus mana yang terbaik ????
Dari keempat macam stimulus, elektris yang terbaik, karena:
Intensitas rangsang, frekuensi rangsang serta durasi rangsang
dapat diatur dan dikontrol dengan suatu alat

INTENSITAS (KUAT) RANGSANG
1. Sub minimal = sub liminal = sub threshold = di
bawah ambang  rangsang terkecil yang belum
mampu menimbulkan respons
2. minimal = liminal = threshold = ambang 
rangsang terkecil yang mampu menimbulkan
respons
3. sub maksimal  rangsang dengan intensitas yang
bervariasi dari minimal sampai maksimal
4. maksimal  rangsangan dengan intensitas
terbesar (maksimal) dan hasil responsnya
maksimal
5. supra maksimal rengsang dengan intensitas
lebih besar dari maksimal, tetapi respons yang
dihasilkan sama dengan maksimal



ALL OR NONE LAW






(HUKUM SEMUA ATAU TIDAK SAMA SEKALI)

Hanya berlaku untuk otot polos dan otot jantung
Untuk otot rangka tidak berlaku, karena otot rangka terdiri
dari banyak serabut
Contoh: misalnya dengan intensitas 1 mvolt, yang dapat
berkontraksi hanya 1-2 serabut otot, kalau intensitas
dinaikan 2 mvolt yang dapat berkontraksi 3-4 serabut otot,
kalau intensitas dinaikan menjadi 5 mvolt yang dapat
berkontraksi 9-10 serabut otot. Sedangkan bila intensitas
dinaikan sampai 10 mvolt yang dapat berkontraksi 19-20
serabut otot, dan jika intensitas dinaikan sampai maksimal,
maka semua serabut otot sudah berkontraksi seluruhnya
Untuk satu serabut otot berlaku hukum ini,tetapi untuk
keseluruhan tidak berlaku hukum ini

PERIODE KONTRAKSI OTOT
TERDIRI DARI:

1. Periode Latent (PL)  Periode pemberian
rangsang sampai terjadinya respon
2. Periode Kontraksi (PK)  Periode
pemendekan otot atau kontraksi
3. Periode Relaksasi (PR)  Periode
kembalinya otot pada keadaan semula
setelah mengalami kontraksi

PERANGSANGAN LEBIH DARI SATU KALI
• Perangsangan ke 2 diberikan pada periode
kontraksi pas selesai  maka akan
menimbulkan respons kontraksi tunggal
yang berturut-turut
• Perangsangan ke 2 diberikan pada periode
relaksasi, bisa pada awal relaksasi,
pertengahan relaksasi dan hampir akhir
relaksasi  akan memberikan tambahan
kontraksi yang lebih tinggi, sama tinggi
atau lebih rendah dari awal
• Perangsangan ke 2 diberikan segera pada
saat periode latent tidak akan
memberikan respons apa-2  artinya grafik
seperti biasa atauumum

PERANGSANGAN LEBIH DARI DUA KALI ATAU LEBIH

• Perangsangan ke 2 dan seterusnya masih
menghasilkan periode relaksasi  tetanus
incomplete (tetanus tidak sempurna) 
tunggal
• Perangsangan ke 2 dan seterusnya (lebih
dari 30 kali) masih terlihat adanya periode
relaksasi  tetanus incomplete (tetanus
tidak sempurna)  jamak
• Peransangan ke 2 dan seterusnya (lebih
dari 50 kali) dan tidak terlihat lagi periode
relaksasi  tetanus complete (tetanus
sempurna)  jamak

PERUBAHAN-PERUBAHAN SELAMA
KONTRAKSI OTOT
1. PERUBAHAN BENTUK
2. PERUBAHAN KIMIA
3. PERUBAHAN PANAS
4. PERUBAHAN LISTRIK

PERUBAHAN BENTUK
• Pada saat terjadi kontraksi, otot menjadi pendek
dan gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan
volume
• Terjadi perubahan bentuk dari protein
• Menurut Szent-Gyorgy  perubahan ini karena
adanya protein dalam otot  aktomiosin  terurai
menjadi aktin & miosin  aktin mengalami torsi
(perputaran)

PERUBAHAN KIMIA
• Pada saat istirahat komposisi otot sebagai
berikut:
• Air
75 %
Protein
20
%
Glikogen
1 %
Fosfokreatin
(an)
0,3 % Asam laktat
0,5 %
Heksosa phosfat (or) 0,05 %
• Pada saat kontraksi: Fosfat an & asam laktat
meningkat jumlahnya; fosfat or & glikogen
menurun jumlahnya; oksigen banyak digunakan;
H2O & CO2 banyak dihasilkan
• Untuk proses di atas sangat dibutuhkan energi,
maka untuk kontraksi otot ada 4 (empat) macam,
yaitu:

Lanjutan PERUBAHAN KIMIA
1. ATP (adenosin triphosfat) ADP (adenosin
diphosfat) energi yang dihasilkan untuk kontraksi
2. Fosfokreatin  asam phosfat + kreatin
energi yang dihasilkan untuk resintesis ATP
3. Glikogen  asam laktat
energi yang dihasilkan untuk resintesis
fosfokreatin
4. 1/5 (seperlima) asamlaktat +O2  H2O + CO2
energi yang dihasilkan untuk mengubah 4/5
{ EMPAT PERLIMA) ASAM LAKTAT MENJADI
GLIKOGEN

PERUBAHAN PANAS
• Dari seluruh energi yang digunakan untuk
kontraksi hanya 20 %, untuk kerja dan selebihnya
hilang dalam bentuk panas.
• Panas yang timbul dapat digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh,sehingga pada
suhu yang dingin  produksi panas dapat
ditingkatkan melalui pergerakkan otot

PERUBAHAN LISTRIK
• Bila otot berkontraksi terjadi perubahan
listrik sehingga timbul arus aksi yang
mengalir dari daerah positif ke daerah
negatif
• Daerah aktif relatif lebih negatif di
bandingkan dengan daerah non aktif
(positif)
• Bila mengalami istirahat maka tidak akan
timbul arus aksi
• Istilah tersebut dapat dikatakan sebagai
polarisasi, depolarisasi dan repolarisasi

POLARISASI, DEPOLARISASI, REPOLARISASI
• Polarisasi  dalam keadaan istirahat  artinya otot
bagian luar bermuatan positif, bagian dalam
bermuatan negatif
• Bila salah satu bagian di rangsang, maka akan
terjadi perubahan muatan dari yang positif
menjadi negatif, dan muatan negatif menjadi
positif  artnya bagian yang dirangsang, bagian
luar bermuatan negatif, bagian dalam bermuatan
positif
• Antara bagian yang dirangsang (sudah terjadi
perubahan muatan disebut depolarisasi) dgn
bagian yang tidak dirangsang ada perbedaan
muatan, perbedaan ini ..................................

LANJUTAN POLARISASI,
DEPOLARISASI,REPOLARISASI

• Perbedaan tersebut akan mengalami arus listrik
(setrum), yang akan menyebabkan depolarisasi
pada daerah sebelahnya...............dan ini akan
berlanjut sampai impuls selesai secara
keseluruhan
• Pada saat depolarisasi berjalan ke daerah
sebelahnya, maka pada awal perangsangan akan
kembali ke muatan semula, bagian luar
bermuatan positif, bagian dalam bermuatan
negatif
• Kalau seluruh rangkaian sudah seperti semula,
maka disebut polarisasi

Otot ekspresi wajah
















Epicranial  terkejut
Orbicularis oculi  menutup kelopak mata
Corrugator super cilli  mengerutkan dahi
Orbicularis oris  menutup bibir dan mengerutkan bibir
Buccinator  mengunyah
Risorius  menegangkan bibir
Levator labii superior  mengangkat bibir atas
Levator labii superior alaque nasi  mengangkat bibir dan
menghilangkan cuping hidung saat menyeringai/ mengejek
Zigomaticus mayor  senyum
Zigomaticus minor  mengangkat bibir atas, membantu saat
tersenyum
Levator anguli oris  senyum
Depresor anguli oris  mengerutkan bibir
Depressor labii inferior  menurunkann bibir
Mentalis  mengangkat dagu atau memajukan bibirr bawah
Platisma  mengangkat kulit leher dan meringis/meneyeringai

Otot pengunyahan
Maseter
• Origo: superfisial kepala: 2/3 anterior
batas bawah arcus zigomaticus
kepala bagian dalam: 1/3 posterior
dan permukaan medial arcus
zigomaticus
• Insertio: superfisial kepala: sudut
mandibula
kepala bagian dalam: ramus
mandibula

• Temporalis :
Origo: fosa temporalis
Insertio: prosesus coronoideus mandibula
• Pterygoideus medialis:
Origo: fosa pterigoid tulang sphenoid
Insertio: sudut mandibula
• Pterigoideus lateralis:
Origo: kepala atas: sayap sphenoid yg lebih besar
Kepala bawah: lempeng lateral pterigoideus dari
tulang spenoid
Insertio: Ke2 kepala: fovea pterigoideus mandibula

Otot pengunyahan
• Maseter: mengangkat mandibula (saat rahang
menutup)
• Temporalis: mengangkat mandibula (saat rahang
menutup) dan retraksi mandibula
(mengembalikan rahang bawah ke belakang)
• Pterigoideus medialis: mengangkat mandibula
(saat menutup rahang)
• Pterigoideus Lateralis:
Kepala inferior: menurunkan secara ringan
mandibula (selama membuka rahang)
1 otot: menggeser mandibula ke lateral ( ke arah yg
berlawanan)
K2 otot: memajukan/protrusi mandibula (rahang

ADAPTASI JARINGAN


Hipertropi  peningkatan ukuran sel sehingga
meningkatkan ukuran alat tubuh
Bila otot melakukan kerja secara terus menerus maka otot
akan membesar  setiap diameter serabut syaraf juga akan
membesar, tetapi jumlah serabut serabut di dalamnya
tetap atau tidak bertambah
• Atrofi  Pengisutan ukuran sel akibat kehilangan bahan sel
Bila otot tidak digunakan (misalnya sakit shg tidak berjalan
karena sakit) maka otot akan mengecil


Hiperplasia  bertambahnya jumlah sel dalam suatu
jaringan atau alat tubuh
Membesarnya otot, karena jumlah serabut yang bertambah
• Bentuk lain pertumbuhan abnormal sel yang terkendali.
Metaplasi ditandai dengan adanya subtitusi yang bersifat
adaptif suatu macam sel dewasa atau sel yg telah
mengalami diferensiasi penuh menjadi sel dewasa jenis lain

• Sebutkan tulang axial
• Sebutkan tulang-tulang pada
cranium
• Sebutkan lokasi otot rangka
• Energi yang dihasilkan untuk
kontraksi otot berasal dari apa
• Apa yang dimaksud atrofi