peran kedudukan wanita dalam islam

KANTIN ASY-SYIFA
Jum’at, 28 Februari 2014

Peran Wanita Dalam Islam
Oleh: Kak Nihrasyiah
Wanita di dalam islam memiliki peranan dalam bidang domestik maupun
publik dimana artinya seorang wanita mampu mengemban tugasnya dalam
menjalankan rumah tangganya dengan baik maupun dalam berinteraksi dengan
publik sebagai orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
Oleh karenanya seorang wanita di dalam islam memiliki 4 peranan pokok,
yakni:





Wanita sebagai seorang anak
Wanita sebagai ibu
Wanita sebagai istri
Dan wanita sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat


Sebagai seorang ibu, wanita muslimah harus mampu “banyak berbicara”
dalam artian seorang ibu mampu mengisi gelas-gelas kosong anaknya dengan
berbagai ajaran dan teladan. Artinya jika seorang ibu senantiasa mengisi
kesehariannya dirumah dengan berinteraksi dan mengadakan pembicaraanpembicaraan tentang islam, semangat juang serta teladan yang baik kepada
anak-anaknya maka kebutuhan ruhyah sang anak akan terpenuhi, apa yang
tertanam pada diri dan pikiran anak adalah tentang hidup dalam ajaran islam
dan teladan yang baik, karenanya tidak akan terjadi hal-hal yang menyebabkan
sang anak mencari-cari tanpa arah seperti dengan beralih ke jejaring sosial dunia
maya, internet ataupun media lainnya yang sering merusak pemikiran dan
pandangan hidup seorang anak akibat tidak di dapatkannya pemenuhan
kebutuhan ruhyah oleh orang tuanya, terutama sang ibu. Oleh karena itu peran
wanita muslimah sebagai ibu sangatlah penting karena dengan terpenuhinya
peranan tersebut secara baik maka akan menghasilkan generasi-generasi
muslim yang setiap pemikiran, pandangan hidup, tindakan serta semangat
juangnya hanya berorientasi kepada tujuan untuk mencapai ridha Allah.
Sebagai anggota masyarakat wanita harus mampu berperan dalam
banyak hal. wanita muslim harus mampu berbicara dengan tegas apabila
dihadapkan pada keadaan dimana ia harus menyuarakan suatu kebenaran.
Contohnya ketika di dalam suatu forum intelektual atau organisasi, wanita harus
berani mengungkapkan ide-ide cemerlangnya.

Sering kali kita mendengar ungkapan masyarakat bahwa wanita
merupakan makhluk yang lemah padahal apabila kita kaji ulang berdasarkan
kenyataannya wanita bukanlah makhluk yang lemah, wanita mampu melakukan
banyak hal dengan baik dan mampu memainkan berbagai peranan sekaligus
didalam masyarakat dan rumah tangga yang hal tersebut seringkali tidak bisa

dilakukan oleh laki-laki. Dalam islam, Allah SWT mengakui keunggulan kaum
wanita tersebut, yakni berdasarkan landasan etiologinya dalam surah An-Naml :
23 yang artinya:
Sementara itu dapat pula kita lihat bukti-bukti berdasarkan landasan
historis dimana contohnya Khadijah sang kekasih hati Rasulullah merupakan
seorang wanita yang pandai dalam menjalankan bisnis. Meskipun ia seorang
yang janda ia merupakan wanita yang sukses dan kaya raya pada masa itu. Bisa
kita lihat pula Aisyah radhiallahuanhu, ia merupakan seorang ilmuwan yang
mampu menguasai ilmu militer, kedokteran, sastra serta ilmu fiqih saat masih
berumur 17 tahun . Contoh lainnya, yakni Zubaidah istri raja Harun Al-Rasyid
merupakan wanita yang berperan dalam pembangunan bendungan mulali dari
baghdad hingga arafah yang telah memberi minum banyak jamaah haji hingga
sekarang, juga Ummu Al-Hasan merupakan seorang dokter pertama, selain itu
Laila Katun yang menjadi panglima perang dalam melawan pasukan salib serta

Khairumanah yang merupakan hakim perempuan pertama. Dan masih banyak
lagi wanita-wanita muslim yang tangguh, pintar, dan memiliki peranan besar
dalam islam bahkan peradaban.
Selain itu dapat kita kaji pula berdasarkan landasan empiris contohnya
dari sebuah penelitian yang mengatakan bahwa pada saat wanita hamil terdapat
15 penyakit pada dirinya, baik itu berupa mual, muntah, sesak nafas, edema,
dan lain sebagainya. Hal ini mengingatkan kita betapa berat ujian yang
dihadapi seorang ibu baik dari segi fisik dan mental selama masa kehamilan
namun hal tersebut mampu dilewati oleh seoang wanita dengan ketangguhan,
kesabaran dan kekuatan yang ia miliki, seorang wanita tidak akan mengeluhkan
sakit sebelum rasa sakit tersebut sudah tidak tertahankan, hal tersebut apabila
dihadapkan kepada kaum laki-laki mungkin tidak akan sanggup mengembannya.
Betapa besar kekuatan dan ketangguhan yang dikaruniakan Allah kepada
seorang wanita karena wanita merupakan “ibu peradaban” ia merupakan kunci
dari baik buruknya suatu negara bahkan peradaban karena peran mereka yang
sangat krusial yakni sebagai ibu yang melahirkan dan membentuk generasi, dan
sebagai istri yang menguatkan, mendukung dan mengingatkan suami dalam
setiap keputusannya.
Setiap wanita memiliki keunggulan daripada laki-laki berupa kecerdasan
financial, mampu menggabungkan peranannya dalam domestik maupun publik,

dan mampu memadukan Inner dan Outer beauty yang dimilikinya.
Karena banyaknya keunggulan wanita yang telah dikaruniakan Allah,
untuk itu kita sebagai wanita muslimah harus berusaha semaksimal mungkin
dalam melaksanakan peranan-peranan tersebut yakni peranan publik dan
domestik berdasarkan aturan Allah yang telah ditetapkan. Peran-peran tersebut
dapat kita laksanakan dengan mejadi wanita yang shaleh, menghiasi diri
senantiasa dengan akhlak mulia, memiliki kelembutan dan kekuatan, memiliki
ilmu pengethauan, mandiri secara finansial, menjadikan diri sebagai wanitayang
tangguh dan mahal yakni dalam artian tidak mudah di akses oleh sembarang
laki-laki, serta memiliki militansi yakni memiliki sifat kesungguhan dalam

melawan dan membenci kezaliman. Sikap militansi dapat diwujudkan dalam
bentuk yang berbeda-beda pada masing-masing pribadi, yang terpenting tetap
dalalm kesungguhan untuk melawan kezaliman apapun bentuknya untuk
mempelopori terbentuknya perubahan besar di lingkungan kita sehingga
menjadi lingkungan yang lebih baik dimata Allah.
Ukhwatifillah, kini mari kita renungkan dalam hati masing-masing
sudahkah kita menjadi wanita-wanita yang memiliki andil dalam upaya
mengagungkan nama Allah di penjuru negeri Allah ini? sudahkah kita
menjalankan peranan yang Allah tuntut kepada kita secara maksimal dengan

memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang telah dikaruniakan-Nya? Ataukah
kita masih terbuai dalam nilai-nilai ideal buatan manusia sehingga kita menjadi
lupa dan tidak pernah memiliki azm untuk memenuhi tuntutan-Nya? Ataukah
malah kita mempergunakan keunggulan yang telah Ia berikan untuk tujuan
selain hanya memperoleh ridha-Nya? Tanyakanlah selalu hal itu pada hati-hati
kita agar kita selalu terpaut dengan Allah, agar kita selalu menjadi pribadi yang
lebih baik di mata-Nya dan selalu merindui-Nya. Siapa yang terpesona kepada
Allah maka ia mempesona semua mata, siapa yang merindui Allah maka ia
dirindui semua manusia.