PENINGKATAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DALAM MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK II SMK NEGERI 2 SURAKARTA | Rohmawati | Jurnal Nosel 8098 16981 1 SM

PENINGKATAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN PRESTASI BELAJAR
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE DALAM MATA PELAJARAN MEKANIKA
TEKNIK II SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Ulfia Atmaha Rohmawati, Muhammad Akhyar, Budi Harjanto
Program Studi PTM, FKIP, UNS Surakarta.
E-mail: ulfia_atm@yahoo.com
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the thinking creativity and the learning
result of the students in Grade X of State Vocational High School 2 of Surakarta in the subject
matter of Technical Mechanics II through the use of the Cooperative Learning Model of the Think
Pair Share type.This research used the classroom action research with three cycles. Each cycle
included planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were the
students as many as 32 in Grade X of TPM B of State Vocational High School 2 of Surakarta. The
data sources of research were a teacher and students. The data of research were collected through
in-depth interview, observation, documentation, and test.Validated by using the construct one. The
item analysis used the computer program of Iteman 3.00. The data were analyzed by using the
descriptive comparative model of analysis in the forms of percentage and mean ideal.The results
of this research show that the application of the Cooperative Learning Model of the Think Pair
Share type can improve the students’ thinking creativity. Prior to the treatment, the percentage of
the students’ thinking creativity is 30.41%. Following the treatment, it becomes 54.63% in Cycle I

and 80.52% in Cycle II respectively. The indicators of thinking creativity include fluency,
flexibility, elaboration, sensitivity, originality, novelty, and use of new approach use. The
application of the cooperative learning model of the think pair share can improve the students’
learning result. Prior to the treatment, the percentage of the students’ learning result is 71.87%.
Following the treatment, it becomes 81.25% in Cycle I and 87.50% in Cycle II respectively. Prior
to the treatment, the learning result score average is 74.60. Following the treatment, it becomes
76.75 in Cycle I and 81.05 in Cycle II respectively. Thus, the application of the Cooperative
Learning Model of the Think Pair Share type can improve the thinking creativity and the learning
result in learning the subject matter of Technical Mechanics II of the students in Grade X of State
Vocational High School 2 of Surakarta in Academic Year 2014/2015.
Keywords: Think pair share, thinking creativity, learning result.

masalah yang timbul guna memenuhi

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah

tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan

satu masalah yang sangat penting


Nasional menurut Undang-Undang

untuk mendapatkan perhatian dan

No. 20 tahun 2003 (Sisdiknas, 2012:

penanganan

2)yang

perkembangan

sesuai

dengan

jaman

menyatakan


pendidikan

dunia

nasional berfungsi mengembangkan

pendidikan. Berbagai cara dan usaha

kemampuan dan membentuk perilaku

dilakukan

serta

untuk

memajukan

pendidikan dan mengatasi berbagai


peradaban

bermanfaat
1

bangsa

dalam

yang
rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal

Salah

ini bertujuan untuk mengembangkan

pembelajaran kooperatif yaitu model


potensi

pembelajaran kooperatif think pair

siswa

supaya

menjadi

satu

alternatif

model

share.

manusia yang beriman kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Siswa diharapkan

Pada

SMK

Negeri

2

berakhlak mulia, berilmu, kreatif,

Surakarta,

terdapat

permasalahan

mandiri, serta menjadi warga negara


selama

proses

pembelajaran

yang bertanggung jawab.

berlangsung. Permasalahan tersebut

Setiap Sekolah Menengah
Kejuruan

(SMK)

yaitu

menyadari

kurangnya


kemampuan

berinteraksi antar siswa pada saat

pentingnya menghasilkan angkatan

proses

kerja yang terdidik dan terampil.

melibatkan siswa secara aktif dalam

Siswa

proses

mampu

perkembangan


mengikuti

teknologi

pembelajaran.

Guru

pembelajaran

sulit

dikarenakan

supaya

model dan media yang digunakan

memiliki daya saing untuk memasuki


kurang bervariasi sehingga proses

dan ikut berperan di dunia industri.

pembelajaran

Pendidikan

Masalah tersebut dapat diatasi dengan

sangat

penting untuk

menentukan masa depan, baik masa

kurang

memuaskan.


model pembelajaran kooperatif.

depan sekolah, siswa, maupun dunia

Berdasarkan

hasil

industri. Masa depan siswa ditentukan

pengamatan

oleh

Surakarta, model pembelajaran yang

pengalaman

belajar

dalam

hidupnya.

di

SMK

Negeri

2

digunakan adalah pembelajaran yang

Model
kooperatif
pembelajaran

pembelajaran

berpusat pada guru. Siswa yang

merupakan

model

antusias selama proses pembelajaran

dengan

sistem

berlangsung hanya siswa yang duduk

kelompok. Pembelajaran kooperatif

di

menggunakan

dibelakang kurang fokus terhadap

khusus

pendekatan

digunakan

siswa

strategi
dalam

depan,

materi

siswa

yang

yang

duduk

disampaikan.

bekerja sama secara kelompok selama

Keantusiasan

proses

berlangsung

pembelajaran berkisar 25% dengan n

menurut Sunan dan Hanz (Edi, 2013).

= 32 siswa. Kurangnya perhatian

pembelajaran

2

siswa

selama

sebagian siswa terhadap materi yang

interaksi

disampaikan

siswa

(Yuniarti, 2013: 33).Menurut Frank

memfokuskan dirinya pada teman

Lyman dari University of Maryland

maupun handphone yang siswa bawa.

(Huda, 2014: 132) kelompok think

Siswa menggunakan gadget ketika

pair share terdiri dari siswa yang

berlangsungnya

berpasangan

dikarenakan

pelajaran

secara

siswa

dalam

sembunyi-sembunyi, sehingga siswa

kelompoknya.

tidak

pertanyaan

mengikuti

pelajaran

yang

menurutArrends

tiap

Guru
atau

memberi

permasalahan,

sedang diajarkan oleh guru. Siswa

kemudian

menjadi

ingin

berpikir

yang

mengembangkan kreativitas berpikir

ini

dan menemukan ide baru. Siswa

berpikir

duduk berpasangan, kemudian siswa

pasif

dan

tidak

mengetahui

pelajaran

disampaiakan

guru.

menyebabkan

Hal

kreativitas

siswa
secara

diminta

untuk

individu

untuk

menjadi rendah akibat kurangnya

berdiskusi

pengetahuan tentang materi pelajaran.

tentang permasalahan yang diberikan

Menurut
(Mahmudi,

2010:

Mc
2)

dengan

pasangannya

Gregor

oleh guru. Guru meminta setiap

kreativitas

pasangan untuk saling berbagi atau

berpikir merupakan berpikir secara

mempresentasikan

luas lebih dari apa yang diajarkan dan

pasangan kepada siswa lain di depan

mengarah pada penemuan gagasan

kelas. Diskusi secara kelompok dapat

baru, pendekatan baru, perspektif

mengoptimalisasi partisipasi siswa

baru atau cara baru dalam memahami

dan

sesuatu. Kreativitas berpikir dalam

perbedaan dalam cara berpikir untuk

prosesnya lebih banyak menekankan

meningkatkan hasil belajar.

dapat

pada aspek kelancaran, keluwesan,

hasil

menerima

Hasil

belajar

diskusi

berbagai

menurut

kebaruan, dan keterincian, menurut

Prayitno

Isaken et al (Mahmudi, 2010: 2).

sesuatu yang diperoleh dengan usaha

Model

(2009:

204)

merupakan

pembelajaran

melakukan aktivitas untuk menguasai

kooperatifthink pair share merupakan

bahan yang dipelajari, sehingga dari

pembelajaran berbasis kelompok yang

yang tidak tahu menjadi tahu, dari

dirancang untuk mempengaruhi pola

yang tidak bisa menjadi bisa dan dari
3

yang

tidak

biasa

terbiasa.Sedangkan

menjadi

hasil

Menurut

pelajaran Mekanika Teknik II di SMK

Benjamin Bloom (Sudjana, 2014: 22)

belajar

siswa

pada

mata

Negeri 2 Surakarta.

hasil belajar dibagi menjadi tiga yaitu
METODE PENELITIAN

ranah kognitif, ranah afektif dan

Penelitian

ranah psikomotoris. Hasil belajar

penelitian

dikhususkan pada ranah kognitif yang

ini

merupakan

tindakan

kelas

(PTK).Proses pembelajaran dengan

mencakup tiga tingkataningatan (C1),

menerapkan

pemahaman (C2), dan penerapan

model

pembelajaran

kooperatif think pair share untuk

(C3).
Siswa
kreativitas

yang

meningkatkan kreativitas berpikir dan

memiliki

berpikir

hasil belajar siswa. Penelitian ini

ditunjukkan

terdiri dari dua siklus dengan disertai

dengan tujuh indikator, diantaranya
kelancaran,

keluwesan,

kondisi awal berupa Prasiklus, setiap

kebaruan,

siklus terdiri empat komponen yaitu

keterincian, kepekaan, keaslian dan

perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pendekatan baru. Kreativitas berpikir

observasi, dan refleksi yang mengacu

siswa akan tumbuh dan meningkat

pada model Kurt Lewin (Depdiknas,

seiring dengan dilakukannya diskusi
perkelompok
suatu

untuk

permasalahan.

menyatakan

bahwa

pembelajaran

think

2005).

memecahkan

pair

Kagan

Tindakan

model
share

Pengamatan

Perencanaan

bermanfaat bagi siswa maupun bagi
guru (Widarti, 2007). Siswa dapat
menggunakan

waktu

untuk

Refleksi

lebih

banyak berpikir dan saling bertukar
pendapat

antara

pasangannya.

satu

Penerapan

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan
Kelas Kurt Lewin
(Depdiknas, 2005).

dengan
model

Subyek penelitian ini yaitu

pembelajaran kooperatif think pair

siswa kelas X TPM B SMK Negeri 2

sharepada artikel ini bertujuan untuk

Surakarta tahun ajaran 2014/2015.

meningkatkan kreativitas berpikir dan
4

Panjang interval=

Subyek penelitian ini berjumlah 32
siswa yang seluruhnya siswa laki-laki.
Teknik

pengumpulan

data
Indikator

menggunakan wawancara, observasi,
80%

validitas data menggunakan validitas
Analisis

butir

siswa

1. Prasiklus
Proses

Rumus Mean Ideal menurut Nana

dikategorikan

4

pembelajaran

yang

Mekanika Teknik II pada tahap

kriteria

Prasiklus dengan menerapkan model

122)

menjadi

ketuntasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

kreativitas berpikir siswa.

(2014:

kriteria

hasil

Ideal

digunakan untuk mengkategorikan

Sudjana

Nilai

meningkatkan

KKM sebanyak 80% dari n: 32 siswa.

komparatif dalam bentuk persentase

tingkat

meningkatkan

harus bisa mencapai nilai di atas

Analisis data menggunakan deskriptif

Mean

dapat

minimal (KKM) yaitu 75, jadi siswa

kesukaran, daya beda, dan reliabilitas.

ideal.

dapat

belajar.

untuk menguji uji validitas tes, indek

mean

siswa

kreativitas berpikir, (2) Minimal 80%

tes

menggunakan program iteman 3.00

dan

dalam

penelitian ini meliputi: (1) Minimal

dokumentasi, dan pemberian tes. Uji

konstruk.

kerja

pembelajaran konvensional. Proses

sebagai berikut:

belajar mengajar berpusat pada guru.

Mi=

Hal

ini

menunjukkan

kreativitas

berpikir siswa rendah dengan Rata-

SDi=

rata kreativitas berpikir Prasiklus

Kriteria:
Sangat Tinggi

= ≥ M + 1,5 S

Tinggi

= ≥ M – < M + 1,5

sebesar

30,41%.

Berikutindikator

kreativitas berpikir prasiklus siswa
disajikan pada Gambar 2.

S
Rendah

= ≥ M - 1,5 S –< M

Sangat Rendah

= ≤ M - 1,5 S

Menurut Sturges (Noegroho,
2005:45) kategori hasil belajar:
Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n
5

Persentase

40
35
30
25
20
15
10
5
0

Gambar 3. Hasil Belajar Prasiklus

35
32,8 30,5 29,735,55
28,5228,52

Hasil

refleksi

terhadap

pembelajaran Prasiklus yaitu dengan
menerapkan

model
think

kooperatif

pembelajaran

pair

sharepada

proses pembelajaran yang dilakukan
pada Siklus I. Materi yang diberikan

Indikator Kreativitas Berpikir

pada Siklus I yaitu tentang kopling.
Gambar 2. Kreativitas Berpikir
Prasiklus
Hasil observasi kreativitas
berpikirmenunjukkanrendah,

2. Siklus I

siswa

Pada

pertemuan

pertama

kurang berperan aktif selama proses

guru menyampaikan materi secara

pembelajaran

garis besar tentang kopling kemudian

berlangsung

dikarenakan

guru

sebagai

pusat

membagi pasangan. Setiap pasangan

pembelajaran.

terdiri dari dua siswa yaitu teman

Hasil

belajar

Prasiklus

sebangku.

Siswa

diminta

untuk

sebesar 71,87% dengan nilai rata-rata

melakukan tahap think dan pair. Pada

74,60 masih di bawah nilai kriteria

pertemuan kedua setiap pasangan

ketuntasan minimal (KKM). Terdapat

saling berbagi (share) ke depan kelas

siswa yang belum mecapai nilai KKM

dari hasil diskusi. Selama proses

sebanyak 9 siswa dengan persentase

pembelajaran Siklus I berlangsung

28,13%.

diadakan

Hasil

belajar

Prasiklus

Frekuensi

ditunjukkan pada Gambar 3.
20
15
10
5
0

untuk mengukur tingkat kreativitas
berpikir

0

2

kreativitas

berpikir menggunakan lembar amatan
19

2

pengamatan

5

4

siswa.

melakukan
diadakan

Setelah

Siklus
tes

I

Siklus

selesai
kemudian

I,

untuk

mengetahui pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan
pembelajaran

Interval Nilai Prasiklus

diidentifikasi
6

Siklus
kreativitas

hasil
Idapat
berpikir

siswa mengalami peningkatan dari
Rata-rata

kreativitas

Frekuensi

Prasiklus.

berpikir Siklus I sebesar 54,63%.
Siswa sudah mulai berinteraksi dan

11

12
10
8
6
4
2
0

2

1

11
4

3

ikut aktif selama pembelajaran akan
tetapi

masih

bertanya.

malu-malu

Ditunjukkan

dalam

dari

cara

Interval Nilai Siklus I

Gambar 5. Histogram Hasil
Belajar Siklus I

berbicara yang belum lancar. Berikut
indikator kreativitas berpikir Siklus I

Hasil observasi pada proses

pada Gambar 4.

Persentase

pembelajaran Siklus I yaitu terdapat
siswa yang masih kurang berani

65 58,98
60,55
60
53,9
53,5253,52
51,250,78
55
50
45

dalam mengemukaan pendapat, serta
interaksi

setiap

pasangan

kurang

begitu maksimal. Tindakan refleksi
yang dilakukan adalah mengganti
jumlah setiap pasangan menjadi 4

Indikator Kreativitas Berpikir

siswa, untuk mempengaruhi pola
Gambar 4. Kreativitas Berpikir
Siklus I
Hasil

tes

Siklus

berinteraksi maupun pola berpikir
siswa.

I

3. Siklus II

menunjukkan siswa yang mampu

Pembelajaran

mengerjakan soal tentang kopling dan

Siklus

mendapatkan nilai di atas KKM

dengan

sebesar 81,25% dengan rata-rata nilai

pembelajaran kooperatif think pair

76,75. Sedangkan 6 siswa belum

share berdasarkan refleksi dariSiklus

tuntas

persentase

Iyang masih terdapat kekurangan.

siswa

Terdapat siswa yang kurang percaya

dengan

18,75%.Hasil

belajar

diri

ditunjukkan pada Gambar 5.

penerapan

II

untuk

pendapatnya

model

mengemukakan
serta

model

pembelajaran yang belum familiar
sehingga belum berjalan dengan baik.
7

Persentase

Pada Siklus II materi yang diberikan
tentang roda gigi.
Pada

pertemuan

pertama

84,7683,6
82,881,25
79,76

86
84
82
80
78
76
74
72
70

76,2 75,4

guru menyampaikan materi secara
garis

besar

kemudian

membagi

pasangan. Setiap pasangan terdiri dari
empat

siswa

bangku.

yaitu

Siswa

teman

antar

diminta

Indikator Kreativitas Berpikir

untuk

Gambar 6. Kreativitas Berpikir
Siklus II

melakukan tahap think dan pair. Pada
pertemuan kedua setiap pasangan

Hasil

tes

saling berbagi (share) ke depan kelas

menunjukkan

hasil

dari hasil diskusi setiap pasangan.

meningkat.Siswa

Selama proses pembelajaran Siklus II

mengerjakan soal tentang roda gigi

dilakukan

kreativitas

dan mendapatkan nilai tuntas di atas

berpikir menggunakan lembar amatan

KKM sebesar 87,50% dengan rata-

untuk mengukur tingkat kreativitas

rata nilai 81,50.Berikut hasil belajar

berpikir

Siklus II ditunjukkan pada Gambar 7.

siswa.

melakukan
diadakan

Setelah

Siklus
tes

II

Siklus

selesai

II,

untuk

mengetahui pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan

hasil

pembelajaran

Siklus

diidentifikasi

kreativitas

belajar

II
siswa

mampu

kemudian
Frekuensi

pengamatan

Siklus

II

dapat

12
10
8
6
4
2
0

berpikir

11
9
5

4

2

1

siswa mengalami peningkatan dari

62,5 69,5 76,5 83,5 90,5 97,5
– – – – –
68,5 75,5 82,5 89,5 96,5 100

Siklus I.Rata-ratakreativitas berpikir

Interval Nilai Siklus II

siswa

meningkat

menjadi80,52%
Gambar 7. Hasil Belajar Siklus II

pada Siklus II. Siswa mulai terbiasa
mengungkapkan

pendapat

Kreativitas

kepada

berpikir

siswa

teman di kelas. Indikator kreativitas

dari Prasiklus, Siklus Idan Siklus II

berpikir Siklus II disajikan dalam

meningkat

bentuk diagram pada Gambar 6.

mencapai indikator keberhasilan. Hal
8

secara

signifikan

dan

ini

berarti

penerapan

model
100

pembelajaran kooperatif think pair

80

Persentase

share dapat meningkatkan kreativitas
berpikir siswa pada mata pelajaran
Mekanika Teknik II. Peningkatan

81,25

87,7

60
40
20
0

Kreativitas berpikir dari Prasiklus,

Nilai Rata-Rata Klasikal

Siklus I dan Siklus II ditunjukkan

Prasiklus

pada Gambar 8.

Siklus I

Siklus II

Gambar 9. Hasil Belajar Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II

100

80,524

80

Persentase

71,87

SIMPULAN

54,63

60

Tujuan dari penelitian ini

30,41

40

yaitu untuk meningkatkan kreativitas

20

berpikir dan hasil belajar siswa

0

Rata-rata Kreativitas Berpikir
Prasiklus

dengan

belajar

model

pembelajaran kooperatif think pair

Siklus I

share pada mata pelajaran Mekanika

Gambar 8. Kreativitas Berpikir
Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II.
Hasil

menerapkan

Teknik II. Hal ini ditunjukkan pada
kreativitas berpikir dan hasil belajar
yang meningkat secara signifikan

siswa

meningkat dari Prasiklus ke Siklus I

setelah

dan dari Siklus I ke Siklus II. hal ini

pembelajaran kooperatif think pair

berarti penerapan model pembelajaran

share.

kooperatif think pair share dapat

Prasiklus 30,41% meningkat menjadi

meningkatkan hasil belajar siswa

54,63% pada Siklus I dan pada Siklus

pada mata pelajaran Mekanika Teknik

II menjadi 80,52%. Hasil belajar

II.

belajar

Prasiklus sebesar 71,87% kemudian

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

meningkat menjadi 81,25% pada

ditunjukkan pada Gambar 9.

Siklus I dan meningkat lagi menjadi

Peningkatan

hasil

diterapkan

Kreativitas

berpikir

model

pada

87,50%Siklus II. Kenaikan kreativitas
berpikir dan hasil belajar siswa telah
9

mencapai

indikator

Mahmudi,%20S.Pd,%20M.P
d,%20Dr./Makalah%2014%
20ALI%20UNY%20Yogya
%20for%20KNM%20UNIM
A%20_Mengukur%20Kema
mpuan%20Berpikir%20Krea
tif%20_.pdf

keberhasilan

sebesar 80% dari n: 32 siswa. Model
pembelajaran kooperatif think pair
sharedapat

dijadikan

sebagai

alternatif dari proses belajar mengajar

Prayitno. 2009. Dasar teori dan
praksis pendidikan. Padang:
Grasindo.

Mekanika Teknik II.
DAFTAR PUSTAKA

Sisdiknas. 2012. Sistem pendidikan
nasional
(SISDIKNAS)
undang-undang RI no. 20
tahun
2003
beserta
penjeasannya.
Bandung:
Nuansa Aulia.

Depdiknas. 2005. Penulisan Karya
Ilmiah
dalam
materi
pelatihan terintegrasi jilid 3.
Jakarta: Depdiknas Dirjen
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
Direktorat
Pendidikan Lanjut Pertama.

Sudjana Nana. 2014. Penilaian hasil
proses belajar mengajar.
Bandung: Rosdakarya.

Edi Sarwo, W. 2013. Peningkatan
kualitas pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair
share dengan media CD
pembelajaran pada siswa
kelas
V
SD
Negeri
Mangunsari
Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Diakses pada
tanggal 15 November 2014
dari
http://lib.unnes.ac.id/17428/1
/1401409181.pdf

Widarti

Atik. 2007. Efektivitas
penggunaan
metode
pembelajarn kooperatif think
pair share terhadap hasil
belajar pokok bahasan segi
empat pada siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Semarang
tahun ajaran 2006/ 2007.
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan,Universitas
Negeri Semarang.

Yuniarti Hanifah. 2013. Penerapan
model think pair share
dengan video pembelajaran
untuk
meningkatkan
keterampilan
berbicara
siswa kelas III SD Negeri
Karanganyar 02 Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Diakses pada
tanggal 15 November 2014
dari
http://lib.unnes.ac.id/17394/1
/1401409075.pdf

Huda Miftahul. 2014. Cooperatif
learning (metode, teknik,
struktur dan model terapan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
MahmudiAli.
2010.
Mengukur
kemampuan berpikir kreatif
matematis.
Universitas
Negeri Yogyakarta. Diakses
pada tanggal 1 Desember
2014
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/def
ault/files/penelitian/Ali%20

10

11

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Strategi Think Pair Share (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Col

0 1 17

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Strategi Think Pair Share (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Col

0 1 12

PENINGKATAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DI SMK NEGERI 2 GODEAN

0 0 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) KELAS XI SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) KELAS XI SMK TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Rahmawati | Jurnal Nosel 8108 17001 1 SM

0 0 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Hidayat | Jurnal Nosel 8209 17201 1 SM

0 0 8

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

0 0 71