PENINGKATAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DALAM MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK II SMK NEGERI 2 SURAKARTA | Rohmawati | Jurnal Nosel 8098 16981 1 SM
PENINGKATAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN PRESTASI BELAJAR
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE DALAM MATA PELAJARAN MEKANIKA
TEKNIK II SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Ulfia Atmaha Rohmawati, Muhammad Akhyar, Budi Harjanto
Program Studi PTM, FKIP, UNS Surakarta.
E-mail: ulfia_atm@yahoo.com
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the thinking creativity and the learning
result of the students in Grade X of State Vocational High School 2 of Surakarta in the subject
matter of Technical Mechanics II through the use of the Cooperative Learning Model of the Think
Pair Share type.This research used the classroom action research with three cycles. Each cycle
included planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were the
students as many as 32 in Grade X of TPM B of State Vocational High School 2 of Surakarta. The
data sources of research were a teacher and students. The data of research were collected through
in-depth interview, observation, documentation, and test.Validated by using the construct one. The
item analysis used the computer program of Iteman 3.00. The data were analyzed by using the
descriptive comparative model of analysis in the forms of percentage and mean ideal.The results
of this research show that the application of the Cooperative Learning Model of the Think Pair
Share type can improve the students’ thinking creativity. Prior to the treatment, the percentage of
the students’ thinking creativity is 30.41%. Following the treatment, it becomes 54.63% in Cycle I
and 80.52% in Cycle II respectively. The indicators of thinking creativity include fluency,
flexibility, elaboration, sensitivity, originality, novelty, and use of new approach use. The
application of the cooperative learning model of the think pair share can improve the students’
learning result. Prior to the treatment, the percentage of the students’ learning result is 71.87%.
Following the treatment, it becomes 81.25% in Cycle I and 87.50% in Cycle II respectively. Prior
to the treatment, the learning result score average is 74.60. Following the treatment, it becomes
76.75 in Cycle I and 81.05 in Cycle II respectively. Thus, the application of the Cooperative
Learning Model of the Think Pair Share type can improve the thinking creativity and the learning
result in learning the subject matter of Technical Mechanics II of the students in Grade X of State
Vocational High School 2 of Surakarta in Academic Year 2014/2015.
Keywords: Think pair share, thinking creativity, learning result.
masalah yang timbul guna memenuhi
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah
tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan
satu masalah yang sangat penting
Nasional menurut Undang-Undang
untuk mendapatkan perhatian dan
No. 20 tahun 2003 (Sisdiknas, 2012:
penanganan
2)yang
perkembangan
sesuai
dengan
jaman
menyatakan
pendidikan
dunia
nasional berfungsi mengembangkan
pendidikan. Berbagai cara dan usaha
kemampuan dan membentuk perilaku
dilakukan
serta
untuk
memajukan
pendidikan dan mengatasi berbagai
peradaban
bermanfaat
1
bangsa
dalam
yang
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal
Salah
ini bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran kooperatif yaitu model
potensi
pembelajaran kooperatif think pair
siswa
supaya
menjadi
satu
alternatif
model
share.
manusia yang beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Siswa diharapkan
Pada
SMK
Negeri
2
berakhlak mulia, berilmu, kreatif,
Surakarta,
terdapat
permasalahan
mandiri, serta menjadi warga negara
selama
proses
pembelajaran
yang bertanggung jawab.
berlangsung. Permasalahan tersebut
Setiap Sekolah Menengah
Kejuruan
(SMK)
yaitu
menyadari
kurangnya
kemampuan
berinteraksi antar siswa pada saat
pentingnya menghasilkan angkatan
proses
kerja yang terdidik dan terampil.
melibatkan siswa secara aktif dalam
Siswa
proses
mampu
perkembangan
mengikuti
teknologi
pembelajaran.
Guru
pembelajaran
sulit
dikarenakan
supaya
model dan media yang digunakan
memiliki daya saing untuk memasuki
kurang bervariasi sehingga proses
dan ikut berperan di dunia industri.
pembelajaran
Pendidikan
Masalah tersebut dapat diatasi dengan
sangat
penting untuk
menentukan masa depan, baik masa
kurang
memuaskan.
model pembelajaran kooperatif.
depan sekolah, siswa, maupun dunia
Berdasarkan
hasil
industri. Masa depan siswa ditentukan
pengamatan
oleh
Surakarta, model pembelajaran yang
pengalaman
belajar
dalam
hidupnya.
di
SMK
Negeri
2
digunakan adalah pembelajaran yang
Model
kooperatif
pembelajaran
pembelajaran
berpusat pada guru. Siswa yang
merupakan
model
antusias selama proses pembelajaran
dengan
sistem
berlangsung hanya siswa yang duduk
kelompok. Pembelajaran kooperatif
di
menggunakan
dibelakang kurang fokus terhadap
khusus
pendekatan
digunakan
siswa
strategi
dalam
depan,
materi
siswa
yang
yang
duduk
disampaikan.
bekerja sama secara kelompok selama
Keantusiasan
proses
berlangsung
pembelajaran berkisar 25% dengan n
menurut Sunan dan Hanz (Edi, 2013).
= 32 siswa. Kurangnya perhatian
pembelajaran
2
siswa
selama
sebagian siswa terhadap materi yang
interaksi
disampaikan
siswa
(Yuniarti, 2013: 33).Menurut Frank
memfokuskan dirinya pada teman
Lyman dari University of Maryland
maupun handphone yang siswa bawa.
(Huda, 2014: 132) kelompok think
Siswa menggunakan gadget ketika
pair share terdiri dari siswa yang
berlangsungnya
berpasangan
dikarenakan
pelajaran
secara
siswa
dalam
sembunyi-sembunyi, sehingga siswa
kelompoknya.
tidak
pertanyaan
mengikuti
pelajaran
yang
menurutArrends
tiap
Guru
atau
memberi
permasalahan,
sedang diajarkan oleh guru. Siswa
kemudian
menjadi
ingin
berpikir
yang
mengembangkan kreativitas berpikir
ini
dan menemukan ide baru. Siswa
berpikir
duduk berpasangan, kemudian siswa
pasif
dan
tidak
mengetahui
pelajaran
disampaiakan
guru.
menyebabkan
Hal
kreativitas
siswa
secara
diminta
untuk
individu
untuk
menjadi rendah akibat kurangnya
berdiskusi
pengetahuan tentang materi pelajaran.
tentang permasalahan yang diberikan
Menurut
(Mahmudi,
2010:
Mc
2)
dengan
pasangannya
Gregor
oleh guru. Guru meminta setiap
kreativitas
pasangan untuk saling berbagi atau
berpikir merupakan berpikir secara
mempresentasikan
luas lebih dari apa yang diajarkan dan
pasangan kepada siswa lain di depan
mengarah pada penemuan gagasan
kelas. Diskusi secara kelompok dapat
baru, pendekatan baru, perspektif
mengoptimalisasi partisipasi siswa
baru atau cara baru dalam memahami
dan
sesuatu. Kreativitas berpikir dalam
perbedaan dalam cara berpikir untuk
prosesnya lebih banyak menekankan
meningkatkan hasil belajar.
dapat
pada aspek kelancaran, keluwesan,
hasil
menerima
Hasil
belajar
diskusi
berbagai
menurut
kebaruan, dan keterincian, menurut
Prayitno
Isaken et al (Mahmudi, 2010: 2).
sesuatu yang diperoleh dengan usaha
Model
(2009:
204)
merupakan
pembelajaran
melakukan aktivitas untuk menguasai
kooperatifthink pair share merupakan
bahan yang dipelajari, sehingga dari
pembelajaran berbasis kelompok yang
yang tidak tahu menjadi tahu, dari
dirancang untuk mempengaruhi pola
yang tidak bisa menjadi bisa dan dari
3
yang
tidak
biasa
terbiasa.Sedangkan
menjadi
hasil
Menurut
pelajaran Mekanika Teknik II di SMK
Benjamin Bloom (Sudjana, 2014: 22)
belajar
siswa
pada
mata
Negeri 2 Surakarta.
hasil belajar dibagi menjadi tiga yaitu
METODE PENELITIAN
ranah kognitif, ranah afektif dan
Penelitian
ranah psikomotoris. Hasil belajar
penelitian
dikhususkan pada ranah kognitif yang
ini
merupakan
tindakan
kelas
(PTK).Proses pembelajaran dengan
mencakup tiga tingkataningatan (C1),
menerapkan
pemahaman (C2), dan penerapan
model
pembelajaran
kooperatif think pair share untuk
(C3).
Siswa
kreativitas
yang
meningkatkan kreativitas berpikir dan
memiliki
berpikir
hasil belajar siswa. Penelitian ini
ditunjukkan
terdiri dari dua siklus dengan disertai
dengan tujuh indikator, diantaranya
kelancaran,
keluwesan,
kondisi awal berupa Prasiklus, setiap
kebaruan,
siklus terdiri empat komponen yaitu
keterincian, kepekaan, keaslian dan
perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pendekatan baru. Kreativitas berpikir
observasi, dan refleksi yang mengacu
siswa akan tumbuh dan meningkat
pada model Kurt Lewin (Depdiknas,
seiring dengan dilakukannya diskusi
perkelompok
suatu
untuk
permasalahan.
menyatakan
bahwa
pembelajaran
think
2005).
memecahkan
pair
Kagan
Tindakan
model
share
Pengamatan
Perencanaan
bermanfaat bagi siswa maupun bagi
guru (Widarti, 2007). Siswa dapat
menggunakan
waktu
untuk
Refleksi
lebih
banyak berpikir dan saling bertukar
pendapat
antara
pasangannya.
satu
Penerapan
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan
Kelas Kurt Lewin
(Depdiknas, 2005).
dengan
model
Subyek penelitian ini yaitu
pembelajaran kooperatif think pair
siswa kelas X TPM B SMK Negeri 2
sharepada artikel ini bertujuan untuk
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
meningkatkan kreativitas berpikir dan
4
Panjang interval=
Subyek penelitian ini berjumlah 32
siswa yang seluruhnya siswa laki-laki.
Teknik
pengumpulan
data
Indikator
menggunakan wawancara, observasi,
80%
validitas data menggunakan validitas
Analisis
butir
siswa
1. Prasiklus
Proses
Rumus Mean Ideal menurut Nana
dikategorikan
4
pembelajaran
yang
Mekanika Teknik II pada tahap
kriteria
Prasiklus dengan menerapkan model
122)
menjadi
ketuntasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kreativitas berpikir siswa.
(2014:
kriteria
hasil
Ideal
digunakan untuk mengkategorikan
Sudjana
Nilai
meningkatkan
KKM sebanyak 80% dari n: 32 siswa.
komparatif dalam bentuk persentase
tingkat
meningkatkan
harus bisa mencapai nilai di atas
Analisis data menggunakan deskriptif
Mean
dapat
minimal (KKM) yaitu 75, jadi siswa
kesukaran, daya beda, dan reliabilitas.
ideal.
dapat
belajar.
untuk menguji uji validitas tes, indek
mean
siswa
kreativitas berpikir, (2) Minimal 80%
tes
menggunakan program iteman 3.00
dan
dalam
penelitian ini meliputi: (1) Minimal
dokumentasi, dan pemberian tes. Uji
konstruk.
kerja
pembelajaran konvensional. Proses
sebagai berikut:
belajar mengajar berpusat pada guru.
Mi=
Hal
ini
menunjukkan
kreativitas
berpikir siswa rendah dengan Rata-
SDi=
rata kreativitas berpikir Prasiklus
Kriteria:
Sangat Tinggi
= ≥ M + 1,5 S
Tinggi
= ≥ M – < M + 1,5
sebesar
30,41%.
Berikutindikator
kreativitas berpikir prasiklus siswa
disajikan pada Gambar 2.
S
Rendah
= ≥ M - 1,5 S –< M
Sangat Rendah
= ≤ M - 1,5 S
Menurut Sturges (Noegroho,
2005:45) kategori hasil belajar:
Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n
5
Persentase
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Gambar 3. Hasil Belajar Prasiklus
35
32,8 30,5 29,735,55
28,5228,52
Hasil
refleksi
terhadap
pembelajaran Prasiklus yaitu dengan
menerapkan
model
think
kooperatif
pembelajaran
pair
sharepada
proses pembelajaran yang dilakukan
pada Siklus I. Materi yang diberikan
Indikator Kreativitas Berpikir
pada Siklus I yaitu tentang kopling.
Gambar 2. Kreativitas Berpikir
Prasiklus
Hasil observasi kreativitas
berpikirmenunjukkanrendah,
2. Siklus I
siswa
Pada
pertemuan
pertama
kurang berperan aktif selama proses
guru menyampaikan materi secara
pembelajaran
garis besar tentang kopling kemudian
berlangsung
dikarenakan
guru
sebagai
pusat
membagi pasangan. Setiap pasangan
pembelajaran.
terdiri dari dua siswa yaitu teman
Hasil
belajar
Prasiklus
sebangku.
Siswa
diminta
untuk
sebesar 71,87% dengan nilai rata-rata
melakukan tahap think dan pair. Pada
74,60 masih di bawah nilai kriteria
pertemuan kedua setiap pasangan
ketuntasan minimal (KKM). Terdapat
saling berbagi (share) ke depan kelas
siswa yang belum mecapai nilai KKM
dari hasil diskusi. Selama proses
sebanyak 9 siswa dengan persentase
pembelajaran Siklus I berlangsung
28,13%.
diadakan
Hasil
belajar
Prasiklus
Frekuensi
ditunjukkan pada Gambar 3.
20
15
10
5
0
untuk mengukur tingkat kreativitas
berpikir
0
2
kreativitas
berpikir menggunakan lembar amatan
19
2
pengamatan
5
4
siswa.
melakukan
diadakan
Setelah
Siklus
tes
I
Siklus
selesai
kemudian
I,
untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan
pembelajaran
Interval Nilai Prasiklus
diidentifikasi
6
Siklus
kreativitas
hasil
Idapat
berpikir
siswa mengalami peningkatan dari
Rata-rata
kreativitas
Frekuensi
Prasiklus.
berpikir Siklus I sebesar 54,63%.
Siswa sudah mulai berinteraksi dan
11
12
10
8
6
4
2
0
2
1
11
4
3
ikut aktif selama pembelajaran akan
tetapi
masih
bertanya.
malu-malu
Ditunjukkan
dalam
dari
cara
Interval Nilai Siklus I
Gambar 5. Histogram Hasil
Belajar Siklus I
berbicara yang belum lancar. Berikut
indikator kreativitas berpikir Siklus I
Hasil observasi pada proses
pada Gambar 4.
Persentase
pembelajaran Siklus I yaitu terdapat
siswa yang masih kurang berani
65 58,98
60,55
60
53,9
53,5253,52
51,250,78
55
50
45
dalam mengemukaan pendapat, serta
interaksi
setiap
pasangan
kurang
begitu maksimal. Tindakan refleksi
yang dilakukan adalah mengganti
jumlah setiap pasangan menjadi 4
Indikator Kreativitas Berpikir
siswa, untuk mempengaruhi pola
Gambar 4. Kreativitas Berpikir
Siklus I
Hasil
tes
Siklus
berinteraksi maupun pola berpikir
siswa.
I
3. Siklus II
menunjukkan siswa yang mampu
Pembelajaran
mengerjakan soal tentang kopling dan
Siklus
mendapatkan nilai di atas KKM
dengan
sebesar 81,25% dengan rata-rata nilai
pembelajaran kooperatif think pair
76,75. Sedangkan 6 siswa belum
share berdasarkan refleksi dariSiklus
tuntas
persentase
Iyang masih terdapat kekurangan.
siswa
Terdapat siswa yang kurang percaya
dengan
18,75%.Hasil
belajar
diri
ditunjukkan pada Gambar 5.
penerapan
II
untuk
pendapatnya
model
mengemukakan
serta
model
pembelajaran yang belum familiar
sehingga belum berjalan dengan baik.
7
Persentase
Pada Siklus II materi yang diberikan
tentang roda gigi.
Pada
pertemuan
pertama
84,7683,6
82,881,25
79,76
86
84
82
80
78
76
74
72
70
76,2 75,4
guru menyampaikan materi secara
garis
besar
kemudian
membagi
pasangan. Setiap pasangan terdiri dari
empat
siswa
bangku.
yaitu
Siswa
teman
antar
diminta
Indikator Kreativitas Berpikir
untuk
Gambar 6. Kreativitas Berpikir
Siklus II
melakukan tahap think dan pair. Pada
pertemuan kedua setiap pasangan
Hasil
tes
saling berbagi (share) ke depan kelas
menunjukkan
hasil
dari hasil diskusi setiap pasangan.
meningkat.Siswa
Selama proses pembelajaran Siklus II
mengerjakan soal tentang roda gigi
dilakukan
kreativitas
dan mendapatkan nilai tuntas di atas
berpikir menggunakan lembar amatan
KKM sebesar 87,50% dengan rata-
untuk mengukur tingkat kreativitas
rata nilai 81,50.Berikut hasil belajar
berpikir
Siklus II ditunjukkan pada Gambar 7.
siswa.
melakukan
diadakan
Setelah
Siklus
tes
II
Siklus
selesai
II,
untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan
hasil
pembelajaran
Siklus
diidentifikasi
kreativitas
belajar
II
siswa
mampu
kemudian
Frekuensi
pengamatan
Siklus
II
dapat
12
10
8
6
4
2
0
berpikir
11
9
5
4
2
1
siswa mengalami peningkatan dari
62,5 69,5 76,5 83,5 90,5 97,5
– – – – –
68,5 75,5 82,5 89,5 96,5 100
Siklus I.Rata-ratakreativitas berpikir
Interval Nilai Siklus II
siswa
meningkat
menjadi80,52%
Gambar 7. Hasil Belajar Siklus II
pada Siklus II. Siswa mulai terbiasa
mengungkapkan
pendapat
Kreativitas
kepada
berpikir
siswa
teman di kelas. Indikator kreativitas
dari Prasiklus, Siklus Idan Siklus II
berpikir Siklus II disajikan dalam
meningkat
bentuk diagram pada Gambar 6.
mencapai indikator keberhasilan. Hal
8
secara
signifikan
dan
ini
berarti
penerapan
model
100
pembelajaran kooperatif think pair
80
Persentase
share dapat meningkatkan kreativitas
berpikir siswa pada mata pelajaran
Mekanika Teknik II. Peningkatan
81,25
87,7
60
40
20
0
Kreativitas berpikir dari Prasiklus,
Nilai Rata-Rata Klasikal
Siklus I dan Siklus II ditunjukkan
Prasiklus
pada Gambar 8.
Siklus I
Siklus II
Gambar 9. Hasil Belajar Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II
100
80,524
80
Persentase
71,87
SIMPULAN
54,63
60
Tujuan dari penelitian ini
30,41
40
yaitu untuk meningkatkan kreativitas
20
berpikir dan hasil belajar siswa
0
Rata-rata Kreativitas Berpikir
Prasiklus
dengan
belajar
model
pembelajaran kooperatif think pair
Siklus I
share pada mata pelajaran Mekanika
Gambar 8. Kreativitas Berpikir
Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II.
Hasil
menerapkan
Teknik II. Hal ini ditunjukkan pada
kreativitas berpikir dan hasil belajar
yang meningkat secara signifikan
siswa
meningkat dari Prasiklus ke Siklus I
setelah
dan dari Siklus I ke Siklus II. hal ini
pembelajaran kooperatif think pair
berarti penerapan model pembelajaran
share.
kooperatif think pair share dapat
Prasiklus 30,41% meningkat menjadi
meningkatkan hasil belajar siswa
54,63% pada Siklus I dan pada Siklus
pada mata pelajaran Mekanika Teknik
II menjadi 80,52%. Hasil belajar
II.
belajar
Prasiklus sebesar 71,87% kemudian
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
meningkat menjadi 81,25% pada
ditunjukkan pada Gambar 9.
Siklus I dan meningkat lagi menjadi
Peningkatan
hasil
diterapkan
Kreativitas
berpikir
model
pada
87,50%Siklus II. Kenaikan kreativitas
berpikir dan hasil belajar siswa telah
9
mencapai
indikator
Mahmudi,%20S.Pd,%20M.P
d,%20Dr./Makalah%2014%
20ALI%20UNY%20Yogya
%20for%20KNM%20UNIM
A%20_Mengukur%20Kema
mpuan%20Berpikir%20Krea
tif%20_.pdf
keberhasilan
sebesar 80% dari n: 32 siswa. Model
pembelajaran kooperatif think pair
sharedapat
dijadikan
sebagai
alternatif dari proses belajar mengajar
Prayitno. 2009. Dasar teori dan
praksis pendidikan. Padang:
Grasindo.
Mekanika Teknik II.
DAFTAR PUSTAKA
Sisdiknas. 2012. Sistem pendidikan
nasional
(SISDIKNAS)
undang-undang RI no. 20
tahun
2003
beserta
penjeasannya.
Bandung:
Nuansa Aulia.
Depdiknas. 2005. Penulisan Karya
Ilmiah
dalam
materi
pelatihan terintegrasi jilid 3.
Jakarta: Depdiknas Dirjen
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
Direktorat
Pendidikan Lanjut Pertama.
Sudjana Nana. 2014. Penilaian hasil
proses belajar mengajar.
Bandung: Rosdakarya.
Edi Sarwo, W. 2013. Peningkatan
kualitas pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair
share dengan media CD
pembelajaran pada siswa
kelas
V
SD
Negeri
Mangunsari
Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Diakses pada
tanggal 15 November 2014
dari
http://lib.unnes.ac.id/17428/1
/1401409181.pdf
Widarti
Atik. 2007. Efektivitas
penggunaan
metode
pembelajarn kooperatif think
pair share terhadap hasil
belajar pokok bahasan segi
empat pada siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Semarang
tahun ajaran 2006/ 2007.
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan,Universitas
Negeri Semarang.
Yuniarti Hanifah. 2013. Penerapan
model think pair share
dengan video pembelajaran
untuk
meningkatkan
keterampilan
berbicara
siswa kelas III SD Negeri
Karanganyar 02 Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Diakses pada
tanggal 15 November 2014
dari
http://lib.unnes.ac.id/17394/1
/1401409075.pdf
Huda Miftahul. 2014. Cooperatif
learning (metode, teknik,
struktur dan model terapan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
MahmudiAli.
2010.
Mengukur
kemampuan berpikir kreatif
matematis.
Universitas
Negeri Yogyakarta. Diakses
pada tanggal 1 Desember
2014
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/def
ault/files/penelitian/Ali%20
10
11
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE DALAM MATA PELAJARAN MEKANIKA
TEKNIK II SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Ulfia Atmaha Rohmawati, Muhammad Akhyar, Budi Harjanto
Program Studi PTM, FKIP, UNS Surakarta.
E-mail: ulfia_atm@yahoo.com
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the thinking creativity and the learning
result of the students in Grade X of State Vocational High School 2 of Surakarta in the subject
matter of Technical Mechanics II through the use of the Cooperative Learning Model of the Think
Pair Share type.This research used the classroom action research with three cycles. Each cycle
included planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were the
students as many as 32 in Grade X of TPM B of State Vocational High School 2 of Surakarta. The
data sources of research were a teacher and students. The data of research were collected through
in-depth interview, observation, documentation, and test.Validated by using the construct one. The
item analysis used the computer program of Iteman 3.00. The data were analyzed by using the
descriptive comparative model of analysis in the forms of percentage and mean ideal.The results
of this research show that the application of the Cooperative Learning Model of the Think Pair
Share type can improve the students’ thinking creativity. Prior to the treatment, the percentage of
the students’ thinking creativity is 30.41%. Following the treatment, it becomes 54.63% in Cycle I
and 80.52% in Cycle II respectively. The indicators of thinking creativity include fluency,
flexibility, elaboration, sensitivity, originality, novelty, and use of new approach use. The
application of the cooperative learning model of the think pair share can improve the students’
learning result. Prior to the treatment, the percentage of the students’ learning result is 71.87%.
Following the treatment, it becomes 81.25% in Cycle I and 87.50% in Cycle II respectively. Prior
to the treatment, the learning result score average is 74.60. Following the treatment, it becomes
76.75 in Cycle I and 81.05 in Cycle II respectively. Thus, the application of the Cooperative
Learning Model of the Think Pair Share type can improve the thinking creativity and the learning
result in learning the subject matter of Technical Mechanics II of the students in Grade X of State
Vocational High School 2 of Surakarta in Academic Year 2014/2015.
Keywords: Think pair share, thinking creativity, learning result.
masalah yang timbul guna memenuhi
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah
tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan
satu masalah yang sangat penting
Nasional menurut Undang-Undang
untuk mendapatkan perhatian dan
No. 20 tahun 2003 (Sisdiknas, 2012:
penanganan
2)yang
perkembangan
sesuai
dengan
jaman
menyatakan
pendidikan
dunia
nasional berfungsi mengembangkan
pendidikan. Berbagai cara dan usaha
kemampuan dan membentuk perilaku
dilakukan
serta
untuk
memajukan
pendidikan dan mengatasi berbagai
peradaban
bermanfaat
1
bangsa
dalam
yang
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal
Salah
ini bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran kooperatif yaitu model
potensi
pembelajaran kooperatif think pair
siswa
supaya
menjadi
satu
alternatif
model
share.
manusia yang beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Siswa diharapkan
Pada
SMK
Negeri
2
berakhlak mulia, berilmu, kreatif,
Surakarta,
terdapat
permasalahan
mandiri, serta menjadi warga negara
selama
proses
pembelajaran
yang bertanggung jawab.
berlangsung. Permasalahan tersebut
Setiap Sekolah Menengah
Kejuruan
(SMK)
yaitu
menyadari
kurangnya
kemampuan
berinteraksi antar siswa pada saat
pentingnya menghasilkan angkatan
proses
kerja yang terdidik dan terampil.
melibatkan siswa secara aktif dalam
Siswa
proses
mampu
perkembangan
mengikuti
teknologi
pembelajaran.
Guru
pembelajaran
sulit
dikarenakan
supaya
model dan media yang digunakan
memiliki daya saing untuk memasuki
kurang bervariasi sehingga proses
dan ikut berperan di dunia industri.
pembelajaran
Pendidikan
Masalah tersebut dapat diatasi dengan
sangat
penting untuk
menentukan masa depan, baik masa
kurang
memuaskan.
model pembelajaran kooperatif.
depan sekolah, siswa, maupun dunia
Berdasarkan
hasil
industri. Masa depan siswa ditentukan
pengamatan
oleh
Surakarta, model pembelajaran yang
pengalaman
belajar
dalam
hidupnya.
di
SMK
Negeri
2
digunakan adalah pembelajaran yang
Model
kooperatif
pembelajaran
pembelajaran
berpusat pada guru. Siswa yang
merupakan
model
antusias selama proses pembelajaran
dengan
sistem
berlangsung hanya siswa yang duduk
kelompok. Pembelajaran kooperatif
di
menggunakan
dibelakang kurang fokus terhadap
khusus
pendekatan
digunakan
siswa
strategi
dalam
depan,
materi
siswa
yang
yang
duduk
disampaikan.
bekerja sama secara kelompok selama
Keantusiasan
proses
berlangsung
pembelajaran berkisar 25% dengan n
menurut Sunan dan Hanz (Edi, 2013).
= 32 siswa. Kurangnya perhatian
pembelajaran
2
siswa
selama
sebagian siswa terhadap materi yang
interaksi
disampaikan
siswa
(Yuniarti, 2013: 33).Menurut Frank
memfokuskan dirinya pada teman
Lyman dari University of Maryland
maupun handphone yang siswa bawa.
(Huda, 2014: 132) kelompok think
Siswa menggunakan gadget ketika
pair share terdiri dari siswa yang
berlangsungnya
berpasangan
dikarenakan
pelajaran
secara
siswa
dalam
sembunyi-sembunyi, sehingga siswa
kelompoknya.
tidak
pertanyaan
mengikuti
pelajaran
yang
menurutArrends
tiap
Guru
atau
memberi
permasalahan,
sedang diajarkan oleh guru. Siswa
kemudian
menjadi
ingin
berpikir
yang
mengembangkan kreativitas berpikir
ini
dan menemukan ide baru. Siswa
berpikir
duduk berpasangan, kemudian siswa
pasif
dan
tidak
mengetahui
pelajaran
disampaiakan
guru.
menyebabkan
Hal
kreativitas
siswa
secara
diminta
untuk
individu
untuk
menjadi rendah akibat kurangnya
berdiskusi
pengetahuan tentang materi pelajaran.
tentang permasalahan yang diberikan
Menurut
(Mahmudi,
2010:
Mc
2)
dengan
pasangannya
Gregor
oleh guru. Guru meminta setiap
kreativitas
pasangan untuk saling berbagi atau
berpikir merupakan berpikir secara
mempresentasikan
luas lebih dari apa yang diajarkan dan
pasangan kepada siswa lain di depan
mengarah pada penemuan gagasan
kelas. Diskusi secara kelompok dapat
baru, pendekatan baru, perspektif
mengoptimalisasi partisipasi siswa
baru atau cara baru dalam memahami
dan
sesuatu. Kreativitas berpikir dalam
perbedaan dalam cara berpikir untuk
prosesnya lebih banyak menekankan
meningkatkan hasil belajar.
dapat
pada aspek kelancaran, keluwesan,
hasil
menerima
Hasil
belajar
diskusi
berbagai
menurut
kebaruan, dan keterincian, menurut
Prayitno
Isaken et al (Mahmudi, 2010: 2).
sesuatu yang diperoleh dengan usaha
Model
(2009:
204)
merupakan
pembelajaran
melakukan aktivitas untuk menguasai
kooperatifthink pair share merupakan
bahan yang dipelajari, sehingga dari
pembelajaran berbasis kelompok yang
yang tidak tahu menjadi tahu, dari
dirancang untuk mempengaruhi pola
yang tidak bisa menjadi bisa dan dari
3
yang
tidak
biasa
terbiasa.Sedangkan
menjadi
hasil
Menurut
pelajaran Mekanika Teknik II di SMK
Benjamin Bloom (Sudjana, 2014: 22)
belajar
siswa
pada
mata
Negeri 2 Surakarta.
hasil belajar dibagi menjadi tiga yaitu
METODE PENELITIAN
ranah kognitif, ranah afektif dan
Penelitian
ranah psikomotoris. Hasil belajar
penelitian
dikhususkan pada ranah kognitif yang
ini
merupakan
tindakan
kelas
(PTK).Proses pembelajaran dengan
mencakup tiga tingkataningatan (C1),
menerapkan
pemahaman (C2), dan penerapan
model
pembelajaran
kooperatif think pair share untuk
(C3).
Siswa
kreativitas
yang
meningkatkan kreativitas berpikir dan
memiliki
berpikir
hasil belajar siswa. Penelitian ini
ditunjukkan
terdiri dari dua siklus dengan disertai
dengan tujuh indikator, diantaranya
kelancaran,
keluwesan,
kondisi awal berupa Prasiklus, setiap
kebaruan,
siklus terdiri empat komponen yaitu
keterincian, kepekaan, keaslian dan
perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pendekatan baru. Kreativitas berpikir
observasi, dan refleksi yang mengacu
siswa akan tumbuh dan meningkat
pada model Kurt Lewin (Depdiknas,
seiring dengan dilakukannya diskusi
perkelompok
suatu
untuk
permasalahan.
menyatakan
bahwa
pembelajaran
think
2005).
memecahkan
pair
Kagan
Tindakan
model
share
Pengamatan
Perencanaan
bermanfaat bagi siswa maupun bagi
guru (Widarti, 2007). Siswa dapat
menggunakan
waktu
untuk
Refleksi
lebih
banyak berpikir dan saling bertukar
pendapat
antara
pasangannya.
satu
Penerapan
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan
Kelas Kurt Lewin
(Depdiknas, 2005).
dengan
model
Subyek penelitian ini yaitu
pembelajaran kooperatif think pair
siswa kelas X TPM B SMK Negeri 2
sharepada artikel ini bertujuan untuk
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
meningkatkan kreativitas berpikir dan
4
Panjang interval=
Subyek penelitian ini berjumlah 32
siswa yang seluruhnya siswa laki-laki.
Teknik
pengumpulan
data
Indikator
menggunakan wawancara, observasi,
80%
validitas data menggunakan validitas
Analisis
butir
siswa
1. Prasiklus
Proses
Rumus Mean Ideal menurut Nana
dikategorikan
4
pembelajaran
yang
Mekanika Teknik II pada tahap
kriteria
Prasiklus dengan menerapkan model
122)
menjadi
ketuntasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kreativitas berpikir siswa.
(2014:
kriteria
hasil
Ideal
digunakan untuk mengkategorikan
Sudjana
Nilai
meningkatkan
KKM sebanyak 80% dari n: 32 siswa.
komparatif dalam bentuk persentase
tingkat
meningkatkan
harus bisa mencapai nilai di atas
Analisis data menggunakan deskriptif
Mean
dapat
minimal (KKM) yaitu 75, jadi siswa
kesukaran, daya beda, dan reliabilitas.
ideal.
dapat
belajar.
untuk menguji uji validitas tes, indek
mean
siswa
kreativitas berpikir, (2) Minimal 80%
tes
menggunakan program iteman 3.00
dan
dalam
penelitian ini meliputi: (1) Minimal
dokumentasi, dan pemberian tes. Uji
konstruk.
kerja
pembelajaran konvensional. Proses
sebagai berikut:
belajar mengajar berpusat pada guru.
Mi=
Hal
ini
menunjukkan
kreativitas
berpikir siswa rendah dengan Rata-
SDi=
rata kreativitas berpikir Prasiklus
Kriteria:
Sangat Tinggi
= ≥ M + 1,5 S
Tinggi
= ≥ M – < M + 1,5
sebesar
30,41%.
Berikutindikator
kreativitas berpikir prasiklus siswa
disajikan pada Gambar 2.
S
Rendah
= ≥ M - 1,5 S –< M
Sangat Rendah
= ≤ M - 1,5 S
Menurut Sturges (Noegroho,
2005:45) kategori hasil belajar:
Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n
5
Persentase
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Gambar 3. Hasil Belajar Prasiklus
35
32,8 30,5 29,735,55
28,5228,52
Hasil
refleksi
terhadap
pembelajaran Prasiklus yaitu dengan
menerapkan
model
think
kooperatif
pembelajaran
pair
sharepada
proses pembelajaran yang dilakukan
pada Siklus I. Materi yang diberikan
Indikator Kreativitas Berpikir
pada Siklus I yaitu tentang kopling.
Gambar 2. Kreativitas Berpikir
Prasiklus
Hasil observasi kreativitas
berpikirmenunjukkanrendah,
2. Siklus I
siswa
Pada
pertemuan
pertama
kurang berperan aktif selama proses
guru menyampaikan materi secara
pembelajaran
garis besar tentang kopling kemudian
berlangsung
dikarenakan
guru
sebagai
pusat
membagi pasangan. Setiap pasangan
pembelajaran.
terdiri dari dua siswa yaitu teman
Hasil
belajar
Prasiklus
sebangku.
Siswa
diminta
untuk
sebesar 71,87% dengan nilai rata-rata
melakukan tahap think dan pair. Pada
74,60 masih di bawah nilai kriteria
pertemuan kedua setiap pasangan
ketuntasan minimal (KKM). Terdapat
saling berbagi (share) ke depan kelas
siswa yang belum mecapai nilai KKM
dari hasil diskusi. Selama proses
sebanyak 9 siswa dengan persentase
pembelajaran Siklus I berlangsung
28,13%.
diadakan
Hasil
belajar
Prasiklus
Frekuensi
ditunjukkan pada Gambar 3.
20
15
10
5
0
untuk mengukur tingkat kreativitas
berpikir
0
2
kreativitas
berpikir menggunakan lembar amatan
19
2
pengamatan
5
4
siswa.
melakukan
diadakan
Setelah
Siklus
tes
I
Siklus
selesai
kemudian
I,
untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan
pembelajaran
Interval Nilai Prasiklus
diidentifikasi
6
Siklus
kreativitas
hasil
Idapat
berpikir
siswa mengalami peningkatan dari
Rata-rata
kreativitas
Frekuensi
Prasiklus.
berpikir Siklus I sebesar 54,63%.
Siswa sudah mulai berinteraksi dan
11
12
10
8
6
4
2
0
2
1
11
4
3
ikut aktif selama pembelajaran akan
tetapi
masih
bertanya.
malu-malu
Ditunjukkan
dalam
dari
cara
Interval Nilai Siklus I
Gambar 5. Histogram Hasil
Belajar Siklus I
berbicara yang belum lancar. Berikut
indikator kreativitas berpikir Siklus I
Hasil observasi pada proses
pada Gambar 4.
Persentase
pembelajaran Siklus I yaitu terdapat
siswa yang masih kurang berani
65 58,98
60,55
60
53,9
53,5253,52
51,250,78
55
50
45
dalam mengemukaan pendapat, serta
interaksi
setiap
pasangan
kurang
begitu maksimal. Tindakan refleksi
yang dilakukan adalah mengganti
jumlah setiap pasangan menjadi 4
Indikator Kreativitas Berpikir
siswa, untuk mempengaruhi pola
Gambar 4. Kreativitas Berpikir
Siklus I
Hasil
tes
Siklus
berinteraksi maupun pola berpikir
siswa.
I
3. Siklus II
menunjukkan siswa yang mampu
Pembelajaran
mengerjakan soal tentang kopling dan
Siklus
mendapatkan nilai di atas KKM
dengan
sebesar 81,25% dengan rata-rata nilai
pembelajaran kooperatif think pair
76,75. Sedangkan 6 siswa belum
share berdasarkan refleksi dariSiklus
tuntas
persentase
Iyang masih terdapat kekurangan.
siswa
Terdapat siswa yang kurang percaya
dengan
18,75%.Hasil
belajar
diri
ditunjukkan pada Gambar 5.
penerapan
II
untuk
pendapatnya
model
mengemukakan
serta
model
pembelajaran yang belum familiar
sehingga belum berjalan dengan baik.
7
Persentase
Pada Siklus II materi yang diberikan
tentang roda gigi.
Pada
pertemuan
pertama
84,7683,6
82,881,25
79,76
86
84
82
80
78
76
74
72
70
76,2 75,4
guru menyampaikan materi secara
garis
besar
kemudian
membagi
pasangan. Setiap pasangan terdiri dari
empat
siswa
bangku.
yaitu
Siswa
teman
antar
diminta
Indikator Kreativitas Berpikir
untuk
Gambar 6. Kreativitas Berpikir
Siklus II
melakukan tahap think dan pair. Pada
pertemuan kedua setiap pasangan
Hasil
tes
saling berbagi (share) ke depan kelas
menunjukkan
hasil
dari hasil diskusi setiap pasangan.
meningkat.Siswa
Selama proses pembelajaran Siklus II
mengerjakan soal tentang roda gigi
dilakukan
kreativitas
dan mendapatkan nilai tuntas di atas
berpikir menggunakan lembar amatan
KKM sebesar 87,50% dengan rata-
untuk mengukur tingkat kreativitas
rata nilai 81,50.Berikut hasil belajar
berpikir
Siklus II ditunjukkan pada Gambar 7.
siswa.
melakukan
diadakan
Setelah
Siklus
tes
II
Siklus
selesai
II,
untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan
hasil
pembelajaran
Siklus
diidentifikasi
kreativitas
belajar
II
siswa
mampu
kemudian
Frekuensi
pengamatan
Siklus
II
dapat
12
10
8
6
4
2
0
berpikir
11
9
5
4
2
1
siswa mengalami peningkatan dari
62,5 69,5 76,5 83,5 90,5 97,5
– – – – –
68,5 75,5 82,5 89,5 96,5 100
Siklus I.Rata-ratakreativitas berpikir
Interval Nilai Siklus II
siswa
meningkat
menjadi80,52%
Gambar 7. Hasil Belajar Siklus II
pada Siklus II. Siswa mulai terbiasa
mengungkapkan
pendapat
Kreativitas
kepada
berpikir
siswa
teman di kelas. Indikator kreativitas
dari Prasiklus, Siklus Idan Siklus II
berpikir Siklus II disajikan dalam
meningkat
bentuk diagram pada Gambar 6.
mencapai indikator keberhasilan. Hal
8
secara
signifikan
dan
ini
berarti
penerapan
model
100
pembelajaran kooperatif think pair
80
Persentase
share dapat meningkatkan kreativitas
berpikir siswa pada mata pelajaran
Mekanika Teknik II. Peningkatan
81,25
87,7
60
40
20
0
Kreativitas berpikir dari Prasiklus,
Nilai Rata-Rata Klasikal
Siklus I dan Siklus II ditunjukkan
Prasiklus
pada Gambar 8.
Siklus I
Siklus II
Gambar 9. Hasil Belajar Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II
100
80,524
80
Persentase
71,87
SIMPULAN
54,63
60
Tujuan dari penelitian ini
30,41
40
yaitu untuk meningkatkan kreativitas
20
berpikir dan hasil belajar siswa
0
Rata-rata Kreativitas Berpikir
Prasiklus
dengan
belajar
model
pembelajaran kooperatif think pair
Siklus I
share pada mata pelajaran Mekanika
Gambar 8. Kreativitas Berpikir
Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II.
Hasil
menerapkan
Teknik II. Hal ini ditunjukkan pada
kreativitas berpikir dan hasil belajar
yang meningkat secara signifikan
siswa
meningkat dari Prasiklus ke Siklus I
setelah
dan dari Siklus I ke Siklus II. hal ini
pembelajaran kooperatif think pair
berarti penerapan model pembelajaran
share.
kooperatif think pair share dapat
Prasiklus 30,41% meningkat menjadi
meningkatkan hasil belajar siswa
54,63% pada Siklus I dan pada Siklus
pada mata pelajaran Mekanika Teknik
II menjadi 80,52%. Hasil belajar
II.
belajar
Prasiklus sebesar 71,87% kemudian
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
meningkat menjadi 81,25% pada
ditunjukkan pada Gambar 9.
Siklus I dan meningkat lagi menjadi
Peningkatan
hasil
diterapkan
Kreativitas
berpikir
model
pada
87,50%Siklus II. Kenaikan kreativitas
berpikir dan hasil belajar siswa telah
9
mencapai
indikator
Mahmudi,%20S.Pd,%20M.P
d,%20Dr./Makalah%2014%
20ALI%20UNY%20Yogya
%20for%20KNM%20UNIM
A%20_Mengukur%20Kema
mpuan%20Berpikir%20Krea
tif%20_.pdf
keberhasilan
sebesar 80% dari n: 32 siswa. Model
pembelajaran kooperatif think pair
sharedapat
dijadikan
sebagai
alternatif dari proses belajar mengajar
Prayitno. 2009. Dasar teori dan
praksis pendidikan. Padang:
Grasindo.
Mekanika Teknik II.
DAFTAR PUSTAKA
Sisdiknas. 2012. Sistem pendidikan
nasional
(SISDIKNAS)
undang-undang RI no. 20
tahun
2003
beserta
penjeasannya.
Bandung:
Nuansa Aulia.
Depdiknas. 2005. Penulisan Karya
Ilmiah
dalam
materi
pelatihan terintegrasi jilid 3.
Jakarta: Depdiknas Dirjen
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
Direktorat
Pendidikan Lanjut Pertama.
Sudjana Nana. 2014. Penilaian hasil
proses belajar mengajar.
Bandung: Rosdakarya.
Edi Sarwo, W. 2013. Peningkatan
kualitas pembelajaran IPA
melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair
share dengan media CD
pembelajaran pada siswa
kelas
V
SD
Negeri
Mangunsari
Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Diakses pada
tanggal 15 November 2014
dari
http://lib.unnes.ac.id/17428/1
/1401409181.pdf
Widarti
Atik. 2007. Efektivitas
penggunaan
metode
pembelajarn kooperatif think
pair share terhadap hasil
belajar pokok bahasan segi
empat pada siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Semarang
tahun ajaran 2006/ 2007.
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan,Universitas
Negeri Semarang.
Yuniarti Hanifah. 2013. Penerapan
model think pair share
dengan video pembelajaran
untuk
meningkatkan
keterampilan
berbicara
siswa kelas III SD Negeri
Karanganyar 02 Semarang.
Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Diakses pada
tanggal 15 November 2014
dari
http://lib.unnes.ac.id/17394/1
/1401409075.pdf
Huda Miftahul. 2014. Cooperatif
learning (metode, teknik,
struktur dan model terapan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
MahmudiAli.
2010.
Mengukur
kemampuan berpikir kreatif
matematis.
Universitas
Negeri Yogyakarta. Diakses
pada tanggal 1 Desember
2014
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/def
ault/files/penelitian/Ali%20
10
11