PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) KELAS XI SMK TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Rahmawati | Jurnal Nosel 8108 17001 1 SM

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR
TEKNIK PEMESINAN BUBUT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) KELAS XI SMK
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dyah Ayuk Rahmawati, Indah Widiastuti, Budi Harjanto
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas Sebelas Maret
Kampus V UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta, Telp./Fax 0271 718419
email: dyahayukrahmawati@rocketmail.com
Abstract
This research is a Classroom Action Research which conducted in two cycles. Each cycle
consists of planning, action, observation, and reflection stage. The research was conducted class XI
Mechanical Engineering academic year 2014/2015. Data obtained through field observations,
interviews, achievement test (pre-test cycle, the first cycle and second cycle) and documentation.
This study uses comparative descriptive data analysis techniques. It shows that the implementation
of cooperative learning model Think Pair Share (TPS) improves the student critical thinking skills
and learning outcomes at class XI Mechanical Engineering academic year of 2014/2015 in the
subjects of Lathe Machining. In the pre-cycle stage where conventional method was used, it is
found that the critical thinking skills and learning outcomes is quite low. When the cooperative
learning model Think Pair Share (TPS) was applied, the student critical thinking skills and student
learning outcomes increase eventhough it was still under the research target of 70% on each of the
indicators of critical thinking skills and a minimum of 70% of students completed the minimum

mastery criteria (≥75). The target value of critical thinking skills and learning outcomes in the
second cycle until been reached the intended target. An increase in the percentage of students who
passed the minimum mastery criteria of pre-cycle of 34.375% to 78.125% in the second cycle or an
increase of 43.75%.
Keywords : cooperative learning model, Think Pair Share (TPS), critical thinking skills, learning
outcomes
PENDAHULUAN
SMK adalah satu lembaga pendidikan

adalah

perbaikan

kualitas

kegiatan

kejuruan tingkat menengah memiliki delapan

pembelajaran yaitu dengan adanya proses


tujuan sekolah, yang tiga diantaranya yaitu

pembelajaran

pertama, menyiapkan peserta didik yang

pembelajaran yang sesuai.

yang

menerapkan

model

cakap, mampu memahami dan menerapkan

Mata Pelajaran Teknik Pemesinan

budi pekerti luhur, kedua menyiapkan peserta


Bubut kelas XI mencakup teori pemesinan

didik

untuk

bubut untuk menunjang penguasaan dan

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

pemahaman siswa jurusan Teknik Mesin di

lebih tinggi, dan ketiga menyiapkan dan

SMK. Dalam hal ini keterampilan berpikir

melaksanakan kegiatan rekayasa teknologi.

kritis siswa sangat berpengaruh karena siswa


Salah satu usaha yang harus ditempuh SMK

akan dituntut lebih aktif berpikir dan bernalar

untuk mencapai tujuan sekolah tersebut

serta mengungkapkan segala ide ataupun

agar

mampu

bersaing

1

gagasan

dalam


menghadapi

suatu

Pelajaran 2014/2015. Rata-rata ketuntasan

permasalahan, dan pada akhirnya akan

individu ketuntasan klasikal pada Ulangan

berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas

Tengah Semeseter Gasal hanya 33,33% pada

XI pada mata pelajaran Teknik Pemesinan

nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

Bubut. Oleh karena itu, dalam kegiatan


75.

pembelajaran Teknik Pemesinan Bubut kelas

Beberapa kemungkinan permasalahan

XI, guru seharusnya mampu menerapkan

tersebut muncul antara lain disebabkan oleh

metode

mampu

rendahnya pemahaman siswa terhadap materi

mampu

yang diajarkan. Pembelajaran yang pada


memahami materi yang disampaikan guru,

umumnya dilaksanakan oleh guru cenderung

dan memecahkan suatu permasalahan dengan

menerapkan metode konvensional. Disini

baik dan kritis. Maka dari itu, suatu kegiatan

siswa hanya menerima pengetahuan dari guru

pembelajaran

tanpa

pembelajaran

memotivasi


siswa

yang

untuk

aktif,

diperlukan

suatu

model

pembelajaran yang inovatif.
Berdasarkan

ada


proses

mengidentifikasi

kesimpulan, mengidentifikasi alasan yang

pengamatan

peneliti

dinyatakan,

meresume,

membangun

bersama rekan-rekan yang dilakukan pada

keterampilan dasar, serta bekerja sama dalam


saat

memutuskan

pelaksanakan

Praktek

Pengalaman

atau

memecahkan

suatu

Lapangan (PPL) di salah satu SMK terlihat

masalah. Sehingga siswa kurang terlatih


bahwa keterampilan berpikir kritis siswa

untuk

pada Mata Pelajaran Teknik Pemesinan

sebagai wujud berpikir kritis.

Bubut

masih

daya

nalarnya

Rendahnya

Siswa perlu pembiasaan berpikir kritis

keterampilan berpikir kritis ditunjukkan oleh:

untuk memahami materi, sehingga siswa

(1)

dalam

nantinya

akan

pembelajaran, (2) siswa kurang mampu

berbagai

sumber, tidak asal

memecahkan suatu permasalahan dengan

pertanyaan dan terjadinya peningkatan hasil

baik

belajar siswa. Untuk itu diperlukan model

siswa

dan

pertanyaan,

rendah.

mengembangkan

cenderung

cenderung

asal

menjawab

pembelajaran

mencari

kebenaran

dari

menjawab

belum

pembelajaran yang mampu meningkatkan

mengembangkan

keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar

keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga

siswa. Model pembelajaran yang dirasa

siswa kurang dilatih untuk mengembangkan

cocok yaitu model pembelajaran kooperatif

keterampilan berpikir kritis.

tipe

berorientasi

(3)

pasif

untuk

Think

Pair

Share

(TPS).

Model

Hasil belajar siswa yang masih rendah

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

terlihat dari belum tercapainya ketuntasan

Share (TPS) secara langsung mendorong

individu dan ketuntasan klasikal pada hasil

siswa untuk berpikir baik secara individu

Ulangan Tengah Semester Gasal Tahun

maupun
2

berpasangan

sehingga

mampu

memiliki

keterampilan

berpikir

Menurut

kritis

Piaget

dan

Vygotsky

terhadap informasi yang didapat. Dalam

Sugiyanto,

2009),

penerapan model pembelajaran kooperatif

kooperatif

(cooperative

tipe Think Pair Share (TPS), siswa dapat

strategi yang digunakan untuk proses belajar,

memahami suatu materi secara berkelompok

di mana siswa akan lebih mudah menemukan

dan saling membantu antara satu dengan

secara komprehensif konsep-konsep yang

yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk

sulit jika mereka mendiskusikannya dengan

menciptakan suatu semangat berpikir yang

siswa yang lain tentang masalah yang

mendorong

dihadapi.

siswa

untuk

bertanya

dan

model

(dalam

pembelajaran

learning)

yaitu

mengkaji pemikiran mereka sendiri untuk

Menurut Kagan dalam Eggen, dan

memastikan tidak terjadi logika yang tidak

Kauchak (2012:134) menyatakan bahwa

konsisten

model pembelajaran kooperatif tipe Think

maupun

diharapkan

hasil

keliru.
belajar

Sehingga
siswa

bisa

Pair

meningkat.

Share

(TPS)

merupakan

strategi

kelompok yang meminta siswa individual di

Rumusan masalah dalam penelitian

dalam pasangan belajar untuk menjawab

tindakan kelas ini adalah apakah penerapan

pertanyaan guru baru kemudian berbagi

model pembelajaran kooperatif tipe Think

jawaban dengan siswa lain. Menurut Huda

Pair

meningkatan

(2013: 132-136) bahwa model pembelajaran

keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat

belajar siswa pada mata pelajaran Teknik

memberi siswa waktu yang lebih banyak

Pemesinan Bubut di kelas XI Teknik Mesin?.

untuk berpikir, memungkinkan siswa untuk

Share

(TPS)

dapat

Menurut Winataputra dalam Sugiyanto

bekerja

secara

mandiri

dan

kelompok,

(2009:3), model pembelajaran merupakan

mampu mengoptimalkan partisipasi siswa

kerangka konseptual yang menggambarkan

sedikitnya delapan kali lebih banyak, serta

prosedur

dalam

dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

dan tingkatan kelas Pada intinya, model

mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

sebagai pedoman dalam perancanaan dan

Share (TPS) merupakan model pembelajaran

pelaksanakan

yang menuntut siswa untuk tidak hanya

Menurut

yang

sistematis

kegiatan

Sugiyanto

pembelajaran.

(2009:

model

berpikir dan memecahkan masalah atau

pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pertanyaan dari guru secara individual namun

pembelajaran

pada

diharapkan untuk dapat bekerja sama secara

penggunaan kelompok kecil siswa untuk

kelompok dengan menunjukkan partisipasi

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi

mereka kepada siswa lain.

yang

belajar untuk mencapai

37),

berfokus

tujuan belajar.
3

Model pembelajaran kooperatif tipe

permasalahan tersebut melalui gabungan

Think Pair Share (TPS) terdiri dari 3 tahapan

informasi

yaitu tahap (1) Berpikir (think), siswa untuk

terpercaya.

memikirkan pertanyaan yang diajukan oleh

dalam proses pembelajaran sangat penting

guru secara mandiri. (2) Berpasangan (pair),

dalam upaya mengembangkan potensi siswa.

para siswa berpasangan dan mendiskusikan

Indikator keterampilan berpikir kritis

mengenai apa yang telah dipikirkan maupun

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

diperoleh. (3) Berbagi (share), siswa berbagi

sembilan indikator yang dikembangkan oleh

atau

secara

Ennis tersebut. Berikut 9 indikator yang

keseluruhan mengenai hasil diskusi mereka.

digunakan : (1) memfokuskan pertanyaan,

Pada intinya, model pembelajaran kooperatif

(2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan

tipe Think Pair Share (TPS) menggunakan

menjawab

metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan

pertanyaan

dengan diskusi pleno.

mempertimbangkan

bekerjasama

dengan

kelas

Menurut Eggen, dan Kauckak (2012:

dari

beberapa

sumber

yang

Keterampilan

berpikir

kritis

pertanyaan
yang

sumber,

(5)

klarifikasi
menantang,

kredibilitas
mengobservasi

dan
(4)
suatu
dan

119) mendefinisikan bahwa berpikir kritis

mempertimbangkan

merupakan kemampuan dan kecenderungan

mendefinisikan

seseorang dalam membuat dan melakukan

mempertimbangkan definisi, (7) membuat

asesmen terhadap kesimpulan berdasarkan

dan dan mempertimbangkan nilai keputusan,

bukti. Menurut Glaser bahwa berpikir kritis

(8)

sebagai sikap berpikir mendalam tentang

berinteraksi dengan orang lain.

permasalahan, pengetahuan tentang metode

observasi,

istilah

memutuskan

Belajar

hasil

suatu

merupakan

(6)
dan

tindakan,

aktivitas

(9)

yang

pemeriksaan dan penalaran yang logis serta

dilakukan seseorang untuk mendapatkan

terampil dalam penerapannya. Berpikir kritis

perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-

menuntut upaya keras untuk memeriksa bukti

pelatihan

pendukung dan kesimpulan lanjutan yang

Hasil belajar merupakan tujuan akhir yang

diakibatkannya (Fisher, 2009: 3).

ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan

Keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan

berpikir

yang

atau

pengalaman-pengalaman.

pembelajaran. Menurut Wahidmurni, dkk.

melibatkan

(2010: 18) menyatakan bahwa seseorang

proses kognitif dan memotivasi siswa untuk

dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar

berpikir reflektif untuk memecahkan suatu

apabila ia mampu menunjukkan adanya

masalah. Keterampilan berpikir kritis mampu

perubahan tingkah laku dalam dirinya.

melatih diri seseorang dalam mengenali

Perubahan hasil belajar pada individu siswa

permasalahan, mengatasi permasalah, dan

dapat

mengambil keputusan dalam pemecahan

kemampuan berpikir. Seorang guru yang
4

ditandai

dengan

perubahan

mampu

mengembangkan

peneliti

model

bertindak

sebagai

materi

guru

yang

pembelajaran yang terarah pada latihan

menyampaikan

pembelajaran.

.

berpikir kritis siswa akan sangat mendukung

Observasi dilakukan observer berdasarkan

perubahan kemampuan berpikir siswa yang

instrument lembar observasi yang telah

ditunjukkan dari hasil belajar siswa tersebut.

dibuat peneliti. Observasi dilakukan untuk

(Annurahman: 2009: 38).

mengamati hasil keterampilan berpikir kritis
siswa di serta observasi terhadap kemampuan
guru dalam menyampaikan peneliti. 4)

METODE PENELITIAN

Langkah

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

Refleksi

(Reflection)

meliputi:

terdirip dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.

peneliti menganalisis hasil tes hasil belajar

Prosedur penelitian tindakan kelas yang

maupun

dilaksanakan

keterampilan berpikir kritis siswa yang masih

meliputi:

(1)

Perencanaan

angket

dan

hasil

(Planning), (2) Pelaksanaan tindakan kelas

menggunakan

(Action), (3) Pengamatan (Observation), (4)

konvensional. Sebagai data penunjang maka

Refleksi (Reflection). 1) Langkah yang

dilakukan

wawancara

terhadap

guru

dilakukan pada tahap perencanaan (planning)

kemudian

dilakukan

analisis

hasil

adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

wawancara.

Pembelajaran
permasalahan

(RPP),
untuk

pembelajaran

didiskusikan

mempersiapkan

Subjek dalam penelitian ini adalah

dalam
siswa

lembar

Teknik

Mesin

yang

rata-rata kelas 65,8 dengan jumlah 2 siswa
yang hanya lulus KKM, serta dengan jumlah

2) Langkah Tindakan (Action) yaitu guru

siswa yang genap yaitu 32 siswa yang

melaksanakan rencana pembelajaran yang

seluruhnya

telah dirancang. Pada tahap pra siklus guru

putra

sehingga

sangat

memungkinkan untuk membentk kelompok

menerapkan metode konvensional. Pada

secara berpasangan.

siklus I dan siklus II guru melaksanakan

Teknik

pembelajaran dengan menerapkan model

pengumpulan

data

yang

digunakan meliputi wawancara, observasi,

pembelajaran Think Pair Share (TPS) sesuai

angket, tes, dan dokumentasi. Sedangkan alat

dengan yang telah direncanakan dalam RPP.

pengumpulan data penelitian ini yaitu lembar

3) Langkah Pengamatan (Observation) dalam

observasi, lembar tes, lembar angket, dan

penelitian ini dilakukan oleh guru mata

wawancara.

pelajaran Teknik pemesinan dan teman
penelitian

XI

semester gasal siswa rendah yaitu dengan

dan alat pembelajaran yang akan digunakan.

Dalam

kelas

memperoleh hasil nilai ulangan tengah

lembar wawancara, mempersiapkan media

peneliti.

pembelajaran

menyiapkan

observasi, angket, soal tes hasil belajar dan

sejawat

metode

observasi

Validitas

lembar

tes

dan

menggunakan expert judgment. Sedangkan

ini,
5

validitas

lembar

menggunakan

uji

observasi
validitas

dan
isi

angket

P=

%

(content

validity) dan validitas konstruk (contruct

Keterangan:

validity). Lembar angket dilakukan uji coba

P

terlebih

∑x = jumlah siswa yang mendapatkan nilai

dahulu

untuk

mendapatkan

= presentase
≥ KKM

instrumen yang valid.

N = jumlah siswa seluruhnya.
Lembar observasi terdiri dari lembar
Indikator keberhasilan penelitian ini

observasi guru dan observasi keterampilan
dalam

adalah memperoleh minimal 70% pada rata-

mengikuti pembelajaran dengan berpedoman

rata masing-masing indikator keterampilan

pada lembar amatan. Lembar angket berupa

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran

angket keterampilan berpikir kritis siswa

Teknik Pemesinan Bubut dan Minimal 70%

untuk mengamati kegiatan siswa

dalam

siswa tuntas KKM atau mendapatkan nilai

proses

dapat

berpikir

berpikir

kritis

pembelajaran

siswa

sehingga

75.

diketahui apakah proses pembelajaran dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN

meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian

Pada pembahasan ini akan disajikan

ini adalah tes tertulis yang essay untuk

bagaimana hasil penelitian tindakan kelas

mengetahui adanya peningkatan hasil belajar

yang telah dilakukan terdiri dari pra siklus,

siswa. Tipe tes yang digunakan dalam

siklus I, dan siklus II.

penelitian ini adalah tipe subjektif bentuk

penelitian dapat disajikan sebagai berikut:

Adapun hasil

Hasil dari pengamatan guru terbukti

uraian (essay).
angket

mengalami peningkatan dari 3,54% dengan

dihitung nilai rata-rata setiap siklusnya

kategori sangat baik pada siklus I menjadi

menggunakan rumus :

3,97% dengan kategori sangat baik pada

Data

hasil

observasi

dan

siklus II. Hasil pengamatan guru digunakan
Rata - rata =

x 100 %

sebagai acuan refleksi.

Sedangkan perhitungan hasil tes untuk

Perbandingan hasil dari pengamatan

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil

menggunakan rumus sebagai berikut:

perhitungan angket pada setiap siklusnya
didapatkan hasil sebagai berikut.

6

Tabel 1. Perbandingan
ikir Kritis Siswa Pra
gan Hasil Observasi Keterampilan Berpiki
Siklus, Sikluss I dan Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Indikator Keterampilan Ber
Berpikir Kritis Siswa
Memfokuskan pertanyaan
an
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawabb pe
pertanyaan klarifikasi
dan pertanyaan yang mena
menantang
nantang
Mempertimbangkan kredibi
kredibilitas
dibilitas suatu sumber
Mengobservasi dan mempe
mempertimbangkan
pertimbangkan hasil
observasi
Mendefinisikan istilahh dan m
mempertimbangkan
definisi
Membuat dan dan memper
mempertimbangkan
pertimbangkan nilai
keputusan
Memutuskan suatu tindaka
tindakan
kan
Berinteraksi dengan orang
ng llain
Rata-rata
Kriteria

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Pra
Siklus
41,80%
44,14%
45,70%

Siklus
us I

Siklus II

Target

60,16%
61,33%
58,98%

74,61%
72,66%
74,61%

70%
70%
70%

36,33%
45,31%

54,30%
56,64%

70,31%
71,09%

70%
70%

43,75%

57,81%

71,88%

70%

42,58%

55,08%

71,48%

70%

42,19%
39,84%
42,40%
Cukup

55,47%
64,84%
58,29%
Cukup

70,70%
80,47%
73,09%
Baik

70%
70%

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Target

Diagram 1. Grafikk Per
Perbandingan Hasil Observasi Keterampilann ber
berpikir kritis Siswa
pada Pra Sikl
iklus, Siklus I dan Siklus II

7

Tabel 2. Perbandingan
ritis Siswa Pra Siklus,
gan Hasil Angket Keterampilan berpikir krit
Siklus I dan Sikl
iklus II
No

Indikator Keterampilann Be
Berpikir Kritis Siswa

1
2
3

Memfokuskan pertanyaan
an
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawabb pe
pertanyaan
klarifikasi dan pertanyaan
an yang menantang
Mempertimbangkan kredibi
kredibilitas
dibilitas suatu sumber
Mengobservasi dan mempe
mempertimbangkan
mpertimbangkan hasil
observasi
Mendefinisikan istilahh dan
mempertimbangkan defini
definisi
inisi
Membuat dan dan memper
mempertimbangkan
pertimbangkan nilai
keputusan
Memutuskan suatu tindaka
tindakan
ndakan
Berinteraksi dengan orang
ng lain
Rata-rata
Kriteria

4
5
6
7
8
9

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Pra
Siklus
56,25 %
65,63%
65,68%

Siklus
us I

Siklus II

Target

65,43%
75,39%
68,49%

70,70 %
77,15%
71,35%

70%
70%
70%

61,33%
57,03%

69,92%
64,84%

76,35%
71,09%

70%
70%

57,03%

65,36%

70,31%

70%

57,55%

67,71%

70,05%

70%

57,03%
55,72%
58,84%
Cukup

68,36%
75,26%
68,97%
Baik

72,27%
79,17 %
73,16%
Baik

70%
70%

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Target

Diagram 2. Grafik Perbandi
ndingan Hasil Angket Keterampilan berpikir kr
kritis Siswa pada
Data/
ata/Penelitian Awal, Siklus I dan Siklus I

Peningkatan ini seiring denga
dengan peningkatan tes hasil belajar siswa ya
yang bisa dilihat pada
Tabel 3 dan ditunjukkan pada Dia
iagram 3 berikut.

8

Tab
Tabel 3. Hasil Peningkatan Hasil Belajar
No
1
2
3

Rekap
Hasil Tes
Jumlah siswa yang
tuntas
Jumlah siswa yang
tidak tuntas

Pra
S
Siklus

%

Siklus
I

%

Siklus
II

%

11

34,375 %

17

53,125%

25

78,125%

21

65,625 %

15

46,875%

7

21,875%

Rata-rata Tes (Kelas)

67,12

73,78

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

78,06

Pra
ra S
Siklus
Siklu
iklus I
Siklu
iklus II
Targ
arget

Pr
Presentase Hasil Belajar Siswa yang
Tuntas

Diagram 3. Grafik
afik P
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Praa S
Siklus ke Siklus I dan
dari Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan diagram I di atas, dapat

keterampilan berpikir se
sebesar 58,29% dengan

dilihat peningkatan keterampil
pilan berpikir

kriteria cukup. Pada has
hasil observasi siklus II

kritis siswa mulai dari pra siklus,
klus, ke siklus I,

menunjukkan

dan siklus II pada hasil observa
observasi. Kondisi

keterampilan berpikir kr
kritis pra siklus sebesar

siswa

73,09% dengan kriteria
ia bbaik.

pada

pra

siklus

m
menunjukkan

keterampilan berpikir kritiss si
siswa masih

nilai

presentase

rata-rata

Berdasarkan diagr
agram II di atas, dapat

hasi
hasil

observasi

dilihat peningkatan ke
keterampilan berpikir

presentase
ntase

rata-rata

kritis siswa mulai darii pr
pra siklus, siklus I, dan

keterampilan berpikir kritis praa si
siklus sebesar

siklus II pada hasil angk
ngket. Pada hasil angket

42,40% dengan kriteria cukup.. K
Kondisi siswa

menunjukkan

pada siklus I menunjukkann ke
keterampilan

keterampilan berpikir kr
kritis pra siklus sebesar

berpikir kritis siswa siklus
us I mengalami

sebesar 58,84% dengan
an kriteria cukup. Hasil

peningkatan dari pra siklus, meski
eskipun target

angket keterampilan berp
berpikir kritis siswa pada

belum tercapai. Pada hasil obser
observasi siklus I

siklus I mengalami pe
peningkatan dari pra

menunjukkan

siklus

tergolong

rendah.

menunjukkan

nilai

nilai

Pada

presentase
ntase

rata-rata
9

menjadi

nilai

presentase

sebesa
besar

68,97%

rata-rata

dengan

kriteria baik. Pada hasil angket siklus I

kodisi akhir (siklus II) terjadi peningkatan

terdapat 2 indikator yang menunjukkan

hasil belajar siswa dari jumlah siswa yang

tercapainya target yaitu indikator nomor 2

tuntas 34,375% menjadi 78,125% atau terjadi

(menganalisis argument) dan indikator nomor

peningkatan sebesar 43,75 %.

9 (berinteraksi dengan orang lain). Pada hasil

Penelitian

ini

dapat

disimpulkan

angket siklus II menunjukkan nilai presentase

berhasil

rata-rata keterampilan berpikir kritis sebesar

keterampilan berpikir kritis belajar siswa yang

73,16% dengan kriteria baik pada siklus II.

diamati dan hasil belajar yang diukur telah

Terjadi peningkatan setiap siklusnya yang

mencapai

ditunjukkan dari nilai presentase keterampilan

Pembelajaran dengan model pembelajaran

berpikir kritis pra siklus sebesar 58,84%

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), dapat

dengan kriteria baik menjadi 68,97% dengan

membiasakan siswa untuk berpikir lebih kritis

kriteria baik pada siklus I, dan meningkat lagi

dalam menyelesaikan permasalahan maupun

menjadi 73,16% dengan kriteria baik pada

memaparkan hasil diskusi kelompok. Dengan

siklus II. Berdasarkan hasil observasi dan

demikian dapat diketahui bahwa model

hasil angket tersebut dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

terjadi peningkatan keterampilan berpikir

Share (TPS) dapat digunakan sebagai salah

kritis siswa dari pra siklus ke siklus I dan

satu upaya untuk meningkatkan keterampilan

siklus I ke siklus II yang ditunjukkan dari

berpikir kritis terhadap pelajaran Teknik

peningkatan nilai presentase pada masing-

Pemesinan Bubut Kelas XI.

karena

masing-masing indikator

target

yang

ditetapkan.

masing indikator serta tercapainya target yang
telah ditentukan.

KESIMPULAN

Berdasarkan diagram III menunjukkan

Berdasarkan hasil analisis data dan

peningkatan hasil belajar siswa. Pada kondisi

pembahasan dapat disimpulkan 1) Penerapan

pra siklus nilai rata-rata hasil belajar 67,12

model pembelajaran kooperatif tipe Think

dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 11

Pair

orang (34,375%), dan 21 orang lainnya

keterampilan berpikir kritis siswa pada mata

(65,625%) tidak tuntas. Pada siklus I, nilai

pelajaran Teknik Pemesinan Bubut di kelas

rata-rata hasil belajar 73,78 dengan jumlah

XI Teknik Mesin . Hal ini ditunjukkan pada

siswa yang tuntas 11 orang (34,375%), dan 21

peningkatan hasil observasi dan angket

orang lainnya (65,625%) tidak tuntas. Pada

keterampilan berpikir kritis siswa setiap

siklus II, nilai rata-rata hasil belajar 78,06

siklusnya

dengan jumlah siswa yang tuntas 25 orang

indikator kerja yang telah ditentukan yaitu

(78,125%) dan 3 orang yang tidak tuntas

minimal 70% pada masing-masing indikator.

(21,875%). Dari kondisi awal (pra siklus) ke

2) Penerapan model pembelajaran kooperatif
10

Share

(TPS)

ditunjukkan

dapat

dari

meningkatan

tercapainya

tipe

Think

Pair

Share

(TPS)

Baharudin, dan Wahyuni, E.W. (2010). Teori
Belajar
dan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Elder, Linda. (2007). Our Concept of Critical
Thinking. Foundation for Critical
Thinking. Diakses pada tanggal 17
Januari
2015
melalui
http://www.criticalthinking.org

dapat

meningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Teknik Pemesinan Bubut di kelas
XI Teknik Mesin dengan adanya peningkatan
presentase siswa yang tuntas KKM dari
jumlah siswa yang tuntas 34,375% menjadi

Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis Sebuah
Pengantar.
Jakarta:
Penerbit
Erlangga.

78,125% atau terjadi peningkatan sebesar
43,75%.

berpikir kritis terhadap guru pada saat

Herianingtias, Nur L R. (2015). Implementasi
Pendekatan
Saintifik
Melalui
Discovery
Learning
dalam
Peningkatan Keterampilan Berpikir
Kritis Pembelajaran IPA di Kelas IV
SD Negeri 1 Kebumen Tahun Ajaran
2014/2015. Diakses pada tanggal 10
Januari
2014,
dari
http://digilib.uns.ac.id
Herlina, Fitrihidajati, dkk. (2010). Penerapan
Perangkat Pembelajaran Biologi
Berbasis Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis
di
SMA Sejahtera Surabaya. Diakses
pada tanggal 10 Januari 2014, dari .
http://download.portalgaruda.org

menyajikan

Huda,

SARAN
1. Guru hendaknya dapat menyajikan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) dengan baik mulai dari
persiapan sampai evaluasi, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa

pada

mata pelajaran Teknik Pemesinan Bubut.
2. Dalam pembelajaran, siswa hendaknya
dapat memberikan respon yang baik serta

materi

pelajaran

Teknik

Pemesinan Bubut sehingga siswa dapat

Kauchak, Don, dan Eggen Paul. 2012.
Strategi dan Model Pembelajaran:
Mengajar Konten dan Keterampilan
Berpikir Terjemah Satrio Wahono.
Jakarta: PT. Indeks.

menguasai dan memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
3. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan
sebagai

acuan

penelitian

Miftahul.
(2013).
Cooperative
Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar.

selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Kurniasari, Yuyun. (2014). Pengaruh
Pembelajaran
IPS
Terpadu
Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Bermakna pada
Siswa. Diakses pada tanggal 10
Januari
2014,
dari
http://repository.upi.edu

Annurahman.
(2009).
Belajar
dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan Jakarta: Bumi
Aksara.

Kusaeri, dan Suprananto. (2012). Pengukuran
dan
Penilaian
Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Murti, Bisma. (2010). Berpikir Kritis. Diakses
pada tanggal 10 Januari 2014, dari

dengan mengaitkan

aspek-aspek

yang

belum diungkap.

11

http://www.scribd.com/doc/3793297
3/Berpikir-Kritis-Prof-Bhisma-Murti

Share) Pada Kelas XI IPS 5 SMA
Negeri 2 Surakarta. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Wahidmurni,
dkk.
(2010).
Evaluasi
Pembelajaran (Kompetensi dan
Praktik).Yogyakarta: Nuha Litera.
Widarti, A. (2007). Efektifitas Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Pair-Share Terhadap
Hasil Belajar Bahasan Segi Empat
Pada Siswa kelas VII Semester 2.
Diakses pada tanggal 10 Januari
2014,
dari
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/cgibin/library
Winataputra, dkk. (2011). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Permitasari, Febri, dkk. (2012). Penerapan
Model Pembelajaran Think Pair
Share
Berbasis
Keterampilan
Berpikir Kritis untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VII-F
SMP N 18 Malang. Diakses pada
tanggal 1 Januari 2014, dari
http://jurnal-online.um.ac.id
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman A.M. (2010). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Siburian, Tiur Asih. (2013). Improving
Students’ Achievement On Writing
Descriptive Text Through Think Pair
Share. Diakses pada tanggal 24
Januari
2014,
dari
http://digilib.unimed.ac.id
Siregar, Syofian. (2013). Statistika Deskriptif
untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sugiyanto.
(2009).
Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
FKIP UNS Surakarta.
Sugiarto, Dino, dan Sumarsono, Puji. (2014).
The Implementation of Think-PairShare Model to Improve Students’
Ability In Reading Narrative Texts”.
Diakses pada tanggal 24 Januari
2014,
dari
http://ijee.org/yahoo_site_admin/asse
ts/docs/21.184151514.pdf
Suyono, dan Hariyanto. (2011). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Trianto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom
Action
Research).
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Triyastuti, Tutut Febri. (2010). Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi
Akutansi Dengan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS (Think Pair
12

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Konfirmasi Keputusan Pelanggan Kelas X Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) KELAS XI SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 20

PENINGKATAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DALAM MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK II SMK NEGERI 2 SURAKARTA | Rohmawati | Jurnal Nosel 8098 16981 1 SM

0 0 11

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

0 0 71

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share (TPS) dengan Teknik Gallery Walk

0 0 8