s pgsd kelas 1203943 chapter3

(1)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, di mana sampelnya ditentukan dengan secara acak bukan dengan pertimbangan.Dalam pelaksanaannya metode ini membandingkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.Alasan memilih metode tersebut adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pesawat sederhana.Pada kelas kontrol digunakan model pembelajaran konvensional, maksudnya model yang biasa diterapkan oleh guru di sekolah tersebut. Sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran problem based learning. Hal tersebut menunjukkan adanya upaya manipulasi pada variabel bebas.

2. Desain Penelitian

Melalui pengukuran yang dilakukan sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) dapat diketahui pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif. Setelah diketahui hasilnya, langkah selanjutnya yaitu memberikan perlakuan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Tahap akhir, dilakukan postestt yaitu untuk mengukur seberapa besar pengaruh model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Dengan kata lain, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Maulana (2009, hlm. 24) menggambarkan desain penelitian tersebut sebagai berikut.

A 0 X1 0 A 0 X2 0


(2)

Keterangan:

A : Pemilihan secara acak 0 : Pretest dan posttest

X1 : Pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning (PBL) X2 : Pembelajaran dengan pendekatan konvensional

B.Subjek Penelitian 1. Populasi

Maulana (2009, hlm. 25) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Definisi lain mengenai populasi yaitu dikemukakan oleh Nazir (2014, hlm. 240) bahwa “populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Populasi dikelompokkan menjadi tiga level, yaitu tinggi (unggul), sedang (papak), dan rendah (asor).Sugiyono (dalam Umar, 2014, hlm. 55) mengatakan bahwa “pembagian kelompok unggul, papak, dan asor dapat dilakukan dengan berbagai metode bergantung pada keperluannya, namun yang paling stabil adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah”.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V sekolah dasar (SD) dalam tingkatan sedang (papak) se-Kecamatan Sumedang Utara tahun ajaran 2015/ 2016.Populasi tersebut ditentukan berdasarkan hasil nilai rata-rata Ujian Nasional mata pelajaran IPA tahun 2015.Data hasil nilai UN tersebut diperoleh dari UPTD TK/ SD Kecamataan Sumedang Utara.Langkah yang dilakukan berikutnya adalah menunjuk SD yang tergolong kategori sedang (papak) sebagai tempat penelitian.Di bawah ini merupakan daftar nilai rata-rata UN mata pelajaran IPA se-Kecamatan Sumedang Utara yang digunakan untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut.


(3)

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa kelas V Kec. Sumedang Utara Kelompok Tinggi

No.

Nama Sekolah (SDN)

Jumlah Siswa Nilai Rata-rata

Laki-laki

Perempuan

1. Karapyak I 38 43 91,12

2. Sindangraja 23 40 89,45

3. Panyingkiran III 16 18 89,09

4. Padasuka I 16 22 88,52

5. Cilengkrang 26 16 87,74

6. Sindang III 25 18 86,05

7. Sukaluyu 13 15 85,91

8. Jatihurip 27 26 85,29

9. Tegalkalong II 21 16 85,23

10. Green School 4 6 85,00

Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa kelas V Kec. Sumedang Utara Kelompok Sedang

No.

Nama Sekolah (SDN)

Jumlah Siswa Nilai Rata-rata

Laki-laki

perempuan

1. Margamulya 11 9 83,80

2. Padamulya 26 15 83,78

3. Ketib 11 15 82,56

4. Tegalkalong I 31 28 82,46

5. Sukamulya 24 14 82,38

6. Babakanhurip 15 6 82,24

7. Pamarisen 14 13 81,37

8. Panyingkiran II 30 22 81,31

9. Talun 22 9 80,87

10. Gunungsari 10 18 80,69

11. Sukawening 7 11 80,50

12. Bendungan II 35 14 80,39

13. Sindang I 19 20 79,25

14. Sukakerta 10 8 79,12

15. Sindang IV 20 27 78,97

16. Rancapurut 25 17 77,84


(4)

Tabel 3.3 Data Jumlah Siswa kelas V Kec. Sumedang Utara Kelompok Rendah

No. Nama Sekolah (SDN) Jumlah Siswa Nilai

Rata-rata Laki-laki perempuan

1. Panyingkiran I 19 17 77,50

2. Padasuka III 16 24 76,85

3. Bendungan I 15 12 76,25

4. Sindang II 19 19 75,88

5. Tegalkalong III 23 7 75,27

6. Padasuka II 20 12 72,55

7. Sukamaju 35 23 72,14

8. Lembursitu 21 11 71,45

9. Padasuka IV 16 12 68,60

10. Sindang V 15 8 65,21

Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan Sumedang Utara Agustus 2015 2. Sampel

Menurut Maulana (2009, hlm. 26) bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif.Gay serta McMilan dan Schumacer (Maulana, 2009) menyatakan ukuran sampel yang memenuhi syarat representatif untuk penelitian eksperimen minimal 30 subjek per kelompok.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas V di sekolah dengan peringkat sedang (papak) yang berdasarkan hasil UN tahun ajaran 2014/ 2015 di Kecamatan Sumedang Utara.Pada penelitian ini menggunakan dua kelompok sampel yaitu ada yang berperan sebagai kelompok eksperimen dan ada yang berperan sebagai kelompok kontrol.Pengambilan sampel dilakukan dengan pemilihan secara acak.Sekolah yang terpilih adalah SDN Sindang I dan SDN Talun.Langkah selanjutnya adalah melakukan pengundian pada kedua kelompok sampel tersebut menjadi kelompok eksperimen dan kontrol.Hasilnya, SDN Sindang I berperan sebagai kelompok eksperimen dan SDN Talun berperan sebagai kelompok kontrol.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di dua SD yaitu SDN Sindang I dan SDN Talun.SDN Sindang I sebagai kelas eksperimen dan SDN Talun sebagai kelas kontrol.Kedua SD tersebut berada di Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten


(5)

Sumedang.Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai pada tanggal 29 Maret sampai 30 Mei 2016.Setelah melakukan observasi pada sekolah yang dijadikan tempat penelitian, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.Tahap selanjutnya yaitu pemberian perlakuan yang berlangsung selama dua pertemuan pada masing-masing kelas dan diakhiri dengan melaksanakan posttest.

D. Variabel dalam Penelitian

Menurut Maulana (2009) terdapat enam jenis variabel penelitian, yaitu variabel independen (bebas), variabel dependen (terikat), variabel moderator, variabel intervening, variabel kontrol, dan variabel luar biasa.Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Model pembelajaran problem based learning sebagai variabel bebas dan kemampuan berpikir kreatif sebagai variabel terikat.

E. Deifinisi Operasional

Definisi operasional merupakan representasi dari penelitian yang tertulis pada bagian judul.Tujuannya adalah agar pembahasan terfokus pada istilah yang telah dirumuskan.Berikut ini adalah paparan definisi operasional tersebut.

1. Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran tradisional yang dilakukan dengan ceramah dan pemberian tugas pada siswa.

2. Model pembelajaran problem based learning merupakan model yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para siswa belajar berpikir serta keterampilan memecahkan masalah.

3. Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam menciptakan gagasan baru hasil kombinasi dari konsep yang telah ada sebelumnya.

4. Pesawat sederhana merupakan semua alat bantu yang susunannya sederhana. Manfaat dari pesawat sederhana yaitu dapat memudahkan pekerjaan manusia dan pekerjaan lebih cepat diselesaikan. Pesawat sederhana terdiri dari empat jenis, diantaranya pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.


(6)

F. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen pada dasarnya alat evaluasi yang hasilnya dapat diukur.Berdasarkan jenisnya, instrumen yang digunakan untuk untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian berupa tes dan non tes.Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengukur afektif dan psikomotor siswa.Instrumen tes yang digunakan pada saat pretest dan posttest berupa tes tulis tipe subjektif bentuk uraian yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Sedangkan instrumen non tes yang digunakan berupa angket, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru, dan catatan lapangan. Berikut ini adalah penjelasan lebih jauh mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat diukur melalui instrumen tes berupa soal uraian tipe subjektif.Pertimbangan dipilihnya soal uraian tipe subjektif tersebut bertujuan untuk merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa agar mampu menghubungkan materi IPA dan kaitannya terhadap kehidupan sehari-hari.Sehingga kemampuan siswa dapat dilihat dari bentuk jawaban yang dituangkannya ke dalam tulisan. Maulana (2009, hlm. 33) menyebutkan keunggulan soal uraian sebagai instrumen tes, bahwa instrumen tersebut dapat:

1) menimbulkan sifat kreatif pada siswa.

2) benar-benar melihat kemampuan siswa karena hanya siswa yang sungguh-sungguh yang akan menjawab dengan benar dan baik.

3) menghindari unsur tebak-tebakan saat siswa memberikan jawaban. 4) penilai dapat melihat jalannya/ proses bagaimana siswa menjawab,

sehingga dapat saja menemukan hal unik dari jawaban siswa ataupun mengetahui miskonsepsi siswa.

Instrumen penelitian yang berupa soal diujikan pada saat pretest dan posttest. Soal yang diujikan pada kelas kontrol dan eksperimen yaitu sama. Soal yang diujikan harus memiliki kualitas yang baik.Instrumen penelitian harus memiliki validitas soal dan reliabilitas soal yang memadai.Selain itu, daya


(7)

pembeda serta tingkat kesukaran juga harus diperhatikan.Berikut ini adalah masing-masing penjelasannya.

a) Validitas

Maulana (2009, hlm. 40) menyatakan bahwa “validitas merupakan hal yang paling penting untuk bahan pertimbangan ketika mempersiapkan atau memilih sebuah instrumen yang akan digunakan”. Tes yang diberikan kepada siswa harus benar-benar mengukur kemampuan yang akan diukur. Kerlinger (dalam, Nazir, 2014, hlm. 128-130) membagi validitas atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Validitas isi, berkaitan dengan isi dan format instrumen baik isi maupun bentuk harus konsisten dengan materi ajar yang diberikan dan subjek yang akan diukur. Untuk memperoleh validitas isi yang perlu diperhatikan adalah format dari instrumen. Baik dari kejelasan tulisan, lembar jawaban yang digunakan, penggunaan bahasa, dan petunjuk pengisian.

2) Validitas yang berhubungan dengan kriteria, merupakan validitas dengan tujuan untuk membandingkan atau mengadakan prediksi yang berhubungan dengan kriteria. Menurut Maulana (2009, hlm. 44) “kriteria adalah tes kedua atau alat lain dimana sesuatu dapat diukur. Misalnya jika suatu instrumen dirancang untuk mengukur kemampuan akademik, maka skor siswa pada instrumen dapat dibandingkan dengan rata-rata nilai harian mereka”.

3) Validitas konstrak, berkaitan dengan karakteristik yang sedang diukur oleh instrumen. Karakteristik tersebut berkaitan dengan intelegensi, motivasi, kepribadian, minat, bakat, serta aspek psikologis yang lainnya.

Menurut Maulana (2009, hlm. 45) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi validitas, yaitu: petunjuk yang tidak jelas; perbendaharaan kata dan struktur kalimat yang sukar; penyusunan soal yang kurang baik; kekaburan; derajat kesukaran yang tidak cocok; materi tes tidak representatif; pengaturan soal yang kurang tepat; dan pola jawaban yang dapat diidentifikasi. Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

Selain itu rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas alat ukur secara keseluruhan yang dikemukakan oleh Arikunto (2013, hlm. 85) adalah berikut.


(8)

Keterangan: : koefisien korelasi : banyaknya data X : nilai hasil uji coba Y : nilai rata-rata harian

Rumus product moment dari Pearson tersebut dapat digunakan juga untuk mengukur validitas tiap butir soal.Namun, X merupakan jumlah skor dari butir soal yang dimaksud dan Y adalah skor total.Arikunto (2013) mengklasifikasikan interpretasi koefisien korelasi yang diperoleh sebagai berikut.

Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Interpretasi

0,81 < 1,00 Validitas sangat tinggi 0,61 < 0,80 Validitas tinggi 0,41 < 0,60 Validitas sedang 0,21 < 0,40 Validitas rendah 0,01 < 0,20 Validitas sangat rendah

Agar diketahui valid atau tidaknya suatu instrumen, maka diujicobakan terlebih dahulu.Di bawah ini merupakan hasil uji coba instrumen kemampuan berpikir kreatif.

Tabel 3.5 Validitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif No. Koefisien Korelasi Interpretasi

1. 0,09 Sangat Rendah

2. 0,58 Sedang

3. 0,69 Tinggi

4. 0,72 Tinggi

5. 0,51 Sedang

6. 0,65 Tinggi

7. 0,65 Tinggi

8. 0,78 Tinggi

9. 0,80 Sangat Tinggi

10. 0,82 Sangat Tinggi

11. 0,67 Tinggi

12. 0,59 Sedang

Sedangkan hasil uji coba instrumen tes hasil belajar yaitu sebagai berikut. Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar Siswa


(9)

No. Koefisien Korelasi Interpretasi

1. 0,69 Tinggi

2. 0,78 Tinggi

3. 0,76 Tinggi

4. 0,76 Tinggi

5. 0,8 Sangat Tinggi

6. 0,56 Sedang

Dari data yang telah diperoleh, soal yang dapat digunakan dalam pretest merupakan soal yang terinterpretasi sedang dan tinggi dapat diikutsertakan dalam pretest.Sedangkan untuk soal yang terinterpretasi sangat rendah tidak dapat digunakan dalam pelaksanaan pretest. Perhitungan di atas menggunakan software SPSS 16.0 for windows.

b) Reliabilitas

Menurut Maulana (2009, hlm. 45) istilah reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya.Selanjutnya menurut Nazir (2014, hlm. 117) menyatakan bahwa reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur.Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrumen tersebut stabil.Dalam arti soal tersebut dikerjakan oleh kelompok.Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

Menurut Arikunto (2013) untuk menentukan reliabilitas suatu instrument penelitian yang berupa soal tes, dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

reliabilitas yang dicari

jumlah varians skor tiap tiap item varian soal

banyak butiran soal

Interpretasi dari penggunaan rumus tersebut dijelaskan oleh Guilford (Ruseffendi, 2010, hlm. 160) sebagai berikut.


(10)

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 – 0,20 Kecil

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

Adapun hasil perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha tertera pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Reliabilitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.848 12

Berdasarkan tabel di atas koefisien reliabilitas pada instrumen kemampuan berpikir kreatif adalah 0,848 yang berarti interpretasinya tinggi.Sedangkan untuk koefisien reliabilitas pada instrumen tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.807 6

Sama halnya dengan instrumen berpikir kreatif, koefisien reliabilitas pada intrumen tes hasil belajar adalah 0, 807.Artinya memiliki interpretasi tinggi. c) Tingkat Kesukaran

Menurut Arifin (2012, hlm. 266), “Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal”.Soal uraian subjektif dapat ditentukan indeks kesukarannya dengan rumus sebagai berikut.

IK = Keterangan:


(11)

IK : indeks kesukaran

: rata-rata skor tiap butir soal SMI : skor maksimum ideal

Indeks kesukaran yang diperoleh dari rumus tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut (Arifin, 2012, hlm. 272).

Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi

0,00 < IK 0,30 Sukar 0,30 < IK 0,70 Sedang 0,71 < IK 1,00 Mudah

Berikut merupakan hasil perhitungan indeks kesukaran berdasarkan uji coba instrumen yang telah dilakukan.

Tabel 3.11 Indeks Kesukaran Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif No. Indeks Kesukaran Interpretasi

1. 0,68 Sedang

2. 0,65 Sedang

3. 0,62 Sedang

4. 0,81 Mudah

5. 0,5 Sedang

6. 0,75 Mudah

7. 0,36 Sedang

8. 0,43 Sedang

9. 0,53 Sedang

10. 0,57 Sedang

11. 0,4 Sedang

12. 0,44 Sedang

Tabel 3.12 Indeks Kesukaran Butir Soal Hasil Belajar No. Indeks Kesukaran Interpretasi

1. 0,7 Sedang

2. 0,65 Sedang

3. 0,59 Sedang

4. 0,77 Mudah

5. 0,64 Sedang

6. 0,18 Sukar

Keterangan: Perhitungan indeks kesukaran di atas menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010


(12)

Arifin (2012, hlm. 273) menyatakan bahwa perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.Soal yang dapat dijadikan batas atau pembeda antara siswa yang unggul dan rendah dikatakan memiliki daya pembeda. Langkah yang dilakukan untuk mengetahui daya pembeda suatu soal dapat dilakukan dengan cara mengurutkan terlebih dahulu skor siswa dari yang paling tinggi sampai paling rendah, selanjutnya menentukan kelompok unggul dan asor.

DP =

Keterangan: : rata-rata skor kelompok unggul : rata-rata skor kelompok asor Skor maks. : skor maksimum

Sundayana (2015) menyatakan kriteria penafsiran daya pembeda tertera pada tabel 3.13.

Tabel 3.13Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya

Pembeda Interpretasi

DP 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,40 Cukup

0,40 < DP 0,70 Baik

0,70 < DP 1,00 Sangat baik

Berikut merupakan hasil perhitungan dan interpretasi daya pembeda berdasarkan uji instrumen yang telah dilaksanakan.

Tabel 3.14 Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif

No. Daya Pembeda Interpretasi

1. 0 Sangat Jelek

2. 0,25 Cukup

3. 0,37 Cukup

4. 0,37 Cukup

5. 0,25 Cukup

6. 0,37 Cukup


(13)

No. Daya Pembeda Interpretasi

8. 0,56 Baik

9. 0,67 Baik

10. 0,73 Sangat Baik

11. 0,56 Baik

12. 0,44 Baik

Keterangan: Perhitungan daya pembeda di atas menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010

Tabel 3.15 Daya Pembeda Butir Soal Hasil Belajar

No. Daya Pembeda Interpretasi

1. 0,5 Baik

2. 0,68 Baik

3. 0,44 Baik

4. 0,46 Baik

5. 0,58 Baik

6. 0,31 Cukup

Keterangan: Perhitungan ini menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010

1. Angket Siswa

Koni (2012, hlm. 129) mengatakan bahwa “angket merupakan instrumen pengumpul data penelitian berupa sejumlah pertanyaan yang diberikan secara tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian”. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan pendekatan konvensional dapat diketahui melalui angket. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket jenis skala likert yang terbagi menjadi pertanyaan positif dan negatif.Alternatif pilihan jawabannya yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

2. Pedoman Observasi

Pada dasarnya kegiatan observasi adalah kegiatan mengumpulkan data yang dikakukan melalui kegiatan pengamatan atas suatu objek yang diteliti.Pedoman observasi ini terdiri dari pedoman observasi kinerja guru dan pedoman observasi aktivitas siswa.Pedoman observasi kinerja guru berfungsi untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan secara ideal dalam rencana pelaksanaan


(14)

pembelajaran (RPP).Sedangkan pedoman observasi aktivitas siswa berfungsi untuk mengetahui sejauh mana respon siswa dalam pembelajaran.

Melalui pedoman observasi kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran dapat dengan mudah dinilai, karena pedoman ini disajikan dalam bentuk tabel. Pada tabel tersebut termuat indikator-indikator yang telah ditentukan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Format pedoman observasi dalam penelitian ini berbentuk daftar ceklis (√).

3. Catatan Lapangan

Dalam pembuatan catatan lapangan, guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti mendapatkan kebebasan untuk mencatat apapun yang dianggap penting berkaitan dengan kegiatan penelitian.Arifin (2012, hlm. 169) menyebutkan bahwa “catatan insidental adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan”.

G. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan. Pertama tahap persiapan, pada tahap ini banyak dilakukan studi literatur mengenai materi ajar, model pembelajaran problem based learning (PBL), serta goals dari penelitian, yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa. Studi atau kajian dilakukan dengan mengumpulkan sumber tertulis dan tidak tertulis.Sumber tertulis berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian dan sumber online yang disadur dari situs yang terpercaya.Sumber tidak tertulis yaitu sumber yang diperoleh melalui wawancara dan diskusi kepada orang yang memiliki pengalaman terkait penelitian yang dilakukannya.Yang harus dilakukan berikutnya adalah membuat instrumen yang berkaitan dengan penelitian. Data yang telah dibuat ini diajukan dalam bentuk proposal penelitian. Proposal tersebut diseminarkan terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan ke tahap penyusunan skripsi serta untuk mengetahui bagian mana saja yang harus diperbaiki. Setelah proposal diseminarkan dan diseutujui, maka selanjutnya merupakan tahapan penyusunan skripsi. Instrumen yang telah dibuat dapat diujicobakan sehingga dapat diketahui valid atau tidaknya instrumen tersebut.


(15)

Agar penelitian yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik, maka peneliti harus memiliki hubungan yang baik pula dengan pihak sekolah.Surat izin yang berasal dari lembaga, yaitu UPI Kampus Sumedang merupakan sebuah pengantar untuk melakukan penelitian.Berikutnya peneliti melakukan konsultasi dengan pihak sekolah untuk menentukan waktu dan teknis penelitian. Berikutnya yaitu tahap pelaksanaan yang berupa kegiatan mengumpulkan data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen tes, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui instrumen non tes.Langkah pertama yang dilakukan dalam mengumpulkan data kuantitatif yaitu melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Hasil yang diperoleh dari dua kelas tersebut dianalisis untuk mengetahui kemampuan awal siswa berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif. Berikutnya mengadakan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunaan model problem based learning (PBL) pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol. Kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung selama empat pertemuan, satu pertemuan untuk pretest, dua pertemuan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan satu pertemuan untuk posttest.Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru yang berperan pula sebagai peneliti.Aktivitas siswa diobservasi oleh observer (guru sebagai peneliti) dan kinerja guru diobserver oleh guru pamong.Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran, maka peneliti memberi angket kepada siswa serta membuat catatan lapangan.Setelah diberikan perlakuan, dilakukan posttest. Data yang diperoleh dari posttestdianalisis kembali untuk mengetahui terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif atau tidak. Agar lebih jelas, prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan berikut.


(16)

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Merumuskan Masalah

Mengumpulkan Data dan Kajian Pustaka

Menyusun Proposal Penelitian, Seminar Proposal dan Revisi

Uji Coba Instrumen

Pretest

Pembelajaran di Kelas Eksperimen dengan

Model PBL

Revisi Instrumen

Pembelajaran di Kelas Kontrol dengan

Pembelajaran Konvensional

Pengolahan Data dan Analisis Data Pengumpulan Data

Posttest

Hasil dan Kesimpulan tidak valid


(17)

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan ini dilakukan setelah data kualitatif dan data kuantitatif terkumpul.Adapun prosedur pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut. 1. Data Kuantitatif

a) Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Data kuantitatif hasil penelitian yang akan diolah diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan posttestbertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan.Dari tes tersebut dapat diketahui perbedaan kemampuan siswa mengenai berpikir kreatif.Pengolahan dan analisis data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel dan statistical product and service solutions (SPSS) 16.0 for windows.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan langkah yang dilakukan dalam penelitian untuk mengetahui normal atau tidaknya data dari masing-masing kelompok atau kelas. Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows yaitu uji Kolmogorov Smirnov dimana kriteria pengujiannya dengan menggunakan taraf signifikansi α=0,05. Apabila nilaiP-value < , maka H0 ditolak dan apabila P-value ≥ , maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persaman atau perbedan varians kelompok eksperimen dan kontrol.Uji homogenitas dilakukan untuk menguji ketetapan hasil dari instrumen soal yang digunakan dalam penelitian.Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

3) Uji Beda Dua Rata-Rata

Fungsi dari uji beda dua rata-rata dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata kemampuan berpikir kreatif antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.Rumus uji beda dua rata-rata adalah sebagai berikut.


(18)

Keterangan:

x1 : rata-rata sampel pertama x2: rata-rata sampel kedua

: variasi sampel pertama : variasi sampel kedua

: banyaknya data sampel pertama = banyaknya data sampel kedua 4) Analisis Data Gain Normal

Uji gain normal merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang ditafsirkan dalam bentuk skala kualitas. Menurut Hake (Sundayana, 2015, hlm. 151) perhitungan gain normal dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Adapun interpretasi hasil perhitungan dinyatakan dalam pengklasifikasian sebagai berikut Sundayana (2015).

Tabel 3.16 Interpretasi Gain Ternormalisasi

2. Data Kualitatif

Pengolahan dan analisis data kualitatif dalam penelitian ini terdiri dari angket, hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, dan catatan lapangan a) Angket

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis skala Likert.Angket tersebut berisi pernyataan positif dan negative dengan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju),

Koefisien Daya

Pembeda Interpretasi

-1,00 g < 0,00 Terjadi penurunan

g = 0,00 Tetap

0,00 < g < 0,30 Rendah 0,30 g < 0,70 Sedang


(19)

STS (Sangat Tidak Setuju. Siswa harus membubuhkan tanda ceklis (√) pada pilihan jawaban yang dianggap sesuai. Setiap jawaban memiliki skor yang telah ditentukan.Untuk penskoran dari pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.17 Penskoran Data Angket Skala Likert

Pernyataan Skor Alternatif Pilihan Jawaban

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Di bawah ini terdapat kriteria angket untuk melihat respon siswa pada umumnya dapat menggunakan acuan sebagai berikut.

1) Untuk pernyataan positif, jika rata-rata jawaban siswa lebih dari 3, maka respon siswa positif. Untuk pernyataan indikator adalah berbanding terbalik. 2) Untuk pernyataan positif dan indikator, jika rata-rata jawaban siswa sama

dengan 3, maka respon netral.

3) Untuk pernyataan positif, jika rata-rata jawaban siswa kurang dari 3, maka respon siswa indikator. Perlu ditekankan untuk pernyataan indikator adalah berbanding terbalik.

b) Lembar Observasi Siswa dan Guru

Lembar observasi ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan kinrja guru.Observasi hasil aktivitas siswa selama pembelajaran mencakup pengetahuan, dan keterampilan.Selain itu, data tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung dalam mengidentifikasi respon siswa dalam pembelajaran.Data hasil observasi kinerja guru pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dapat dijadikan indikator untuk mengetahui usaha yang telah dilakukan oleh guru tersebut yang berperan sekaligus sebagai peneliti, apakah minimal atau maksimal.Lembar observasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel.

c) Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berisi peristiwa yang dialami oleh peserta didik.Catatan lapangan merupakan sebuah pelengkap yang dapat digunakan oleh peneliti berkaitan dengan tingkah laku siswa.Catatan lapangan dapat ditulis pada kartu kecil yang tersusun dalam buku khusus.Yang perlu ditekankan yaitu peneliti menetapkan siswa yang benar-benar memerlukan penyelidikan.Selain itu, peneliti


(20)

juga membuat kesimpulan sementara mengenai peritiwa yang sedang diselidiki.Kesimpulan yang diperoleh dibuat dalam bentuk deskripsi.


(1)

yang berasal dari lembaga, yaitu UPI Kampus Sumedang merupakan sebuah pengantar untuk melakukan penelitian.Berikutnya peneliti melakukan konsultasi dengan pihak sekolah untuk menentukan waktu dan teknis penelitian. Berikutnya yaitu tahap pelaksanaan yang berupa kegiatan mengumpulkan data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen tes, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui instrumen non tes.Langkah pertama yang dilakukan dalam mengumpulkan data kuantitatif yaitu melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Hasil yang diperoleh dari dua kelas tersebut dianalisis untuk mengetahui kemampuan awal siswa berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif. Berikutnya mengadakan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunaan model problem based learning (PBL) pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol. Kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung selama empat pertemuan, satu pertemuan untuk pretest, dua pertemuan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan satu pertemuan untuk posttest.Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru yang berperan pula sebagai peneliti.Aktivitas siswa diobservasi oleh observer (guru sebagai peneliti) dan kinerja guru diobserver oleh guru pamong.Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran, maka peneliti memberi angket kepada siswa serta membuat catatan lapangan.Setelah diberikan perlakuan, dilakukan posttest. Data yang diperoleh dari posttestdianalisis kembali untuk mengetahui terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif atau tidak. Agar lebih jelas, prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan berikut.


(2)

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Merumuskan Masalah

Mengumpulkan Data dan Kajian Pustaka

Menyusun Proposal Penelitian, Seminar Proposal dan Revisi

Uji Coba Instrumen

Pretest

Pembelajaran di Kelas Eksperimen dengan

Model PBL

Revisi Instrumen

Pembelajaran di Kelas Kontrol dengan

Pembelajaran Konvensional

Pengolahan Data dan Analisis Data Pengumpulan Data

Posttest

Hasil dan Kesimpulan tidak valid


(3)

terkumpul.Adapun prosedur pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut.

1. Data Kuantitatif

a) Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Data kuantitatif hasil penelitian yang akan diolah diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan posttestbertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan.Dari tes tersebut dapat diketahui perbedaan kemampuan siswa mengenai berpikir kreatif.Pengolahan dan analisis data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel dan statistical product and service solutions (SPSS) 16.0 for windows.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan langkah yang dilakukan dalam penelitian untuk mengetahui normal atau tidaknya data dari masing-masing kelompok atau kelas. Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows yaitu uji Kolmogorov Smirnov dimana kriteria pengujiannya dengan menggunakan taraf signifikansi α=0,05. Apabila nilaiP-value < , maka H0 ditolak dan apabila P-value ≥ , maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persaman atau perbedan varians kelompok eksperimen dan kontrol.Uji homogenitas dilakukan untuk menguji ketetapan hasil dari instrumen soal yang digunakan dalam penelitian.Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

3) Uji Beda Dua Rata-Rata

Fungsi dari uji beda dua rata-rata dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata kemampuan berpikir kreatif antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.Rumus uji beda dua rata-rata adalah sebagai berikut.


(4)

Keterangan:

x1 : rata-rata sampel pertama x2: rata-rata sampel kedua

: variasi sampel pertama : variasi sampel kedua

: banyaknya data sampel pertama = banyaknya data sampel kedua 4) Analisis Data Gain Normal

Uji gain normal merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif yang ditafsirkan dalam bentuk skala kualitas. Menurut Hake (Sundayana, 2015, hlm. 151) perhitungan gain normal dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Adapun interpretasi hasil perhitungan dinyatakan dalam pengklasifikasian sebagai berikut Sundayana (2015).

Tabel 3.16 Interpretasi Gain Ternormalisasi

2. Data Kualitatif

Pengolahan dan analisis data kualitatif dalam penelitian ini terdiri dari angket, hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, dan catatan lapangan a) Angket

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis skala Likert.Angket tersebut berisi pernyataan positif dan negative dengan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju),

Koefisien Daya

Pembeda Interpretasi

-1,00 g < 0,00 Terjadi penurunan

g = 0,00 Tetap

0,00 < g < 0,30 Rendah 0,30 g < 0,70 Sedang


(5)

ditentukan.Untuk penskoran dari pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.17 Penskoran Data Angket Skala Likert

Pernyataan Skor Alternatif Pilihan Jawaban

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Di bawah ini terdapat kriteria angket untuk melihat respon siswa pada umumnya dapat menggunakan acuan sebagai berikut.

1) Untuk pernyataan positif, jika rata-rata jawaban siswa lebih dari 3, maka respon siswa positif. Untuk pernyataan indikator adalah berbanding terbalik. 2) Untuk pernyataan positif dan indikator, jika rata-rata jawaban siswa sama

dengan 3, maka respon netral.

3) Untuk pernyataan positif, jika rata-rata jawaban siswa kurang dari 3, maka respon siswa indikator. Perlu ditekankan untuk pernyataan indikator adalah berbanding terbalik.

b) Lembar Observasi Siswa dan Guru

Lembar observasi ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan kinrja guru.Observasi hasil aktivitas siswa selama pembelajaran mencakup pengetahuan, dan keterampilan.Selain itu, data tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung dalam mengidentifikasi respon siswa dalam pembelajaran.Data hasil observasi kinerja guru pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dapat dijadikan indikator untuk mengetahui usaha yang telah dilakukan oleh guru tersebut yang berperan sekaligus sebagai peneliti, apakah minimal atau maksimal.Lembar observasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel.

c) Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berisi peristiwa yang dialami oleh peserta didik.Catatan lapangan merupakan sebuah pelengkap yang dapat digunakan oleh peneliti berkaitan dengan tingkah laku siswa.Catatan lapangan dapat ditulis pada kartu kecil yang tersusun dalam buku khusus.Yang perlu ditekankan yaitu peneliti menetapkan siswa yang benar-benar memerlukan penyelidikan.Selain itu, peneliti


(6)

juga membuat kesimpulan sementara mengenai peritiwa yang sedang diselidiki.Kesimpulan yang diperoleh dibuat dalam bentuk deskripsi.