ANALISIS KOMPETENSI GURU BIOLOGI SMA YANG SUDAH LULUS SERTIFIKASI DI KOTA MEDAN.

(1)

Lulus Sertifikasi di Kota Medan

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

RETNITA ERNAYANI LBS NIM: 8106173012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI


(2)

Analisis Kompetensi Guru Biologi SMA yang Sudah

Lulus Sertifikasi di Kota Medan

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

RETNITA ERNAYANI LBS NIM: 8106173012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI


(3)

(4)

(5)

Analisis Kompetensi Guru Biologi SMA yang Sudah Lulus Sertifikasi di Kota Medan

RETNITA ERNAYANI LBS (8106173013) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kompetensi profesional, kepribadian, sosial, dan paedagogik guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007. Sebanyak 224 orang guru biologi yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan menjadi populasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi, lembar penilaian RPP, lembar perangkat penilaian siswa, angket guru dan angket siswa terhadap delapan orang guru biologi. Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi profesional, kompetensi paedagiogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial guru biologi sudah sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007. Pada dasarnya guru biologi sudah dapat menyusun RPP dengan baik, nilai rata-rata total RPP guru biologi SMA pada aspek penilaian ̅ ( ). Selain itu, nilai rata-rata aspek penilaian tertinggi ̅ ( ) pada aspek penilaian perumusan masalah dan nilai rata-rata aspek penilaian terendah ̅ ( ) pada aspek penilaian kerincian skenario pembelajaran. Selain itu, dalam perangkat penilaian siswa nilai rata-rata total aspek penilaian ̅ ( ). Selain itu, nilai rata-rata perangkat penialian siswa pada aspek penilaian tertinggi ̅ ( ) pada aspek penilaian perumusan setiap butir sial menggunakan kata-kata/kalimat yang menumbulkan penafsiran ganda dan nilai rata-rata aspek penilaian terendah ̅ ( ) pada aspek penilaian kejelasan criteria penilaian yang diuraikan pada perangkat penilaian. Hasil observasi pembelajaran dikelas menunjukkan nilai rata-rata total guru biologi pada aspek penilaian ̅ ( ). Selain itu, nilai rata-rata aspek penilaian tertinggi ̅ ( ) pada aspek penilaian prapembelajaran dan nilai rata-rata aspek penilaian terendah ̅ ( ) pada aspek penilaian penilaian proses dan hasil belajar dan ̅ ( ) pada aspek penilaian penutup pembelajaran. Hasil penilaian teman sejawat menunjukkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah baik, dan pada angket siswa menunjukkan hasil yang baik juga. Pada kompetensi kepribadian nilai rata-rata total aspek penilaian ̅ ( ) pada angket guru, dan kompetensi sosial nilai rata-rata total aspek penilaian ̅ ( ) pada angket guru. Studi ini berimplikasi pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru biologi yang sudah bersertifikasi.

Kata kunci: Guru biologi, kompetensi profesional, kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, sertifikasi.


(6)

iii

Analysis of Senior High School Biology Teacher Competency who has Passed Certification in Medan City

RETNITA ERNAYANI LUBIS (8106173012) ABSTRACT

This study aims to observe the professional, personal, social, and pedagogic competence of certified biology teacher in accordance with Permendiknas No. 16, 2007. As many 224 biology teachers who have passed certification in Medan City were involved as population in this study. Data were collected by using observation sheet, assessment sheet of lesson plan, assessment sheet of student sets, teacher and student questionnaire for eight biology teachers. In this study, data were analyzed in qualitative descriptive by using the percentage. The results show that professional, pedagogic, personal, and social competence of biology teachers have been accordance with Permendiknas No. 16, 2007. Basically, the biology teachers were able to draw up lesson plans well, the total average for lesson plan of biology teacher in assessment aspects ̅ ( ). Beside that the average value of highest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of formulating problem and the average value of lowest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of detail learning scenario. Then, in student assessment sets the total average of assessment aspect ̅ ( ). Beside that the average of student assessment sets in highest assessment aspect ̅ ( ). In assessment aspect, formulation of each question use words/sentences which cause double meaning and the average of lowest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of clarity criteria assessment which described in assessment sets. The learning observation result in class show that the total average of biology teacher in assessment aspect ̅ ( ). Beside that the average of highest assessment aspect ̅ ( ) in pre-learning assessment aspect and the average of lowest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of process and learning outcomes and ̅ ( ) in assessment aspect of closing-learning. The assessment result from coleages show that personal and social competence of biology teachers who have passed certification is good and in student questioner shows good result too. In personal competence, the total average of assessment aspect ̅ ( ) in the teacher questioner and in social competence, the total average of assessment aspect ̅ ( ) in the teacher questioner. This study implicates for the importance of sustainable development for biology teachers who are certified Keywords: Biology teacher, professional competence, pedagogic competence, personal competence, social competence, certification.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayahnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada saya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Tesis berjudul

Analilis Kompetensi Guru Biologi SMA yang Sudah Lulus Sertifikasi di Kota Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, Pascasarjana Unimed.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada ibu DR. Ely Djulia, MP.d dan bapak DR. Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing tesis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal pembuatan proposal sampai dengan selesai penulisan tesis ini. Selain itu juga terima kasih kepada para bapak dan ibu narasumber saya yang sudah membimbing saya sejak ujian seminar proposal sampai ujian sidang meja hijau, yaitu bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D, ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si yang telah memberikan kritik dan saran dalam perbaikan tesis saya menjadi lebih baik.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

 Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan penelitian

 Bapak ibu dosen pengampu mata kuliah di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Dan juga kak Ana pegawai Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana yang telah membantu penulis dalam memenuhi surat-surat yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan studi.

 Kepada Kepala Sekolah SMA Kartika-1 Bapak Drs. A. B. Ch. Manalu, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan Bapak Sudirman, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd,


(8)

v

Kepala Sekolah SMA Swasta Amir Hamzah Ibu Rabithah, M.Pd dan seluruh guru di SMA tersebut serta para staf yang telah melayani dan memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian, khususnya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya pada guru biologi yang membantu peneliti di sekolah tersebut.

 Orang Tuaku tercinta (ayah Drs. Asrin Lubis, M.Pd dan ibu Dra. Rosdia, M.Pd) dan keluarga yang senantiasa memotivasi dalam menempuh pendidikan ini.

 Buat teman-teman dan sahabat-sahabatku yang ada di Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan T.A. 2010 semua yang selama ini selalu memberi semangat dan motivasi pada peneliti untuk selalu semangat dalam menyelesaikan tesis ini, semoga pertemanan dan persahabatan kita terjalin seumur hidup.

 Pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaiakan studi.

Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun saya menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini akan bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, November 2012 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 8

1.3.Pembatasan Masalah ... 9

1.4.Rumusan Masalah ... 10

1.5.Tujuan Penelitian ... 10

1.6.Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 12

2.1.1. Guru dan Sertifikasi Guru ... 12

2.1.2. Kinerja Guru ... 18

2.1.3. Kompetensi Guru ... 20

2.1.4. Sertifikasi Guru ... 27

2.1.5. Evaluasi Kinerja Guru ... 32

2.1.5.1. Skala Likert ... 33

2.1.6. Indikator Kinerja Guru ... 36

2.1.7. Indikator Abilitas Guru ... 40

2.2. Kerangka Konseptual ... 42

2.2.1. Pendidikan Orang Dewasa ... 52

2.2.1.1. Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa ... 52

2.2.1.2. Pendekatan Teoritis Pendidikan Orang Dewasa ... 53

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 56

3.2. Populasi dan Sampel ... 56

3.3. Desain Penelitian ... 56

3.4. Defenisi Operasional ... 56

3.5. Prosedur Penelitian ... 59

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.7. Teknik Analisis Data ... 71

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian... 75

4.1.1. Hasil kompetensi professional guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi... 75

4.1.2. Hasil kompetensi paedagogik guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi ... 81

4.1.3. Hasil kompetensi kepribadian guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi... 85

4.1.4. Hasil kompetensi sosial guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi ... 88


(10)

vii

4.2.1. Kompetensi Profesional ... 90

4.2.2. Kompetensi Paedagogik ... 97

4.2.3. Kompetensi Kepribadian ... 100

4.2.4. Kompetensi Sosial ... 102

BAB V. SIMPILAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 105

5.2. Implikasi ... 106

5.3. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. Tabel Peringkat HDI dan Negara-Negara Asia Tenggara Lain

Tahun 2006 ... 17 TABEL 2.2. Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan dari

Tahun 2007-2011 ... 50 TABEL 3.1. Tabel Kisi-kisi Angket Guru ... 62 TABEL 3.2. Tabel Kisi-kisi Angket Siswa ... 65


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Persentase guru yang bersertifikat per provinsi di Indonesia ... 49 Gambar 2.2. Persentase gutu berdasarkan jumlah jam mengajar pada

SD, SMP, dan SMA/SMK ... 51 Gambar 2.3. Realisasi dan perkiraan jumlah anggaran untuk gaji dan

tunjangan lain bagi guru ... 51 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ... 61 Gambar 4.1.1.1 Tingkat ketercapaian nilai RPP guru yang sudah lulus

sertifikasi ... 77 Gambar 4.1.1.2 Hasil penilaian RPP guru biologi SMA yang sudah lulus

sertifikasi berdasarkan aspek yang dinilai ... 77 Gambar 4.1.1.3 Tingkat ketercapaian nilai Perangkat Penialian Siswa guru yang

sudah lulus sertifikasi ... 79 Gambar 4.1.1.4 Hasil penilaian PPS guru biologi SMA yang sudah lulus

sertifikasi berdasarkan aspek yang dinilai ... 80 Gambar 4.1.1.5 Hasil penilaian kompetensi profesional guru biologi SMA yang

sudah lulus sertifikasi berdasarkan indikator pada angket

siswa ... 81 Gambar 4.1.2.1 Hasil observasi pembelajaran di kelas guru yang sudah lulus

sertifikasi ... 82 Gambar 4.1.2.2 Hasil observasi pembelajaran di kelas guru biologi SMA yang

sudah lulus sertifikasi berdasarkan aspek yang dinilai ... 83 Gambar 4.1.2.3 Hasil Penilaian Kompetensi Paedagogik Guru Biologi SMA

yang Sudah Lulus Sertifikasi di Kota Medan berdasarkan indikator pada angket siswa ... 84 Gambar 4.1.3.1 Hasil kompetensi kepribadian guru yang sudah lulus sertifikasi

berdasarkan angket guru ... 86 Gambar 4.1.3.2 Hasil Penilaian Kompetensi kepribadian Guru Biologi SMA

yang Sudah Lulus Sertifikasi berdasarkan indikator pada; (a) angket guru; (b) angket siswa ... 87 Gambar 4.1.4.1 Hasil kompetensi sosial guru yang sudah lulus sertifikasi

berdasarkan angket guru ... 88 Gambar 4.1.4.2 Hasil Penilaian Kompetensi sosial Guru Biologi SMA yang

Sudah Lulus Sertifikasi berdasarkan gender guru pada; (a) angket guru; (b) angket siswa ... 89


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi Pembelajaran ... 110

1. Lembar Penilaian Kompetensi Profesional ... 113

2. Lembar Angket Guru ... 128

3. Lembar Angket Siswa ... 132


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila (Anonim, 2010).

Sementara itu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2005).

Menurut Aguele (2006) kualitas pendidikan di tingkat apapun tergantung pada kualifikasi dan komitmen guru. Jadi kebijakan nasional tentang pendidikan di Negara Nigeria tahun 1998 menyatakan bahwa tidak ada sistem pendidikan


(15)

yang dapat meningkatkan kualitas guru. Peran guru sebagai sumber ilmu pengetahuan tidak bisa terlalu ditekankan. Guru harus ikut terlibat dalam perubahan perilaku interaktif peserta didik, yang mempengaruhi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru adalah perancang proses kegiatan pembelajaran karena guru memiliki tujuan instruksional, isi, metode, pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman dan mengevaluasi hasil dari instruksi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran Nicholl dan Nicholl. Kepribadian, perilaku dan sikap guru mempengaruhi pola pikir peserta didik.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dengan adanya perubahan dari paradigma mengajar menjadi paradigma belajar maka pembelajaran biologi di


(16)

3

sekolah selayaknya diarahkan pada pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan menyenangkan. Namun sayangnya menurut Anonim (2001), biologi lebih banyak disuguhkan melalui pendekatan konsep atau produk yang berupa hafalan. Pengajaran biologi lebih banyak bersifat informatif, hanya menekankan pada penguasaan fakta dan konsep.

Menurut Anggraeni (2007) menyatakan kinerja mahasiswa calon guru biologi sebagai agen pembelajaran sains masih kurang efektif, artinya kurang sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains. Diduga kuat bahwa kemampuan mahasiswa calon guru membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat sains serta kebutuhan lapangan adalah masih kurang, hal ini sesuai dengan hasil angket yang dinyatakan oleh mahasiswa sendiri bahwa mereka mempunyai persepsi yang rendah terhadap kemampuannya dalam merencanakan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada umumnya strategi pembelajaran calon guru biologi masih lemah, cenderung bersifat deskriptif, kurang mampu mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan proses sains siswa.

Angraeni dkk (2006) menyatakan kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran secara struktur sudah baik namun isi masih lemah terutama dalam memilih kata kerja operasional yang mengarah pada kegiatan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuan pembelajaran masih terfokus pada penguasaan konsep. Pemilihan materi lebih bersifat teoritis, minim dalam memilih materi yang kontekstual dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Cukup pintar memilih media pembelajaran yang murah dan mudah didapat, namun masih jarang menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi.


(17)

Kemudian mahasiswa juga terlihat kurang kreatif membuat atau memodifikasi media. Metoda dan strategi pembelajaran yang dipilih pada umumnya bersifat ceramah, dominansi guru menonjol, sedikit sekali kegiatan yang mengajak siswa merumuskan hipotesis, bereksperimen, mengumpulkan data, menganalisis, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti. Penilaian umumnya masih konvensional, secara tertulis atau lisan dalam hal penguasaan konsep dengan ranah kognitif tingkat pemahaman.

Sedangkan menurut Widoyoko (TT), guru yang menguasai materi pembelajaran dengan baik pada umumnya diikuti dengan kemampuan untuk menguasai beragam strategi pembelajaran yang lebih menarik sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Selain itu menurut Yasa (2009), terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru, terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru.

Menurut Kartowagiran (2011), guru yang telah lulus sertifikasi dan telah menerima tunjangan profesi: (1) dapat menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran dengan baik; (2) berdasarkan penilaian kepala sekolah, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial nya sangat baik; (3) upaya sebagian besar guru dalam membimbing siswa mengikuti lomba atau olimpiade baik; (4) usaha sebagian besar guru dalam membuat modul dan membuat media pembelajaran baik; (5) upaya atau aktivitas sebagian besar guru dalam melakukan penulisan artikel, penelitian, membuat karya seni/teknologi, menulis soal UNAS, menelaah


(18)

5

(mereview) buku, mengikuti kursus Bahasa Inggris, mengikuti diklat, dan mengikuti forum ilmiah belum baik meskipun ada sebagian (47,5%) guru yang gigih mencari informasi diklat atau forum ilmiah yang mungkin diikuti; dan (6) aktivitas di organisasi: (47,5%) guru menjadi pengurus organisasi sosial, dan 30% menjadi pengurus organisasi pendidikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja sebagian besar guru profesional (pasca sertifikasi) yang ada di Kabupaten Sleman belum baik; dari 17 indikator yang diteliti, 7 indikator baik dan 10 indikator lainnya belum baik.

Menurut Yilmaz (2011) bahwa 94,8% dari calon guru memiliki pengalaman pendidikan yang efektif , mulai dari sekolah dasar sampai Universitas. Hasil perbandingan antara calon guru perempuan dan laki-laki membuktikan bahwa calon guru perempuan lebih efektif dari calon guru laki-laki, mahasiswa senior lebih efektif dari mahasiswa tahun pertama, departemen bahasa asing lebih efektif dari departemen lainnya. Dari jumlah seluruh sampel terdapat 57% calon guru menunjukkan bahwa mereka dapat dianggap efektif menjadi guru dalam pemilihan profesi dan program studi. Sebagian besar calon guru beranggapan karakteristik seorang guru adalah ‘hangat, tulus, ramah, baik dan akrab’, akan tetapi karakteristik keefektifitasan seorang guru adalah ‘antusias, bersemangat mengajar, dinamis, dan memotifasi siswa untuk belajar.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada tiga guru Biologi di SMA Negeri 2 Medan didapatkan data bahwa guru biologi yang sudah sertifikasi pada umumnya masih cenderung mengajar yang metode ceramah, dan memberikan diskusi kelompok kepada siswa. Sehingga kondisi kelas tidak kondusif, dan cenderung ribut. Guru juga cenderung tidak mengawasi kegiatan siswa di kelas,


(19)

sehingga sebagian murid sibuk dengan urusan mereka masing-masing tidak terfokus pada yang disampaikan oleh guru mereka. Selain itu, guru Biologi masih menggunakan RPP yang dibuat dua tahun lalu dalam melaksanakan pembelajaran dan RPP yang digunakan tersebut digunakan oleh lebih dari dua orang guru biologi.

Selain itu, guru biologi yang sudah lulus sertifikasi masih sering menggunakan RPP yang mereka buat dua tahun bahkan lebih dari dua tahun lalu. Padahal seharusnya guru biologi yang sudah lulus sertifikasi merombak isi RPP mereka setiap tahunnya, agar kegiatan pembelajaran setiap tahunnya dapat dikontrol dengan baik. Jadi, jika ada kekurangan dalam perencanaan pembelajaran tahun kemaren bisa diperbaiki di tahun sekarang. Selain itu, guru biologi juga masih kurang memahami konsep dasar ilmu biologi, dasar hukum-hukum dalam biologi, dan juga dalam mengkonsep praktikum untuk siswa. Pada dasarnya guru biologi tersebut dalam kegiatan praktikum tidak menuntun siswanya dengan baik.

Selanjutnya, sikap guru dalam mengendalikan siswa dalam kelas masih kurang hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang sering membiarkan siswa mengerjakan sesuatu yang bukan seharusnya mereka lakukan pada saat pembelajaran biologi, misalnya mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat pelajaran biologi sedang berlangsung atau juga siswa lebih memilih bermain baik di kelas maupun di luar kelas pada saat jam pelajaran sedang berlangsung. Selain itu, guru juga tidak mengenalai karakter siswa dengan baik sehingga siswa tersebut sering berperilaku yang kurang sopan terhadap gurunya.

Ada kalanya guru bersikap tidak objektif terhadap siswanya. Guru terlalu keras pada siswa yang tidak bisa diaturnya sehingga siswa tersebut sulit untuk


(20)

7

menentukan sikapnya. Selain itu juga, guru terkadang bersikap selalu mendahulukan siswa yang pintar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tanpa memberi kesempatan pada siswa yang lain untuk menunjukkan kemampuan mereka pada topik-topik yang mereka kuasai pada mata pelajaran biologi.

Selain itu, terkadang guru biologi juga sering menggunakan RPP temannya dalam kegiatan pembelajarannya sedang guru tersebut tidak membuat RPP untuk dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena faktor usia guru tersebut yang mungkin saat itu sudah sulit untuk memahami konsep dalam penyusunan RPP yang benar, atau mungkin juga karena faktor takut salah dalam membuat RPP tersebut sehingga guru tersebut lebih memilih untuk memakai RPP punya temannya dari pada harus membuat sendiri.

Dalam masa sekarang ini teknologi dalam kegiatan pembelajaran lagi digalakkan di sekolah. Akan tetapi, tidak semua guru termasuk guru biologi dapat menggunakannya. Padahal pada pembelajaran biologi penggunaan IT/ICT sangat menunjang lajannya pembelajaran di kelas. Penggunaan IT/ICT tersebut dapat merangsang minat belajara siswa, karena pada umumnya materi-materi pelajaran biologi harus ditampilkan dalam bentuk nyata, tidak bisa ditampilkan dalam bentuk abstrak.

Dalam penggunaan strategi, model, media pembelajaran juga pada kebanyakan guru belum mengembangkannya. Pada dasarnya metode ceramah masih dominan dalam pembelajaran biologi yang diterapkan oleh guru terutama guru biologi. Selain metode ceramah, guru juga banyak menggunakan metode diskusi kelompok pada setiap pembelajaran di kelas. Padahal, penggunaan


(21)

metode, strategi, model, maupun media pembelajaran yang lain tersebut akan lebih memudahkan guru dalam menggali potensi dan motivasi belajar siswa.

Bersarkan data dari PSG sertifikasi rayon 102 Universitas Negeri Medan didapatkan data guru-guru biologi Sekota Medan yang sudah lulus sertifikasi guru dari tahun 2007 sampai tahun 2011 adalah; (1) Tahun 2007 jumlah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi ada 31 orang; (2) Tahun 2008 jumlah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi ada 124 orang; (3) Tahun 2009 jumlah guru biologi yang sudah lulud sertifikasi ada 25 orang; (4) Tahun 2010 jumlah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi ada 9 orang; dan (5) Tahun 2011 jumlah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi ada 35 orang.

Berdasarkan data dari PSG sertifikasi rayon 102 Universitas Negeri Medan di atas terdapat 224 guru biologi di kota medan yang sudah lulus sertifikasi dari 414 orang guru yang terdaftar di kantor Dinas Pendidikan Kota medan. Berarti sekitar 54,1% persen guru biologi yang sudah lulus sertifikasi, dan masih ada 45,9% lagi guru biologi yang belum lulus sertifikasi atau yang belum memiliki sertifikat pendidik. Guru yang sudah lulus sertifikasi tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi tutor bagi guru biologi yang belum lulus atau yang belum memiliki sertifakat pendidik dalam melaksanakan kenerjanya sebagai seorang guru di sekolah mereka masing-masing. Sehingga kegiatan pembelajar di kelas pun menjadi lebih baik dan menyenangkan.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kompetensi profesional guru biologi yang sudah lulus sertifikasi belum sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.


(22)

9

2. Kompetensi pedagogik guru biologi dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran belum sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.

3. Kompetensi pedagogik guru biologi dalam mengenal dan menganalisis karakteristik siswa dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.

4. Guru biologi masih belum bisa memanfaatkan fasilitas IT di sekolah.

5. Metode ceramah masih dominan dalam pembelajaran di sekolah, belum disesuaikan dengan metode pembelajaran lain.

6. Kompetensi kepribadian guru biologi dalam hal kepercayaan diri menjadi seorang guru belum sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.

7. Kompetensi sosial guru biologi dalam berkomikasi untuk suatu inovasi pembelajaran kepadakomunitas profesi, berkomunikasi dengan siswa di kelas maupun di luar kelas, dan beradaptasi dengan lingkunagan sekolah belum sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kompetensi professional guru Biologi yang sudah melaksanakan sertifikasi belum baik dalam memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori biologi sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.

2. Kompetensi pedagogik guru biologi masih belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.

3. Kompetensi kepribadian guru biologi masih belum sesuai dengan Permendikna Nomor 16 Tahun 2007.


(23)

4. Kompetensi sosial guru biologi masih belum sesuai dengan Permendikna Nomor 16 Tahun 2007.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi profesional sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?

2. Apakah guru bologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi paedagogik sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?

3. Apakah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi kepribadian sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?

4. Apakah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi social sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Melihat hasil kompetensi profesional guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. 2. Melihat hasil kompetensi pedagogik guru biologi yang sudah lulus

sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.

3. Melihat hasil kompetensi kepribadian guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.

4. Melihat hasil kompetensi sosial guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.


(24)

11

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah; (1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah kinerja guru Biologi dalam menerapkan ilmu pengetahuan terhadap peserta didik; (2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah pandangan guru biologi bahwa ilmu biologi harus diajarkan dengan metode ceramah atau dengan diskusi; (3) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah pandangan guru dalam mengkondusifkan peserta didik di kelas.

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah; (1) Sebagai informasi pendukung bagi ahli pendidikan dalam mengembangkan instrument evaluasi kinerja guru; dan (2) Sebagai informasi pendukung bagi ahli pendidikan dalam mengembangkan instrument evaluasi kompetensi guru.


(25)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah;

1. Kompetensi profesional guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi secara menyeluruh sudah sesuai dengan ketentuan indikator yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.

2. Kompetensi paedagogik guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.

3. Kompetensi kepribadian guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi sangat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.

4. Kompetensi sosial guru biologi SMA yang sudah lulus sertifiksi sangat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.


(26)

106

5.2. Implikasi

Dalam penelitian ini populasi penelitian yang digunakan adalah 224 orang guru biologi yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada 20 orang guru biologi yang sudah sertifikasi di Kota Medan. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian hanya untuk guru biologi yang ada di Kota Medan, penelitian ini mencakup empat kompetensi guru yaitu, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik. Dari keempat kompetensi ini penilaian dilakukan dengan beberapa instrument yakni, angket guru untuk penilaian kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, lembar observasi untuk penilaian paedagogik, lembar penilaian bahan ajar, PTK, RPP, perangkat penilaian siswa, LKS, dan media pembelajaran untuk penilaian kompetensi professional. Studi ini berimplikasi pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru biologi yang sudah bersertifikasi.

5.3. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan sebaiknya guru biologi lebih meningkatkan lagi kompetensi yang sudah dimilikinya sesuai dengan permendiknas No 16 tahun 2007, terutama pada kompetensi profesional dan paedagogik. 2. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pembaca, dan tertarik


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Aguele, L.I dan E.O. Imhanlahimi. 2006. Comparing Three Instruments for Assessing Biology Teachers’ Effectiveness in the Instructional Process

in Edo State, Nigeria. J. Soc. Sci., 13(1): 67-70.

Anggraeni, Sri, Any Aryani, Yanti Hamdiyanti, Yayan Sanjaya, dan Hernawati. 2007. Sudahkah Calon Guru Biologi Menerapkan Hakekat Sains Dalam Pembelajaran Biologi ?. Bandung : FMIPA-UPI.

Anggraeni, Sri. 2006. Sudahkan Calon Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran Biologi yang Sesuai dengan Hakekat Sains ?. Bandung : FMIPA-UPI.

Abdulhak, Ishak. 2008. Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung : Penerbit Cipta Intelektual.

Anonim. 2007. Kementrian Pendidikan Nasional penetapan perguruan tinggi Penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan.

Anonim. 2010. Renstra Departemen Pendidikan Nasional tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2010-2014.

Anonim. 2005. Renstra Departemen Pendidikan Nasional tentang Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025.

Anonim. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Anonim. TT. Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala. (Online). (http://www.google.co.id/search?q=Metode PI Ekonomi%3A Teknik Pengukuran Skala, diakses 25 Pebruari 2012).

B, Nurhayati. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme dan Kinerja Guru Biologi di SMAN Kota Makassar Sulawesi Selatan. Journal No. 4/XXV/2006.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Kompetensi Evaluasi Pendidikan 04 – B3 Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah.


(28)

108

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU).

Gultom, Syawal. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hendri, Jhon. 2009. Riset pemasaran. Universitas gunadarma. (Online). (http://www.google.co.id/search?q=Metode PI Ekonomi%3A Teknik Pengukuran Skala, diakses 25 pebruari 2012).

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajawali Press.

Kartowagiran, Badrun. 2011. Kinerja Guru Profesional (Pasca Sertifikasi). Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Mappa, Syamsu dan Anisah Basleman. 2008. Teori Belajar Orang Dewasa. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurdin,Syafruddin dan Basyiruddin usman. 2003. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : PT INTERMASA.

Peraturan Mentri Pendidikan Republik Indonesia No 14 Tahun 2007 Tentang Guru Dan Dosen. 2007. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. 2007. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 18 Tahun 2007 Sertifikasi

Bagi Guru Dalam Jabatan. 2007. Jakarta.

Subali, Bambang. 2010. Penilaian, Evaluasi Dan Remediasi Pembelajaran Biologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Triyono, Moch. Bruri, Badrun Kartowagiran, Heri Retnowati. TT. Evaluasi Kinerja Guru Profesional. Acc in 14-01-2012.

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guruprofesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, Eko Putro.TT. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Journal.


(29)

Yamin, H. Martinis. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: GP Press.

Yasa, Astawa dan I Putu. 2009. Hubungan Kepuasan Kerja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Atas Swasta Di Negara. Jurnal Volume 2 Tahun 2009.

Yilmaz, Ali. 2011. Quality problem in teaching profession: Qualities teacher candidates feel to be required of teachers. Educational Research and Reviews Vol. 6(14), pp. 812-823, 12 October, 2011

Yusnadi. TT. Pendidikan Orang Dewasa. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(1)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah; (1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah kinerja guru Biologi dalam menerapkan ilmu pengetahuan terhadap peserta didik; (2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah pandangan guru biologi bahwa ilmu biologi harus diajarkan dengan metode ceramah atau dengan diskusi; (3) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah pandangan guru dalam mengkondusifkan peserta didik di kelas.

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah; (1) Sebagai informasi pendukung bagi ahli pendidikan dalam mengembangkan instrument evaluasi kinerja guru; dan (2) Sebagai informasi pendukung bagi ahli pendidikan dalam mengembangkan instrument evaluasi kompetensi guru.


(2)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah;

1. Kompetensi profesional guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi secara menyeluruh sudah sesuai dengan ketentuan indikator yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.

2. Kompetensi paedagogik guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.

3. Kompetensi kepribadian guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi sangat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.

4. Kompetensi sosial guru biologi SMA yang sudah lulus sertifiksi sangat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.


(3)

5.2. Implikasi

Dalam penelitian ini populasi penelitian yang digunakan adalah 224 orang guru biologi yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada 20 orang guru biologi yang sudah sertifikasi di Kota Medan. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian hanya untuk guru biologi yang ada di Kota Medan, penelitian ini mencakup empat kompetensi guru yaitu, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik. Dari keempat kompetensi ini penilaian dilakukan dengan beberapa instrument yakni, angket guru untuk penilaian kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, lembar observasi untuk penilaian paedagogik, lembar penilaian bahan ajar, PTK, RPP, perangkat penilaian siswa, LKS, dan media pembelajaran untuk penilaian kompetensi professional. Studi ini berimplikasi pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru biologi yang sudah bersertifikasi.

5.3. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan sebaiknya guru biologi lebih meningkatkan lagi kompetensi yang sudah dimilikinya sesuai dengan permendiknas No 16 tahun 2007, terutama pada kompetensi profesional dan paedagogik. 2. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pembaca, dan tertarik


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aguele, L.I dan E.O. Imhanlahimi. 2006. Comparing Three Instruments for Assessing Biology Teachers’ Effectiveness in the Instructional Process in Edo State, Nigeria. J. Soc. Sci., 13(1): 67-70.

Anggraeni, Sri, Any Aryani, Yanti Hamdiyanti, Yayan Sanjaya, dan Hernawati. 2007. Sudahkah Calon Guru Biologi Menerapkan Hakekat Sains Dalam Pembelajaran Biologi ?. Bandung : FMIPA-UPI.

Anggraeni, Sri. 2006. Sudahkan Calon Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran Biologi yang Sesuai dengan Hakekat Sains ?. Bandung : FMIPA-UPI.

Abdulhak, Ishak. 2008. Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung : Penerbit Cipta Intelektual.

Anonim. 2007. Kementrian Pendidikan Nasional penetapan perguruan tinggi Penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan.

Anonim. 2010. Renstra Departemen Pendidikan Nasional tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2010-2014.

Anonim. 2005. Renstra Departemen Pendidikan Nasional tentang Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025.

Anonim. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Anonim. TT. Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala. (Online). (http://www.google.co.id/search?q=Metode PI Ekonomi%3A Teknik Pengukuran Skala, diakses 25 Pebruari 2012).

B, Nurhayati. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme dan Kinerja Guru Biologi di SMAN Kota Makassar Sulawesi Selatan. Journal No. 4/XXV/2006.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Kompetensi Evaluasi Pendidikan 04 – B3 Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah.


(5)

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU).

Gultom, Syawal. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hendri, Jhon. 2009. Riset pemasaran. Universitas gunadarma. (Online). (http://www.google.co.id/search?q=Metode PI Ekonomi%3A Teknik Pengukuran Skala, diakses 25 pebruari 2012).

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajawali Press.

Kartowagiran, Badrun. 2011. Kinerja Guru Profesional (Pasca Sertifikasi). Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Mappa, Syamsu dan Anisah Basleman. 2008. Teori Belajar Orang Dewasa. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurdin,Syafruddin dan Basyiruddin usman. 2003. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : PT INTERMASA.

Peraturan Mentri Pendidikan Republik Indonesia No 14 Tahun 2007 Tentang Guru Dan Dosen. 2007. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. 2007. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 18 Tahun 2007 Sertifikasi

Bagi Guru Dalam Jabatan. 2007. Jakarta.

Subali, Bambang. 2010. Penilaian, Evaluasi Dan Remediasi Pembelajaran Biologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Triyono, Moch. Bruri, Badrun Kartowagiran, Heri Retnowati. TT. Evaluasi Kinerja Guru Profesional. Acc in 14-01-2012.

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guruprofesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, Eko Putro.TT. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Journal.


(6)

Yamin, H. Martinis. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: GP Press.

Yasa, Astawa dan I Putu. 2009. Hubungan Kepuasan Kerja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Atas Swasta Di Negara. Jurnal Volume 2 Tahun 2009.

Yilmaz, Ali. 2011. Quality problem in teaching profession: Qualities teacher candidates feel to be required of teachers. Educational Research and Reviews Vol. 6(14), pp. 812-823, 12 October, 2011

Yusnadi. TT. Pendidikan Orang Dewasa. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.