NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp N 2 Kartasura Tahun 2012/2013.

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM

ASSISTED INDIVIDUALITATION (TAI) SISWA KELAS VIII SMP N 2 KARTASURA TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan Oleh: RENY KURNIAWATI

A 420 090 028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dra. Hariyatmi, M.Si

NIP/NIK : 196212161988032001

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : RENY KURNIAWATI

N I M : A 420 090 028 Progdi Studi : FKIP BIOLOGI

Judul Skripsi :“ PERBEDAAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO

STRAY (TS-TS) DAN TEAM ASSISTED

INDIVIDUALITATION (TAI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 2 KARTASURA TAHUN 2012/2013”

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujui ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 11 Maret 2013 Pembimbing

Dra. Hariyatmi, M.Si.


(3)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH

Bismillahirrahmannirrahiim

Yang bertandatangan di bawah ini, saya:

Nama : RENY KURNIAWATI

NIM : A 420090028

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jenis : Skripsi

Judul : PERBEDAAN BELAJAR BIOLOGI DENGAN

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO-STAY-TWO STRAY (TS-ST) DAN TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS VIII SMP N 2 KARTASURA TAHUN 2012/2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan Pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 20 Mater 2013 Yang menyatakan


(4)

PERBEDAAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN

TEAM ASSISTED INDIVIDUALITATION (TAI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 2 KARTASURA

TAHUN 2012/2013

Reny Kurniawati (1), Dra. Hariyatmi, M.Si (2)

(1)

: mahasiswa pendidikan biologi FKIP UMS

(2): dosen pembimbing biologi FKIP UMS

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kartasura khususnya kelas VIII. Kelas yang digunakan dalam penelitian dipilih tiga kelas secara acak (random) dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Kelas pertama VIIIA menerapkan pembelajaran two stay two stray, kelas kedua VIIID menerapkan pembelajaran team assisted individualization, dan kelas ketiga VIIIF menerapkan pembelajaran kontrol (konvensiona)l. Pada penelitian ini menerapkan 3 materi yang berbeda yaitu struktur morfologi tumbuhan, gerak pada tumbuhan dan fotosintesis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Analisa data menggunakan uji statistika One-Way ANOVA melalui program SPSS 17.0 for Windows. Hasil nilai rata -rata postest siswa menggunakan pembelajaran TS-TS sebesar (73,60±4,039) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran TAI sebesar (70,35±5,616) dan konvensional sebesar (69,19±5,836). Hasil uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (5,926) lebih besar dari Ftabel (3,095). Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df= 2,92) yaitu sebesa r, maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembela jaran yang diterapkan antara pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan konvensional. Hasil uji lanjut anova pembelajaran TS-TS dan TAI 0,015 < 0,05, maka H0 ditolak jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran TS-TS dan kontrol 0,01< 0,05, maka H0 ditolak maka terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran TAI dan kontrol 0,378> 0,05, maka H0 diterima jadi tidak ada perbedaan. Nilai afektif yang diperoleh menunujukan bahwa nilai pembelajaran TS-TS lebih tinggi dari nilai pembelajaran TAI dan konvnsional. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara pembelajaran TS-TS, TAI dan Konvensional dengan pembelajaran TS-TS yang efektif sedangkan untuk pembelajaran TAI dengan konvensional sama dengan selisih hasil analisis yang hampir sama, jadi pembelajaran TAI dan Konvensional kurang efektif.


(5)

A. Pendahuluan

Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan tanpa mengenal usia. Belajar tidak hanya membaca, tetapi belajar dari pengalaman dan permasalahan yang ada di sekitar kita. Di dunia pendidikan, belajar merupakan sesuatu yang sudah terstruktur sesuai dengan tingkatannya dan cara pembelajaranya pun juga berbeda antara satu dengan yang lainya. Djamarah (2010) kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam ciri setiap pribadi anak didik.

Kegiatan belajar mengajar akan lebih terkontrol ketika ada peran guru di dalamnya. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur tersebut munculah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai medianya. Di dalam kegiataan belajar mengajar, semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012).

Dalam pembelajaran biologi siswa di tuntut aktif dalam segala sesuatunya. Karena biologi tidak hanya difahami dengan teori saja, melainkan ada sebagian materi yang di praktekkan. Pembelajaran biologi menuntut siswa untuk berfikir logis dan secara alamiah dalam menyelesaiakan suatu permasalahan yang dihadapi.

Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang berhubungan langsung dengan alam, semua komponen yang ada di alam bahkan yang bersifat renik sekalipun. Biologi juga dapat dikatakan ilmu alam yang sangat berpengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Biologi lebih mengembangkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang logis, kegiatan belajar mengajar yang terfokus dan keterampilan proses siswa melalui metode pembelajaran yang sesuai sehingga menimbulkan


(6)

emosional siswa yang lebih berkembang. Budimansyah (2002), Mata pelajaran ini peserta didik dikembangkan sikap ilmiah yang mencakup : 1. jujur dan obyektif; 2. Sikap ingin tahu; 3. Terbuka; 4. Kritis; 5. Peduli terhadap lingkungan sekitar; 6. Tekun; dan 7. Tidak percaya tahayul.

Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua tamu merupakan pembelajaran yang diawali dengan pembagiaan kelompok. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabanya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapatkan tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali kekelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. (Suprijono, 2012)

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama (Slavin, 2008).

Menurut hasil penelitian Qomariyah (2010), dilaporkan bahwa penerapan metode two stay two stray termasuk kategori cukup dan telah


(7)

sesuai dengan teori yang ada. Menurut hasil penelitian Arya Sigit Prasaja (2011), disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dilengkapi dengan media komputer program Macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan media komik.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Kartasura tahun ajaran 2012/2013. Sedangkan pembelajaran team assisted individualization sama halnya dengan pembelajaran konvensional yang memilik nilai rata-rata hampir sama.

B. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII semester II SMP N 2 Kartasura tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian dilakukan dengan 3 tahap yaitu 1) Tahap persiapan : bulan September- Januari 2013. 2) Tahap pelaksanaan penelitian: bulan Januari akhir - Februari 2013. 3) Tahap analisa dan pengelolaan data: bulan Maret 2013. Dalam penelitian ini Populasi Penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 KARTASURA tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 8 kelas. Sampel dalam penelitian diambil sebanyak 3 kelas dari populasi 8 kelas, kelas yang terpilih kelas pertama untuk pembelajaran kooperatif tipe TS-TS, kelas kedua untuk pembelajaran kooperatif tipe TAI, dan kelas ketiga sebagai kelas kontrol (ceramah). Teknik dalam pengambilan sampel yang diguanakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, dengan teknik ini setiap kelas memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Setelah dilakukan sampling, diperoleh kelas yang akan dijadikan sampel yaitu kelas VIIIA (pembelajaran TS-TS), VIII D (pembelajaran TAI) dan VIIIF (pembelajaran konvensional ceramah).

Penelitian ini metode pengambilan data yang digunakan yaitu Metode dokumentasi dan metode tes. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan sumber data yang berupa


(8)

gambar/ foto saat kegiatan penelitian berlangsung di SMP N 2 Kartasura. Sedangkan metode tes Merupakan cara untuk memperoleh data dengan postes pada kedua kelas sampel setelah perlakuan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Team Assisted Individualization dengan menggunakan soal yang sama.

Data yang diperoleh berupa nilai postest akan diuji menggunakan uji statistik One-Way ANOVA dikarenakan penelitian ini akan membandingkan antara hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pembelajaran TS-TS, TAI. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS (Statistic Product and Service Solution ) 17.0 for Windows. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data di analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, setelah data dikatakan normal dan homogen, maka dapat langsung di analisa menggunakan uji parametrik One Way Anova.

C. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pendidikan yang membandingkan dua pembelajaran yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII. Kelas VIII dipilih secara acak (random) untuk diberikan perlakuan. Kelas yang terpilih yaitu kelas VIIIA, VIIID, dan VIIIF. Kelas eksperimen pertama VIIIA diberi perlakuan pembelajaran two stay two stray, kelas eksperimen kedua VIIID diberi perlakuan pembelajaran team assisted individualization, sedangkan kelas VIIIF merupakan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Penelitian ini menggunakan tiga materi pembelajaran yang berbeda yaitu materi struktur morfologi pada tumbuhan, gerak pada tumbuhan dan fotosintesis. Penelitian ini menggunakan tiga materi yang berbeda bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang digunakan antara two stay two stray, team assisted individualization dan konvensional, selain itu supaya siswa tidak merasa bosan kalau hanya


(9)

diterapkan pada satu materi, sehingga peneliti menggunakan tiga materi yang berbeda dalam penerapanya.

Penelitian ini untuk mengetahui nilai kognitif dan afektif dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Nilai kognitif di lihat dari tes kemampuan akhir siswa (postest) sedangkan nilai afektif di lihat dari proses kegiatan berlangsung yang dinilai oleh peneliti. Soal postest sebelum digunakan diuji dulu validitas dan reliabilitasnya. Soal postest diujikan pada kelas selain kelas eksperimen yaitu kelas VIIIB. Setelah soal postest dinyatakan valid dan reliabel, soal dapat digunakan untuk ulangan untuk kelas eksperimen dan kontrol. Setelah diperoleh data hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan selanjutnya data dianalisis. Hasil analisis dinyatakan bahwa semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, diperlihatkan bahwa nilai signifikansi untuk kelompok perlakuan two stay two stray (0,188), kelompok perlakuan team assisted individualization (0,200) dan kelompok kontrol (0,155). Ketiga kelompok perlakuan tersebut memiliki nilai lebih besar dari pada tetapan signifikansi (0,05), maka semua data dinyatakan normal. Setelah semua data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas diperlihatkan nilai probabilitas sebesar (0,155) lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05) maka sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen. Setelah semua data yang terkumpul normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Anova Satu Jalan (One Way Anova) melalui program statistika SPSS.

Hasil data setelah dilakukan uji hipotesis dengan One Way Anova terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan ceramah (konvensional) diperoleh nilai

FHitung (5,926) lebih besar dari Ftabel (3,095) hal ini menunjukan bahwa

rata-rata nilai hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan berbeda nyata atau tidak sama. Setelah data dari ketiga kelompok perlakuan dinyatakan berbeda, selanjutnya akan dilakukan uji lanjut Anova untuk mengetahui ketiga kelompok perlakuan yang sama atau berbeda.


(10)

Berdasarkan hasil uji lanjut Anova terlihat perbedaan antara nilai rata-rata siswa menggunakan pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan kontrol (konvensional). Penerapan pembelajaran two stay two stray memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari pada pembelajaran team assisted individualization dan konvensional. Hal ini diperlihatkan nilai signifikansi antara two stay two stray dan team assisted individualization sebesar 0,015 dan kontrol sebesar 0,001. Kedua nilai signifikansi tersebut lebih kurang dari tetapan signifikansi (0,05) sehingga H0 ditolak berarti bahwa ada perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa. Dari data yang diperoleh, pembelajaran two stay two stray memiliki nilai rata-rata paling tinggi dibanding team assisted individualization dan konvensional. Jadi pembelajaran TS-TS yang paling berbeda dilihat dari hasil analisis aspek kognitif dan afektif dibandingkan pembelajaran TAI dan konvensional, sedangkan TAI dan konvensional adalah sama, dalam arti memiliki nilai kognitif dan afektif hampir sama, karena memiliki hasil analisis aspek kognitif dan afektif dengan selisih yang hampir sama.

Dari data tersebut pembelajaran two stay two stray memiliki nilai rata-rata paling tinggi, sehingga pembelajaran two stay two stray lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran biologi, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menyampaikan pendapat kepada kelompok lain, karena dalam pembelajaran two stay two stray siswa dituntut untuk dapat menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan kata-katanya sendiri dari hasil diskusi kelompok hingga kelompok tuan rumah faham atas hasil yang didiskusikan. 2) siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat kepada kelompok lain. 3) siswa lebih aktif, tanggung jawab dan menjadi pendengar yang baik terhadap anggota kelompok lain. 4) siswa presentasi dengan pernyataan dari semua kelompok lebih efektif dan membuat siswa benar-benar faham, karena mendapat peryataan yang lebih lengkap. Faktor-faktor yang


(11)

mempengaruhi pembelajaran team assisted individualization lebih rendah yaitu: 1) siswa dalam pembelajaran TAI lebih suka menunggu temannya yang lebih faham untuk mengerjakan, walaupun semua siswa mengerjakan, tetapi siswa tetap menunggu jawaban dari anggota kelompok untuk membantu mengarjakan beberapa tes formatif yang disiapkan oleh guru karena difikiran siswa karena itu tugas kelompok sehingga sebagian siswa kurang tanggung jawab dalam melaksanakanya. 2) siswa cenderung pasif, karena pembelajaran ini menggunakan beberapa tes formatif dan setelah mengerjakan soal formatif guru memberikan kunci jawaban untuk dikoreksi, kalau benar siswa dapat melanjutkan soal formatif selanjutnya. 3) siswa kurang berkomunikasi, bertanya dengan kelompok lain dalam presentasi, karena siswa terlanjur lelah mengerjakan tes formatif yang disediakan oleh guru.

Pada penelitian ini nilai afektif mempengaruhi nilai hasil belajar, yang menunjukkan bahwa siswa diberi perlakuan pembelajaran two stay two stray nilai keaktifanya lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan pembelajaran team assisted individualization dan konvensional. Nilai afektif yang diamati oleh peneliti yaitu aktif, kerjasama, bertanya, menjadi pendengar yang baik dan tanggung jawab. Pembelajaran TS-TS kriteria sangat minat lebih tinggi dari pada TAI dan konvensional. Kriteria sangat minat pada pembelajaran TS-TS berjumlah 16 siswa, TAI berjumlah 13 siswa dan konvensional berjumlah 6 siswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis antara perlakuan team assisted individualization dengan kontrol (konvensional) memiliki nilai signifikansi (0,378) lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05) berarti bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kedua pembelajaran tersebut dan dapat pula dikatakan bahwa nilai rata-rata hampir sama. Hal tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan pembelajaran team assisted individualization tidak efektif, karena terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh hampir sama dengan pembelajaran konvensional.


(12)

Pembelajaran two stay two stray memiliki persamaan antara pembelajaran team assisted individualization, persamaanya terletak pada proses pembelajaran, kedua pembelajaran ini sama-sama kerja tim yang menuntut siswa untuk kerja sama, selain itu kedua pembelajaran ini siswa yang lebih aktif sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Pembelajaran two stay two stray dan team assisted individualization dalam penelitian ini pada dasarnya digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif dan aspek afektif. Pembelajaran TS-TS dan TAI dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam berdiskusi kelompok serta komunikatif dengan anggota kelompok. Dalam penelitian ini TS-TS yang lebih afektif dan paling berbeda dilihat dari nilai afektif dan kognitif yang diperoleh, sedangkan pembelajaran TAI dan konvensional sama tidak ada perbedaan. Penelitian ini relevan dengan penelitian Qomariyah (2010), dilaporkan bahwa penerapan metode two stay two stray termasuk kategori cukup untuk meningkatkan keterampilan, minat siswa dan telah sesuai dengan teori yang ada. Pendapat ini diperkuat lagi oleh penelitian Saraswati, In Diyah (2012), dilaporkan bahwa pembelajaran two stay two stray berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, ketuntasan belajar baik individual maupun klasikal dapat tercapai, berarti penerapan model ini efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep, dan kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ini untuk materi kubus dan balok lebih baik dari pada yang mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori.

D. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian diperoleh kesimpulan: Ada perbedaan penggunaan pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan konvensional. Pembelajaran yang berbeda terlihat dari hasil analisis aspek afektif dan kognitif yaitu TS-TS


(13)

sedangkan TAI dan konvensional adalah sama, hanya selisih sedikit hasil analisis dari kedua pembelajaran tersebut .

E. DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: PT Ganesindo.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan

Pembelajaran, Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.

Saraswati, In Diyah, dkk. 2012. Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat. Jurnal Pendidikan Matematika UNNES. Volume : 01, nomor 01, halaman 31-36.

Suprijono, Agus.2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. London: Allyn & Bacon. Qomariyah, Ita dan Badriyah, Lilatul. 2010. Upaya Peningkatan

Ketrampilan Beragumentasi Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Two Stay-Two Stray Pada Siswa Kelas XI Di SMA AL Muniroh Ujung Pangkah. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam. Volume : 01, nomor 01, halaman 37-52.


(1)

gambar/ foto saat kegiatan penelitian berlangsung di SMP N 2 Kartasura. Sedangkan metode tes Merupakan cara untuk memperoleh data dengan postes pada kedua kelas sampel setelah perlakuan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dan Team Assisted Individualization dengan menggunakan soal yang sama.

Data yang diperoleh berupa nilai postest akan diuji menggunakan uji statistik One-Way ANOVA dikarenakan penelitian ini akan membandingkan antara hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pembelajaran TS-TS, TAI. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS (Statistic Product and Service Solution ) 17.0 for Windows. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data di analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, setelah data dikatakan normal dan homogen, maka dapat langsung di analisa menggunakan uji parametrik One Way Anova.

C. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pendidikan yang membandingkan dua pembelajaran yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII. Kelas VIII dipilih secara acak (random) untuk diberikan perlakuan. Kelas yang terpilih yaitu kelas VIIIA, VIIID, dan VIIIF. Kelas eksperimen pertama VIIIA diberi perlakuan pembelajaran two stay two stray, kelas eksperimen kedua VIIID diberi perlakuan pembelajaran team assisted individualization, sedangkan kelas VIIIF merupakan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Penelitian ini menggunakan tiga materi pembelajaran yang berbeda yaitu materi struktur morfologi pada tumbuhan, gerak pada tumbuhan dan fotosintesis. Penelitian ini menggunakan tiga materi yang berbeda bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang digunakan antara two stay two stray, team assisted individualization dan konvensional, selain itu supaya siswa tidak merasa bosan kalau hanya


(2)

diterapkan pada satu materi, sehingga peneliti menggunakan tiga materi yang berbeda dalam penerapanya.

Penelitian ini untuk mengetahui nilai kognitif dan afektif dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Nilai kognitif di lihat dari tes kemampuan akhir siswa (postest) sedangkan nilai afektif di lihat dari proses kegiatan berlangsung yang dinilai oleh peneliti. Soal postest sebelum digunakan diuji dulu validitas dan reliabilitasnya. Soal postest diujikan pada kelas selain kelas eksperimen yaitu kelas VIIIB. Setelah soal postest dinyatakan valid dan reliabel, soal dapat digunakan untuk ulangan untuk kelas eksperimen dan kontrol. Setelah diperoleh data hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan selanjutnya data dianalisis. Hasil analisis dinyatakan bahwa semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, diperlihatkan bahwa nilai signifikansi untuk kelompok perlakuan two stay two stray (0,188), kelompok perlakuan team assisted individualization (0,200) dan kelompok kontrol (0,155). Ketiga kelompok perlakuan tersebut memiliki nilai lebih besar dari pada tetapan signifikansi (0,05), maka semua data dinyatakan normal. Setelah semua data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas diperlihatkan nilai probabilitas sebesar (0,155) lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05) maka sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen. Setelah semua data yang terkumpul normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Anova Satu Jalan (One Way Anova) melalui program statistika SPSS.

Hasil data setelah dilakukan uji hipotesis dengan One Way Anova terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan ceramah (konvensional) diperoleh nilai FHitung (5,926) lebih besar dari Ftabel (3,095) hal ini menunjukan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan berbeda nyata atau tidak sama. Setelah data dari ketiga kelompok perlakuan dinyatakan berbeda, selanjutnya akan dilakukan uji lanjut Anova untuk mengetahui ketiga kelompok perlakuan yang sama atau berbeda.


(3)

Berdasarkan hasil uji lanjut Anova terlihat perbedaan antara nilai rata-rata siswa menggunakan pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan kontrol (konvensional). Penerapan pembelajaran two stay two stray memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari pada pembelajaran team assisted individualization dan konvensional. Hal ini diperlihatkan nilai signifikansi antara two stay two stray dan team assisted individualization sebesar 0,015 dan kontrol sebesar 0,001. Kedua nilai signifikansi tersebut lebih kurang dari tetapan signifikansi (0,05) sehingga H0 ditolak berarti bahwa ada perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa. Dari data yang diperoleh, pembelajaran two stay two stray memiliki nilai rata-rata paling tinggi dibanding team assisted individualization dan konvensional. Jadi pembelajaran TS-TS yang paling berbeda dilihat dari hasil analisis aspek kognitif dan afektif dibandingkan pembelajaran TAI dan konvensional, sedangkan TAI dan konvensional adalah sama, dalam arti memiliki nilai kognitif dan afektif hampir sama, karena memiliki hasil analisis aspek kognitif dan afektif dengan selisih yang hampir sama.

Dari data tersebut pembelajaran two stay two stray memiliki nilai rata-rata paling tinggi, sehingga pembelajaran two stay two stray lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran biologi, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menyampaikan pendapat kepada kelompok lain, karena dalam pembelajaran two stay two stray siswa dituntut untuk dapat menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan kata-katanya sendiri dari hasil diskusi kelompok hingga kelompok tuan rumah faham atas hasil yang didiskusikan. 2) siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat kepada kelompok lain. 3) siswa lebih aktif, tanggung jawab dan menjadi pendengar yang baik terhadap anggota kelompok lain. 4) siswa presentasi dengan pernyataan dari semua kelompok lebih efektif dan membuat siswa benar-benar faham, karena mendapat peryataan yang lebih lengkap. Faktor-faktor yang


(4)

mempengaruhi pembelajaran team assisted individualization lebih rendah yaitu: 1) siswa dalam pembelajaran TAI lebih suka menunggu temannya yang lebih faham untuk mengerjakan, walaupun semua siswa mengerjakan, tetapi siswa tetap menunggu jawaban dari anggota kelompok untuk membantu mengarjakan beberapa tes formatif yang disiapkan oleh guru karena difikiran siswa karena itu tugas kelompok sehingga sebagian siswa kurang tanggung jawab dalam melaksanakanya. 2) siswa cenderung pasif, karena pembelajaran ini menggunakan beberapa tes formatif dan setelah mengerjakan soal formatif guru memberikan kunci jawaban untuk dikoreksi, kalau benar siswa dapat melanjutkan soal formatif selanjutnya. 3) siswa kurang berkomunikasi, bertanya dengan kelompok lain dalam presentasi, karena siswa terlanjur lelah mengerjakan tes formatif yang disediakan oleh guru.

Pada penelitian ini nilai afektif mempengaruhi nilai hasil belajar, yang menunjukkan bahwa siswa diberi perlakuan pembelajaran two stay two stray nilai keaktifanya lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan pembelajaran team assisted individualization dan konvensional. Nilai afektif yang diamati oleh peneliti yaitu aktif, kerjasama, bertanya, menjadi pendengar yang baik dan tanggung jawab. Pembelajaran TS-TS kriteria sangat minat lebih tinggi dari pada TAI dan konvensional. Kriteria sangat minat pada pembelajaran TS-TS berjumlah 16 siswa, TAI berjumlah 13 siswa dan konvensional berjumlah 6 siswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis antara perlakuan team assisted individualization dengan kontrol (konvensional) memiliki nilai signifikansi (0,378) lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05) berarti bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kedua pembelajaran tersebut dan dapat pula dikatakan bahwa nilai rata-rata hampir sama. Hal tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan pembelajaran team assisted individualization tidak efektif, karena terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh hampir sama dengan pembelajaran konvensional.


(5)

Pembelajaran two stay two stray memiliki persamaan antara pembelajaran team assisted individualization, persamaanya terletak pada proses pembelajaran, kedua pembelajaran ini sama-sama kerja tim yang menuntut siswa untuk kerja sama, selain itu kedua pembelajaran ini siswa yang lebih aktif sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Pembelajaran two stay two stray dan team assisted individualization dalam penelitian ini pada dasarnya digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif dan aspek afektif. Pembelajaran TS-TS dan TAI dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam berdiskusi kelompok serta komunikatif dengan anggota kelompok. Dalam penelitian ini TS-TS yang lebih afektif dan paling berbeda dilihat dari nilai afektif dan kognitif yang diperoleh, sedangkan pembelajaran TAI dan konvensional sama tidak ada perbedaan. Penelitian ini relevan dengan penelitian Qomariyah (2010), dilaporkan bahwa penerapan metode two stay two stray termasuk kategori cukup untuk meningkatkan keterampilan, minat siswa dan telah sesuai dengan teori yang ada. Pendapat ini diperkuat lagi oleh penelitian Saraswati, In Diyah (2012), dilaporkan bahwa pembelajaran two stay two stray berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, ketuntasan belajar baik individual maupun klasikal dapat tercapai, berarti penerapan model ini efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep, dan kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ini untuk materi kubus dan balok lebih baik dari pada yang mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori.

D. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian diperoleh kesimpulan: Ada perbedaan penggunaan pembelajaran two stay two stray, team assisted individualization dan konvensional. Pembelajaran yang berbeda terlihat dari hasil analisis aspek afektif dan kognitif yaitu TS-TS


(6)

sedangkan TAI dan konvensional adalah sama, hanya selisih sedikit hasil analisis dari kedua pembelajaran tersebut .

E. DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: PT Ganesindo.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan

Pembelajaran, Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.

Saraswati, In Diyah, dkk. 2012. Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat. Jurnal Pendidikan Matematika UNNES. Volume : 01, nomor 01, halaman 31-36.

Suprijono, Agus.2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. London: Allyn & Bacon. Qomariyah, Ita dan Badriyah, Lilatul. 2010. Upaya Peningkatan

Ketrampilan Beragumentasi Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Two Stay-Two Stray Pada Siswa Kelas XI Di SMA AL Muniroh Ujung Pangkah. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam. Volume : 01, nomor 01, halaman 37-52.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang

3 64 24

Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Di Smp Nusantara Plus Tangerang Selatan

3 17 130

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1 MTS Negeri Enok

0 1 9

Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Dan Two Stay Two Stray Dengan Kemampuan Awal Di Sma Negeri 1 Terbanggi Besar

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 39

Perbandingan Kemampuan Pemahaman Matematis Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dan Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Jalaksana

0 0 8

View of Perbedaan Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Dan Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Pada Peserta Didik Kelas Viii (Materi Lensa)

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 16