Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen dilakukan dari bulan februari sampai dengan Maret 2018, pada tanggal 23 Februari 2018 dilakukan uji coba soal untuk validitas

  dan reliabilitas di SD Negeri Sruwen 1, dari uji coba soal berjumlah 20 pilihan ganda dan 10 uraian dan responden sejumlah 33 siswa memperoleh butir soal yang valid 11 soal pilihan ganda dan 10 soal uraian dengan ketentuan r kritis > 0,3 dan memperoleh reliabilitas 0,716 untuk soal pilihan ganda dan 0,735 untuk soal uraian artinya cukup reliabilitas. Hasil soal yang valid nantinya akan diberikan sebagai pretes dan postes, karena indikator dari materi sifat-sifat bangun datar dan jaring-jaring bangun ruang telah terpenuhi.

  Sebelum dilakukannya penelitian di kelas eksperimen dan di kelas kontrol, peneliti melakukan observasi di kelas V, hasil observasi tersebut didapatkan data yaitu 21 siswa yang terdiri 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dikelas kontrol yaitu SD Negeri Sugihan 4, pada kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Sugihan 1 terdapat 23 siswa yang terdiri 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti di SD Eksperimen menemui guru kelas untuk meminta jadwal pelajaran Matematika kelas V dan hari yang diperbolehkan untuk penelitian.

  Penelitian ini menggunakan metode TSTS dilakukan dengan kolaborator antara guru kelas (guru kelas V), peneliti (observer), yang mana di dalam pembelajaran guru kelas sebagai pengajar dengan metode TSTS, peneliti sebagai observer pengamat aktifitas guru dan siswa saat pembelajaran dengan metode TSTS. RPP di buat oleh peneliti yang sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan metode TSTS pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta jaring-jaring bangun ruang. Guru terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang bagaimana langkah-langkah metode TSTS, setelah guru jelas tentang langkah-langkah TSTS baru bisa dilakukan penelitian.

  Pada tanggal 19 Maret 2018 peneliti memberikan soal pretes kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Soal yang diberikan sebelumnya telah dianalisis berbantu program komputer SPSS 17.0 kedua kelas tersebut normal dengan ketentuan <0,05, karena signifikan laki-laki 0,098 dan perempuan 0,135. Homogenitas dari kedua kelas tersebut adalah >0,05 yaitu 0,571oleh karena data pretes normal dan homogen maka uji prasyarat dilanjutkan.

  Penelitian pada kelas eksperimen yang dilakukan di SD Negeri Sugihan 1 dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2018 pada jam pertama sampai jam kedua dengan menerapkan model pembelajaran TSTS pada materi bangun datar dan bangun ruang. Dalam pembelajaran ini, guru sebagai pengajar, observer sebagai pengamat aktivitas guru dan siswa dalampembelajaran, dan siswa sebagai subyek pembelajarannya. Hasil pengamatan selama pembelajaran adalah guru sudah menerapkan metode TSTS yang mengacu pada lembar observasi, adapun dalam pelaksanaan pembelajaran, guru membagi lembar kertas yang bertuliskan sebuah permasalahan yang akan dibahasa dalam kelompok dengan menggunkana lembar kerja kelompok, dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lainnya, dua siswa yang tinggal bertugas mempresentasikan dan memberikan informasi kepada dua siswa yang datang dengan cara mendemonstrasikan, setelah waktu yang telah ditentukanhabis maka dua siswa yang bertugas menjadi tamu mohon diri untuk kembali ke kelompoknya masing-masing dan melaporkan hasil tukar informasi dengan kelompok lain. Setelah melaporkan hasil tukar informasi siswa mencatat gagasan atau informasi baru yang didapat dari kelompok lain, kemudia dua perwakilan kelompok melakukan presentasi didepan kelas hasil kerjasama kelompoknya. Setelah semua melakukan presentasi guru melakukan umpan balik terhadap siswa mengenai pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan memberikan soal postes.

  Hari Selasa tanggal 20 Maret 2018 jam kedua dan ketiga melakukan penelitian di SD kontrol dengan menggunakan model konvensional pada materi bangun datar dan bangun ruang. Hasil pengamatan pada pertemuan ini guru melakukan pembelajaran dengan tanya jawab, penugasan dan sedikit penjelasan setelah itu dilanjutkan dengan memberikan soal evalusi pembelajaran berupa postes. Jumlah siswa yang hadir 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

  Sebelum data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer, peneliti menemui guru kelas, observer untuk melakuakn diskusi mengenai pembelajran dengan menerapkan metode TSTS. Berdasarkan diskusi yang telah terjadi dapat diperoleh informasi bahwa pembelajaran dengan metode TSTS dapat mudah dipahami, diteima oleh siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar sisw. Sedangkan untukguru kelas atau pengajar penerapan metod TSTS dalam pembelajaran matematika ini dapat menambah wawasan dan pengalaman baru, untuk observer diharapkan juga dapat menjadi hasl baru atau pengalaman baru yang dapat ditularkan kepada teman-temannya. Untuk peneliti diharapkan dapat menjadiinovasi serta kreativitas dan dapat memberikan manfaat untuk semua. Data hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dianalisis dengan melakukan analisis ANOVA kemudia disimpulkan.

4.2. Hasil Penelitian

  4.2.1 Deskripsi Data Variabel Y Penelitian ini terdiri dari dua sub yaitu deskripsi data dan analisis data.

  Deskripsi data terdiri fari hasil belajar matematika kelas V baik dari kelas eksperimen maupun dari kelas kontrol. Analisis data mengurai hal deskriptif data dan uji t. Pada penelitianini peneliti menggunakan program SPSS 21.00 for windows.

  4.2.2 Hasil Belajar Kelas Eksperimen

  Hasil belajar ada dua pretes dan postes yang dilakuakn melalui tes hasil belajar.berdasarkan hasil tersebut akan dikategorikan menjadi dua yaitu kategori tuntas dan tidak tuntas berdasarkan KKM, adapun KKM pada kelas kontrol ada 70. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Variabel Hasil Belajar Kelas Eksperimen

  

Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Pretes Postes Kategori Range

  f % f % Tuntas 70-100 4 17,3913 23 100 Tidak Tuntas 0-69 19 82,6087

  Jumlah 23 100 23 100 Mean 62,95455 90,86364

  Standart Deviasi 9,717325 8,385336 Minimal

  55

  73 Maksimal 90 100 Valid

  23

  23 N Missing

  Berdasarkan hasil belajar taabel 4.1 memberi makna bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen setelah dibeikan perlakuakn berupa metode TSTS secara keseluruhan mengalami peningkatan. Selain itu peneliti juga bertanya kepada guru kelas V mengenai siswa yang nilai tidak tuntas pada soal pretes, berdasarkan hasil wawancara siswa yang tidak tuntas ternyata memiliki karakteristik yang pendiam serta kurang aktif bertanya pada saat pelajaran berlangsung. Sedangkan karakteristik siswa yang soal pretesnya tuntas adalah siswa yang bertanya ketika tidak tahu, menerima masukan dari teman sebaya.

4.2.3 Hasil Belajar Kelas Kontrol

  Hasil belajar ada dua pretes dan postes yang dilakuakn melalui tes hasil belajar.berdasarkan hasil tersebut akan dikategorikan menjadi dua yaitu kategori tuntas dan tidak tuntas berdasarkan KKM, adapun KKM pada kelas kontrol ada

  70. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Variabel Hasil Belajar Kelas Kontrol

  

Hasil belajar kelas kontrol

Pretes Postes Kategori Range

  f % f % Tuntas 70-100 11 52,38095 17 80,95238 Tidak Tuntas 0-69 10 47,61905 4 19,04762

  Jumlah 21 100 21 100

  Mean 69,25 81,2 Standart Deviasi 11,27118 12,42493

  Minimal

  55

  54 Maksimal

  90

  95 Valid

  21

  21 N Missing

  Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh data bahwa hasil belajar kelas kontrol secara keseluruhan mengalami peningkatan. Tetapi masih ada 4 siswa ketika pretes tidak tuntas daan ketika postes juga tidak tuntas. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas V ternyata siswa tersebut belum sepenuhnya memahami materi yang disampaikan. Sehingga guru perlu tindakan lanjut berupa mengadakan remidiasi terhadap ke empat siswa tersebut.

  Selain menganalisis hasil belajar kognitif, peneliti juga menganalisis hasil belajar dari aspek afektif dan juga psikomotor. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Percaya

  Jujur No Kelas Tanggungjawab bekerjasama diri Eksperimen 13,666378 12,04983 18,942898 20,50145

  1 Kontrol

  13,09381 11,926567 8,192181 13,148918

  2 Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa perbandingan hasil dari kelas

  eksperimen dan kelas kontrol terlihat jelas. Itu berarti bahwa pembelajaran dengan pemberian perlakuan metode TSTS mampu membuat kelas lebih terlihat kekeluargaan dan kompak.

4.2.4 Analisis Deskriptif Variabel X Kegiatan obsevasi dilakukan ketika pembelajaran sedang berlangsung.

  Kegiatan observasi menggunakan lembar observasi yang telah diuraikan pada bab

  III yang sebagai dasar kisi-kisi instrumen lembar observasi kegiatan guru pada saat pembelajaran. Kegiatan observasi inti dilakukan oleh observer (peneliti) kepada guru pengajar kelas V (guru kelas).

  Berdasarkan hasil pengamatan observer, pengajar telah menerapkan model pembelajaran TSTS maupun model konvensional dengan baik. Pengajar dapat mengatur dan mengendalikan jalannya proses pembelajaran baik dalam menggunakan model TSTS maupun dengan konvensional. Pada saat pertemuan awal dilakukan di kelas V SDN Sugihan 1 yang menggunakan model pembelajran TSTS. Ada beberapa siswayang terlihat bingung dalam mengikuti pembelajaran namun pengajar dapat mengatasi hal tersebut dan kembali mengendalikan suasana dan proses pembelajaran kembali normal. Kegiatan observasi yang dilakukan meliputi pengamatan pada respon siswa dengan cara melihat aktifitas-aktifitas siswa dalam pembelajaran serta mencocokkannya dengan lembar observasi yang tersedia. Hasil tindakan guru dan respon siswa dapat dilihat sebagai berikut

Tabel 4.4 Hasil Observasi Respon Siswa

  Langkah TSTS Deskripsi Pertemuan Kegiatan awal

  Siswa menjawab salam √

  Siswa bersama guru berdoa untuk mengawali √ pembelajaran.

  Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang √ disampaikan oleh guu.

  Kegiatan inti Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5

  √ setiap anggota. Siswa mendengarkan arahan guru dalam pembentukan

  √ Pembagian kelompok kelompok

  Siswa mengambil salah satu bola yang mereka inginkan √ dengan tertib.

  √ Siswa berkelompok berdasarkan warna bola yang telah diambil. Pembagian sub dan

  Siswa menerima dan memahami lembar kerja yang pokok √ dibagi. permasalahan

  Diskusi dalam Siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan secara √ kelompok berkelompok.

  Siswa yang bertugas sebagai perwakilan kelompok √

  Perwakilan untuk mulai berkunjung ke kelompok yang dituju. kelompok menuju bertamu ke

  Siswa mencari informasi dari kelompok yang kelompok lain √ dikunjungi.

  Dua anggota yang tinggal menerima tamu yang datang √ Siswa menerima tamu yang datang berkunjung.

  Dua anggota kelompok yang Siswa menyampaikan informasi kepada tamu yang

  √ tinggal menerima berkunjung. tamu

  Siswa menyampaikan informasi kepada tamu yang √ berkunjung.

  Siswa menerima informasi dan kembali menuju √ kelompoknya lagi.

  Tamu kembali ke kelompok masing- masing

  Siswa berdiskusi dan mencocokan hasil kerjanya. √ Presentasi Siswa maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. √

  Kegiatan akhir Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran pada

  √ hari ini Siswa menjawab pertanyaan guru bahwa sudah

  √ memahami pembelajaran yang diberikan Siswa mengerjakan soal post tes secara indivisu √

  Pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama. √ Berdasarkan tabel diatas dapat diperjelas bahwa pada pertemuan tersebut, siswa tertarik dengan pertanyaan yang disampaikan pengajar sebagai bentuk pancingan sebelum pembelajaran berlangsung. Selain itu semua siswa dapat bekerja dalam kelompoknya dengan sangat baik, meskipun pembagian kelompok yang dilakukan pengajar bukan berdasarkan keakraban siswa dikelas, melainkan secara acak dengan menggunakan bola warna. Siswa juga dapat menyelesaikan tanggungjawab masing-masing anggota kelompok yang telah dibagikan atau yang telah didiskusikan dalam kelompok tersebut. Pada saat pengoreksian hasil dikusi secraa klasikal siswa sangat terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan trsebut. Pengerjaan soal postes dan pretest mereka lakukan secara mandiri dan jujur tanpa ada bantuan teman samping kanan, kiri maupun depan juga belakang.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Respon Siswa

  Hasil pengamatan No Indikator

  Ya Tidak

  1 Siswa menjawab salam dari guru √ 2 Siswa dan guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama.

  • 3 Siswa memperhatikkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  √

  √ Siswa memperhatikan guru menyampaikan materi tentang sifat-

  4 √ sifat bangun datar dan bangun ruang.

  Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai sifat-sifat

  5 √ bangun datar dan bangun ruang

  6 Siswa mengerjakan soal secara individu √

  7 Siswa dan guru membahas hasi dari pekerjaan siswa √

  8 Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan √

  9 Siswa mengerjakan soal pos tes sebagai akhir dari pembelajaran √

  10 Pembelajaran ditutup dengan siswa memimpin doa bersama √

  Pada tabel diatas dijelaskan bahwa pada pembelajaran kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional yang dilakukan pada kelas V di SDN pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan ini. Selain itu pada saat guru menjelaskan materi banyak siswa yang sangat tertarik sehingga mengajukan beberapa pertanyaan. Pada pengerjakan soal pretes dan postes pun siswa dapat melakukan dengan mandiri dan jujur. Selain itu siswa juga sangat antusias pada saat pengajar menyampaikan kesimpulan pembelajaran diakhir pembelajaran.

  Berdasarkan hasil pada lembar observasi respon siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa semua siswa yang berada pada kelas eksperimen dan kelas kontrol telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh penulis. Sehingga siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Setiap indikator dalam lembar observasi siswa dapat merespon dengan baik.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Pembelajaran TSTS

  Langkah TSTS Deskripsi Pertemuan Kegiatan awal Guru memberi salam kepada seluruh siswa dikelas.

  √ Guru dan siswa membuka pelajaran dengan berdoa

  √ bersama Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

  √ dilakukan hari ini Kegiatan inti

  Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan √ jumlah 4-5 setiap anggota.

  Siswa mendengarkan arahan guru dalam pembentukan √ kelompok

  Pembagian kelompok Guru menyiapkan bola yang berwarna-warni dan

  √ meminta siswa untuk mengambilnya Siswa mengambil salah satu bola yang mereka inginkan

  √ dengan tertib. Guru membagi materi dan lembar kerja siswa kepada

  Pembagian sub dan √ setiap kelompok. pokok permasalahan Siswa menerima dan memahami lembar kerja yang √ dibagi.

  Guru membimbing siswa dalam berdiskusi √ Diskusi dalam

  Siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan secara kelompok √ berkelompok.

  Guru meminta perwakilan kelompok untuk mulai √ berkunjung ke kelompok yang dituju.

  Perwakilan Perwakilan kelompok bertamu ke kelompok lainnya. √ kelompok menuju

  Guru mengarahkan siswa agar kegiatan berkunjung bertamu ke √ berjalan sesuia dengan yang diharapkan kelompok lain

  Siswa mencari informasi dari kelompok yang √ dikunjungi.

  Dua anggota yang tinggal menerima tamu yang datang √ Siswa menerima tamu yang datang berkunjung.

  Guru membimbing agar siswa yang tinggal dapat Dua anggota memberikan informasi yang benar-benar hasil diskusi

  √ kelompok yang kelompok itu sendiri. tinggal menerima tamu

  Siswa menyampaikan informasi kepada tamu yang √ berkunjung.

  Siswa menyampaikan informasi kepada tamu yang √ berkunjung.

  Guru mengawasi kerja masing-masing kelompok, membimbing yang sudah selesai segera kembali ke √ kelompoknya. Tamu kembali ke

  Siswa menerima informasi dan kembali menuju √ kelompok masing- kelompoknya lagi. masing

  Guru membimbing diskusi pencocokan hasil √ berkunjungnya.

  Siswa berdiskusi dan mencocokan hasil kerjanya. √ Guru menunjuk salah satu kelompok untuk

  √ mempresentasikan hasilnya Presentasi

  Siswa maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. √ Kegiatan akhir

  Guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini √ √

  Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum dipahami dari materi Guru membagikan soal posttest sebagai upaya mengetahui hasil pembelajaran .

  √ Pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama. √

  √

  √

  9 Guru membagikan soal post tes sebagai upaya mengetahui hasil pembelajaran.

  8 Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan √

  7 Guru dan siswa membahas hasi dari pekerjaan siswa √

  √

  6 Guru memberikan soal untuk mengetahui tingkat pemahaman setelah dijelaskan pada buku paket.

  5 Guru melakukan tanya jawab mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang √

  4 Guru menjelaskan materi matematika mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang.

  Pada pertemuan ini model pembelajaran kooperatif tipe TSTS yang dilakukan dikelas V SDN Sugihan 1 ada 29 item yang dilakukanpengajar pada saat pembelajaran. Obsever atau peneliti mengamati kegiatan guru atau aktivitas guru pada setiap itemnya apakah sudah dilakuakn atau belum. Meskipun pada kenyataannya siswa sempat sedikit gaduh pada pembelajarn namun pengajar kembali bisa mengendalikannya. Pada saat diminta untuk maju mempresentasikan ada beberapa siswa yang malu-malu namun ada juga yang dengan mandiri maju kedepan tanpa dibujuk.

  √

  3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan hari ini.

  2 Guru dan siswa membuka pembelajaran dengan berdoa bersama. - √

  √

  Ya Tidak 1 Guru memberi salam kepada seluruh siswa dikelas.

  No Indikator Hasil pengamatan

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru Dengan Model Konvensional

  10 Pembelajaran ditutup dengan siswa memimpin doa bersama √

  Pada pertemuan ini pembelajaran yang dilakuakn pada pengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensioanl yang dilakuakn di SDN Sugihan

  4. Pada saat pembelajaran pengajar melakukannya sesuai dengan butir item yang terdapat pada lembar observasi, namun ada satu item yang tidak dilakukan oleh pengajar. Hal ini disebabkan oleh pengajar masuk pada jam pembelajaran kedua. Kegiatan pembelajaran berlangsung lancar.

4.3 Hasil Analisis Uji T-tes Nilai Postes

  Pengujian hasil belajar postes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol maka menggunakan uji beda rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada kelas ekspeimen dan model konvensional pada kelas kontrol. Untuk mengetahui hasil analisis uji t menggunakan bantuan program SPSS 21.00 for windows. Hasil nya dapat dilihat pada tabel berikuT

Tabel 4.8 Hasil Analisi Uji Perbedaan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Pada Siswa

  

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SDN Sugiha 1 dan SDN Sugihan 4

Independent Samples Test

  Levene's Test for

  Equality of Variances t-test for Equality of Means

  95% Confidence Sig. Std.

  Interval of the (2- Error

  Difference tailed Mean Differen F Sig. t df ) Difference ce Lower Upper nilaipostes Equal

  • 3.20 .08
  • variance 42 .000 -9.66253 3.30365 16.3295 2.9954 s

  6 1 2.925

  7

  8 assumed Equal

  • variance

  35.97 .000 -9.66253 3.35343 16.4637 2.8612 s not 2.881

  9

  6 assumed Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat pada kolom

  Levene’s Text Equality of

Variances 0,081. Hasil tersebut <0.05 sehingga antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama. Apabila membandingkan Equal Variances

  

Assumed dan Equal Variances Not Assumed maka sig.(2-tailed) adalah 0.000

dilihat pada t-t tes for equality of means berarti sangat signifikan.

  Dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilihat dari perbedaan hasil belajar matematika pada penggunakan model kooperatif tipe TSTS dengan model konvensional. Dengan nilai rata-rata postes kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

  Hipotesis dalam analisis data yang telah dilakuaka uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan pembelajaran TSTS dengan pembelajaran konvensional, maka:

  1

2 H0:µ = µ artinya tidak terdapat perbedaan efektifitas model pembelajaran TSTS

  terhadap hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SDN Sugihan 01 dengan SDN Sugihan 04 Tahun Ajaran 2017/2018. H a : µ

  1 2 terdapat perbedaan efektifitas model pembelajaran TSTS terhadap

  ≠ µ hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SDN Sugihan 01 dengan SDN Sugihan 04Tahun Ajaran 2017/2018.

  Berdasarkan analisi pada tabel 4.9 tampak bawah Uji T-tes adalah 0,081 dengan signifikan 0,000 dari nilai signifikasi yang menunjukkan. Lebih kecil dari 0,005 atau 0,000< 0,005 sehingga H ditolah dan H a diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas model pembelajaran TSTS terhadap hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SDN Sugihan 01 dengan SDN Sugihan 04 semester 2 tahun ajaran 2017/2018.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

  Pembahasan ini mengacu pada data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran tipe TSTS pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.

  Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (90,86) dan kelas kontrol (81,2). Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh adanya penerapan model pembelajaran yang diterapkan dikelas. Pembelajaran yang dipengaruhi metode ini adalah matematika dengan materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang. Materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang yang diterapkan pada kelas eksperimen dirancang dengan menggunakan model pembelajaran TSTS sedangkan pada kelas kontrol dirancang dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran tipe TSTS lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan TSTS lebih dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa lebih aktif, nyaman dalam belajar, serta leluasa dalam menyampaikan pendapat atau ide yang mereka miliki, saling mendukung dan bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Selain itu melalui pembelajaran TSTS siswa dapat belajar menyampaikan informasi yang mereka miliki kepada teman lain kelompok. Melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam penyampaian materi pembelajaran maka akan mengubah pola pikir siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pembelajaran yang membosankan. Dengan begitu untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dapat menggunakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tipe TSTS. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herawati (2015) yang menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Matematika setelah diterapkannya model pembelajaran tipe TSTS.

  Secara teoritis perbedaan hasil belajar matematika ini terjadi karena tingkat pemahaman siswa berbeda. Pada pembelajaran TSTS terlihat lebih baik ini karena TSTS memiliki kelebihan, yaitu siswa lebih leluasa menyampaikan pendapatnya, siswa lebih mudah menerima penjelasan yang diberikan temannya. Siswa lebih aktif dalam penyelesaian tanggung jawab yang diberikan pada masing-masing anggota. Siswa lebih percaya diri pada saat mempresentasikan hasil diskusi mereka. Dan siswa lebih leluasa mengajukan berbagai pertanyaan yang timbul pada saat pembelajaran. Berbeda dengan model konvensional yang terlihat siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari, dan siswa telihat lebih pasif pada saat pembelajaran. Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya Herawati (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan model TSTS berdasarkan Hasil belajar siswa mengalami

  

peningkatan seara klasikal dan individual. Hal ini dikarenakan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray telah melibatkan siswa belajar secara

aktif dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Pada Siklus

I, siswa yang tuntas sebesar 67,74%, siklus II sebesar 77,42% dan siklus III sebesar

96,78%.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat memberikan kontribusi bagi sekolah, guru dan siswa. Pembelajaran model pembelajaran tipe TSTS dapat digunakan sebagai salah satu kebijakan untuk mempengaruhi atau membuat inovasi dalam pembelajaran matematika. Baik untuk siswa yang meyukai pembelajaran matematika, ataupun siswa yang merasa cepat jenuh atau bosan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan. Pembelajaran matematika yang disusun dengan kerangka model pembelajaran TSTS menciptakan suasana belajara yang nyaman, efektif, menyenangkan, membuat siswa lebih leluasa untuk saling bertukar pendapat serta menciptakan komunikasi antar siswa dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Alex Boy Triantony dan Rugiato. H. S (2016) yang menjelaskan bahwa model pembelajaranTSTS meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa hal ini didasarkan pada uji kesamaan rata-rata diperoleh bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Maka dari itu, uji efektivitas terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan data nilai post test. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TSTS lebih efektif daripada menggunakan model konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa, berdasarkan nilai signifikan sebesar 0 ,030 <α = 0,05 yang menyatakan H o ditolak.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pem

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Berbasis Kurikulum 2013

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Berbasis Kurikulum 2013

0 1 98

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Matematika SD 2.1.1.1 Pengertian Matematika - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Mod

0 1 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery

0 2 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum 2013 S

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum 2013 Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V

0 1 22