Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan data kondisi awal penelitian ini, yang diperoleh dari wawancara terhadap guru kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, yang tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan kritera ketuntasan minimal (KKM) adalah 70. Dari nilai prasiklus yang diambil dari daftar nilai siswa (lampiran

XI halaman 152) dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Pra Siklus

Jumlah

Nilai Persentase % Keterangan

Peserta Didik

Tidak Tuntas  70

Tuntas Jumlah

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Dari tabel diatas menunjukan bahwa rendahnya hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian/prasiklus pada mata pelajaran mmatematika dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70. Dari 29 siswa ketuntasan hanya mencapai 37,93% atau sebanyak 11 siswa, sementara siswa yang tidak tuntas mencapai 37,93% atau 18 siswa. Lebih jelasnya akan disajikan rincian hasil belajar dalam bentuk tabel distribusi.

Data hasil belajar siswa mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Tukang pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Rentang Hasil Belajar Matematika Kelas V

Rentang Nilai

Persentase 81-85

Jumlah Siswa

11 37,93% Tidak Tuntas

18 62,07% Nilai Rata-Rata Kelas

Dari tabel 4.2 menunjukkan hasil belajar matematika kelas V pada tahap prasiklus rata-rata siswa mendapat nilai pada interval 81-85 dengan persentase 3,45% sebanyak 1 siswa. Pada interval 74-80 dengan persentase 17,24% sebanyak 5 siswa. Pada interval 67-73 dengan persentase 27,58%. Sebanyak 8 siswa. Pada rentang 60-66 dengan persentaase 20,69% sebanyak 6 siswa. Kemudian siswa yang mendapat nilai dalam rentang 53-59 dengan persentase 13,8% dan sebanyak 4 siswa. Siswa yang mendapat nilai dalam rentang 46-52 dengan persentase 17,24% ada 5 orang.

Berdasarkan tabel 4.2 berikut ini akan disajikan diagram batang persentase rentang hasil belajar siswa kelas V pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Jumlah Siswa

Axis Title

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Dari gambar 4.1 diagram batang hasil belajar matematika pra siklus, menjadi dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran matematika diperoleh beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Kurangnya pembelajaran inovatif yang dilakukan guru, karena mempertimbangkan kelas yang besar yakni sebanyak 29 siswa. Interaksi antar siswa kurang. Siswa juga menganggap pembelajaran matematika sebagai pembelajaran yang sulit. Kemudian dalam penyampaian materi kepada siswa guru belum menyertakan contoh yang konkret dan masih abstrak yang mana hal ini tidak sesuai dengan karakteristik anak usia SD yang dalam tahap operasional konkret.

Maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi atau menciptakan suatu kondisi yang membuat siswa aktif belajar melalui suatu proses penemuan serta memberikan contoh-contoh secara langsung atau konkret, yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk aktif dan berfikir kritis guna memperoleh suatu pengetahuan, sehingga belajar tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat, menghafal dan mengingat melainkan melalui suatu proses penemuan secara langsung.

Sehingga untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Tukang dapat diupayakan dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus 1 dan siklus 2.

4.2 Deskripsi Hasil Siklus 1

Setelah memperoleh data dari prasiklus mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi sifat-sifat bangun datar dan sifat-sifat bangun ruang, proses perbaikan akan dilakukan melalui model pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, maka dilakukan penelitian pada siklus satu yang dilakukan dalam dua kali pertemuan dalam waktu 4 x jam pelajaran (4 x 35 Menit).

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan siklus I diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan kompetensi dasar (KD) 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat bangun datar. Guru membuka pelajaran kemudian membagi siswa dalam kelompok untuk mengerjakan LKS. Setelah itu siswa akan diberi waktu untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain untuk mendiskusikan masalah yang mereka temukan saat mengerjakan LKS. Kemudian kembali lagi ke kelompok masing-masing untuk menyampaikan temuannya.

Berdasarkan SK, KD dan sedikit uraian kegiatan yang akan dilakukan, dalam kegiatan penelitian menggunakan model pembelajaran yang sudah ditetapkan, penggunaan media, menyediakan lembar kerja dan lembar evaluasi hasil belajar. Lembar observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar obsevasi mengajar guru, lembar obsevasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Guru kelas V dalam penelitian ini berperan sebagai Observer /pengamat dan peneliti berperan sebagai pengajar.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

1. Pertemuan I Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 29 Mei 2017. Guru mengajar mata pelajaran matematika dengan standar kompetensi (SK) 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan ntar bangun dengan kompetensi dasar (KD) 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat bangun datar dengan indikator 1) menyebutkan jeni-jenis bangun datar, 2) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, dengan alokasi waktu dalam satu kali pertemuan 2 x jam pelajaran (2 x 35 menit) yakni di jam 9.00-10.10. Dalam pelaksanaanya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di rancang sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) (lampiran 9 hal 115)

a. Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan salam karena diawal pelajaran dimulai pukul 09.00 WIB dan diawal pembelajaran hari ini anak- anak sudah berdoa. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru, semua siswa hadir dan tidak ada yang tidak masuk. Sebelum guru memulai pelajaran terlebih dahulu guru memperkenalkan diri kemudian bertanya kepada salah beberapa siswa. Namun ketika beberapa siswa tersebut ditanya, mereka lebih sering diam dan hanya tersenyum. Nampak sekali mereka masih malu-malu. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan menggunakan media bangun datar yang terbuat dari kertas karton dan pemberian contoh dari guru tentang permasalahan-permasalahan yang terkait dengan bangun datar. Namun ketika ditanya hanya 3 orang siswa yang selalu berani untuk menjawab. Itupun satu diantaranya menjawab dengan asal-asalan sisanya diam. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini yakni tentang jenis- jenis bangun datar dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Kemudian menuliskan di papan tulis tentang “Bangun Datar”.

b. Kegiatan 1nti Pada kegiatan eksplorasi guru mangkaitkan apersepsi dan menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang bangun datar. Selanjutnya guru menjelaskan peraturan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompoknya. Pembagian kelompok memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika. Ketika dibagi menjadi berkelompok, banyak siswa yang mengeluh tidak mau berkelompok seperti pembagian kelompok yang dilakukan guru. ereka sudah terbiasa dengan kelompok belajar yang telah terbentuk sebelumnya. Kelompok tersebut dibuat hanya berdasarkan tempat tinggal mereka. Kemudian yang disayangkan pembagian kelompok yang dulu antara yang pintar dan tidak pintar tidak merata. Akhirnya guru tetap membagi kelompok secara heterogen berdasarkan yang telah direncanakan sebelumnya yang telah dikonsultasikan dengan guru kelas. Kemudian memberikan pengertian kepada anak-anak agar mau bekerjasama tidak hanya dengan anggota sekelompoknya, namun harus mau juga dengan teman sekelas. Akhirnya anak-anak mau mengerti walaupun beberapa masih ada yang kurang setuju dengan pembagian yang dilakukan guru.

Guru kemudian membagi LKS kepada setiap kelompok. Guru juga menginformasikan cara pengerjaan LKS kepada setiap kelompok. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama diskusi berlangsung, guru berkeliling dan mengecek jawaban siswa. Guru memperhatikan diskusi yang dilakukan siswa. Alhasil nampak sekali kecanggungan antar siswa disetiap kelompok. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang lebih memilih diam ataupun asik dengan kegiatannya sendiri, seperti bermain alat tulis maupun asyik mengobrol diluar materi pelajaran dengan temannya. Setelah diskusi selesai, guru Guru kemudian membagi LKS kepada setiap kelompok. Guru juga menginformasikan cara pengerjaan LKS kepada setiap kelompok. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama diskusi berlangsung, guru berkeliling dan mengecek jawaban siswa. Guru memperhatikan diskusi yang dilakukan siswa. Alhasil nampak sekali kecanggungan antar siswa disetiap kelompok. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang lebih memilih diam ataupun asik dengan kegiatannya sendiri, seperti bermain alat tulis maupun asyik mengobrol diluar materi pelajaran dengan temannya. Setelah diskusi selesai, guru

Selanjutnya saat mengerjakan LKS siswa masih cenderung mengerjakan masing-masing belum bertukar informasi, ada juga yang berdiskusi tetapi tidak bersama tamu melainkan temannya yang bertugas sebagai penerima tamu. oleh karena itu rotasi pada pertemuan 1 masih sangat kacau.

Pada kegiatan konfirmasi guru meminta setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru menegur bagi siswa yang masih asyik dengan kegiatannya sendiri tanpa menghiraukan kegiatan pembelajaran. Kemudian guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. Guru meminta salah satu kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian memberi reward kepada kelompok yang mau membacakan hasil pekerjaannya.

c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : a) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas. Namun tidak ada siswa yang bertanya. b) guru bersama-sama Siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Namun sayangnya siswa tidak bisa mencatat hal-hal yang penting dikarenakan kehabisan waktu karena menegur siswa yang gaduh. c) guru menutup pelajaran dengan memberikan pesan moral tentang bagaimana kita harus bekerjasama tanpa membeda-bedakan teman kemudian mengucap salam.

2. Pertemuan II Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Mei 2017 pukul 07.00-08.10. Guru melanjutkan pembelajaran pada pertemuan 1 yaitu membahas inikator 3) Menyebutkan cobtoh benda berbentuk bangun datar di lingkungan sekitar, 4) Menggambar bangu datar. Dalam pelaksanaan guru mengajar sesuai dengan RPP (lampiran IX halaman 115)

a. Pendahuluan Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa karena dimulai diawal pembelajaran dihari itu yakni pukul 07.00 WIB. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru. Guru menanyakan “siapa yang tidak berangkat hari ini?”. Dan seperti pertemuan pertama semua siswa hadir dan nampak

bersemangat sedikit berbeda dengan pertemuan pertama yang ketika menjawab salam nampak masih malu-malu dan hanya memilih diam dan tersenyum. Guru memberi semangat kepada siswa agar semangat belajar sehinga cita-cita yang diinginkan dapat tercapai. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan mengulang kembali materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menggambar bangun datar di papan tulis. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini yaitu menyebutkan contoh-contoh dan menggambar bangun datar. Guru juga menuliskan di papan tulis tentang “Menggambar Bangun Datar dan Me nyebutkan Contoh Bangun Datar”

b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru mengkaitkan apresepsi dengan pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang bangun datar yaitu menyebutkan contoh-contoh dan menggambar bangun datar. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Siswa diminta berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan 1. Pada pertemuan ini setelah siswa duduk berkelompok

guru meminta kepada setiap kelompok untuk menentukan ketua kelompoknya. Pemilihan ketua kelompok ini selain melatih anak untuk berdemokrasi diharapkan ketua kelompok dapat menjadi motivator agar anak dapat semangat dan tidak gaduh saat pembelajaran berlangsung. Walaupun ada beberapa kelompok yang nmasih saling tunjuk ketika menentukan ketua kelompokn namun nampaknya meraka merespon baik dan menerima untuk setiap kelompok diadakan ketua kelompok. Setelah semua kelompok memilih ketua, ketua kelompok diminta kedepan kelas untuk mengambil LKS. Saat ketua kelompok maju kedepan kelas, semua ketua kelompok diminta berbaris dengan rapi. Kemudian guru memberi motivasi layaknya memberi semangat agar dapat mengemban tugas yang diberikan. Seperti menjaga agar anggotanya tetap tenang,fokus, bersemangat dalam mengerjakan tugas. Kemudian bagi anggota kelompok yang sudah tenang maka ketua kelompok berhak mendapatkan LKS yang akan dikerjakan pada pertemuan itu. Namun bagi anggota kelompok yang masih gaduh dan tidak mau tenang maka mereka harus siap menunggu karena LKS hanya akan diberikan kepada ketua kelompok yang anggota kelompoknya sudah siap mengerjakan dengan kata lain sudah tenang dan tidak asyik dengan kegiatannya sendiri yang diluar pembelajaran bukan berdasarkan nomor anggota kelompok. Hal ini direspon baik oleh semua anggota kelompok, setiap anggota kelompok berlomba-lomba menjadi yang paling tenang karena mereka ingin supaya ketua mereka tidak terlalu lama didepan kelas kemudian bisa segera mengerjakan tugas yang akan didiskusikan secara bersama-sama. Guru juga menginformasikan cara pengerjaan LKS kepada semua kelompok. Seperti halnya kegiatan inti pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini guru menyuruh siswa berdiskusi di dalam kelompok. Waktu yang diberikan 10 menit setiap pertukaran informasi. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai. Dalam kegiatan ini terlihat masih ada siswa yang belum melakukan diskusi, ada juga yang bermain bersama teman disebelahnya, setelah guru memberi peringatan siswa yang bermain guru meminta kepada setiap kelompok untuk menentukan ketua kelompoknya. Pemilihan ketua kelompok ini selain melatih anak untuk berdemokrasi diharapkan ketua kelompok dapat menjadi motivator agar anak dapat semangat dan tidak gaduh saat pembelajaran berlangsung. Walaupun ada beberapa kelompok yang nmasih saling tunjuk ketika menentukan ketua kelompokn namun nampaknya meraka merespon baik dan menerima untuk setiap kelompok diadakan ketua kelompok. Setelah semua kelompok memilih ketua, ketua kelompok diminta kedepan kelas untuk mengambil LKS. Saat ketua kelompok maju kedepan kelas, semua ketua kelompok diminta berbaris dengan rapi. Kemudian guru memberi motivasi layaknya memberi semangat agar dapat mengemban tugas yang diberikan. Seperti menjaga agar anggotanya tetap tenang,fokus, bersemangat dalam mengerjakan tugas. Kemudian bagi anggota kelompok yang sudah tenang maka ketua kelompok berhak mendapatkan LKS yang akan dikerjakan pada pertemuan itu. Namun bagi anggota kelompok yang masih gaduh dan tidak mau tenang maka mereka harus siap menunggu karena LKS hanya akan diberikan kepada ketua kelompok yang anggota kelompoknya sudah siap mengerjakan dengan kata lain sudah tenang dan tidak asyik dengan kegiatannya sendiri yang diluar pembelajaran bukan berdasarkan nomor anggota kelompok. Hal ini direspon baik oleh semua anggota kelompok, setiap anggota kelompok berlomba-lomba menjadi yang paling tenang karena mereka ingin supaya ketua mereka tidak terlalu lama didepan kelas kemudian bisa segera mengerjakan tugas yang akan didiskusikan secara bersama-sama. Guru juga menginformasikan cara pengerjaan LKS kepada semua kelompok. Seperti halnya kegiatan inti pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini guru menyuruh siswa berdiskusi di dalam kelompok. Waktu yang diberikan 10 menit setiap pertukaran informasi. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai. Dalam kegiatan ini terlihat masih ada siswa yang belum melakukan diskusi, ada juga yang bermain bersama teman disebelahnya, setelah guru memberi peringatan siswa yang bermain

Pada kegiatan ini guru juga meminta kepada siswa baik yang berkunjung maupun yang stay mmenerima tamu agar ketika berkunjung siswa diminta mengucap salam kemudian berjabat tangan. Hal ini dimaksudkan agar siswa belajar bagaimana cara bertamu dan menerima tamu yang baik. Siswa mengapresiasi baik pada perintah yang disampaikan oleh guru. Saat rotasi atau berkunjung, sudah beberapa siswa bertukar informasi antara tamu dan penerima tamu, tetapi masih ada juga yang hanya duduk diam tidak ikut berdiskusi. Selanjutnya dilakukan rotasi

2. Pada rotasi ini masih ada siswa yang megerjakan tidak sesuai aturan namun hanya ada beberapa siswa, ada juga yang sudah mengerjakan sampai selesai, tetapi proses bertukar informasi sudah dilakukan dengan baik selama berotasi. Rotasi tersebut dilakukan 3x rotasi kemudian masing-masing kembali kepada kelompok awal. Selama proses diskusi maupun kunjungan, guru berkeliling mengecek jawaban siswa.

Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 10 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. Guru meminta salah satu kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian memberi reward kepada kelompok yang mau membacakan hasil pekerjaannya.

c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru memberikan tugas evaluasi sebelum pelajaran diakhiri, guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. guru menutup pelajaran dengan berdoa.

4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pemberian soal evalusi secara tertulis pada akhir siklus I. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika siklus I (lampiran hal) terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Dari 29 siswa, 12 siswa mendapat nilai < 70 dan 17 siswa mendapat nilai  70. Hasil belajar matematika siswa kelas V mata pelajaran matematika siklus I dapat dilihat pada tabel

4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus I

(KKM = 70) Jumlah

Nilai Persentase % Keterangan

Peserta Didik

Tidak Tuntas  70

Tuntas Jumlah

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Dapat diketahui dari tabel 4.3 diatas, setelah dilakukan tidakan pada siklus 1 dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS), siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebesar 70 dari 29 siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dan Dapat diketahui dari tabel 4.3 diatas, setelah dilakukan tidakan pada siklus 1 dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS), siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebesar 70 dari 29 siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa dan

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada siklus I dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.4 Rentang Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Siklus I

Persentas Rentang Nilai

17 58,62% Tidak Tuntas

Nilai Rata-Rata Kelas

Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil belajar siklus I kelas V SD Negeri Tukang, sebanyak 4 siswa memperoleh nilai dalam rentang 85 - 90 dengan persentase 13,79 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 78 – 84 dengan persentase 6,9 %, sebanyak 6 siswa memperoleh nilai dalam rentang 71 – 77 dengan persentase 20,7 %, sebanyak 10 siswa memperoleh nilai dalam rentang 64 – 70 dengan persentase 34,48 %, sebanyak 4 siswa memperoleh nilai dalam rentang 57 – 63 dengan persentase 13,79 %, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang 50 –

56 dengan persentase 10,34 %, Persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 58,62 %, dari hasil siklus 1 menunjukan terjadi kenaikan tingkat ketuntasan namun, hasil tersebut belum sesuai dengan harapan karena masih di bawah target keberhasilan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80 %. Lebih 56 dengan persentase 10,34 %, Persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 58,62 %, dari hasil siklus 1 menunjukan terjadi kenaikan tingkat ketuntasan namun, hasil tersebut belum sesuai dengan harapan karena masih di bawah target keberhasilan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80 %. Lebih

Nilai Matematika Siklus 1

n 6 e 13,79%

e ku 4 10,34%

Rentang Nilai

Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1

a. Hasil Tindakan Kegiatan Belajar Mengajar Guru Siklus 1

Berdasarkan hasil belajar siswa dari soal evaluasi di akhir siklus I, terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran matematika siklus I (lampiran XII halaman 153 ) masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM atau mendapatkan nilai kurang dari 70. Dari 29 siswa terdapat 12 siswa memperoleh nilai kurang dari 70 dan 17 siswa memperoleh nilai lebih dari 70. Hasil belajar matematika siswa kelas 5 pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2

b. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru Siklus 1

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksaan tindakan secara keseluruhan. Guru kelas V SD Negeri Tukang bertindak sebagai observer dan peneliti bertindak sebagai pengajar. Pengamatan dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat penerapan model Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksaan tindakan secara keseluruhan. Guru kelas V SD Negeri Tukang bertindak sebagai observer dan peneliti bertindak sebagai pengajar. Pengamatan dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat penerapan model

Hasil pengamatan atau observasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada proses pembelajaran siklus 1 oleh pengajar dapat dilihat pada (lampiran III hal 83).

1. Pertemuan 1 Berdasarkan lembar observasi mengajar guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan alat yang akan digunakan namun belum bisa secara maksimal mempersiapkan ruang kelas dikarenakan kehabisan waktu ketika menata ruangan karena harus menata kursi yang banyak yang akan dijadikan untuk kerja kelompok nantinaya. Kemudian juga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah mengecek semua kelengkapan guru memulai pembelajaran dengan salam juga ter;laksana. Hanya saja yang tidak terlaksanan adalah saat doa, karena pembelajaran dimulai jam 09-00-10.00 sedangkan siswa sudah berdoa didi jam 07.00 saat awal pembelajaran. Guru menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan tanya jawab guru kurang untuk memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi siswa nampak masih malu-malu dan canggung.

Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi sesuai dengan hierarki belajar dan realitas kehidupan, namun dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan masih kurang. Kemudian guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. kemudian memberikan LKS di masing-masing kelompok. Dalam kegiatan membentuk kelompok menumbuhkan partisipasi aktif siswa Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi sesuai dengan hierarki belajar dan realitas kehidupan, namun dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan masih kurang. Kemudian guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. kemudian memberikan LKS di masing-masing kelompok. Dalam kegiatan membentuk kelompok menumbuhkan partisipasi aktif siswa

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, namun dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Untuk kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilihat pada lampiran halaman. Secara keseluruhan siswa sudah melakukan apa yang diharapkan di lembar observasi, hanya saja belum maksimal. Seperti masih malu-malu saat diberi kesempatan untuk bertanya dan belumk bisa mencatat hal-hal yang penting yang disebabkan kekurangan waktu. Kemudian juga masih ada siswa yang belum aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Ketika bekerja kelompok dan mengerjakan tugas yang diberikan, ada siswa yang tidak ikut bekerja kelompok, hanya duduk atau sibuk dengan kegiatannya sendiri, seperti berbicara dengan siswa lainnya.

Berdasarkan lembar observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

1) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik semua siswa menjawab salam dengan baik. Hanya tidak berdoa bersama karena sudah dilakukan saat pukul 07.00 WIB, sedangkan pelajaran matematika di jam setelah istirahat., semua siswa hadir.

2) Pada saat guru melakukan apersepsi, siswa mengikuti dengan seksama dan antusias namun ada beberapa siswa yang kurang 2) Pada saat guru melakukan apersepsi, siswa mengikuti dengan seksama dan antusias namun ada beberapa siswa yang kurang

3) Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memperkenalkan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

4) .Pada waktu guru membagi ke dalam kelompok, siswa sangat antusias namun ada beberapa siswa yang tidak setuju dengan pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru.

5) Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS yang diberikan guru, Namun siswa belum aktif berpartisipasi dalam kelompoknya, Karena ada juga siswa yang bermain sendiri dan mengobrol dengan teman atau hanya duduk diam tanpa membantu teman kelompoknya.

6) Siswa sangat bersemangat ketika rotasi atau saat berkunjung dimulai mereka berkunjung ke kelompok lain. Walau ada beberapa siswa yang bingung saat akan berkunjung. Yang akhirnya berujung pada kelas yang menjadi agak gaduh.

7) Siswa antusias dan senang dalam membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas. Apalagi ketika mendapat reward.

8) Pada kegiatan penutup siswa dan guru menarik kesimpulan dan mendengarkan motivasi yang disampaikan guru serta menjawab salam guru.

2. Pertemuan 2 Bedasarkan hasil observasi pada pertemuan 2 lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen Lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model TSTS pada pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 153 .

Berdasarkan lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan ruang dan alat yang akan digunakan dan juga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran agar pembelajaran bisa maksimal sesuai yang diharapkan. Setelah mengecek semua kelengkapan, guru memulai pembelajaran dengan dengan berdo’a bersama dan menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan tanya jawab guru kurang untuk memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi

Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi sesuai dengan hierarki belajar dan realitas kehidupan serta mendemostrasikan percobaan untuk diamati oleh siswa, namun dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan masih kurang. Kemudian membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan memberikan tugas pada masing-masing kelompok. Dalam kegiatan membentuk kelompok menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan juga merespon secara positif terhadap partisipasi siswa dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada saat siswa mengerjakan tuigas kelompok guru berkeliling membimbing siswa namun masih terlihat ada beberapa siswa yang masih asik dengan kegiatannya sendiri namun sudah agak mendingan dibandingkan dengan pertemuan pertama

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. guru melaksanakan tes akhir sesuai Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. guru melaksanakan tes akhir sesuai

Sedangkan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 83. Berdasarkan lembar observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

1) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik semua siswa menjawab salam dengan baik. Setelah itu.berdo’a bersama

dengan tertib, semua siswa hadir dan nampak bersemangat.

2) Pada saat guru melakukan apersepsi, siswa mengikuti dengan seksama dan antusias dan melakukan tanya jawab bersama guru.

3) Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memperkenalkan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan seperti pada pertemuan pertama.

4) .Pada waktu guru membagi ke dalam kelompok, siswa sangat antusias namun masih ada siswa yang bermain sendiri dan mengajak mengobrol dengan teman sehingga saat berkumpul dengan kelompok ada yang kebingungan .

5) Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS yang diberikan guru, siswa aktif berpartisipasi dalam kelompoknya,

6) Siswa sangat bersemangat ketika rotasi atau saat berkunjung dimulai mereka berkunjung ke kelompok lain. Walau masih ada beberapa siswa yang bingung saat akan berkunjung.

7) Siswa antusias dan senang dalam membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas. Siswa berlomba-lomba ingin membacakan hasil pekerjaan mereka. Apalagi ketika mendapat reward.

8) Pada kegiatan penutup siswa dan guru menarik kesimpulan dan mendengarkan motivasi yang disampaikan guru kemudian mengerjakan soal evaluasi. Setelah itu menjawab salam dari guru.

4.2.4 Refleksi Siklus I

a. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh guru secara keseluruhan belum berjalan sesuai dengan harapan, namun masih ada yang harus diperbaiki seperti siswa yang masih nampak malu-malu, penguasaan kelas masih kurang, ini dapat dilihat dari bimbingan pada setiap kelompok yang mengerjakan tugas kelompok masih kurang sehingga ada beberapa siswa yang asik bermain dan berbicara sendiri saat diskusi juga karena pembagian kelompok yang cukup besar. Saat pembagian kelompok belum ada ketua kelompok. Kemudian dalam menyampaikan tujuan pembelajaran gunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, sehingga siswa dapat memahami apa yang dijadikan tujuan setelah mereka melakukan pembelajaran.

Kondisi siswa pada pertemuan pertama masih ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri yang menjadikan instruksi/penjelasan guru kurang didengarkan sehingga waktu tersita sedikit untuk menegur siswa yang bermain sendiri atau berbicara dengan teman. Siswa kurang berani untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui. Perencanaan waktu yang kurang tepat karena pengkondisian kelas yang kurang baik, sehingga mengalami kekurangan waktu.

Pada pertemuan ke-2 dalam bekerja kelompok, masih ada siswa yang tidak bekerja, ada yang hanya duduk adapula yang asik dengan kegiatannya sendiri, dan juga berbicara dengan teman. Namun banyak juga siswa yang aktif mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru. Hal ini juga terbantu berkat sudah adanya ketua kelompok yang selalu mengingatkan ketua anggotanya Pada pertemuan ke-2 dalam bekerja kelompok, masih ada siswa yang tidak bekerja, ada yang hanya duduk adapula yang asik dengan kegiatannya sendiri, dan juga berbicara dengan teman. Namun banyak juga siswa yang aktif mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru. Hal ini juga terbantu berkat sudah adanya ketua kelompok yang selalu mengingatkan ketua anggotanya

b. Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang

Evaluasi hasil belajar dilakukan pada akhir siklus I yaitu di pembelajaran 2, dari hasil evaluasi ini menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini terlihat dari nilai rata-rata kelas sebelum diberi tindakan/ pra siklus yang semula rata-rata 64,2 meningkat menjadi 70 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra siklus yang hanya 37,93% menjadi 58,38%.

c. Tindak Lanjut

Berdasarkan data observasi di atas, dapat ditarik kesimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh guru sudah berjalan sesuai rencana, namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki, begitu juga dengan siswa. Walaupun terjadi peningkatan pada hasil belajar, hasil ini belum sesuai dengan indikator kerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, kekurangan siklus I yang akan diperbaiki yaitu diantaranya mengkondisikan siswa agar tetap tenang saat berkumpul dengan kelompok dan saat bekerja kelompok. Meningkatkan bimbingan kepada siswa dalam bekerja kelompok dengan cara berkeliling. Memperjelas pembagian untuk siswa yang berkunjung dan yang stay /menerima tamu deengan membuatkan topi kunjung bagi siswa yang berkunjung berjumlah 2 buah setiap kelompok. untuk mengatasi siswa yang tidak berani dalam menyampaikan jawaban, guru dapat memberi pancingan pertanyaan, serta memberi motivasi kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Untuk kelebihan yang ada akan dipertahankan.

Dari kondisi siklus I maka diperlukan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus II diharapkan dapat mengatasi kekurangan dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan siklus I. Dengan pelaksanaan siklus II ini, keberhasilan belajar dan peningkatan hasil belajar dapat tercapai.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus II

Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh data dari hasil pembelajaran siklus I mengenai penerapan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II.

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada penelitian siklus II ini langkah-langkah pembelajaran sama dengan siklus I, yaitu terdiri dari 2 kali pertemuan. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengajar pada siklus II antara lain pembuatan RPP mata pelajaran matematika, alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran berupa media pembelaajaran, lembar kerja siswa, materi ajar,. Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar berupa soal evaluasi, lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar menggunakan metode eksperimen. Kemudian juga perencanaan untuk lebih bersemangat lagi dalam memotivasi siswa, agar siswanya juga menjadi ikut bersemangat. Agar siswa menjadi aktif bertanya dan menjawab, guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan siswa yang belum bertanya diwajibkan untuk bertanya. Atau yang masih bertanya diluar materi dibimbing agar bisa bertanya sesuai materi yang akan di ajarkan. Menyusun Sekenario pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS).

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan & Observasi Siklus II

1. Pertemuan I

Pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada Rabu, 31 Mei 2017. Pukul 09.00-10.00. Dalam siklus II ini guru mengajar SK 6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun. KD 6.2 Mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang dengan indikator 1) Menyebutkan jenis-jenis bangun ruang. 2) Mengidentifikasi banyaknya sisi, rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang. 3) Mengidentifikasi sifat- sifat bangu ruang. Dalam penelitian siklus II ini peneliti sebagai pengajar dan guru sebagai observer.

a. Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan salam. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru. Seperti pertemuan- pertemuan sebelumnya tidak ada siswa yang tidak hadir semua masuk dan masih bersemangat. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan cara guru meminta siswa untuk mengamati ruangan kelas. Semua siswa mengamatit keseluruh sudut ruang kelas sambil duduk di tempat duduk masing-masing. Mereka bertanya-tanya, kenapa mereka diminta untuk mengamati ruang kelas mereka. Ada juga siswa yang kemudian bertanya, apakah ada yang rusak pada ruang kelas pak?. Ada juga yang kemudian berkata bahwa tidak ada yang beda masih seperti kemarin pak. Kemudian, agar siswa tidak terlalu kebingungan dengan perintah yang diberikan kepada siswa, guru menjawab dengan bertanya kepada siswa menyerupai bentuk bangun apakah ruangan kelas 5. Selanjutnya guru menjelaskan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini adalah siswa dapat menyebutkan jenis dan sifat-sifat pada bangun ruang. Akhirnya siswa baru mengerti mengapa guru meminta siswa untuk mengamati ruang kelas mereka. Kemudian selama guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga menuliskan dipapan tulis.

b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Dalam kegiatan elaborasi siswa diminta berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan sebelumnya. Setelah itu ketua kelompok diminta ke depan kelas. Seperti pertemuan sebelumnya ketua kelompok yang berhak terlebih dahulu kembali ke kelompoknyamasing-masing adalah ketua kelompk yang anggotanya paling tenang sebgai tanda mereka siap untuk mengerjakan tugas yang diberikan, yakni untuk menerima LKS yang akan dikerjakan beserta tambahan properti yang diharapkan dapat menunjang kelancaran dalampenerapan model pembelajaran yaitu topi kunjung yang akan dipakai oleh siswa yang bertugas untuk berkunjung. Kemudian ketua kelompok yang anggotanya sudah tenang dipersilahkan kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mengerjakan LKS secara berkelompok . LKS dapat dilihat dalam lampiran RPP pada lampiran. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai, dua orang yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu/berkunjung dengan memakai topi kunjung, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Rotasi dilakukan seperti halnya pada pertemuan siklus I. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Selama berotasi siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu sudah melakukan pertukaran informasi. Pada pelaksanaan rotasi di Siklus

II sudah baik, berbeda pada rotasi yang dilakukan di Siklus I yang masih gaduh dan kebingungn ketika menenetukan sekaligus mencri mana yng II sudah baik, berbeda pada rotasi yang dilakukan di Siklus I yang masih gaduh dan kebingungn ketika menenetukan sekaligus mencri mana yng

Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. Berbeda dari pertemuan yang sebelumnya, yang ketika diminta untuk membacakan hasil tugasnya di depan kelas, siswa hanya saling tunjuk. Namun pada pertemuan ini siswa sangat antusias karena selain mendapat reward. Kelompokyang bersedia presentasi akan diajak untuk foto bersama di depan kelas. Yang mana hal ini berdampak pada guru yang kualahan untuk memilih kelompok yang akan presentasi di depan kelas. Kemudian guru tetap milih salah satu kelompok yang paling tenang. Kebetulan kelompok yang paling tenang saat itu adalah kelompok satu. Guru meminta kepada kelompok satu yang diwakili oleh siswa yang bernama Mahmut Kurnianto untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Setelah selaesai dan ditanggapi secara bersama-sama guru memberi reward kepada kelompok yang maju kemudian mengajak foto bersama.

c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : a) guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. b) guru memberi penugasan untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya. c) Menutup pelajaran dengan salam.

2. Pertemuan 2

Pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada Jumat, 2 Juni 2017 pukul 07.00-08.10. Dalam siklus II ini guru mengajar SK 6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antar bangun. KD 6.2

Mendeskripsikan sifat-sifat bangun ruang dengan indikator 4) Mengidentifikasi ciri khusus pada bangun ruang. 5) Menyebutkan contoh- contoh benda berbentuk bangun ruang di lingkungan sekitar. 6) Menggambar bangu ruang.

a. Pendahuluan Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru. Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah

29 siswa seperti perte,muan sebelumnya. Pada pertemuan ini guru bertanya kepada siswa apa saja yang dilakuakan ketika libur di tanggal 1 Juni 2017 dalam rangka memperingati hari lahirnya pancasila. Kemudian mengkaitkan antara semboyan pada garuda pancasila yang berbunyi

“Bhineka Tunggal Ika” yang berarti walau berbeda-beda tetap satu. Dengan semboyan tersebut kemudian guru memberi motivasi tentang

menjaga kerukunan antara sesama dan saling tolong menolong untuk mencapai tujuan bersama. Guru kemudian memberikan apresepsi dengan menampilkan alat peraga kubus dan bertanya jawab entang sifat-sifat dari kubus.. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini tentang contoh benda berbentuk bangun ruang disekitar kita dan menggambar bangun ruang.

b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang menyebutkan contoh dan menggambar bangun ruang.Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran Two Stay Two Stray.

Siswa diminta berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan sebelumnya. Guru membagi LKS dan topi kunjung kepada ketua kelompok yang annggotany sudah tenang untuk diberikan ke kelompoknya masing-masing .. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai, dua orang yang bertugas

untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru menginformasikan tentang rotasi seperti dipertemuan 1. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Selama berotasi siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu sudah melakukan pertukaran informasi. Pada pelaksanaan rotasi di Siklus II sudah baik, berbeda pada rotasi yang dilakukan di Siklus I. Selama proses diskusi maupun kunjungan, guru berkeliling mengecek jawaban siswa. setelah tamu selesai mengunjungi setiap kelompok. Semua antusias hingga pembelajaran berjalan denan baik.

Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu untuk mereka mengecek jawaban masing-masing, kemudian mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Seperti biasa, yang berpresentasi akan mendapatkan reward.

c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru bersama- sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, guru memberi kan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

4.3.3 Hasil Tindakan & Observasi Siklus II

Hasil tindakan dan observasi pada siklus II dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan guru dalam mengajar menggunakan model prmbelajara Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta hasil observasi siswa selama mengikuti pembelajaran Matmatika menggunakan Model Pmbelajara Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi guru dan siswa pada siklus II sebagai berikut: Hasil tindakan dan observasi pada siklus II dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan guru dalam mengajar menggunakan model prmbelajara Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) serta hasil observasi siswa selama mengikuti pembelajaran Matmatika menggunakan Model Pmbelajara Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi guru dan siswa pada siklus II sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 85

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 18