Perancangan Video Dokumenter Wayang Motekar.

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vi ABSTRAK

PERANCANGAN VIDEO DOKUMENTER WAYANG MOTEKAR

Oleh Yonas NRP 1264078

Wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sudah ada sejak abad ke 15. Terdapat berbagai jenis wayang yang ada di Indonesia mulai dari wayang klitik, wayang beber, wayang parwa, wayang potehi. Wayang sebagai kesenian Indonesia memiliki nilai moral dan kearifan lokal yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Namun budaya wayang ini mulai tergerus oleh zaman dan kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Generasi muda, sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya mengenal dan melestarikan budaya wayang salah satunya dengan membuat wayang yang mengikuti perkembangan zaman dan tetap memiliki nilai-nilai moral. Oleh karena itu wayang motekar yang berasal dari Kota Bandung dibuat sesuai dengan perkembangan zaman, berbeda dengan wayang lainnya.

Tujuan perancangan ini adalah untuk mengenalkan wayang motekar sebagai wayang kontemporer yang memiliki kreatifitas lokal juga nilai moral kepada generasi muda dan masyarakat dewasa muda dengan video dokumenter yang informatif dan sesuai dengan target audiens. Perancangan ini juga memiliki tujuan untuk membuat media informasi dan dokumentasi yang baik untuk Wayang Motekar. Manfaat perancangan ini adalah agar generasi muda dapat mengenal dan melestarikan Wayang Motekar sebagai salah satu budaya kontemporer dan lebih mudah mengakses data yang berhubungan dengan Wayang Motekar.

Metode yang digunakan ialah dengan membuat video dokumenter berdurasi kurang lebih 20 menit berisi pemaparan data dan informasi hasil observasi di lapangan. Video dokumenter sebagai media utama dilengkapi dengan media pendukung berupa web, Facebook, Instagram, poster, T-Shirt, X-Banner. Melalui perancangan video dokumenter ini, diharapkan dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mengenal dan melestarikan budaya Indonesia dengan media yang menarik dan sesuai perkembangan zaman.


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vii

ABSTRACT

THE VIDEO DOCUMENTARY DESIGN OF THE MOTEKAR WAYANG PUPPET

Yonas 1264078

Wayang Puppet is one of the Indonesian traditional art that has ever existed since the 15th century. There are some different kinds of puppets in Indonesia; wayang klitik, wayang beber, wayang purwa and wayang potehi. As Indonesian art, wayang puppet have moral values and local wisdom that are beneficial for the society. However, this puppet culture is getting eroded by the era and less known by their own society in Indonesia.

The young generation, as the successor, should recognize and preserve the culture. One of the idea is making the puppet which goes along with the recent development era but still maintain the moral values. Therefore, the Motekar puppet, originated from Bandung, is made according to the idea which is different from other wayang puppet .

The purpose of this design is to introduce contemporary Motekar puppet which has local creativity and moral values, to the young generation and young adult society with an informative documentary video which is appropriate for the target audience. The design has also a goal to provide information media and proper documentation for the Motekar puppet.

The benefit of this design is that the young generation may know and preserve the Motekar puppet as one of the contemporary culture and may easily access the data related to the Motekar puppet.

The method used for this design is documentary video, which lasted for 20 minutes, containing the data exposure and information as a result of the field observation. The documentary video as the main media is also equipped with some supporting media such as web, Facebook, Instagram, posters, T-shirts and X-banner.

It is expected that through this documentary video, the interest of young generation to know and preserve the Indonesian culture, may be increased as it is presented with interesting media that goes along with the present era.


(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………..1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup………...3

1.3 Tujuan Perancangan ………...3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………...3

1.5 Skema Perancangan………... ...5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kebudayaan Tradisional di Indonesia ... 6

2.1.1 Wayang (Definisi,Pengertian,Sejarah) ... 6

2.1.2 Jenis-jenis Wayang ... 7

2.2 Videografi ... 11

2.2.1 Definisi dan Penjelasan ... 11

2.2.3 Sejarah Videografi ... 12

2.2.3 Elemen Bahasa Videografi ... 13

2.3.4 Jenis-jenis Videografi ... 16

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 18

3.1 Data dan Fakta ... 18

3.1.1 Lembaga Terkait Dinas ... 18

3.1.2 Profil DISBUDPAR Kota Bandung ... 19

3.1.3 Studio Pohaci ... 20

3.1.4 Wayang Motekar ... 21


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ix

3.1.6 Hasil Wawancara ... 26

3.2 Analisis Masalah Berdasar Data dan Fakta ... 29

3.2.1 Analisa SWOT ... 30

3.2.2 Analisa STP ... 30

3.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 31

3.3.1 Anak Naga Beranak Naga ( Gambang Keromong ) ... 31

3.3.2 Film dokumenter budaya PAHARE ... 34

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 38

4.1 Konsep Komunikasi ... 38

4.2 Konsep Kreatif ... 38

4.3 Konsep Media ... 43

4.4 Hasil Karya ... 49

BAB V KESIMPULAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran…………. ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

DATA PENULIS ... xv

UCAPAN TERIMA KASIH ... xvi


(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Wayang Motekar ... 10

Gambar 3.1 Logo Disbudpar Kota Bandung ... 19

Gambar 3.2 Logo Studio Pohaci... 20

Gambar 3.3 Gambang Keromong 1 ... 32

Gambar 3.4 Gambang Keromong 2 ... 32

Gambar 3.5 Gambang Keromong 3 ... 33

Gambar 3.6 Gambang Keromong 4 ... 33

Gambar 3.7 PAHARE 1 ... 35

Gambar 3.8 PAHARE 2 ... 36

Gambar 3.9 PAHARE 3 ... 36

Gambar 3.10 PAHARE 4 ... 37

Gambar 3.11 PAHARE 5 ... 37

Gambar 4.1 Title Warna Warni Wayang Motekar ... 40

Gambar 4.2 Font dalam video Warna Warni Wayang Motekar ... 41

Gambar 4.3 Timeline Warna Warni Wayang Motekar ... 42

Gambar 4.4 Pertunjukkan Wayang Motekar ... 49

Gambar 4.5 Pertunjukkan Wayang Motekar 2 ... 50

Gambar 4.6 Intro Residensi Yogyakarta ... 50

Gambar 4.7 Latihan kolaborasi Wayang Motekar di Yogyakarta ... 51

Gambar 4.8 Residensi Herry Dim dan grup Les Remouleurs ... 51

Gambar 4.9 Residensi Herry Dim dan grup Les Remouleurs 2 ... 52

Gambar 4.10 Footage Kota Bandung ... 52

Gambar 4.11 Wawancara mengenai Wayang Motekar ... 53

Gambar 4.12 Wawancara dengan Herry Dim ... 53

Gambar 4.13 Wawancara dengan dalang Wayang Motekar (Sukmana) ... 54

Gambar 4.14 Pementasan kolaborasi dengan Les Remoulers di Kotabaru Parahyangan .. 54

Gambar 4.15 Pementasan kolaborasi dengan Les Remoulers (Closing) ... 55

Gambar 4.16 Web Warna Warni Wayang Motekar ... 56

Gambar 4.17 Facebook Warna Warni Wayang Motekar ... 57

Gambar 4.18 Instagram Warna Warni Wayang Motekar ... 57


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Budget Shooting Yogyakarta ... 45

Tabel 4.2 Budget Shooting Kotabaru Parahyangan ... 46

Tabel 4.3 Budget Shooting Studio Pohaci 1 ... 47

Tabel 4.4 Budget Shooting Studio Pohaci 2 ... 48


(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Sketsa Storyboard ... 62 LAMPIRAN B Sketsa Logo/Title ... 70


(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-15. Di Indonesia terdapat beberapa jenis wayang, di antaranya adalah wayang beber (salah satu wayang tertua di Indonesia), wayang kulit, wayang golek, wayang wong, dan wayang karucil. Wayang-wayang ini berkembang di Pulau Jawa, sebagai tempat awal masuknya wayang di Indonesia. Wayang biasanya dimainkan oleh dalang dan diiringi dengan alat musik gamelan juga sinden sebagai pelengkap pertunjukkan. Cerita dalam pewayangan sendiri banyak mengambil kisah Ramayana dan Mahabaratha yang berasal dari agama Hindu di India. Cerita dalam wayang tradisional biasanya kaku dan mengikuti aturan-aturan baku. (“Animasi Pengetahuan

Dasar Film Animasi Indonesia.2010. “Pratiwimba Adhiluhung Sejarah dan

Perkembangan Wayang”,1988).

Sebagai kesenian tradisional Nusantara, wayang bukan sekadar seni pertunjukan yang bersifat ritual atau entertainmen saja. Dalam pertunjukan wayang terkandung nilai-nilai luhur seperti falsafah, sastra, seni musik, seni teater dan seni rupa Nusantara. Semua ini merupakan kekayaan budaya Nusantara yang dapat menjadi bahan baku dan inspirasi untuk penciptaan beragam karya seni Indonesia.

Namun hal tersebut di atas tidak tercapai. Generasi muda Indonesia relatif kurang tertarik dengan wayang. Dewasa ini, manusia hidup berdampingan dengan teknologi. Seakan manusia dan teknologi tidak terpisahkan, begitu pula dengan anak-anak yang sejak dini sudah dikenalkan dengan gawai, dan smartphone. Penggunaan gawai yang berlebihan, terutama anak muda, dan kuatnya pengaruh budaya barat, generasi muda menjadi kurang mengenal budaya yang ada di daerahnya masing-masing. Menurut Primadi, pengaruh teknologi dan globalisasi yang sangat kuat, membuat budaya


(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2

Indonesia khususnya wayang dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya kehilangan masyarakat pendukungnya dan semakin terkikis oleh zaman. (2005:89).

Berbagai upaya dilakukan untuk memperkenalkan generasi muda dengan wayang, salah satu diantaranya adalah dengan cara memodernisasi tampilan dan isi cerita wayang untuk mempersempit jurang budaya masa lalu dengan masa kini. Dengan cara ini diharapkan generasi mudah dapat lebih terbuka terhadap wayang untuk selanjutnya mulai dapat mengapresiasi wayang klasik warisan nenek moyang Nusantara.

Hal inilah yang terdapat pada Wayang Motekar. Wayang modern ini memiliki tampilan berbeda dengan wayang tradisional lainnya, penyampaiannya menarik dan ceritanya jenaka. Kata “motekar” berasal dari bahasa sunda yang berarti “kreatif” adalah wayang khas Kota Bandung, wayang ini digagas dan dikembangkan oleh Herry Dim pada tahun 1993. Wayang Motekar sendiri dibuat dari bahan mika berwarna, wayang ini merupakan satu-satunya wayang berwarna penuh, berbeda dengan wayang kulit yang dibuat dari kulit kerbau dengan warna bayangan hitam. Pementasan Wayang Motekar tidak berbeda jauh dengan wayang lainnya, pementasan wayang oleh dalang dan dalang cilik diiringi dengan alat musik kacapi, suling, kendang dan dilengkapi oleh sinden. Dalam pementasannya Wayang Motekar lebih interaktif dan mengajak penonton untuk ikut serta dan berinteraksi. Kisah dalam Wayang Motekar mengikuti perkembangan zaman, namun tetap memiliki nilai-nilai moral dan budaya setempat. Salah satu ceritanya yaitu “Si Acung dalam Jelemun” yang menceritakan kisah seorang anak yang sedang berkelana, namun dalam perjalanannya dia diganggu oleh para jelemun yang menawarkan hal-hal yang bisa membuatnya malas seperti telepon pintar, namun akhirnya ia bisa mengalahkan para jelemun. Dilihat dari pementasan atraktif dan ceritanya, wayang ini diharapkan bisa lebih dimengerti oleh generasi muda saat ini. Melihat dari bentuk dan ceritanya, Wayang Motekar ini adalah wayang modern yang tetap memiliki nilai moral yang baik bagi generasi muda dan nilai budaya yang tinggi. Melalui Wayang Motekar ini, kita bisa mendidik anak-anak mengenai moral baik dan pentingnya menghargai


(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3

budaya Indonesia. (Wawancara primer dengan Herry Dim); (http://www.scribd. com/doc/161836083/Indonesia-Wayang-Motekar#scribd dilihat pada 22/02/2016.)

Dari pemaparan di atas tampak bahwa Wayang Motekar sebagai wayang modern merupakan bagian dari budaya Indonesia. Namun di sisi lain, sebagai salah satu jenis wayang, Motekar berkembang menjadi pertunjukkan wayang yang memiliki memiliki nilai-nilai moral dan keunikan yang tidak dimiliki wayang tradisional lainnya. Amat disayangkan apabila salah satu bentuk kebudayaan daerah ini kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri karena kurangnya sarana dokumentasi dan publikasi.

Desain komunikasi visual dapat berperan untuk mensosialisasikan keunikan dan kekhasan Wayang Motekar kepada masyarakat. Sejauh ini belum ada media informasi dan dokumentasi yang memadai mengenai Wayang Motekar. Inilah antara lain yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat Wayang Motekar ini sebagai topik tugas akhir.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperkenalkan wayang motekar di Kota Bandung kepada generasi muda ?

2. Bagaimana merancang sebuah media informasi dan dokumentasi untuk Wayang Motekar ?

Perancangan ini akan digunakan untuk mendokumentasikan & menginformasikan Wayang Motekar di lingkup daerah Kota Bandung, dengan lingkup usia anak muda.


(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4

1.3 Tujuan Perancangan

Merujuk pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Memperkenalkan Wayang Motekar kepada generasi muda dengan cara membuat video dokumenter yang memuat fakta-fakta dan pementasan Wayang Motekar. 2. Membuat sebuah media informasi dan dokumentasi yang baik untuk Wayang

Motekar dengan memperhatikan tujuan dan target perancangan, sehingga informasi bisa disampaikan secara efektif.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data untuk memperoleh informasi tentang pembuatan Wayang Motekar di Kota Bandung diperoleh dari:

1. Observasi langsung

Penulis melakukan observasi dengan terjun langsung ke lapangan, dengan demikian dapat mengamati dan mengambil beberapa contoh kondisi pementasan,pembuatan, dan proses kreatif Wayang Motekar. Selain itu observasi langsung juga dibutuhkan untuk pengambilan gambar video dokumentasi.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara secara langsung dengan Pengagas Wayang Motekar, yakni Bapak Herry Dim dari Studio Pohaci.

3. Studi Pustaka

Selain mendapat data tentang video, wayang secara langsung dari lapangan dan dari hasil wawancara, penulis juga mengumpulkan data dari buku-buku, surat kabar, dan media elektronik.

4. Kuesioner

Penulis juga mengumpulkan data dengan menyebar kuisioner berhubungan dengan Wayang Motekar sejumlah 100 buah


(12)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5

1.5Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: dokumentasi pribadi)


(13)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 59

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Video dokumenter sebagai bagian dari videografi dan film terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan mendokumentasikan berbagai hal di masyarakat. Salah satunya yaitu budaya yang dimiliki agar tidak hilang seiring berjalannya waktu dan mengikuti perkembangan zaman untuk penyebarannya. Dengan perkembangan zaman, video sendiri menjadi media kolaborasi antara budaya dan teknologi.

Video sebagai bagian dari dunia Desain Komunikasi Visual menjadi media yang mencakup audio dan visual secara menyeluruh. Dengan kelebihan yang dimiliki, dalam hal ini video dokumenter menjadi pemecah masalah, menyampaikan data dan fakta yang terdapat di lapangan.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman berharga berhubungan dengan Wayang Motekar sendiri dan budaya Kota Bandung. Dengan melihat data dan fakta di lapangan, dapat disimpulkan bahwa Wayang Motekar kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri, dan media informasi yang dimiliki tidak cukup. Oleh karena itu membutuhkan suatu media yang dapat mengenalkan secara menyeluruh mencakup audio dan visual wayang ini.

Video dokumenter sebagai sebuah media mencakup audio dan visual Wayang Motekar , dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama target yang dituju oleh penulis. Dengan video juga menjadi media yang paling tepat mengenalkan lebih jauh Wayang Motekar, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi.


(14)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 60

5.2 Saran

5.2.1 Diri Sendiri

1. Bertindak cepat dan aktif mencari informasi 2. Disiplin terhadap waktu dan pekerjaan

3. Mengasah dan mengembangkan kemampuan videografi dan sinematografi 4. Mengasah kemampuan mendesain

5. Mengasah kemampuan untuk bersosialisasi dan berelasi dengan banyak orang. 6. Tidak mudah puas dengan hasil yang didapat

7. Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dengan terus mengembangkan pengetahuan dan pengalaman

5.2.2 Civitas Akademika

1. Agar Fakultas Seni Rupa dan Desain memperhatikan fasilitas belajar mengajar. 2. Agar Fakultas Seni Rupa dan Desain lebih mendukung mahasiswa dan mengikuti

perkembangan teknologi dalam dunia seni dan desain grafis.

3. Agar Universitas Kristen Maranatha lebih mendukung perkembangan mahasiswa lewat sarana dan prasarana yang lebih baik.

5.2.3 Pemerintah dan Masyarakat Umum

1. Agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi budaya dan komunitas yang dimiliki daerah.

2. Agar masyarakat bisa lebih mengenal dan melestarikan budaya yang ada di daerah masing-masing.

Belajar sebagai sebuah bagian dari hidup harus dijalankan dengan disiplin dan usaha. Belajar di kampus lewat perkuliahan menjadi salah satu bagian bagi manusia yang terus belajar dan mendapat pelajaran seumur hidupnya. Dengan belajar kita menjadi lebih beradab dan dengan belajar kita menjadi manusia yang siap menatap masa depan yang lebih baik.


(15)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 61

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arijon, Danniel. 1991.Grammar of The Film Languange.Silman-James Press.California.

Elsaesser,Thomas dan Hagener Malte. 2009.Film Theory: an introduction through the senses.Taylor & Francis.USA.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Prakosa, Gotot,2010,Animasi Pengetahuan Dasar Animasi Indonesia.Jakarta. Nugroho, Sarwo.2014.Teknik Dasar Videografi. Penerbit Andi.Yogyakarta. Tabrani, Primadi. 2005. Bahasa Rupa, Penerbit Kelir.Bandung.

Haryanto,S.1988, Pratiwimba Adhiluhung Sejarah dan Perkembangan Wayang. Anggota IKAPI. Jakarta.

Internet

www.frame-magz.com ( Diunduh pada 05/02/2016, 18:40)

http://www.sjm.sch.id/p/videografi-adalah-teknologi-pengiriman.html ( Dilihat pada 07/02/2016, 10:00)

http://kbbi.web.id/wayang (diunduh pada 05/02/2016, 19:40)

http://www.britannica.com/art/wayang (dilihat pada 05/02/2016, 18:10)

http://tipsfotografi.net/memahami-teknik-dasar-pencahayaan-atau-lighting-dalam-fotografi.html (Diunduh pada 06/02/2016, 18:50)

http://learnaboutfilm.com/film-language/picture/camera-position/ (Diunduh pada 05/02/2016, 17:50)

http://www.scribd.com/doc/161836083/Indonesia-Wayang-Motekar#scribd (diunduh pada 07/02/2016, 15:40)

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php (Diunduh pada 05/02/2016, 19.00)


(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3

budaya Indonesia. (Wawancara primer dengan Herry Dim); (http://www.scribd. com/doc/161836083/Indonesia-Wayang-Motekar#scribd dilihat pada 22/02/2016.)

Dari pemaparan di atas tampak bahwa Wayang Motekar sebagai wayang modern merupakan bagian dari budaya Indonesia. Namun di sisi lain, sebagai salah satu jenis wayang, Motekar berkembang menjadi pertunjukkan wayang yang memiliki memiliki nilai-nilai moral dan keunikan yang tidak dimiliki wayang tradisional lainnya. Amat disayangkan apabila salah satu bentuk kebudayaan daerah ini kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri karena kurangnya sarana dokumentasi dan publikasi.

Desain komunikasi visual dapat berperan untuk mensosialisasikan keunikan dan kekhasan Wayang Motekar kepada masyarakat. Sejauh ini belum ada media informasi dan dokumentasi yang memadai mengenai Wayang Motekar. Inilah antara lain yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat Wayang Motekar ini sebagai topik tugas akhir.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperkenalkan wayang motekar di Kota Bandung kepada generasi muda ?

2. Bagaimana merancang sebuah media informasi dan dokumentasi untuk Wayang Motekar ?

Perancangan ini akan digunakan untuk mendokumentasikan & menginformasikan Wayang Motekar di lingkup daerah Kota Bandung, dengan lingkup usia anak muda.


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4

1.3 Tujuan Perancangan

Merujuk pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Memperkenalkan Wayang Motekar kepada generasi muda dengan cara membuat video dokumenter yang memuat fakta-fakta dan pementasan Wayang Motekar. 2. Membuat sebuah media informasi dan dokumentasi yang baik untuk Wayang

Motekar dengan memperhatikan tujuan dan target perancangan, sehingga informasi bisa disampaikan secara efektif.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data untuk memperoleh informasi tentang pembuatan Wayang Motekar di Kota Bandung diperoleh dari:

1. Observasi langsung

Penulis melakukan observasi dengan terjun langsung ke lapangan, dengan demikian dapat mengamati dan mengambil beberapa contoh kondisi pementasan,pembuatan, dan proses kreatif Wayang Motekar. Selain itu observasi langsung juga dibutuhkan untuk pengambilan gambar video dokumentasi.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara secara langsung dengan Pengagas Wayang Motekar, yakni Bapak Herry Dim dari Studio Pohaci.

3. Studi Pustaka

Selain mendapat data tentang video, wayang secara langsung dari lapangan dan dari hasil wawancara, penulis juga mengumpulkan data dari buku-buku, surat kabar, dan media elektronik.

4. Kuesioner

Penulis juga mengumpulkan data dengan menyebar kuisioner berhubungan dengan Wayang Motekar sejumlah 100 buah


(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5

1.5Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: dokumentasi pribadi)


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 59

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Video dokumenter sebagai bagian dari videografi dan film terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan mendokumentasikan berbagai hal di masyarakat. Salah satunya yaitu budaya yang dimiliki agar tidak hilang seiring berjalannya waktu dan mengikuti perkembangan zaman untuk penyebarannya. Dengan perkembangan zaman, video sendiri menjadi media kolaborasi antara budaya dan teknologi.

Video sebagai bagian dari dunia Desain Komunikasi Visual menjadi media yang mencakup audio dan visual secara menyeluruh. Dengan kelebihan yang dimiliki, dalam hal ini video dokumenter menjadi pemecah masalah, menyampaikan data dan fakta yang terdapat di lapangan.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman berharga berhubungan dengan Wayang Motekar sendiri dan budaya Kota Bandung. Dengan melihat data dan fakta di lapangan, dapat disimpulkan bahwa Wayang Motekar kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri, dan media informasi yang dimiliki tidak cukup. Oleh karena itu membutuhkan suatu media yang dapat mengenalkan secara menyeluruh mencakup audio dan visual wayang ini.

Video dokumenter sebagai sebuah media mencakup audio dan visual Wayang Motekar , dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama target yang dituju oleh penulis. Dengan video juga menjadi media yang paling tepat mengenalkan lebih jauh Wayang Motekar, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi.


(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 60

5.2 Saran

5.2.1 Diri Sendiri

1. Bertindak cepat dan aktif mencari informasi 2. Disiplin terhadap waktu dan pekerjaan

3. Mengasah dan mengembangkan kemampuan videografi dan sinematografi 4. Mengasah kemampuan mendesain

5. Mengasah kemampuan untuk bersosialisasi dan berelasi dengan banyak orang. 6. Tidak mudah puas dengan hasil yang didapat

7. Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dengan terus mengembangkan pengetahuan dan pengalaman

5.2.2 Civitas Akademika

1. Agar Fakultas Seni Rupa dan Desain memperhatikan fasilitas belajar mengajar. 2. Agar Fakultas Seni Rupa dan Desain lebih mendukung mahasiswa dan mengikuti

perkembangan teknologi dalam dunia seni dan desain grafis.

3. Agar Universitas Kristen Maranatha lebih mendukung perkembangan mahasiswa lewat sarana dan prasarana yang lebih baik.

5.2.3 Pemerintah dan Masyarakat Umum

1. Agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi budaya dan komunitas yang dimiliki daerah.

2. Agar masyarakat bisa lebih mengenal dan melestarikan budaya yang ada di daerah masing-masing.

Belajar sebagai sebuah bagian dari hidup harus dijalankan dengan disiplin dan usaha. Belajar di kampus lewat perkuliahan menjadi salah satu bagian bagi manusia yang terus belajar dan mendapat pelajaran seumur hidupnya. Dengan belajar kita menjadi lebih beradab dan dengan belajar kita menjadi manusia yang siap menatap masa depan yang lebih baik.


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 61

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arijon, Danniel. 1991.Grammar of The Film Languange.Silman-James Press.California.

Elsaesser,Thomas dan Hagener Malte. 2009.Film Theory: an introduction through the senses.Taylor & Francis.USA.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Prakosa, Gotot,2010,Animasi Pengetahuan Dasar Animasi Indonesia.Jakarta. Nugroho, Sarwo.2014.Teknik Dasar Videografi. Penerbit Andi.Yogyakarta. Tabrani, Primadi. 2005. Bahasa Rupa, Penerbit Kelir.Bandung.

Haryanto,S.1988, Pratiwimba Adhiluhung Sejarah dan Perkembangan Wayang. Anggota IKAPI. Jakarta.

Internet

www.frame-magz.com ( Diunduh pada 05/02/2016, 18:40)

http://www.sjm.sch.id/p/videografi-adalah-teknologi-pengiriman.html ( Dilihat pada 07/02/2016, 10:00)

http://kbbi.web.id/wayang (diunduh pada 05/02/2016, 19:40)

http://www.britannica.com/art/wayang (dilihat pada 05/02/2016, 18:10)

http://tipsfotografi.net/memahami-teknik-dasar-pencahayaan-atau-lighting-dalam-fotografi.html (Diunduh pada 06/02/2016, 18:50)

http://learnaboutfilm.com/film-language/picture/camera-position/ (Diunduh pada 05/02/2016, 17:50)

http://www.scribd.com/doc/161836083/Indonesia-Wayang-Motekar#scribd (diunduh pada 07/02/2016, 15:40)

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php (Diunduh

pada 05/02/2016, 19.00)