Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Penerapan Sanksi Perpajakan, dan Penerapan Tarif Pajak Penghasilan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM di Kota Bandung.

(1)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan jenis analisis kuantitatif, yaitu berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di seluruh Kota Bandung, yaitu KPP Pratama Tegallega, KPP Pratama Cibeunying, KPP Pratama Karees, KPP Pratama Bojonagara, dan KPP Pratama Cicadas. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner ke responden yang hasilnya telah diuji dengan uji validitas dan reliabilitas dengan sampel diambil sebanyak 250 orang.

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik analisis model persamaan struktural atau lazim dikenal dengan sebutan SEM (Structural Equation Modeling). Pemilihan metode SEM dikarenakan penulis berasumsi bahwa variabel kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, penerapan tarif pajak penghasilan, dan kepatuhan wajib pajak merupakan variabel laten atau unobserved variable, dimana dalam mengukur variabel laten tersebut tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui manifest variable atau observed variable. Dengan kondisi tersebut, metode analisis SEM merupakan metode analisis data yang paling cocok karena mampu mengukur variabel yang tidak bisa diukur secara langsung.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dan secara simultan, bahwa pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak secara keseluruhan adalah sebesar 0,32 atau 32,00%, dan sisanya 68,00% dipengaruhi variabel lain.

Kata-kata Kunci: Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, penerapan tarif pajak penghasilan, kepatuhan wajib pajak, SEM.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze and empirically prove the influence of taxpayer consciousness, tax sanction implementation, and income tax rates implementation on taxpayer compliance rate in personal taxpayer UMKM in Bandung.

The population in this research is an individual taxpayer UMKM who enrolled in the Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama throughout Bandung, namely KPP Pratama Tegallega, KPP Pratama Cibeunying, KPP Pratama Karees, KPP Pratama Bojonagara, and KPP Pratama Cicadas. The data was collected by distributing questionnaires to the respondents which results have been tested with the validity and reliability test on 250 people as samples.

The data analysis method which used to test the hypothesis is structural equation modeling analysis techniques or commonly known as SEM (Structural Equation Modeling). The author choose the SEM method because the author assumes that the taxpayer consciousness, tax sanction implementation, income tax rates implementation, and tax compliance variables are latent variables or unobserved variables, which cannot be measured directly, but need to be examined through manifest variables or observed variables. Under this conditions, SEM analysis method is the most suitable method of analysis because of its ability to measure the variables that cannot be measured directly.

The result of this research shows that taxpayer consciousness, tax sanction implementation, and income tax rates implementation do not affect significantly to taxpayer compliance. And simultaneously, that the effect of the taxpayer consciousness, tax sanction implementation, and income tax rates implementation on taxpayer compliance as a whole is equal to 0.32 or 32.00% and the remaining 68.00% is influenced by other variables.

Key words: Taxpayer consciousness, tax sanction implementation, income tax rates implementation, taxpayer compliance, SEM.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL PENELITIAN/TESIS

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Rumusan Masalah ... 12

1.4 Tujuan Penelitian ... 12

1.5 Manfaat Penelitian ... 13

1.5.1 Manfaat Praktis ... 13


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ... 14

2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak ... 14

2.1.2 Kesadaran Wajib Pajak ... 18

2.1.3 Sanksi Perpajakan ... 22

2.1.4 Tarif Pajak Penghasilan ... 29

2.1.5 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 32

2.2 Penelitian Terdahulu ... 34

2.3 Kerangka Pemikiran ... 37

2.4 Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber dan Jenis Data ... 42

3.2 Populasi dan Sampel ... 42

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 45

3.5 Alat Analisis Data ... 48

3.5.1 Uji Validitas ... 48

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.6 Metode Analisis Data: Structural Equation Modeling (SEM) ... 49


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Pelaksanaan Pre-test ... 56

4.1.2 Karakteristik Responden ... 57

4.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Setiap Pertanyaan ... 59

4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Seluruh Model ... 61

4.1.5 Uji Kecocokan Keseluruhan Model (Goodness of Fit) ... 64

4.1.6 Uji Kecocokan Model Struktural ... 68

4.1.7 Hasil Uji Hipotesis ... 72

4.2 Pembahasan ... 73

4.2.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 73

4.2.2 Pengaruh Penerapan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 78

4.2.3 Pengaruh Penerapan Tarif Pajak Penghasilan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 80

4.2.4 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Penerapan Sanksi Perpajakan, dan Penerapan Tarif Pajak Penghasilan secara Simultan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 83


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN ... CURRICULUM VITAE ...


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2009-2013 ... 1

Tabel 1.2 Tax Coverage Ratio dan Tax Compliance Ratio ... 3

Tabel 1.3 Rasio Kepatuhan WP OP di kota Bandung Tahun 2013 ... 4

Tabel 1.4 Rasio Kepatuhan WP OP di Kota Bandung Tahun 2009-2013 ... 4

Tabel 2.1 Sanksi Administrasi Berupa Denda ... 23

Tabel 2.2 Sanksi Administrasi Berupa Bunga 2% per bulan ... 25

Tabel 2.3 Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan ... 26

Tabel 2.4 Sanksi Pidana ... 27

Tabel 2.5 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 33

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Perhitungan Pengambilan Sampel untuk setiap KPP di kota Bandung 44 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Eksogen ... 46

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Endogen ... 47

Tabel 4.1 Pre-test Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57

Tabel 4.2 Sampel yang Diolah untuk Setiap KPP di Kota Bandung ... 58

Tabel 4.3 Pendidikan Formal dan Informal Responden ... 58

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Setiap Pertanyaan ... 60

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 63


(8)

xi Universitas Kristen Maranatha


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Diagram Sebaran Profit Margin UMKM per Sektoral ... 8

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Berpikir ... 40

Gambar 4.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA): Basic Model Standardized Solution ... 61

Gambar 4.2 Confirmatory Factor Analysis (CFA): Basic Model T-Value ... 62

Gambar 4.3 Structural Model Standardized Solution ... 69


(10)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... L1-1 Lampiran 2 Kuesioner ... L2-1 Lampiran 3 Tabulasi Kuesioner ... L3-1 Lampiran 4 Output Lisrel 8.7 ... L4-1


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari penerimaan negara dalam APBN, penerimaan negara tidak lagi didominasi oleh migas dan minyak bumi, melainkan dari sektor pajak. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, penerimaan pajak dalam APBN-P 2013 mencapai 76,68%. Berikut realisasi penerimaan pajak dari tahun 2009 sampai 2013.

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2009-2013 (Milyar Rupiah)

Begitu besarnya peran pajak dalam penerimaan negara, maka pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk meningkatkan penerimaan pajak. Ada beberapa strategi yang akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak, yaitu penyempurnaan sistem administrasi

No. Tahun Realisasi Penerimaan

1 2009 619,922 2 2010 723,307 3 2011 873,874 4 2012 980,518 5 2013 1,148,365 Sumber: Badan Pusat Statistik RI


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha

perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak orang pribadi berpendapatan tinggi dan menengah, perluasan basis pajak kepada sektor-sektor yang selama ini tidak terlalu banyak digali potensinya, optimalisasi pemanfaatan data dan informasi berkaitan dengan perpajakan dari institusi lain, penguatan penegakan hukum bagi penghindar pajak, dan penyempurnaan peraturan perpajakan untuk lebih memberikan kepastian hukum dan perlakuan yang adil serta wajar (Wibowo Subekti, 2014).

Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Direktorat Jenderal Pajak saja, tetapi juga dibutuhkan peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri dan calon wajib pajak untuk mendaftarkan diri menjadi wajib pajak. Perubahan sistem perpajakan Indonesia dari official assessment menjadi self assessment memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo, 2013: 7). Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk mencapai target pajak yang ditetapkan.

Self assessment system menuntut adanya peran aktif dari wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (Mardiasmo, 2013:7). Kepatuhan dan kesadaran yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan self assessment system. Beberapa kasus perpajakan yang terjadi dalam dunia perpajakan di Indonesia yang melibatkan para petugas pajak membuat masyarakat dan wajib pajak khawatir untuk membayar pajak. Kondisi


(13)

3

tersebut dapat memengaruhi kepatuhan wajib pajak, karena wajib pajak takut pajak yang sudah dibayarkan disalahgunakan oleh petugas pajak itu sendiri.

Berikut data tax coverage ratio dan tax compliance ratio dari tahun 2008 sampai tahun 2011.

Tabel 1.2

Tax Coverage Ratio dan Tax Compliance Ratio

Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat penerimaan pajak dari tahun 2008 sampai dengan 2011 tidak mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan wajib pajak terdaftar yang tumbuh rata-rata 29% pertahun. Penerimaan pajak yang dapat dihimpun Direktorat Jenderal Pajak hanya tumbuh sekitar 13% pertahun. Rasio kepatuhan wajib pajak sangatlah rendah hanya berkisar dibawah 60%, bahkan ditahun 2013 rasio kepatuhan wajib pajak masih berkisar diangka 52%. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak merupakan kunci suksesnya mencapai penerimaan pajak (Buyung Muniriyanto, 2014). Menurut seorang ahli ekonomi Sarker dalam Buyung Muniriyanto (2014) mengatakan bahwa kepatuhan wajib pajak dapat diartikan sebagai derajat wajib pajak untuk melaksanakan aturan perpajakan dengan baik dan benar atau tidak benar. Sehingga semakin tingginya

Uraian/tahun 2008 2009 2010 2011

WP Terdaftar 7,137,023 10,682,099 15,911,576 19,112,590

% kenaikan jumlah WP 33% 33% 33% 17%

Wajib Pajak 6,341,828 9,996,620 14,101,933 17,694,317 SPT Tahunan 2,097,849 5,413,114 8,202,309 9,332,657

Rasio Kepatuhan SPT Tahunan 33% 54% 58% 53%

Penerimaan PPh (Milyar rupiah) 229,061 243,591 265,265 315,490

% kenaikan penerimaan 22% 6% 8% 16%


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha

tingkat kepatuhan maka peraturan perpajakan akan dijalankan dengan semakin baik dan benar, begitu juga sebaliknya apabila tingkat kepatuhan rendah.

Tabel 1.3

Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bandung Tahun 2013

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, di kota Bandung secara khusus hingga tahun 2013 terdapat sebanyak 545.620 wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang efektif dan wajib pajak yang menyampaikan SPT hanya 154.271. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung hanya 28%.

Tabel 1.4

Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bandung Tahun 2009-2013

Berdasarkan tabel 1.4 di atas, tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung dari tahun 2009 hingga tahun 2013 senantiasa menurun. Hal ini tentu membutuhkan suatu kajian agar hal tersebut tidak terjadi berlarut-larut. Oleh

Nama KPP Jumlah WP Efektif Jumlah Penyampaian SPT Tingkat Kepatuhan KPP Pratama Bandung Tegallega 93,002 25,266 27% KPP Pratama Bandung Cibeunying 105,377 33,926 32% KPP Pratama Bandung Karees 114,158 31,407 28% KPP Pratama Bandung Bojonagara 102,537 31,034 30% KPP Pratama Bandung Cicadas 130,546 32,638 25% Total 545,620 154,271 28% Sumber: Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan

Tahun Jumlah WP Efektif Jumlah Penyampaian SPT Tingkat Kepatuhan

2009 365,272 160,327 44% 2010 427,605 155,623 36% 2011 471,076 164,814 35% 2012 511,337 161,826 32% 2013 545,620 154,271 28% Sumber: Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan


(15)

5

karena itu, perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung.

Kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan faktor penting dalam pelaksanaan self assessment system. Berdasarkan literatur dan hasil penelitian, tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, dan tarif pajak penghasilan. Terdapat undang-undang yang mengatur mengenai tarif pajak penghasilan dan sanksi perpajakan agar tarif pajak penghasilan yang berlaku adil bagi seluruh masyarakat dan sanksi perpajakan diterapkan untuk mendorong kepatuhan wajib pajak. Namun, penerapan sanksi perpajakan harus konsisten dan berlaku terhadap semua wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan (John Hutagaol, 2012).

Kesadaran wajib pajak atas fungsi pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Mardiasmo, 2013: 1-2). Hasil penelitian yang dilakukan Ni Ketut Muliari (2011) menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Tingkat kesadaran wajib pajak dapat diukur dengan perbandingan antara jumlah wajib pajak yang terdaftar dengan jumlah penduduk. Berdasarkan data dari Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan tahun 2013, jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di kantor pelayanan pajak yang


(16)

6

Universitas Kristen Maranatha

ada di kota Bandung adalah 545.620. Sedangkan jumlah penduduk kota Bandung berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Bandung tahun 2013 adalah 2.483.977 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kesadaran wajib pajak di kota Bandung masih rendah, hanya mencapai 21,97%. Inilah yang menyebabkan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung rendah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang tata cara penetapan dan pencabutan penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu dalam rangka pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak telah ditentukan kriteria wajib pajak patuh, salah satunya yaitu tepat waktu dalam menyampaikan SPT dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Jika wajib pajak terlambat menyampaikan SPT dalam dua tahun terakhir, maka wajib pajak termasuk tidak patuh. Wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT dapat dikenakan sanksi perpajakan (Mardiasmo, 2013: 61). Semakin besar sanksi perpajakan yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka tingkat kepatuhan wajib pajak semakin rendah. Dan sebaliknya, jika besar sanksi perpajakan yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak rendah, maka tingkat kepatuhan wajib pajak semakin tinggi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak tahun 2013, penerimaan negara yang berasal dari sanksi perpajakan mencapai 5.401,98 milyar rupiah. Hal ini dapat menunjukkan bahwa masih banyak wajib pajak yang tidak patuh dan melanggar aturan perpajakan yang mengakibatkan sanksi yang harus dibayar.

Menurut Alm, Bahl, dan Murray (1990) dalam John Hutagaol (2012), besarnya tarif pajak dapat memengaruhi kepatuhan wajib pajak. Semakin rendah tarif pajak, semakin patuh wajib pajak. Orang yang mempunyai penghasilan tinggi


(17)

7

perlu dikenai tarif pajak yang lebih tinggi. Semakin tinggi tarif pajak, orang cenderung mengecilkan penghasilan yang dilaporkan kepada otoritas pajak. Berdasarkan data dan informasi mengenai kepatuhan wajib pajak dan hasil evaluasinya, diperoleh hasil bahwa penerapan tarif yang lebih rendah mendorong kepatuhan wajib pajak daripada penerapan tarif pajak yang tinggi (Hatta dalam John Hutagaol, 2012).

Tarif pajak yang ditetapkan harus sesuai dengan kemampuan wajib pajak agar tidak menimbulkan beban pajak yang diluar kemampuannya. Sebaran profit margin merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk penentuan tarif pajak. Bagi kelompok UMKM, sebaran profit margin merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk penentuan tarif PPh UMKM. Sabagaimana model perpajakan berdasarkan presumptive regime, PPh dapat dikenakan berdasarkan suatu presumsi yang biasanya menggunakan turnover atau penghasilan bruto sabagai dasar pemajakannya. Dengan digunakannya turnover sebagai dasar pemajakan, perlu dipahami sebaran profit margin UMKM agar tidak menimbulkan beban pajak yang diluar kemampuannya (Syarif Ibrahim: 2014).


(18)

8

Universitas Kristen Maranatha

Sumber: Diolah dari Data Bank Indonesia (Syarif Ibrahim, 2014)

Gambar 1.1

Diagram Sebaran Profit Margin UMKM per Sektoral

Berdasarkan data di atas, terdapat perbedaan sebaran profit margin usaha menengah dengan usaha kecil dan mikro. Pada usaha menengah, mayoritas dari populasi (56,4% - 70,8%) memiliki profit margin kurang dari 10%, sedangkan pada usaha mikro dan kecil, mayoritas dari populasi (45,2% - 59,4% dan 44,5% - 60,5%) memiliki profit margin diatas 10%-50%.

Penetapan tarif efektif yang tepat perlu memperhatikan sebaran profit margin. Sebagaimana sebaran profit margin di Indonesia di atas, untuk usaha mikro dan kecil mayoritas memiliki profit margin diatas 10%, sedangkan usaha menengah mayoritas profit margin dibawah 10%. Untuk itu, maka penentuan tarif efektif PPh Final 1% yang diterapkan seharusnya menggunakan asumsi dibawah 10% untuk seluruh kelompok usaha. Dengan demikian, kelompok usaha mikro dan kecil yang mayoritas sebaran profit marginnya diatas 10% akan memperoleh


(19)

9

insentif, sedangkan usaha menengah yang sebaran profit marginnya dibawah 10% tidak akan banyak berpengaruh. Usaha menengah dengan peredaran usaha yang marginal diatas ambang Rp4,8 miliar akan berpikir dua kali untuk berusaha mendapatkan kemudahan ini, mengingat dengan tarif tunggal 1% final tersebut dapat menyebabkan beban pajak penghasilannya justru lebih besar dibandingkan menggunakan tarif progresif. Hal inilah yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak UMKM. Karena tarif 1% final untuk usaha mikro dan kecil tidak memberatkan dan tidak perlu menyiapkan laporan keuangan sebagai dasar penghitungan pajak terutangnya (Syarif Ibrahim: 2014).

Beberapa penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Agus Nugroho Jatmiko (2006) meneliti mengenai pengaruh sikap wajib pajak pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus, dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kota Semarang. Hasil dari penelitian Jatmiko menunjukkan bahwa pengaruh sikap wajib pajak terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap wajib pajak terhadap pelayanan fiskus, dan sikap wajib pajak terhadap kesadaran perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Mart Tri Pola Sitanggang (2009) meneliti mengenai model hubungan kausal kesadaran wajib pajak, modernisasi sistem administrasi pajak, dan tindakan penegakan hukum di bidang perpajakan dan pengaruhnya terhadap kepatuhan pajak. Hasil dari penelitian Sitanggang menunjukkan bahwa pengaruh kesadaran wajib pajak dan tindakan penegakan hukum berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sementara modernisasi sistem administrasi pajak


(20)

10

Universitas Kristen Maranatha

berpengaruh signifikan untuk wajib pajak badan di KPP Madya, sedangkan di KPP Pratama tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Ni Ketut Muliari (2011) meneliti mengenai pengaruh persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Hasil dari penelitian Muliari menunjukkan bahwa pengaruh persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting (2013) meneliti mengenai pengaruh kualitas pelayanan petugas pajak, sanksi perpajakan, dan biaya kepatuhan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Hasil dari penelitian ini menggunakan teknik regresi linier berganda yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Semakin baik kualitas pelayanan petugas pajak dan semakin berat sanksi perpajakan yang dikenakan pada wajib pajak UMKM maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak UMKM. Disamping itu, biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Semakin besar biaya kepatuhan pajak maka kepatuhan wajib pajak UMKM akan menurun.

Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting (2013) meneliti mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan lingkungan wajib pajak berada terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya. Hasil dari penelitian ini menggunakan teknik regresi linear berganda menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi


(21)

11

perpajakan, dan lingkungan wajib pajak berada berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya.

Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai kepatuhan wajib pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek penelitian-penelitian yang diambil berdasarkan responden yang ada di Kota Bandung. Variabel bebas yang digunakan hanya kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, dan tarif pajak penghasilan.

Berdasarkan kondisi di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kepatuhan wajib pajak dengan judul penelitian “Pengaruh Kesadaran

Wajib Pajak, Penerapan Sanksi Perpajakan, dan Penerapan Tarif Pajak Penghasilan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM di Kota Bandung.”

1.2 Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini, peneliti ingin membahas mengenai pengaruh antara kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM di Kota Bandung. Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan dianggap berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, karena dengan kesadaran wajib pajak yang tinggi, penerapan sanksi perpajakan yang tinggi, dan rendahnya penerapan tarif pajak penghasilan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Peneliti juga ingin mengetahui apakah hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya akan sama atau berbeda sama sekali.


(22)

12

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Bagaimana penerapan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Bagaimana penerapan tarif pajak penghasilan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Bagaimana kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Untuk menganalisis pengaruh penerapan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Untuk menganalisis pengaruh penerapan tarif pajak penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak.


(23)

13

4. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang perlu diperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM, khususnya di Kota Bandung. 2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai tindakan

yang dapat diambil Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM yang dilayaninya, khususnya di Kota Bandung.

1.5.2 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan memberikan sumbangan dalam pengembangan teori perpajakan.


(24)

83 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib pajak direfleksikan oleh persepsi wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman ketentuan perpajakan, dan kondisi keuangan dari wajib pajak. Kesadaran wajib pajak akan meningkat apabila tertanam persepsi positif mengenai pemberlakuan sanksi yang berat, keadilan penerapan tarif, dan tingginya pengawasan institusional. Tingginya pengetahuan dan pemahaman ketentuan perpajakan, dan kondisi keuangan wajib pajak yang baik juga dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak. Jadi, kepatuhan wajib pajak akan meningkat jika kesadaran wajib pajak untuk mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku meningkat.

2. Penerapan sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penerapan sanksi perpajakan direfleksikan oleh sanksi administrasi dan sanksi pidana. Semakin berat sanksi yang diberikan maka wajib pajak akan semakin patuh terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku.


(25)

84

3. Penerapan tarif pajak penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penerapan tarif pajak penghasilan direfleksikan oleh tarif progresif dan tarif tunggal 1%. Perlakuan perpajakan yang adil memengaruhi kepatuhan wajib pajak dan semakin tinggi tarif pajak, orang cenderung mengecilkan penghasilan yang dilaporkan kepada otoritas pajak. 4. Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif

pajak penghasilan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan, yaitu:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kota Bandung

a. Menumbuhkan kesadaran sukarela wajib pajak untuk patuh terhadap ketentuan perpajakan merupakan tujuan utama dari berbagai langkah strategis dan reformasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak. Pemerintah harus dapat menumbuhkan persepsi positif kepada wajib pajak bahwa tarif pajak yang berlaku adil untuk wajib pajak sesuai dengan bidang usahanya, sanksi yang diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, dan pengawasan institusional harus ditingkatkan agar wajib pajak menjadi takut untuk melakukan penghindaran pajak.


(26)

85

Universitas Kristen Maranatha

b. Memberikan sanksi yang lebih berat bagi pelanggar peraturan perpajakan atau wajib pajak yang tidak patuh. Pemberian sanksi yang lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya akan memberikan pelajaran atau efek jera tidak hanya kepada wajib pajak yang melanggar atau tidak patuh tersebut, tetapi juga mencegah wajib pajak lain yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk tidak patuh menjadi patuh.

c. Asas pemungutan pajak mengatakan bahwa pajak tidak boleh mengganggu perekonomian dan pajak dikenakan sesuai dengan kemampuan daya pikul masing-masing wajib pajak. Semangat pemerintah untuk mendapatkan penerimaan pajak yang besar dan mempermudah dalam hal pelaporan pajak harus sesuai dengan asas tersebut. Dalam hal penerapan tarif pajak harus dapat menunjukkan keadilan bagi masing-masing wajib pajak sesuai dengan bidang usahanya. Dengan keadilan tarif pajak tersebut diharapkan wajib pajak menjadi patuh, karena tidak adanya diskriminasi antar wajib pajak. 2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner sehingga dapat bersifat subjektif dan cara berpikir responden dalam mengisi kuesioner serta menjawab pertanyaan dalam kuesioner tidak dapat dianalisa. Pengukuran variabel yang dilakukan secara subjektif atau berdasarkan persepsi responden dapat


(27)

86

menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.

b. Penelitian ini hanya memfokuskan pada sembilan variabel teramati (indikator) yang merefleksikan variabel laten kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, tarif pajak penghasilan, dan kepatuhan wajib pajak, yaitu persepsi wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman ketentuan perpajakan, kondisi keuangan wajib pajak, sanksi administrasi, sanksi pidana, tarif progresif, tarif tunggal 1%, kepatuhan formal, dan kepatuhan material. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah variabel penelitian lebih banyak dan jumlah sampel yang lebih besar. Dapat juga dengan memperluas cakupan ruang lingkup wilayah penelitian agar dicapai hasil yang lebih lengkap dan akurat.


(28)

87 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus Nugroho Jatmiko. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Tesis Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. (Tidak Dipublikasikan)

Albari. (2008). Pengaruh Keadilan terhadap Kepuasan dan Kepatuhan Wajib Pajak. UNISIA, Vol. XXXI No. 69 September 2008.

Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Biaya Kepatuhan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. (Tidak Dipublikasikan)

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Diakses melalui

http://bandungkota.bps.go.id/ pada Januari 2015.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Beron. et. al. (1998). A Structural Equation Model for Tax Compliance and Auditing. NBER Working Paper, Cambridge.

Brooks, Neil, and Doob, Anthony. (1990). Tax Evasion: Searching for a Theory of Compliant Behaviour, in M. L. Friedland, ed., Securing Compliance: Seven Case Sudies. Toronto: University of Toronto Press

Buyung Muniriyanto. (2014). Kepatuhan Wajib Pajak Kunci Penerimaan Negara. Diakses melalui http://www.pajak.go.id pada November 2014.

Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, dan Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. (Tidak Dipublikasikan)

Cooper. et. al. (1996). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga

Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.


(29)

88

Elia Mustikasari. (2007). Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin Makassar.

Hari Setyo Wijanto. (2008). SEM dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hendry. (2012). Populasi dan Sampel. Diakses melalui

http://teorionline.net/populasi-dan-sampel/ pada Desember 2014.

Hengky Latan. (2013). SEM Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program Lisrel 8.80. Bandung: Alfabeta

Imam Ghozali. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas diponegoro

Isro Ani Widayati. (2008). Kesadaran Membayar Pajak bagi Wajib Pajak Melalui Pemahaman Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Diakses melalui

http://www.1ppm.unitomo.ac.id pada Oktober 2014.

John Hutagaol. (2012). Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Diakses melalui

http://www.pajak.go.id/content/strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak pada Januari 2015.

Liberti Pandiangan. (2008). Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo

Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi 2013. Yogyakarta: Andi

Mart Tri Pola Sitanggang. (2009). Model Hubungan Kausal Kesadaran Wajib Pajak Badan, Modernisasi Sistem Administrasi Pajak, dan Tindakan Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan dan Pengaruhnya terhadap Kepatuhan Pajak. Tesis Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. (Tidak Dipublikasikan)

Ni Ketut Muliari. (2011). Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udaya Bali. (Tidak Dipublikasikan) Nur-tegin, Kanybek. (2008). Determinants of Business Tax Compliance, the B.E.

Journal of Economic: Analysis and Policy, 8(1): 18.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.


(30)

89

Universitas Kristen Maranatha

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Safri Nurmantu. (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat Slemrod, Joel. (1992). Why People Pay Taxes: Tax Compliance and Enforcement.

The University of Michigan Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surya Manurung. (2013). Kompleksitas Kepatuhan Pajak. Diakses melalui http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak pada Oktober 2014.

Syarif Ibrahim. (2014). Pengenaan PPh Final untuk Wajib Pajak dengan Peredaran Bruto Tertentu, Sebuah Konsep Kesederhanaan Pengenaan PPh untuk Meningkatkan Voluntary Tax Compliance. Diakses melalui http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Kajian%20PPh%20Final%

20UMKM_PKPN.pdf pada Januari 2015.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

Dwiarso Utomo, Yulita Setiawanta, dan Agung Yulianto. (2011). Perpajakan Aplikasi dan Terapan. Yogyakarta: Andi

Wibowo Subekti. (2014). Strategi Direktorat Jenderal Pajak Realisasikan Target

Penerimaan Pajak 2014. Diakses melalui


(1)

Universitas Kristen Maranatha 3. Penerapan tarif pajak penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penerapan tarif pajak penghasilan direfleksikan oleh tarif progresif dan tarif tunggal 1%. Perlakuan perpajakan yang adil memengaruhi kepatuhan wajib pajak dan semakin tinggi tarif pajak, orang cenderung mengecilkan penghasilan yang dilaporkan kepada otoritas pajak. 4. Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif

pajak penghasilan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan, yaitu:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kota Bandung

a. Menumbuhkan kesadaran sukarela wajib pajak untuk patuh terhadap ketentuan perpajakan merupakan tujuan utama dari berbagai langkah strategis dan reformasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak. Pemerintah harus dapat menumbuhkan persepsi positif kepada wajib pajak bahwa tarif pajak yang berlaku adil untuk wajib pajak sesuai dengan bidang usahanya, sanksi yang diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, dan pengawasan institusional harus ditingkatkan agar wajib pajak menjadi takut untuk melakukan penghindaran pajak.


(2)

b. Memberikan sanksi yang lebih berat bagi pelanggar peraturan perpajakan atau wajib pajak yang tidak patuh. Pemberian sanksi yang lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya akan memberikan pelajaran atau efek jera tidak hanya kepada wajib pajak yang melanggar atau tidak patuh tersebut, tetapi juga mencegah wajib pajak lain yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk tidak patuh menjadi patuh.

c. Asas pemungutan pajak mengatakan bahwa pajak tidak boleh mengganggu perekonomian dan pajak dikenakan sesuai dengan kemampuan daya pikul masing-masing wajib pajak. Semangat pemerintah untuk mendapatkan penerimaan pajak yang besar dan mempermudah dalam hal pelaporan pajak harus sesuai dengan asas tersebut. Dalam hal penerapan tarif pajak harus dapat menunjukkan keadilan bagi masing-masing wajib pajak sesuai dengan bidang usahanya. Dengan keadilan tarif pajak tersebut diharapkan wajib pajak menjadi patuh, karena tidak adanya diskriminasi antar wajib pajak. 2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner sehingga dapat bersifat subjektif dan cara berpikir responden dalam mengisi kuesioner serta menjawab pertanyaan dalam kuesioner tidak dapat dianalisa. Pengukuran variabel yang dilakukan secara subjektif atau berdasarkan persepsi responden dapat


(3)

Universitas Kristen Maranatha menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.

b. Penelitian ini hanya memfokuskan pada sembilan variabel teramati (indikator) yang merefleksikan variabel laten kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, tarif pajak penghasilan, dan kepatuhan wajib pajak, yaitu persepsi wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman ketentuan perpajakan, kondisi keuangan wajib pajak, sanksi administrasi, sanksi pidana, tarif progresif, tarif tunggal 1%, kepatuhan formal, dan kepatuhan material. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah variabel penelitian lebih banyak dan jumlah sampel yang lebih besar. Dapat juga dengan memperluas cakupan ruang lingkup wilayah penelitian agar dicapai hasil yang lebih lengkap dan akurat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Nugroho Jatmiko. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Tesis Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. (Tidak Dipublikasikan)

Albari. (2008). Pengaruh Keadilan terhadap Kepuasan dan Kepatuhan Wajib Pajak. UNISIA, Vol. XXXI No. 69 September 2008.

Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Biaya Kepatuhan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. (Tidak Dipublikasikan)

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Diakses melalui http://bandungkota.bps.go.id/ pada Januari 2015.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Beron. et. al. (1998). A Structural Equation Model for Tax Compliance and Auditing. NBER Working Paper, Cambridge.

Brooks, Neil, and Doob, Anthony. (1990). Tax Evasion: Searching for a Theory of Compliant Behaviour, in M. L. Friedland, ed., Securing Compliance: Seven Case Sudies. Toronto: University of Toronto Press

Buyung Muniriyanto. (2014). Kepatuhan Wajib Pajak Kunci Penerimaan Negara. Diakses melalui http://www.pajak.go.id pada November 2014.

Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, dan Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. (Tidak Dipublikasikan)

Cooper. et. al. (1996). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga

Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.


(5)

Universitas Kristen Maranatha Elia Mustikasari. (2007). Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin Makassar.

Hari Setyo Wijanto. (2008). SEM dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hendry. (2012). Populasi dan Sampel. Diakses melalui http://teorionline.net/populasi-dan-sampel/ pada Desember 2014.

Hengky Latan. (2013). SEM Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program Lisrel 8.80. Bandung: Alfabeta

Imam Ghozali. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas diponegoro

Isro Ani Widayati. (2008). Kesadaran Membayar Pajak bagi Wajib Pajak Melalui Pemahaman Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Diakses melalui http://www.1ppm.unitomo.ac.id pada Oktober 2014.

John Hutagaol. (2012). Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Diakses melalui http://www.pajak.go.id/content/strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak pada Januari 2015.

Liberti Pandiangan. (2008). Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo

Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi 2013. Yogyakarta: Andi

Mart Tri Pola Sitanggang. (2009). Model Hubungan Kausal Kesadaran Wajib Pajak Badan, Modernisasi Sistem Administrasi Pajak, dan Tindakan Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan dan Pengaruhnya terhadap Kepatuhan Pajak. Tesis Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. (Tidak Dipublikasikan)

Ni Ketut Muliari. (2011). Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udaya Bali. (Tidak Dipublikasikan) Nur-tegin, Kanybek. (2008). Determinants of Business Tax Compliance, the B.E.

Journal of Economic: Analysis and Policy, 8(1): 18.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.


(6)

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Safri Nurmantu. (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat Slemrod, Joel. (1992). Why People Pay Taxes: Tax Compliance and Enforcement.

The University of Michigan Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surya Manurung. (2013). Kompleksitas Kepatuhan Pajak. Diakses melalui http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak pada Oktober 2014.

Syarif Ibrahim. (2014). Pengenaan PPh Final untuk Wajib Pajak dengan Peredaran Bruto Tertentu, Sebuah Konsep Kesederhanaan Pengenaan PPh untuk Meningkatkan Voluntary Tax Compliance. Diakses melalui http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Kajian%20PPh%20Final% 20UMKM_PKPN.pdf pada Januari 2015.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

Dwiarso Utomo, Yulita Setiawanta, dan Agung Yulianto. (2011). Perpajakan Aplikasi dan Terapan. Yogyakarta: Andi

Wibowo Subekti. (2014). Strategi Direktorat Jenderal Pajak Realisasikan Target Penerimaan Pajak 2014. Diakses melalui http://www.wibowopajak.com/2014/01/strategi-direktorat-jenderal-pajak.html pada Januari 2015.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Hukum Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 18 44

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

2 10 8

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku Umkm Sesudah Penerapan PP No 46 Tahun 2013

0 4 24

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU UMKM Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku Umkm Sesudah Penerapan PP No 46 Tahun 2013 (Survey Pada Waj

0 3 14

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

1 5 22

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI SUNGAILIAT

0 0 19

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN, DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP KOTA TEGAL

0 4 17