Pengaruh Penerapan Hukum Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

(1)

(2)

PENGARUH PENERAPAN HUKUM PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama

Bandung Tegallega)

INFLUENCE OF APPLICATION TAX LAW AND TAX PENALTIES TO TAXPAYERS COMPLIANCE

(Survey on Individual Taxpayers in KPP Pratama Bandung Tegallega)

NAMA : CATUR IBNU HANDOYO NIM : 21108158

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

ABSTRAK

Kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, yang tercemin dalam situasi dimana wajib pajak paham dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak terutang dengan benar dan membayar pajak terhutang tepat pada waktunya, dimana penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan dapat menjadi alat ukur yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan hukum pajak, sanksi perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hukum pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit analisis penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegallega dengan jumlah 100 sampel. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi person, spearman, analisis regresi berganda, koefisien determinasi, uji hipotesis menggunakan aplikasi PSAW Statistics18 for windows.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebesar 30,2%. Penelitian ini memberikan bukti empiris dimana penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bandung Tegallega.


(5)

ABSTRACT

Taxpayer compliance is a climate of compliance and fulfillment awareness of tax obligations, which is reflected in situations where the taxpayer to understand and try to know all the provisions of tax laws, fill out tax forms completely and clearly, calculate amount of tax payable correctly and to pay taxes payable on time, where the application tax law and tax penalties can be a measuring tool to improve taxpayer compliance.

The purpose of this study was to know of application tax law, tax penalties, taxpayer compliance, and to determine the influence of tax law and tax penalties to taxpayers compliance.

The method that has been used in this research is descriptive and verification method. The unit of analysis in this research is an individual taxpayer in Pratama Tax Services Office Bandung Tegallega witch amount to 100 samples. The Statistic test has been used is the calculation of correlation person, spearman, multiple regression analysis, coefficient of determination, hypothesis test used Statistics18 PSAW for windows applications.

The results shows that there is application tax law and tax penalties influential to individual taxpayer compliance it amounted to 30.2%. This research provides empirical evidence which the application of tax law and tax sanctions significantly influence to individual taxpayer compliance in in Pratama Tax Services Office Bandung Tegallega.


(6)

i

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahiim,

Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Penulisan Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN HUKUM PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA”, ini disusun sebagai salah satu syarat matakuliah dan kelulusan.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ony Widilestariningtyas, SE.,M.Si, selaku dosen wali kelas Ak4 dan selaku dosen pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai, dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(7)

ii

2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE. ,M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Sri Dewi Angadini, SE,. M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Seluruh staf dan karyawan Kantor Pelayanan Pajak wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulisan dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

5. Untuk Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih selalu menjadi orang tua terbaik buat aku, setiap do’a, kasih sayang, perhatian dan kebahagian yang tak heni-hentinya mengalir untukku. Atas dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.

6. Semua kakakku tersayang yang selalu memberikan doa, motivasi dan semangat.

7. Teman-teman Irene, Rislian, Anggun, Bassit, Hendri, Heri, Frega, Faris, Dwi, Dewita, Rika terimakasih atas bantuan, tumpangan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penulisan Skripsi ini, serta teman-teman Akuntansi Angkatan 2008 khususnya kelas AK-4, terima kasih atas kebersamaannya.

8. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan Usulan Penelitian ini.


(8)

iii

Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan kurang berkenan. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.

Bandung, Juli 2012 Penulis

Catur Ibnu Handoyo NIM. 21108158


(9)

iv DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN MOTTO

ABSTRACT ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Praktis... 13

1.4.2 Kegunaan Akademis... 14

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 14

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 14

1.5.2 Waktu Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16


(10)

v

2.1.1.1 Pengertian Hukum Pajak ... 16

2.1.1.2 Dasar Hukum Pemungutan Perpajakan di Indonesia ... 17

2.1.1.3 Indikator Hukum Pajak... 18

2.1.2 Sanksi Perpajakan ... 20

2.1.2.1 Pengertian Sanksi Perpajakan... 20

2.1.2.2 Sanksi Administrasi... 21

2.1.2.3 Indikator Sanksi Perpajakan ... 27

2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak ... 27

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 27

2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak ... 29

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 32

2.2.1 Keterkaitan Pengaruh Penerapan Hukum Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak ... 35

2.2.2 Keterkaitan Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak ... 36

2.3 Hipotesis ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Desain Penelitian ... 43

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 49

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.2.3.1 Sumber Data... 53

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 54

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.2.4.1 Uji Validitas ... 57

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 60


(11)

vi

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 64

3.2.5.1 Rancangan Analisis... 64

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Instansi ... 75

4.1.1 Sejarah KPP Pratama Bandung Tegallega ... 75

4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Tegallega ... 78

4.1.3 Job Description... 81

4.1.4 Aktivitas KPP Pratama Bandung Tegallega... 85

4.2 Karaktersitik Responden Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega... 86

4.3 Analisi Deskriptif ... 89

4.3.1 Analisis Deskriptif Hukum Pajak ... 89

4.3.2 Analisis Deskriptif Sanksi Perpajakan ... 97

4.3.3 Analisis Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak... 105

4.4 Analsis verifikatif ... 111

4.4.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 111

4.4.2 Pengaruh Penerapan Hukum Pajak Dengan Kepatuhan Wajib Pajak Secara Parsial ... 119

4.4.3 Pengaruh Sanksi Perpajakan Dengan Kepatuhan Wajib Pajak Secara Parsial ... 120

4.4.4 Pengaruh Penerapan Hukum Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Secara Simultan... 121

4.5 Pembahasan ... 128

4.5.1 Analisis Deskriptif Hukum Pajak... 129

4.5.2 Analisis Deskriptif Sanksi Pajak ... 129

4.5.3 Analisis Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak... 130 4.5.4 Pengaruh Penerapan Hukum Pajak dan Sanksi


(12)

vii

Secara Simultan dan Parsial ... 131 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 135 5.2 Saran ... 136 DAFTAR PUSTAKA... 139 KUESIONER


(13)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Hukum Pajak

2.1.1.1 Pengertian Hukum Pajak

Pengertian hukum pajak menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa :

“Hukum pajak sebagai suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak”.

(2010:75) Sedangkan menurut R. Santoso Brotodiharjo yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu mengatakan bahwa :

“Hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari Hukum Publik, yang mengatur hubungan hukum antara negara dan orang atau badan yang berkewajiban membayar pajak selanjutnya sering disebut wajib pajak”.

(2010:76) Seperti yang telah dijelaskan R. Santoso Brotodiharjo bahwa Hukum Pajak merupakan bagian dari Hukum Publik, dan ini merupakan bagian dari tata tertib hukum yang mengatur hubungan antara pengusa dengan warganya, atau yang memuat cara-cara untuk mengatur pemerintahan. Hukum pajak memiliki tugas yang bersifat lain daripada hukum administrasi umumnya, dan hukum pajak umumnya memiliki aturan sendiri dan istilah tersendiri.


(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 17

Hukum Pajak pun sering dikatakan dengan hukum fiskal dan pengertian pajak sering disamakan dengan pengertian fiskal. Fiskal berasal dari kata fiscus yang artinya keranjang tempat uang. Pengertian fiskal ini selanjutnya berkembang artinya segala sesuatu yang berkenaan dengan keuangan Negara. Sehingga pengertian pajak tidak sama dengan pengertian fiskal dan pajak hanya merupakan bagian dari fiskal, karena fiskal terdiri dari pajak,denda atau perampasan untuk kepentingan negara, uang konsesi dan royalti.

2.1.1.2 Dasar Hukum Pemungutan Perpajakan di Indonesia

Pemungutan pajak yang diberlakukan di Indonesia berlandaskan atas peraturan yang terdapat pada UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang berbunyi:

”Segala pajak untuk kegunaan kas negara berdasarkan undang-undang”. Sebab pemungutan pajak dapat dipaksakan dan tidak memberikan imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk, maka pemungutan pajak harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari rakyat (melalui DPR).

Oleh karena itu, pajak diberlakukan atas seluruh rakyat, apabila pembayaran pajak tersebut tidak sesuai dengan ketentuan pajak yang dibuat oleh pemerintah maka wajib pajak akan dikenakan tambahan beban pembayaran dengan sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan dikenakan terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan peraturan perpajakan atau melakukan pelanggaran terhadap aturan perpajakan yang berlaku. Berdasarkan keterangan diatas maka pajak yang berlaku di Indonesia yaitu iuran rakyat kepada kas negara yang berlandaskan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik atau kontraprestasi baik langsung maupun tidak langsung sebagai wujud dari pengabdian kewajiban dan peran serta Wajib Pajak


(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 18

untuk membiayai negara dan pembangunan nasional guna pembiayaan program kerja pemerintah.

 Pembagian Hukum Pajak di Indonesia menurut Siti Kurnia Rahayu dapat di bagi menjadi:

1. Hukum Pajak Material

Hukum pajak material adalah yang memuat norma-norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan, dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, berapa besarnya pajak, dengan perkataan segala sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya hutang pajak juga hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.

2. Hukum Pajak Formal

Hukum pajak formal adalah hukum pajak yang memuat ketentuan-ketentuan bagaimana memujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan. Umumnya hukum pajak formal mengatur tentang hak dan kewajiban, prosedur dan sanksi.

2.1.1.3 Indikator Hukum Pajak

Sudah menjadi keharusan bahwa dalam penyusunan dan pembuatan undang-undang harus mencerminkan keadilan (equity) kepastian hukum (certainty) efisiensi ekonomis (economy) ketepatan waktu (convenience) (Siti Kurnia Rahayu, 2010:61).


(16)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 19

Prinsip fiscal, dalam prinsip pemungutan pajak yang dikemukakan E.R.A Seligman menerangkan bahwa prinsip pemungutan pajak berhubungan dengan Adequacy (kecukupan) dan Elasticity (keluwesan) artinya bahwa pemungutan pajak harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pengeluaran Negara, dan harus pula cukup elastis dalam menghadapi berbagai tantangan, perubahan serta perkembangan kondisi perekonomian. 2. Keadilan(equity)

Menurut Adam Smith Equality mengandung arti bahwa keadaan yang sama atau orang yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama. Equality atau kesamaan dalam sistem perpajakan lazimnya disebut dalam keadaan yang sama akan diperlakukan sama dan dikenakan pajak yang sama besar.

3. Kepastian hukum(certainty)

Kepastian hukum adalah tujuan setiap undang-undang. Dalam membuat undang-undang dan peraturan-peraturan yang mengikat umum, harus diusahakan supaya ketentuan yang dimuat dalam undang-undang adalah jelas , tegas, dan tidak mengandung arti ganda atau memberikan peluang untuk ditafsirkan lain.

4. Ketepatan waktu(convenience)

E.R.A Seligman mengemukakan prinsip convenience dalam prinsipnya yang disebut prinsipnya Administrative. Prinsip convenience berhubungan dengan pernyataan tentang bagaimana pajak itu dibayar, kapan harus


(17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 20

dibayar, kemana harus dibayar dan dalam kondisi yang bagaimana pajak harus dibayar (Safri Nurmantu:2005).

2.1.2 Sanksi Perpajakan

2.1.2.1 Pengertian Sanksi Perpajakan

Menurut Mardiasmo mengatakan bahwa:

“Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan

(2006:39). Menurut Early Suandy menagatakan bahwa:

sanksi perpajakan adalah: “Merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundangan perpajakan (norma perpajakan) akan ditaati atau dipatuhi”.

(2008:155) Dengan kata lain, sanksi perpajakan merupakan salah satu alat pecegah (preventif) agar wajib pajak tidak melakukan pelanggaran terhadap norma perpajakan yang berlaku. Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma yang berlaku dapat dikenai sanksi administrasi, sanksi pidana, atau sanksi administrasi dan sanksi pidana.

2.1.2.2 Sanksi Administrasi

Untuk lebih mengetahui secara jelas mengenai sanksi administrasi, berikut uraian pengertiannya menurut pendapat ahli perpajakan.


(18)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 21

“Merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya berupa bunga dankenaikan”.

(2008:155) Siti Kurnia Rahayu dalam bukunyaPerpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formalmenyebutkan bahwa:

“Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelanggaran, terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda, kenaikan. Sedangkan sanksi pidana dapat berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara”.

(2010:213) Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sanksi administrasi diberikan jika Wajib Pajak melakukan pelanggaran, terutama atas kewajiban yang sudah ditentukan di dalam Undang-Undang KUP sanksinya dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda, dan kenaikan.

1. Macam Sanksi Administrasi

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:213) dalam bukunyaPerpajakan Indonesia, Konsep dan Aspek Formalmenyebutkan, pengertian sanksi administrasi dapat berupa:

1. Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan.

2. Bunga adalah sanksi adminis trasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak.


(19)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 22

3. Kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material.

Dari pengertian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sanksi administrasi bisa di bagi menjadi tiga yaitu denda yang dikenakan kepada Wajib Pajak yang berhubungan denagan pelaporan SPT, sanksi bunga yang dikenakan berhubungan dengan kewajiban pembayaran pajak, dan kenaikan yang dikenakan karena pelanggaran dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material.

Di dalam pelaksanaannya Direktorat Jendral Pajak telah menentukan besarnya tarif sanski yang bisa diberikan kepada Wajib Pajak dimana penetapan besarnya tarif sanksi ini sudah dipertimbangkan dengan matang-metang dan diatur didalam Undang perpajakan. Sanksi perpajakan di atur dalam Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, berikut penjelasannya:

Tabel 2.1

Sanksi Administrasi Bunga 2% per bulan

No Permasalahan Ketentuan Cara

membayar/ Menagih 1 Pembetulan sendiri SPT (SPT Tahunan atau SPT

Masa) tetapi belum diperiksa

SSP/STP

2 Dilakukan pemeriksaan pajak kurang dibayar (maksimum 24 bulan)

SSP/SKPKB

3 Pajak diangsur/ditunda; SKPKB, STP SSP/STP 4 SPT Tahunan PPh ditunda, pajak kurang bayar SSP/STP


(20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 23

5 Dari pemeriksaan rutin:

PPh pasal 25 tidak/kurang dibayar.

PPh pasal 21, 22, 23 dan 26 serta PPN yang terlambat dibayar.

SKPKB, STP, SKPKBT tidak/kurang dibayar atau terlambat dibayar.

SPT salah tulis/salah hitung.

SSP/STP SSP/STP

SSP/STP

SSP/STP

Sumber: Mardiasmo (2009:58) Catatan ketentuan:

1. Sanksi administrasi berupa bunga dapat dibagi menjadi bunga pembayaran, bunga penagihan dan bunga ketetapan.

2. Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang ditagih dengan surat tagihan berupa STP, SKPKB, SKPKBT tidak dilakukan dalam waktu batas pembayaran. Bunga penagihan umumnya ditagih dengan STP. 3. Bunga pembayaran adalah bunga karena melakukan pembayaran pajak tidak

pada waktunya, dan pembayaran pajak tersebut dilakukan sendiri tanpa adanya surat tagihan berupa STP, SKPKB dan SKPKBT. Dengan demikian bunga pembayaran umumnya dibayar dengan menggunakan SSP, yaitu meliputi antara lain:

1. Bunga karena pembetulan SPT

2. Bunga karena angsuran/penundaan pembayaran 3. Bunga karena terlambat membayar

4. Bunga karena ada selisih antara pajak yang sebenarnya terutang dan pajak sementara.


(21)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 24

4. Bunga ketetapan adalah bunga yang dimasukan dalam surat ketetapan pajak ditambah pokok pajak. Bunga ketetapan dikenakan maksimum 24 bulan. Bunga ketetapan umumnya ditagih dengan SKPKB.

Denda menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya Perpajakan Konsep, Teori dan Isuadalah sebagai berikut :

“Denda adalah sanksi adminitrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan.”

(2006:198)

Sedangkan Denda menurut S.R, Soemarso dalam bukunya Perpajakan Pendekatan Komprenensifadalah sebagai berikut:

“Sanksi Denda juga dapat muncul oleh karena tindakan Wajib Pajak sendiri atau dimunculkan oleh pihak pajak. Sanksi Denda pada umumnya, disebabkan oleh kesalahan atau tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan tertentu.”

(2007:147) Tabel 2.2

Sanksi Administrasi Denda

No Permasalahan Ketentuan Cara

membayar/ Menagih 1 Tidak/terlambat memasukan/menyampaikan

SPT.

STP ditambah Rp 100.000,- atau Rp 500.000,- atau Rp 1.000.000,-Pembetulan sendiri, SPT Tahunan atau SPT

Masa tetapi belum disidik.

SSP ditambah 150%

Khusus PBB:

1. SPT, SKPKB tidak/kurang bayar atau

STP + denda 2% (maksimum 24 bulan).


(22)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 25

terlambat dibayar.

2. Dilakukan pemeriksaan, pajak kurang bayar.

SKPKB + denda

administrasi dari selisih pajak terutang.

Khusus PPN:

1. Tidak melaporkan usaha. 2. Tidak membuat/mengisi faktur.

3. Melanggar larangan membuat faktur (PKP yang tidak dikukuhkan).

SSP/SKPKB (ditambah 2% denda dari dasar pengenaan)

Sumber: Mardiasmo (2009:58) Tabel 2.3

Sanksi Administrasi Kenaikan 50% dan 100%

No Permasalahan Ketentuan Cara

membayar/ Menagih 1 Dikeluarkan SKPKB dengan perhitungan secara

jabatan:

1. Tidak memasukan SPT: a) SPT Tahunan (PPh 29)

b) SPT Tahunan (PPh 21, 23, 26 dan PPN)

2. Tidak menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam pasala 28 KUP

3. Tidak memperlihatkan buku/ dokumen, tidak memberikan keterangan, tidak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan, sebagaimana dimaksud pasal 29

SKPKB ditambah kenaikan 50%

SKPKB ditambah kenaikan 100%

SKPKB

50% PPh pasal 29

100% PPh pasal 21, 23, 26 dan PPN

SKPKB

50% PPh pasal 29

100% PPh pasal 21, 23, 26 dan PPN

2 Khusus PPN:

Dikeluarkan SKPKB karena pemeriksaan, dimana PKP tidak seharusnya mengkompensasi


(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 26

selisih lebih menghitung tarif 0% diberi restitusi pajak.

3 Dikeluarkan SKPKBT karena: ditemukan data baru, data semula yang belum terungkap setelah dikeluarkan SKPKB.

SKPKBT 100%

Sumber: Mardiasmo (2009:58) 2. Perubahan Ketetapan Sanksi Denda Administrasi atas Keterlambatan

atau Tidak Menyampaikan Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)

Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, disini terdapat perubahan ketetapan sanksi denda administrasi dimana perubahan tersebut yaitu:

Tabel 2.4

Perubahan Ketatapan Nilai Sanksi Administrasi

No SPT Ketetapan Lama Ketetapan Baru

1 SPT Masa SPT Masa PPN SPT Masa Lainnya SPT Tahunan

SPT Tahunan PPh WP Badan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi

Rp. Rp.

50.000,-Rp. Rp.

100.000,-Rp. 500.000,-Rp.

100.000,-Rp. 1000.000,-Rp. 100.000,-Sumber: ortax.org, 2011 Ketentuan perubahan tersebut mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2008. Perubahan ketentuan tersebut dimaksudkan untuk upaya membantu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan denda pajak merupakan sanksi yang diberikan kepada wajib pajak apabila melakukan pelanggaran administrasi.


(24)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 27

2.1.2.3 Indikator Sanksi Perpajakan

Pandangan tentang sanksi perpajakan tersebut diukur dengan indikator (Yadnyana, 2009) sebagai berikut:

1. Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. 2. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk

mendidik wajib pajak.

3. Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan.

4. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi. 5. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan.

Dari Indikator diatas dapat diambil kesimpulan, jika wajib pajak melakukan pelanggaran administrasi di dalam perpajakan seperti melakukan keterlambatan dalam penyampaian SPT baik SPT masa atau Tahunan, makan wajib pajak akan diberikan sanksi yaitu berupa denda yang besarnya tarif denda tersebut telah di atur di dalam UU KUP.

2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak menurut ”Sony Devano dan Siti

Kurnia Rahayu”dalam buku“Perpajakan”mengatakan bahwa: ”Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan dari :Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri;

Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan;Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak


(25)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 28

Kepatuhan dalampembayaran tunggakan.”

(2006:111)

Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya“Perpajakan” mengatakan bahwa:

”Kepatuhan Wajib Pajak adalah rasa bersalah dan rasa malu, persepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka tanggung, dan pengaruh kepuasan terhadap pelayanan pemerintah.”

(2006:110)

Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak menurut Zain mengatakan bahwa:

“Kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, yang tercemin dalam situasi dimana wajib pajak paham dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang terhutang tepat pada waktunya”.

(2003:31) Sedangkan pengertian kepatuhan wajib pajak menurut Menurut Gunadi mengatakan:

“Bahwa wajib pajaknya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi.

(2005:4)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang sadar pajak, mengerti atas hak dan kewajiban perpajakannya, dan diharapkan peduli pajak, yaitu melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar sesuai dengan aturan pajak yang berlaku.


(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 29

2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Indikator yang digunakan untuk mengukur kepatuhan wajib pajak menurut (Handayani, 2009) yakni:

1. wajib pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas. 2. melakukan perhitungan dengan benar.

3. melakukan pembayaran tepat waktu. 4. tidak pernah menerima surat teguran.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.5

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

Penulis

Judul dan Sumber

Kesimpulan/Hasil Persamaan Perbedaan 1 Suryadi (Vol.4, No 1,April 2006) Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di Wilayah Jawa Timur

Hasil penelitian ini menunjukan, Kepatuhan Wajib Pajak yang di ukur dari pemeriksaan pajak, penerapan dan penegakan hukum dan kompensasi pajak. Variable independen yang terdapat dalam jurnal ini sama denngan variable dependen yang digunakan oleh penulis yaitu: kepatuhan wajib pajak. Tempat penelitian yang digunakan berbeda 2 Sri Rustiyanings ih (Widya Warta No.02 Tahun XXXV/ Juli 2011) ( ISSN 0854-1981) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Dari jurnal ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan antara lain: pemahaman terhadap self Variable independen yang digunakan oleh penulis sama yaitu: kepatuhan wajib pajak. Variabel independe n yang digunakan dalam jurnal ini ada hubungann ya dengan variabel yang


(27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30

assessment system, kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan. digunakan oleh peneliti yaitu sanksi perpajakan . 3 John Hutagaol, Wing Wahyu Winarno, Arya Pradipta Akuntabilita s, Maret 2007, hal. 186-193(ISSN : 1412-0240) Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan penelitian terdapat beberapa variable yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu besarnya penghasilan, sanksi perpajakan, persepsi penggunaan uang pajak yang transparan, serta akuntabilitas perpajakan yang adil, penegak hukum, dan database. Variable Independen yang digunakan sama yaitu: kepatuhan wajib pajak. Hanya terdapat satu variabel di dalam penelitian ini.

4 NicoletaBĂ RBUŢĂ­MI ŞU Article histo ry: Accepted 15 January 2011 Available on line 31 Marc h 2011 (ISSN 1584-0409)

A Review of Fact ors for Tax Comp liance

Hasil penelitian ini menunjukan, Kepatuhan Wajib Pajak yang di ukur dari faktor ekonomi sebagai tingkat penghasilan, pemeriksaan pajak, pemberlakuan tarif pajak, denda, penerapan dan penegakan hukum untuk mencapai keadilan. Variable Independen yang digunakan sama yaitu: kepatuhan wajib pajak Hanya terdapat satu variable di dalam jurnal ini.

5 M. Ali Zaidan Jurnal Yuridis Vol.3 No.5 Perkembangan Teori Hukum Dewasa Ini (Suatu Contoh di Bidang Hukum Pajak)

Dalam penelitian ini menjelaskan, berbagai teori dalam hukum terus menerus diuji kesahihannya, kemudian dilakukan Variable Independen yang digunakan sama yaitu: Hukum pajak. Hanya terdapat satu variable di dalam jurnal ini


(28)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 31

Juli 2005: 7-14

modifikasi atau penolakan terhadap teori tersebut. Di dalam bidang perpajakan misalnya teori tentang

pemungutan pajak, baik dari yang konvensional maupun teori yang sudah modern seperti yang di kemukakan Rochmat Soemitro yaitu:

1. Teori Asuransi 2. Teori Daya Pikul 3. Teori

Kepentingan 4. Teori Daya Beli 5. Teori Kewajiban

Pajak Mutlak 6. Teori

Pembenaran Pajak menurut Pancasila.

Yang dimana semua teori tersebut dihubungkan dengan falsafah pancasila 6 Purwanto Risalah Hukum, Juni 2006, Hal 1-8 (ISSN 021-969X) Efektivitas Sanksi Pidana Dalam Sistem Perpajakan di Indonesia Optimalisasi pengaturan dan penerapan sanksi denda yang sebanding dengan pelanggaran ketentuan perpajakan lbig efektif untuk diterapkan karena denda atas pelanggaran perpajakan tersebut akan menjadi Variable Independen yang digunakan sama yaitu: Sanksi. Hanya terdapat satu variable di dalam jurnal ini.


(29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 32

sumber pendapatan negara.

7 Ni Ketut Muliari Putu Ery Setiawan Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Denpasar Timur

Persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan

berpengaruh secara siginifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratam Denpasar Timur. Variable Independen yang digunakan sama yaitu: Sanksi perpajakan. Berbeda pada variabel Indepen X2

yaitu Kesadaran Wajib Pajak

8 Lars P. Feld University of Marburg and Bruno S. Frey University of Zurich ISSN 1424-0459 Tax Compliance as the Result of a Psychological Tax Contract: The Role of Incentives and Responsive Regulation

In this paper, we have argued that tax compliance results from a complicated interaction of deterrence measures and responsive regulation. Citizens and the state develop their fiscal

relationships according to a psychological tax contract that establishes fiscal exchange between taxpayers and tax authorities. Variabel dependen yang digunakan sama: Kepatuhan pajak. Berbeda pada variable independe nnya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Seperti diketahui permasalahan pada sistem perpajakan selalu diawali dengan menentukan terlebih dahulu kebijakan perpajakan (tax policy), yang selanjutnya kebijakan perpajakan tersebut diolah, diproses lalu dimplementasikan


(30)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 33

kedalam bentuk undang-undang perpajakan (tax law). Kemudian dari situlah dibahas masalah yang menyangkut aturan perpajakan dan pemungutan yang dilakukan oleh aparat perpajakan yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi perpajakan (tax administration). Ketiga unsur sistem perpajakan tersebut haruslah saling tergantung satu sama lainnya. Untuk mencapai suatu sistem perpajakan yang sehat secara menyeluruh, diperlukan kesadaran yang lebih tinggi akan saling ketergantungan tersebut.

Penerapan Hukum Pajak sangatlah penting terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Ini dikarenakan jika salah satu dari unsur tersebut tidak berjalan dengan baik, maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak tidak akan terjadi dengan baik. Seperti yang diungkapkan Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:75) menyatakan bahwa Hukum Pajak sebagai suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. Sedangkan menurut R. Santoso Brotodiharjo yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:76) mengatakan bahwa Hukum Pajak adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari Hukum Publik, yang mengatur hubungan hukum antara negara dan orang atau badan yang berkewajiban membayar pajak selanjutnya sering disebut wajib pajak. Dengan selalu memperhatikan prinsip-prinsip keadilan (equity), kepastian hukum (certainty), efisiensi ekonomis (economy), ketepatan waktu (convenience) (Siti Kurnia Rahayu, 2010:61).


(31)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 34

Dalam hal Self Assesment System menjadi kebijakan dari Dirjen Pajak yang sangat berpengaruh bagi Wajib Pajak. Dalam hal ini Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang, akan tetapi di sisi lain masih sering kali ditemukan Wajib Pajak yang tidak patuh dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sehingga mengharuskan Fiskus melakukan pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak tersebut atas pelaporan pajak yang telah dilakukan. Dengan dilakukannya pemeriksaan pajak yang dilakukan sesuai dengan hukum pajak dalam hal ini ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, diharapkan Wajib Pajak bersedia memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga dapat meningkatkan atau mengoptimalisasikan penerimaan pajak.

Akan tetapi, meski Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, melaporkan dan membayarkan jumlah pajak yang harus dibayar sendiri, Wajib Pajak harus tetap jujur serta berpedoman kepada semua ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Ini berarti jika terdapat Wajib Pajak yang terbukti melakukan penyimpangan dari ketentuan kewajiban perpajakannya misalnya jika menyampaikan SPT tapi telah melebihi batas waktu yang telah ditetapkan atau bahkan Wajib Pajak sama sekali tidak menyampaikan SPT, maka kepadanya dapat diberikan sanksi administratif berupa denda, bunga dan kenaikan. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2006:39).


(32)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 35

Seperti yang di ungkapkan Norman D.Nowak yang di kutip Siti Kurnia Rahayu (2010:138) menyatakan kepatuhan wajib pajak sebagai “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercemin dalam situasi di mana Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.

Penerapan sanksi disini dimaksudkan untuk memberikan hukuman positif kepada Wajib Pajak yang terbukti melakukan pelanggaran dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sanksi administrasi diberikan untuk memberi efek jera terhadap Wajib Pajak tersebut sehingga tidak akan melakukan kesalahan yang sama dilain hari berikutnya. Sehingga Wajib Pajak pun akan memilih patuh dibandingkan ia harus menanggung sanksi administrasi yang akan diberikan. Melaui penerapan Hukum pajak dan sanksi perpajakan diharapkan akan meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

2.2.1 Keterkaitan Pengaruh Penerapan Hukum Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak

Seperti yang diungkapkan Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa:

“Hukum Pajak sebagai suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak”.


(33)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 36

Ditegaskan melalui hasil penelitian Suryadi dalam Jurnalnya “Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak”menyebutkan bahwa:

“Kepatuhan Wajib Pajak yang di ukur dari pemeriksaan, penerapan dan penegakan hukum dan kompensasi pajak. Apabila penegakan hukum dapat memberikan keadilan dan kepastian hukum maka Wajib Pajak akan taat, patuh dan disiplin dalam membayar pajak”.

(2004) Melalui penjelasan di atas penulis menarik kesimpulan bahwa hukum pajak merupakan suatu aturan yang di buat oleh Direktorat Jendral Pajak yang dimana aturan tersebut dibuat adalah dengan tujuan agar wajib pajak dapat patuh terhadap kewajiban perpajakannya, serta dapat memberikan rasa adil dalam penegakan hukumnya kepada wajib pajak. Jadi dengan kata lain penerapan hukum pajak sangatlah penting terhadap kepatuhan wajib pajak. Ini dikarenakan jika salah satu dari unsur tersebut tidak berjalan dengan baik, maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak tidak akan terjadi dengan baik

2.2.2 Keterkaitan Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak Keterkaitan sanksi perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak dalam penelitian berdasarkan dengan pernyataan Mardiasmo yang mengatakan bahwa:

“Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan”.

(2006:39) Ditambahkan juga dari hasil penelitian Jurnal John Hutagaol, Wing Wahyu Winarno, Arya Pradipta dalam jurnalnya yang berjudul “Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib”yang menyatakan bahwa:


(34)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 37

“Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi (denda, bunga dan kenaikan) dan pidana (kurungan atau penjara) mendorong kepatuhan wajib pajak”.

Melalui penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa dengan penerapan sanksi perpajakan bertujuan untuk memberikan hukuman kepada wajib pajak yang secara terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang telah di buat oleh Direktorat Jendral Pajak. Pemberian sanksi seperti sanksi administrasi (denda, bunga, dan kenaikan) maupun sanksi pidana (kurungan atau penjara) yang diberikan terhadap wajib pajak dimaksudkan agar memberikan efek jera, sehingga wajib pajak tidak akan melakukan kesalahan yang sama dilain hari berikutnya.


(35)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 38

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hukum Pajak

1. Keadilan (equity) 2. Kepastian hukum

(certainty)

3. Efisiensi ekonomis (economy)

4. Ketepatan waktu (convenience) (Siti Kurnia Rahayu,2010:61)

Kepatuhan Wajib Pajak

Hipotesis

Pengaruh Penerapan Hukum Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Sanksi Perpajakan

1. Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. 2. Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan.

3. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak. 4. Sanksi pajak harus

dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi.

5.Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan.


(36)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 39

Dari kerangka pemikiran diatas maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:

• Suryadi (2004)

• Nicoleta BARBUTA-MISU (2011)

• John Hutagaol, Wing Wahyu Winarno, Arya Pradipta (2007)

• Sri Rustiyaningsih (2011)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

(2011:64)

Hukum Pajak

(X

1

)

Sanksi Perpajakan

(X

2

)

Kepatuhan Wajib

Pajak


(37)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 40

Menurut Umi Narimawati:

“Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna.”

(2011:26)

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis menyimpulkan hipotesis yaitu: “Hukum Pajak dan Sanksi Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan dan parsial”.


(38)

✁ ✂ BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan hukum pajak dan sanksi pajak terhapah kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hukum pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum sudah baik. Hanya saja jika dilihat dari segi keadilan peraturan pajak yang diciptakan masih kurang, hal ini disebabkan masih banyak wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Tegallega yang mengeluhkan atas peraturan perpajakan yang ada dirasa kurang menciptakan rasa keadilan bagi wajib pajak.

2. Sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum sudah baik. Hanya saja jika dilihat dari segi pemberian sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan masih ringan, hal ini dikarenakan sebagian wajib pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega menganggap sanksi administrasi yang diberikan masih ringan, karena wajib pajak masih bisa membayar sanksi administrasi tersebut.

3. Kepatuhan Wajib Pajak pada Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum sudah baik. Hanya saja jika dilihat dari segi pembayaran tunggakan pajak dan penyerahan SPT masih kurang, hal ini disebabkan


(39)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ✄ ☎6

masih ada wajib pajak yang tidak pernah tepat waktu dalam pembayaran pajaknya dan dalam menyampaikan SPT.

4. Penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan juga secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Diantara variabel independen, sanksi perpajakan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Teagallega dibanding penerapan hukum pajak secara parsial. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa semakin baik penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan diindikasikan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Sebaliknya, semakin tidak baik penerpan hukum pajak dan sanksi perpajakan diindikasikan akan menurunkan kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang hukum pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

1) Hukum pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum berada dalam kategori baik. Hanya saja jika dilihat dari segi


(40)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ✆ ✝✞

keadilan peraturan pajak yang diciptakan masih kurang, hal ini disebabkan masih banyak wajib pajak yang mengeluhkan atas peraturan perpajakan yang ada dirasa kurang menciptakan rasa keadilan bagi wajib pajak. Oleh sebab itu keadilan peraturan perpajakan harus lebih ditingkatkan karena sangat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

2) Sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum berada dalam kategori baik. Hanya saja jika dilihat dari segi pemberian sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan masih kurang, hal ini dikarenakan sebagian wajib pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega menganggap sanksi administrasi yang diberikan masih ringan, karena wajib pajak masih bisa membayar sanksi administrasi tersebut Oleh sebab itu penerapan sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega harus lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap Wajib Pajak yang tidak patuh, sehingga Wajib Pajak jera untuk melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam undang-undang perpajakan.

3) Kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum berada dalam kategori baik. Hanya saja jika dilihat dari indikator pembayaran tepat waktu dianggap masih perlu ditingkatkan kembali, hal ini disebabkan masih ada wajib pajak yang tidak pernah tepat waktu dalam pembayaran pajaknya dan dalam menyampaikan SPT. Untuk itu para pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega diharapkan dapat bersikap tegas dan teliti. Apabila kantor pelayanan pajak


(41)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ✟ ✠8

dapat mengatasi persoalan ini, maka diharapkan wajib pajak dapat patuh dengan tingkat yang lebih bagus dan baik agar tujuan kantor pelayanan pajak tersebut dapat tercapai.

4) Pengaruh penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega dinilai tinggi, untuk itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega diharapkan dapat terus meningkatkan penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan agar kepatuhan wajib pajak dapat terus meningkat.


(42)

✡☛ ☞

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R.Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Refika Aditama.

Devano, Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Prinadi Media Group.

Faisal, Gatot S. 2009.How To Be A Smarter Taxpayer.Jakarta: Grasindo.

Gunadi. 2003. Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang-undang Pajak Baru. Jakarta: Grasindo.

John Hutagaol, Wing Wahyu Winarno, Arya Pradipta. 2007. “Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak” dalam Jurnal Akuntabilitas, ISSN 1412-0240.

Pandiangan, L. 2010.Hindari Kesalahan Pajak (Edisi Revisi).Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2006.Perpajakan(Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Mardiasmo. 2002.Perpajakn (Edisi Revisi).Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Mardiasmo. 2009.Perpajakan(Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik : Teori dan Praktik.

Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Narimawati, Umi. 2008. Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. (2010). Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis

Narimawati, Umi. 2007. Riset Manajeman Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya.Jakarta: Agung Media.

Nurmantu, S. 2003.Pengantar Perpajakan, Jakarta: Grani. Pajak, Direktorat Jenderal, (2000).Visi dan Misi, Jakarta.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(43)

✌✍ ✎

Soemarso S.R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif'. Jakarta: Salemba Empat.

Sri Rustiyaningsih. 2011.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak” dalam Jurnal Widya Warta No.02 Tahun XXXV, ISSN 0854-1981.

Suandi, Erly. 2008.Hukum Pajak. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Suandi, Erly. 2002.Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sutedi, Adrian.2011.Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika

Sugiyono (2006).Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono (2009).Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Supangat, Andi. 2008. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametik.Jakarta: Kencana.

UUD 1945 Pasal 23 ayat 2 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”.

Waluyo, Wirawan B Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Zain, Mohammad. 2003.Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/07/07054923/5.89.Juta.Wajib.Pa jak.Tak.Patuhdiakses tanggal 29 April 2012.

http://www.klinik-pajak.com/2009/ditjen-pajak-siapkan-denda-bagi-wajib-pajak.htmldiakses tanggal 29 April 2012.


(44)

✏✑8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Catur Ibnu Handoyo

Tempat, Tanggal Lahir : Purwakarta, 25 Februari 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Ipik Gandamanah, Komplek Munjul Jaya Permai No. 50 RT 09/Rw 02

Purwakarta 41117 B. DATA PENDIDIKAN

1996-1997

TK Mawar Purwakarta • 1997-2003

SD Negeri Tegal Munjul III Purwakarta • 2003-2005

SMP Negeri 1 Purwakarta • 2005-2008

SMA Negeri 1 Purwakarta • 2008sampai sekarang

Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Bandung, Program Strata 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.


(1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ✄ ☎6

masih ada wajib pajak yang tidak pernah tepat waktu dalam pembayaran pajaknya dan dalam menyampaikan SPT.

4. Penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan juga secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Diantara variabel independen, sanksi perpajakan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Teagallega dibanding penerapan hukum pajak secara parsial. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa semakin baik penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan diindikasikan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Sebaliknya, semakin tidak baik penerpan hukum pajak dan sanksi perpajakan diindikasikan akan menurunkan kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang hukum pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

1) Hukum pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum berada dalam kategori baik. Hanya saja jika dilihat dari segi


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ✆ ✝✞

keadilan peraturan pajak yang diciptakan masih kurang, hal ini disebabkan masih banyak wajib pajak yang mengeluhkan atas peraturan perpajakan yang ada dirasa kurang menciptakan rasa keadilan bagi wajib pajak. Oleh sebab itu keadilan peraturan perpajakan harus lebih ditingkatkan karena sangat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

2) Sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum berada dalam kategori baik. Hanya saja jika dilihat dari segi pemberian sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan masih kurang, hal ini dikarenakan sebagian wajib pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega menganggap sanksi administrasi yang diberikan masih ringan, karena wajib pajak masih bisa membayar sanksi administrasi tersebut Oleh sebab itu penerapan sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega harus lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap Wajib Pajak yang tidak patuh, sehingga Wajib Pajak jera untuk melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam undang-undang perpajakan.

3) Kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega secara umum berada dalam kategori baik. Hanya saja jika dilihat dari indikator pembayaran tepat waktu dianggap masih perlu ditingkatkan kembali, hal ini disebabkan masih ada wajib pajak yang tidak pernah tepat waktu dalam pembayaran pajaknya dan dalam menyampaikan SPT. Untuk itu para pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega diharapkan dapat bersikap tegas dan teliti. Apabila kantor pelayanan pajak


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ✟ ✠8

dapat mengatasi persoalan ini, maka diharapkan wajib pajak dapat patuh dengan tingkat yang lebih bagus dan baik agar tujuan kantor pelayanan pajak tersebut dapat tercapai.

4) Pengaruh penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega dinilai tinggi, untuk itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega diharapkan dapat terus meningkatkan penerapan hukum pajak dan sanksi perpajakan agar kepatuhan wajib pajak dapat terus meningkat.


(4)

✡☛ ☞

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R.Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Refika Aditama.

Devano, Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Prinadi Media Group.

Faisal, Gatot S. 2009.How To Be A Smarter Taxpayer.Jakarta: Grasindo.

Gunadi. 2003. Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang-undang Pajak Baru. Jakarta: Grasindo.

John Hutagaol, Wing Wahyu Winarno, Arya Pradipta. 2007. “Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak” dalam Jurnal Akuntabilitas,

ISSN 1412-0240.

Pandiangan, L. 2010.Hindari Kesalahan Pajak (Edisi Revisi).Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2006.Perpajakan(Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Mardiasmo. 2002.Perpajakn (Edisi Revisi).Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Mardiasmo. 2009.Perpajakan(Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik : Teori dan Praktik.

Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Narimawati, Umi. 2008. Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. (2010). Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis

Narimawati, Umi. 2007. Riset Manajeman Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya.Jakarta: Agung Media.

Nurmantu, S. 2003.Pengantar Perpajakan, Jakarta: Grani. Pajak, Direktorat Jenderal, (2000).Visi dan Misi, Jakarta.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(5)

✌✍ ✎

Soemarso S.R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif'. Jakarta: Salemba Empat.

Sri Rustiyaningsih. 2011.“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak” dalam Jurnal Widya Warta No.02 Tahun XXXV, ISSN 0854-1981.

Suandi, Erly. 2008.Hukum Pajak. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Suandi, Erly. 2002.Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sutedi, Adrian.2011.Hukum Pajak. Jakarta: Sinar Grafika

Sugiyono (2006).Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono (2009).Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Supangat, Andi. 2008. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametik.Jakarta: Kencana.

UUD 1945 Pasal 23 ayat 2 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”.

Waluyo, Wirawan B Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Zain, Mohammad. 2003.Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/07/07054923/5.89.Juta.Wajib.Pa jak.Tak.Patuhdiakses tanggal 29 April 2012.

http://www.klinik-pajak.com/2009/ditjen-pajak-siapkan-denda-bagi-wajib-pajak.htmldiakses tanggal 29 April 2012.


(6)

✏✑8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Catur Ibnu Handoyo

Tempat, Tanggal Lahir : Purwakarta, 25 Februari 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Ipik Gandamanah, Komplek Munjul Jaya Permai No. 50 RT 09/Rw 02

Purwakarta 41117 B. DATA PENDIDIKAN

1996-1997

TK Mawar Purwakarta • 1997-2003

SD Negeri Tegal Munjul III Purwakarta • 2003-2005

SMP Negeri 1 Purwakarta • 2005-2008

SMA Negeri 1 Purwakarta • 2008sampai sekarang

Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Bandung, Program Strata 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Hukum Pajak Dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 3 1

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

Pengaruh Biaya Kepatuhan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegallega)

12 62 52

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Soreang)

0 14 36

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegallega.

0 1 25

Pengaruh Upaya Ekstensifikasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Survey terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bandung Bojonegara.

3 5 21

Pengaruh PEnerapan e-SPT terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Tegallega Bandung.

0 1 21