Pengaruh Pola Diet terhadap Early Childhood Caries (ECC) pada Anak Usia 4 Tahun di TKK "X" Bandung.

(1)

iv

ABSTRAK

Early childhood caries (ECC) merupakan suatu penyakit kronis pada anak yang paling umum dibawah usia 6 tahun dan merupakan penyakit multifaktorial yang salah satu etiologinya adalah pola diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola diet terhadap early childhood caries (ECC) pada anak usia 4 tahun.

Metode penelitian ini merupakan observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 30 anak di TKK Trimulia Bandung, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan berupa indeks karies anak yang didapatkan dari pemeriksaan dengan kriteria def-t dan pola diet anak didapat dari hasil kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Spearman dengan p < 0,05.

Hasil penelitian rerata pola diet anak adalah 40,83 dan dan rerata indeks karies anak adalah 0,40dan didapatkan nilai p untuk uji korelasi Spearman sebesar 0,867.

Simpulan menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pola diet dengan early childhood caries.


(2)

v

ABSTRACT

Early childhood caries (ECC) is a chronic disease that the most common happens in children under the age of six and a multifactorial disease in which one of the etiologies is the dietary pattern. The purpose of this study is to determine the influences of dietary pattern concerning the early childhood caries (ECC) on children aged four.

The method of this study is the analytical observation with cross-sectional design. The subjects of the research were 30 children from TKK Trimulia Bandung, and the sample was selected by using purposive sampling technique which is based on inclusive and exclusive criteria. The collected-data consisted of the scores of the children’s caries which are obtained by examining the criterion of def-t and the dietary patterns of children are derived by collecting the questionnaire. Statistical analysis using Spearman correlative test with p < 0,05.

The resultof the research is the average of the dietary pattern children is 40,83 and the average of the caries index of the children was 0,40 and the p optained from the Spearman correlative test is 0,867.

The conclusion shows that there is no association between dietary patterns and early childhood caries.


(3)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3


(4)

vii

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 6

1.6 Metodologi Penelitian ... 6

1.7 Lokasi danWaktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Early Childhood Caries ... 7

2.1.1 Pengertian ... 7

2.1.2 Gambaran Klinis ... 8

2.1.3 Klasifikasi ... 11

2.1.4 Etiologi ... 11

2.1.4.1 Bakteri ... 12

2.1.4.2 Substrat ... 13

2.1.4.3 Faktor Host ... 13

2.1.4.3.1 Gigi ... 13

2.1.4.3.2 Saliva ... 14

2.1.4.4 Waktu... 14

2.2 Klasifikasi Nutrisional Karbohidrat ... 14

2.2.1 Monosakarida ... 15

2.2.2 Disakarida ... 16

2.2.3 Polisakarida ... 17

2.3 Sifat Kariogenik Karbohidrat ... 17

2.4 Nutrisi ... 19


(5)

viii

2.4.1.1 Karbohidrat ... 19

2.4.1.2 Protein ... 20

2.4.1.3 Lemak ... 20

2.4.1.4 Vitamin ... 21

2.4.1.5 Mineral... 21

2.4.1.6 Air ... 22

2.4.2 Fungsi Fisiologis Nutrisi ... 22

2.4.3 Piramida Makanan ... 23

2.5 Pencegahan Early Childhood Caries ... 24

2.5.1 Pengendalian Diet ... 24

2.5.2 Membersihkan Plak ... 25

2.5.3 Penggunaan Fluoride ... 26

2.5.3.1 Topikal Fluoride ... 27

2.5.3.2Sistemik Fluoride ... 27

2.5.4 Pit & Fissure Sealant ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 29

3.1.1 Alat Penelitian ... 29

3.1.2 Bahan Penelitian... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.2.1 Populasi Penelitian ... 30


(6)

ix

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.3.2 Waktu Penelitian ... 31

3.4 Metode Penelitian... 31

3.4.1 Disain Penelitian ... 31

3.4.2 Variabel Penelitian ... 31

3.4.3 Definisi Operasional... 31

3.5 Prosedur Kerja ... 34

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner ... 34

3.7 Pengolahan Data... 35

3.8 Metode Analasis ... 35

3.8.1 Analisis Univariat... 35

3.8.2 Analisis Bivariat ... 36

3.8.3 Hipotesis Statistik... 36

3.9 Aspek Penelitian... 36

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif ... 37

4.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

4.1.2 Deskriptif Pertanyaan ... 38

4.1.3 Distribusi Pola Diet Anak ... 39

4.1.4 Distribusi Indeks Karies Anak ... 40


(7)

x

4.1.6 Hubungan Pola Diet dengan Indeks Karies ... 41

4.3 Pembahasan ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 49


(8)

xi

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

Tabel 3.1 Skor Kuesioner ... 32

Tabel 3.2 Skala Interval ... 32

Tabel 4.1 Pola Diet Anak Usia 4 Tahun di TKK Trimulia Bandung ... 38

Tabel 4.2 Rerata Indeks Karies Anak Berdasarkan Pola Diet ... 40


(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Gambaran Klinis Tahap Insisal ECC ... 8

Gambar 2.2 Gambaran Klinis Tahap Dua ECC ... 9

Gambar 2.3 Gambaran Klinis Tahap Tiga ECC ... 10

Gambar 2.4 Gambaran Klinis Tahap Empat ECC ... 10

Gambar 2.5 Faktor Etiologi Karies ... 12

Gambar 2.6 USDA MyPyramid for Kids ... 24


(10)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

No Keterangan Halaman Diagram 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 37 Diagram 4.2 Distribusi Pola Diet Anak Usia 4 Tahun di TKK X Bandung ... 39 Diagram 4.3 Distribusi Indeks Karies Anak Usia 4 Tahun di TKK X


(11)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 49

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ... 50

Lampiran 3 Surat Persetujuan Penelitian ... 51

Lampiran 4 Lembar Informed Consent... 52

Lampiran 5 Lembar Pemeriksaan ... 53

Lampiran 6 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian ... 54

Lampiran 7 Kuesioner Pola Diet ... 56

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ... 59

Lampiran 9 Hasil Uji Statistik dengan Bantuan Perangkat Lunak SPSS ... 60


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia dan dapat menjadi sumber infeksi yang dapat mempengaruhi beberapa penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.1

Kesehatan gigi dan mulut telah mengalami peningkatan pada abad terakhir ini tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan.1 Karies gigi merupakan suatu proses kerusakan gigi yang dimulai dari email kemudian dentin.2 Karies gigi bukan hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak. Karies dengan pola yang khas dan sering terjadi pada anak usia dibawah 6 tahun biasa disebut early childhood caries (ECC).3

Early childhood caries (ECC) merupakan penyakit infeksi anak yang paling umum di Amerika Serikat dengan sekitar lebih dari 25% pada anak usia dua hingga empat tahun.4 Tahun 2009 berdasarkan data Dinas Kesehatan jumlah anak yang mengalami permasalahan karies pada giginya sebanyak 31,04% dari jumlah siswa prasekolah di Jawa Barat.5 Early childhood caries (ECC) merupakan bentuk khusus dari karies gigi yang parah terjadi pada bayi dan anak kecil dengan adanya lebih dari satu gigi yang terkena karies, hilang, atau permukaan gigi yang ditambal pada setiap gigi sulung pada anak usia 0 ̶ 71bulan.6


(13)

2

Early childhood caries (ECC) merupakan penyakit multifaktorial. Faktor penyebab ECC yaitu faktor host yang rentan, plak gigi, tingginya angka kariogenik dari mikroorganisme, serta waktu. Terdapat pula faktor predisposisi terjadinya early childhood caries (ECC) seperti jenis kelamin, kesadaran serta perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, dan usia.2,3

Masa anak usia prasekolah yaitu anak yang berusia tiga sampai lima tahun.7 Umumnya anak yang memasuki usia prasekolah mempunyai risiko karies yang tinggi, karena pada usia prasekolah ini anak biasanya mengkonsumsi makanan dan minuman sesuai keinginannya.8

Anak usia prasekolah belum memiliki kemampuan untuk dapat memilih diet yang seimbang, sehingga menyebabkan anak terkadang bersikap terlalu pemilih. Mereka cenderung mengonsumsi makanan dengan lemak dan gula yang tinggi.7,9Anak yang mengonsumsi makanan ringan dalam satu hari dengan jumlah sedikit mengalami kerusakan gigi yang lebih parah dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi makanan ringan dalam jumlah besar namun hanya satu kali dalam sehari karena frekuensi dan bentuk gula yang dikonsumsi lebih berpengaruh dibandingkan kuantitasnya.4,10 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 tahun.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah terdapat pengaruh pola diet dengan terjadinya early childhood caries (ECC) pada anak usia 4 tahun?


(14)

3

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pola diet terhadap early childhood caries (ECC) pada anak usia 4 tahun.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

1. Memberikan informasi kepada dunia pendidikan mengenai faktor risiko terjadinya early childhood caries pada kalangan anak prasekolah dengan pola diet anak yang meliputi jenis makanan dan kebiasaan makan.

2. Sebagai data awal untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dikemudian hari oleh mahasiswa kedokteran gigi lainnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan gambaran kepada masyarakat khususnya orang tua agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kepentingan menjaga kesehatan gigi anak dengan melakukan pola diet yang baik dan benar sebagai salah satu langkah pencegahan terhadap terjadinya karies gigi pada anak usia dini.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Anak mengalami pertumbuhan sesuai dengan usianya. Anak yang berusia tiga sampai lima tahun (prasekolah) mengalami pertumbuhan dan perkembangan biologis, psikososial, kognitif dan spiritual yang signifikan. Perkembangan psikis


(15)

4

anak prasekolah akan menjadi lebih mandiri, autonom, dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat lebih mengekspresikan emosinya. Sifat perkembangan khas yang terbentuk turut mempengaruhi pola makan anak. Nafsu makan anak juga tidak sebesar seperti pada masa bayi. Sebagian disebabkan karena tingkat pertumbuhan yang telah menurun dan karena anak sudah mempunyai sifat sebagai konsumen aktif, yaitu mereka sudah bisa memilih makanan yang disukainya.7,11

Pola makan memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan anak akan dipengaruhi oleh kebiasaan kesenangan, budaya, taraf ekonomi, dan lingkungan.12

Pola makan anak mulai berubah mengikuti orang dewasa di lingkungan sekitarnya seperti orang tua atau pengasuh yang mengkonsumsi makanan tiga kali sehari serta beberapa makanan ringan.9,13 Pada umumnya anak usia prasekolah lebih cenderung menyukai makanan ringan seperti makanan manis atau yang mengandung gula murni, permen, cokelat, dan donat. Makanan manis dengan konsistensi lengket menjadi berbahaya karena sulit dibersihkan dari permukaan gigi. Makanan manis akan melekat pada permukaan gigi dan terselip di celah gigi sehingga merupakan makanan yang paling merugikan untuk kesehatan gigi.11

Penelitian Vipeholm (1945-1953) menyimpulkan bahwa konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula diantara jam makan dan pada saat makan berhubungan dengan peningkatan karies yang besar. Faktor makanan yang dihubungkan dengan terjadinya karies adalah proses fermentasi, konsentrasi, dan


(16)

5

bentuk fisik dari karbohidrat yang dikonsumsi, retensi di mulut, frekuensi makan dan snacks serta lamanya interval waktu makan.14

Karies merupakan penyakit atau kelainan yang terjadi pada jaringan keras gigi akibat demineralisasi jaringan keras gigi. Sebanyak 28% anak usia 2 ̶ 6 tahun di Amerika Serikat mengalami karies dan prevalensinya meningkat 15% selama dekade terakhir. Menurut hasil penelitian Thioritz (2010), prevalensi karies gigi pada murid TK di Kecamatan Rappocini Kota Makassar sebesar 100%.8,15

Early childhood caries (ECC) merupakan suatu penyakit kronis pada anak yang paling umum, menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang kurang beruntung baik di negara berkembang dan negara industri.Early childhood caries (ECC) ditandai dengan onset awal dan berkembang dengan sangat cepat setelah gigi erupsi. Gambaran klinis dari early childhood caries (ECC) adalah khas, dengan kerusakan yang paling parah pada jenis karies ini terjadi pada keempat gigi insisivus atas maksila karena posisi lidah pada saat anak menghisap susu meluas menutupi gigi anterior mandibula sehingga pada regio insisivus mandibula jarang terjadi.6,15,16

Untuk mengevaluasi kejadian early childhood caries (ECC) pada gigi sulung anak dapat diukur melalui suatu indeks karies. Indeks karies yang biasanya digunakan untuk karies gigi sulung adalah indeks def-t. Indeks def-t merupakan perhitungan jumlah karies pada seseorang, dimana d (decay) adalah gigi yang mengalami karies, e (extraction) adalah gigi yang telah diesktraksi akibat karies dan f (filling) adalah gigi yang direstorasi.17


(17)

6

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 (empat) tahun karena anak dengan usia tersebut rentan terjadi early childhood caries dimana hal ini menimbulkan keprihatinan terhadap pengaruh perkembangan dan pertumbuhan anak, seperti kita ketahui hal yang paling bertanggung jawab adalah pengaturan pola diet anak.

1.5.2 Hipotesis Statistik

H0 : tidak terdapat pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada

anak usia 4 tahun

H1 : terdapat pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak

usia 4 tahun

1.6Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TKK Trimulia Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2014 sampai Juni 2015.


(18)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pola diet terhadap early childhood caries (ECC) pada anak usia 4 tahun di TKK Trimulia Bandung didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Tidak terdapat pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 tahun, berdasarkan dukungan dari hal positif jawaban kuesioner pada orangtua tentang pengetahuan pola diet anak.

5.2Saran

1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pola diet anak terhadap early childhood caries dengan pertimbangkan faktor lain seperti pemilihan sekolah, sosio-ekonomi, pendidikan orangtua, serta Gross National Product (GNP).

2. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dengan lingkup yang lebih luas untuk menggambarkan pola diet anak terhadap early childhood caries.

3. Melakukan penelitan lebih lanjut tentang faktor lain yang mempengaruhi early childhood caries dengan melibatkan situasi pemasaran produk makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi.


(19)

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Syukra A. Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi. Berita Kesehatan Masyarakat; 2011: 2 (27): 108-15

2. Yuyus R. Diet yang dapat Merusak Gigi pada Anak-anak. Cermin 46 Dunia Kedokteran; 1991: 73

3. Rosihan A, Nadya NS, Didit A. Nursing Mouth Caries Anak 2-5 Tahun di Puskesmas Cempaka Banjarmasin. Jurnal PDGI; 2014: 1 (63): 1-7

4. Palmer CA. Diet and Nutrition in Oral Health. 2th ed. Boston: Pearson; 2007: 292; 300

5. Dinkes Provinsi Jawa Barat. Tidak Dipublikasikan. Forum Konsultasi. 2015. URL: www.diskes.jabarprov.go.id

6. McDonald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the The Child and Adolescent Sthed. St. Louis: Mosby; 2004: 209

7. Martina N. Hubungan Antara Pola Asuh dengan Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah (3-5Tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Ilmu keperawatan STIK Ngudi Waluyo Ungaran

8. Indry W, Christy N, Paulina G. Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara. Jurnal E-Gigi; 2013: 1 (1): 59-68

9. Kleinman RE. Pediatric Nutrition Handbook. 6th ed. United Stated: American Academy of Pediatrics; 2004: 148

10. Bird D, Robinson D. Modern Dental Assisting. 10th ed. St. Louis: Elsevier Saunders; 2012

11. Erni P, Mariyam. Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun di Kabunan Taman Pamalang. Jurnal Keperawatan Anak; 2013: 1 (1): 30-6


(20)

47

12. Soegeng S, Anne LR. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta; 1999: 89-90

13. Wardlaw GM, Smith AM. Contemporary Nutrition. 8th ed. New York: McGraw Hill; 2011: 46-8

14. Amy A. Pencegahan Primer Pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Departemen Pedonsia Universitas Sumatra Utara

15. Sabri A, Fatimah. Pola Makan dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Timbulnya Karies Gigi pada Anak. Journal of Pediatric Nursing; 2014: 3 (1): 131-6

16. Asrianti, Burhanuddin B, Zulkifli AA. Hubungan Early Childhood Caries (ECC) dan Asupan Makanan dan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun. FKM Hasanuddin

17. Edwins AMK, Joyston S, Beckal. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulannya. 2nd ed. Jakarta: EGC, 1992: 12-4

18. Jean MB, Chantal G. Early Childhood Caries. Journal de l’Ordre des dentistes du Quebec; 2006

19. Colak H, Durgergil CT, Dalli M, Hamidi MM. Early Childhood Caries Update: A Review of Cause, Diagnosis, & Treatments. Journal of Natural Science, Biomed, Medicine; 2013: 4 (1): 29-38

20. Borutta A, Wagner M, Kneist S. Early Childhood Caries: A Multifaktorial Disease. OHDMBSC; 2010: 1 (4): 32-8

21. Rodriguez EL, Contreras R, Gonzalez F, Arjona J, Soto M. Caries Incidence in School Children Included in A Caries Preventive Program: A Longitudinal Study, Contemporary Approach to Dental Caries. INTECH

22. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentristry. 3rd ed. Canberra: Mosby Elsevier; 2008: 39-45

23. Sri R. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia; 2011: 2 (5): 417-24


(21)

48

24. Stegeman CA, Davis JR. The Dental Hygienist’s Guide to Nutritional Care. 3rd ed.Philadelphia: Elsevier Saunders; 2010: 51-86

25. Diana S, Rinna ES, Indeswati D. Perananan Sorbitol dalam Mempertahankan Kestabilan pH Saliva pada Proses Pencegahan Karies. Dent J; 2005: 1 (38): 25-8

26. Nana S. Cerdas Belajar Kimia. 1st ed. Jakarta: Grafindo Media Pratama 27. Sroda R. Nutrition For A Healthy Mouth. 2nd ed. Philadelphia: Wolters

Kluwer; 2010: 27-9

28. Asmadi. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. 1th ed. Jakarta: Salemba Medika.

29. Anwari IM. Karbohidrat. Polton Sport Science & Performance Lab; 2007: 3 (1)

30. Koch G, Poulsen S. Pediatric Dentistry A Clinical Approach. 2nd ed. Oxford: Blackwell; 2009: 63-6

31. Harris NO, Godoy FG, Nathe CN. Primary Preventive Dentistry. 8th ed. United Stated: Pearson Education Inc; 2014: 249-59

32. Thomson R. Fluoride Supplement. The Journal of The American Dental Association; 2013: 6 (146): 355-7

33. Rezi G. Hubungan Perilaku Diet dengan Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak Usia 37-71 Bulan di Kecamatan Medan Selayang. FKG Universitas Sumatera Utara

34. Anitasari S, Liliwati. Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Dentika; 2005; 1: 22

35. Diah AM, Anton R. Mothers Dental Health Behaviors and Mother-Child’s Dental Caries Experiences: Study Of A Suburb Area in Indonesia. Makara Kesehatan; 2012: 2 (16): 72-6


(1)

5

bentuk fisik dari karbohidrat yang dikonsumsi, retensi di mulut, frekuensi makan dan snacks serta lamanya interval waktu makan.14

Karies merupakan penyakit atau kelainan yang terjadi pada jaringan keras gigi akibat demineralisasi jaringan keras gigi. Sebanyak 28% anak usia 2 ̶ 6 tahun di Amerika Serikat mengalami karies dan prevalensinya meningkat 15% selama dekade terakhir. Menurut hasil penelitian Thioritz (2010), prevalensi karies gigi pada murid TK di Kecamatan Rappocini Kota Makassar sebesar 100%.8,15

Early childhood caries (ECC) merupakan suatu penyakit kronis pada anak yang paling umum, menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang kurang beruntung baik di negara berkembang dan negara industri.Early childhood caries (ECC) ditandai dengan onset awal dan berkembang dengan sangat cepat setelah gigi erupsi. Gambaran klinis dari early childhood caries (ECC) adalah khas, dengan kerusakan yang paling parah pada jenis karies ini terjadi pada keempat gigi insisivus atas maksila karena posisi lidah pada saat anak menghisap susu meluas menutupi gigi anterior mandibula sehingga pada regio insisivus mandibula jarang terjadi.6,15,16

Untuk mengevaluasi kejadian early childhood caries (ECC) pada gigi sulung anak dapat diukur melalui suatu indeks karies. Indeks karies yang biasanya digunakan untuk karies gigi sulung adalah indeks def-t. Indeks def-t merupakan perhitungan jumlah karies pada seseorang, dimana d (decay) adalah gigi yang mengalami karies, e (extraction) adalah gigi yang telah diesktraksi akibat karies dan f (filling) adalah gigi yang direstorasi.17


(2)

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 (empat) tahun karena anak dengan usia tersebut rentan terjadi early childhood caries dimana hal ini menimbulkan keprihatinan terhadap pengaruh perkembangan dan pertumbuhan anak, seperti kita ketahui hal yang paling bertanggung jawab adalah pengaturan pola diet anak.

1.5.2 Hipotesis Statistik

H0 : tidak terdapat pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 tahun

H1 : terdapat pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 tahun

1.6Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TKK Trimulia Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2014 sampai Juni 2015.


(3)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pola diet terhadap early childhood caries (ECC) pada anak usia 4 tahun di TKK Trimulia Bandung didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Tidak terdapat pengaruh pola diet terhadap early childhood caries pada anak usia 4 tahun, berdasarkan dukungan dari hal positif jawaban kuesioner pada orangtua tentang pengetahuan pola diet anak.

5.2Saran

1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pola diet anak terhadap early childhood caries dengan pertimbangkan faktor lain seperti pemilihan sekolah, sosio-ekonomi, pendidikan orangtua, serta Gross National Product (GNP).

2. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dengan lingkup yang lebih luas untuk menggambarkan pola diet anak terhadap early childhood caries.

3. Melakukan penelitan lebih lanjut tentang faktor lain yang mempengaruhi early childhood caries dengan melibatkan situasi pemasaran produk makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi.


(4)

46

1. Syukra A. Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi. Berita Kesehatan Masyarakat; 2011: 2 (27): 108-15

2. Yuyus R. Diet yang dapat Merusak Gigi pada Anak-anak. Cermin 46 Dunia Kedokteran; 1991: 73

3. Rosihan A, Nadya NS, Didit A. Nursing Mouth Caries Anak 2-5 Tahun di Puskesmas Cempaka Banjarmasin. Jurnal PDGI; 2014: 1 (63): 1-7

4. Palmer CA. Diet and Nutrition in Oral Health. 2th ed. Boston: Pearson; 2007: 292; 300

5. Dinkes Provinsi Jawa Barat. Tidak Dipublikasikan. Forum Konsultasi. 2015. URL: www.diskes.jabarprov.go.id

6. McDonald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the The Child and Adolescent Sthed. St. Louis: Mosby; 2004: 209

7. Martina N. Hubungan Antara Pola Asuh dengan Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah (3-5Tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Ilmu keperawatan STIK Ngudi Waluyo Ungaran

8. Indry W, Christy N, Paulina G. Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara. Jurnal E-Gigi; 2013: 1 (1): 59-68

9. Kleinman RE. Pediatric Nutrition Handbook. 6th ed. United Stated: American Academy of Pediatrics; 2004: 148

10. Bird D, Robinson D. Modern Dental Assisting. 10th ed. St. Louis: Elsevier Saunders; 2012

11. Erni P, Mariyam. Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun di Kabunan Taman Pamalang. Jurnal Keperawatan Anak; 2013: 1 (1): 30-6


(5)

47

12. Soegeng S, Anne LR. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta; 1999: 89-90

13. Wardlaw GM, Smith AM. Contemporary Nutrition. 8th ed. New York: McGraw Hill; 2011: 46-8

14. Amy A. Pencegahan Primer Pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Departemen Pedonsia Universitas Sumatra Utara

15. Sabri A, Fatimah. Pola Makan dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Timbulnya Karies Gigi pada Anak. Journal of Pediatric Nursing; 2014: 3 (1): 131-6

16. Asrianti, Burhanuddin B, Zulkifli AA. Hubungan Early Childhood Caries (ECC) dan Asupan Makanan dan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun. FKM Hasanuddin

17. Edwins AMK, Joyston S, Beckal. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulannya. 2nd ed. Jakarta: EGC, 1992: 12-4

18. Jean MB, Chantal G. Early Childhood Caries. Journal de l’Ordre des dentistes du Quebec; 2006

19. Colak H, Durgergil CT, Dalli M, Hamidi MM. Early Childhood Caries Update: A Review of Cause, Diagnosis, & Treatments. Journal of Natural Science, Biomed, Medicine; 2013: 4 (1): 29-38

20. Borutta A, Wagner M, Kneist S. Early Childhood Caries: A Multifaktorial Disease. OHDMBSC; 2010: 1 (4): 32-8

21. Rodriguez EL, Contreras R, Gonzalez F, Arjona J, Soto M. Caries Incidence in School Children Included in A Caries Preventive Program: A Longitudinal Study, Contemporary Approach to Dental Caries. INTECH

22. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentristry. 3rd ed. Canberra: Mosby Elsevier; 2008: 39-45

23. Sri R. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia; 2011: 2 (5): 417-24


(6)

24. Stegeman CA, Davis JR. The Dental Hygienist’s Guide to Nutritional Care. 3rd ed.Philadelphia: Elsevier Saunders; 2010: 51-86

25. Diana S, Rinna ES, Indeswati D. Perananan Sorbitol dalam Mempertahankan Kestabilan pH Saliva pada Proses Pencegahan Karies. Dent J; 2005: 1 (38): 25-8

26. Nana S. Cerdas Belajar Kimia. 1st ed. Jakarta: Grafindo Media Pratama 27. Sroda R. Nutrition For A Healthy Mouth. 2nd ed. Philadelphia: Wolters

Kluwer; 2010: 27-9

28. Asmadi. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. 1th ed. Jakarta: Salemba Medika.

29. Anwari IM. Karbohidrat. Polton Sport Science & Performance Lab; 2007: 3 (1)

30. Koch G, Poulsen S. Pediatric Dentistry A Clinical Approach. 2nd ed. Oxford: Blackwell; 2009: 63-6

31. Harris NO, Godoy FG, Nathe CN. Primary Preventive Dentistry. 8th ed. United Stated: Pearson Education Inc; 2014: 249-59

32. Thomson R. Fluoride Supplement. The Journal of The American Dental Association; 2013: 6 (146): 355-7

33. Rezi G. Hubungan Perilaku Diet dengan Early Childhood Caries (ECC) Pada Anak Usia 37-71 Bulan di Kecamatan Medan Selayang. FKG Universitas Sumatera Utara

34. Anitasari S, Liliwati. Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Dentika; 2005; 1: 22

35. Diah AM, Anton R. Mothers Dental Health Behaviors and Mother-Child’s Dental Caries Experiences: Study Of A Suburb Area in Indonesia. Makara Kesehatan; 2012: 2 (16): 72-6