Imunologi.

(1)

MUTASI KROMOSOMAL

(PENYIMPANGAN KROMOSOMAL)

1. PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM

2. PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM


(2)

1. PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM

A. Poliploidi

Sel mempunyai satu atau lebih set kromosom

melebihi jumlah set normalnya.

Contoh : Triploid (3n)


(3)

B. Aneuploidi

Perubahan jumlah individual pada

kromosom-kromosom homolog dalam satu set kromosom-kromosom

Akibat adanya nondisjunction (kegagalan

berpisah) selama meiosis.

Contoh : Trisomi (2n+1)

Langdon-Down (1866)

Idiot mongoloid Sindroma Down

Khas : Sidik dermatoglifik , garis-garis pada


(4)

PENYIMPANGAN KROMOSOM SEKS

Fenotipe Seks Kromosom Seks

Pria normal Pria XY

Wanita normal Wanita XX

Sindroma Turner Wanita XO

Sindroma Klinefelter Pria XXY

Sindroma XYY Pria XYY


(5)

2. PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM

A. Delesi

Hilangnya satu atau lebih segmen gen atau

kromosom.

B. Duplikasi

Terdapat satu atau lebih salinan segmen

kromosom pada kromosom itu sendiri atau

kromosom lain.

Terjadi pada 2 untai DNA homolog saling


(6)

C. Inversi

Terjadi perpatahan dalam sebuah kromosom

dan segmen tersebut berputar 180 sebelum

akhirnya bergabung kembali.

D. Translokasi

Terjadi ketika kromosom-kromosom

nonhomolog patah dan saling bertukar

segmen.


(7)

(8)

(9)

Lingkup Penyakit Genetik

Penyakit dalam lingkup genetik diklasifikasikan

menjadi 4 yaitu :

kromosomal,

single-gene,

multifaktorial,


(10)

Sindrom Down adalah contoh kelainan

kromosomal. Kromosom yang terlibat adalah

kromosom 21 yang jumlahnya sebanyak tiga

(trisomi). Sekitar 50% janin sindrom Down

akan mengalami aborsi spontan.


(11)

Kelainan single-gene atau monogenetic

disorders adalah terjadinya mutasi pada satu

gen

saja namun sudah menimbulkan penyakit.

Contohnya adalah cystic fibrosis dan

Huntington disease. Kelainan ini lebih jarang

ditemui.


(12)

Kelainan multifaktorial (kompleks)

paling sering dijumpai di populasi.

Multifaktorial karena tidak hanya melibatkan

beberapa

gen

tetapi juga lingkungan, dan

bagaimana interaksi antara

gen

dan

lingkungan tersebut.

Seringkali peranan

gen

yang terlibat hanya kecil

dampaknya tetapi ketika ada interaksi dengan

lingkungan, manifestasi itu berdampak besar (

kasus kardiovaskular, diabetes, asma, obesitas,

demensia, osteoporosis, dl)


(13)

Kelainan mitokondria terjadi karena ada mutasi

pada kromosom sitoplasma mitokondria.

Uniknya, kelainan mitokondria hanya diturunkan

secara maternal karena saat pembuahan

mitokondria sperma tidak ikut melebur ke

dalam ovum.

Contoh kasusnya adalah Leber Hereditary Optic

Neuropathy (LHON).


(14)

OLEH KELOMPOK IV


(15)

1.

Rasio

merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari

perbandingan dua nilai kuantitatif yang

pembilangnya tidak merupakan bagian dari

penyebut

Contoh:

Keracunan makanan terdapat 32 orang

penderita dan 12 diantaranya anak-anak maka

rasio anak terhadap orang dewasa adalah

12/20=0,6


(16)

2. Proporsi

Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang

pembilangnya merupakan bagian dari

penyebut

Contoh:

Proporsi

12/(12+20)= 0,375


(17)

Cara mengukur frekuensi masalah

kesehatan sangat beragam, tergantung dari

macam masalah kesehatan yang ingin

diukur atau diteliti.

Secara Umum Ukuran

ukuran dalam

Epidemiologi dapat dibedakan untuk :

A. mengukur masalah penyakit (angka

kesakitan/morbiditas)

B. mengukur masalah kematian (angka

kematian/mortalitas)


(18)

 MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit,

cedera atau gangguan pada suatu populasi.

 MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan

dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.

 MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan

yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.

 Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas

adalah : Angka Insidensi & Prevalensi dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut


(19)

Gambaran tentang frekuensi penderita baru

suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Hal

yang

harus

diketahui

sebelum

menghitung insidensi :

> Data jumlah penderita baru

> jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit baru (

Population at Risk

)


(20)

1. Incidence Rate

(

incidence density/

kepadatan insiden)

2. Attack Rate


(21)

Jumlah penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan

pada

jangka

waktu

tertentu

(umumnya

1

tahun),

dibanding

dengan

jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang dibersangkutan


(22)

Rumus :

Jumlah penderita baru

x K Jumlah penduduk awal tahun yg beresiko


(23)

MANFAAT :

1.Mengetahui masalah kesehatan yang

dihadapi

2.Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi

3.Mengetahui beban tugas yang harus

diselenggarakan oleh suatu fasilitas


(24)

 Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.

Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat Attack Rate = --- X K

Jml. Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit tersebut pd. Saat yg. Sama.


(25)

MANFAAT :

1. Memperkirakan derajat serangan atau

penularan suatu penyakit.

2. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula


(26)

Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.

Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).

Rumus :

Jml. Penderita Baru pd. Serangan Kedua

SAR = --- x K (Jml. Penddk – Penddk. Yg. Terkena Serangan


(27)

 Adalah : gambaran tentang frekuensi penderita

lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.

 Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan

jumlah seluruh penduduk tanpa

memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal

atau Penduduk dengan Resiko (Population at


(28)

 Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu

penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

 Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk

penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.

Jumlah penderita lama & baru

PPR : --- X K Jumlah penduduk pertengahan


(29)

 Jumlah penderita lama dan baru suatu

penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu.

 Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus :

Jml. Penderita lama & baru Saat itu

PPR = --- x K Jml. Penduduk Saat itu


(30)

 Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya

Insidensi dan Lamanya Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode

mulai didiagnosanya penyakit sampai

berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis.

 Hubungan ketiga hal tersebut dapat dinyatakan

dengan rumus

P = I X D

P : Prevalensi I : Insidensi


(31)

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi

dan data statistik vital untuk Kematian.

Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum

yang menyebabkan kematian, yaitu :

a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,

b) Status penyakit,

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat

(Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan,


(32)

 Jenis angka kematian dalam epidemiologi antara lain

1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)

2. Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality

Rate)

3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal Mortality

Rate)

4. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)

5. Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate) 6. Angka Kematian Janin / Angka Lahir Mati

(Postneonatal Mortality Rate)

7. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)

8. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age

Spesific Death Rate)

9. Cause Spesific Mortality Rate (CSMR) 10. Case Fatality Rate (CFR)


(33)

 Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan

pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan.

 Rumus :

Jumlah Seluruh Kematian

CDR = --- X K Jumlah Penduduk Pertengahan


(34)

 PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang

dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hariyang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

 Rumus :

Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih + dengan jumlah kematian bayi

yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun

PMR : ---X K


(35)

 Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang

dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari

NMR=---X K


(36)

 Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur

kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

 Rumus :

Jml. Kematian bayi umur 0 – 1 tahun dalam 1 tahun

IMR : ---X K


(37)

 Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.

 Rumus :

Jml. Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun

UFMR=---X K


(38)

 Istilah kematian janin penggunaannya sama

dengan istilah lahir mati.

 Kematian janin adalah kematian yang terjadi

akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan

tanda – tanda kehidupan saat lahir, bayi

dinyatakan meninggal.

 Tanda –tanda kehidupan biasanya ditentukan

dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter.


(39)

 Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah

kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.

Jml. Kematian Janin dalam periode tertentu ( 1 tahun )

AKJ : --- X K

Total Kematian Janin + Janin Lahir Hidup periode yg


(40)

 Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari

komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Jml. Kematian Ibu Hamil, Persalinan & Nifas dlm 1 tahun

MMR=--- X K


(41)

 Manfaat ASMR/ASDR adalah :

 a) Untuk mengetahui dan menggambarkan

derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur.

 b) Untuk membandingkan taraf kesehatan

masyarakat di berbagai wilayah.


(42)

ASMR/ASDR : dx X 1000‰ px

Keterangan :

dx : Jml. Kematian yang dicatat dalam 1 tahun pd penduduk golongan umur tertentu (x)

px: Jml penduduk pertengahan tahun pada gol umur tersebut (x)


(43)

 Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu

sebab penyakit dalam satu jangka waktu

tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut.

 Rumus :

Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu

CSMR= --- x K

Jml. Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun.


(44)

 Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh

kematian karena satu penyebab penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.

 Digunakan untuk mengetahui penyakit –penyakit

dengan tingkat kematian yang tinggi.

Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x)

CFR=--- X K


(45)

(46)

Prinsip Pengukuran, Skala,


(47)

I.PENDAHULUAN

Pengukuran variabel  bagian penting dari suatu penelitian

Pengukuran  bertujuan memperoleh tingkat presisi yang tinggi  untuk membandingkan keadaan sampel


(48)

Pengukuran  pemberian/penilaian menurut aturan kepada ciri dari sampel atau subjek penelitian

Yang diukur  variabel penelitian Ilmu eksakta  mudah diukur

Seperti :

- tekanan darah - Berat badan

- Kadar kolesterol - Kadar gula darah

 Ilmu Sosial  sulit diukur  abstrak defenisi operasional


(49)

II. ALAT UKUR

1. Alat ukur eksakta  mesin dan alat yang telah diakui luas oleh ahlinya

2. Alat ukur ilmu sosial  dibuat sendiri oleh peneliti

 Test

 Kuesioner

 Observasi


(50)

III. PROSES PENGUKURAN

1. Menentukan dimensi variabel  sering variabel banyak dimensi

2. Rumuskan ukuran masing-masing dimensi

3. Menentukan tingkat ukuran


(51)

Pertama kali S.S.Steven (1946)  Skala ukuran

1. Nominal :

 Sederhana

 Tidak ada jarak atau urutan antara kategori

 Angka tidak merefleksi kedudukan kategori

Misal :

a. Agama :

1. Islam 2. Katolik 3. Budha b. Seks 1. laki-laki 2. perempuan


(52)

2. Ordinal :

 Tingkatan , tapi tidak dapat diukur secara eksak

 Misal :

a. Status ekonomi keluarga

1. Kaya

2. Sedang

3. Miskin

b. Tingkat pendidikan

1. Tinggi

2. Menengah


(53)

3. Interval

 Menganut kategori

 Bisa ditentukan interval

 Tak ada titik nol mutlak

 Misal : a. Suhu

b. Intelegensia, dll

4. Ratio

 Mengurut kategori

 Ada titik nol mutlak

 Misal :

a. Jumlah anak

b. Tingkat kematian c. Berat badan, dll


(54)

V. VARIASI PENGUKURAN

1. Setiap pengukuran  ada variasi

2. Sumber Variasi

a. Variasi pengukuran

 Instrument (alat)

 Pengukur ( orang )

b. Variasi biologis

 Pada satu subjek

 Antar subjek

intra inter


(55)

VI. SKALA SOSIAL

• Penelitian ilmu sosial  sering ukuran dalam bentuk pertanyaan tunggal

seperti :

1. Apa saudara berminat menjadi dokter? a. Sangat berminat

b. Berminat

c. Kurang berminat


(56)

2. Apa saudara setuju mempunyai anak banyak?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Sangat kurang setuju

• Untuk mengukur pertanyaan  skala

• Skala Likert  untuk sikap


(57)

VII. ASPEK PENTING DARI ALAT UKUR

1. Kemantapan 2. Ketepatan


(58)

VIII. VALIDITAS (KESAHIHAN) DAN

RELIABILITAS (KEANDALAN PENGUKURAN)

8.1 Validitas  akurasi

8.1.1 Pengertian  menunjukan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur

• Misal : alat timbangan  BB


(59)

• Jenis validitas

a. Validitas isi  isi

b. Validitas konstrak  konsep c. Validitas antar budaya

d. Validitas muka

e. Validitas internal dan eksternal

8.1.2 Penilaian Validitas Instrument

a. Alat ukur skala numerik  membandingkan dengan alat ukur yang baku

b. Alat ukur skala nominal dibandingkan dengan yang terbaik (gold standard)


(60)

8.13 Upaya peningkatan validitas alat ukur

a. Pemeriksaan tanpa setahu subjek b. Pemeriksaan tanpa identitas subjek c. Kalibrasi alat

8.2 Reliabilitas (Presisi)

8.2.1 Pengertian  apabila pengukuran itu memberi nilai yang sama atau hampir sama apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang


(61)

8.2.2 Penyebab 

a. Variabilitas pengukur b. Variabilitas subjek

c. Variabilitas instrument

8.2.3 Penilaian Reliabilitas

a. Data numerik  menghitung :

– Koefisien variasi = SD mean

bila kecil  reliabilitas baik

– Interval kepercayaan (CI)


(62)

b. Data berskala nominal  menghitung besar perbedaan dari dua pengamat  nilai kappa  metode paralel

8.2.4 Upaya peningkatan reliabilitas

a. Standarisasi cara pengukuran b. Pelatihan petugas

c. Penyempurnaan petugas d. Automatisasi instrument e. Pengulangan pengukuran


(63)

REFERENSI

1. Depkes RI, 1999. Metodologi Penelitian Kesehatan

2. Tjokonegoro et al,1981.Dasar-dasar Metodologi Riset Ilmu Kedokteran

3. Sastroasmoro S.et,1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis

4. Singarimbun M et al, 2002. Metode Penelitian Survei 5. Hadi S,2001.Metodologi Research


(64)

(65)

IMUNOLOGI TUMOR


(66)

- Populasi sel dg sifat pertumbuhan yg

tdk terkendali

ciri dari sel kanker

disebabkan oleh:

1. Amplifikasi onkogen

2. Inaktivasi gen supresor


(67)

DISREGULASI GENETIK

Menyebabkan:

1. Perubahan ekspresi berbagai molekul

permukaan

2. Gangguan transkripsi dan translasi

protein intraseluler maupun berbagai

substansi yg disekresikan

sel /

ja-ringan tumor

berasal dr jaringan

sendiri

imunogenik


(68)

FUNGSI SISTEM IMUN

Adalah protektif:

1. Mengenal dan menghancurkan sel

abnormal sebelum berkembang

me-njadi tumor

2. Membunuh kalau tumor itu sudah

tumbuh

Peran sistem imun ini disebut:


(69)

IMMUNE SURVEILLANCE

Konsep :

- Mencegah dan membatasi

pertumbuhan tumor

Sel efektor hrs mampu mengenal dan

mem-perantarai/menyebabkan kematian sel tumor

Teori yg mendukung:

1.Indifidu dg imunodefisiensi lebih peka thd

pertumbuhan tumor

2. Ada infiltrasi limfosit

3. Tumor dpt membangkitkan respon imun

seluler


(70)

TELAH TERBUKTI BAHWA

1.Tumor dpt membangkitkan respon

seluler spesifik

2. Antigen tumor dpt dikenal sel Tc

melalui MHC kelas I ygdiekspresikan

secara abnormal / protein mutant

Mendukung bhw fungsi sel Tc:

1. Surveillance

2. Menghancurkan sel yg mengandung

gen mutan (tumor ganas)


(71)

HIPOTESIS

1. Sel tumor memp strukturpermukaan

dpt dikenal oleh satu/lebih efektor

sistem imun

2. Sel tumor peka thd lisis atau

hamba-tan pertumbuhan oleh satu/lebih

me-kanisme efektor

3. Satu/lebih efektor hrs mampu msk ke

tempat tumor tumbuh


(72)

4.Peningkatan kemampuan mekanisme

efektor akan menurunkn insidens atau

metastasis

5.Penekanan mekanisme efektor oleh

karsinogen atau tindakan imunosupresi

meningkatkan insidens / metastasis

6.Perbaikan aktivitas efektor yg tertekan

mengurangi insidens / metastasis

tumor


(73)

Imunogenisitas tumor

Komponen Sistem imun

Mekanisme efektor Sistem imun

Pertumbuhan/ Proteksi/

Penolakan tumor?

INTERAKSI ANTARA KOMPONEN SISTEM IMUN, MEKANISME EFEKTOR DAN IMUNOGENISITAS TUMOR


(74)

ANTIGEN

DAN

IMUNOGENISITAS TUMOR

Antigen tumor disebabkan:

1. Mutasi dan disregulasi gen 

protein baru

(neoantigen)

2. Virus onkogenik 

diekspresikan protein

virus

produk gen tsb dikenal oleh sel Tdan B

sbg asing

Molekul protein (produk gen) meransang

respon imun spesifik dan nonspesifik


(75)

IMUNOGENISITAS TUMOR SANGAT

TERGAN-TUNG PD:

- Bagaimana tumor tsb terbentuk

- Akibat karsinogen

umumnya imunogenik

SPESIFISITAS DAN SIFAT IMUNOGENISITAS

BERGANTUNG PD:

-

Potensi karsinogen penyebab transformasi

- Interaksi karsinogen dg sel sasarannya

- Tidak bergantung pd sel dari mana tumor itu

berasal


(76)

-

Karsinogen yg sama

2 jenis tumor primer

yg berbeda pd hewan percobaan yg sama

antigen permukaan tumor spesifitas tdk

sama dan tidak bereaksi silang

-

Virus

- Antigen permukaan sama

bereak-si bereak-silang , apapun asal selnya

- Virus berbeda

Imunogenisitas tumor

ja-ringan yg sama akan

ber-beda


(77)

Antigen tumor yg dpt dideteksi

oleh limfosit T


(78)

(79)

(80)

-

DNA maupun RNA virus

terlibat

perkembangan tumor

-

Tumor yg diinduksi virus onkogenik

biasanya mengandung genom provirus

terintegrasi dlm genom sel tumor

- Sering mengekspresikan protein yg

disandi genom virus bersangkutan


(81)

Contoh virus onkogenik

1.Human papilloma virus(HPV)

HPV E6 dan E7

kanker serviks

2.Virus Epstein Barr (EBV)

Limfoma

sel B dan kanker nasofaring


(82)

ANTIGEN TUMOR YG DIKENAL

OLEH Ab

- Beberapa jenis molekul pd permukaan sel tumor

membangkitkan respon Ab

- Ab dpt mengikat antigen tumor tdk mempunyai

potensi protektif

-

Antigen onkofetal:

1. Carcino embryonic antigen (CEA)

- Diekspresikan pd sal cerna, pankreas, hepar, kolon dan payu dara

2. Alphfetoprotein (AFP)

Kadar AFP meningkat pd: Ca hepatoseluler, Germ cell tumor dan kadag - kadang kanker lambung dan pankreas


(83)

Ca 125 dan Ca19.9:

- Diekspresikan kanker ovarium

MUC-1:


(84)

(85)

Makna klinik tissue specific

differentiation antigen

1. Menentukan diagnosis


(86)

(87)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rahmatina B. Herman

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

METODOLOGI RISET


(88)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

PENELITIAN KUALITATIF

Kuliah I


(89)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

RAGAM


(90)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

A.Penelitian ditinjau dari

tujuan

1. Penelitian eksploratif:

menggali sebab-musabab atau hal-hal yang

mempengaruhi terjadinya sesuatu

2. Penelitian pengembangan / penelitian

developmental:

menyempurnakan suatu metode. Bila

dikaitkan dengan proses penelitian ilmiah

3. Penelitian verifikatif:

untuk mencek kebenaran hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya.

4. Penelitian evaluatif:


(91)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

B. Penelitian ditinjau dari

“pendekatan”

Penelitian longitudinal:

observasi dilakukan secara berturut-turut

dan berkelanjutan dalam jangka waktu

tertentu terhadap subjek penelitian dan

variabel yang sama

Penelitian cross-sectional:


(92)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

C. Penelitian ditinjau dari

“bidang ilmu”

Bidang pendidikan

Bidang teknik

Bidang kedokteran

Bidang pertanian

Bidang perbankan

Bidang keolahragaan

Bidang ruang angkasa


(93)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

D. Penelitian ditinjau dari

“tempat pelaksanaan”

Penelitian laboratorium

Penelitian perpustakaan

Penelitian lapangan


(94)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

E. Penelitian ditinjau dari

“hadirnya variabel”

Saat terjadi variabel:

-

penelitian deskriptif

:

variabel masa lalu dan masa sekarang /

sedang terjadi

-

penelitian eksperimental:

variabel masa akan datang

perlakuan

untuk memperoleh variabel masa akan

datang


(95)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

F. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Item Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

Kejelasan unsur

Tujuan, pendekatan subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal

Subjek sampel, sumber data: tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan

Langkah penelitian

Semua direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun

Baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai

Hipotesis a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian b. Hipotesis menentukan hasil

yang diramalkan

a. Tidak mengemukakan hipotesis, tetapi dapat lahir selama

penelitian berlangsung ---tentatif

b. Hasil penelitian terbuka Disain Langkah-langkah penelitian

dan hasil yang diharapkan jelas

Fleksibel dengan langkah dan hasil tidak dapat dipastikan sebelumnya Pengumpulan

data

Kegiatan pengumpulan data memungkinkan untuk

diwakilkan

Kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh

peneliti


(96)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


(97)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dasar Filosofis

Penelitian Kualitatif

Dasar filosofis

yang sering mempengaruhi:

1. Fenomenologis

2. Interaksi simbolik

3. Kebudayaan


(98)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dasar Filosofis

………

Penelitian Kualitatif

1. Fenomenologis

- Kebenaran sesuatu itu dapat

diperoleh dengan cara menangkap

fenomena gejala yang memancar

dari objek yang diteliti.

- Tugas peneliti adalah memberikan


(99)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dasar Filosofis

………..

Penelitian Kualitatif

2. Interaksi simbolik

- M

erupakan dasar kajian sosial yang

sangat berpengaruh dan digunakan

dalam penelitian kualitatif

- Blumer telah menyempurnakan

pandangan interaksi simbolik dengan

membagi

3 prinsip atau premis arti

simbolik

yang diberikan responden,

yaitu:


(100)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dasar Filosofis

………

Penelitian Kualitatif

2. Interaksi simbolik

a. Dasar manusia bertindak adalah

kepentingannya

dalam memberikan interaksi tindakan

atau fenomena, peneliti perlu sekali

mengetahui proses atau sekuensi dari

tindakan tersebut


(1)

8. Peneliti sebagai instrumen, syarat:

- Daya responsif tinggi - Sifat adaptabel

- Kemampuan memandang objek penelitian secara holistik

- Kemauan menambah pengetahuan terus menerus

- Kemampuan mengklasifikasikan dan

Karakteristik


(2)

9. Menganjurkan triangulasi

- Menyilangkan informasi yang diperoleh dari sumber

- Sehingga akhirnya hanya data yang absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian

Karakteristik


(3)

Macam

triangulasi

- Triangulasi data:

menambah / memperkaya data

- Triangulasi peneliti:

pengecekan dengan peneliti lain

- Triangulasi teori:

mencocokkan dengan teori terdahulu

Karakteristik


(4)

10. Teknik dasar: studi lapangan

- Menggantungkan diri pada teknik

dasar studi lapangan

- Menurut teori Guba and Lincoln (1985) kebenaran hanya dapat diperoleh dari lapangan, yaitu merefleksikan kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan - Dituntut kemampuan yang tinggi dari

peneliti

Karakteristik


(5)

11. Analisis data sejak awal

- Penelitian kuantitatif menganalisis data setelah semua data terkumpul - Penelitian kualitatif sejak awal

pengumpulan data sudah dilakukan analisis data, sehingga interpretasi

Karakteristik


(6)