Perancangan Event Pasar Malam Jaarbeurs.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN EVENT PASAR MALAM JAARBEURS

Oleh

Yoseph Nova Setiawan NRP 0964182

Hiburan telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat saat ini. Pasar malam Jaarbeurs merupakan salah satu kegiatan yang menghadirkan berbagai macam hiburan, diantaranya pertunjukkan musik, aktivitas belanja, kuliner, dan sebagainya. Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara mengenai pasar malam Jaarbeurs,

ditemukan bahwa pasar malam Jaarbeurs merupakan event yang banyak diminati

masyarakat pribumi di kota Bandung dan sekitarnya, bahkan turis asing pada masa kejayaannya di tahun 1930-an. Dikarenakan adanya pengaruh politik pada masa itu, pelaksanaan pasar malam Jaarbeurs tidak lagi dilakukan. Oleh karena itu, dirancang

kembali event pasar malam Jaarbeurs dengan konsep yang baru namun tetap

menghadirkan nuansa tempo dulu untuk target anak muda di kota Bandung.

Diharapkan dengan dirancangnya kembali event pasar malam Jaarbeurs dapat

menghadirkan hiburan bagi masyarakat kota Bandung, dan mengembalikan kejayaannya.


(2)

ABSTRACT

EVENT DESIGN OF JAARBEURS NIGHT MARKET

Submitted by

Yoseph Nova Setiawan NRP 0964182

Entertainment becomes one of people’s needs nowadays. Jaarbeurs night market is a kind of activities that present various entertainment such as, music shows, shopping, culinary, and many more. Based on the observation through interviews about Jaarbeurs night market, it was found that Jaarbeurs night market was an interesting event for domestic tourist in around Bandung, even international tourist, on its greatness era in 1930’s. Because of political influence on that time, Jaarbeurs night market are no longer held. So, Jaarbeurs night market are re-designed with new concept but still with shades of the past for youth in Bandung. The expectation from the re-designed of Jaarbeurs night market are to presenting an entertainment for people in Bandung, also to bringing back its greatness!

Keywords : entertainment, night market, jaarbeurs, event, bandung


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 4

1.2.1 Rumusan Masalah 4

1.2.2 Ruang Lingkup 4

1.3 Tujuan Penulisan 5

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 5

1.5 Skema Penelitian 6

1.6 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI 8


(4)

2.2 Logo 9

2.3 Promosi 10

2.3.1 Pengertian Promosi 10

2.3.2 Tujuan Promosi 10

2.4 Advertising 11

2.4.1 Fungsi Advertising 11

2.4.2 Jenis – jenis Advertising 11

2.5 Event 12

2.5.1 Pendekatan Event 13

2.5.2 Karakteristik Event 13

2.6 Event Organizer 14

2.7 Dewasa Awal 15

BAB III DATA DAN ANALISIS 17

3.1 Data dan Fakta 17

3.1.1 Pasar Malam di Indonesia 17

3.1.2 Pasar Malam Jaarbeurs 18

3.1.3 Lembaga Terkait 21

3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 24

3.2 Hasil Penelitian 27

3.2.1 Wawancara 27

3.2.2 Kuesioner 30

3.3 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 33

3.3.1 Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning 33


(5)

3.3.2 Analisis SWOT 34

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 36

4.1 Konsep Komunikasi 36

4.2 Konsep Kreatif 37

4.3 Konsep Media 40

4.4 Hasil Karya 43

4.4.1 Logo 43

4.4.2 Tagline 43

4.4.3 Website 44

4.4.4 Social Media 45

4.4.5 Promotion Booth 46

4.4.6 Poster Awareness 47

4.4.7 Mural 48

4.4.8 Ambient Media 49

4.4.9 Poster Engaging 50

4.4.10 Brosur 51

4.4.11 Tiket 52

4.4.12 Entrance Gate 52

4.4.13 Ticket Box 53

4.4.14 Photo Backwall 53

4.4.15 T-Shirt 54

4.4.16 Pin 54


(6)

4.5 Budgeting Media 55

BAB V PENUTUP 56

5.1 Kesimpulan 56

5.2 Saran 57

5.2.1 Saran bagi Pemerintah Kota Bandung 57

5.2.2 Saran bagi Masyarakat 57

5.2.3 Saran bagi Pihak DKV 58

DAFTAR PUSTAKA 59

DAFTAR LAMPIRAN 60

DATA PENULIS 61

UCAPAN TERIMA KASIH 62


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 : Suasana pasar malam Jaarbeurs tempo dulu 19

Gambar 3.2 : Poster Jaarbeurs Bandung tahun 1924 dan tahun 1931 20

Gambar 3.3 : Logo Bandung Creative City Forum 21

Gambar 3.4 : Logo Event Pekan Raya Jakarta 25

Gambar 3.5 : Poster jadwal pertunjukkan musik PRJ 25

Gambar 3.6 : Poster event Carnaval PRJ 25

Gambar 3.7 : Poster informingkonser musik 25

Gambar 3.8 : Poster event pemilihan Miss Jakarta Fair 26

Gambar 3.9 : Peta lokasi stand PRJ 26

Gambar 3.10 : Foto Bapak Her Suganda 27

Gambar 4.1 : Logo Jaarbeurs 38

Gambar 4.2 : TimelineJaarbeurs 42

Gambar 4.3 : Logo Jaarbeurs 43

Gambar 4.4 : Tagline 43

Gambar 4.5 : Website homepage dan history page 44

Gambar 4.6 : Twitter, Facebook dan Instagram 45

Gambar 4.7 : Promotion Booth 46


(8)

Gambar 4.9 : Mural 48

Gambar 4.10 : Ambient Media 49

Gambar 4.11 : Poster Engaging 50

Gambar 4.12 : Brosur tampak dalam dan tampak luar 51

Gambar 4.13 : Tiket 52

Gambar 4.14 : Entrance Gate 52

Gambar 4.15 : Ticket Box 53

Gambar 4.16 : Photo Backwall 53

Gambar 4.17 : T – Shirt 54

Gambar 4.18 : Pin 54

Gambar 4.19 : Stiker 54


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman


(10)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Kuesioner

LAMPIRAN B : Daftar pertanyaan wawancara


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas, terdiri dari sekitar 500 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh pulau – pulau yang ada di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman, mulai dari tradisi, budaya, kesenian, kuliner, termasuk hiburan. Ada berbagai macam jenis hiburan di Indonesia, seperti objek – objek wisata, pusat – pusat perbelanjaan, tempat makan atau pusat kuliner, area / wahana bermain, dan sebagainya.

Industri hiburan merupakan salah satu industri yang sedang berkembang saat ini di Indonesia. Perkembangan industri hiburan di Indonesia semakin pesat didukung dengan munculnya berbagai macam media massa, terutama media massa elektronik. Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang paling diminati masyarakat. Berbagai macam program televisi dihadirkan untuk menghibur masyarakat. Pesatnya perkembangan televisi merupakan respon dari meningkatnya kebutuhan masyarakat akan hiburan.

Masyarakat membutuhkan hiburan lebih dari sekedar televisi. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain, termasuk dalam hal hiburan. Hal tersebut diresponi dengan maraknya pusat – pusat perbelanjaan yang menyuguhkan berbagai macam hiburan. Setiap harinya masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan bersama dengan keluarga, kerabat, teman, dan sebagainya, untuk memperoleh hiburan bersama, dengan berbelanja, menikmati hidangan,


(12)

bermain, menonton di bioskop, karaoke, atau hanya sekedar berkumpul dan melihat – lihat.

Selain pusat perbelanjaan, atau yang lebih dikenal dengan istilah mall, ada juga hiburan yang dikenal dengan sebutan pasar malam. Tidak jauh berbeda dengan

mall, pasar malam juga menyediakan berbagai hiburan bagi masyarakat,

khususnya pada malam hari. Pasar malam dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin memperoleh hiburan bersama keluarga, kerabat, atau teman – teman. Biasanya pasar malam menyediakan berbagai macam barang dagangan, seperti produk – produk pakaian, kerajinan tangan, produk jasa, elektronik, dan sebagainya. Selain itu, ada juga berbagai macam jajanan / kuliner, serta hiburan seperti pertunjukan musik, pagelaran seni, dan sebagainya.

Namun saat ini, pasar malam yang lebih dikenal oleh masyarakat adalah pasar malam yang dalam aktivitasnya terdapat wahana permainan, seperti bianglala, kora – kora, ombak banyu, dan sebagainya. Sayangnya, pasar malam tersebut saat ini kurang ideal untuk dijadikan sebagai alternatif hiburan bagi seluruh masyarakat. Saat ini, hanya sebagian kecil masyarakat yang masih tertarik untuk berkunjung ke pasar malam guna memperoleh hiburan. Pasar malam ini dianggap kurang layak bagi masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas, karena beberapa faktor diantaranya, masalah keamanan dan kelayakan permainan, rawan kriminalitas, masalah kebersihan, ketertiban, dan isu – isu sosial lainnya.

Jika dilihat dari latar belakang sejarah, pasar malam yang awalnya muncul di Indonesia bukanlah yang demikian. Pasar malam merupakan acara tahunan yang digelar untuk pameran dan promosi produk – produk kerajinan, perkebunan, industri, dan sebagainya. Pasar malam tersebut pada masa kolonial Belanda

Universitas Kristen Maranatha


(13)

dikenal dengan istilah jaarbeurs. Mungkin tidak jauh berbeda dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) sekarang. Selain itu, ada juga berbagai atraksi dan perlombaan yang diadakan selama pasar malam jaarbeurs berlangsung. Pasar malam yang demikian lebih memiliki banyak dampak positif, dan sedikit dampak negatif, dibanding dengan pasar malam berpindah – pindah yang memiliki wahana permainan. Oleh karena itu, masyarakat perlu untuk lebih memahami bahwa pasar malam yang sesungguhnya menurut sejarah di Indonesia adalah pasar malam yang merupakan acara bursa tahunan, bukan lagi pasar malam yang memiliki wahana permainan. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk berkunjung ke pasar malam, karena selama ini alasan mengapa masyarakat, khususnya masyarakat menengah dan menengah ke atas cenderung enggan untuk berkunjung ke pasar malam adalah karena citra negatif yang ditimbulkan pasar malam yang memiliki wahana permainan.

Permasalahan mengenai bagaimana mengembalikan citra pasar malam, dari citra negatif mengenai pasar malam dengan wahana permainannya, menjadi citra positif dari pasar malam Jaarbeurs, menjadi dasar diperlukannya perancangan

brand dan media promosi untuk repositioning pasar malam jaarbeurs di kota Bandung. Oleh karena itu, dengan adanya perancangan brand dan media promosi untuk repositioning pasar malam jaarbeurs di kota Bandung, diharapkan dapat

membangkitkan kembali pasar malam jaarbeurs yang dulu pernah ada di kota

Bandung, menjadi salah satu hiburan pilihan masyarakat khususnya masyarakat kota Bandung.


(14)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, berikut ini akan dirumuskan pokok – pokok persoalan yang akan dibahas, dianalasis, dan dipecahkan dalam perancangan ini, yaitu sebagai berikut.

(1) Bagaimana pemahaman masyarakat mengenai pasar malam yang ada di Indonesia ?

(2) Bagaimana merancang sebuah brand untuk repositioning pasar malam

menjadi pasar malam jaarbeurs ?

(3) Bagaimana merancang sebuah media komunikasi visual yang tepat untuk

mempromosikan pasar malam jaarbeurs sebagai hiburan yang menarik bagi

masyarakat ?

1.2.2 Ruang Lingkup

Pembahasan masalah dibatasi pada permasalahan upaya menciptakan citra masyarakat tentang pasar malam yang sebelumnya mengenai wahana permainan menjadi kegiatan pameran industri, khususnya masyarakat yang berasal dari kalangan menengah dan menengah ke atas di wilayah Jawa Barat, rentang usia 13 – 30 tahun, dengan dewasa awal sebagai target primer, dan anak muda sebagai target sekunder. Waktu penelitian dan perancangan dilakukan dari Agustus – Desember 2013.

Universitas Kristen Maranatha


(15)

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, berikut ini merupakan hasil yang ingin diperoleh yaitu sebagai berikut : (1) Menginformasikan kepada masyarakat mengenai pasar malam di Indonesia ditinjau dari sejarahnya.

(2) Merancang sebuah brand untuk repositioning pasar malam menjadi pasar malam jaarbeurs.

(3) Merancang sebuah media komunikasi visual yang tepat untuk

mempromosikan pasar malam jaarbeurs sebagai hiburan yang menarik bagi

masyarakat.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, digunakan data – data yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut.

(1) Wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.

(2) Observasi secara langsung ke lokasi pasar malam untuk melakukan pendekatan kepada subjek ataupun objek yang diteliti, dengan tujuan untuk mengamati secara langsung kondisi di lapangan.

(3) Kuesioner yang dibagikan kepada target dari perancangan ini untuk memperoleh data mengenai apa yang diketahui oleh responden perihal pasar malam, dan bagaimana ketertarikan responden terhadap pasar malam.

(4) Studi pustaka sebagai metode untuk memperoleh berbagai informasi maupun referensi yang dibutuhkan, melalui buku, majalah, artikel, jurnal, dan sebagainya.


(16)

1.5 Skema Perancangan

Penyebab Masalah  Dualisme pengertian mengenai pasar malam

 Masyarakat lebih banyak memahami pasar malam sebagai hiburan dengan wahana permainannya.

 Sedikitnya pemahaman masyarakat tentang sejarah pasar malam jaarbeurs

Teori Promosi Teori Event

Teori Branding

Teori Advertising

Teori Repositioning

Observasi Wawancara

Kuesioner Studi Pustaka

Teori Penunjang Metode Penelitian

Konsep Perancangan

Strategi Komunikasi

Pra-event dan event Jaarbeurs Website Poster, brosur Social network Ambient media Segmentasi Targeting Positioning

Gaya gambar art deco

Tampilan desain vintage

Logo Tipografi

Tagline

Strategi Media Metode Kreatif

Perancangan Brand dan Promosi Pasar Malam Pemecahan Masalah

Masalah

 Pengertian masyarakat tentang pasar malam melenceng

 Akibatnya, muncul keengganan masyarakat, terutama yang berasal dari kalangan menengah ke atas untuk berkunjung ke pasar malam

 Pasar malam yang dipahami masyarakat saat ini memiliki citra yang buruk, karena cenderung memberikan dampak negatif

Fakta

 Hiburan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat

 Ada beragam jenis hiburan yang dimiliki oleh masyarakat di Indonesia  Salah satu jenis hiburan yang sudah lama ada di Indonesia yaitu Pasar

Malam

 Pasar malam merupakan salah satu tradisi yang dimiliki Indonesia, yang pada awalnya diserap dari luar negeri.

Tujuan Akhir

Agar pasar malam jaarbeurs dapat kembali berlangsung di kota Bandung

Universitas Kristen Maranatha


(17)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian yang terdiri dari ruang lingkup serta batasan masalah, teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan teori – teori yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis masalah dan dalam perancangan.

BAB III DATA DAN ANALISIS

Berisi data – data mengenai instansi / lembaga yang terkait dengan perancangan, masyarakat yang menjadi target, data dari narasumber yang melalui wawancara, kuesioner dan sebagainya, data mengenai proyek sejenis, analisis data, dan SWOT.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Strategi yang digunakan dalam perancangan untuk memecahkan permasalahan, meliputi konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, konsep visual, serta hasil perancangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang terdiri dari jawaban, solusi, kelebihan, serta saran dari sidang, rekomendasi, dan arahan pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan penganalisisan permasalahan, serta perancangan dan pembahasan karya yang telah dilakukan, berikut ini kesimpulan yang diperoleh, yaitu sebagai berikut. (1) Pemahaman masyarakat, khususnya anak muda di kota Bandung sebagai target, mengenai pasar malam sangat beragam. Secara umum, ada tiga bentuk pasar malam yang dipahami, yaitu pertama, pasar malam yang merupakan aktivitas jual beli sayur / daging (pasar tradisional), kedua pasar malam yang merupakan wahana permainan anak – anak, dan ketiga yaitu pasar malam yang merupakan kegiatan pameran dagang. Namun dari ketiga pemahaman tersebut, yang paling banyak dipahami sebagai pasar malam adalah pasar malam yang merupakan wahana permainan, termasuk segala citra buruk yang melekat pada pasar malam tersebut. (2) Pasar Malam Jaarbeurs

merupakan event yang pernah berjaya di kota Bandung pada rentang waktu

1920an hingga 1930an. Untuk mengembalikan kejayaan tersebut dilakukan dengan merancang sebuah brand yang menampilkan kembali nuansa pasar malam

jaarbeurs tempo dulu, yang disesuaikan dengan minat dan ketertarikan target pada masa kini, sehingga mereka dapat memahami bahwa Jaarbeurs merupakan bentuk pasar malam yang sesungguhnya. (3) Untuk mendukung penyampaian komunikasi mengenai pasar malam jaarbeurs sebagai pasar malam sesungguhnya, perlu dirancang media komunikasi. Media yang tepat untuk menyampaikan komunikasi tersebut dirancang ke dalam tahapan – tahapan mulai dari tahap

Universitas Kristen Maranatha


(19)

edukasi, hingga tahap pelaksanaan event Pasar Malam Jaarbeurs. Media yang dirancang adalah media – media yang dekat dengan target, yaitu media internet dan media sosial. Media digital dan media cetak tetap digunakan, namun penggunaannya lebih diarahkan kepada media – media internet dan media sosial. (4) Perancangan event Pasar Malam Jaarbeurs merupakan media yang efektif untuk mereposisi pemahaman target tentang pasar malam kepada pasar malam

jaarbeurs. (5) Karya – karya yang dihasilkan dalam perancangan event Pasar Malam Jaarbeurs memiliki kolerasi dengan topik mengenai hiburan di Indonesia.

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi pemerintah Kota Bandung

Kota Bandung dikenal sebagai creative city, oleh karena itu perlu diadakan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan industri kreatif yang ada di kota Bandung, misalnya kegiatan seperti Pasar Malam Jaarbeurs. Pemerintah juga sebaiknya memperhatikan warisan sejarah yang pernah ada di kota Bandung, tidak hanya warisan sejarah secara fisik seperti bangunan – bangunan, situs – situs, tetapi juga seperti kegiatan – kegiatan yang pernah berlangsung pada tempo dulu.

5.2.2 Saran bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat lebih aktif untuk melestarikan warisan sejarah yang ada di kota Bandung, dengan cara mencari informasi melalui internet, buku, dan sebagainya, serta turut mendukung perkembangan industri kreatif di kota Bandung dengan cara membeli produk – produknya.


(20)

Universitas Kristen Maranatha

58

5.2.3 Saran bagi pihak DKV

Pihak – pihak yang terkait dalam bidang keilmuan DKV diharapkan dapat lebih memperhatikan hal – hal yang berkontribusi untuk perkembangan daerah, melalui perancangan – perancangan komunikasi visual yang mempromosikan daerahnya, meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan sektor industri, dan sebagainya.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta : ANDI Kunto, Haryoto. 1984. Wajah Bandung Tempo Doeloe. Bandung : Granesia Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung : Granesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa. 2008 Edisi 4. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, C.V.

ANDI.

Asensio, Paco. 2012. Star Graphic Designers. Spanyol, Maomao Publications.


(1)

1.5 Skema Perancangan

Penyebab Masalah

Dualisme pengertian mengenai pasar malam

 Masyarakat lebih banyak memahami pasar malam sebagai hiburan dengan wahana permainannya.

 Sedikitnya pemahaman masyarakat tentang sejarah pasar malam jaarbeurs

Teori Promosi Teori Event

Teori Branding

Teori Advertising

Teori Repositioning

Observasi Wawancara

Kuesioner Studi Pustaka Teori Penunjang Metode Penelitian

Konsep Perancangan

Strategi Komunikasi

Pra-event dan event Jaarbeurs Website Poster, brosur Social network Ambient media Segmentasi Targeting Positioning

Gaya gambar art deco

Tampilan desain vintage

Logo Tipografi

Tagline

Strategi Media Metode Kreatif

Perancangan Brand dan Promosi Pasar Malam Pemecahan Masalah

Masalah

 Pengertian masyarakat tentang pasar malam melenceng

 Akibatnya, muncul keengganan masyarakat, terutama yang berasal dari kalangan menengah ke atas untuk berkunjung ke pasar malam

 Pasar malam yang dipahami masyarakat saat ini memiliki citra yang buruk, karena cenderung memberikan dampak negatif

Fakta

 Hiburan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat

 Ada beragam jenis hiburan yang dimiliki oleh masyarakat di Indonesia

 Salah satu jenis hiburan yang sudah lama ada di Indonesia yaitu Pasar Malam

 Pasar malam merupakan salah satu tradisi yang dimiliki Indonesia, yang pada awalnya diserap dari luar negeri.

Tujuan Akhir


(2)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian yang terdiri dari ruang lingkup serta batasan masalah, teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan teori – teori yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis masalah dan dalam perancangan.

BAB III DATA DAN ANALISIS

Berisi data – data mengenai instansi / lembaga yang terkait dengan perancangan, masyarakat yang menjadi target, data dari narasumber yang melalui wawancara, kuesioner dan sebagainya, data mengenai proyek sejenis, analisis data, dan SWOT.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Strategi yang digunakan dalam perancangan untuk memecahkan permasalahan, meliputi konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, konsep visual, serta hasil perancangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang terdiri dari jawaban, solusi, kelebihan, serta saran dari sidang, rekomendasi, dan arahan pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan penganalisisan permasalahan, serta perancangan dan pembahasan karya yang telah dilakukan, berikut ini kesimpulan yang diperoleh, yaitu sebagai berikut. (1) Pemahaman masyarakat, khususnya anak muda di kota Bandung sebagai target, mengenai pasar malam sangat beragam. Secara umum, ada tiga bentuk pasar malam yang dipahami, yaitu pertama, pasar malam yang merupakan aktivitas jual beli sayur / daging (pasar tradisional), kedua pasar malam yang merupakan wahana permainan anak – anak, dan ketiga yaitu pasar malam yang merupakan kegiatan pameran dagang. Namun dari ketiga pemahaman tersebut, yang paling banyak dipahami sebagai pasar malam adalah pasar malam yang merupakan wahana permainan, termasuk segala citra buruk yang melekat pada pasar malam tersebut. (2) Pasar Malam Jaarbeurs

merupakan event yang pernah berjaya di kota Bandung pada rentang waktu

1920an hingga 1930an. Untuk mengembalikan kejayaan tersebut dilakukan dengan merancang sebuah brand yang menampilkan kembali nuansa pasar malam jaarbeurs tempo dulu, yang disesuaikan dengan minat dan ketertarikan target pada masa kini, sehingga mereka dapat memahami bahwa Jaarbeurs merupakan bentuk pasar malam yang sesungguhnya. (3) Untuk mendukung penyampaian komunikasi mengenai pasar malam jaarbeurs sebagai pasar malam sesungguhnya, perlu dirancang media komunikasi. Media yang tepat untuk menyampaikan komunikasi tersebut dirancang ke dalam tahapan – tahapan mulai dari tahap


(4)

edukasi, hingga tahap pelaksanaan event Pasar Malam Jaarbeurs. Media yang dirancang adalah media – media yang dekat dengan target, yaitu media internet dan media sosial. Media digital dan media cetak tetap digunakan, namun penggunaannya lebih diarahkan kepada media – media internet dan media sosial. (4) Perancangan event Pasar Malam Jaarbeurs merupakan media yang efektif untuk mereposisi pemahaman target tentang pasar malam kepada pasar malam jaarbeurs. (5) Karya – karya yang dihasilkan dalam perancangan event Pasar Malam Jaarbeurs memiliki kolerasi dengan topik mengenai hiburan di Indonesia.

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi pemerintah Kota Bandung

Kota Bandung dikenal sebagai creative city, oleh karena itu perlu diadakan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan industri kreatif yang ada di kota Bandung, misalnya kegiatan seperti Pasar Malam Jaarbeurs. Pemerintah juga sebaiknya memperhatikan warisan sejarah yang pernah ada di kota Bandung, tidak hanya warisan sejarah secara fisik seperti bangunan – bangunan, situs – situs, tetapi juga seperti kegiatan – kegiatan yang pernah berlangsung pada tempo dulu.

5.2.2 Saran bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat lebih aktif untuk melestarikan warisan sejarah yang ada di kota Bandung, dengan cara mencari informasi melalui internet, buku, dan sebagainya, serta turut mendukung perkembangan industri kreatif di kota Bandung dengan cara membeli produk – produknya.


(5)

5.2.3 Saran bagi pihak DKV

Pihak – pihak yang terkait dalam bidang keilmuan DKV diharapkan dapat lebih memperhatikan hal – hal yang berkontribusi untuk perkembangan daerah, melalui perancangan – perancangan komunikasi visual yang mempromosikan daerahnya, meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan sektor industri, dan sebagainya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta : ANDI Kunto, Haryoto. 1984. Wajah Bandung Tempo Doeloe. Bandung : Granesia Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung : Granesia Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa. 2008 Edisi 4. Jakarta, PT. Gramedia

Pustaka Umum.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, C.V. ANDI.

Asensio, Paco. 2012. Star Graphic Designers. Spanyol, Maomao Publications. How to Design a Logo (justcreative.com, diunduh 11.39, 7 Maret 2013)