Perancangan Artbook Pasar Malam Bandung.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN ARTBOOK PASAR MALAM BANDUNG

Oleh

Eunike Tania

NRP 0964007

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis kebudayaan. Pasar malam Bandung merupakan salah satu hiburan rakyat yang adalah bagian dari budaya Indonesia. Dalam pasar malam Bandung tersimpan keunikan dan nilai historis. Oleh sebab itu sangat disayangkan bila hiburan ini hilang begitu saja tergerus jaman tanpa ada “jejak” yang mengabadikannya.

Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah membuat sebuah “jejak” yang dapat memperkenalkan ataupun mengingatkan kembali pasar malam Bandung kepada masyarakat. Manfaat perancangan adalah agar keberadaan pasar malam Bandung lestari dalam sebuah media formal serta menumbuhkan penghargaan dan kecintaan dari pembacanya.

Metode yang digunakan ialah dengan membuat artbook, dimana terdapat 3 buah diorama yang dilengkapi dengan musik didalamnya, sebagai media utama serta didukung dengan media promosi berupa x-banner, poster, dan gimmick. Melalui perancangan artbook ini masyarakat mendapatkan informasi mengenai pasar malam Bandung dan kemudian diharapkan akan tumbuh penghargaan serta kecintaan terhadap budaya ini.


(2)

ABSTRACT

ARTBOOK DESIGN OF BANDUNG FAIRGROUND

Submitted by

Eunike Tania

NRP 0964007

Indonesia is a country which is rich with various kinds of culture. Bandung fairground is one of a public entertainment which is a part of the Indonesian culture. Inside the Bandung fairground stored its unique and historical value. Therefore, it’s a great pity if this kind of entertainment would just vanished, eroded by the technological advancement; without anybody made any track to conserve it.

Therefore, the purpose of this design is to make a track which is able to introduce or to remind people of the Bandung fairground. The benefit of this design is to save the existence of Bandung fairground in a formal media and to grow the appreciation and interest of the readers.

The method used is to make an artbook, with 3 dioramas accompany with music, as the main media and supported by x-banner, poster and gimmick as the promotion media. Through this artbook design, the people would get the information regarding the Bandung fairground and then they would give more appreciation and interest to this culture.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Artbook ... 5

2.1.1 Keunggulan Artbook ... 6

2.2 Diorama ... 7

2.3 Tunnel Book / Peepshow Book ... 8

2.4 Ilustrasi ... 9

2.5 Teori Psikologi Dewasa Awal ... 10

2.6 Teori Kebudayaan ... 11

BAB 3 DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 13

3.1 Data dan Fakta ... 13

3.1.1 Tuttle Publishing ... 13

3.1.2 Pasar Malam ... 14


(4)

3.1.2.2 Pasar Malam di Bandung ... 16

3.1.3 Wawancara ... 23

3.1.3.1 Wawancara dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bandung ... 23

3.1.3.2 Wawancara dengan Awak Pasar Malam ... 24

3.1.3.3 Wawancara dengan Her Suganda ... 25

3.1.4 Kuesioner ... 26

3.1.5 Tinjauan Karya Sejenis ... 32

3.1.5.1 Buku “Fairground Art, Travelling Fairs : The Art Forms of Travelling Fairs, Carrousels, and Carnival Midway” ... 32

3.1.6.2 Buku “Maisy’s Fairground : A Maisy’s Pop-up-and-play Book” ... 33

3.1.6.3 Pasar Malam 3d Card ... 34

3.1.6.4 Tabel Perbandingan ... 36

3.2 Analisis terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 37

3.2.1 Segmenting, Targeting, Positioning (STP) ... 37

3.2.1.1 Segmenting ... 37

3.2.1.2 Targeting ... 37

3.2.1.3 Positioning ... 38

3.2.2 Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). ... 38

3.2.2.1 Strength ... 38

3.2.2.2 Weakness ... 38

3.2.2.3 Opportunity ... 39

3.2.2.4 Threat ... 39

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH ... 40

4.1 Konsep Komunikasi ... 40

4.2 Konsep Kreatif ... 41

4.2.1 Tipografi ... 41

4.2.2 Warna... 42

4.2.3 Ilustrasi. ... 42

4.2.4 Ornamen ... 44

4.3 Konsep Media ... 46

4.4 Hasil Karya ... 46

4.4.1 Buku ... 46


(5)

4.4.1.2 Hasil Karya Buku ... 47

4.4.2 Diorama ... 61

4.4.2.1 Spesifikasi Diorama ... 61

4.4.2.2 Hasil Karya Diorama Wahana ... 61

4.4.2.3 Hasil Karya Diorama Jajanan ... 63

4.4.2.4 Hasil Karya Diorama Dagangan ... 65

4.4.3 Media Promosi ... 67

4.4.3.1 X-Banner ... 67

4.4.3.2 Poster ... 68

4.4.3.3 Gimmick ... 72

4.5 Budgeting ... 73

BAB 5 PENUTUP ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Artbook ... 6

Gambar 2.2 Hiroshige Ando Paper Diorama... 7

Gambar 2.3 Shadow of Pine Island Diorama ... 8

Gambar 2.4 Don Quixote Tunnel Book ... 9

Gambar 2.5 The Thames Tunnel Peepshow. ... 9

Gambar 3.1 Logo Tuttle Publishing ... 13

Gambar 3.2 Contoh Buku Terbitan Tuttle Publishing ... 14

Gambar 3.3 Tong Setan... 18

Gambar 3.4 Ombak Banyu ... 18

Gambar 3.5 Komidi Putar ... 18

Gambar 3.6 Bianglala ... 19

Gambar 3.7 Kora-kora ... 19

Gambar 3.8 Kereta Api Mini... 20

Gambar 3.9 Bom-bom Car ... 20

Gambar 3.10 Pancing ikan ... 20

Gambar 3.11 Mandi Bola ... 21

Gambar 3.12 Helikopter Mini ... 21

Gambar 3.13 Balon Udara ... 22

Gambar 3.14 Zorbing Ball ... 22

Gambar 3.15 Istana Balon ... 22

Gambar 3.16 Contoh Jajanan dan Dagangan ... 23

Gambar 3.17 Diagram Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pasar Malam ... 27

Gambar 3.18 Diagram Tingkat Ketertarikan Masyarakat Terhadap Pasar Malam ... 27

Gambar 3.19 Diagram Jumlah Masyarakat yang Pernah dan Tidak Pernah Mengunjungi Pasar Malam ... 28

Gambar 3.20 Diagram Pendapat Masyarakat Mengenai Hal yang Paling Menarik Dalam Pasar Malam ... 28

Gambar 3.21 Diagram Alasan Masyarakat Tidak Pernah Mengunjungi Pasar Malam ... 29

Gambar 3.22 Diagram Pendapat Masyarakat Mengenai Pelestarian Pasar Malam ... 29

Gambar 3.23 Diagram Tingkat Minat Masyarakat Terhadap Buku ... 30


(7)

Gambar 3.25 Diagram Tingkat Minat Masyarakat Terhadap Buku yang Membahas

Mengenai Pasar Malam ... 31

Gambar 3.26 Diagram Tingkat Kesediaan Masyarakat Untuk Membeli Buku yang Membahas Mengenai Pasar Malam ... 31

Gambar 3.27 Cover Buku “Fairground Art” ... 32

Gambar 3.28 Isi Buku “Fairground Art” ... 33

Gambar 3.29 Cover Buku “Maisy’s Fairground” ... 33

Gambar 3.30 Isi Buku “Maisy’s Fairground”... 34

Gambar 3.31 Pasar Malam 3d Card ... 34

Gambar 3.32 Isi Pasar Malam 3d Card ... 40

Gambar 4.1 Font Pada Pasar Malam Bandung ... 41

Gambar 4.2 Warna Pada Pasar Malam Bandung ... 42

Gambar 4.3 Contoh llustrasi Iklan Jaman Belanda ... 43

Gambar 4.4 Contoh Ilustrasi Pada Artbook ... 43

Gambar 4.5 Ragam Hias Pajajaran ... 44

Gambar 4.6 Batik Papangkah Cendrawasih Garut ... 45

Gambar 4.7 Ornamen Art Nouveau dan Art Deco ... 45

Gambar 4.8 Contoh Aplikasi Ornamen ... 45

Gambar 4.9 Sampul Depan dan Belakang ... 47

Gambar 4.10 Sampul Spread ... 47

Gambar 4.11 Title Page ... 48

Gambar 4.12 Daftar Isi ... 48

Gambar 4.13 Halaman 1-2 ... 49

Gambar 4.14 Halaman 3-4 ... 49

Gambar 4.15 Awal Bab, Halaman 5-6 ... 50

Gambar 4.16 Halaman 7-8 ... 51

Gambar 4.17 Halaman 9-10 ... 51

Gambar 4.18 Halaman 11-12 ... 52

Gambar 4.19 Halaman 13-14 ... 52

Gambar 4.20 Halaman 15-16 ... 53

Gambar 4.21 Halaman 17-18 ... 53

Gambar 4.22 Halaman 19-20 ... 54

Gambar 4.23 Halaman 21-22 ... 54


(8)

Gambar 4.25 Halaman 25-26 ... 55

Gambar 4.26 Halaman 27-28 ... 56

Gambar 4.27 Halaman 29-30 ... 56

Gambar 4.28 Halaman 31-32 ... 57

Gambar 4.29 Halaman 33-34 ... 57

Gambar 4.30 Halaman 35-36 ... 58

Gambar 4.31 Halaman 37-38 ... 58

Gambar 4.32 Awal Bab, Halaman 39-40 ... 59

Gambar 4.33 Halaman 41-42 ... 59

Gambar 4.34 Halaman 43-44 ... 60

Gambar 4.35 Halaman 45-46 ... 60

Gambar 4.36 Diorama 1 - Sampul ... 61

Gambar 4.37 Diorama 1 - Tampak Depan ... 62

Gambar 4.38 Diorama 1 - Tampak Atas... 62

Gambar 4.39 Diorama 1 - Tampak Dalam ... 63

Gambar 4.40 Diorama 2 - Sampul ... 63

Gambar 4.41 Diorama 2 - Tampak Depan ... 64

Gambar 4.42 Diorama 2 - Tampak Atas ... 64

Gambar 4.43 Diorama 2 - Tampak Dalam ... 65

Gambar 4.44 Diorama 3 - Sampul ... 65

Gambar 4.45 Diorama 3 - Tampak Depan ... 66

Gambar 4.46 Diorama 3 - Tampak Atas ... 66

Gambar 4.47 Diorama 1 - Tampak Dalam ... 67

Gambar 4.48 X-Banner ... 68

Gambar 4.49 Poster Wahana ... 69

Gambar 4.50 Poster Jajanan ... 70

Gambar 4.51 Poster Dagangan ... 71

Gambar 4.52 Gimmick ... 72


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 4 Tabel 3.1 Perbandingan Karya Sejenis ... 36


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data... 78 Lampiran B Sketsa ... 95


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis kebudayaan. Seperti yang

dikatakan oleh Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki tujuh unsur yaitu bahasa, sistem

organisasi, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata

pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Masing-masing unsur memiliki fungsi

yang berbeda-beda.

Salah satu fungsi dari unsur kebudayaan adalah untuk menghibur. Sebagai contoh,

fungsi hiburan dalam cerita rakyat pada unsur bahasa, fungsi hiburan dalam tari-tarian

pada unsur kesenian, dan juga fungsi hiburan pada perpaduan unsur sistem mata

pencaharian hidup dan kesenian yang menghasilkan hiburan pasar malam.

Pasar malam merupakan hiburan yang kemunculannya memiliki keterkaitan dengan

masuknya Belanda ke Indonesia. Seperti yang dikatakan Haryoto Kunto dalam bukunya

yang berjudul “Wajah Bandoeng Tempo Doeloe”, terdapat bursa tahunan

Jaarbeurs di

Bandung pada tahun 1920 yang diprakarsai oleh Belanda. Meskipun bentuknya berbeda

dengan bentuk pasar malam pada saat ini, namun tidak dapat dipungkiri terdapat

hubungan antara keduanya. Dalam sebuah pasar malam terdapat berbagai jenis wahana,

jajanan, dan barang dagangan.

Namun, pasar malam yang tadinya merupakan alternatif hiburan utama seluruh kalangan

masyarakat lambat laun bergeser menjadi hiburan yang hanya diminati kalangan

menengah ke bawah. Teknologi yang semakin mutakhir menawarkan berbagai

kemudahan serta gaya hidup baru yang terkadang justru meninggalkan pola-pola lama

yang bersifat tradisional. Banyaknya alternatif hiburan modern membuat hiburan rakyat

tradisional lambat laun mulai terpinggirkan. Makin hari pasar malam makin tidak


(12)

diminati oleh masyarakat, bahkan oleh kalangan menengah ke bawah sendiri. Pasar

malam sudah tidak sejaya dulu dan tidak menutup kemungkinan bahwa suatu hari akan

hilang tergerus jaman.

Dalam rangka melestarikan pasar malam khususnya di Kota Bandung, maka diperlukan

sebuah jejak. Bentuk dari jejak tersebut dapat sangat bervariasi. Penulis memilih salah

satu bentuk yang dapat menjawab permasalahan yang ada, yaitu berupa artbook yang

didalamnya mengupas pasar malam Bandung dengan fokus bahasan pada keunikan yang

dimilikinya. Di dalam artbook diselipkan diorama yang dilengkapi dengan musik untuk

memberikan pengalaman visual-taktil yang lebih kaya sehingga dapat menyampaikan

informasi secara menarik dan tepat sasaran.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Permasalahan yang akan dibahas adalah :

1.

Bagaimana cara memperkenalkan ataupun mengingatkan kembali pasar malam

Bandung kepada masyarakat?

2.

Bagaimana merancang artbook mengenai pasar malam Bandung yang dapat

diminati oleh masyarakat?

Perancangan artbook ini ditujukan kepada masyarakat kalangan menengah dan

menengah ke atas. sedangkan batasan pembahasan artbook ini adalah pasar malam di

Bandung. Isi bahasan dalam artbook dibatasi mengingat keterbatasan waktu.

1.3 Tujuan Perancangan

1.

Membuat artbook yang dapat memperkenalkan ataupun mengingatkan kembali

pasar malam Bandung kepada masyarakat.

2.

Membuat artbook dengan memfokuskan bahasan pada keunikannya serta

menyelipkan diorama yang dilengkapi dengan musik didalamnya.


(13)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah :

1.4.1 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan tatap muka dan tanya

jawab langsung antar pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber

data. Wawancara dilakukan kepada Iwan Rusmawan dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, Bagus yang merupakan awak pasar malam, dan Her Suganda seorang

pensiunan wartawan Kompas Bandung dan penulis buku Jendela Bandung.

1.4.2 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan

terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Penulis menggunakan data dari

buku-buku terkait serta situs internet resmi untuk memperkuat informasi yang didapatkan.

1.4.3 Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis

mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di

dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang

sudah ada. Kuesioner dibagikan kepada 100 responden yang merupakan masyarakat

Kota Bandung.


(14)

1.5 Skema Perancangan


(15)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pasar malam Bandung merupakan bagian dari budaya Indonesia. Meskipun bentuk

hiburan ini tidak diciptakan oleh Indonesia, namun dalam pasar malam Bandung

tersimpan keunikan yang berbeda dari budaya asalnya. Wahana yang digerakkan oleh

tenaga manusia, jajanan yang berbaur dengan kuliner tradisional, atraksi yang

menantang maut, dsb. merupakan hal-hal yang patut untuk diapresiasi. Pasar malam

Bandung juga memiliki nilai historis karena telah ada sejak tahun 70-an. Oleh sebab itu

sangat disayangkan bila hiburan ini hilang begitu saja tanpa ada jejak yang

mengabadikannya.

jejak yang ada sekarang terbatas hanya pada foto-foto maupun video yang diunggah oleh

orang-orang yang pernah mengunjunginya. Sejauh ini belum ditemui media yang secara

formal membahas, memberikan informasi mengenai pasar malam Bandung dan

memperkenalkannya. Selain itu penghargaan masyarakat yang minim, pandangan sinis

mengenai keberadaannya, dan juga pendapat bahwa pasar malam Bandung hanya

sekedar bisnis rakyat memperburuk keadaan. Karena itu diperlukan sebuah jejak yang

dapat melestarikan keberadaan pasar malam Bandung dengan cara merekam informasi

ke dalam sebuah media. Didalamnya, keunikan yang dimiliki pasar malam Bandung

diangkat kembali serta kepada masyarakat diberikan pandangan baru sehingga tumbuh

penghargaan, kecintaan, dan lebih lanjut lagi diharapkan muncul pihak-pihak yang turut

melestarikan sesuai dengan kompetensi masing-masing.

5.2 Saran

Pasar malam Bandung memegang peranan penting sebagai hiburan rakyat kota Bandung

yang terjangkau hingga kalangan menengah ke bawah. Pemerintah kota Bandung

seharusnya berperan sebagai pihak yang peduli terhadap keberadaan hiburan ini, tidak


(16)

bersikap acuh dan hanya menganggapnya sebagai bisnis rakyat. Masih banyak yang

bisa dibenahi, diangkat, dan dijadikan sebuah potensi hiburan yang lebih baik. Akan

sangat disayangkan bila hiburan ini suatu saat hilang tergerus jaman. Hal ini tidaklah

mustahil mengingat jumah pengunjung yang kian hari kian menurun.

Diharapkan juga banyak masyarakat terutama generasi muda yang ikut peduli.

Muda-mudi Bandung yang dikenal dengan kreativitasnya tentu seharusnya dapat melakukan

berbagai hal dalam rangka melestarikan keberadaan pasar malam Bandung.

5.3 Saran dari Dosen Penguji

Untuk penjilidan buku, penulis disarankan untuk lebih memperhatikan teknik

bookbinding agar halaman tidak mudah lepas dari punggung buku. Jika memungkinkan

diprint di kertas A1, agar penjilidan dapat dikerjakan dengan sistem jahit. Selain itu

juga, akan lebih baik bila buku dibuatkan box nya karena artbook cukup rapuh. Untuk

isi dalam buku, pada bagian isi bab Wahana, ukuran infografik perlu diperbesar untuk

alasan keterbacaan.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Suganda, Her. 2007. Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas. Jakarta :

Penerbit Buku Kompas.

Kunto, Haryanto. 1984. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Jakarta : Granesia.

F. J. Monks ; A.M.P. Knoers dan Siti Rahayu Haditono. 2001. Psikologi Perkembangan

:Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Hurlock, Elizabeth B. 1994. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Penner, Gwen. 2000. Discovering Artists Books : The Art, The Artists and The Issues.

Dissertation. Master of Arts in Design and Advertising. Syracuse University.

New York.

University of North Texas Libraries. “Pop

-Up and Movable Books, A Tour through

Their History”,

(Online),

(http://www.library.unt.edu/rarebooks/exhibits/popup2/

default.htm, diakses 30 Oktober 2013).

Wiratmo, Triyadi G. 2009.

Transformasi Fungsi Gambar dalam Ilustrasi: Dari

Dekorasi Visual, Interpretasi Visual, Jurnalis Visual sampai Opini Visual

”,

(Online), (

http://dgi-indonesia.com/transformasi-fungsi-gambar-dalam-ilustrasi-

dari-dekorasi-visual-interpretasi-visual-jurnalis-visual-sampai-opini-visual/ ,

diakses 4 September 2013).


(18)

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran, (Penggunaan dan

Pembuatannya). Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset.

Koentjaraningrat. 1976. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Anropolog. Jakarta : Rineka Cipta.

Ihromi, Tapi O. 1994. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Gramedia.

Didit, Pradito ; Herman Jusuf, dan Saftiyaningsih K. Atik. 2010. The Dancing Peacock :

Colours and Motifs of Priangan Batik. Jakarta : Gramedia.


(1)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah :

1.4.1 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan tatap muka dan tanya jawab langsung antar pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara dilakukan kepada Iwan Rusmawan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Bagus yang merupakan awak pasar malam, dan Her Suganda seorang pensiunan wartawan Kompas Bandung dan penulis buku Jendela Bandung.

1.4.2 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Penulis menggunakan data dari buku-buku terkait serta situs internet resmi untuk memperkuat informasi yang didapatkan.

1.4.3 Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuesioner dibagikan kepada 100 responden yang merupakan masyarakat Kota Bandung.


(2)

1.5 Skema Perancangan


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pasar malam Bandung merupakan bagian dari budaya Indonesia. Meskipun bentuk hiburan ini tidak diciptakan oleh Indonesia, namun dalam pasar malam Bandung tersimpan keunikan yang berbeda dari budaya asalnya. Wahana yang digerakkan oleh tenaga manusia, jajanan yang berbaur dengan kuliner tradisional, atraksi yang menantang maut, dsb. merupakan hal-hal yang patut untuk diapresiasi. Pasar malam Bandung juga memiliki nilai historis karena telah ada sejak tahun 70-an. Oleh sebab itu sangat disayangkan bila hiburan ini hilang begitu saja tanpa ada jejak yang mengabadikannya.

jejak yang ada sekarang terbatas hanya pada foto-foto maupun video yang diunggah oleh orang-orang yang pernah mengunjunginya. Sejauh ini belum ditemui media yang secara formal membahas, memberikan informasi mengenai pasar malam Bandung dan memperkenalkannya. Selain itu penghargaan masyarakat yang minim, pandangan sinis mengenai keberadaannya, dan juga pendapat bahwa pasar malam Bandung hanya sekedar bisnis rakyat memperburuk keadaan. Karena itu diperlukan sebuah jejak yang dapat melestarikan keberadaan pasar malam Bandung dengan cara merekam informasi ke dalam sebuah media. Didalamnya, keunikan yang dimiliki pasar malam Bandung diangkat kembali serta kepada masyarakat diberikan pandangan baru sehingga tumbuh penghargaan, kecintaan, dan lebih lanjut lagi diharapkan muncul pihak-pihak yang turut melestarikan sesuai dengan kompetensi masing-masing.

5.2 Saran


(4)

bersikap acuh dan hanya menganggapnya sebagai bisnis rakyat. Masih banyak yang bisa dibenahi, diangkat, dan dijadikan sebuah potensi hiburan yang lebih baik. Akan sangat disayangkan bila hiburan ini suatu saat hilang tergerus jaman. Hal ini tidaklah mustahil mengingat jumah pengunjung yang kian hari kian menurun.

Diharapkan juga banyak masyarakat terutama generasi muda yang ikut peduli. Muda-mudi Bandung yang dikenal dengan kreativitasnya tentu seharusnya dapat melakukan berbagai hal dalam rangka melestarikan keberadaan pasar malam Bandung.

5.3 Saran dari Dosen Penguji

Untuk penjilidan buku, penulis disarankan untuk lebih memperhatikan teknik bookbinding agar halaman tidak mudah lepas dari punggung buku. Jika memungkinkan diprint di kertas A1, agar penjilidan dapat dikerjakan dengan sistem jahit. Selain itu juga, akan lebih baik bila buku dibuatkan box nya karena artbook cukup rapuh. Untuk isi dalam buku, pada bagian isi bab Wahana, ukuran infografik perlu diperbesar untuk alasan keterbacaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Suganda, Her. 2007. Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Kunto, Haryanto. 1984. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Jakarta : Granesia.

F. J. Monks ; A.M.P. Knoers dan Siti Rahayu Haditono. 2001. Psikologi Perkembangan :Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hurlock, Elizabeth B. 1994. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Penner, Gwen. 2000. Discovering Artists Books : The Art, The Artists and The Issues. Dissertation. Master of Arts in Design and Advertising. Syracuse University. New York.

University of North Texas Libraries. “Pop-Up and Movable Books, A Tour through Their History”, (Online), (http://www.library.unt.edu/rarebooks/exhibits/popup2/ default.htm, diakses 30 Oktober 2013).

Wiratmo, Triyadi G. 2009. “Transformasi Fungsi Gambar dalam Ilustrasi: Dari Dekorasi Visual, Interpretasi Visual, Jurnalis Visual sampai Opini Visual”, (Online), (http://dgi-indonesia.com/transformasi-fungsi-gambar-dalam-ilustrasi- dari-dekorasi-visual-interpretasi-visual-jurnalis-visual-sampai-opini-visual/ , diakses 4 September 2013).


(6)

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran, (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset.

Koentjaraningrat. 1976. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Anropolog. Jakarta : Rineka Cipta.

Ihromi, Tapi O. 1994. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Gramedia.

Didit, Pradito ; Herman Jusuf, dan Saftiyaningsih K. Atik. 2010. The Dancing Peacock : Colours and Motifs of Priangan Batik. Jakarta : Gramedia.