PENGELOLAAN PEMBELAJARAN RAMPAK BEDUG DI SANGGAR BALE SENI CIWASIAT PANDEGLANG.

(1)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TARI RAMPAK BEDUG

DI SANGGAR BALE SENI CIWASIAT PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Tari

Oleh Nanik Amelia

0900044

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Pengelolaan Pembelajaran Tari

Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni

Ciwasiat Pandeglang

Oleh Nanik Amelia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Nanik Amelia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI:

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TARI RAMPAK BEDUG DI SANGGAR BALE SENI CIWASIAT PANDEGLANG

Oleh : Nanik Amelia

0900044

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I:

Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 19650724199321001

Pembimbing II

Dra. Sri Dinar Munsan NIP. 195809291988032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen,. M.Si. NIP. 195710181985032001


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini diwujudkan dalam bentuk skripsi yang berjudul

“PENGELOLAAN PEMBELAJARAN RAMPAK BEDUG DI SANGGAR

BALE SENI CIWASIAT PANDEGLANG”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya suatu pengelolaan dalam suatu pendidikan baik formal atau nonformal. Namun sayang sekali dalam suatu sanggar atau padepokan-padepokan yang ada, pengelolaan seringkali diabaikan dan dianggap tidak terlalu penting. Padahal suatu pengelolaan pembelajaran yang baik dan benar mulai dari perencanaan, proses, dan evaluasi yang sesuai akan menciptakan suatu hasil yang sangat baik sesuai dengan tujuan. Salah satu lokasi yang peneliti ambil adalah sanggar Bale Seni Ciwasiat yang berada di kabupaten Pandeglang.

Adapun yang ingin peneliti ketahui adalah bagaimana pengelolaan pembelajaran yang ada dalam sanggar tersebut, khususnya pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug yang menjadi ciri khas sanggar ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat?, 2) Bagaimana proses pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat?, 3) Bagaimana hasil pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat?. Kajian teori yang digunakan peneliti sebagai sumber yang relevan yaitu mengenai pengelolaan pembelajaran serta buku-buku yang mendukung dalam penelitian ini.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan suatu pendekatan kualitatif dengan kegiatan observasi, wawancara, dan dari kegiatan proses belajar mengajar di sanggar tersebut. Berdasarakan hasil penelitian ini diketahui bahwa suatu pengelolaan pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan diakhiri dengan suatu evaluasi atau penilaian. Suatu pengelolaan pembelajaran baik dan benar itu sangat mempengaruhi sekali terhadap hasil pembelajaran peserta didik nantinya.

Dari hasil pengelolaan data yang peneliti dapatkan, maka disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang baik dan benar itu tidak selamanya kuno dan ketinggalan jaman. Karena di sanggar Bale Seni Ciwasiat melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik, di susul proses pembelajaran yang tidak membuat peserta didik jenuh dan diakhiri dengan suatu evaluasi yang dilakukan diluar sanggar, yaitu dengan cara peserta didik tampil dalam sebuah acara yang besar. Karena suatu evaluasi tidak selamanya dilakukan secara formal dan kaku.


(5)

ABSTRCT

This research paper is entitled learning Rampak Bedug in Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang. This research is motivated by the importance of a good management in formal and informal education. Unfortunately, in a studio art, management is often overlooked and considered less important. A good learning management, starting from planning, to process and evaluation, will create an excellent result according to the purpose. The location for conducting the research is at Sanggar Bale Seni Ciwasiat.

The researcher wants to know how to manage existing learning in the studio art, especially learning how to manage Rampak Bedug dance that characterizes this studio art. The problems ofthis research are: how they planning the course ats Sanggar Bale Seni Ciwasiat? how does the learning process at Sanggar Bale Seni Ciwasiat? how to assess the learning outcomes of dance lesson at Sanggar Bale Seni Ciwasiat? The theoty which was used by researcher as a relevant source is about the management of learning. The menthod used in this research is descriptive method. Data were collected using qualitative approach through observation, interviews, and of the activities of teaching and learning process in the studio art. Basedon the results of this research, learning management includes lesson planning, learning process, and an evaluation or assessment. A good management in learning process is really affecting all of the learning outcomes of students. From the analysis of the data, it was concluded that good management of learning is not always have to be old-fashioned and out of date because it had been found that by making a good plan, followed by applying the plan in the learning process (the process consists with interesting activities that do not make learners get bored) because an evaluation is not always done in a formal and rigid situation.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ……….... ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR BAGAN ………. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 8

C. Tujuan Penelitian ………. 8

D. Manfaat Penelitian ………... 9

E. Definisi Operasional ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 13

A. Penelitian Terdahulu ………. 13

B. Pengelolaan Pembelajaran ……… 14

1. Pengertian Umum Pengelolaan Pembelajaran ……… 14

2. Komponen-Komponen Pembelajaran Tari Di Sanggar ……….. 21

C. Kesenian Rampak Bedug ………. 25

D. Sanggar Bale Seni Ciwasiat Dalam Konteks Pendidikan Luar Sekolah 29

1. Pengertian Sanggar ………. 29

2. Komponen Pembelajaran Luar Sekolah ………. 31

BAB III METODE PENELITIAN………. 33

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 33


(7)

1. Lokasi ……… 35

2. Sumber Data Penelitian ………. 35

C. Instrument Penelitian ………...………… 36

D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 38

E. Teknik Analisis Data dan Pengolahan ……… 41

F. Langkah-Langkah Penelitian ……….. 44

1. Persiapan/Pra Penelitian ………... 44

2. Pra Observasi ……… 45

3. Observasi ………... 45

4. Pelaksanaan Penelitian ……….. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 47

A. Hasil Penelitian ……….. 47

1. Gambaran Kondisi Masyarakat Di Sekitar Sanggar . ……… 47

2. Sejarah Berdirinya Sanggar Bale Seni Ciwasiat ……… 49

3. Visi Dan Misi Sanggar Bale Seni Ciwasiat ……… 52

4. Perencanaan Pembelajaran ………... 53

5. Pelaksanaan Pembelajaran ……….... 80

6. Evaluasi Pembelajaran ……….. 87

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 93

A. Kesimpulan ………. 93

B. Rekomendasi ……….. 94

DAFTAR PUSTAKA ……….. 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 100 RIWAYAT HIDUP


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting yang harus kita perdalam untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat. Pendidikan adalah usaha dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti sempit menurut McLeod (Syah, 2008: 10) “Pendidikan berarti perbuatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian luasnya, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.

Pendidikan menurut Marimba (Manazar, 2009: 8), adalah “Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Pendidikan bagi sebagian besar orang berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Menurut Piaget (Sagala, 2006:1) berpendapat bahwa “pendidikan berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembanding dengan penciptaan yang lain”. Lebih lanjut Peaget (dalam Sagala, 2006 : 1) mengungkapkan pendidikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut”. Peranan lingkungan sangat berpengaruh atau mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kemajuan dan prestasi pendidikan. Hal ini dikarenakan setiap individu yang terlibat dalam proses pendidikan saling berinteraksi menjadi satu kesatuan dengan lingkungannya.


(9)

Pendidikan dalam lingkungan keluarga memiliki peranan yang penting terhadap perkembangan anak, karena di lingkungan keluargalah pertama kali pendidikan diperoleh. Orangtua bertanggung jawab terhadap semua peningkatan dan kemajuan pendidikan anak-anaknya. Setelah lingkungan keluarga, pendidikan diperoleh di luar lingkungan keluarga. Seorang anak dapat memperoleh pendidikan secara formal di sekolah. Di sekolah seorang guru bertanggung jawab terhadap kemajuan prestasi anak didiknya. Selain lingkungan keluarga, dan sekolah, lingkungan masyarakat atau nonformal juga sangat berperan penting dalam peningkatan prestasi anak didik, yaitu dengan peran sertanya dalam pendidikan luar sekolah.

Pendidikan dilakukan dengan sesadar-sadarnya oleh seorang manusia untuk meningkatkan kualitas hidup, pengalaman dan pengetahuannya untuk meningkatkan tarap hidup dan pendidikan pun sangat penting dalam pembangunan Nasional. Hal ini pun sejalan dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu sebagai berikut.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan Proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional, sebagai salah satu sistem pembangunan nasional, memiliki tiga subsistem pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal disebut juga pendidikan sekolah sedangkan pendidikan nonformal dan informal tercakup ke dalam pendidikan luar sekolah. Menurut pengertian Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12 “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang” sedangkan ayat 13


(10)

menyatakan “Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”.

Masing-masing subsistem mempunyai peran yang sangat penting bagi masyarakat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena saling menopang bagi kebutuhan masyarakat. Dalam UU No.20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nonformal telah diakui dan dihargai seperti yang tertuang pada pasal 26 butir 6 yang menyatakan, berikut ini.

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan”. Dalam pasal 26 pun ditegaskan, bahwa “peranan pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Berbagai hal yang bisa dikatagorikan pendidikan nonformal misalnya pelatihan-pelatihan atau kursus-kursus yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengasah kemampuan motorik atau pun psikomotornya. Pada dasarnya di dalam kursus atau pun pelatihan terdapat kegiatan proses pembelajaran maupun teori atau praktek, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi atau kemampuan akademik.

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan pengetahuan baru. Pendidikan luar sekolah merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam kependidikan nonformal. Setiap manusia yang masih melanjutkan kehidupannya sangatlah penting untuk menambah kemampuan dan pengetahuannya baik dalam pendidikan sekolah maupun pendidikan nonformal.

Selain pendidikan sekolah (pendidikan formal), pendidikan luar sekolah sangatlah penting untuk menambah pengetahuan maupun kemampuan manusia yang belum tentu mereka dapatkan di dalam pendidikan sekolah. Terdapatnya pendidikan luar sekolah di masyarakat, berbeda dengan pendidikan sekolah. Adapun yang dijelaskan oleh Unesco


(11)

dalam buku Handbook for Science Teachers (1972) (dalam Al-Kahfi, 2011: 2) berikut ini.

Pendidikan luar sekolah mempunyai derajat keketatan dan keseragaman yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat keketatan dan keseragaman pendidikan sekolah, pendidikan luar sekolah memiliki bentuk dan isi program yang bervariasi, sedangkan pendidikan sekolah pada umumnya, memiliki bentuk dan isi program yang seragam untuk setiap satuan, jenis, dan jenjang pendidikan.

Pendidikan tari sebagai bagian dari pendidikan seni memiliki fungsi dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni di sekolah formal, dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian. Menurut Plato (dalam Rohidi, 2000:5) bahwa, “Pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan, karena untuk membentuk suatu kepribadian yang baik dilakukan melalui pendidikan seni”. Dengan demikian bahwa kesenian adalah elemen yang juga sama pentingnya dalam pembentukan karakter setiap individu dan faktor yang mendasari setiap penciptaan karya seni, sebab itu pendidikan seni sebagai subsistem dalam pendidikan yang tidak bisa kita abaikan.

Berdasarkan standar isi tahun 2006, peran pendidikan seni tidak dapat digantikan mata pelajaran lain karena pendidikan seni memiliki sifat multilingual yang berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Dengan beragam kondisi siswa, seorang guru seni haruslah pandai untuk menggunakan metode yang tepat agar anak bisa tertarik dan mau belajar tari. Siswa di sekolah tidaklah semuanya menyukai seni apalagi seni tari, biasanya yang susah untuk bergabung dan mempelajari tari adalah siswa laki-laki, hal ini pernah teralami oleh peneliti sendiri dimana anak laki-laki sangat sulit untuk mengikuti pelajaran tari mereka lebih memilih untuk bolos sekolah dari pada harus ikut pelajaran tari jika adapun mereka selalu mengacaukan kondisi di kelas. Hal yang terjadi tersebut menimbulkan pembelajaran yang tidak


(12)

kondusif dan tidak efektif. Maka dari itu sangatlah penting juga bahwa berdirinya pendidikan-pendidikan di luar sekolah, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan anak yang memang dasarnya menyukai seni khususnya seni tari.

Pendidikan luar sekolah yang hadir di masyarakat dalam bidang kesenian, bisa terdapat pada sanggar-sanggar atau padepokan-padepokan yang telah didirikan di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Bertujuan untuk memberikan sejumlah keterampilan di bidang tari, mengembangkan kecakapan hidup dan mengembangkan potensi diri.

Eksistensi suatu sanggar-sangar atau padepokan-padepokan seni tidak terlepas dari pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing sanggar atau padepokan tersebut. Menurut Hersey dan Blanchard (1982) (dalam Sudjana, 2000:60) dijelaskan bahwa, “Management as working with and through individuals and groups to accomplish

organizational goals”(pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan

bersama dan melalui seseorang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi).

Adapun menurut Siagian (1983) (dalam Koswara dan Suryadi, 2007:3) mendefinisikan pengertian pengelolaan adalah sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara Rifai (1982) (dalam Koswara dan Suryadi, 2007:3) menjelaskan bahwa pengelolaan merupakan suatu bantuan agar suatu usaha dapat berjalan dengan lancar dalam upaya untuk mencapai tujuan dengan tanpa menghambur-hamburkan sumber-sumber yang tersedia. Lebih lanjut Rifai (1982) (dalam Koswara dan Suryadi, 2007:3) menjelaskan pengertian pengelolaan sebagai keseluruhan proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.


(13)

Dalam sebuah pengelolaan pendidikan pasti terdapat komponen-komponen pembelajaran yang dalam prosesnya pasti melibatkan pengajar dan peserta didik. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bersifat unik dan kompleks. Dikatakan unik karena kegiatan pembelajaran yang berkenaan dengan kegiatan dua kelompok yakni guru dengan siswanya dalam upaya mengembangkan kemampuan motorik dan psikomotornya. Dikatakan kompleks karena kegiatan pembelajaran senantiasa melibatkan berbagai aspek dan komponen yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk mengelola suatu padepokan atau sanggar dalam segala aspek, supaya menciptakan pembelajaran yang baik dan efisien untuk tujuan yang sebelumnya ditetapkan.

Proses pembelajaran sebaiknya ditunjang dengan kurikulum yang relevan dengan sistem intruksional yang efektif dan didukung dengan sistem pelayanan yang baik dan terarah. Dalam suatu proses pembelajaran tutorlah yang memegang peranan yang sangat penting sebagai tenaga pendidik.

Maka dari itu seorang tutor atau pendidik harus merencanakan atau membuat konsep pembelajaran yang sangat matang, melaksanakan pembelajaran dengan baik, dan melakukan evaluasi setelah pemberian materi selesai. Agar dapat meningkatkan kompetensi warga belajar dalam program kursus sehingga, dapat menentukan berhasil tidaknya pengembangan, pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku bagi warga belajar itu sendiri.

Salah satu cara masyarakat Banten khususnya daerah Pandeglang untuk melestarikan kesenian yang sudah terlahir dari dulu khususnya kesenian tari yaitu dengan mendirikan sanggar-sanggar tari. Pandeglang merupakan salah satu wilayah yang terletak di Banten Selatan. Banyak ditemukan sanggar-sanggar seni tradisi yang berkembang di sana. Keberadaan sanggar-sanggar tari di daerah Pandeglang sampai saat ini masih terus di upayakan oleh masyarakat di sana, agar kesenian tari


(14)

Banten tidak tersisihkan oleh budaya-budaya asing yang masuk ke daerah Banten. Sekian banyak kesenian yang lahir di Banten, Salah satunya adalah seni rampak bedug yang tidak disadari hampir terkikis eksistensinya di masyarakat oleh faktor-faktor yang membuat pudarnya kemajuan sanggar tersebut.

Sanggar seni adalah tempat atau wadah untuk manusia melakukan atau mempelajari suatu kesenian yang bertujuan untuk selalu menjaga kelestariannya di masyarakat. Dalam sanggar seni kita bisa mempelajari berbagai tarian, musik, vokal, teater, seni ukir, lukis dan lain-lainnya. Sanggar yang berdiri di kabupaten Pandeglang mempunyai cara dan teknik pengelolaan yang berbeda baik tepat atau tidak pengelolaan yang dilakukan sanggar tersebut. Karena tidak dipungkiri bahwa pengelolaan sanggar yang baik adalah menentukan eksistensi suatu sanggar hidup di dalam masyarakat.

Seiring perkembangan jaman, dan kebutuhan akan wahana masyarakat, maka kelompok-kelompok seni rampak bedug bertebaran di beberapa wilayah Pandeglang Banten. Dari hasil wawancara dengan bapak Rohaendi menyatakan di Kabupaten Pandeglang tercatat lebih dari 10 (sepuluh) kelompok atau sanggar tari rampak bedug di Kabupaten Pandeglang. Namun dari jumlah tersebut hanya beberapa saja yang bisa bertahan, salah satu yang bertahan adalah sanggar Bale Seni Ciwasiat, di sini terlihat upaya sanggar Bale Seni Ciwasiat ini untuk selalu menjaga eksistensinya dalam ranah kesenian, baik dari segi pertunjukan maupun pengelolaannya. Pelaksanaan pembelajaran yang masih dilakukan secara tradisional dan evaluasi pembelajaran belum dilakukan secara formal. Namun dengan kondisi seperti ini sanggar Bale Seni Ciwasiat telah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing dengan sanggar-sanggar lainnya di daerah Pandeglang.

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGELOLAAN


(15)

PEMBELAJARAN TARI RAMPAK BEDUG DI SANGGAR BALE SENI CIWASIAT PANDEGLANG”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian terdapat berbagai permasalahan. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu antara lain:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat?

2. Bagaimana proses pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat?

3. Bagaimana hasil pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat?

C. Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Peneliti ingin turut mengembangkan dan melestarikan kesenian tari rampak bedug melalui pendokumentasian dalam bentuk laporan penelitian serta ingin memahami system pengelolaan pembelajaran di sanggar Bale Seni Ciwasiat.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang.

b. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang.

c. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang.


(16)

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, di antaranya sebagai berikut :

1. Peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, serta pengalaman bagi peneliti tentang pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang.

2. Pemerintah DISBUDPAR Provinsi Banten

Dengan adanya bukti tertulis ini, diharapkan pemerintah lebih menjaga kelestarian kesenian yang sudah ada, dan selalu menjaga eksistensinya di kehidupan kesenian. Serta menyadarkan bahwa sangat pentingnya kesenian tradisi berkembang di masyarakat.

3. Sanggar Bale Seni Ciwasiat

Dari hasil penelitian ini diharapkan mendapatkan informasi yang menyeluruh tentang pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang.

4. Lembaga Pendidikan UPI Bandung

Menambahkan sumber kepustakaan dan sebagai referensi bagi para mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa jurusan pendidikan seni tari dan umumnya untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

5. Masyarakat Pandeglang

Mendorong rasa peduli masyarakat terhadap berkesenian rampak bedug, serta mendorong rasa saling memiliki dan kebanggaan dalam kesenian. Sehingga kesenian akan selalu berkembang di dalam masyarakat tersebut.

E. Definisi Operasional

Untuk menegaskan definisi istilah agar tidak terjadi salah penafsiran dalam judul penelitian ini, maka perlu adanya penafsiran terhadap istilah-istilah tersebut. Oleh karena itu peneliti akan mendefinisikan secara operasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut:


(17)

Menurut Westra (1989) dalam Koswara dan Suryadi (2007:2) dalam pengertian ini pengelolaan diambil dari istilah Belanda “administratie” yang berarti setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain. Menurut (Simon: 1982) dalam Koswara dan Suryadi (2007:3) pengelolaan adalah merupakan suatu bantuan agar suatu usaha dapat berjalan dengan lancar dalam upaya untuk mencapai tujuan dengan tanpa menghambur-hamburkan sumber-sumber yang tersedia.

Berdasarkan pengertian pengelolaan yang telah dijelaskan di atas pengelolaan mengandung makna adanya suatu tujuan yang harus dicapai dan direalisasikan untuk kepentingan lembaga, individu dan kelompok. Keterlibatan anggota, materi juga finansial dalam posisinya itu sangatlah mendukung satu dengan yang lainnya. Proses yang dilakukan dengan cara berkesinambungan dan terus menerus mulai dari hal yang terkecil sampai hal yang besar dan begitu rumit. Pengawasan yang dilakukan oleh pembina atau pemimpin sanggar sangatlah penting supaya tidak terjadi pemborosan waktu, tenaga, biaya dan fasilitas yang lainnya yang menunjang suatu lembaga.

Pembelajaran adalah perpaduan dari aktifitas, yaitu aktifitas mengajar dan aktifitas belajar. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar (Ruhimat, 2009:120).

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2).

Sebuah tradisi masa lampau berawal dari budaya masyarakat Pandeglang, suatu budaya yang hampir hilang telah menyatukan harmonisasi irama, melodi lantunan sholawat terlahir untuk proses penyempurnaan. Rampak bedug merupakan kesenian tradisional berada di


(18)

tengah masyarakat Pandeglang dan sekitarnya, yang merupakan tradisi ngadu bedug yang biasa dirayakan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Kesenian rampak bedug merupakan kesenian tradisional yang turun temurun, sebagai suatu kesenian tentu saja mengalami perkembangan masa kemasa. Hal ini terkait dengan sifat suatu kesenian itu sendiri, yaitu kesenian merupakan unsur kebudayaan yang selalu kreatif dan dinamis. Perubahan yang terjadi pada suatu kesenian, tentu saja berlangsung dalam proses yang sangat panjang, berangsur-angsur dan bertahap sesuai dengan lingkungannya.

Kesenian rampak bedug merupakan perkembangan dari seni ngabedug (menabuh bedug), yang biasa dimainkan sebagai penyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Kesenian rampak bedug pada awalnya merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Pandeglang yang dikenal dengan ngadu bedug yang dilaksanakan pada bulan puasa setelah selesai melaksanakan shalat tarawih sampai menjelang sahur dalam rangka memeriahkan bulan suci ramadhan. Lagu rampak bedug dulunya tercipta dari alam dan emosi masyarakat sekitar Pandeglang.

Bedug merupakan alat bunyi yang dipergunakan sebagai petanda bahwa telah masuk waktu untuk melakukan ibadah shalat, selain itu juga bedug digunakan sebagai pemberitahuan terkait acara keagamaan khususnya lagi bagi yang beragama islam. Keadaan ini seperti yang telah diungkapkan oleh Atik Soepandi (1995:46):

Pada mulanya Bedug lojor merupakan alat bunyi tradisional sebagai tanda pemberitahuan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa keagamaan khususnya bagi umat yang beragama Islam. Seperti di wilayah Banten Bedug Lojor dibunyikan sebagai tanda akan dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadhan atau menjelang hari raya Idul Fitri (satu Syawal), Bedug Lojor dibunyikan untuk memeriahkan suasana malam takbiran”.

Rampak bedug adalah berasal dari dua suku kata yaitu, Kata " bedug ' sudah tidak asing lagi bagi telinga bangsa Indonesia. Bedug hampir terdapat disetiap mesjid, sebagai alat atau benda informasi datangnya waktu sholat.


(19)

Demikian juga dengan seni bedug semacam ngabedug atau ngadulag sudah akrab ditelinga kita. Tapi "Rampak Bedug" akan terasa asing, sebab "Rampak Bedug" hanya tedapat di daerah Banten. Kata "Rampak " mengandung arti " serempak ", juga " banyak " jadi "Rampak Bedug" adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa " banyak " bedug yang di tambuh secara " serempak " sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. Rampak bedug inilah yang akan menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan informasi-informasi tentang permasalahan yang ada.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian merupakan suatu alat yang dapat membantu seorang peneliti untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan dari objek yang diteliti. Melalui metode penelitian ini, peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian secara tepat dan benar. Metode yang dipergunakan harus tepat dengan jenis penelitian yang kita ambil. Berdasarkan karakteristik data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka metode yang paling tepat untuk penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu metode penelitian untuk mengungkapkan gambaran yang jelas mengenai keadaan di sanggar Bale Seni Ciwasiat berdasarkan data yang diperoleh, dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data tersebut dan mengubahnya menjadi suatu informasi baru yang digunakan dipengelolaan pembelajaran di sanggar Bale Seni Ciwasiat. Dengan menggunakan metode penelitian ini bermaksud agar peneliti bisa mengetahui penelitian yang dilakukannya berhasil atau tidak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dipahami

sebagai penelitian bersifat induktif. “Menurut Bogdan dan Taylor

(Suwardi, 2006: 85), kajian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.

Sugiono (2011:15) menjelaskan pengertian metode penelitian kualitatif, yaitu:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana


(21)

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatf, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif. Metode ini merupakan langkah konkrit untuk memperoleh informasi data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Dalam hal ini seorang peneliti sebagai subjek penelitian yang berusaha mendeskripsikan serta menganalisis data yang diperoleh. Kegiatan analisis dilakukan sebagai salah satu langkah dalam memahami masalah yang diteliti, data-data yang dihimpun, disusun dan dijelaskan untuk kemudian dianalisis berdasarkan pemecahan masalah-masalah yang lebih aktual. Menurut Surakhmad (1985:139) tentang metode deskriptif mengatakan

sebagai berikut “Metode deskriptif adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak terbatas hanya pada pengumpulan data saja, tetapi analisis dan interpretasi sehingga arti data itu penekanannya ditujukan kepada pemecahan masalah yang terjadi secara aktual, setelah data dan informasi yang diperoleh diklasifikasikan untuk dijadikan acuan sebagai bahan analisis pada langkah berikutnya agar menghasilkan kesimpulan dan implikasi pada langkah yang bermakna secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta yang diteliti”.

Dalam hal ini Sudarma (1993:9) menjelaskan tentang penelitian yang menggunakan metode deskriptif sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah salah satu metode penelitian kualitatif yang dalam mendapatkan informasi dan data yaitu dengan cara membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data atau informasi yang diteliti di dalam memahami atau mengenal sifat-sifat atau hubungan antara fenomena yang akan diteliti selanjutnya dijelaskan dan dianalisis berdasarkan pendekatan ilmu yang digunakan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan metode deskriptif selain untuk mengetahui gejala yang telah terjadi di masyarakat juga untuk mencapai tujuan penelitian berupa gambaran dari


(22)

masalah yang diteliti. Peneliti berharap dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat menjawab semua permasalahan yang berhubungan dengan penelitian. Kemudian hasil analisis dapat diketahui, bagaimana perencanaan pembelajaran tari rampak bedug, bagaimana proses pembelajaran dan bagaimana evaluasi yang dilakukan di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang.

B. Subjek Penelitian Dan Sumber Data 1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah di sanggar Bale Seni Ciwasiat yang berada di daerah Pandeglang Jalan Ciwasiat Belakang BRI RT 01/12 Pandeglang Banten Indonesia

Kabupaten Pandeglang. Mayoritas penduduk di Kabupaten ini adalah beragama islam menurut pemimpin sanggar Bale Seni Ciwasiat yaitu bapak Rohendi. Lokasi ini dijadikan tempat peneliti untuk melakukan penelitiannya kerena tempat ini dekat alun-alun sehingga mudah mencarinya, selain itu sanggar ini sangat popular di masyarakat, yang menganggap sanggar ini adalah sanggar yang paling berinovasi dalam tarian rampak bedugnya walau terhitung sanggar ini baru berdiri beberapa tahun kebelakang. Maka peneliti memilih lokasi ini yang akan dijadikan tempat mencari informasi yang berhubungan dengan judul penelitian yang peneliti ambil.

2. Sumber Data Penelitian

Dalam mengumpulkan sumber data, dilakukan baik wawancara atau lisan. Peneliti mencari narasumber yang relevan agar dapat memberikan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji melalui teknik wawancara. Narasumber yang diwawancara adalah mereka yang benar-benar melihat dan mengalami kejadian tersebut. Misalnya seniman atau budayawan, masyarakat, pendukung atau instansi terkait.


(23)

Pada penelitian ini, sumber data yang diwawancara peneliti adalah bapak Rohaendi selaku pendiri sanggar Bale Seni Ciwasiat dan sekaligus penggarap tari rampak bedug gaya Bale Seni Ciwasiat Pandeglang. Beliau adalah narasumber kunci atau bisa disebut sebagai narasumber paling utama dalam penelitian ini. Maka data yang dikumpulkan pada penelitian ini lebih mengarah kepada pengelolaan pembelajaran yang ada pada sanggar Bale Seni Ciwasiat. Narasumber selanjutnya adalah dari sumber pendukung yang terdiri dari para pelaku atau penari yang berlatih di sanggar Bale Seni Ciwasiat, ini dilakukan agar hasil penelitian relevan dan benar adanya. Sehingga menghasilkan data yang nyata atau tidak dilebih-lebihkan dan tidak direkayasa. Selain itu peneliti melakukan wawancara terhadap kepala Dinas selaku pengamat kesenian yang berkembang di masyarakat, dan tidak lupa peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat yang menyaksikan atau menikmati kesenian rampak bedug dari sanggar Bale Seni Ciwasiat.

Setelah melakukan proses wawancara, hasil wawancara tersebut disalin dalam bentuk tulisan agar mempermudah peneliti dalam proses pengkajian yang akan dibahas pada bagian selanjutnya. Semua sumber yang diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dilakukan penelaahan, sehingga informasi-informasi yang telah peneliti dapatkan relevan dengan permasalahan yang peneliti kaji.

C. Instrumen Penelitian

Di samping peneliti sendiri sebagai instrument penelitian, instrument lain yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian untuk memperkuat informasi dari data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Bentuk instrument penelitian biasanya berupa pedoman-pedoman baik pedoman-pedoman wawancara maupun pedoman-pedoman observasi, dan biasanya diuraikan di lampiran-lampiran.


(24)

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:102) bahwa,

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara (terlampir) yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditujukan kepada narasumber untuk mendapatkan data yang akurat.

Dari pernyataan di atas, bisa dikatakan bawa peneliti juga mempunyai peran penting yaitu saat terjun langsung ke lapangan peneliti berperan penting dalam melakukan penelitian dengan cara mencari narasumber-narasumber yang akan diwawancara, melihat langsung bagaimana perencanaan pembelajaran di sanggar, proses pembelajaran yang dilakukan, sampai akhirnya melakukan evaluasi atau penilaian akhir yang dilakukan sanggar tersebut.

Dalam sebuah penelitian kualitatif, peneliti merangkap langsung instrumen penelitian dalam arti peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang diharapkan dengan teknik observasi dan wawancara. Hal ini telah diungkapkan oleh Sugiyono (2008:222) bahwa,

“Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Alat yang digunakan untuk memperlancar penelitian berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi, video dan kamera foto.

Di samping peneliti sendiri sebagai instrument penelitian, adapun instrument lain tersebut adalah sebagai berikut:

- Video, kamera untuk mendokumentasikan dalam mengamati suatu objek yang diamati dan foto sebagai dokumentasi.

- Pedoman wawancara sebagai pegangan peneliti dalam melakukan wawancara dengan narasumber-narasumber yang dijadikan objek penelitian.


(25)

D. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi kualitas suatu hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2008:193). Dari pendapat tersebut menggambarkan suatu hasil penelitian yang baik adalah tergantung dari instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data itu sendiri, ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sangatlah berpengaruh. Oleh karena itu, instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya belum tentu menghasilkan data yang valid dan reliable apabila instrumen penelitian itu tidak digunakan sebagaimana mestinya. Sebuah teknik pengumpulan data sangatlah berperan penting dalam setiap penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan sebuah kegiatan pengamatan langsung dan pencatatan tentang gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Pada observasi ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan, pencatatan, dan pengambilan dokumentasi di lapangan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati bagaimana pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat sehingga menghasilkan potensi-potensi yang bagus kepada anak didiknya. Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mengamati langsung proses pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat, yaitu untuk mengetahui suatu kejadian, peristiwa yang sedang diamati. Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan observasi sebanyak 3 kali yaitu bulan Maret 2012, Agustus 2012 dan terakhir Januari 2013.

Pada bulan Maret 2012 merupakan observasi yang pertama kali yang diadakan di sanggar Bale Seni Ciwasiat. Di penelitian pertama ini peneliti berusaha mencari tahu apa kesenian tari rampak bedug dan bagaimana pertunjukan kesenian tari rampak bedug


(26)

tersebut sampai sejarahnya yang biasanya diadakan di bulan ramadhan. Observasi yang kedua peneliti langsung menyaksikan pertunjukan tari rampak bedug secara langsung agar tergambarkan bagaimana pertunjukan seni tari rampak bedug tersebut, walaupun bukan untuk memeriahkan bulan suci ramadhan karena saat peneliti datang untuk menyaksikan pertunjukan itu bukan saat bulan ramadhan, hanya sebagai hiburan di pernikahan salah satu warga di Pandeglang.

Selanjutnya pada bulan Januari 2013 peneliti mengadakan wawancara langsung dengan pendiri sanggar Bale seni Ciwasiat mengenai pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug yang terdapat di sanggar tersebut. Wawancara ini dilakukan di kantor tempat bapak Rohaendi bekerja tepatnya di daerah Palima, ini dilakukan di tempat lain karena kebetulan sanggar Bale Seni Ciwasiat tempat peneliti melakukan penelitian sedang direnovasi seluruhnya. Selain mendatangi bapak Rohaendi, di hari yang sama saya mewawancara Kepala Dinas DISBUDPAR Banten bagian kesenian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil wawancara yang akurat mengenai pengelolaan pembelajaran di sanggar Bale Seni Ciwasiat.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab. Tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti ini adalah kepada pemimpin sanggar Bale Seni Ciwasiat, pada penari, tokoh masyarakat, masyarakat yang menyaksikan pertunjukan tari rampak bedug.

Dalam proses wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur, artinya pertanyaan diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang kemudian dirumuskan dalam pedoman wawancara ini dilakukan kepada bapak DISBUDPAR Provinsi Banten dan


(27)

wawancara tidak terstruktur ditujukan kepada pimpinan sanggar kesenian, penari, dan masyarakat umum, yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Data yang didapatkan akan membantu peneliti memaparkan di bab selanjutnya secara menyeluruh, setelah melewati penyeleksian bahan yang tepat sesuai permasalahan yang peneliti kaji. Saat melakukan wawancara hubungan peneliti dengan narasumber adalah dalam keadaan suasana biasa atau santai, sehingga pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun pedoman wawancara yang dilakukan berkaitan dengan bagaimana pengelolaan sanggar, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, proses pembelajaran di dalamnya dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan di sanggar Bale Seni Ciwasiat. Teknik pengumpulan data ini diharapkan dapat saling melengkapi sehingga informasi yang dilakukan sesuai dengan fokus penelitian.

c. Studi Pustaka

Studi literatur ini mempelajari berdasarkan sumber kepustakaan yang ada, baik berupa buku-buku, skripsi, tesis, internet, maupun media bacaan lainnya yang bisa memberikan kontribusi data untuk peneliti sebagai bahan referensi informasi yang berkenaan dengan hal-hal dalam penyusunan penelitian. Adapun buku-buku yang digunakan oleh peneliti adalah (Profil Seni Budaya Traditional Banten: 2012) sebagai pengetahuan dari sejarah Provinsi Banten dan sejarah tentang kesenian Rampak Bedug, data ini diperoleh saat peneliti datang untuk pertama kali ke Banten untuk mencari tahu tentang kesenian tari rampak bedug, buku ini peneliti dapatkan di DISBUDPAR Provinsi Banten secara Cuma-Cuma, (Database Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Banten: 2011) sebagai perbandingan antara kesenian-kesenian yang ada di daerah Banten, peneliti baca-baca buku ini saat datang kembali yang kedua kalinya ke


(28)

DISBUDPAR Provinsi Banten, kemudian buku ini diperbolehkan dibawa pulang oleh peneliti, (pengelolaan pendidikan: 2011) sebagai acuan penulisan bab 3 mengenai definisi pengelolaan pembelajaran, buku ini didapatkan dari saat melaksanakan perkuliahan, (Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D: 2008) sebagai bahan dalam penulisan dan tata cara dalam penulisan metode penelitian, buku tersebut didapatkan saat perkuliahan metode penelitian yaitu salah satu mata kuliah yang harus ditempuh peneliti, (Kurikulum&Pembelajaran: 2009) sebagai bahan mengenai komponen-komponen pembelajaran, buku ini juga peneliti dapatkan saat melaksanakan perkuliahan di semester 3. Paparan tersebut adalah beberapa buku acuan yang digunakan oleh peneliti. Selain buku-buku yang telah disebutkan di atas masih ada beberapa buku-buku dan bahan yang diperoleh di internet yang digunakan sebagai acuan atau tambahan pembahasan sesuai permasalahan yang dikaji oleh peneliti.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi, dilakukan dengan cara menghimpun atau mengumpulkan data dalam bentuk data-data; baik data tertulis, foto, gambar yang dibarengi kegiatan perekaman dalam bentuk foto dan audiovisual dengan alat pengumpul data berpedoman pada acuan pendokumentasian yang telah disiapkan peneliti, terutama terkait lokasi, identitas sanggar dan daerah yang dijadikan objek penelitian.

E. Teknik Analisis Data Dan Pengolahan

Dalam penelitian kualitatif, analisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian, atau dokumentasi yang lain ini merupakan kegiatan yang sangat penting sejak penelitian itu dimulai hingga penelitian ini selesai. Menurut Sugiyono (2007: 89) bahwa”analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Setelah data semuanya terkumpul, maka


(29)

semua data ditafsirkan dan disimpulkan berdasarkan keterkaitan antara materi yang satu dengan materi yang lainnya.

Menurut Miles dan Huberman dalam Rohidi (1992: 18) ada tiga tahap analisis data, yaitu : reduksi data, display atau penyajian data serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi data. Tahapan atau prosedur yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dari kegiatan menganalisis data dari suatu kegiatan penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami data yang telah terkumpul dari kegiatan di lapangan. Kegiatan mereduksi data merupakan kegiatan merangkum data dari berbagai aspek permasalahan yang diteliti. Data yang telah direduksi akan memberikan kemudahan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya karena data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

Reduksi data ini dilakukan peneliti diberbagai tempat, misalnya setelah melakukan observasi di tempat atau di sanggar Bale Seni Ciwasiat, lalu saat di Banten setelah selesai melakukan penelitian keseluruhan. Selain tempat-tempat di atas peneliti juga melakukan reduksi data di Perpustakaan Umum UPI, Perpustakaan Khusus Pendidikan Seni Tari, Perpustakaan Pasca Sarjana dan juga dilakukan di tempat tinggal peneliti berupa kosan yang terletak di Sersan Bajuri Dalam 1, Ledeng.

b. Display atau Penyajian Data

Langkah selanjutnya adalah penyajian data dari hasil kegiatan mereduksi data dari seluruh data-data yang terkumpul secara jelas dan singkat dengan mengacu kepada judul dan rumusan masalah mengenai tahapan dan metode yang dipergunakan dalam pembelajaran tari


(30)

rampak bedug di sanggar seni Ciwasiat Pandeglang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam memahami data yang telah terkumpul dan mengambil kesimpulan yang terkait dengan tema penelitian ini.

Sama halnya dengan mereduksi data, peneliti melakukan penyajian data dilakukan di berbagai tempat atau lokasi, ada yang dilakukan di Perpustakaan, baik di tempat penelitian, yang lebih banyak peneliti lakukan penyajian data adalah di kosan. Ini dilakukan karena ditempat sendiri lebih tenang dan tidak ada yang mengganggu sehingga pembuatan penyajian datanya terfokus dan tenang.

c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data

Kegiatan menganalisis data untuk menarik satu kesimpulan merupakan kegiatan inti dari pengelolaan data-data hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara pasti mengenai masalah yang diteliti. Setelah menarik kesimpulan kegiatan berikutnya adalah memverifikasi data, yaitu suatu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta pertimbangan atau pendapat dari berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliti agar mendapatkan validitas yang tinggi. Selanjutnya setelah data dianalisis peneliti mengolah data, adapun langkah-langkah pengolahan data terdiri dari beberapa langkah yaitu:

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.

b. Mengelompokan beberapa data yang sesuai dengan permasalahan.

c. Menganalisis data, tahap menganalisis dilakukan setelah data yang terkumpul dari hasil penelitian lebih disederhanakan, kemudian disesuaikan dengan buku-buku atau literatur serta hasil dokumentasi yang menunjang.


(31)

Sehingga dapat menghasilkan jawaban dan kesimpulam dari permasalahan yang diteliti.

d. Menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

e. Memaparkan atau mendeskripsikan laporan yang merupakan kegiatan akhir dari serangkaian penelitian.

F. Langkah-Langkah Penelitian 1. Persiapan/Pra Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan persiapan-persiapan dalam penelitian, peneliti mengumpulkan bahan dan memfokuskan permasalahan yang akan diteliti sebelum terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian.

a. Membuat Judul Dan Topik Penelitian

Peneliti menentukan beberapa judul penelitian yang akan diajukan kepada dewan skripsi, dan pada akhirnya judul penelitian

yang dipilih oleh dewan skripsi adalah “Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang” yang

menjadi judul dari penelitian dengan berbagai macam pertimbangan. Sampai saat proses penulisan laporan penelitian judul tersebut tidak mengalami perubahan.

b. Pembuatan Proposal

Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah peneliti menentukan judul peneliti dan judul tersebut telah disetujui oleh dewan skripsi, hal ini dilakukan berdasarkan konfirmasi lebih lanjut dengan pembimbing.

c. Sidang Proposal

Setelah peneliti selesai menyusun proposal penelitian, peneliti melakukan sidang proposal pada tanggal 29 Oktober 2012, tindak lanjutnya peneliti melakukan penelitian terhadap objek yang akan diteliti.


(32)

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

Sebelum melakukan penelitian ke lapangan peneliti harus melengkapi beberapa surat perijinan untuk membantu kelancaran dalam melakukan penelitian.

2. Pra Observasi

Sebelum peneliti melakukan observasi awal, peneliti melakukan pra observasi, yang di dalamnya peneliti melakukan pemilihan tempat penelitian yang akan dijadikan sebagai topik penelitian, memilih permasalah yang akan diangkat dan diteliti sebelum peneliti terjun langsung kelapangan. Semua ini dilakukan supaya semuanya lancar dan tidak ada hambatan.

3. Observasi

Setelah melakukan pra observasi selanjutnya peneliti melakukan observasi, dimana dengan cara peneliti mendatangi bapak Rohaendi sebagai pimpinan sanggar Bale Seni Ciwasiat yang berada di daerah Pandeglang untuk memohon ijin agar pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug yang ada di sanggarnya dijadikan sebagai objek penelitian.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pemimpin sanggar Bale Seni Ciwasiat yaitu bapak Rohaendi, peneliti melakukan wawancara terhadap narasumber-narasumber lain yang menyangkut tentang kesenian khususnya kesenian rampak bedug. Narasumber-narasumber tersebut di antaranya adalah bapak Rohaendi itu sendiri, pelatih, penari, Dinas terkait dan tidak lupa masyarakat yang menyaksikan dan menikmati.

Selanjutnya peneliti mencari sumber-sumber melalui tulisan-tulisan, buku-buku penunjang, serta peneliti konsultasi dengan nara sumber secara langsung, sehingga peneliti mendapat gambaran sesuai dengan yang diharapkan.


(33)

4. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada awal penelitian hingga akhir proses penelitian, dalam melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, studi pustaka dan studi dokumentasi. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti mulai tanggal 30 Maret 2012 sampai bulan Januari 2013.

b. Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah pengumpulan data tersebut telah diolah, maka tahap selanjutnya yaitu penyusunan laporan. Laporan disusun secara tertulis mengenai persiapan, proses, dan hasil dari penelitian. Laporan ditulis dengan menggunakan kaidah penulisan karya ilmiah.

c. Konsultasi dengan Pembimbing

Konsultasi dengan pembimbing dilakukan peneliti secara terus menerus pada saat penyusunan laporan ini dilakukan agar proses penelitian dan penyusunan laporan lebih terarah serta menyempurnakan penulisan. Konsultasi dengan pembimbing dilakukan dari awal penyusunan laporan hingga akhir penyusunan laporan.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan peneliti pada pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat di Kabupaten Pandeglang, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan di sanggar Bale Seni Ciwasiat sebagai berikut:

Sanggar Bale Seni Ciwasiat adalah kelompok generasi muda yang bergerak dalam bidang seni pertunjukan, bersumber dari tradisi budaya masyarakat Banten. Individu didalamnya berlatar belakang dunia seni pertunjukan, memiliki keinginan yang sama untuk melestarikan seni budaya Pandeglang Banten, melalui kelompok yang profesional dengan motto mengubah tradisi menjadi modern. Sanggar ini memiliki prospek yang bagus, jika kegiatan pembelajarannya mulai dari perencanaan, proses sampai evaluasi dilakukan dengan lebih baik.

Sanggar Bale Seni Ciwasiat pada umumnya baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajarannya masih ditemukan beberapa hal yang belum sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam sebuah pengelolaan pembelajaran, sehingga secara umum proses di sanggar ini tidak dilaksanakan secara formal. Aspek perencanaan pembelajaran belum mendapatkan perhatian yang serius oleh sanggar Bale Seni Ciwasiat dan masyarakat sekitar. Keadaan demikian sangat mempengaruhi suatu kegiatan belajar mengajar dalam sebuah proses pembelajaran, karena dengan adanya suatu perencanaan pembelajaran yang baik dan benar proses pembelajaran akan lebih efektif. Meskipun begitu


(35)

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sanggar Bale Seni Ciwasiat pada umumnya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kondisi yang ada, langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran di sanggar Bale Seni Ciwasiat dalam mengajar lebih luwes sesuai dengan kemampauan yang dimiliki, pembelajarannya sudah cukup memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mempelajari sebuah tarian yang diajarkan, dilihat dari metode yang digunakan adalah metode demonstrasi dan metode latihan dengan didukung metode-metode yang lainnya. Secara keseluruhan proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

Penilaian sanggar Seni Bale Seni Ciwasiat memiliki aspek yang sesuai dengan kaidah tari yaitu aspek wiraga, wirahma dan wirasa, walau evaluasi itu tidak dilaksanakan secara formal. Evaluasi atau proses penilaian yang dilakukan di sanggar Bale Seni Ciwasiat sering dilaksanakan dalam bentuk pertunjukan atau penampilan peserta didik dalam sebuah acara besar yang disaksikan oleh masyarakat banyak, dimana peristiwa tersebut merupakan satu ukuran kepada peseta didik untuk tampil dalam pertunjukan. Hal ini membawa dampak positif dalam sebuah pembelajaran karena dunia pertunjukan adalah wujud nyata yang harus dihadapai oleh peserta didik dalam sebuah sanggar untuk mengolah keterampilan dan keberaniannya.

B. Rekomendasi

1. Kepada Pengelola Sanggar Bale Seni Ciwasiat

Kondisi pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat berjalan dengan baik sesuaia dengan kondisi yang seadanya, namun ada beberapa hal yang harus di perhatikan kembali dalam pengelolaan pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efesien. Untuk itu sangat perlu pemikiran yang lebih matang dan serius supaya pembelajaran


(36)

tari dapat lebih meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia yang hanya mencetak penari-penari yang pandai menari saja melainkan sumber daya manusia yang dapat melestarikan aset budaya khususnya bagi budaya yang ada di daerah Pandeglang.

Kepada bapak Rohaendi sebagai pengelola sanggar Bale Seni Ciwasiat hendaknya lebih meningkatkan kerjasama dengan berbagai dinas dan instansi-instansi agar jangkauan pemasaran hasil pembelajaran dapat dirasakan oleh masyarakat, baik ditingkat regional maupun tingkat nasional agar tampilan tari rampak bedug tetap dapat tersuguhkan kepada masyarakat. Selain itu bapak Rohaendi hendaknya lebih konsekuen dalam suatu pengelolaan pembelajaran yang mengacu terhadap kaidah-kaidah pengelolaan sanggar yang baik dan benar, agar semua yang dilakukan lebih terarah lagi.

2. Bagi Pelatih Sanggar Bale Seni Ciwasiat

Pelaksanaan pembelajaran akan optimal apabila didukung oleh persiapan yang sangat matang. Oleh karena itu sangat penting sekali sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan alangkah baiknya jika pelatih merencanakan materi dan metode yang akan digunakan dengan baik, walaupun sanggar Bale Seni Ciwasiat tidak terlalu kaku dan mengikat. Semua ini dilakukan agar pembelajaran yang berjalan lebih efektif san efesien sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu penggunaan metode sangatlah berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil dari suatu pembelajaran tersebut. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh para pelatih agar proses pembelajaran tidak terasa membosankan bagi para peserta didik, jika peserta didik sudah merasakan kejenuhan ini akan berdampak buruk terhadap hasil belajar mereka. Pelatih harus mempunyai strategi-strategi dan mencari alternative lain untuk membuat pembelajaran dalam situasi yan lebih kondusif, efektif dan efesien tetapi tidak membuat peserta didik merasa bosan dalam berlatih.


(37)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada kesempatan kali ini peneliti mengambil topik mengenai seni tari rampak bedug yang dilaksanakan di sanggar Bale Seni Ciwasiat di Kabupaten Pandeglang, dimana peneliti lebih memfokuskan pada masalah yang berkenaan dengan pengelolaan pembelajaran. Masih sangat banyak yang dapat digali dari sanggar Bale Seni Ciwasiat ini dalam segi lainnya. Untuk peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang dari aspek yang lainnya, ini perlu dilakukan agar eksistensi kesenian daerah yang dikelola oleh masyarakat lebih terasa manfaatnya serta konteksnya bila dikaji dari berbagai aspek.

4. Kepada Pemerintah Daerah Setempat

Saran untuk pemerintah daerah setempat agar senantiasa menghargai dan mengakui keberadaan kesenian-kesenian yang ada. Dengan cara mempublikasikannya lewat media, karena kesenian tradisional merupakan salah satu asset daerah yang akan mendukung pertumbuhan otonomi daerah setempat.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kahfi, Dwi. (2011). Pengelolaan Pembelajaran Tari Topeng. Bandung: UPI

Djanuiswaty, Egy. (2009). Profil Seni Budaya Provinsi Banten. Banten: KP3B

Djanuiswaty, Egi. (2011). Data Base Budaya dan Pariwisata. Banten: KP3B

Departeman Pendidikan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hadi,Y. Sumandiyo. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka

Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Tari. Bandung: REKAYASA SAINS

Kasmahidayat, Yuliawan.(2010). Agama Dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: CV. Bintang Warli Artika

Koswara, D. Deni dan Suryadi. (2007). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Manizar, Ely. (2009). Psikologi Pendidikan. Palembang: Rafah Press Masunah dan Narawati. (2003). Seni dan Pendidikan dalam Sebuah Bunga

Rampai. Bandung. P4ST UPI

Mustika, Yulianti Lia. (2008). Kesenian Rampak Bedug (Suatu Kajian Tentang Upaya Pelestarian Kesenian Tradisional Pandeglang). Skripsi UHAMKA. Jakarta UHAMKA

Panen, Paulina. (2001). Belajar Dan Pembelajaran 1. Jakarta: Pusat Penerbitan

Rohidi, Tjetje R. (2000). Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STSI Bandung Press

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(39)

Sagala, S. H. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Soepandi, Atik dkk.(1995). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Daerah Jawa Barat. Bandung: CV Beringin Sakti

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sudjana, N. (2000). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production Sudjana, N. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production Sudjana, N. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Cetakan ke

VI). Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Tirtarahardja, Umar & La Sula. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

UPI. (2012). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wahyudin, Dinn. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka


(40)

Sumber Lain:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/07/pendidikan-non-formal-dan peranannya- dalam-pendidikan-anak-usia-dini/

http://sanggarsatriabima.blogspot.com/2011/01/pengertian-tari.html

http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-proses-pembelajaran.html

(staff.uny.ac.id/sites/files/kurikulum/model.pdf Id.wikipedia.org/wiki/kabupaten-Pandeglang www. artikata.com

www. Deskripsi.com

www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-proses-pembelajaran.html


(1)

94

Nanik Amelia, 2013

Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sanggar Bale Seni Ciwasiat pada umumnya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kondisi yang ada, langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran di sanggar Bale Seni Ciwasiat dalam mengajar lebih luwes sesuai dengan kemampauan yang dimiliki, pembelajarannya sudah cukup memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mempelajari sebuah tarian yang diajarkan, dilihat dari metode yang digunakan adalah metode demonstrasi dan metode latihan dengan didukung metode-metode yang lainnya. Secara keseluruhan proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

Penilaian sanggar Seni Bale Seni Ciwasiat memiliki aspek yang sesuai dengan kaidah tari yaitu aspek wiraga, wirahma dan wirasa, walau evaluasi itu tidak dilaksanakan secara formal. Evaluasi atau proses penilaian yang dilakukan di sanggar Bale Seni Ciwasiat sering dilaksanakan dalam bentuk pertunjukan atau penampilan peserta didik dalam sebuah acara besar yang disaksikan oleh masyarakat banyak, dimana peristiwa tersebut merupakan satu ukuran kepada peseta didik untuk tampil dalam pertunjukan. Hal ini membawa dampak positif dalam sebuah pembelajaran karena dunia pertunjukan adalah wujud nyata yang harus dihadapai oleh peserta didik dalam sebuah sanggar untuk mengolah keterampilan dan keberaniannya.

B. Rekomendasi

1. Kepada Pengelola Sanggar Bale Seni Ciwasiat

Kondisi pengelolaan pembelajaran tari rampak bedug di sanggar Bale Seni Ciwasiat berjalan dengan baik sesuaia dengan kondisi yang seadanya, namun ada beberapa hal yang harus di perhatikan kembali dalam pengelolaan pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efesien. Untuk itu sangat perlu pemikiran yang lebih matang dan serius supaya pembelajaran


(2)

Nanik Amelia, 2013

Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tari dapat lebih meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia yang hanya mencetak penari-penari yang pandai menari saja melainkan sumber daya manusia yang dapat melestarikan aset budaya khususnya bagi budaya yang ada di daerah Pandeglang.

Kepada bapak Rohaendi sebagai pengelola sanggar Bale Seni Ciwasiat hendaknya lebih meningkatkan kerjasama dengan berbagai dinas dan instansi-instansi agar jangkauan pemasaran hasil pembelajaran dapat dirasakan oleh masyarakat, baik ditingkat regional maupun tingkat nasional agar tampilan tari rampak bedug tetap dapat tersuguhkan kepada masyarakat. Selain itu bapak Rohaendi hendaknya lebih konsekuen dalam suatu pengelolaan pembelajaran yang mengacu terhadap kaidah-kaidah pengelolaan sanggar yang baik dan benar, agar semua yang dilakukan lebih terarah lagi.

2. Bagi Pelatih Sanggar Bale Seni Ciwasiat

Pelaksanaan pembelajaran akan optimal apabila didukung oleh persiapan yang sangat matang. Oleh karena itu sangat penting sekali sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan alangkah baiknya jika pelatih merencanakan materi dan metode yang akan digunakan dengan baik, walaupun sanggar Bale Seni Ciwasiat tidak terlalu kaku dan mengikat. Semua ini dilakukan agar pembelajaran yang berjalan lebih efektif san efesien sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu penggunaan metode sangatlah berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil dari suatu pembelajaran tersebut. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh para pelatih agar proses pembelajaran tidak terasa membosankan bagi para peserta didik, jika peserta didik sudah merasakan kejenuhan ini akan berdampak buruk terhadap hasil belajar mereka. Pelatih harus mempunyai strategi-strategi dan mencari alternative lain untuk membuat pembelajaran dalam situasi yan lebih kondusif, efektif dan efesien tetapi tidak membuat peserta didik merasa bosan dalam berlatih.


(3)

96

Nanik Amelia, 2013

Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada kesempatan kali ini peneliti mengambil topik mengenai seni tari rampak bedug yang dilaksanakan di sanggar Bale Seni Ciwasiat di Kabupaten Pandeglang, dimana peneliti lebih memfokuskan pada masalah yang berkenaan dengan pengelolaan pembelajaran. Masih sangat banyak yang dapat digali dari sanggar Bale Seni Ciwasiat ini dalam segi lainnya. Untuk peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian di sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang dari aspek yang lainnya, ini perlu dilakukan agar eksistensi kesenian daerah yang dikelola oleh masyarakat lebih terasa manfaatnya serta konteksnya bila dikaji dari berbagai aspek.

4. Kepada Pemerintah Daerah Setempat

Saran untuk pemerintah daerah setempat agar senantiasa menghargai dan mengakui keberadaan kesenian-kesenian yang ada. Dengan cara mempublikasikannya lewat media, karena kesenian tradisional merupakan salah satu asset daerah yang akan mendukung pertumbuhan otonomi daerah setempat.


(4)

97 Nanik Amelia, 2013

Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kahfi, Dwi. (2011). Pengelolaan Pembelajaran Tari Topeng. Bandung: UPI

Djanuiswaty, Egy. (2009). Profil Seni Budaya Provinsi Banten. Banten: KP3B

Djanuiswaty, Egi. (2011). Data Base Budaya dan Pariwisata. Banten: KP3B

Departeman Pendidikan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hadi,Y. Sumandiyo. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka

Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Tari. Bandung: REKAYASA SAINS

Kasmahidayat, Yuliawan.(2010). Agama Dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: CV. Bintang Warli Artika

Koswara, D. Deni dan Suryadi. (2007). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Manizar, Ely. (2009). Psikologi Pendidikan. Palembang: Rafah Press Masunah dan Narawati. (2003). Seni dan Pendidikan dalam Sebuah Bunga

Rampai. Bandung. P4ST UPI

Mustika, Yulianti Lia. (2008). Kesenian Rampak Bedug (Suatu Kajian Tentang Upaya Pelestarian Kesenian Tradisional Pandeglang). Skripsi UHAMKA. Jakarta UHAMKA

Panen, Paulina. (2001). Belajar Dan Pembelajaran 1. Jakarta: Pusat Penerbitan

Rohidi, Tjetje R. (2000). Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STSI Bandung Press

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(5)

98

Nanik Amelia, 2013

Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sagala, S. H. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Soepandi, Atik dkk.(1995). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan Daerah Jawa Barat. Bandung: CV Beringin Sakti

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sudjana, N. (2000). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production Sudjana, N. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production Sudjana, N. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Cetakan ke

VI). Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Tirtarahardja, Umar & La Sula. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

UPI. (2012). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wahyudin, Dinn. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka


(6)

Nanik Amelia, 2013

Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug Di Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber Lain:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/07/pendidikan-non-formal-dan peranannya- dalam-pendidikan-anak-usia-dini/

http://sanggarsatriabima.blogspot.com/2011/01/pengertian-tari.html

http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-proses-pembelajaran.html

(staff.uny.ac.id/sites/files/kurikulum/model.pdf Id.wikipedia.org/wiki/kabupaten-Pandeglang www. artikata.com

www. Deskripsi.com

www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-proses-pembelajaran.html