Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah (Studi Pada Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kampar Provinsi Riau).

(1)

PELAKS AN AAN TU GAS D AN FU N GS I D IN AS PEN D ID IKAN

PEMU D A D AN OLAH RAGA D ALAM RAN GKA

OTON OMI D AERAH

(Studi Pada Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kampar Provinsi Riau)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

NURFINAWATI

0 3 0 9 0 3 1 3 4

D EP ARTEMEN ILMU AD MIN IS TRAS I N EGARA

GU N A MEMEN U H I S ALAH S ATU S YARAT

MEMPEROLEH GELAR S ARJ AN A ( S -

1

)

PAD A FAKU LTAS ILMU S OS IAL D AN ILMU P OLITIK

U N IVERS ITAS S U MATERA U TARA

MED AN

2008


(2)

UNIVERSITAS SUMETERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumetera Utara.

Pada Hari : Sabtu

Tanggal : 29 Maret 2008

Pukul : 12:00 – 13:00 Wib

PANITIA PENGUJI

KETUA : DR. Marlon Sihombing, MA (---)

Anggota I : Hatta Ridho, S.Sos, M.Sp (---)


(3)

PERSEMBAHAN

Dalam deraian hujan dan teriknya mentari

Engkau tak pernah berkeluh kesah Bersama cucuran peluh ditubuhmu Tak jua engkau hiraukan

Terima kasih dan ikhlasmu dengan cinta Dan kasih sayangmu

Ayah dan Bundaku yang telah membesarkan Memberiku harapan masa depan

Kini ku telah raih harapan itu Berkat do’a dan restumu

Juga atas Ridho-Nya Illahi Robbi

Ku gantungkan harapan, ku tuturkan kata-kata Kepada Adindaku seorang

Marilah raih masa depan bersama Terima kasih atas kasih sayangmu Dan do’amu untukku….

Buat Guru-guru dan Dosen-dosenku Kuhaturkan ribuan terima kasih Atas segala bimbingan dan ajarannya


(4)

Sahabat….Telahku ukir kisah manis antara kita Dalam lubuk hati yang paling dalam

Kan menjadi kisah abadi

Pergulatan hati, kicau suara dan canda tawamu Menambah berjuta makna hidupku

Sahabat…. Tapi mengapa kini

Kisah kemarin menjadi hilang….menjadi pudar Apakah karena kita di ambang perpisahan Perpisahan yang entah bila bertemu lagi

Sahabat….

Sejuta makna, sejuta rasa dan sejuta kata Bergelayut menyesat di kerongkongan ini Tapi tak jua kunyatakan

Lewat bait puisiku tuturkan Ku ingin kisah-kisah kemarin Dalam canda dan tawa yang ada Terulang kembali

Sahabat….

Walau mungkin kau jauh dariku

Namun namamu ku patri di relung kalbuku Sebagai persahabatan kita yang kan abadi


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kemampuan dan kesabaran sehingga skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kabupatan Kampar, Provinsi Riau” dapat diselesaikan dengan baik. Syalawat beserta salam tercurah buat junjungan alam Rasulullah SAW yang telah mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya kalimtul haq dijagat raya ini dan sebagai suri tauladan disetiap tarikan nafas kehidupan.

Sesungguhnya karya tulis ilmiah ini bukanlah semata-mata mutlak dari usaha penulis sendiri akan tetapi tak terlepas dari bantuan Orang Tua, Dosen Pembimbing, Kawan-kawan baik itu berupa do’a, saran maupun dukungan sehingga memberikan motivasi yang sangat besar bagi penulis dalam melaksanakan penyusunan skripsi ini hingga selesai. Akan tetapi penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya baik itu berupa tata penulisan maupun tata bahasanya. Oleh sebab itu, masukan baik saran maupun kritikan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung, dan memberikan motivasi baik bersifat material maupun spiritual terutama yakni kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA. Selaku Dekan dan Pembantu Dekan I, II,III, di FISIP USU.

2. Bapak Dr. Marlon Sihombing, MA. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dan


(6)

Selaku Ketua pada pengujian skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu guna proses penilaian terhadap hasil penulisan skripsi yang penulis sampaikan. 3. Bapak Hatta Ridho, S.Sos, MSP. Selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah

bosan menerima penulis untuk berkonsultasi dan memberikan motivasi serta kemudahan dalam memperlancar penyelesaian karya ilmiah ini.

4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren M.Sp. Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu guna proses penilaian terhadap hasil penulisan skripsi yang penulis sampaikan.

5. Ibu Dra. Hj. Beti Nasution, M.Si. sebagai Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara yang membantu dalam memperlancar jalan menuju kesuksesan yang sangat bernilai ini.

6. Seluruh Dosen pengajar di lingkungan FISIP USU yang telah mencurahkan ilmu pengetahuan yang begitu banyak sehingga dapat bermanfaat bagi penulis.

7. Kak Emi dan Kak Mega yang selalu sabar melayani penulis dalam pengurusan administrasi sehingga memperlancar proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Basrun selaku Kepala Dikpora Kabupaten Kampar beserta para pegawainya yang senantiasa bersedia membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis didalam memberikan data dan informasi dalam penelitian ilmiah ini.

9. Teristimewa dan sangat penulis cinta dan sayangi adalah Ayahanda (Buyung Sulung Said) dan Ibunda (Ernawati) yang merupakan kebanggaan tersendiri bagi penulis dilahirkan dan di didik dengan kasih sayang yang tiada berbatas, bisikan pesan-pesan yang diberikan, selalu menjaga dan menerangi jalan kehidupanku. Keringat dan air mata yang engkau korbankan, yang sengaja disulap menjadi senyuman dihadapanku, dihadapan kami anakmu hingga kitapun tersenyum dan


(7)

kitapun bahagia. Walau ananda tahu semua itu takkan pernah terbalas, namun yakinlah anakmu ini akan selalu berbakti kepadamu. Ayahanda dan Bunda…….... Ananda menyayangimu. Semoga cepat sembuh ya Pa…., Jadi bisa datang di wisuda ina besok Amin, Ya Robbal ‘Alamin….

10.Adinda ku seorang (Nurmeisusanti) yang sangat kusayangi, terima kasih atas perhatian dan telah mengingatkan kakak dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan ingat dik, belajar yang rajin dan tekun agar bisa meraih cita-cita yang diinginkan sehingga menjadi anak yang dibanggakan oleh orang tua dan dapat membahagiakan mereka. Jadilah anak Sholeha yang berbakti kepada kedua orang tua dan kakak do’akan agar menjadi orang yang sukses dalam segala hal yang sifatnya positif, Amin….

11.Special for some one “Jelek” yang akan meraih gelar sarjana juga, selamat

berjuang semoga sukses dan jangan pernah pesimis….! Hadapilah semua itu dengan selalu optimis serta berdo’a dan serahkan kepada Yang Maha Kuasa, mudah-mudahan ada hikmahnya, Amin….Dan terima kasih atas segala perhatian, dukungan, semangat dan kesetiaannya selama ini, sehingga adek bisa menjalani dan merasakan lika-liku kahidupan seperti ini, yaitu suka dan duka dihadapi dan dirasakan bersama. Dan maaf ya jelek…, kalau selama ini adek udah bikin kesal dan nyusahin jeleknya. He….he…he..

12.Bapak H. Abbas Bay BA. dan Hj. Sri Widjiati terima kasih atas bantuan dan perhatiannya sama fina selama ini, dan buat etek (Neldamurti) juga terima kasih atas semuanya.

13.Adek (Gusmayelti) jangan biarkan hari-harimu berlalu tanpa arti, persiapkan diri untuk menyambut hari yang lebih ceria.


(8)

14.Kembar (Tika dan Ella) yang manis dan centil, he…he…terimakasih atas perhatiannya ya dek, kapan nich kemedannya…? Katanya mau liat kakak wisuda, he..he..he..

15.Teman-teman Alumni ANA 03 UIN RIAU, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatannya semoga menjadi kekal dan abadi, Amin….Terutama buat Ro2 (Fitriani,S.Sos) yang telah memberi support dalam menyelesaikan skripsi ini dan menemani hari-hariku di UIN dulu. Kapan nich kerja dan marriednya….(ditunggu lho traktiran dan undangannya) He….he…he..Dan Via selamat menempuh hidup baru, semoga bahagia dan yang terpenting jangan lupa undangannya ya, di tunggu lho….

16.Teman-teman seperjuangan di AN 03 USU, Elis F. Ningsih terima kasih atas persahabatannya selama ini dan maaf kalau ada salah ya lis (kurangi donk sifat pelupanya dan berusahalah untuk menghargai diri sendiri,He…he..he..), Bopi (Adonk eridon, he..he..) selamat berjuang ya, Herman (Pak Ngah Bedelau), Saidul Anam, S.Sos, Alfatisan, yang sabar ya&selamat berjuang (Mambang Laut, he…he..), dan 3 Boncel (Azwirman,S.Sos, Harpianto/Mondo, Dan Dasrianto/Santo Al-falah, He…he..), Kiki, Yeti, Magda, Elfin, Tarida, Rita Aisal, Ika & Alin(Preman 1&2), dan Teman-teman magang yang tidak bisa disebutkan satu persatu (terima kasih atas persahabatannya selama ini).

17.Bang Ramli,S.Sos, terima kasih atas bantuannya serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Mudah-mudahan dibalas kebaikannya oleh Allah SWT, Amin.

18.Ria (Buk Polwan) yang super heboh, kapan nich kita bisa curhat seperti dulu lagi…maklum orang sibuk…he….he….he…terima kasih atas persahabatannya selama ini.


(9)

19.Seluruh saudara, rekan maupun sahabat yang telah memberikan motivasi maupun do’a serta segala apa yang telah diberikan, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di Program Reguler Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

Kepada kalian semua, penulis tidak bisa memberikan apa-apa kecuali do’a yang bisa dimohonkan kepada Allah S.W.T. Semoga apa yang telah kalian sumbangkan terhadap penulis dapat menjadi amal ibadah bagi kalian semua dan mendapat Ridha di sisi Allah S.W.T., AMIN…….Dan di dalam penyelesaiaan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kasalahan, jauh dari kesempurnaan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Akhirnya kepada Allah S.W.T. penulis serahkan, karena hanya Dia-lah yang Maha Sempurna dan Maha Besar, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca serta bisa menjadi salah satu rujukan atau referensi bagi yang melakukan penelitian dalam hal yang sama dan membutuhkannya. Amin Ya Robbal Alamin…

Medan, 23 Maret 2008 Penulis


(10)

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAKSI ... xi

LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Kerangka Teori ... 5

1.5.1. Otonomi Daerah ... 6

1.5.2. Azas-Azas Pemerintah di Daerah ... 10

1.5.3. Perangkat Daerah ... 12

1.5.4. Pembagian Tugas ... 14

1.6. Defenisi Konsep ... 15

1.7. Defenisi Operasional ... 16

1.8. Sistematika Penulisan ... 18


(11)

ii

BAB II METODE PENELITIAN ... 19

2.1. Bentuk Penelitian ... 19

2.2. Lokasi Penelitian ... 19

2.3. Populasi dan Sampel ... 19

2.3.1. Populasi ... 19

2.3.2. Sampel ... 20

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

2.5. Teknik Analisa Data ... 22

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 23

3.1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kampar ... 23

3.2. Visi dan Misi Dikpora Kabupaten Kampar ... 23

3.2.1. Visi ... 23

3.2.2. Misi ... 24

3.3. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dikpora ... 25

3.4. Susunan Organisasi ... 41

3.5. Pembinaan Yang Dilakukan Dikpora Dari Tahun 2002-2006 Dan Tahun 2007-2011 ... 43

3.6. Kondisi Bidang Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga ... 45

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 47

4.1. Data-Data Responden ... 47

4.2. Variabel Penelitian ... 50


(12)

iii

4.2.2. Kepegawaian Mengenai Sumber Daya Manusia ... 56

4.2.3. Perlengkapan Yang Merupakan Pengaturan Barang-Barang Yang Dimiliki Dikpora ... 58

4.2.4. Pembiayaan Yang Merupakan Penetapan Anggaran Yang Ada ... 60

BAB V ANALISA DATA ... 62

5.1. Identitan Responden Penelitian ... 62

5.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

5.1.2. Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 62

5.1.3. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 63

5.1.4. Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 63

5.1.5. Identitas Responden Berdasarkan Golongan ... 63

5.2. Variabel Penelitian ... 64

5.2.1. Analisa Pengaturan Organisasi Yang Menyangkut Pembentukan DIKPORA ... 64

5.2.2. Analisa Kepegawaian Mengenai Pengaturan Sumber Daya Manusia ... 66

5.2.3. Analisa Perlengkapan Yang Merupakan Pengaturan Barang-Barang Yang Dimiliki Oleh DIKPORA ... 67

5.2.4. Analisa Pembiayaan Yang Merupakan Penetapan Anggaran Yang Ada .. 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

6.1. Kesimpulan ... 69

6.2. Saran ... 70


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Kuisioner.

2. Daftar Wawancara.

3. Surat Rencana Skripsi.

4 Surat Permohonan Judul.

5. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing. 6. Undangan Seminar Proposal.

7. Jadwal Seminar Proposal.

8. Berita Acara Rencana Usulan Penelitian. 9. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal.

10. Surat izin penelitian untuk Badan Informasi dan Komunikasi. 11. Surat Rekomendasi dari Badan Informasi dan Komunikasi.

12. Surat Rekomendasi dari Badan Sosial Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat. 13. Surat Keterangan Penelitian Dari Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga.

14. Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga.


(14)

iv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Data identitas responden menurut jenis kelamin ... 43

2. Tabel 2. Data responden berdasarkan tingkat umur ... 44

3. Tabel 3. Data responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 44

4. Tabel 4. Data identitas responden menurut masa kerja ... 45

5. Tabel 5. Data responden berdasarkan golongan ... 45

6. Tabel 6. Baik atau tidaknya pengaturan tupoksi Dikpora sebelum Otda ... 46

7. Tabel 7. Proses pengaturan tupoksi Dikpora sebelum Otda ... 47

8. Tabel 8. Kondisi kelembagaan Dikpora sebelum Otda ... 47

9. Tabel 9. Pengaturan tupoksi Dikpora sesudah Otda ... 48

10. Tabel 10. Proses pengaturan tupoksi Dikpora sesudah Otda ... 48

11. Tabel 11. Kondisi kelembagaan Dikpora sesudah Otda ... 49

12. Tabel 12. Kesesuaian/kecocokan struktur Dikpora dengan tupoksi sebelum Otda ... 50

13. Tabel 13. Kesesuaian/kecocokan struktur Dikpora dengan tupoksi sesudah Otda .... 50

14. Tabel 14. Proses pelaksanaan tupoksi Dikpora saat ini ... 51

15. Tabel 15. Kondisi Dikpora saat ini ... 52

16. Tabel 16. Jumlah pegawai saat ini sudah/belum menunjang tupoksi Dikpora ... 52

17. Tabel 17. Struktur organisasi Dikpora sudah/belum mampu melaksanakan tupoksi 53 18. Tabel 18. Pelaksanaan tupoksi Dikpora oleh pegawai sebelum Otda ... 53

19. Tabel 19. Pelaksanaan tupoksi Dikpora oleh pegawai sesudah Otda ... 54

20. Tabel 20. Perlengkapan yang ada saat ini sudah/belum mendukung pelaksanaan tupoksi Dikpora ... 54


(15)

iv 21. Tabel 21. Mampu/tidaknya pegawai Dikpora dalam memanfaatkan perlengkapan

yang tersedia dengan baik ... 55 22. Tabel 22. Dukungan APBD dalam pelaksanaan tupoksi Dikpora saat ini ... 56 23. Tabel 23. Anggaran Dikpora saat ini sudah/belum mampu memaksimalkan kinerja


(16)

ABSRAKSI

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

(Studi Pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

Nama : Nurfinawati Nim : 030903134 Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos, MSP

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar merupakan penyelenggaraan sebagai urusan rumah tangga daerah dalam bidangnya sebagai perangkat dari pemerintah daerah.

Sebelum diberlakukannya undang-undang otonomi daerah dulunya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terbagi dua bagian yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yang mana pada waktu itu Dinas P&K bertugas membantu pemerintah daerah dalam bentuk sekolah negeri dan swasta serta DEPDIKBUD membantu pemerintah pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten sendiri) dalam mengelola bidang pendidikan tingkat TK, SMP, SMA, dan SMK.

Setelah undang-undang otonomi daerah lahir, maka berubah nama dan bergabunglah menjadi satu yaitu disebut dengan DIKPORA Kabupaten Kampar sampai saat ini. Dan berdasarkan Undang-undang No.22 tahun 1999 dan direvisi menjadi Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah , maka seluruh pegawai departemen pendidikan dan kebudayaan menjadi pegawai Dikpora dan statusnya dari pegawai pusat menjadi pegawai daerah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Metode dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data, menyusun, merangkum dan mengklasifikasikan dalam bentuk tabel tunggal, menganalisa dan menginterprestasikan kedalam hal yang sebenarnya sehingga dapat menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian.

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

purposive yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, maka sampel dalam

penelitian ini berjumlah 54 orang dan dari 54 orang sampel tersebut juga merupakan key informan sebanyak 2 orang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Dikpora sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ada yaitu berdasarkan Perda. No. 7 tahun 2001 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dikpora Kabupaten Kampar.


(17)

ABSRAKSI

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

(Studi Pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

Nama : Nurfinawati Nim : 030903134 Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos, MSP

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar merupakan penyelenggaraan sebagai urusan rumah tangga daerah dalam bidangnya sebagai perangkat dari pemerintah daerah.

Sebelum diberlakukannya undang-undang otonomi daerah dulunya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terbagi dua bagian yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yang mana pada waktu itu Dinas P&K bertugas membantu pemerintah daerah dalam bentuk sekolah negeri dan swasta serta DEPDIKBUD membantu pemerintah pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten sendiri) dalam mengelola bidang pendidikan tingkat TK, SMP, SMA, dan SMK.

Setelah undang-undang otonomi daerah lahir, maka berubah nama dan bergabunglah menjadi satu yaitu disebut dengan DIKPORA Kabupaten Kampar sampai saat ini. Dan berdasarkan Undang-undang No.22 tahun 1999 dan direvisi menjadi Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah , maka seluruh pegawai departemen pendidikan dan kebudayaan menjadi pegawai Dikpora dan statusnya dari pegawai pusat menjadi pegawai daerah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Metode dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data, menyusun, merangkum dan mengklasifikasikan dalam bentuk tabel tunggal, menganalisa dan menginterprestasikan kedalam hal yang sebenarnya sehingga dapat menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian.

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

purposive yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, maka sampel dalam

penelitian ini berjumlah 54 orang dan dari 54 orang sampel tersebut juga merupakan key informan sebanyak 2 orang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Dikpora sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ada yaitu berdasarkan Perda. No. 7 tahun 2001 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dikpora Kabupaten Kampar.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat serta peningkatan daya saing Daerah.

Hanif Nurcholis (2007: 42) dijelaskan bahwa melalui sistem pemerintah daerah, Pemerintah daerah diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan-urusan yang diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar melaksanakan ketentuan dari pusat tapi membuat rencana, melaksanakan, mengendalikan, dan mengawasinya sendiri. Dalam hal ini pengambilan keputusan berada di daerah, begitu juga tentang pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawabannya. Melalui cara ini maka rentang kendali menjadi lebih pendek, koordinasi lebih mudah, dan evaluasi lebih efektif karena semua kebijakan dan pertanggungjawabannya terletak di daerah.

Pemberian otonomi daerah pada hakekatnya merupakan upaya nasional untuk mendorong pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, kesungguhan pemerintah dengan memberikan peluang dan memberian kepercayaan kepada daerah menjadi sangat penting. Selain itu masyarakat dan pemerintah daerah hendaknya memahami otonomi daerah ini sebagai suatu kewajiban daripada hak, karena daerah akan dituntut


(19)

untuk menunjukkan kemandirian dan tanggungjawabnya dalam rangka membangun dan mensejahterakan masyarakatnya.

Kemudian pelaksanaan otonomi daerah merupakan realisasi dari apa yang terdapat pada tujuan nasional seperti yang tercantum pada alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :

a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Otonomi atau desentralisasi perlu dilakukan karena tidak ada suatu pemerintahan dari suatu negara yang luas mampu secara efektif membuat kebijakan publik di segala bidang ataupun mampu melaksanakan kebijakan tersebut secara efisien di seluruh wilayah tersebut. Dengan adanya desentralisasi diharapkan beban pemerintah pusat dapat berkurang. Desentralisasi juga diharapkan akan mempercepat pelayanan kepada masyarakat (DRS. Hessel Nogi S. Tangkilisan, M. Si, 2005: 65).

Pelaksanaan desentralisasi juga akan membawa efektivitas dalam pelaksanaan pemerintahan, sebab wilayah negara Indonesia yang pada umumnya terdiri dari berbagai satuan daerah (bagian dari wilayah negara) yang mempunyai sifat-sifat khusus tersendiri yang disebabkan oleh faktor-faktor geografis (keadaan tanah, iklim, flora, fauna, budaya, tingkat pendidikan dan sebagainya).

Dalam UU No. 32/2004 pasal 10 ayat 3, pemerintah pusat juga mempunyai kewenangan yaitu bidang :

a. Politik luar negeri; b. Pertahanan;


(20)

c. Keamanan; d. Yustisi;

e. Moneter dan fiskal nasional; f. Agama.

Dengan demikian pemerintah pusat hanya memiliki kewenangan 6 bidang urusan pemerintahan. Sedangkan kewenangan selain 6 bidang yang telah disebutkan tersebut menjadi kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota, karena pemerintahan harus diselenggarakan secara terdesentralisasi maka sebagian kewenangan tersebut harus diserahkan kepada daerah.

Selain dari kewenangan pemerintah pusat yang menyangkut 6 bidang sebagai yang telah ditetapkan dalam UU No. 32/2004 pasal 10 ayat 3, maka urusan pendidikan, pemuda dan olahraga khususnya langsung disentralisasikan dalam artian kewenangan untuk mengurusi masalah pendidikan, pemuda dan olahraga diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota sebagaimana yang telah diamanatkan dalam undang-undang dan diurusi oleh instansi terkait seperti Dikpora Kabupaten Kampar.

Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa masalah Otonomi Daerah senantiasa menjadi masalah yang menarik untuk dibicarakan sebagai usaha meningkatkan pembangunan karena perbedaan-perbedaan tersebut untuk dijadikan suatu kekuatan dalam melaksanakan pembangunan. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang termasuk daerah otonomi dan mempunyai daerah yang luas, oleh sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai keterampilan untuk menggerakkan segala potensi yang ada di daerah bagi kemajuan daerah itu sendiri. Dan dalam mengisi pembangunan daerah, khususnya di era otonomi adalah melalui pendidikan. Sehingga dengan pendidikan yang baik akan


(21)

tercipta generasi muda yang berkreatifitas guna menjalankan pembangunan agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah generasi muda merupakan modal bagi daerah untuk menyongsong masa depan daerah, sehingga harus diarahkan dan dididik menjadi generasi muda yang tangguh, berdaya saing, unggul, mandiri dan berakhlak mulia serta menjunjung tinggi ajaran agama dan nilai-nilai luhur bangsa.

Dalam hal ini DIKPORA merupakan salah satu bagian perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan yang menyangkut tentang pendidikan, pemuda dan olahraga.

Sebelum diberlakukannya Undang-undang tentang otonomi daerah dulunya DIKPORA terbagi dua bagian yaitu dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P&K) dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD). Yang mana pada waktu itu Dinas P&K bertugas membantu pemerintah daerah dalam bentuk sekolah negeri dan swasta serta DEPDIKBUD membantu pemerintah pusat dan daerah (Provinsi dan Kabupaten sendiri) dalam mengelola bidang pendidikan tingkat TK, SMP, SMA, dan SMK.

Setelah otonomi daerah lahir maka berubah nama dan bergabunglah menjadi satu yaitu disebut dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabuparen Kampar sampai saat ini.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui “Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah” Studi Pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.


(22)

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar Dalam Rangka Otonomi Daerah”.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : Untuk Mengetahui Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar Dalam Rangka Otonomi Daerah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis sendiri adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DIKPORA dalam Rangka Otonomi Daerah.

2. Bagi Fakultas, untuk memperbanyak referensi karya ilmiah yang menyangkut Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DIKPORA Kabupaten Kampar Dalam Melaksanakan Otonomi Daerah.

3. Sebagai masukan bagi Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

1.5. KERANGKA TEORI

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar tentang Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DIKPORA Kabupaten Kampar Dalam Melaksanakan Otonomi


(23)

Daerah, maka terlebih dahulu diuraikan dan dijelaskan tentang Otonomi Daerah dan Perangkat Daerah.

Adapun kerangka teori yang dibentuk adalah sebagai berikut : 1.5.1. Otonomi Daerah

Menurut Pasal 1 Ayat 5 UU No.32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah : “Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Dan Pasal 1 Ayat 6 UU No.32/2004 : “Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Sedangkan dalam pasal 1 Ayat 5 Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan : “Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dan Dalam Pasal 1 Ayat 6 PP No. 41/2007 : “Daerah Otonom adalah selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Sumaryadi (2005:115) Otonomi Daerah adalah keluasan atau diskresi masyarakat yang lebih luas dalam membangun daerahnya atas dukungan dan fasilitas


(24)

pemerintahnya sendiri. Agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan dalam memfasilitasi prakarsa dan kreatifitas mesyarakat, maka pemerintah pusat menyerahkan kewenangan administratif yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola serta memenuhi berbagai kebutuhan mesyarakat.

Menurut HAW. Widjaja (2002:76) Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang dan mengatur kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan menurut Dharma Setyawan Salam (2004:84) Otonomi Daerah bukan hanya hak, tetapi juga melekat pada kewajiban untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Menurut pasal 21 UU No.32 Tahun 2004 : Dalam penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai hak sebagai berikut :

a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya; b. Memilih pimpinan daerah;

c. Mengelola aparatur daerah; d. Mengelola kekayaan daerah;

e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah;

f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah;

g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah;dan


(25)

Dan dalam pasal 22 UU No.32/2004 : Dalam menyelenggarakan otonomi,daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; c. Mengembangkan kehidupan demokrasi; d. Mewujudkan keadilan dan pemerataan; e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;

g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak; h. Mengembangkan sistem jaminan sosial;

i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah; k. Melestarikan lingkungan hidup;

l. Mengelola administrasi kependudukan; m. Melestarikan nilai sosial budaya;

n. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya; dan

o. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Inti dari pelaksanaan otonomi daerah adalah terdapatnya keleluasaan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri atas dasar prakarsa, kreativitas, dan peran serta aktif masyarakat dalam rangka mengembangkan dan memajukan daerahnya. Memberikan otonomi daerah tidak hanya berarti melaksanakan demokrasi dilapisan bawah tetapi juga mendorong oto-aktivitas untuk melaksanakan sendiri.


(26)

Dengan berkembangnya demokrasi dari bawah maka rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan yang utama adalah berupaya memperbaiki nasibnya sendiri. Hal itu dapat diwujudkan dengan memberikan kewenangan yang cukup luas kapada pemerintah daerah guna mengurus dan mengatur serta mengembangkan daerahnya sesuai dengan kepentingan dan potensi daerahnya. Kewenangan artinya adalah keleluasaan untuk menggunakan dana baik yang berasal dari daerah sendiri maupun dari pusat sesuai dengan keperluan daerahnya tanpa campur tangan dari pusat, keleluasaan berprakarsa, memilih alternatif, menentukan prioritas dan mengambil keputusan untuk kepentingan daerahnya, keleluasaan untuk memanfaatkan dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang memadai, yang didasarkan kriteria objektif dan adil. Prinsip-prinsip ini diatur dalam UU No. 22 dan 25 Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Menurut Suradinata (2006:11) Penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memperhatikan aspek pendewasaan demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah.

b. Didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab yang diletakan pada daerah kabupaten dan daerah kota sedang provinsi sangat terbatas.

c. Harus sesuai dengan konstitusi negara, sehingga tetap terjamin hubungan yang sesuai antara pusat dengan daerah.

d. Harus meningkatkan kemandirian daerah otonom.

e. Harus meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah, baik sebagai fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan otonomi daerah.


(27)

f. Azas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah.

g. Tugas pembatuan dimungkinkan dari pemerintah kepada daerah, dari pemerintah dan daerah kepada desa disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melapor dan bertanggung jawab kepada yang menugaskan.

Prinsip pemberian otonomi daerah kepada daerah adalah prinsip demokrasi, pemberdayaan masyarakat dan aparat serta pelayanan umum, pemerataan keadilan dengan memperhatikan keanekaragaman daerah. Pemerintah daerah memiliki keleluasaaan dalam pengambilan keputusan yang terbaik dalam batas-batas kewenangan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki guna mendukung kualitas pelayanan masyarakat. (Sumaryadi, 2005:55).

1.5.2. Azas-Azas Pemerintah Di Daerah

Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi daerah pasal 1

ayat 7, 8, dan 9 adalah sebagai berikut:

1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.


(28)

3. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten /kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Logemann dalam Hanif Nurcholis (2007:3-4) membagi Desentralisasi menjadi dua macam :

a) Dekonsentrasi atau Desentralisasi jabatan (ambtelijke decentalisatie) yaitu pelimpahan kekuasaan dari alat perlengkapan negara tingkatan lebih atas kepada bawahannya guna melancarkan pekerjaan di dalam melaksanakan tugas pemerintah. Misalnya pelimpahan menteri kepada gubernur, dari gubernur kepada bupati/walikota dan seterusnya secara berjenjang. Desentralisasi semacam ini rakyat daerah tidak ikut campur atau dibawa-bawa.

b) Desentralisasi ketatanegaraan atau staatkundige decentralisatie yang sering juga disebut sebagai desentralisasi politik, yaitu pelimpahan kekuasaan perundangan dan pemerintahan (relegende en bestuurende bevoerheid) kepada daerah-daerah otonom di dalam lingkungannya. Di dalam desentralisasi politik semacam ini, rakyat dengan menggunakan dan memanfaatkan saluran-saluran tertentu (perwakilan) ikut serta di dalam pemerintahan, dengan batas wilayah daerah masing-masing.

Desentralisasi ini dibedakan menjadi dua :

a. Desentralisasi teritorial (territoriale decentralisatie) yaitu penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (autonomie), batas pengaturannya adalah daerah, Desentralisasi teritorial mengakibatkan adanya otonomi pada daerah yang menerima penyerahan.

b. Desentralisasi fungsional (funcionale decentralisatie) yaitu pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi tertentu. Batas pengaturan tersebut adalah jenis fungsi.


(29)

1.5.3. Perangkat Daerah

1. Dinas Kabupaten/Kota

Dinas Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten/kota dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah. Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

2. Tugas dan Fungsi Dinas Daerah

Tugas dan fungsi dinas merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan konsep yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai tugas dan fungsi dinas.

Hal ini dijelaskan dalam pasal 124 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dinyatakan bahwa “Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah”. urusan-urusan yang diselenggarakan oleh dinas daerah adalah urusan-urusan yang telah menjadi urusan-urusan rumah tangga daerah.

Dalam pasal 11 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,yang diselenggarakan berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Adapun yang menjadi kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan pasal 14 ayat (1) dan (2) ialah :

(1). Urusan wajib yang meliputi :

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;


(30)

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. Penanganan bidang kesehatan; f. Penyelenggaraan pendidikan; g. Penanggulangan masalah sosial; h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. Pengendalian lingkungan hidup;

k. Pelayanan pertanahan;

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. Pelayanan administrasi penanaman modal; o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

(2). Urusan pilihan yang meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Dalam menjalankan tugasnya, dinas-dinas daerah itu berada sepenuhnya dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah (Pasal 124 ayat 3 Undang-undang No.32 Tahun 2004). Selanjutnya mengenai tugas dan fungsi dinas dapat dilihat berdasarkan tugas dan fungsi kepala dinas itu sendiri.

Hal ini dijelaskan dalam Bab V bagian kelima pasal 14 ayat 1 sampai 6 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah:


(31)

(1) Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

(2) Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

(3) Dinas Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. peenyelenggaraann urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas.

(5) Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

(6) Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

1.5.4. Pembagian Tugas (Job Discription)

Menurut Gitosudarno dan Sudita, dalam DRS. Hessel Nogi S. Tangkilisan, M.Si Tentang elemen utama struktur organisasi adalah Pembagian tugas.

Pembagian tugas berkaitan dengan proses pembagian tugas kedalam suatu unit-unit tugas yang secara berturut-turut lebih kecil. Semua tugas dispesialisasikan ke dalam derajat yang sama, karena tidak semua orang dapat melakukan sesuatu padahal beberapa tugas sangat berbeda dengan tugas yang lainnya.


(32)

Salah satu manfaat utama dari mengorganisasikan tugas adalah bahwa kelompok orang yang bekerja sama melalui pembagian kerja mampu menghasilkan lebih dari yang mereka hasilkan bila bekerja sendiri.

Isu utama tentang pembagian kerja adalah sejauh mana tugas-tugas seharusnya dispesialisasikan. Spesialisasi akan rendah jika pekerja melakukan beraneka ragam pekerjaan, dan spesialisasi akan tinggi jika pekerja hanya melakukan satu tugas.

1.6. DEFENISI KONSEP

Adapun defenisi konsep yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Dinas Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten/kota dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah. Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

3. Tugas dan fungsi Dikpora Kabupaten Kampar adalah pelaksanaan tugas yang menjadi kewajiban dan kewenangan dari lembaga tersebut sebagai bagian dari pemerintah daerah Kabupaten Kampar meliputi organisasi, kepegawaian, perlengkapan dan pembiayaan.


(33)

1.7. DEFENISI OPERASIONAL

Konsep operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Konsep operasional merupakan uraian dari konsep yang dudah dirumuskan dalam bentuk indicator-indikator sehingga akan lebih memudahkan operasionalisasinya dari suatu penelitian.

Dengan cara pengukuran tersebut maka dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang mendukung variabel yang telah ditetapkan sebagai berikut :

1. Tugas dan fungsi Dinas Dikpora merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dinas sesuai dengan peraturan dan pertanggungjawaban kepada Bupati. Hal ini dapat dijelaskan melalui indikator sebagai berikut:

a. Pengaturan organisasi yang menyangkut pembentukan dinas Dikpora dan dapat dijelaskan melalui :

- Pengaturan tugas dan fungsi. - Kondisi kelembagaan. - Struktur organisasi.

b. Kepegawaian mengenai pengaturan sumber daya manusia yang akan dijelaskan melalui :

- Jumlah pegawai pada Dikpora. - Struktur Organisasi.

- Tugas dan fungsi Dinas.

c. Perlengkapan yang merupakan pengaturan barang-barang yang dimiliki oleh Dinas Dikpora yang dijelaskan melalui :


(34)

d. Pembiayaan yang merupakan penetapan anggaran yang ada yang dapat dijelaskan melalui :

- Anggaran Rutin.


(35)

1.8. SISTIMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian kantor Dikpora. Kabupaten Kampar, struktur organisasi dan keadaan pewagawainya.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan penyajian data yang diperoleh dari lapangan atau berupa dokumen yang akan di analisis.

BAB V ANALISA DAN INTERPRESTASI DATA

Bab ini berisikan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya setelah melakukan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.


(36)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. BENTUK PENELITIAN

Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode diskriptif kualitatif yakni menggambarkan, meringkaskan berbagai situasi atau variabel yang ada pada objek penelitian meliputi gambaran tentang kondisi, situasi atau variabel yang ada didalam penelitian ini. Oleh sebab itu, penulis akan berusaha menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi yang timbul pada objek sehingga dapat diperoleh sebuah kesimpulan jelas mengenai penelitian yang dimaksud.

2.2. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupanten Kampar Provinsi Riau, yang beralamat di Jalan Mayjen. D.I. Panjaitan, No.16, Bangkinang, Kabupaten Kampar.

2.3. POPULASI DAN SAMPEL

2.3.1. Populasi

Sugiyono (2005:90) memberikan pengertian bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu. Maka yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dinas DIKPORA Kabupaten Kampar yang berjumlah 117 orang.


(37)

2.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:91).

Sedangkan Menurut Arikunto (2004:109) sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka diambil dari seluruhnya untuk dijadikan sample. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100, maka diambil diantara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Berdasarkan jumlah populasi yang diambil, maka untuk menentukan jumlah sampel yang representatif penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan Rumus Taro Yamane dalam DRS. Jalaluddin Rakhmat, M.SC. yakni sebagai berikut :

N Nd2+1 Keterangan: N: Populasi n : Sampel

d : Tingkat kesalahan penarikan sampel: 10% dan tingkat kepercayaan 90%

Selanjutnya dengan mensubstitusikan jumlah populasi dan presisi kedalam rumus diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

117 10

117 ( )2 + 1 100

117 117 ( 0,1 )2 + 1

117 117 (0,01) + 1 n =

n =

n =


(38)

117 1,17 + 1

n = 117 2,17

n = 53,91 jiwa

Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 54 jiwa. Berikut klasifikasi responden yang diambil sebagai sampel:

a. Kepala Dinas : Berjumlah 1 Orang b. Kabag. TU : Berjumlah 1 Orang c. Sub. Bag : Berjumlah 3 Orang d. Ka. Sub. Din : Berjumlah 4 Orang e. Jabatan fungsional : Berjumlah 13 Orang f. Staff : Berjumlah 32 Orang

Penentuan sampel di dalam penelitian ini, penulis gunakan metode Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2005:96).maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 orang dan dari 54 orang sampel tersebut juga merupakan key informan sebanyak 2 orang.


(39)

2.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer yaitu : mengadakan penelitian langsung kelokasi untuk mendapatkan data yang lengkap dan sesuai dengan masalah yang diteliti melalui metode wawancara dan penyebaran kuesioner, artinya melakukan Tanya jawab kepada orang-orang yang dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan yang diteliti secara mendalam.

2. Teknik pengumpulan data sekunder yaitu : pengumpulan data dan informasi yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dokumentasi dan referensi ilmiah lainnya yang menyangkut masalah yang diteliti dan berhubungan dengan instansi terkait.

2.5. TEKNIK ANALISA DATA

Teknik analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan atau melukiskan secara sistematis data, fakta, karakteristik populasi dengan cermat dan nyata. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data, menyusun, merangkum dan mengklasifikasi dalam bentuk tabel tunggal, menganalisa dan menginterpretasikan kedalam hal yang sebenarnya sehingga dapat menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian.


(40)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. SEJARAH BERDIRINYA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN

OLAHRAGA KAMPAR

Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar sebelum otonomi daerah terbagi dua yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P&K) dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD). Yang mana pada waktu itu Dinas P&K bertugas membantu pemerintah daerah dalam bentuk sekolah negeri dan swsta serta Departemen P&K membantu pemerintah pusat dan daerah (provinsi dan Kabupaten sendiri) dalam mengelolah bidang pendidikan tingkat TK, SMP, SMA dan SMK.

Setelah otonomi daerah lahir maka bergabunglah menjadi satu yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Berdasarkan Undang-undang No.22 tahun 1999 dan sudah direvisi menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, Maka seluruh pegawai departemen pendidikan dan kebudayaan menjadi pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan statusnya dari pegawai pusat menjadi pegawai daerah.

3.2. VISI DAN MISI DIKPORA KABUPATEN KAMPAR

3.2.1. Visi

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang


(41)

tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah.

Memperhatikan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kampar, maka visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar yang ditetapkan sebagai arah dalam pengelolaan pendidikan kedepan untuk jangka waktu 5 tahun adalah :

“Terwujudnya Pendidikan yang Aspiratif, Berkualitas dan Mandiri Tahun 2025.” Judul visi diatas perlu diberi penjelaan agar tidak menimbulkan persepsi dan pengertian yang berbeda tentang hakikat yang terkandung dalam visi tersebut : 1. Aspiratif artinya bahwa pendidikan yang dikembangkan harus berkeadilan dan

relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan swasta terhadap pendidikan.

2. Berkualitas artinya bahwa pendidikan yang dikembangkan mampu melahirkan generasi yang menguasai ilmu dan teknologi, agamis, berakhlak mulia, berbudaya, kreatif, dinamis dan mampu bersaing.

3. Mandiri artinya bahwa penyelenggaraan pendidikan semakin mandiri dan berkesinambungan berlandaskan Manajemen Berbasis Sekolah.

Peran ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara komprehensif sehingga dapat memotivasi seluruh unsur masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan dibidang pendidikan.

3.2.2. Misi

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi pada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.


(42)

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemetintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Guna mewujudkan dan merealisasikan visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, maka ditetapkan misinya sebagai berikut :

1. Mewujudkan pelayanan prima, baik untuk internal organisasi maupun pelayanan kepada publik.

2. Mewujudkan akses pendidikan yang merata dan bermutu disemua jenjang dan jenis pendidikan.

3. Mewujudkan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan.

4. Mewujudkan pembinaan dan pengembangan kepemudaan dan olahraga. 5. Mewujudkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

3.3. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIKPORA

Yang mengatur tentang kedudukan, tugas dan fungsi Dikpora Kabupaten Kampar terdapat pada Perda. Kabupaten Kampar No.7 tahun 2001 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar.

KEDUDUKAN

Kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga adalah:

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga merupakan unsur pelaksana pemerintah Kabupaten dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga.


(43)

2. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan tanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

TUGAS POKOK

Tugas pokok Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga adalah melaksanakan sebahagian kewenangan Pemerintah Kabupaten dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menyusun kebijakan teknis dibidang pendidikan , pemuda dan olahraga.

2. Memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga.

3. Pembinaan teknis dibidang tenaga pendidikan sekolah /edukutif meliputi: a. Pendidikan tingkat TK, SD/MI dan MDA.

b. Pendidikan tingkat SLTP/MTS c. Pendidikan tingkat SMU/SMK/MA.

4. Melakukan pembinaan teknis dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga. 5. Melakukan pembinaan terhadap Unit Pelaksanaa Teknis Dinas (UPTD). 6. Melaksanakan urusan kegiatan tata usaha Dinas.

7. Melakukan pengawasan dan pengendalian di bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.

Tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas pejabat struktural di lingkungan Dikpora Kabupaten Kampar berdasarkan keputusan Bupati Kampar No. 12 tahun 2003.


(44)

KEPALA DINAS Tugas Pokok

Membantu Bupati melaksanakan kewenangan Pemerintah di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga dan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Fungsi

1. Menyusun kebijakan di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga

2. Memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendidikan.

3. Pembinaan teknis dibidang tenaga pendidikan sekolah/edukatif meliputi : (1) Pendidikan TK, SD/MI dan MDA, (2) Pendidikan tingkat SLTP/MTs, (3)

Pendidikan tingkat SMU/SMK/MA.

4. Melakukan pembinaan teknis di bidang pendidikan pemuda dan olahraga. 5. Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas (UPTD).

6. Melakukan pengawasan dan pengendalian di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.

7. Melaksanakan urusan kegiatan Tata Usaha Dinas.

KEPALA BAGIAN TATA USAHA Tugas pokok

Membantu Kepala Dinas dalam melakukan koordinasi penyusunan program kerja dinas. Urusan Umum , Kepegawaian, Keuangan, Perlengkapan, Rumah Tangga, Hubungan Masyarakat, Surat menyurat dan protokoler.

Fungsi

1. Melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja dinas.

2. Melaksanakan pengelolaan urusan umum, protokoler, hubungan masyarakat dan surat menyurat.


(45)

3. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian. 4. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan.

5. Melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan. 6. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala dinas.

7. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN Tugas Pokok

Melakukan penyusunan program kebutuhan perlengkapan, pengelolaan perlengkapan, pengadministrasian perlengkapan dan materil serta melakukan urusan tata usaha umum.

Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja. 3. Melaksanakan surat menyurat, hubungan masyarakat.

4. Melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga serta protokoler. 5. Membuat laporan pelaksanaan tugasnya kepada kepala bagian tata usaha.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala bagian tata usaha sesuai dengan bidang tugasnya.


(46)

KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN Tugas Pokok

Melaksanakan koordinasi penyusunan program keuangan dinas, perubahan anggaran dan perhitungan anggaran belanja dinas serta membina administrasi keuangan dinas.

Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Melaksanakan pengelolaan keuangan, penyaluran gaji pegawai dinas, kepala sekolah, guru dan dana operasional sokolah.

3. Mengelola keuangan, penyelenggaraan ujian akhir nasional.

4. Melakukan pengelolaan biaya rutin kantor dikpora kabupaten dan kecamatan. 5. Menyeleksi RAPBS TK, SD, MI, SLTP, dan Sekolah Menengah.

6. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala bagian tata usaha. 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala bagian tata usaha sesuai

dengan bidang tugasnya.

KEPALA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN Tugas Pokok

Melaksanakan penataan dan pelayanan dibidang kepegawaian dilingkungan dinas.

Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian bagi pegawai dinas, kepala sekolah, guru dan penjaga sekolah, termasuk usul kenaikan pangkat angka kredit jabatan fungsional guru.


(47)

3. Membuat usulan pengangkatan, pemindahan, usulan pensiun/pemberhentian, kenaikan gaji berkala bagi kepala sekolah, guru dan pengawas.

4. Membuat usulan penerimaan pegawai dan guru.

5. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala bagian tata usaha. 6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala bagian tata usaha sesuai

dengan bidang tugasnya.

KEPALA SUB DINAS PENDIDIKAN TK, SD, MI Tugas Pokok

Membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan pengelolaan pendidikan dan pengajaran, tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana TK, SD, MI.

Fungsi

1. Melaksanakan pengelolaan administrasi pendidikan dan pengajaran TK, SD, MI. 2. Melaksanakan pengelolaan administrasi tenaga kependidikan TK, SD, MI. 3. Melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana TK, SD, MI.

4. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala dinas.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN TK, SD, MI Tugas Pokok

Membantu Kasubdin Pendidikan TK, SD, MI dibidang tugasnya. Fungsi


(48)

2. Menyiapkan rencana bimbingan dan penilaian pencapaian target kurikulum TK, SD, MI.

3. Mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi pencapaian target kurikulum TK, SD, MI.

4. Mempersiapkan dan menyebarluaskan pedoman/petunjuk pelaksanaan ujian akhir TK, SD, MI.

5. Menyusun instrumen pemantauan kurikulum untuk guru/pelatihan guru.

6. Mempersiapkan dan menyebarluaskan pedoman/petunjuk PMB dan penuntasan wajib belajar 7-12 tahun.

7. Mengumpulkan konsep usul penyempurnaan kurikulum.

8. Melaksanakan perlombaan kepala sekolah, guru dan siswa berprestasi..

9. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala sub dinas pendidikan TK, SD, MI.

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala sub dinas pendidikan TK, SD, MI sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI TENAGA KEPENDIDIKAN TK, SD, MI Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan TK, SD dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Menyiapkan rencana kebutuhan guru, pemerataan guru dan calon kepala sekolah TK, SD, MI.

3. Mengumpulkan dan mengolah data sekolah ( kepala sekolah, guru, pegawai/jaga sekolah dan murid ) TK, SD, MI.


(49)

4. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan TK, SD, MI.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala sub dinas pendidikan TK, SD, MI sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI SARANA DAN PRASARANA TK, SD, MI Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan TK, SD dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Melaksanakan pengembangan peningkatan dan pemanfaatan sarana penunjang pendidikan TK, SD, MI.

3. Menyusun rencana pengadaan peralatan teknis dan pembukuan TK, SD, MI.

4. Melakukan pengadaan, pendistribusian penyimpanan, pencatatan peralatan teknis dan pembukuan TK, SD, MI.

5. Menyiapkan izin operasional penyelenggaraan sekolah TK, SD, MI. 6. Menyiapkan bahan bimbingan bagi kelembagaan sekolah.

7. Mengumpulkan dan mengolah data sarana dan prasarana sekolah TK, SD, MI. 8. Menyelenggarakan penegrian TK, SD, MI.

9. Pengadaan blanko STTB, pengadaan Danuas dan Raport murid.

10. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan TK, SD, MI.

11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin pendidikan TK, SD, MI sesuai dengan bidang tugasnya.


(50)

KEPALA SUB DINAS PENDIDIKAN SLTP/SEKOLAH MENENGAH Tugas Pokok

Membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan pengelolaan pendidikan dan pengajaran, tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana SLTP/sekolah menengah. Fungsi

1. Melaksanakan pengelolaan administrasi pendidikan dan pengajaran SLTP/Sekolah Menengah.

2. Melaksanakan pengelolaan administrasi tenaga kependidikan SLTP/sekolah menengah.

3. Melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana SLTP/sekolah menengah. 4. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala dinas.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SLTP /SEKOLAH MENENGAH Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan SLTP /sekolah menengah dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Menyiapkan rencana bimbingan dan penilaianpencapaian target kurikulum SLTP/sekolah menengah.

3. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi pencapaian target kurikulum SLTP/sekolah menengah.

4. Mempersiapkan dan menyebarluaskan pedoman / petunjuk pelaksanaan ujian akhir SLTP / sekolah menengah.


(51)

5. Menyusun instrumen pemantauan kurikulum untuk guru.

6. Mempersiapkan dan menyebarluaskan pedoman / petunjuk PMB. 7. Mengumpulkan konsep usul penyempurnaan kurikulum.

8. Melaksanakan perlombaan kepala sekolah, guru dan siswa berprestasi.

9. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan SLTP/ sekolah menengah.

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin pendidikan SLTP / sekolah menengah sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI TENAGA KEPENDIDIKAN SLTP DAN SEKOLAH MENENGAH Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan SLTP dan sekolah menengah dibidang tugasnya.

Fungsi

1. Menyusun rencana program kerja.

2. Menyiapkan rencana kebutuhan guru, pemerataan guru dan calon kepala sekolah SLTP /sekolah menengah.

3. Mengumpulkan dan mengolah data sekolah ( Kepala sekolah, Guru, Pegawai / Jaga sekolah dan murid ) SLTP / sekolah menengah.

4. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan SLTP / sekolah menengah.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin pendidikan SLTP / Sekolah menengah sesuai dengan bidang tugasnya.


(52)

SEKSI SARANA DAN PRASARANA SLTP DAN SEKOLAH MENENGAH Tugas Pokok

Membantu Kasubdin SLTP / Sekolah menengah dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana program kerja.

2. Melaksanakan pengembangan peningkatan dan pemanfaatan sarana penunjang pendidikan SLTP / Sekolah menengah.

3. Menyusun rencana pengadaan peralatan teknis dan perbukuan SLTP / Sekolah menengah.

4. Melakukan pengadaan, pendistribusian penyimpanan, pencatatan peralatan teknis dan perbukuan SLTP / Sekolah menengah.

5. Menyiapkan izin operasional penyelenggaraan sekolah SLTP / Sekolah menengah. 6. Menyiapkan bahan bimbingan bagi kelembagaan sekolah.

7. Mengumpulkan dan mengolah data sarana dan prasarana sekolah SLTP / Sekolah menengah.

8. Menyelenggarakan penegrian SLTP / Sekolah menengah. 9. Pengadaan blanko STTB, pengadaan Danuas dan Raport murid.

10. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan SLTP / Sekolah menengah.

11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin pendidikan SLTP / sekolah menengah sesuai dengan bidang tugasnya.


(53)

KEPALA SUB DINAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Tugas Pokok

Membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan pengelolaan pendidikan masyarakat, bina pustaka, pemuda dan olahraga serta seni dan budaya.

Fungsi

1. Melaksanakan pengelolaan kegiatan pendidikan masyarakat. 2. Melaksanakan pengelolaan kegiatan bina pustaka.

3. Melaksanakan pengelolaan kegiatan pemuda dan olahraga.

4. Melaksanakan pengelolaan kegiatan seni dan budaya sekolah / pemuda. 5. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala dinas.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI PENDIDIKAN MASYARAKAT Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan luar sekolah dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana program kerja.

2. Mempersiapkan rencana program belajar paket A, paket B, paket C dan kelompok belajar usaha.

3. Mengeluarkan izin penyelenggaraan kursus dan ujian nasional. 4. Melakukan inventarisasi kegiatan pendidikan masyarakat. 5. Memonitor dan menilai pendidikan masyarakat.

6. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan luar sekolah.


(54)

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin pendidikan luar sekolah sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI BINA PUSTAKA Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan luar sekolah dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana program kerja.

2. Mempersiapkan rencana program pembinaan pustaka sekolah. 3. Mempersiapkan usul sarana dan prasarana perpustakaan. 4. Pendistribusian buku perpustakaan ke sekolah- sekolah. 5. Memonitor pelaksanaan perpustakaan sekolah.

6. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada Kasubdin. pendidikan luar sekolah.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kasubdin. pendidikan luar sekolah sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI PEMUDA DAN OLAHRAGA Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan luar sekolah dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana program kerja.

2. Melaksanakan perencanaan dan penyelenggaraan latihan pemuda, kepramukaann , dan kesiswaan.


(55)

3. Melaksanakan penyelenggaraan paskibraka dan pertukaran pemuda antar provinsi danantar Negara.

4. Melaksanakan penyelenggaraan pemasalan olahraga masyarakat. 5. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan pemuda dan olahraga.

6. Melakukan inventarisasi lembaga yang bergerak dibidang pemuda dan olahraga. 7. Melakukan pengembangan kegiatan kepemudaan dan keolahragaan dalam

masyarakat.

8. Mengumpulkan dan mengolah data pemuda dan olahraga.

9. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin pendidikan luar sekolah.

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin pendidikan luar sekolah sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI SENI DAN BUDAYA Tugas Pokok

Membantu Kasubdin pendidikan luar sekolah dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana program kerja.

2. Menyiapkan rencana program pembinaan seni dan budaya, sekolah / pemuda. 3. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kesenian sekolah / pemuda. 4. Melaksanakan pelestarian nilai-nilai budaya.

5. Melaksanakan pengadaan sarana kesenian. 6. Melaksanakan inventarisasi lembaga kesenian. 7. Melakukan pengembangan kegiatan kesenian.


(56)

9. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada Kasubdin. pendidikan luar sekolah.

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kasubdin. pendidikan luar sekolah sesuai dengan bidang tugasnya.

KEPALA SUB DINAS BINA PROGRAM Tugas Pokok

Membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan pengelolaan perencanaan program, pengelolaan data dan informasi pendidikan dan pengendalian evaluasi, pelaporan dan monitoring.

Fungsi

1. Melaksanakan perencanaan dan program pendidikan.

2. Melaksanakan pengumpulan data dan informasi pendidikan. 3. Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

4. Memonitor pelaksanaan rencana dan program.

5. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kepala dinas.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

SEKSI PERENCANAAN PROGRAM Tugas Pokok

Membantu Kasubdin bina program dibidang tugasnya. Fungsi


(57)

2. Mempersiapkan pengumpulan data yang meliputi TK/RA, SD/MI, SLTP/MTs, SMU/SMK/MA, Pendidikan luar sekolah.

3. Menyusun rencana dan program yang meliputi TK/RA, SD/MI, SLTP/MTs, SMU/SMK/MA, Pendidikan luar sekolah.

4. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin bina program. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin bina program sesuai dengan

bidang tugasnya.

SEKSI DATA DAN INFORMASI PENDIDIKAN Tugas pokok

Membantu Kasubdin bina program dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Menyusun dan menyebarluaskan instrumen pengumpulan data yang meliputi TK/RA, SD/MI, SLTP/MTs, SMU/SMK/MA, Pendidikan luar sekolah.

3. Melakukan pengumpulan data yang meliputi TK/RA, SD/MI, SLTP/MTs, SMU/SMK/MA, Pendidikan luar sekolah.

4. Mengolah dan mengklasifikasikan data yang meliputi TK/RA, SD/MI, SLTP/MTs, SMU/SMK/MA, Pendidikan luar sekolah.

5. Mengurus kamar data, menyajikan dan memberi informasi tentang data pendidikan. 6. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin bina program. 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin bina program sesuai dengan


(58)

SEKSI PENGENDALIAN, EVALUASI DAN LAPORAN Tugas Pokok

Membantu Kasubdin bina program dibidang tugasnya. Fungsi

1. Menyusun rencana dan program kerja.

2. Menyusun instrumen pengendalian dan evaluasi rencana program pendidikan. 3. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap rencana program pendidikan. 4. Membuat laporan pelaksanaan tugas dibidangnya kepada kasubdin bina program. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kasubdin bina program sesuai dengan

bidang tugasnya.

3.4. SUSUNAN ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 07 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kampar, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar adalah instansi yang dipimpin oleh Kepala Dinas, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati Kampar melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar.

Susunan organisasi Dikpora Kabupaten Kampar berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

b. Bagian Tata Usaha, membawahi :

1. Sub bagian umum dan perlengkapan 2. Sub bagian keuangan


(59)

c. Sub Dinas Pendidikan TK,SD/MI, membawahi : 1. Seksi pendidikan dan pengajaran TK, SD/MI 2. Seksi tenaga kependidikan TK, SD/MI 3. Seksi sarana dan prasarana TK, SD/MI

d. Sub Dinas Pendidikan dan pengajaran SLTP / Sekolah Menengah, membawahi : 1. Seksi pendidikan dan pengajaran SLTP / Sekolah Menengah

2. Seksi tenaga kependidikan SLTP / Sekolah Menengah 3. Seksi sarana dan prasarana SLTP / Sekolah Menengah e. Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah, membawahi :

1. Seksi pendidikan masyarakat 2. Seksi bina pustaka

3. Seksi pemuda dan olahraga 4. Seksi seni dan budaya

f. Sub Dinas Bina Program, membawahi : 1. Seksi perencanaan program

2. Seksi data dan informasi pendidikan 3. Seksi pengendalian, evaluasi dan laporan g. Cabang Dinas

h. UPTD


(60)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini akan disajikan data yang didapat dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar baik data yang didapat dari penyebaran kuisioner, wawancara, yang didapatkan dari Dikpora. Dalam bab ini penulis menyajikan data-data tersebut dan demikian akan didapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar. Dalam penyebaran kuisioner yang akan dijawab oleh responden, peneliti mengambil sample sebanyak 54 orang responden dan dari 54 orang tersebut diambil 2 orang sebagai informan untuk wawancara yaitu sub bagian umum dan perlengkapan (key informan) dan sub bagian kepegawaian (key informan).

Penyajian data dalam bentuk kuisioner akan disajikan dalam bentuk tabel tunggal yang kemudian akan diselingi oleh hasil wawancara yang akan dilakukan berdasarkan hubungan dengan kuisioner tersebut.Penyajian data adalah sebagai berikut : 4.1. Data-data Responden

Tabel 1. Data identitas responden menurut jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Frekwensi Persentase

1. Laki-laki 33 Orang 61 %

2. Perempuan 21 Orang 39 %

Jumlah 54 Orang 10 %

Sumber : hasil kuisioner tahun 2007

Dari tabel di atas dapat diketahui identitas responden dalam hal jenis kelamin, bahwa laki-laki sebanyak 33 orang (61%) dan perempuan sebanyak 21 orang (39%). Dari hal tersebut yang menjadi responden yang paling banyak adalah laki-laki dibandingkan perempuan.


(61)

Tabel 2. Data identitas responden berdasarkan tingkat umur

No. Umur Frekwensi Persentase

1. 25 – 35 Tahun 9 Orang 17 % 2. 36 – 50 Tahun 29 Orang 54 % 3. 51 – 60 Tahun 16 Orang 29 %

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner tahun 2007

Dari tabel di atas dapat diketahui umur daripada responden, yang memiliki umur 25-35 tahun sebanyak 9 orang (17 %), yang memiliki umur 36-50 tahun sebanyak 29 orang (54%) dan yang memiliki umur 51-60 tahun sebanyak 16 orang (29%). Dari hal tersebut dapat diketahui para responden masih produktif dalam melakukan pekerjaan karena pada umumnya PNS pensiun pada umur 60 tahun.

Table 3. Data identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir

No. Pendidikan Frekwensi Persentase

1. SLTA 19 Orang 35 %

2. Diploma 7 Orang 13 %

3. S- 1 23 Orang 43 %

4. S- 2 5 Orang 9 %

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner tahun 2007

Dari tabel di atas ditemukan jumlah responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 19 orang (35%), yang berpendidikan Diploma sebanyak 7 orang (13%), yang berpendidikan Sarjana (S-1) sebanyak 23 orang (43%), dan yang berpendidikan Pasca Sarjana (S-2) sebanyak 5 orang (9%). Dari hal tersebut para responden pada umumnya telah memiliki kemampuan yang baik karena pendidikan mereka tinggi pula dan dalam hal kemampuan bekerjapun akan semakin baik, baik mutu atau kuantitas. Dan hal ini


(62)

dapat dilihat dalam lampiran nantinya pegawai Dikpora Kabupaten Kampar rata-rata adalah orang yang berpendidikan Sarjana.

Table 4. Data identitas responden menurut masa bekerja

No. Masa Kerja Frekwensi Persentase

1. 0 – 10 Tahun 13 Orang 24 % 2. 11 – 20 Tahun 22 Orang 41 % 3. 21 – 35 Tahun 19 Orang 35 %

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner tahun 2007

Dari tabel di atas didapatkan jumlah responden yang masa kerjanya 0-10 tahun sebanyak 13 orang (24%), masa kerja 11-20 tahun sebanyak 22 orang (41%), dan yang masa kerjanya 21-35 tahun sebanyak 19 orang (35%). Dari hal tersebut pada umumnya responden telah bekerja lama di Dinas tersebut yang berarti mereka telah memiliki pengalaman bagaimana melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan di Dinas tersebut dan dengan demikian kinerja akan semakin baik dari segi kualitas dan kuantitas pekerjaan.

Table 5. Data identitas responden berdasarkan Golongan

No. Golongan Frekwensi Persentase

1. I / a – I / d - 0 %

2. II / a – II / d 5 Orang 9 % 3. III / a – III / d 34 Orang 63 % 4. IV / a – IVd 15 Orang 28 %

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner 2007

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang memiliki golongan I/a-I/d tidak ada (0%), yang memiliki golongan II/a-II/d sebanyak 5 orang (9%), yang memiliki


(63)

golongan III/a-III/d sebanyak 34 orang (63%), dan yang memiliki golongan IV/a-IV/d sebanyak 15 orang (28%). Dengan demikian responden yang mendominasi adalah golongan dari segi pendidikan mereka adalah Sarjana dan jika dilihat dari segi lama bekerja maka mereka adalah orang-orang lama yang telah bekerja di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.

4.2. Variabel Penelitian

4.2.1. Pengaturan Organisasi Yang Menyangkut Pembentukan Dikpora

Tabel 6. Jawaban responden tentang baik atau tidaknya pengaturan tupoksi

Dikpora sebelum Otonomi Daerah.

No. Jawaban Frekwensi Persentase

1. Baik 35 Orang 65 %

2. Cukup Baik 19 Orang 35 %

3. Tidak Baik - -

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner tahun 2007

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab baik tentang pengaturan tugas pokok dan fungsi dinas dikpora sebelum otonomi daerah sebanyak 35 orang (65%), responden yang menjawab cukup baik sebanyak 19 orang (35%), dan responden yang menjawab tidak baik tidak ada (0%). Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengaturan tupoksi dikpora sebelum otonomi daerah adalah sudah baik.

Tabel 7. Jawaban responden tentang proses pengaturan tupoksi Dikpora

sebelum otonomi daerah.


(64)

1. Baik 33 Orang 61 % 2. Cukup Baik 21 Orang 39 %

3. Tidak Baik - -

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner 2007

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab baik tentang proses pengaturan tupoksi Dikpora sebelum otonomi daerah sebanyak 33 orang (61%), responden yang menjawab cukup baik sebanyak 21 orang (39%), dan responden yang menjawab tidak baik tidak ada (0%). Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa proses pengaturan tupoksi dikpora sebelum otonomi daerah sudah berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

Tabel 8. Jawaban responden tentang kondisi kelembagaan Dikpora sebelum

otonomi derah.

No. Jawaban Frekwensi Persentase

1. Baik 34 Orang 63 %

2. Cukup Baik 20 Orang 37 %

3. Tidak Baik - -

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner 2007

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab baik tentang kondisi kelembagaan Dikpora pada masa sebelum otonomi daerah sebanyak 34 orang (63%), responden yang menjawab cukup baik sebanyak 20 orang (37%), dan responden yang menjawab tidak baik tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kondisi kelembagaan Dikpora pada masa sebelum otonomi daerah sudah baik.


(65)

Tabel 9. Jawaban responden tentang pengaturan tupoksi Dikpora sesudah

otonomi daerah.

No. Jawaban Frekwensi Persentase

1. Baik 39 Orang 72 %

2. Cukup Baik 15 Orang 28 %

3. Tidak Baik - -

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner 2007

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab baik tentang pengaturan tupoksi Dikpora sesudah otonomi daerah sebanyak 39 orang (72%), responden yang menjawab cukup baik sebanyak 15 orang (28%), dan responden yang menjawab tidak baik tidak ada (0%). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pengaturan tupoksi Dikpora pada masa otonomi daerah adalah sudah berjalan dengan baik.

Tabel 10. Jawaban responden tentang proses pengaturan tupoksi Dikpora

sesudah otonomi daerah.

No. Jawaban Frekwensi Persentase

1. Baik 44 Orang 81 %

2. Cukup Baik 10 Orang 19 %

3. Tidak Baik - -

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner 2007

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab baik tentang proses pengaturan tupoksi Dikpora sesudah otonomi daerah sebanyak 44 orang (81%), responden yang menjawab cukup baik sebanyak 10 orang (19%),dan responden yang menjawab tidak baik tidak ada (0%). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa proses pengaturan tupoksi Dikpora sesudah otonomi daerah adalah baik.


(66)

Tabel 11. Jawaban responden tentang kondisi kelembagaan Dikpora sesudah

otonomi daerah.

No. Jawaban Frekwensi Persentase

1. Baik 40 Orang 74 %

2. Cukup Baik 14 Orang 26 %

3. Tidak Baik - -

Jumlah 54 Orang 100 %

Sumber : hasil kuisioner 2007

Berdasarkan tabel di atas responden yang menjawab baik tentang kondisi kelembagaan Dikpora sesudah otonomi daerah sebanyak 40 orang (74%), responden yang menjawab cukup baik sebanyak 14 orang (26%), dan responden yang menjawab tidak baik tidak ada (0%). Dalam hal ini berarti kondisi kelembagaannya sudah lengkap sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan Sub Bagian Kepegawaian, yaitu bahwa “Kelembagaannya sudah lengkap dan struktur organisasinya juga sudah lengkap”. Dengan demikian kelembagaan yang ada di Dikpora sudah diatur dengan baik.

Tabel 12. Jawaban responden tentang kesesuaian/kecocokan struktur Dikpora

dengan tupoksi sebelum otonomi daerah.

No. Jawaban Frekwensi Persentase


(1)

DAFTAR PERTANYAAN

UNTUK RESPONDEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

1. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pengaturan Tupoksi DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

2. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana proses pengaturan Tupoksi DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

3. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana kondisi kelembagaan DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

4. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pengaturan Tupoksi DIKPORA sesudah Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik


(2)

5. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana proses pengaturan Tupoksi DIKPORA sesudah Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

6. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana kondisi kelembagaan DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

7. Menurut Bapak / Ibu, adakah kesesuaian / kecocokan struktur DIKPORA dengan Tupoksi sebelum Otonomi Daerah ?

a. Sesuai

b. Cukup Sesuai c. Tidak Sesuai

8. Menurut Bapak / Ibu, adakah kesesuaian / kecocokan struktur DIKPORA dengan Tupoksi sesudah Otonomi Daerah ?

a. Sesuai

b. Cukup Sesuai c. Tidak Sesuai

9. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana proses pelaksanaan Tupoksi DIKPORA saat ini ? a. Sesuai

b. Cukup Sesuai c. Tidak Sesuai


(3)

10.Menurut Bapak / Ibu, bagaimana kondisi DIKPORA saat ini ? a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

11.Menurut Bapak / Ibu, apakah jumlah pegawai saat ini menunjang Tupoksi DIKPORA ? a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

12.Menurut Bapak / Ibu, apakah struktur organisasi DIKPORA mampu melaksanakan Tupoksi ?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

13.Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pelaksanaan Tupoksi DIKPORA oleh pegawai sebelum Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik

14.Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pelaksanaan Tupoksi DIKPORA oleh pegawai sesudah Otonomi Daerah ?

a. Baik

b. Cukup Baik c. Tidak Baik


(4)

15.Menurut Bapak / Ibu, apakah perlengkapan yang ada saat ini mendukung pelaksanaan Tpoksi DIKPORA ?

a. Sangat Mendukung b. Cukup Mendukung c. Tidak Mendukung

16.Menurut Bapak / Ibu, apakah pegawai mampu memanfaatkan perlengkapan yang tersedia dengan baik ?

a. Mampu b. Cukup mampu c. Tidak mampu

17.Menurut Bapak / Ibu, adakah dukungan APBD dalam mendukung pelaksanaan Tupoksi DIKPORA saat ini ?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

18.Menurut Bapak / Ibu, apakah anggaran DIKPORA saat ini mampu memaksimalkan kinerja DIKPORA ?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak


(5)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pengaturan Tupoksi DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

2. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana proses pengaturan Tupoksi DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

3. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana kondisi kelembagaan DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

4. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pengaturan Tupoksi DIKPORA sesudah Otonomi Daerah ?

5. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana proses pengaturan Tupoksi DIKPORA sesudah Otonomi Daerah ?

6. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana kondisi kelembagaan DIKPORA sebelum Otonomi Daerah ?

7. Menurut Bapak / Ibu, adakah kesesuaian / kecocokan struktur DIKPORA dengan Tupoksi sebelum Otonomi Daerah ?

8. Menurut Bapak / Ibu, adakah kesesuaian / kecocokan struktur DIKPORA dengan Tupoksi sesudah Otonomi Daerah ?


(6)

11.Menurut Bapak / Ibu, apakah jumlah pegawai saat ini menunjang Tupoksi DIKPORA ?

12.Menurut Bapak / Ibu, apakah struktur organisasi DIKPORA mampu melaksanakan Tupoksi ?

13.Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pelaksanaan Tupoksi DIKPORA oleh pegawai sebelum Otonomi Daerah ?

14.Menurut Bapak / Ibu, bagaimana pelaksanaan Tupoksi DIKPORA oleh pegawai sesudah Otonomi Daerah ?

15.Menurut Bapak / Ibu, apakah perlengkapan yang ada saat ini mendukung pelaksanaan Tpoksi DIKPORA ?

16.Menurut Bapak / Ibu, apakah pegawai mampu memanfaatkan perlengkapan yang tersedia dengan baik ?

17.Menurut Bapak / Ibu, adakah dukungan APBD dalam mendukung pelaksanaan Tupoksi DIKPORA saat ini ?

18.Menurut Bapak / Ibu, apakah anggaran DIKPORA saat ini mampu memaksimalkan kinerja DIKPORA ?