UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIK : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Program Studi S – I PGSD Universitan Pendidikan Indonesia

Oleh

NAMA : EROM NIM : 0904887

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor )

Oleh

NAMA : EROM NIM : 0904887

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© EROM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK ”

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor )

NAMA : EROM NIM : 0904887

Latar belakang penulisan Skripsi ini berdasarkan temuan rendahnya prestasi belajar serta ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika sudah dinilai sebagai salah satu yang cukup serius dan perlu penanganan segera dalam pembelajaran di sekolah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SDN 1 Parungtanjung melalui penerapan pendekatan Realistik serta bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SD Negeri I Parungtanjung melalui penerapan pendekatan realistik ? Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Parungtanjung Gunungputri Kabupaten Bogor dengan subyek penelitian adalah siswa kelas II pada semester II Tahun pelajaran 2013, berjumlah 30 orang siswa . Adapun hasil yang diperoleh dari rata – rata nilai tes formatif pada siklus I 70,6 sedangkan pada silkus II meningkat menjadi 91,33 pada siklus I kelompok yang memiliki ketuntasan dalam kerja kelompok sekitar 40% dan pada siklus II mengalami peningkatan sekitar 60%. Yang memiliki ketuntasan sedang pada siklus I sekitar 40 % dan pada siklus II 0%, sedangkan ketuntasan rendah pada siklus I dan II 0 % . Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat menunjukan peningkatan yang signifikan terlihat dari pelaksanaan pembelajaran dan hasil tes dari setiap siklus yang cenderung meningkat. Hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika penjumlahan bilangan menunjukan sikap positif. Dengan demikian pendekatan realistik dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II sekolah dasar.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT KETERANGAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ………....……….. ii

DAFTAR ISI ………..……… iv

DAFTAR TABEL……… iii

BAB I PENDAHULUAN ………...

A. Latar Belakang Masalah …..…...….…...………….….….. B. Rumusan Masalah ………...…….…………... C. Hipotesis Masalah ...….…………... D. Tujuan Penelitian ……….. E. Manfaat Penelitian ……… F. Def inisi Operasional ………..

1 1 5 6 6 7 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..………..

A. Pembelajaran Matematika Realistik ……….………… 1. Konsep Pendekatan Matematika Realistik………... 2. Karakteristik Pendekatan Realistik ……… 3. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik .. 4. Kekuatan Matematika Realistik ………. 5. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Pendekatan

Realistik ……… B. Konsep Penjumlahan ………... C. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar………...….………. BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ………

A. Metode Penelitian …...……… B. Model Penelitian ……...….………. C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ...

13 13 13 14 15 16 17 19 22 27 27 28 32


(6)

D. Prosedur Penelitian ….……….. E. Intrumen Penelitian ………. F. Pengolahan dan Analisis ………

32 36 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

A. Hasil Penelitian ...……….. 1. Siklus Pertama ………...

2. Siklus Kedua …..………

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….

1. Pembahasan . ………

2. Aktivitas Siswa ………

3. Hasi Peneltian ……….. 40 40 40 50 58 58 59 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …...……….………..

A. Kesimpulan ………….……….…..………..

B. Saran-saran……….…...………..

66 66 67

DAFTAR PUSTAKA ………..………

LAMPIRAN ………..………..

 RPP Siklus 1

 RPP Siklus 2

 Lembar Observasi

 Daftar Nilai Siklus – 1


(7)

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Nilai Matematika Th. 2012 - 2013 ... 2 2 Tabel 4.1 Daftar Nilai Soal Pertama Siklus I 44 3 Tabel 4.2 Daftar Nilai Soal Kedua Siklus I 46 4 Tabel 4.3 Daftar Nilai Soal Pertama Siklus I... 48 5 Tabel 4.4 Nilai Hasil Ketuntasan siklus I... 49 6 Grafik 4.1 Hasil Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I 49 7 Tabel 4.5 Nilai soal Siklus II ... 54 8 Tabel 4.6 Hasil NilaiTes Siklus II ... 57

9 Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II 62


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat pembelajaran matematika di kelas II SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor, guru di awal pembelajaran tidak melakukan apersepsi, guru dalam menyampaikan materi masih dominan dengan metode ceramah yang berlangsung hanya satu arah, model yang digunakan masih bersifat konvensional dan Guru menyampaikan pesan pada siswa hanya menekankan pada isi pesan tanpa pendekatan pembelajaran . Sehingga siswa kurang memahami konsep matematika karena pelajaran terlalu abstrak dan kurang menarik serta kurangnya contoh permasalahan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. penilaian hanya terfokus ke sumatif dan hanya mengejar jawaban benar namun mengabaikan proses.

Akibat dari hal di atas siswa tidak menyenangi matematika, bahkan seringkali mereka membenci matematika ketika guru menjelaskan banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. ketika guru melakukan evaluasi,sebagian siswa tidak dapat menjawab soal evaluasi sehingga hasil evaluasi siswa pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu nilainya di bawah KKM (rata-rata nilai 65 )


(9)

Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2012 / 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai penjumlahan bilanghan bulat yang ditargetkan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 65 belum memenuhi standar karena sekitar 60% siswa belum memahami konsep matematika, adapun perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Nilai Matematika TH: 2012 / 2013 Penjumlahan Bilangan Bulat

No : Nama Nilai No : Nama Nilai

1 AHMAD B 60 16 SITI PATIMAH 50

2 AHMAD N 55 17 ST ALIMAH 80

3 ALIF 60 18 AZIS 45

4 ALFIN 70 19 IKMAM 60

5 ELISA 70 20 SODIQ 65

6 AMELIA 70 21 RIFAI 50

7 IRENA 55 22 DIVA 75

8 INDRIYANTI 70 23 SALSA 70

9 LINA 70 24 PUTRI 50

10 M. SALAM 70 25 DEDE.L 50

11 M.ROPIK 60 26 ANDRIANSYAH 65

12 M.RIKI 50 27 DONI 80

13 NOVA 60 28 SUCI 65

14 DINI 60 29 NABILA 90

15 ERFAN 55 30 YUSUP 45

.

Untuk mendukung pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui pendidikan, pemerintah melalui kurikulum pendidikan nasional


(10)

merekomendasikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak dari sekolah dasar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaan, maupun strategi pembelajarannya. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki obyek abtrak yang berdasarkan kebenaran dan konsistensi.

Uraian di atas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting, tetapi dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika masih jauh dari apa yng diinginkan. Hal tersebut karena metode dan pendekatan pembelajaran yang dipakai kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut tidak maksimal. Kenyataan tersebut masih dijumpai di SD Negeri1 Parungtanjung.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 mewajibkan Sekolah Dasar mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sesuai kebutuhan berdasarkan panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dasar dan menengah yang disusun oleh badan Standar Nasional Pendidikan ( BNSP ).

Hal ini tentu berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta didik dan tidak akan mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik sehingga hasil tes peserta didik akan sering menunjukan prestasi belajar yang rendah atau sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimal ( KKM) .


(11)

Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2012 / 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Faktor yang ditimbulkan oleh guru yaitu, dalam kegiatan pembelajaran matematika yang masih bersifat tradisional. Pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktifitas menerangkan, memberikan contoh, dan selanjutnya siswa diberi latihan –latihan mengerjakan soal- soal sesuai dengan contoh.

b. Guru hanya berkonsentrasi mengejar target pencapaian kurikulum, sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya bertumpu pada target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan oleh karena banyaknya materi yang harus dicapai.

Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi penjumlahan bilangan bulat akan dicoba dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran salah satunya adalah pendekatan Realistik. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang, dan menarik minat siswa untuk melakukan kegitan mengajar secara optimal, maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai sesuai keinginan.


(12)

Salah satu alternatif solusi yang dianggap dapat mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan Pendekatan Realistik. Dengan pendekatan pembelajaran ini diharapkan dapat menempatkan guru sebagai perancang organisasi pembelajaran sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memahami dan menggunakan Matematika melalui aktivitas belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah” Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan realistik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika untuk peserta didik pada pokok bahasan Penjumlahan Bilangan Bulat melalui pendekatan Realistik, di Kelas II SD Negeri1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kab. Bogor ”. Secara terinci rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SD Negeri 1 Parungtanjung melalui pendekatan realistik ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SDN 1 Parungtanjung melalui penerapan pendekatan realistik?

3. Bagaimana hasil belajar matematika siswa tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas I II SD Negeri 1 Parungtanjung melalui penerapan pendekatan realistik ?


(13)

C. Hipotesins Tindakan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam pengembangan konseptual perencanaan tindakan, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika disajikan dengan menggunakan pendekatan Realistik maka hasil belajar matematika siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat dapat ditingkatkan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memecahakan masalah praktis yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan realistik, di SD Negeri 1 Parungtanjung secara rinci tujuan ini diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SD1 Negeri Parungtanjung Kabupaten Bogor melalui pendekatan realistic

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SDN 1 Parungtanjung melalui penerapan pendekatan realistik.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat setelah menggunakan pendekatan raelistik.


(14)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan lembaga pendidikan berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan rasa senang terhadap proses pembelajaran matematika b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

c. Dapat meningkatkan pola pikir matematika siswa kelas 2 sesuai dengan kemampuan masing – masing.

d. Memberikan pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

a. Dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan informasi bagi guru khususnya guru Sekolah Dasar mengenai pembelajaran matematika. b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan

keterampilan pembelajaran matematika

c. Meningkatakan pemahaman tentang berbagai metoda dan strategi pembelajaran


(15)

d. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran realistik, guna meningkatkan profesi dan kualitas guru

3. Bagi Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penentu kebijakan, khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan .

b. Dapat digunakan sebagai inpentarisasi bacaan di sekolah.

F. Definisi Operasional.

1. Hasil Belajar

Darmansyah (2006:13) “menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang di tentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat ( Zainal Abidin,2004:1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah ”penggunaan angka pada hasil tes prosedur penilaian sesuai dengan peraturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”.

Selanjutnya hasil belajar menurut Harahap ( Abidin,2004:2 ) yaitu : a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan

c. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa di brikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program


(16)

e. Untuk keperluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten

f. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan bahan dalam mengambil sebagian keputusan dalam pengajaran

Hasil belajar dapat menggambarkan kemampuan siswa, sejauh mana siswa telah menguasai suatu kompetensi sehingga seorang guru dapat menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan siswa serta membantu guru untuk menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

2. Hakekat Penjumlahan

Perjumlahan adalah salah satu operasi aritmetika dasar. Perjumlahan merupakan penambahan sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah.

Hakikat penjumlahan yang pertama ditanamkan pada siswa / pesrta didik adalah ” bertambah ” dan ini merupakan bahasa sehari – hari yang sering didengar oleh siswa ( peserta didik ) pada jenjang pendidkan dasar. Contohnya dalam penjumlahan misalnya : Di dalam kantong tersedia 5 permen siswa disuruh menambahkan permen baru kedalam kantong sebanyak 4 permen, dengan alat peraga yaitu permen .

Penjumlahan ditulis dengan menggunakan tanda tambah "+" diantara kedua bilangan. Hasil dari penjumlahan dinyatakan dengan tanda sama dengan "="


(17)

2 + 2 = 4 (diucapkan "dua ditambah dua sama dengan empat")

Jadi apabila menjumlahakan sebuah bilangan dengan bilangan lain , artinya kita menambah bilangan ditambah sebanyak bilngan yang ditambahkan.

3. Pengertian Matemtika

Pengertian serta bahasan matematika itu sangat beragam . keanekaragaman defninisi itu sendiri satu sama lain saling melengkapi. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Depdiknas , 2003 : 2 ) menuliskan tentang matemtika yaitu :

 Matemtika merupakan suatu bahan kajian yng memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif , yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima , sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

 Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari dari pernyataan yang ingin kita samapaikan .... uraian ini menunjukan bahwa matematika berkenaan dengan struktur dan hubungan berdasarkan konsap abstrak , sehingga dibutuhkan simbol untuk dapat mengoperasikan urutan dari stuktur dan hubungan tersebut dan operasi yang telah diterapkan sebelumnya.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) mata pelajaran matematika ( Depdiknas 2003 : 3 ) dikatakan bahwa matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang berati belajar atau hal yang


(18)

dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda di sebut Wiskendu atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran .

4. Pengertian Pendekatan Realistik

Pendekatan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran dalam matematika berdasarkan pada Realistic Mathematics Education (RME), yang pertama kali dikembangkan di negeri Belanda pada tahun 70-an oleh Freundenthal. Pada RME pembelajaran matematika bisa bermakna bila dikaitkan dengan kenyataan (realita) dalam kehidupan di masyarakat yang di alami siswa. Selain sebagai suatu proses aktivitas, tidak hanya sebagai suatu produk yang dijadikan bahan ajar.

Sementara ini guru memandang matematika hanya sebagai hasil buah pikir manusia pendahulu, kemudian diajarkan kembali kepada manusia lain generasi berikutnya untuk dipelajari dan dimanfaatkan. Guru melaksanakan pengajaran matematika hanya sebagai produk dan bukan matematika sebagai proses.

Freundenthal mengemukakan bahwa pembelajaran matematika seyogyanya dilakukan dengan sistem guided reinvention, kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep atau aturan, yaitu dengan memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk mencoba proses matematisasi ( proses of mathematization ), tidak hanya diberitahukan.

Pada tahap vertikal adalah proses reorganisasi matematik, misalnya menemukan keterkaitan antara beberapa konsep dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Tahap matematisasi horizontal adalah proses dari dunia


(19)

empirik menuju dunia rasio, sedangkan matematisasi vertikal adalah proses transformasi pada dunia rasio dalam pengembangan matematika secara abstrak.

Dalam praktek pembelajaran matematika di kelas, pendekatan realistik sangat memperhatikan aspek-aspek informal, kemudian mencari jembatan untuk mengantarkan pemahaman siswa pada matematika formal.

Guru sebagai pengelola kelas lebih banyak memikirkan bagaimana siswa memperoleh pengalaman belajar sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru secara bermakna melalui pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, “ penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk merperbaiki pekerjaannya, memahi pekerjaan ini serta sesuai dimana pekerjaan ini dilakukan”. ( Kemmis & Mc. Taggart 1988 dalam David Hopkins 1993: 48 ), penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antar guru dengan observer untuk melihat aktivitas sekaligus melihat peningkatan kemampuan berpikir keratif siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik. Penelitian di harapkan dapat memperbaiki proses belajar yang lebih baik dengan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif pelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika.

Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan yaitu melalui empat tahap meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Prosedur PTK merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari komponen-komponen yang terdiri dari :

Perencanaan ( Planning ), Rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk 1. memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai


(21)

2. Tindakan (Action), Apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan

3. Observasi (Observing), mengamati atas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap siswa.

4. Refleksi ( Reflecting ), Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari tindakan.

Dalam pelaksanaan penelitian dibuat 2 siklus untuk mempermudah langkah peneliti, mulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi pustaka, melakukan observasi awal, menemukan masalah kemudian mengidentifikasi masalah, merencanakan langkah awal tindakan dengan menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke 1, kemudian merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi, maka diperbaiki lagi pada siklus berikutnya.

B. Model Penelitian

Disain penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menyelesaikan menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat. secara optimal maka diberikanlah tes. Sedangkan observer awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan diketahui optimalisasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat.


(22)

Disain pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut : Yaitu model ( Kemmis & Mc. Taggart 1988 dalam David Hopkins 1993: 48 )

( Kemmis & Mc. Taggart 1988 dalam David Hopkins 1993: 48 )

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang diadakan adalah merencanakan persiapan mengajar mulai dari pembuatan RPP, yang meliputi: a) Identitas Rencana Pembelajaran, b) Kompetensi Dasar atau Hasil Belajar, c) Langkah Pembelajaran, d) Sumber / Media / Bahan Ajar, e) Penilaian, f) Identitas Penyusun. Pada langkah pembelajaran berisi tiga tahap kegiatan, yakni: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir ( Penutup ).

Refleksi Pelaksanaan

& Observasi

I

Rencana umum

Refleksi Tindakan &

Pengamatan Siklus 1

Laporan &

Kesimpulan Perubahan

rencana

II


(23)

Kegiatan awal dimasudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik, maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .

Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir berupa pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunann model pendekatan realistik pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .

2. Tahap Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksankan penelitian Tindakan Kelas sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk – petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal operasi hitung campuran dengan menggunakan pendekatan realistik. Pelaksanaan tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari – hari.

3. Tahap Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat. Observasi ditunjukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan. Kegiatan observasi bersamaan dengan kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Pormat lembar pengamatan berisi tentang hal


(24)

– hal atau tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana caranya meningkatkan hasil belajar ( format lembar pengamatan terlampir ).

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi, dan evaluasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan berlangsung yang menyebabakan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan, direfleksikan kembali.

Analisis data dilakukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai minimal 70 pada penyelesaian soal penjumlahan bilangan bulat. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak.

Desain penelitian terdiri dari dua siklus Setiap Siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat secara optimal, diberikan tes. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam


(25)

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan diketahui kemampuan siswa dalam pengerjaan soal penjumlahan bilangan bulat, maka pada pra penelitian, peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran penyelesaian soal pecahan di kelas peneliti dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah – masalah instruksional yang ada kemudian membuat

C. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat dilakukannya penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain kualitas SD tersebut secara umum dapat dikatakan memadai, sekolah tersebut juga merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru kelas sehingga sedikitnya peneliti sudah memahami kesukaran yang di hadapi oleh siswa-siswa di sekolah tersebut. Subyek penelitian terdiri 30 siswa, pembelajaran melalui pendekan realistik.

D. Prosedur Penelitian ( Rancangan Penelitian )

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana dan pelaksana utama. Sebagai perencana tindakan dalam penelitian ini, maka pada pra penelitian, peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran penyelesaian soal penjumlahan bilangan bulat di kelas peneliti dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah – masalah intruksional yang ada kemudian membuat perencanaan tindakan langsung yang akan dilaksanakan di kelas berdasarkan masalah yang dipilih sesuai hasil refleksi.


(26)

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas meliputi beberapa prosedur terdiri dari :

1. Identifikasi Masalah

Melaksanakan proses pembelajaran matematika yang difokuskan pada pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bualt di kelas II setelah selesai penbelajaran guru dan beberapa siswa melakukan refleksi, ada beberapa permasalahan yang ditemui diantarannya: dalam proses belajar tidak tampak aktivitas siswa, siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, dan terjadi interaksi satu arah maksudnya hanya tertuju pada siswa yang pandai saja.

Dari beberapa temuan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah dapat dilihat pada bab I. 2. Kegiatan Pra Tindakan

a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya pendekatan realistik.

b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan realistik

c. Mengungkap kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajran matematika dengan pendekatan realistik


(27)

3. Penyusunan Rencana Tindakan

Menetapkan topik pembelajaran berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan dengan observer, yang menjadi topik pembelajaran yaitu dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan.

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan pendekatan realistik.

a. Menyusun alat evaluasi

LKS diberikan untuk membangkitkan aktivitas dan kreativitas berpikir siswa dalam kerja kelompok dalam memecahakan masalah yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan buyalat. Sedangkan alat evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta mampu mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Menyiapkan buku matematika yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan .

c. Melakukan pembagian kelompok.

4. Pelaksanaan Tindakan ( Observasi, Analisis dan Refleksi )

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian ini adalah sebagai berikut :

a. Siklus I

Kegiatan yang dilakukan meliputi :


(28)

2. Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus I

3. Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain : Observasi pelaksanaan siklus I, mengkaji hasil belajar siswa, dengan guru dan siswa kelas II.

4. Melakukan refleksi siklus I

5. Hasil Analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I ini menjadi bahan bagi rekomendasi dan revisi rencana tindakan ke siklus II.

b. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. Membuat rencana pembelajaran yang direvisi pada Siklus II 2. Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus II

3. Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain Observasi pelaksanaan siklus II, mengkaji hasil belajar siswa, 4. Melakukan refleksi siklus II

5. Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu menjaring kemampuan akhir ( Hasil belajar siswa) setelah diterapkan pendekatan realistik dan menganalisis peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa serta menjaring respon guru dan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran alat bantu peraga

6. Kesimpulan yang di lakukan peneliti yaitu menganalisis dan merefleksikan seluruh tindakan yang telah dilakukan dan menyimpulkan seluruh hasil siklus I dan siklus II


(29)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan realistik. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam penelitian dibutuhkan 2 data yaitu: 1) data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat 2) data tentang pelaksanaan pendekatan realistik. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes Hasil Belajar

Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat. Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik. Dalam tes soal yang diberikan berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

2. Instrumen Non Tes

Observasi adalah suatu cara untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran matematika, sikap guru serta interaksi antara siswa dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan oleh guru dan rekan yang meneliti. Hasil observasi ini ditujukan dasar refleksi dan tindakan yang dilakukan.


(30)

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pada dasarnya Pengolahan dan analisis data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tindakan kelas ( Suryanto, 1996).

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut :

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Teknik kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Teknik Kuantitatif ( Teknik Persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan rumus :


(31)

Hasil analisis skor ini berupa nilai standar dengan skala 1-100 dengan batas minimal kelulusan adalah nilai 65 atau 65% nilai ideal yaitu taraf penguasaan minimal ketuntasan belajar perorangan. Sedangkan untuk mencari persentase ketutasan belajar secara kelompok minimal 80% dari jumlah siswa.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a.Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar yang telah berlangsung.

b. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan pensekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar


(32)

diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari.

Dengan rumus :

1. Menghitung nialai rata-rata kelas dengan rumus : N

X = ---

n

Keterangan

N = Total N yang diperoleh siswa n = Jumlah siswa

X = Nilai rata – rata kelas 2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 % Jumlah Skor Total Maksimum

3. Menghitung Prosentase Ketuntasan belajar siswa secara Klasikal dengan rumus :

∑ s ≥ 65

TB = x 100 % N

Keterangan

∑ s ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama

dengan 65

N = Banyak Siswa

100 % = Bilangan tetap TB = Ketuntasan Belajar


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan dan uraian serta pembahasan pada bagian sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pembelajaran Matematika yang berkaitan dengan indikator pada siklus I yaitu, (1) penjumlahan bilangan bulat, (2) membuat rencana pembelajaran, dibuat dalam bentuk RPP di lengkapi dengan lembar observasi, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Setelah melakukan perbaikan kelemahan-kelemahan yang diperoleh dari siklus I, maka peneliti kembali merancang pelaksanaan pembelajaran dengan topik yang sama seperti pada siklus I dan siklus II yaitu penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan tentang penjumlahan bilangan bulat dapat dilihat dari pembelajaran siklus I dan II dengan menggunakan pendekatan realiostik dan menerapkan langkah – langkah pembelajarannya seperti: melaksanakan kegiatan inquirí dalam setiap pembelajaran, mengajak siswa untuk berani bertanya, belajar kelompok, menghadirkan model, mengevaluasi, dan melakukan refleksi. Hasil yang didapat pada siklus I belum maksimal karena masih ada siswa yang ragu dan malu untuk bertanya dalam mempresentasikan didepan kelas tetapi setelah pembelajaran siklus II


(34)

hasil yang diharapkan sudah maksimal siswa sudah merasa tidak takut pada saat mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan realistik. 3. Hasil belajar yang didapatkan siswa pada pembelajaran matematika

dengan pokok penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik dalam Siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, hasil ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan realistik sangat cocok diberikan di kelas II SDN 1 Parungtanjung Gunungputri Bogor di Sekolah Dasar. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat melalui pendekatan realistik dapat dilihat dari hasil tes dimana pada pembelajaran siklus I mulai dilaksanakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 70,60 dan pada proses dilaknkan pembelajaran Siklus II meningkat nilai yang didapat adalah 91.33.

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu disampaikan diantaranya :

1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan realistik sebaiknya memperhatikan penyusunan bahan ajar yang akan disampaikan atau digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Bahan ajar yang dibuat ahrus mencerminkan komponen-komponen realistik yang didalamnya dapat mengukur kemampuan siswa. Dengan demikian soal-soal yang diberikan harus dapat merangsang belajar siswa


(35)

2. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

3. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan kemampuan, ini merupakan tanggung jawab bagi kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. dengan cara berbagai hal diantaranya mengembangkan berpikir siswa yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan realistik.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Saharsimi. (2002) , Penelitian Tindakan Kelas . Bumi Aksara

Dolk, Marten. ( 2006). Realistik Matematics Education. Makalah Kuliah Unun di Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang, tanggal 29 Juli 2006.

Depdiknas, (2003 : 2 ), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD Jakarta

Hadi, Sutarto.(2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Penerbit Tulip

Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud, 1998/1999 Karso, dkk. (1996). Pendidikan Matematika I Proyek Peningkatan Mutu Guru

Kelas Sekolah Dasar , Jakarta : Universitas Terbuka

Kemis, S,Mc,Taggart, R ( 1992 ). The Action Research Plamer. Viktorian Deaken University

Kasbolah, K . ( 1998 ) , Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdiknas

Suryanto. ( 2007), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia( PMRI)”. Majalah PMRI Vol. V No.1 Januari 2007,

Suhendra . (2007) , Strategi Belajar Mengajar Matematika Bandung : UPI Press Turmuzi, ( 2001 ). Pendekatan Realistik dalam pembelajaran Matematika,

Makalah FPMIPA UPI Bandung.

Depdiknas, (2003 : 2 ), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD Jakarta


(1)

Hasil analisis skor ini berupa nilai standar dengan skala 1-100 dengan batas minimal kelulusan adalah nilai 65 atau 65% nilai ideal yaitu taraf penguasaan minimal ketuntasan belajar perorangan. Sedangkan untuk mencari persentase ketutasan belajar secara kelompok minimal 80% dari jumlah siswa.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a.Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar yang telah berlangsung.

b. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan pensekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.


(2)

diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari.

Dengan rumus :

1. Menghitung nialai rata-rata kelas dengan rumus : N

X = ---

n

Keterangan

N = Total N yang diperoleh siswa n = Jumlah siswa

X = Nilai rata – rata kelas 2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 %

Jumlah Skor Total Maksimum

3. Menghitung Prosentase Ketuntasan belajar siswa secara Klasikal dengan rumus :

∑ s ≥ 65

TB = x 100 % N

Keterangan

∑ s ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65

N = Banyak Siswa 100 % = Bilangan tetap TB = Ketuntasan Belajar


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan dan uraian serta pembahasan pada bagian sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pembelajaran Matematika yang berkaitan dengan indikator pada siklus I yaitu, (1) penjumlahan bilangan bulat, (2) membuat rencana pembelajaran, dibuat dalam bentuk RPP di lengkapi dengan lembar observasi, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Setelah melakukan perbaikan kelemahan-kelemahan yang diperoleh dari siklus I, maka peneliti kembali merancang pelaksanaan pembelajaran dengan topik yang sama seperti pada siklus I dan siklus II yaitu penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan tentang penjumlahan bilangan bulat dapat dilihat dari pembelajaran siklus I dan II dengan menggunakan pendekatan realiostik dan menerapkan langkah – langkah pembelajarannya seperti: melaksanakan kegiatan inquirí dalam setiap pembelajaran, mengajak siswa untuk berani bertanya, belajar kelompok, menghadirkan model, mengevaluasi, dan melakukan refleksi. Hasil yang didapat pada siklus I belum maksimal karena masih ada siswa yang ragu dan malu untuk bertanya dalam


(4)

hasil yang diharapkan sudah maksimal siswa sudah merasa tidak takut pada saat mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan realistik. 3. Hasil belajar yang didapatkan siswa pada pembelajaran matematika

dengan pokok penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik dalam Siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, hasil ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan realistik sangat cocok diberikan di kelas II SDN 1 Parungtanjung Gunungputri Bogor di Sekolah Dasar. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat melalui pendekatan realistik dapat dilihat dari hasil tes dimana pada pembelajaran siklus I mulai dilaksanakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 70,60 dan pada proses dilaknkan pembelajaran Siklus II meningkat nilai yang didapat adalah 91.33.

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu disampaikan diantaranya :

1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan realistik sebaiknya memperhatikan penyusunan bahan ajar yang akan disampaikan atau digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Bahan ajar yang dibuat ahrus mencerminkan komponen-komponen realistik yang didalamnya dapat mengukur kemampuan siswa. Dengan demikian soal-soal yang diberikan harus dapat merangsang belajar siswa


(5)

2. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

3. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan kemampuan, ini merupakan tanggung jawab bagi kita yang bergelut dalam dunia pendidikan. dengan cara berbagai hal diantaranya mengembangkan berpikir siswa yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan realistik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Saharsimi. (2002) , Penelitian Tindakan Kelas . Bumi Aksara

Dolk, Marten. ( 2006). Realistik Matematics Education. Makalah Kuliah Unun di Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang, tanggal 29 Juli 2006.

Depdiknas, (2003 : 2 ), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD Jakarta

Hadi, Sutarto.(2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Penerbit Tulip

Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud, 1998/1999

Karso, dkk. (1996). Pendidikan Matematika I Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas Sekolah Dasar , Jakarta : Universitas Terbuka

Kemis, S,Mc,Taggart, R ( 1992 ). The Action Research Plamer. Viktorian Deaken University

Kasbolah, K . ( 1998 ) , Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdiknas

Suryanto. ( 2007), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia( PMRI)”. Majalah

PMRI Vol. V No.1 Januari 2007,

Suhendra . (2007) , Strategi Belajar Mengajar Matematika Bandung : UPI Press Turmuzi, ( 2001 ). Pendekatan Realistik dalam pembelajaran Matematika,

Makalah FPMIPA UPI Bandung.

Depdiknas, (2003 : 2 ), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD Jakarta


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MODEL TEAM ASSISTIED INDIVIDUALIZATION Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Me

0 3 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

0 1 26

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN CACAH MELALUI ALAT PERAGA : Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa Kelas II SDN Wanaherang 03 Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

0 1 32

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cicadas 03 Kecamatan Gunung Putri Ka

0 0 28

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 41

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 31

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGSARI MELALUI MEDIA SEDOTAN

0 1 19

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 2 GUNUNGKARUNG KECAMATAN LURAGUNG KABUPATEN KUNINGAN - I

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE LATIHAN (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 1 Slendra Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 21